PENDAHULUAN
A. Judul Laporan
Pemeriksaan pemeriksaan fosfatanorganik dengan metode Fotometri UV test.
B. Tanggal Praktikum
Kamis, 17 Desember 2015
C. Tujuan
1. Mahasiswa akan dapat mengukur kadar fosfat anorganik dengan metode
fotometri UV test.
2. Mahasiswa akan dapat menganalisis hasil pemeriksaan kadar fosfat
anorganik.
3. Mahasiswa akan dapat menerapkan hasil pemeriksaan kadar fosfat
anorganik untuk menegakkan diagnosis.
4. Mahasiswa akan dapat menerapkan hasil pemeriksaan kadar fosfat
anorganik untuk penelitian kimia darah.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
karena
kemampuan
fosfor
mengikat
tambahan
ion
hidrogen
(Sherwood,2007).
D. Sumber Fosfat
Fosfor terdapat di dalam semua makanan, terutama makanan kaya protein,
seperti daging, ayam, telur, ikan, susu dan hasilnya, kacang-kacangan dan
hasilnya, serta sereal. Salah satu sumber fosfat utama pada makanan adalah
kacang tanah. Meskipun roti dan sereal gandum mengandung lebih banyak fosfor
dibandingkan dari roti dan sereal yang dibuat dari tepung, roti dan sereal gandum
mengandung phytin, yaitu protein simpanan yang tidak akan diserap oleh tubuh
manusia (Noori, 2010).
E. Hormon Hormon Pengatur Kadar Fosfat
1. Hormon PTH dan Vitamin D
Konsentrasi fosfat (PO43-) plasma tidak dikontrol seperti halnya
konsentrasi kalsium. Metabolisme fosfat diatur secara langsung oleh
vitamin D dan oleh siklus umpan balik kalsium-PTH. Kadar fosfat plasma
Hormon kalsitonin
Kalsitonin berpengaruh tidak langsung terhadap konsentrasi fosfat.
Kadar kalsitonin yang meningkat akan menyebabkan penurunan kadar
kalsium yang berefek pada peningkatan kadar fosfat, dan sebaliknya
(Martini, 2012).
F. Metabolisme fosfat
Metabolisme kadar fosfat (PO43-) dalam tubuh diatur oleh kerja dari hormon
yang dihasilkan oleh beberapa kelenjar. Kelenjar-kelenjar hormon yang
berperan dalam pengaturan kadar fosfat dalam tubuh adalah kelenjar tiroid dan
kelenjar paratiroid. (Sherwood, 2011)
Kelenjar tiroid terletak pada permukaan anterior dari trakea. Bagian bawah
dari kelenjar tiroid diisi oleh kartilago yang membentuk sebagian besar
permukaan anterior dari laring. Kelenjar tiroid memiliki dua lobus (lobus
dextra dan sinistra) yang dihubungkan dengan isthmus. Kelenjar tiroid
mengandung banyak folikel-folikel tiroid yang dibungkus dengan epitel cuboid
simplex. Sel-sel folikel kelenjar tiroid mengelilingi sebuah rongga berisi
koloid, yaitu sebuah cairan dengan banyak kandungan protein-protein terlarut.
Sel
folikel
mensintesis
mensekresikannya
ke
thyroglobulin,
dalam
koloid.
sebuah
protein
Molekul-molekul
globular, dan
thyroglobulin
Manitol merupakan obat edem cerebral yang bisa menarik cairan ekstrasel
ke intrasel sehingga dapat menurunkan kadar fosfat.
6. Kelebihan vitamin D
Kelebihan vitamin D dapat meningkatkan kadar fosfat.
7. Metisillin
Metisilin merupakan antibiotik golongan beta laktam yang dapat
melisiskan kalsium dan fosfat dari bakteri.
8. Lipomus
Lipomus merupakan obat dislipidemia yang dapat mengikat kalsium,
sehingga kadar kalsium menurun dan dapat meningkatkan kadar fosfat.
9. Fenitoin
Merupakan obat antilepsi yang dapat menurunkan kadar kalsium dan dapat
meningkatkan kadar fosfat.
III.
METODE PRAKTIKUM
A. Metode
Metode Photometric UV Test
B.
Alat
1. Spuit 3cc
2. Torniquet
3. Sentrifugator
4. Vacuum Tube Red Cap (Non EDTA)
5. Tabung reaksi 3 ml
10
Nilai Normal
Kadar fosfat anorganik :
1. Dewasa
: 2,5-5,0 mg/dl atau 0,81-1,62 mmol/l
2. Anak-anak : 4,0-7,0 mg/dl atau 1,30-2,26 mmol/l
11
IV.
A. Hasil
1. Probandus
a. Nama
: Muhammad Abdul Lathif Khamdillah
b. Usia
: 18 tahun
c. Jenis kelamin : Laki-laki
2. Hasil pemeriksaan kalsium darah adalah 3 mg/L.
3. Interpretasi pemeriksaan kalsium darah adalah normal, karena nilai normal
kadar fosfat anorganik adalah 2,5 5 mg/dL.
B. Pembahasan
Hasil yang didapatkan dari pemeriksaan kadar fosfat anorgarnik dalam
darah probandus adalah sebesar 3 mg/dL, sedangkan batas nilai normalnya
adalah 2,5-5 mg/dL untuk pasien dewasa. Beberapa kesalahan dalam proses
pemeriksaan dapat mempengaruhi kadar fosfat anorganik yang didapatkan,
misalnya adalah kesalahan praktikan dalam proses pengambilan sampel darah,
sentrifugasi, durasi inkubasi yang tidak tepat, atau karena kesalahan dalam
proses pembacaan absorbansi yang dipengaruhi oleh operator ataupun kondisi
alat yang digunakan. (Sacher & McPherson, 2004)
Kadar fosfat anorganik yang tinggi, yaitu melebihi batas atas 5 mg/dL,
dapat disebabkan oleh keadaan tertentu, misalnya pada saat setelah makan atau
setelah pemberian karbohidrat, karena insulin menyebabkan pemindahan fosfat
dari ekstrasel ke intrasel. Selain itu, kadar fosfat anorganik yang tinggi juga
dapat terjadi pada penyakit gagal ginjal. Penyakit gagal ginjal dapat
menyebabkan gangguan ekskresi fosfat sehingga dapat menyebabkan
peningkatan kadar fosfat. Selain itu, beberapa kondisi lain yang dapat
menyebabkan
terjadinya
peningkatan
12
kadar
fosfat
adalah
keadaan
13
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
2.
Hematologi
a. Disfungsi eritrosit dan hemolisis
b. Disfungsi leukosit
c. Disfungsi trombosit
Neuromuscular
a. Kelemahan
b. Rhambdomiolisis
Kardiomiopati
a. Penurunan curah jantung
b. Hipotensi
Insufisiensi pernapasan
a. Asidosis respiratorik
b. Hipoksia
Ginjal
a.
Peningkatan akskresi kalsium, HCO3-, Mg2+
b.
Peningkatan sintesis 1,25(OH)2D3
c.
Asidosis metabolik
Sistem saraf pusat
a. Iritabilitas
b. Patestesia
c. Disartria
d. Konfusi
e. Kejang
f. Koma
Skeletal (efek jangka panjang), yaitu steomalasia atau rakitis.
Grave disease
a. Definisi
Nama istilahnya adalah exophthalmic goiter, diffuse toxic goiter/
hyperplasia. Istilah penyakit Grave dibatasi adanya hipertiroidisme
akibat hiperfungsi kelenjar tiroid disertai pembesaran difus tiroid dan
oftalmopati (trias Basedow). Disamping itu pada sebagian kasus
terdapat pula gejala dermopati infiltrative yaitu terdapatnya nodul atau
daerah edem noduler pada kaki (10%-15% kasus) (Tjahwono, 2003).
b. Etiologi
Setengah jumlah penyakit Grave di dalam sirkulasi darahnya
terdapat IgG yang berinteraksi (mengikat) dengan jarngan murin tiroid
dan berfungsi menstimulasi tiroid (long acting tiroid stimulator =
LATS). LATS dalam serum tidak mempunyai kolerasi dengan tingkat
hipertiroidismenya. Kemudian dapat diidentifikasi immunoglobulin
lain yang mampu menghambat terkaitnya LATS terhadap sel epitel
folikel tiroid, disebut LATS protector (LATS-P) (Tjahwono, 2003).
14
ini
disebut
sebagai
thyrotropin-binding
inhibitor
1) Hipertiroidisme
Hipertiroidisme ditandai dengan adanya struma difusa toksik
dan sekresi hormon thyroid yang berlebihan.Sekresi hormon yang
berlebihan ini akan memicu peningkatan aktivitas saraf simpatik
dan hipermetabolik, dengan ciri-ciri:
a) Takikardi
b) Tremor
c) Keringat terus menerus terutama malam hari
d) Palpitasi
e) Merasa kepanasan
f) Cepat lelah
g) Nafsu makan meningkat
h) BB turun
i) Sulit konsentrasi
2) Oftalmopati
a) Mata melotot
b) Lid lag
c) Lakrimasi
d) Eye pain
3) Dermopati
a) Adanya kulit yang mengalami penebalan, dan hiperpigmentasi
b) Biasa terjadi di dorsal tungkai/kaki
Semua gejala tesebut tidak harus mencul secara bersamaan.
3.
Sarkoidosis
a. Definisi
Sarkoidosis
adalah
penyakit
retikulosis
granulomatosa
16
1.
KESIMPULAN
Pemeriksaan fosfat anorganik darah pada sampel probandus adalah normal
2.
yaitu 3 mg/dL dimana nilai normalnya adalah 2,5 - 5 mg/dL untuk dewasa.
Keadaan yang dapat menyebabkan peningkatan kadar fosfat anorganik darah
adalah hipoparatiroidisme, gagal ginjal, tumor tulang, sarkoidosis dan obat-
3.
4.
obatan tertentu.
Keadaan yang dapat menyebabkan penurunan kadar fosfat anorganik darah
adalah asidosis, asupan karbohidrat, dan obat antasid.
Faktor-faktor yang memengaruhi kadar fosfat anorganik antara lain:
a. Asupan nutrisi
b. Fungsi absorpsi saluran pencernaan
c. Fungsi ginjal
d. Fungsi kelenjar tiroid dan paratiroid
18
e.
f.
5.
Gaya hidup
Penggunaan obat-obatan tertentu
anorganik
darah
adalah
hipofosfatemia,
grave
disease,
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zainal, Andon Hestiantoro, dan Ali Baziad. 2010. Pemberian Susu yang
Difortifikasi Kalsium Kadar Tinggi dan Vitamin D dalam Memperbaiki
Turnover Tulang Perempuan Pascamenopause. Vol 34 (1), 31-38.
Aziz, A. 2013. Aspek hiperparatirodisme. Available at :
http://abdulaziz-
fkp10.web.unair.ac.id/artikel_detail-81952-askep%20endokrin-askep
%20hipertiroidisme.html (diakses pada tanggal 20 Desember 2015).
Davey, P. 2005. At A Glance Medicine. Jakarta. Penerbit Erlangga.
Dorland, W.A.N.2002.Kamus Kedokteran Dorland Edisi 29. Jakarta. Penerbit
Buku Kedokteran Dorland.
Florida Industrial and Phosphate Research Institute. 2010. Introduction:
Phosphate as an Essential Mineral. Florida: Florida Industrial and
Phosphate
Research
Institute.
Available
at:
19
Sanusi, Harpasis. 2006. KIMIA LAUT Proses Fisik Kimia dan Interaksinya dengan
Lingkungan. Institut Pertanian Bogor : Departemen Ilmu dan Teknologi
Kelautan
Sherwood, Lauralee. 2007. HUMAN PHYSIOLOGY:
FROM
CELLS TO
20
21