PENDAHULUAN
Ketentuan Mugus
2. Diantara dua waktu Mugus jika ada hal-hal yang bersifat mendesak dan luar biasa dapat
diadakan Mugus Luar Biasa.
3. Mugus dan Mugus Luar Biasa dinyatakan sah jika dihadiri oleh sekurang-kurangnya dua
pertiga dari jumlah utusan.
4. Pada Mugus dan Mugus Luar Biasa setiap peserta yang hadir berhak satu suara.
Materi atau bahan tertulis Mugus disiapkan oleh Ketua Gudep selambat-lambatnya 2
(dua) minggu sebelum waktu pelaksanaan Mugus dan disampaikan kepada semua
peserta yang berhak hadir dalam Mugus.
6. Keputusan Mugus dan Mugus Luar Biasa tidak boleh bertentangan dengan AD dan ART
Gerakan Pramuka, Keputusan Munas, Musda, Mucab, Musran, dan Keputusan Kwarnas,
Kwarda, Kwarcab dan Kwarran.
8. Sampai dengan serah terima jabatan Ketua Gudep, Ketua Gudep lama berstatus
demisioner
Persiapan Mugus
2. Menyampaikan bahan tertulis Mugus termasuk visi dan misi Gudep yang akan dicapai
selama 3 tahun.
4. Menyampaikan nama-nama calon yang akan ikut dalam pemilihan Ketua Gudep.
b) Menetapkan rencana kerja gudep termasuk visi dan misi. untuk masa bakti
berikutnya.
3. Laporan pertanggungjawaban keuangan Gudep selama masa baktinya yang dibuat oleh
Ketua Gudep dengan bantuan seorang ahli administrasi keuangan, sebelum diajukan
pada Mugus diteliti dan disyahkan oleh Badan Pemeriksa Keuangan Gudep (BPKG).
1. Penetapan Calon
a) Mufakat
b) Pemungutan suara
Jika tidak dicapai mufakat, Mugus mengambil keputusan dengan pemungutan suara
yang caranya sebagai berikut:
(2) Tertulis dan rahasia, pemilih menuliskan nama calon di kertas pemungutan
suara, lalu dilipat sehingga tulisan nama tidak terlihat siapapun atau rahasia.
(3) Keputusan syah apabila calon memperoleh lebih dari seperdua jumlah suara
yang hadir.
c) Pelantikan
Pelantikan dilaksanakan segera setelah terpilih Ketua Gudep oleh Ketua Presidium.
MUSYAWARAH GUGUS DEPAN PUTRA-PUTRI
02. 001 – 02. 002
SMA NEGERI 1 LABUHANHAJI
KABUPATEN ACEH SELATAN
MASA BHAKTI 2015 – 2018
KEPUTUSAN GUGUS DEPAN PUTRA-PUTRI
02. 001 – 02. 002
SMA NEGERI 1 LABUHANHAJI
KABUPATEN ACEH SELATAN
MEMUTUSKAN
MENETAPKAN
Pertama : Penyelenggaraan musyawarah Gugus Depan SMA Negeri 1
Labuhanhaji
Kedua : Susunan Panitia Sebagaimana terlampir.
Ketiga : Panitia bertanggung jawab kepada Gugus Depan dan
berkewajiban melaporkan hasil penyelenggaraannya.
Keempat : Biaya pelaksanaan ditanggung SMA Negeri 1 Labuhanhaji dan
penggunaaan biaya sudah harus dilaporkan 10 hari setelah
kegiatan selesai.
Kelima : keputusan ini mulai berlaku sejak ditetapkan dan apabila
dikemudian hari terdapat kesalahan akan diadakan perbaikan
dan penyempurnaan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Labuhanhaji
Pada tanggal : 22 September 2018.
BAB I
KEDUDUKAN, ACARA, DASAR, DAN TUJUAN
Pasal 1
KEDUDUKAN
Pasal 2
ACARA
Acara musyawarah ini terdiri atas :
Pasal 3
DASAR
Laporan disusun atas dasar :
1. Keputusan kwartir nasional gerakan pramuka nomor 203 tahun 2009 tentang anggaran
rumah tangga BAB VII pasal 43.
2. Keputusan kwartir nasional gerakan pramuka nomor 203 tahun 2009 tentang anggaran
rumah tangga BAB IX pasal 94.
Pasal 4
TUJUAN
Tujuan disusunnya laporan ini adalah :
BAB II
PESERTA, HAK SUARA DAN HAK BICARA, CARA PENGAMBILAN KEPUTUSAN,
DAN PENUTUP
Pasal 1
PESERTA
Musyawarah Gugusdepan ini dihadiri oleh :
1. Peserta :
1. Perwakilan Pembina Satuan putra putri SMAN 1 Labuhanhaji
2. Perwakilan Dewan Ambalan putra putri SMAN 1 Labuhanhaji
3. Peninjau
2. Ketua Gugus depan masa bhakti lalu.
3. Pembina Gugus depan.
1. Penasihat Musyawarah Gugus depan adalah Pembina Gugus depan yang
mendapatkan mandat dari Gugus depannya.
Pasal 2
HAK SUARA DAN HAK BICARA
1. Setiap peserta Musyawarah Gugusdepan masing-masing berhak satu suara dan satu
hak bicara.
2. Peninjau dan Penasihat mempunyai hak bicara atas permintaan sidang dan tidak
mempunyai hak suara.
Pasal 3
CARA PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pasal 4
PENUTUP
Peserta Musyawarah harus mematuhi tata tertib yang ada. Terima kasih.
RENCANA PROGRAM KERJA
GUGUS DEPAN PUTRA-PUTRI
02. 001 – 02. 002
SMA NEGERI 1 LABUHANHAJI
KABUPATEN ACEH SELATAN
I. PENDAHULUAN
Segala puji bagi Allah SWT. Tuhan semesta alam. Semoga Gugusdepan Putra-Putri
SMAN 1 Labuhanhaji dapat melaksanakan tugas sebagai wadah pendidikan kepramukaan dan
sebagai wadah pembentuk generasi muda yang selalu siap dan sedia. Dijadikan motor
pembangunan pada era moderenisasi saat ini dan sebagai penerus tongkat estafet dan
kelajuan tugas demi meningkatkan serta memperluas segala hasil usaha pelaksana Gugus
depan. Program ini dilaksanakan untuk mengarahkan pelaksananya ke sosok generasi penerus
bangsa yang berjiwa pramuka dan mengerti serta memahami arti Dhasa Dharma yang
sesungguhnya.
A. MAKSUD
Maksud disusunnya program ini untuk dijadikan dasar dan arah kegiatan-kegiatan Gugusdepan
B. TUJUAN
III. DASAR
Keputusan kwartir nasional gerakan pramuka nomor 203 tahun 2009 tentang anggaran
1. Keputusan kwartir nasional gerakan pramuka nomor 203 tahun 2009 tentang anggaran
2. Keputusan kwartir nasional gerakan pramuka nomor 203 tahun 2009 tentang anggaran
1. Bidang administrasi
2. Bidang keuangan
Menyusun rencana anggaran pendapatan dan belanja Gugus depan.
berlaku.
Mengadakan :
Seksi-seksi
Protokoler : Nora Eliza
Perlengkapan : M. Syarif
Arizal Fahmi
Miftahul
JADWAL KEGIATAN
MUSYAWARAH GUGUS DEPAN PUTRA PUTRI
02. 001 – 02. 002
SMA NEGERI 1 LABUHANHAJI
KABUPATEN ACEH SELATAN
1. Siapkah kakak sekalian membantu Gugus depan dengan ikhlas dan sepenuh hati.
2. Siapkah kakak sekalian menjadi pengurus Gugus depan dengan giat dan tanggung
jawab.
Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyanyang
1. Aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa nabi Muhammad
utusan Allah.
tanggung jawab.
sangsi apabila di kemudian hari melanggar anggaran dasar dan anggaran rumah tangga
Kami yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan menyerahkan dengan seikhlas-
Bidang-bidang
Bidang-bidang
B. SIDANG PLENO I
Sidang Pleno pertama dipimpin oleh Pimpinan Sidang dengan agenda :
1. Memilih pemimpin mugus tiga orang presidium sidang secara demokratis.
Pimpinan sidang memimpin jalannya sidang dengan agenda pemilihan presidium sidang yang dipilih oleh
peserta persidangan. Presidium sidang bertugas untuk memimpin jalannya sidang Pleno kedua. Peserta
Persidangan diharapkan mematuhi Presidium Sidang serta segala aktifitas harus seijin presidium sidang.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
BAB II
KELENGKAPAN SIDANG DAN KETENTUAN SIDANG
Pasal 2
KELENGKAPAN SIDANG
1. Pimpinan Sidang
Pimpinan sidang adalah orang yang bertindak memimpin persidangan, ia wajib mengatur jalannya
persidangan. Seorang pemimpin sidang dituntut untuk bersikap adil dan bijaksana dalam menyikapi
pendapat-pendapat yang berkembang dalam persidangan. Ditangannyalah kesepakatan-kesepakatan dalam
persidangan ditetapkan.
Jumlah pimpinan sidang haruslah berjumlah ganjil, karena adakalanya forum membutuhkan suara pimpinan
sidang dalam pengambilan keputusan, jumlah minimal 3 orang dan maksimal berapapun asalkan ganjil dan
sesuai kesepakatan peserta sidang. Pimpinan sidang memiliki hak yang sama dengan peserta sidang.
2. Peserta Sidang
Peserta sidang adalah orang yang memiliki kepentingan untuk bersidang, berkewajiban untuk mengikuti
dan menjaga kelancaran jalannya persidangan (mentaati tata tertib). Peserta sidang berhak mengajukan
pertanyaan, pernyataan, penolakan dan meminta penjelasan, klarifikasi mengenai suatu hal. Selain itu
peserta sidang berhak pula untuk menggunakan suaranya dalam pengambilan keputusan. Dengan kata lain
segala sesuatu dapat terjadi dalam persidangan asalkan atas kesepakatan peserta sidang, karena segala
keputusan ada ditangan peserta sidang.
3. Peninjau
Peninjau adalah orang yang hadir dalam persidangan kecuali peserta dan pimpinan sidang. Peninjau
memiliki kewajiban yang sama dengan peserta sidang. Peninjau memiliki hak yang sama dengan peserta
sidang. Tetapi peninjau tidak dapat menggunakan hak suaranya dalam pengambilan keputusan.
4. Palu Sidang
Palu sidang adalah palu yang digunakan untuk menetapkan suatu keputusan, palu sidang merupakan nyawa
dari persidangan, karena walaupun keputusan telah disepakati, tidak akan sah apabila tidak ada palu sidang
untuk menetapkannya.
5. Draft Sidang
Draft sidang adalah draft yang berisi permasalahan-permasalahan yang akan dibahas dalam persidangan.
6. Lembar Konsideran
Lembar konsideran adalah kertas yang berisi lembaran keputusan-keputusan apa saja yang akan diambil
dalam persidangan.
Pasal 3
KETENTUAN SIDANG
Dalam persidangan ada beberapa ketentuan mendasar yang harus dipahami oleh pimpinan, peserta dan
peninjau sidang, diantaranya :
b. Jumlah ketukan
1) 1 (satu) kali ketukan :
a) serah terima pimpinan sidang
b) Mensahkan keputusan sementara,
c) pencabutan skorsing sidang (jangka pendek),
d) tinjauan kembali
3. Interupsi
Interupsi adalah menyela atau meminta waktu kepada pimpinan sidang untuk berbicara dan menemukakan
pendapat. Dalam persidangan, umumnya terdapat beberapa jenis tingkatan interupsi, yaitu :
b. Interupsi Point of information : digunakan apabila ingin memberikan suatu informasi yang
berkaitan dengan permasalahan yang sedang dibahas atau untuk menyampaikan informasi
tambahan yang dianggap membantu maupun informasi yang sifatnya tehnis. Interupsi ini
memiliki tingkatan yang lebih tinggi dari yang pertama.
4. Skorsing
Skorsing adalah pengambilan waktu rehat dalam persidangan untuk keperluan tertentu, misalkan terjadi
dead lock (kebuntuan) dalam persidangan dan untuk meencairkan suasana diamblilah langkah skorsing.
Lamanya skorsing ditentukan oleh pimpinan sidang atas persetujuan peserta sidang dengan ketentuan
sebagai berikut :
a. Skorsing terbatas,
Skorsing yang lama waktunya ditentukan, contohnya 2×2,5 menit, 2×5, 2×10 menit, dan
seterusnya tergantung kebutuhannya. Untuk skorsing terbatas ini lazimnya diawali dengan
perkataan “skorsing 2x…menit dibuka” atau apabila waktu skorsing yang disepakati terhitung
lama boleh juga menggunakan “skorsing sampai…dibuka”.
5. Pembekuan Sidang
Langkah yang diambil apabila sidang, dikarenakan suatu hal terus menerus mengalami kebuntuan ( dead
lock terus-menerus) dan setelah melalui jalan skorsing tak terbataspun tetap saja mengalami kebuntuan.
Bila hal ini terjadi, pimpinan sidang atas persetujuan peserta sidang berhak membekukan sidang, dengan
catatan ini adalah langkah terakhir yang diambil setelah semua usaha yang dilakukan tetap tidak
membuahkan hasil. Apabila hal ini dilaksanakan (sidang dibekukan), maka secara otomatis organisasi yang
bersangkutan pun akan ikut membeku.
BAB III
PIMPINAN, TUGAS DAN WEWENANG
Pasal 4
PIMPINAN
Pasal 5
TUGAS DAN WEWENANG
BAB IV
QUORUM, PESERTA DAN PENINJAU
Pasal 6
QUORUM
1. MUBAL ini dianggap sah apabila dihadiri oleh setengah lebih satu dari jumlah peserta yang sah
2. Sidang komisi dianggap sah apabila dihadiri oleh setengah lebih satu dari jumlah peserta yang sah.
3. Apabila point 1 dan 2 tidak tercapai maka sidang di Skorsing selama 1 X 5 Menit dan sidang dibuka
kembali tanpa memperhatikan quorum dengan kesepakatan bersama.
Pasal 7
PESERTA DAN PENINJAU
Pasal 8
1. Setiap peserta dan peninjau diberikan tanda pengenal MUBAL dan Wajib dipakai selama MUBAL
berlangsung.
2. Panitia / Sangga Kerja dan Petugas Keamanan yang ditunjuk oleh panitia berhak mencegah kehadiran
peserta, peninjau dan atau orang perorangan yang masuk dalam sidang apabila tidak termasuk sebagai
peserta atau peninjau yang sah.
Pasal 9
Pasal 10
Sanksi-sanksi
1. Sanksi diberikan kepada peserta yang melanggar tata tertib
2. Sanksi berupa peringatan, pencabutan hak suara atau dikeluarkan dari sidang oleh pimpinan sidang atas
persetujuan quorum.
BAB V
TATA CARA PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pasal 11
Pasal 12
Seluruh pelaksanaan sidang harus dicatat dalam berita acara persidangan yang berisi :
1. Waktu, tempat dan tanggal persidangan
2. Jenis persidangan (pleno, komisi, sub. Komisi atau rapat pimpinan MUBAL)
3. Presidium / Pimpinan sidang
4. Jumlah peserta yang menanda tangani daftar hadir
5. Kesimpulan keputusan Sidang
BAB VI
PERSIDANGAN DAN MUSYAWARAH
Pasal 13
BAB VII
PRESIDIUM / PIMPINAN SIDANG
Pasal 14
1. Presidium / Pimpinan sidang pleno terdiri dari 3 (Tiga) orang, yaitu seorang ketua berada ditengah
yang didampingi oleh seorang sekretaris samping kanan dan seorang anggota samping kiri.
2. Sidang pleno pertama dipimpin oleh presidium sidang sementara yaitu panitia pengarah.
3. Sidang pleno selanjutnya dipimpin oleh presidium sidang yang dipilih peserta MUBAL
4. Peserta utusan MUBAL berhak dipilih menjadi presidium sidang
5. Sidang komisi dipimpin oleh pimpian sidang komisi yang dipilih oleh anggota komisi yang terdiri dari
ketua, sekretaris dan anggota.
6. Pimpinan sidang komisi berhak mengatur jalannya sidang komisi dengan tidak menyimpang dari
peraturan dan ketentuan yang telah disepakati dan disahkan dalam sidang pleno.
Pasal 15
Apabila oleh karena sesuatu dan hal lain pimpinan sidang memandang perlu untuk membicarakan masalah-
masalah yang perlu dirundingkan atau harus berkonsultasi maka sidang di skorsing / di pending.
BAB VIII
KETENTUAN TAMBAHAN
Pasal 17
1. Hal-hal yang belum diatur dalam tata tertib ini akan ditentukan kemudian oleh pimpinan MUBAL atau
presidium sidang berdasarkan musyawarah mufakat
2. Tata tertib ini berlaku sejak waktu dan tanggal ditetapkan
Ditetapkan di : Labuhanhaji
Pada tanggal : 16 Desember 2018
PIMPINAN SIDANG