Anda di halaman 1dari 22

BAB 1

PENDAHULUAN

A. SUMBER DAYA MANUSIA

Musyawarah Gugus Depan

Musyawarah Gugusdepan disingkat Mugus adalah pemegang kekuasaan tertinggi di


setiap Gugus depan Gerakan Pramuka.

Ketentuan Mugus

1. Mugus diadakan setiap 3 tahun sekali.

2. Diantara dua waktu Mugus jika ada hal-hal yang bersifat mendesak dan luar biasa dapat
diadakan Mugus Luar Biasa.

3. Mugus dan Mugus Luar Biasa dinyatakan sah jika dihadiri oleh sekurang-kurangnya dua
pertiga dari jumlah utusan.

4. Pada Mugus dan Mugus Luar Biasa setiap peserta yang hadir berhak satu suara.

5. Penyampaian usul dan materi Mugus dan Mugus Luar Biasa:

Materi atau bahan tertulis Mugus disiapkan oleh Ketua Gudep selambat-lambatnya 2
(dua) minggu sebelum waktu pelaksanaan Mugus dan disampaikan kepada semua
peserta yang berhak hadir dalam Mugus.

6. Keputusan Mugus dan Mugus Luar Biasa tidak boleh bertentangan dengan AD dan ART
Gerakan Pramuka, Keputusan Munas, Musda, Mucab, Musran, dan Keputusan Kwarnas,
Kwarda, Kwarcab dan Kwarran.

7. Pimpinan Mugus adalah Presidium yang dipilih oleh Mugus

8. Sampai dengan serah terima jabatan Ketua Gudep, Ketua Gudep lama berstatus
demisioner

Persiapan Mugus

Langkah-langkah persiapan Mugus adalah sebagai berikut:

1. Menyusun laporan pertanggungjawaban Gudep sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

2. Menyampaikan bahan tertulis Mugus termasuk visi dan misi Gudep yang akan dicapai
selama 3 tahun.

3. Menyusun rencana kerja untuk mencapai visi dan misi.

4. Menyampaikan nama-nama calon yang akan ikut dalam pemilihan Ketua Gudep.

5. Menghimpun usul-usul dan saran dari peserta


Acara Mugus

1. Acara Pokok Mugus adalah:

a) Laporan pertanggungjawaban Ketua Gudep selama masa baktinya, termasuk


pertanggungjawaban keuangan.

b) Menetapkan rencana kerja gudep termasuk visi dan misi. untuk masa bakti
berikutnya.

c) Memilih Ketua Gudep untuk masa bakti berikutnya.

d) Pelantikan Ketua Gudep terpilih oleh Ketua Presidium Mugus.

2. Acara laporan pertanggungjawaban Gudep termasuk laporan pertanggungjawaban


keuangan harus diselesaikan sebelum acara yang lain.

3. Laporan pertanggungjawaban keuangan Gudep selama masa baktinya yang dibuat oleh
Ketua Gudep dengan bantuan seorang ahli administrasi keuangan, sebelum diajukan
pada Mugus diteliti dan disyahkan oleh Badan Pemeriksa Keuangan Gudep (BPKG).

Tatacara Pemilihan Ketua Gudep

1. Penetapan Calon

a) Selambat-lambatnya 3 minggu sebelum Mugus, Ketua Gudep sudah menyampaikan


nama-nama yang akan mencalonkan diri sebagai Ketua Gudep dan anggota Badan
Pemeriksa Keuangan kepada semua yang berhak hadir dalam Mugus.

b) Yang berhak menjadi calon Ketua Gudep adalah:

(1) Para Pembina satuan di gudep tersebut.

(2) Para Pembantu Pembina di gudep tersebut.

(3) Ketua Gudep yang akan berakhir masa baktinya.

c) Yang berhak menjadi calon Anggota BPKG adalah:

(1) Anggota Mabigus

(2) Pembina dan Pembantu Pembina Satuan

2. Pemilihan dan Pengambilan Keputusan dalam Mugus

a) Mufakat

Keputusan Mugus diupayakan dengan sungguh-sungguh berdasarkan musyawarah


untuk mufakat.

b) Pemungutan suara

Jika tidak dicapai mufakat, Mugus mengambil keputusan dengan pemungutan suara
yang caranya sebagai berikut:

(1) Lisan, pemilih menyebut nama calon.

(2) Tertulis dan rahasia, pemilih menuliskan nama calon di kertas pemungutan
suara, lalu dilipat sehingga tulisan nama tidak terlihat siapapun atau rahasia.
(3) Keputusan syah apabila calon memperoleh lebih dari seperdua jumlah suara
yang hadir.

c) Pelantikan

Pelantikan dilaksanakan segera setelah terpilih Ketua Gudep oleh Ketua Presidium.
MUSYAWARAH GUGUS DEPAN PUTRA-PUTRI
02. 001 – 02. 002
SMA NEGERI 1 LABUHANHAJI
KABUPATEN ACEH SELATAN
MASA BHAKTI 2015 – 2018
KEPUTUSAN GUGUS DEPAN PUTRA-PUTRI
02. 001 – 02. 002
SMA NEGERI 1 LABUHANHAJI
KABUPATEN ACEH SELATAN

Gugus depan Putra Putri SMA Negeri 1 LabuhanhajI :

MENIMBANG : 1. Bahwa musyawarah Gugus depan SMA Negeri 1 Labuhanhaji


merupakan mekanisme tahunan yang diselenggarakan dalam rangka
menyusun program kerja Gugusdepan masa bhakti berikutnya.

2. Bahwa untuk kelancaran penyelenggaraan perlu dibentuk panitia /


sangga kerja yang bertugas merencanakan dan menyelenggarakan
kegiatan tersebut dengan ditetapkan surat keputusan ini.

MENGINGAT : 1. Undang-undang republic Indonesia nomor 12 tahun 2010 tentang


gerakan pramuka.

2. Keputusan kwartir nasional gerakan pramuka nomor 203 tahun 2009


tentang anggaran rumah tangga BAB VII pasal 43.

MEMPERHATIKAN : 1. Rencana kerja Gugus Depan masa Bhakti 2015 – 2018.

MEMUTUSKAN
MENETAPKAN
Pertama : Penyelenggaraan musyawarah Gugus Depan SMA Negeri 1
Labuhanhaji
Kedua : Susunan Panitia Sebagaimana terlampir.
Ketiga : Panitia bertanggung jawab kepada Gugus Depan dan
berkewajiban melaporkan hasil penyelenggaraannya.
Keempat : Biaya pelaksanaan ditanggung SMA Negeri 1 Labuhanhaji dan
penggunaaan biaya sudah harus dilaporkan 10 hari setelah
kegiatan selesai.
Kelima : keputusan ini mulai berlaku sejak ditetapkan dan apabila
dikemudian hari terdapat kesalahan akan diadakan perbaikan
dan penyempurnaan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Labuhanhaji
Pada tanggal : 22 September 2018.

GUGUS DEPAN PUTRA PUTRI


02. 001 / 02. 002
KETUA PEMBINA

ISNARLI YANTO S.Pd


TATA TERTIB
MUSYAWARAH GUGUS DEPAN PUTRA-PUTRI
02. 001 – 02. 002
SMA NEGERI 1 LABUHANHAJI
KABUPATEN ACEH SELATAN
TAHUN 2018

BAB I
KEDUDUKAN, ACARA, DASAR, DAN TUJUAN

Pasal 1
KEDUDUKAN

1. Musyawarah Gugus depan SMAN 1 Labuhanhaji merupakan kekuasaan tertinggi dari


gerakan pramuka yang ada di SMAN 1 Labuhanhaji
2. Hasil Musyawarah Gugus depan SMAN 1 Labuhanhaji merupakan acuan Gugus depan
masa bhakti berikutnya.

Pasal 2
ACARA
Acara musyawarah ini terdiri atas :

1. Membahas dan mengesahkan rencana Gugus depan SMAN 1 Labuhanhaji masa


bhakti berikutnya.
2. Memilih ketua Gugus depan baru
3. Menyusun struktur organisasi Gugus depan baru
4. Membacakan rencana program kerja masa bhakti yang akan datang.

Pasal 3
DASAR
Laporan disusun atas dasar :

1. Keputusan kwartir nasional gerakan pramuka nomor 203 tahun 2009 tentang anggaran
rumah tangga BAB VII pasal 43.
2. Keputusan kwartir nasional gerakan pramuka nomor 203 tahun 2009 tentang anggaran
rumah tangga BAB IX pasal 94.

Pasal 4
TUJUAN
Tujuan disusunnya laporan ini adalah :

1. Reformasi Gugus depan SMAN 1 Labuhanhaji yang baru.

BAB II
PESERTA, HAK SUARA DAN HAK BICARA, CARA PENGAMBILAN KEPUTUSAN,
DAN PENUTUP
Pasal 1
PESERTA
Musyawarah Gugusdepan ini dihadiri oleh :

1. Peserta :
1. Perwakilan Pembina Satuan putra putri SMAN 1 Labuhanhaji
2. Perwakilan Dewan Ambalan putra putri SMAN 1 Labuhanhaji
3. Peninjau
2. Ketua Gugus depan masa bhakti lalu.
3. Pembina Gugus depan.
1. Penasihat Musyawarah Gugus depan adalah Pembina Gugus depan yang
mendapatkan mandat dari Gugus depannya.

Pasal 2
HAK SUARA DAN HAK BICARA

1. Setiap peserta Musyawarah Gugusdepan masing-masing berhak satu suara dan satu
hak bicara.
2. Peninjau dan Penasihat mempunyai hak bicara atas permintaan sidang dan tidak
mempunyai hak suara.

Pasal 3
CARA PENGAMBILAN KEPUTUSAN

1. Keputusan sidang diambil berdasarkan musyawarah dan mufakat.


2. Apabila tidak dicapai mufakat, maka keputusan diambil berdasarkan suara terbanyak.
3. Suara terbanyak adalah sekurang-kurangnya setengah dari jumlah peserta yang hadir
ditambah 1 (satu) suara.

Pasal 4
PENUTUP

Peserta Musyawarah harus mematuhi tata tertib yang ada. Terima kasih.
RENCANA PROGRAM KERJA
GUGUS DEPAN PUTRA-PUTRI
02. 001 – 02. 002
SMA NEGERI 1 LABUHANHAJI
KABUPATEN ACEH SELATAN

I. PENDAHULUAN

Segala puji bagi Allah SWT. Tuhan semesta alam. Semoga Gugusdepan Putra-Putri

SMAN 1 Labuhanhaji dapat melaksanakan tugas sebagai wadah pendidikan kepramukaan dan

sebagai wadah pembentuk generasi muda yang selalu siap dan sedia. Dijadikan motor

pembangunan pada era moderenisasi saat ini dan sebagai penerus tongkat estafet dan

kelajuan tugas demi meningkatkan serta memperluas segala hasil usaha pelaksana Gugus

depan. Program ini dilaksanakan untuk mengarahkan pelaksananya ke sosok generasi penerus

bangsa yang berjiwa pramuka dan mengerti serta memahami arti Dhasa Dharma yang

sesungguhnya.

II. MAKSUD DAN TUJUAN

A. MAKSUD

Maksud disusunnya program ini untuk dijadikan dasar dan arah kegiatan-kegiatan Gugusdepan

SMAN 1 Labuhanhaji masa bhakti yang baru

B. TUJUAN

Tujuan disusunnya program ini untuk mempermudah terselenggaranya kegiatan Gugusdepan

masa bhakti 2012-2015 dan tercapainya tujuan dari kegiatan tersebut.

III. DASAR

Keputusan kwartir nasional gerakan pramuka nomor 203 tahun 2009 tentang anggaran

rumah tangga BAB VII pasal 43.

1. Keputusan kwartir nasional gerakan pramuka nomor 203 tahun 2009 tentang anggaran

rumah tangga BAB IX pasal 102.

2. Keputusan kwartir nasional gerakan pramuka nomor 203 tahun 2009 tentang anggaran

rumah tangga BAB VII pasal 43.

IV. PROGRAM KERJA

1. Program kerja induk tehnik kepramukaan. Mengadakan :

- Musyawarah Gugus depan.

- Rapat Kerja Gugus depan.

- Orientasi Peserta Didik Baru.

- Latihan pramuka pada setiap hari Jumat.


- Pelantikan Dewan Ambalan

2. Bidang administrasi dan keuangan

1. Bidang administrasi

 Menyelenggarakan administrasi, penetapan dan pengarsipan surat

keputusan pengurus tentang pengukuhan susunan pengurus atau panitia.

 Mengadakan tata usaha Gugus depan.

2. Bidang keuangan
 Menyusun rencana anggaran pendapatan dan belanja Gugus depan.

 Melaksanakan pembukuan keuangan sesuai dengan ketentuan yang

berlaku.

 Bidang perlengkapan dan logistic

 Mengadakan :

- Inventarisasi Gugusdepan dan kegiatan kepramukaan.

- Perawatan inventaris pramuka dan Gugus depan.


SUSUNAN KEPANITIAAN
MUSYAWARAH GUGUS DEPAN PUTRA-PUTRI
02. 001 – 02. 002
SMA NEGERI 1 LABUHANHAJI
KABUPATEN ACEH SELATAN

Penaggung Jawab : Isnarli Yanto


Ketua Panitia : Ahdi Murtadha
Sekretaris : Ulfa Utari
Bendahara : Mita Rizki Ananda

Seksi-seksi
Protokoler : Nora Eliza

Dekorasi dan Dokumentasi : Mukhlizar Syahril


Jaka Saputra
Ulvia

Konsumsi : Nisa Latif


Husna
Dian Ulva

Perlengkapan : M. Syarif
Arizal Fahmi
Miftahul
JADWAL KEGIATAN
MUSYAWARAH GUGUS DEPAN PUTRA PUTRI
02. 001 – 02. 002
SMA NEGERI 1 LABUHANHAJI
KABUPATEN ACEH SELATAN

NO WAKTU JENIS KEGIATAN KETERANAGAN


1 Peserta datang Peserta
2 14.00 – 14.45  Pembukaan. MC
 Gema wahyu ilahi. Ahdi Murtada
 Lagu Indonesia Raya dan Himne Hardina
Satya Dharma Pramuka. Sy. Rafisma
 Sambutan Ka. Panitia

3 14.45 – 15.25 Sidang Pleno I : Team formatur

 Pemilihan ketua Gudep baru.


 Penyusunan struktur pengurus
Gudep sekaligus penyusunan
program kerja.

4 15.25 – 16.15 Sidang Pleno II : Notulen


Ka. Gudep lama dan
 Pembacaan hasil sidang pleno I pengurus Gudep baru
 Pembacaan rencana program
kerja.
 Pelantikan dan serah terima
jabatan

5 16.30 – selesai  Do’a


 Penutup MC
IKRAR GUGUS DEPAN PUTRA PUTRI
SMAN 1 LABUHANHAJI
KABUPATEN ACEH SELATAN

1. Siapkah kakak sekalian membantu Gugus depan dengan ikhlas dan sepenuh hati.

2. Siapkah kakak sekalian menjadi pengurus Gugus depan dengan giat dan tanggung

jawab.

3. Siapkah kakak sekalian berjanji.

BERJANJI DENGAN SEPENUH HATI

Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyanyang

1. Aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa nabi Muhammad

utusan Allah.

2. Demi Allah aku berjanji dengan bersungguh-sungguh menjalankan kewajibanku

terhadap Tuhan, Negara Tri Satya dan Dhasa Dharma Pramuka.

3. Sanggup membantu Gerakan Pramuka di SMAN 1 Labuhanhaji dengan giat dan

tanggung jawab.

4. Sanggup membantu Gugus depan di SMAN 1 Labuhanhaji dan sanggup menerima

sangsi apabila di kemudian hari melanggar anggaran dasar dan anggaran rumah tangga

Gerakan Pramuka dan atas kebijakan pondok.

Labuhanhaji, 22 September 2018


Yang menyatakan ikrar

Ka. Gugus depan baru

SERAH TERIMA JABATAN

Kami yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan menyerahkan dengan seikhlas-

ikhlasnya jabatan pengurus Gugusdepan putra-putri SMAN 1 Labuhanhaji .

Masa bhakti baru


Ketua pengurus Gugus depan

Isnarli Yanto S.Pd


SUSUNAN PENGURUS
GUGUSDEPAN PUTRA 116.17 / 116.19
PONDOK FULL DAY “SUNAN AMPEL”
BANGOREJO BANYUWANGI
MASA BHAKTI 2012 – 2015
Ketua :……………………………..
Sekretaris :……………………………..
Bendahara :……………………………..

 Bidang-bidang

TEKHNIK KEPRAMUKAAN PERLENGKAPAN DAN LOGISTIK


1. 1.
2. 2.
3. 3.
4. 4.
5. 5.
6. 6.
SUSUNAN PENGURUS
GUGUSDEPAN PUTRI 116.16 / 116.18
PONDOK FULL DAY “SUNAN AMPEL”
BANGOREJO BANYUWANGI
MASA BHAKTI 2012 – 2015
Ketua :……………………………..
Sekretaris :……………………………..
Bendahara :……………………………..

 Bidang-bidang

TEKHNIK KEPRAMUKAAN PERLENGKAPAN DAN LOGISTIK


1. 1.
2. 2.
3. 3.
4. 4.
5. 5.
6. 6.

PELAKSANAAN MUSYAWARAH GUGUS DEPAN


A. UPACARA PEMBUKAAN MUGUS.
Undangan semua pengurus Gudep (dari ketua sampai seksi-seksi),
Acara :
1. Pengantar oleh pembawa acara
2. Menyanyikan lagu Indonesia Raya Indonesia Raya
Indonesia tanah airku
Tanah tumpah darahku
Di sanalah aku berdiri jadi pandu ibuku
Indonesia kebangsaanku
Bangsa dan tanah airku
Marilah kita berseru
Indonesia bersatu
Hiduplah tanahku
Hiduplah negeriku
Bangsaku rakyatku semuanya
Bangunlah jiwanya bangunlah raganya
Untuk Indonesia raya
Indonesia raya merdeka merdeka
Tanahku negeriku yang ku cinta
Indonesia raya merdeka merdeka
Hiduplah Indonesia raya
3. diteruskan dengan Hening Cipta oleh pembina upacara(Ka Mabigus)
4. Laporan persiapan oleh ketua panitia Mugus
5. Sambutan diteruskan pembukaan Mugus oleh Ka Pembina
6. Doa penutup(dapat diteruskan Hymne Pramuka)
Hymne Pramuka
Kami.. pramuka Indonesia
Manusia pancasila
Satyaku kuidarmakan
Darmaku ku baktikan
Agar jaya Indonesia
Indonesia tanah airku
Kami jadi pandumu
7. Istirahat (tamu undangan meninggalkan tempat)
8. 8. Dengan demikian upacara pembukaan musyawarah telah dibuka

B. SIDANG PLENO I
Sidang Pleno pertama dipimpin oleh Pimpinan Sidang dengan agenda :
1. Memilih pemimpin mugus tiga orang presidium sidang secara demokratis.
Pimpinan sidang memimpin jalannya sidang dengan agenda pemilihan presidium sidang yang dipilih oleh
peserta persidangan. Presidium sidang bertugas untuk memimpin jalannya sidang Pleno kedua. Peserta
Persidangan diharapkan mematuhi Presidium Sidang serta segala aktifitas harus seijin presidium sidang.

2. Pimpinan sidang diserahkan kepada pimpinan presidium


Pimpinan presidium mengkondisikan peserta sidang untuk mengikuti sidang selanjutnya yanki sidang
pleno 2 yang akan membahas laporan pertanggungjawaban kepengurusan periode sebelumnya.
C. SIDANG PLENO II
1. Laporan pertanggungjawaban Pengurus Gudep dilanjutkan tanggapan dari peserta Mugus dan
pengesahan laporan tersebut. Pimpinan sidang membuka sidang pleno 2 dan pembuka agenda sidang
pleno 2 dengan agenda laporan pertanggungjawaban Pengurus Gudep. Pimpinan sidang
mempersilahkan Pengurus Gudep membacakan laporan pertanggung jawabannya dihadapan peserta
sidang. Setelah pembacaan selesai dilanjutkan tanggapan peserta mugus dan dilanjutkan tanya jawab.
Setelah tanya jawab berakhir, pimpinan sidang mengambil alih sidang laporan pertanggungjawaban
untuk menetapkan diterima atau ditolaknya laporan pertanggungjawaban oleh peserta sidang.
2. Penetapan komisi Mugus yaitu komisi program dan komisi organisasi. Sidang dipecah menjadi dua
kelompok komisi.
Pimpinan sidang membagi peserta sidang menjadi 2 komisi, komisi program dan komisi organisasi.
Peserta sidang diperbolehkan untuk memilih komisi yang akan diikutinya. Pimpinan sidang 2 dan 3
mendampingi sidang masing masing komisi.
3. Setiap komisi menetapkan ketua, sekretaris dan pelapor
Masing-masing komisi menentukan ketua komisi, sekretaris komisi dan pelapor hasil kesepakatan
dari sidang komisi yang dilaksanakan. Pemilihan berdasarkan kesepakatan anggota komisi masing
masing komisi sidang.
4. Komisi program membahas rencana kegiatan tiga tahun ke depan komisi organisasi menetapkan
formatur untuk menentukan kriteria pengurus Gudep dan memilih Ka Gudep baru. (Sidang komisi
didampingi oleh presidium)

D. SIDANG PLENO III


1. Laporan hasil sidang komisi oleh pelapor(ditanggapi)
Dalam sidang pleno 3 hasil sidang dari masing-masing komisi disampaikan kepada seluruh peserta
sidang oleh pelapor. Laporan tersebut bisa ditanggapi oleh peserta sidang diluar komisi. Komisi
pelapor memberikan penguatan terhadap hasil sidang komisinya.
2. Penetapan hasil Mugus
Pemimpin sidang 1 kembali melanjutkan sidang pleno dengan membacakan hasil kesepakatan sidan.
Penetapan hasil mugus juga membahas dan menentukan ketua gudep terpilih yang ditentukan peserta
sidang. Ketua Gudep terpilih berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sidang komisi organisasi
dalam sidang pleno 2. Kesepakatan sidang tersebut ditandatangani oleh 3 presidium sidang.
3. Pelantikan ketua Gudep oleh ketua presidium Mugus
Pelantikan ketua Gudep oleh presidium sidang diikuti penandatanganan berita acara oleh presidium
sidan, ketua periode sebelumnya dan ketua terpilih.

EVALUASI DAN PENJELASAN


1. Tugas formatur menyusun kelengkapan pengurus gudep berdasarkan ktriteria. Paling lambat satu bulan ke
depan.
2. Selama pengurus demisioner, masih melanjutkan tugasnya sampai pengurus baru dilantik oleh Mabi/Kwaran.
3. Panitia Mugus mengadakan rapat evaluasi dan pertanggungjawaban aatas tugasnya, kemudian panitia
Mugus dinyatakan bubar
TATA TERTIB
MUSYAWARAH AMBALAN ( MUBAL )
SHALAHUDDIN Al-AYYUBI / NAILA AL FARAFISYAH
SMAN 1 LABUHANHAJI

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

1. Musyawarah Ambalan Shalahuddin Al-Ayyubi / Naila Al Farafisyah


Gudep Kab.Aceh Selatan 02-001 & 02-002 SMAN 1 Labuhanhaji yang selanjutnya disingkat
MUBAL merupakan Musyawarah tertinggi dalam organisasi.
2. MUBAL diselenggarakan oleh pengurus / Dewan Ambalan SHALAHUDDIN Al-AYYUBI /
NAILA AL FARAFISYAH pada tanggal 15 s.d 16 Desember 2018 bertempat di SMAN 1
Labuhanhaji.
3. MUBAL diikuti oleh peserta sebagai mana diatur dalam BAB IV Pasal 6 tata tertib ini.
4. MUBAL dianggap sah apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya setengah lebih satu dari jumlah
peserta yang telah ditetapkan.

BAB II
KELENGKAPAN SIDANG DAN KETENTUAN SIDANG

Pasal 2
KELENGKAPAN SIDANG

Untuk melaksanakan sidang dibutuhkan beberapa kelengkapan, seperti :

1. Pimpinan Sidang
Pimpinan sidang adalah orang yang bertindak memimpin persidangan, ia wajib mengatur jalannya
persidangan. Seorang pemimpin sidang dituntut untuk bersikap adil dan bijaksana dalam menyikapi
pendapat-pendapat yang berkembang dalam persidangan. Ditangannyalah kesepakatan-kesepakatan dalam
persidangan ditetapkan.
Jumlah pimpinan sidang haruslah berjumlah ganjil, karena adakalanya forum membutuhkan suara pimpinan
sidang dalam pengambilan keputusan, jumlah minimal 3 orang dan maksimal berapapun asalkan ganjil dan
sesuai kesepakatan peserta sidang. Pimpinan sidang memiliki hak yang sama dengan peserta sidang.

2. Peserta Sidang
Peserta sidang adalah orang yang memiliki kepentingan untuk bersidang, berkewajiban untuk mengikuti
dan menjaga kelancaran jalannya persidangan (mentaati tata tertib). Peserta sidang berhak mengajukan
pertanyaan, pernyataan, penolakan dan meminta penjelasan, klarifikasi mengenai suatu hal. Selain itu
peserta sidang berhak pula untuk menggunakan suaranya dalam pengambilan keputusan. Dengan kata lain
segala sesuatu dapat terjadi dalam persidangan asalkan atas kesepakatan peserta sidang, karena segala
keputusan ada ditangan peserta sidang.

3. Peninjau
Peninjau adalah orang yang hadir dalam persidangan kecuali peserta dan pimpinan sidang. Peninjau
memiliki kewajiban yang sama dengan peserta sidang. Peninjau memiliki hak yang sama dengan peserta
sidang. Tetapi peninjau tidak dapat menggunakan hak suaranya dalam pengambilan keputusan.
4. Palu Sidang
Palu sidang adalah palu yang digunakan untuk menetapkan suatu keputusan, palu sidang merupakan nyawa
dari persidangan, karena walaupun keputusan telah disepakati, tidak akan sah apabila tidak ada palu sidang
untuk menetapkannya.

5. Draft Sidang
Draft sidang adalah draft yang berisi permasalahan-permasalahan yang akan dibahas dalam persidangan.

6. Lembar Konsideran
Lembar konsideran adalah kertas yang berisi lembaran keputusan-keputusan apa saja yang akan diambil
dalam persidangan.

Pasal 3
KETENTUAN SIDANG

Dalam persidangan ada beberapa ketentuan mendasar yang harus dipahami oleh pimpinan, peserta dan
peninjau sidang, diantaranya :

1. Serah Terima Pimpinan Sidang


Dalam serah terima tersebut kedua belah pihak berdiri berhadapan, kemudian pihak yang menyerahkan
mengetuk palu sidang kemeja 1 (satu) kali kemudian berkata “dengan mengucapkan
Bismillahirrohmannirrahim palu sidang saya serahkan” atau “dengan ini palu sidang saya serahkan”.
Kemudian pihak penerima menerima palu sidang lalu mengetuk palu sidang kemeja 1 (satu) kali lalu
berkata“dengan mengucapkan Bismillahirrohmannirrahim palu sidang saya terima” atau “dengan ini
palu sidang saya terima”. Selanjutnya sidang dapat dilanjutkan kembali.

2. Penggunaan Palu Sidang


a. Cara mengetuk palu sidang
Cara mengetuk palu sidang adalah palu sidang diangkat setinggi kurang lebih 10-15 cm dari meja dengan
sudut kemiringan kira-kira 50°-60°, kemudian diketuk dengan suara kira-kira dapat terdengar oleh seluruh
orang yang hadir.

b. Jumlah ketukan
1) 1 (satu) kali ketukan :
a) serah terima pimpinan sidang
b) Mensahkan keputusan sementara,
c) pencabutan skorsing sidang (jangka pendek),
d) tinjauan kembali

2) 2 (dua) kali ketukan :


a) Menskorsing sidang (jangka lama)
b) pencabutan skorsing sidang (jangka lama)

3) 3 ( tiga ) kali ketukan :


a) pembukaan dan penutupan sidang (ceremonial) secara resmi dan keseluruhan
b) pembukaan dan penutupan sedang pleno
c) pengesahan ketetapan keputusan konsideran (ketetapan hasil sidang)
d) Mensahkan keputusan akhir sidang,
4) Ketukan berulang-ulang : Menenangkan peserta sidang (forum)

3. Interupsi

Interupsi adalah menyela atau meminta waktu kepada pimpinan sidang untuk berbicara dan menemukakan
pendapat. Dalam persidangan, umumnya terdapat beberapa jenis tingkatan interupsi, yaitu :

a. Interupsi point of order : digunakan untuk berbicara (mengemukakan pendapat) bersifat


umum mengenai suatu hal, juga dapat digunakan untuk bertanya dan meminta kejelasan atau
jika terdapat disfungsi peserta sidang (termasuk petugas” sidang) yang dianggap mengganggu
jalannya persidangan.

b. Interupsi Point of information : digunakan apabila ingin memberikan suatu informasi yang
berkaitan dengan permasalahan yang sedang dibahas atau untuk menyampaikan informasi
tambahan yang dianggap membantu maupun informasi yang sifatnya tehnis. Interupsi ini
memiliki tingkatan yang lebih tinggi dari yang pertama.

c. Interupsi point of clarification : digunakan apabila ingin mengklarifikasi suatu permasalahan


atau jika terdapat penyampaian pendapat atau informasi yang butuh klarifikasi. Interupsi ini
memiliki tingkatan yang lebih tinggi dari yang kedua.

d. Interupsi point of privillage : digunakan apabila akan mengajukan ketersinggungan terhadap


seseorang ataupun sesuatu hal atau jika terdapat pendapat yang terlalu menyudutkan pihak
tertentu, diluar substansi permasalahan. Interupsi ini memiliki tingkatan yang tertinggi,
dengan kata lain siapapun yang mengajukan interupsi ini harus lebih diperhatikan.

4. Skorsing
Skorsing adalah pengambilan waktu rehat dalam persidangan untuk keperluan tertentu, misalkan terjadi
dead lock (kebuntuan) dalam persidangan dan untuk meencairkan suasana diamblilah langkah skorsing.
Lamanya skorsing ditentukan oleh pimpinan sidang atas persetujuan peserta sidang dengan ketentuan
sebagai berikut :

a. Skorsing terbatas,
Skorsing yang lama waktunya ditentukan, contohnya 2×2,5 menit, 2×5, 2×10 menit, dan
seterusnya tergantung kebutuhannya. Untuk skorsing terbatas ini lazimnya diawali dengan
perkataan “skorsing 2x…menit dibuka” atau apabila waktu skorsing yang disepakati terhitung
lama boleh juga menggunakan “skorsing sampai…dibuka”.

b. Skorsing tak terbatas,


Skorsing diambil disebabkan oleh suatu hal darurat yang terjadi dalam persidangan, sehingga
menyebabkan lamanya waktu skorsing tidak dapat ditentukan. Lazimnya diawali dengan
perkataan “skorsing untuk waktu yang tidak terbatas dibuka”.

5. Pembekuan Sidang
Langkah yang diambil apabila sidang, dikarenakan suatu hal terus menerus mengalami kebuntuan ( dead
lock terus-menerus) dan setelah melalui jalan skorsing tak terbataspun tetap saja mengalami kebuntuan.
Bila hal ini terjadi, pimpinan sidang atas persetujuan peserta sidang berhak membekukan sidang, dengan
catatan ini adalah langkah terakhir yang diambil setelah semua usaha yang dilakukan tetap tidak
membuahkan hasil. Apabila hal ini dilaksanakan (sidang dibekukan), maka secara otomatis organisasi yang
bersangkutan pun akan ikut membeku.
BAB III
PIMPINAN, TUGAS DAN WEWENANG

Pasal 4
PIMPINAN

1. Pimpinan MUBAL adalah pengurus / Dewan Ambalan SHALAHUDDIN Al-AYYUBI / NAILA


AL FARAFISYAH masa bakti lama.
2. Pimpinan MUBAL bertanggung jawab atas terselenggaranya MUBAL.
3. Pimpinan MUBAL membentuk panitia yang terdiri dari panitia pengarah dan panitia pelaksana /
sangga kerja
4. Panitia pengarah adalah unsur dalam MUBAL yang berfungsi merancang materi pelaksana
MUBAL, mengkaji informasi dan aspirasi yang berkembang dalam dinamika MUBAL yang
membantu pimpinan MUBAL dalam mengambil kebijakan-kebijakan yang dianggap perlu demi
lancar, tertib, sukses dan berkualitasnya penyelenggaraan MUBAL
5. Panitia Pelaksana / Sangga Kerja adalah unsur panitia MUBAL yang berfungsi menyiapkan
pelaksanaan dan teknis penyelenggaraan MUBAL.

Pasal 5
TUGAS DAN WEWENANG

MUBAL memiliki tugas dan wewenang untuk :


1. Menetapkan / Mengubah Peraturan Dasar Organisasi (PDO) Ambalan SHALAHUDDIN Al-
AYYUBI / NAILA AL FARAFISYAH
2. Menetapkan / Menbentuk serta Menjaga Adat Ambalan SHALAHUDDIN Al-AYYUBI / NAILA
AL FARAFISYAH
3. Menetapkan / Mengubah Garis-garis Besar Haluan Organisasi (GBHO) Ambalan
SHALAHUDDIN Al-AYYUBI / NAILA AL FARAFISYAH
4. Menetapkan hasil laporan pertanggung jawaban pengurus lama dan membentuk pengurus baru.

BAB IV
QUORUM, PESERTA DAN PENINJAU

Pasal 6
QUORUM

1. MUBAL ini dianggap sah apabila dihadiri oleh setengah lebih satu dari jumlah peserta yang sah
2. Sidang komisi dianggap sah apabila dihadiri oleh setengah lebih satu dari jumlah peserta yang sah.
3. Apabila point 1 dan 2 tidak tercapai maka sidang di Skorsing selama 1 X 5 Menit dan sidang dibuka
kembali tanpa memperhatikan quorum dengan kesepakatan bersama.

Pasal 7
PESERTA DAN PENINJAU

1. Peserta MUBAL terdiri dari :


a. Panitia / Sangga Kerja MUBAL
b. Dewan Ambalan SHALAHUDDIN Al-AYYUBI / NAILA AL FARAFISYAH
c. Pengurus / Dewan SHALAHUDDIN Al-AYYUBI / NAILA AL FARAFISYAH masa bakti lama
d. Anggota ambalan yang sudah dilantik menjadi anggota ambalan.
2. Peninjau MUBAL adalah tamu Undangan atau pihak-pihak terkait yang disahkan oleh Pengurus / Dewan
Ambalan SHALAHUDDIN Al-AYYUBI / NAILA AL FARAFISYAH.

Pasal 8
1. Setiap peserta dan peninjau diberikan tanda pengenal MUBAL dan Wajib dipakai selama MUBAL
berlangsung.
2. Panitia / Sangga Kerja dan Petugas Keamanan yang ditunjuk oleh panitia berhak mencegah kehadiran
peserta, peninjau dan atau orang perorangan yang masuk dalam sidang apabila tidak termasuk sebagai
peserta atau peninjau yang sah.

Pasal 9

Hak dan kewajiban peserta dan peninjau adalah sebagai berikut :


1. Setiap peserta dan peninjau berkewajiban mentaati tata tertib MUBAL
2. Setiap peserta sidang mempunyai hak bicara dan hak suara
3. Setiap Peninjau hanya memiliki hak bicara
4. Setiap peserta dan peninjau hanya boleh bicara setelah mendapat izin dari presidium sidang.
5. Setiap peserta mendapat perlakuan yang sama dari presidium sidang
6. Setiap peserta hanya boleh keluar setelah mendapat izin dari presidium sidang.

Pasal 10

Sanksi-sanksi
1. Sanksi diberikan kepada peserta yang melanggar tata tertib
2. Sanksi berupa peringatan, pencabutan hak suara atau dikeluarkan dari sidang oleh pimpinan sidang atas
persetujuan quorum.

BAB V
TATA CARA PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Pasal 11

1. Keputusan diambil secara musyawarah mufakat.


2. Apabila ketentuan pada point 1 tidak tercapai maka keputusan dapat diambil secara pemungutan suara
terbanyak (Votting)
3. Keputusan yang berdasarkan pada pemungutan suara ini dianggap sah apabila disetujui oleh suara
terbanyak
4. Apabila hasil pemungutan suara berimbang maka dilakukan lobbying selama 1 X 5 menit, apabila masih
berimbang maka keputusan ini diambil secara musyawarah mufakat
5. Pemungutan suara dilakukan secara lisan atau tulisan.

Pasal 12

Seluruh pelaksanaan sidang harus dicatat dalam berita acara persidangan yang berisi :
1. Waktu, tempat dan tanggal persidangan
2. Jenis persidangan (pleno, komisi, sub. Komisi atau rapat pimpinan MUBAL)
3. Presidium / Pimpinan sidang
4. Jumlah peserta yang menanda tangani daftar hadir
5. Kesimpulan keputusan Sidang
BAB VI
PERSIDANGAN DAN MUSYAWARAH

Pasal 13

Musyawarah dan rapat-rapat MUBAL terdiri dari :


1. Sidang pleno merupakan persidangan yang dihadiri oleh seluruh peserta MUBAL dan terbagi
dalam 4(empat) tahap persidangan, yaitu :
a. Sidang pleno I membahas agenda acara dan tata tertib serta pemilihan presidium sidang.
b. Sidang pleno II membahas Laporan Pertanggung Jawaban Pengurus, Pandangan Umum dan
Pernyataan Demisioner.
c. Sidang pleno III membahas Pembagian, Pembahasan dan Pengesahan sidang komisi
d. Sidang pleno IV membahas tata cara pemilihan Pradana ambalan SHALAHUDDIN Al-
AYYUBI / NAILA AL FARAFISYAH SMAN 1 Labuhanhaji
2. Rapat-rapat pimpinan MUBAL dan Panitia MUBAL
3. Sidang komisi dibagi dalam 3 (tiga) Komisi, yaitu :
a. Sidang Komisi A membahas Peraturan Dasar Organisasi (PDO) Ambalan SHALAHUDDIN Al-
AYYUBI / NAILA AL FARAFISYAH SMAN 1 Labuhanhaji
b. Sidang Komisi B membahas Adat Ambalan SHALAHUDDIN Al-AYYUBI / NAILA AL
FARAFISYAH SMAN 1 Labuhanhaji
c. Sidang Komisi C membahas Garis-garis Besar Haluan Organisasi (GBHO) Ambalan
SHALAHUDDIN Al-AYYUBI / NAILA AL FARAFISYAH SMAN 1 Labuhanhaji

BAB VII
PRESIDIUM / PIMPINAN SIDANG

Pasal 14

1. Presidium / Pimpinan sidang pleno terdiri dari 3 (Tiga) orang, yaitu seorang ketua berada ditengah
yang didampingi oleh seorang sekretaris samping kanan dan seorang anggota samping kiri.
2. Sidang pleno pertama dipimpin oleh presidium sidang sementara yaitu panitia pengarah.
3. Sidang pleno selanjutnya dipimpin oleh presidium sidang yang dipilih peserta MUBAL
4. Peserta utusan MUBAL berhak dipilih menjadi presidium sidang
5. Sidang komisi dipimpin oleh pimpian sidang komisi yang dipilih oleh anggota komisi yang terdiri dari
ketua, sekretaris dan anggota.
6. Pimpinan sidang komisi berhak mengatur jalannya sidang komisi dengan tidak menyimpang dari
peraturan dan ketentuan yang telah disepakati dan disahkan dalam sidang pleno.

Pasal 15

Tugas, hak dan kewajiban Presidium / Pimpinan sidang yaitu :


1. Memimpin jalannya sidang agar tertib untuk mencapai mufakat
2. Berusaha mempertemukan pendapat-pendapat yang berbeda, menyimpulkan pembicaraan dan
menundukan persoalan yang sebenarnya serta mengembalikan jalannya sidang kepada pokok
pembicaraan
3. Hak dan Kewajiban Presidium / Pimpinan sidang yaitu :
a. Mengatur urutan pembicaraan
b. Mengatur dan menertibkan pembicara
c. Menetapkan waktu bagi pembicara
d. Menyimpulkan pembicaraan-pembicaraan
e. Mengumumkan tiap-tiap hasil keputusan yang diambil.
Pasal 16

Apabila oleh karena sesuatu dan hal lain pimpinan sidang memandang perlu untuk membicarakan masalah-
masalah yang perlu dirundingkan atau harus berkonsultasi maka sidang di skorsing / di pending.

BAB VIII
KETENTUAN TAMBAHAN

Pasal 17

1. Hal-hal yang belum diatur dalam tata tertib ini akan ditentukan kemudian oleh pimpinan MUBAL atau
presidium sidang berdasarkan musyawarah mufakat
2. Tata tertib ini berlaku sejak waktu dan tanggal ditetapkan

Ditetapkan di : Labuhanhaji
Pada tanggal : 16 Desember 2018

PIMPINAN SIDANG

Ketua, Sekretaris, Anggota,


ttd ttd ttd

(AHDI MURTADA) (ULFA UTARI) (NISA LATIF)

Anda mungkin juga menyukai