Furnace
Furnace
DAFTAR ISI
Hal
DAFTAR ISI 1
BAB I : PENDAHULUAN 3
1.1 Pengertian 3
1.2 Jenis Heater 4
1.3 Bagian- Bagian Furnace 11
1.4 Efisiensi Panas Furnace 13
1.5 Komponen Komponen Pada Furnace 14
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan atau disalin
seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”
Dokumen : FR-BA-01
PPSDM MIGAS FURNACE Tanggal : 19/02/2018
(REFINERY EQUIPMENT) Revisi :0
DIKLAT PROSES PERTAMINA RU Halaman : 2 dari 71
DAFTAR PUSTAKA 73
Bab I. Pendahuluan
1.1. Pengertian
Dalam industri pengolahan minyak bumi dibutuhkan suatu peralatan untuk memanaskan
fluida yang disebut furnace. Furnace atau heater atau sering disebut fired heater, adalah
suatu peralatan yang digunakan untuk memanaskan cairan di dalam tube, dengan sumber
panas yang berasal dari proses pembakaran yang menggunakan bahan bakar gas atau
cairan secara terkendali di dalam burner.
Tujuan pemanasan ini adalah agar diperoleh kondisi operasi (suhu) yang diinginkan pada
proses berikutnya dalam suatu peralatan yang lain. Supaya proses pemanasan berlangsung
optimal, maka tube-tube furnace dipasang atau diatur sedemikian rupa sehingga panas
yang dihasilkan dari pembakaran dapat dimanfaatkan.
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan
atau disalin seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan atau disalin
seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”
Dokumen : FR-BA-01
PPSDM MIGAS FURNACE Tanggal : 19/02/2018
(REFINERY EQUIPMENT) Revisi :0
DIKLAT PROSES PERTAMINA RU Halaman : 3 dari 71
Rancang bangun furnace juga harus diperhatikan dengan teliti supaya panas
yang dihasilkan tidak terbuang ke udara. Misalnya panas hilang lewat
dinding dan cerobong (stack).
Hal ini berhubungan dengan struktur refraktori untuk dinding serta suhu gas buang dari
pembakaran dan udara excess. Jika suhu stack, dan udara excess tinggi maka akan semakin
banyak panas yang hilang terbawa oleh flue gas.
Furnace akan beroperasi dengan efisien, apabila:
- Sistem penyalaan api burner baik
- Reaksi pembakaran berlangsung sempurna
- Panas pembakaran dari fuel gas dan fuel oil dapat tersalur dengan baik pada cairan
yang dipanaskan
- Permukaan tube furnace bersih
- Dapat memperkecil panas yang hilang baik melalui stack / cerobong maupun dinding
furnace.
1.2 Jenis heater
Terdapat berbagai variasi dalam mendesain fired heater. Ditinjau dari bentuk casingnya,
pada umumnya tipe furnace yang digunakan di kilang minyak ada tiga macam, yaitu
berbentuk box, silindris, dan cabin. Tipe desain furnace dapat dilihat di gambar I.1
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan
atau disalin seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan atau disalin
seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”
Dokumen : FR-BA-01
PPSDM MIGAS FURNACE Tanggal : 19/02/2018
(REFINERY EQUIPMENT) Revisi :0
DIKLAT PROSES PERTAMINA RU Halaman : 4 dari 71
Gambar 2 memperlihatkan salah satu jenis furnace tipe box dengan coil horizontal dan
diperlihatkan beberapa komponen utamanya.
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan
atau disalin seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan atau disalin
seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”
Dokumen : FR-BA-01
PPSDM MIGAS FURNACE Tanggal : 19/02/2018
(REFINERY EQUIPMENT) Revisi :0
DIKLAT PROSES PERTAMINA RU Halaman : 5 dari 71
Tube dalam seksi radiasi dalam furnace disebut tube radian/ radiant tube. Panas yang
diambil oleh tube-tube ini terutama diperoleh langsung secara radiasi dari nyala api dan
dari pantulan panas refractory.
Shield tube/ tube pelindung biasanya ditempatkan pada bagian bawah seksi konveksi.
Karena tube-tube ini menyerap baik panas radian maupun panas konveksi, maka tube-
tube tersebut akan menerima kerapatan panas yang tertinggi.
Daerah dengan heat density (kepadatan panas) yang lebih rendah adalah seksi
konveksi. Tube pada seksi ini disebut tube konveksi/ convection tube. Panas dalam
seksi konveksi berasal dari panas hasil pembakaran yang melalui seksi konveksi.
Ukuran dan susunan tube dalam heater tipe box ditentukan oleh tipe operasi heater -
misalnya distilasi crude oil atau cracking, jumlah panas yang diperlukan, dan jumlah
aliran yang melalui tube.
Heater tipe box dapat berbentuk up-draft (arah flue gas ke atas) atau down-draft (arah
flue gas ke bawah), dengan burner gas (fuel gas) atau minyak (fuel oil) yang
ditempatkan di sisi dinding, di lantai, di atap atau kombinasinya.
Setelah tube konveksi yang dipasang di seksi konveksi, tube pelengkap biasanya
dipasang untuk memanaskan udara burner atau membangkitkan steam superheated
untuk keperluan proses atau lainnya.
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan
atau disalin seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan atau disalin
seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”
Dokumen : FR-BA-01
PPSDM MIGAS FURNACE Tanggal : 19/02/2018
(REFINERY EQUIPMENT) Revisi :0
DIKLAT PROSES PERTAMINA RU Halaman : 6 dari 71
Dua barisan pipa terbawah dibagian konveksi merupakan “Shield” (shield section).
Dapur cabin mempunyai effisiensi lebih tinggi dari pada dapur jenis lain. Dapur ini
sering dijumpai di industri. Kapasitas maksimum yang dicapai 120 mm BTU.
Gambar 3 memperlihatkan salah satu jenis furnace tipe cabin dan diperlihatkan
beberapa komponen utamanya.
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan
atau disalin seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan atau disalin
seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”
Dokumen : FR-BA-01
PPSDM MIGAS FURNACE Tanggal : 19/02/2018
(REFINERY EQUIPMENT) Revisi :0
DIKLAT PROSES PERTAMINA RU Halaman : 7 dari 71
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan
atau disalin seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan atau disalin
seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”
Dokumen : FR-BA-01
PPSDM MIGAS FURNACE Tanggal : 19/02/2018
(REFINERY EQUIPMENT) Revisi :0
DIKLAT PROSES PERTAMINA RU Halaman : 8 dari 71
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan
atau disalin seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan atau disalin
seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”
Dokumen : FR-BA-01
PPSDM MIGAS FURNACE Tanggal : 19/02/2018
(REFINERY EQUIPMENT) Revisi :0
DIKLAT PROSES PERTAMINA RU Halaman : 9 dari 71
Selain ketiga jenis furnace di atas masih terdapat beberapa tipe furnace berdasarkan
susunan dari tube di bagian radiasi dan konveksi :
Kebanyakan heater coil vertikal dipanasi dari bawah, dengan stack langsung dipasang
di atas heater. Namun down draft vertikal heater juga telah digunakan.
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan atau disalin
seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”
Dokumen : FR-BA-01
PPSDM MIGAS FURNACE Tanggal : 19/02/2018
(REFINERY EQUIPMENT) Revisi :0
DIKLAT PROSES PERTAMINA RU Halaman : 10 dari 71
1. Bagian Radiasi
Terdiri dari ruang pembakaran dimana tube ditempatkan di sekeliling ruang bakar.
Masing-masing tube dihubungkan dengan elbow. Fluida proses disirkulasikan di dalam
rangkaian tube, dan panas ditransfer dari bahan bakar secara radiasi. Sebagian panas
ditransfer secara konveksi antara udara dan bahan baker yang panas dengan tube. Suhu
flue gas (gas buang) yang keluar dari bagian radiasi cukup tinggi (berkisar antara 700
s.d. 1100oC).
2. Bagian konveksi
Untuk merecovery panas sensible dari flue gas, maka fluida proses disirkulasikan pada
kecepatan tinggi melalui rangkaian tube yang dipasang secara parallel maupun tegak
lurus, pada suatu bagian dimana panas ditransfer secara konveksi. Tube kadang-kadang
diberi sirip untuk memperluas permukaan transfer panas dengan flue gas. Efisiensi
furnace dengan bagian konveksi akan lebih besar daripada furnace yang hanya dengan
bagian radiasi saja.
3. Stack
Berfungsi untuk mengalirkan gas hasil pembakaran (flue gas) ke udara bebas.
Bagian konveksi pada furnace biasanya terletak di bagian atas. Tube di bagian radiasi,
ditempatkan di depan dinding isolasi refractory furnace. Antara tube dengan dinding
furnace dipisahkan oleh ruang kosong dengan jarak sekitar satu kali diameter tube.
Meskipun panas yang diterima tube tidak terdistribusi secara merata, panas radiasi akan
menjangkau keseluruhan permukaan tube.
Tekanan di dalam furnace dijaga negatif di bawah tekanan atmosfer demi keamanan.
Tekanan dalam furnace diatur dengan stack draft, atau kadang-kadang dengan draft fan,
yang berada di atas bagian konveksi atau diletakkan di tanah di samping furnace.
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan
atau disalin seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan atau disalin
seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”
Dokumen : FR-BA-01
PPSDM MIGAS FURNACE Tanggal : 19/02/2018
(REFINERY EQUIPMENT) Revisi :0
DIKLAT PROSES PERTAMINA RU Halaman : 11 dari 71
Secara umum penggunaan udara excess dinyatakan dalam persen (%) stoikiometri, seperti
ditunjukkan pada tabel 1.1
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan
atau disalin seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan atau disalin
seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”
Dokumen : FR-BA-01
PPSDM MIGAS FURNACE Tanggal : 19/02/2018
(REFINERY EQUIPMENT) Revisi :0
DIKLAT PROSES PERTAMINA RU Halaman : 12 dari 71
Besar kecilnya panas yang hilang bergantung pada udara panas yang
dikeluarkan lewat stack. Laju alir flue gas meningkat dengan bertambahnya
udara excess, oleh karena itu, furnace sebaiknya dioperasikan dengan udara excess yang
memadai. Excess udara yang terlalu kecil akan menyebabkan losses bahan bakar karena
adanya sejumlah bahan bakar yang tidak terbakar. Losses bahan bakar ini kemungkinan
bisa lebih besar daripada efisiensi yang diperoleh karena mengurangi udara excess. Karena
itu perlu diupayakan untuk menghasilkan pembakaran yang sempurna tanpa adanya bahan
bakar yang tidak terbakar.
Suhu flue gas merupakan faktor utama penyebab kehilangan panas. Untuk itu perlu
diupayakan mendinginkan suhu flue gas, dengan merecovery panas sisa melalui suatu
proses perpindahan panas. Untuk mendinginkan flue gas, harus ada fluida dingin yang
dikontakkan (dipanaskan). Dengan proses ini suhu flue gas yang terlalu tinggi dapat
diturunkan, yang sering disebut dengan efisiensi panas.
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan atau disalin
seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”
Dokumen : FR-BA-01
PPSDM MIGAS FURNACE Tanggal : 19/02/2018
(REFINERY EQUIPMENT) Revisi :0
DIKLAT PROSES PERTAMINA RU Halaman : 13 dari 71
bend yang dilas pada pipa atau sambungan khusus yang disebut plug
header
Tube yang dipergunakan harus tahan terhadap suhu dan tekanan operasi tertentu
sehingga tidak terjadi perubahan bentuk dan mempunyai daya hantar panas yang tinggi.
Pemilihan material untuk rangkaian tube didasarkan pada beberapa kriteria sebagai
berikut:
- Resistansi terhadap korosi karena fluida panas
- Resistansi terhadap oksidasi karena udara pembakaran
- Ketahanan mekanis terhadap suhu yang tinggi berkaitan dengan : (1) Tekanan
dalam tube yang disebabkan fluida panas, dan (2) Tegangan mekanis yang
disebabkan berat dari rangkaian tube dan fluida yang ada di dalamnya.
Beberapa material utama sebagaimana ditunjukkan pada tabel 1.2, dengan ketahanan
oksidasi karena flue gas pada suhu kerja yang maksimum.
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan
atau disalin seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan atau disalin
seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”
Dokumen : FR-BA-01
PPSDM MIGAS FURNACE Tanggal : 19/02/2018
(REFINERY EQUIPMENT) Revisi :0
DIKLAT PROSES PERTAMINA RU Halaman : 14 dari 71
72 Ni 15 Cr 8 Fe 1100
(alloy 600)
Centrifugally cast heat 25 Cr 20 Ni (HK 40) 1010
resistant steels 35 Ni 25 Cr Nb 1100
2. Tube Support
Tube support berfungsi untuk menyangga tube agar tidak melengkung akibat panas
pembakaran pada saat furnace beroperasi. Material yang digunakan harus tahan
terhadap : flue gas, oksidasi, korosi karena liquid sisa bahan bakar (sulfat) dan
memiliki ketahanan panas mekanis yang baik.
Pada beberapa kasus, material yang digunakan berupa logam dengan sedikit atau tanpa
campuran (alloy), tetapi logam ini diproteksi dengan lapisan batu tahan api (refractory
lining) untuk melindungi dari pengaruh flue gas (suhu dan oksidasi). Material ini
terutama banyak digunakan pada bagian konveksi.
3. Dinding Dapur
Dinding dapur terdiri atas 4 lapisan, lapisan paling dalam disebut refraktory yang
berfungsi sebagai penahan dan pemantul panas, lapis kedua berupa susunan batu tahan
api yang berfungsi selain untuk tempat melekatnya refraktory juga sebagai isolator,
lapis ke tiga berupa glass wool berfungsi sebagai isolator, lapis keempat berupa plat
baja yang berfungsi sebagai penyekat dapur dari udara luar dan juga sebagai struktur
furnace.
Material yang digunakan sebagai pelapis harus memiliki sifat-sifat yaitu : memiliki
Thermal conductivity yang rendah, memiliki ketahanan mekanis yang tinggi, memiliki
ketahanan yang baik terhadap berbagai variasi temperatur serta mudah dipasang
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan atau disalin
seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”
Dokumen : FR-BA-01
PPSDM MIGAS FURNACE Tanggal : 19/02/2018
(REFINERY EQUIPMENT) Revisi :0
DIKLAT PROSES PERTAMINA RU Halaman : 15 dari 71
4. Air Register
Pelat berlubang yang berfungsi untuk mengatur masuknya udara pembakaran pada tiap
tiap burner.
5. Pilot Burner
burner kecil yang harus selalu menyala selama furnace sedang beroperasi
6. Burner
berfungsi sebagai tempat terjadinya reaksi pembakaran antara bahan bakar dengan
udara.
7. Peep Hole
berfungsi untuk mengamati bentuk / warna api (flame patern) dari masing-masing
burner.
8. Snuffing Steam
Pipa tempat mengalirkan steam yang berfungsi untuk mengusir (purging) gas-gas sisa
dari dalam ruang pembakaran furnace sebelum dilakukan penyalaan api awal, untuk
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan
atau disalin seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan atau disalin
seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”
Dokumen : FR-BA-01
PPSDM MIGAS FURNACE Tanggal : 19/02/2018
(REFINERY EQUIPMENT) Revisi :0
DIKLAT PROSES PERTAMINA RU Halaman : 16 dari 71
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan
atau disalin seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan atau disalin
seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”
Dokumen : FR-BA-01
PPSDM MIGAS FURNACE Tanggal : 19/02/2018
(REFINERY EQUIPMENT) Revisi :0
DIKLAT PROSES PERTAMINA RU Halaman : 17 dari 71
Efisiensi furnace merupakan faktor yang paling penting dalam efisiensi kilang. Furnace
dan boiler mengkonsumsi 66 – 75% energi yang ada di kilang. Untuk mengoperasikan
furnace secara aman dan efisien, perlu diperhatikan beberapa faktor seperti : draft, operasi
burner, dan produksi NOx. Tujuan utama dari pengoperasian furnace adalah : menjaga
supaya api tetap menyala dengan baik dalam firebox (ruang pembakaran), menghindari
panas yang berlebihan dalam firebox, serta memaksimalkan proses penyerapan panas
sesuai jumlah bahan bakar yang diberikan.
Draft biasanya diukur di tiga tempat : di lantai firebox, sebelum bagian konveksi dan di
bawah stack damper. Pembacaaan draft yang paling penting berada di bawah bagian
konveksi karena tekanan negatif yang paling kecil berada di sini. Tekanan negatif yang
kecil juga berhubungan dengan susunan tube yang ada di bagian konveksi yang
menghalangi aliran gas yang naik ke atas. Hambatan aliran ini dapat menyebabkan tekanan
di bagian konveksi menuju shift berubah dari sedikit negatif menjadi sedikit positip. Jika
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan
atau disalin seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan atau disalin
seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”
Dokumen : FR-BA-01
PPSDM MIGAS FURNACE Tanggal : 19/02/2018
(REFINERY EQUIPMENT) Revisi :0
DIKLAT PROSES PERTAMINA RU Halaman : 18 dari 71
tekanan shift positip maka terjadi loss draft. Kehilangan draft menyebabkan
panas terbentuk dan terkumpul hanya di bawah furnace arch yang dapat
menyebabkan kerusakan struktur furnace. Loss draft juga berarti tidak ada udara yang
tertarik ke dalam furnace sehingga burner padam.
Furnace draft biasanya dikontrol dengan posisi bukaan damper yang ada di stack. Damper
yang terbuka memungkinkan lebih banyak flue gas yang mengalir melewati stack, yang
pada akhirnya menaikkan draft dalam furnace. Kenaikan draft diukur sebagai kenaikan
tekanan negatif. Jika damper ditutup draft akan turun. Hal ini diukur sebagai penurunan
tekanan negatif. Pengaturan draft merupakan hal yang penting dalam operasi. Draft yang
terlalu kecil menyebabkan burner mati dan kerusakan struktur furnace. Draft yang terlalu
besar menyebabkan jumlah udara excess yang masuk ke dalam furnace terlalu besar yang
menyebabkan pemborosan bahan bakar.
Pembacaan Draft
Pembacaan draft merupakan perbandingan antara dua tekanan yang berada pada ketinggian
yang sama dan dinyatakan dalam satuan inches of water gauge. Dalam gambar 2.1 terlihat
simple natural draft heater tanpa bagian konveksi. Sesuai dengan hukum hidrolika bahwa
fluida mengalir dari daerah yang bertekanan tinggi menuju daerah yang bertekanan rendah.
Pembacaan draft seperti yang terlihat pada gamber 2.1 seolah-olah berlawanan dengan
prinsip ini.
Sebagai catatan bahwa pembacaan draft dibuat pada ketinggian yang berbeda. Masing-
masing pengukuran pada kenyataannya merupakan perbandingan antara densitas gas yang
ada di dalam dan di luar furnace pada ketinggian tertentu. Perbedaan suhu menyebabkan
perbedaan densitas di dalam dan di luar furnace. Berat molekul gas dalam furnace dengan
udara di luar, kurang lebih sama.
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan atau disalin
seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”
Dokumen : FR-BA-01
PPSDM MIGAS FURNACE Tanggal : 19/02/2018
(REFINERY EQUIPMENT) Revisi :0
DIKLAT PROSES PERTAMINA RU Halaman : 19 dari 71
Gambar 2.1 Simple natural draft furnace tanpa tube di bagian konveksi (Lieberman)
Gambar 2.1 menunjukkan ilustrasi dari prinsip-prinsip diatas. Sebagai contoh pada 150 ft
dibawah garis datum (atau pada ketinggian permukaan laut, suhu 60oF) tekanan udara
sebesar 150 in H2O (inches of water gauge). Instrument standart yang digunakan untuk
membaca draft adalah magnehelic delta pressure gauge
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan
atau disalin seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan atau disalin
seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”
Dokumen : FR-BA-01
PPSDM MIGAS FURNACE Tanggal : 19/02/2018
(REFINERY EQUIPMENT) Revisi :0
DIKLAT PROSES PERTAMINA RU Halaman : 20 dari 71
Draft balancing
Air register dan stack damper digunakan secara bersama-sama untuk
mengoptimalkan draft pada furnace. Tujuan menyeimbangkan draft untuk natural draft
furnace adalah untuk menjaga tekanan negatif sekecil mungkin, yaitu sebesar –0,1 in H 2O
di bawah shock tube, sebelum memasuki bagian konveksi.
Draft yang berlebihan, apakah negatif pressure atau positip pressure dapat menyebabkan
beberapa masalah operasi, seperti ditunjukkan pada gambar 2.2
Jika tekanan operasi di firebox positip, flue gas yang panas akan bocor keluar meskipun
burner nampak beroperasi secara normal. Hal ini dapat merusak support (penyangga) dan
struktur baja serta memperpendek umur furnace. Di samping itu kemungkinan lain yang
bisa terjadi adalah flame impingement di bagian atas radiant tubes.
Jika kita menutup stack damper, tekanan pada bagian konveksi akan meningkat, sehingga
akan menyebabkan draft berkurang dan menurunkan laju flue gas menuju bagian konveksi,
serta meminimalkan laju kebocoran udara (masuknya udara dari luar) di bagian konveksi
dan kemungkinan terjadinya afterburning. Namun jika kita menutup stack damper terlalu
rapat, maka tekanan positip akan meningkat pada inlet bagian konveksi yang harus kita
hindari, karena menyebabkan tekanan
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan
atau disalin seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan atau disalin
seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”
Dokumen : FR-BA-01
PPSDM MIGAS FURNACE Tanggal : 19/02/2018
(REFINERY EQUIPMENT) Revisi :0
DIKLAT PROSES PERTAMINA RU Halaman : 21 dari 71
Sebaliknya jika kita membuka stack damper tekanan pada bagian konveksi
akan turun sehingga draft akan meningkat. Jika draft terlalu banyak akan
meningkatkan resiko afterburning karena meningkatknya laju kebocoran udara (masuknya
udara dari luar) di bagian konveksi dan stack
Kita mengatur draft dengan stack damper dan menjaga level udara pembakaran dengan
pengaturan air register untuk mengakomodir pengaturan yang dilakukan stack damper.
Sistem Draft
Tekanan draft diperoleh dengan tiga cara, yaitu:
- Forced Draft
Udara untuk pembakaran masuk ruang dapur dengan menggunakan tenaga mekanis,
yaitu blower. Adanya tekanan udara dari blower, maka tekanan udara di dalam ruang
pembakaran menjadi naik. Kelebihan tekanan udara di dalam ruang dapur akan keluar
malalui stack (cerobong).
- Induced Draft
Udara untuk pembakaran masuk ke ruang pembakaran karena adanya tarikan/isapan
blower. Udara dari ruang pembakaran diisap oleh blower yang dipasang pada stack dan
selanjutnya keluar melalui stack (cerobong). Akibat isapan blower, tekanan draft akan
terjadi di dalam ruang pembakaran dan udara pembakaran akan masuk ke ruang
pembakaran.
- Natural Draft
Tekanan hampa di dalam ruang dapur diperoleh secara alamiah karena ketinggian
stack/cerobong asap dapur. Hembusan angin yang melalui ujung permukaan stack,
maka akan terjadi efek jetting di ujung stack (cerobong) dan juga ditambah adanya
beda density dan tekanan udara antara lapisan bawah dan atas, maka ruang di dalam
dapur menjadi hampa. Hal ini terjadi karena udara di dalam ruang dapur tersedot efek
jetting ujung stack keluar ke udara bebas melalui ujung cerobong. Karena ruang dapur
kondisinya hampa, maka udara untuk pembakaran akan masuk secara alamiah ke
dalam ruang dapur.
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan
atau disalin seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan atau disalin
seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”
Dokumen : FR-BA-01
PPSDM MIGAS FURNACE Tanggal : 19/02/2018
(REFINERY EQUIPMENT) Revisi :0
DIKLAT PROSES PERTAMINA RU Halaman : 22 dari 71
Pada premix burner konvensional, seperti terlihat pada gambar 2.3, bahan bakar
dicampurkan dengan udara primer yang mengalir ke dalam burner. Aliran udara primer
harus dimaksimalkan tanpa menaikkan tinggi nyala api dalam burner. Udara primer
mengalir dalam burner bersama-sama dengan bahan bakar. Jumlah udara sekunder yang
masuk diatur dengan register udara. Suplai udara sekunder diatur untuk mendapatkan
setpoint O2 yang diinginkan. Setting burner yang benar dan ditambah dengan pencampuran
udara dan bahan bakar yang baik akan menghasilkan suhu nyala api yang maksimal serta
bentuk nyala yang baik (padat dan mengerucut). Udara sekunder yang terlalu banyak
ataupun terlalu sedikit akan menghasilkan pembakaran yang buruk. Sejumlah kecil udara
excess diperlukan untuk menghasilkan pembakaran yang sempurna, sebaliknya terlalu
banyaknya udara excess akan menurunkan suhu nyala api dan efisiensi furnace.
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan
atau disalin seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan atau disalin
seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”
Dokumen : FR-BA-01
PPSDM MIGAS FURNACE Tanggal : 19/02/2018
(REFINERY EQUIPMENT) Revisi :0
DIKLAT PROSES PERTAMINA RU Halaman : 23 dari 71
Pembakaran yang tidak sempurna dihasilkan jika suplai udara excess tidak cukup untuk
membakar seluruh bahan bakar secara sempurna. Sejumlah besar gas CO dan H2 akan
terbentuk akibat pembakaran tidak sempurna, yang membuat furnace menjadi sangat tidak
efisien. Kondisi ini kemungkinan tidak terdeteksi, karena kebocoran di bagian konveksi
dapat menutupi ketidak cukupan suplai udara ke dalam burner. Jika terjadi pembakaran
sempurna di bagian konveksi (afterburning) dapat menyebabkan kerusakan furnace.
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan
atau disalin seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan atau disalin
seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”
Dokumen : FR-BA-01
PPSDM MIGAS FURNACE Tanggal : 19/02/2018
(REFINERY EQUIPMENT) Revisi :0
DIKLAT PROSES PERTAMINA RU Halaman : 24 dari 71
Gas hasil pembakaran juga mengandung sejumlah kecil oksigen yang tidak
bereaksi, gas CO dan H2 pada kisaran 100 s.d 200 ppm dan gas NO x.
Persamaan 1 menunjukkan reaksi pembakaran gas methane (CH 4) dengan udara excess
20%.
CH4 + 2.4O2 + 3.73N2 = CO2 + 2H2O + 0.4 O2 + 3.73N2 + ppm CO + ppm H2 + ppm NOx
Ts Ta O2 ,s O2 ,c
F 2.1
500
Sebagai contoh, katakanlah suhu stack sebesar 600oF dan suhu udara lingkungan sebesar
100oF, bagian konveksi memiliki 10% Oksigen, dan di firebox mengandung 6% oksigen
yang diukur dibawah shock tube. Berapa persen bahan bakar yang terbuang dengan adanya
kebocoran udara pada bagian konveksi ?
Jawab :
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan
atau disalin seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan atau disalin
seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”
Dokumen : FR-BA-01
PPSDM MIGAS FURNACE Tanggal : 19/02/2018
(REFINERY EQUIPMENT) Revisi :0
DIKLAT PROSES PERTAMINA RU Halaman : 25 dari 71
F
600 100 10 6 4%
500
Seandainya kita mengatur air register kembali seperti semula, dan sebagai gantinya kita
menjepit stack damper, sehingga kita bisa menurunkan laju alir udara dengan stack damper
hingga oksigen pada firebox turun dari 6% menjadi 3%. Oksigen pada bagian konveksi
juga turun katakanlah 5%. Pada kasus ini kita melihat bahwa O2 juga berkurang menjadi
hanya 2%. Hal ini dikarenakan berkurangnya draft yang melewati heater, yang berarti
tekanan pada bagian konveksi meningkat sehingga menurunkan laju kebocoran udara. Hal
ini menunjukkan bagaimana kebocoran udara bervariasi sesuai dengan kombinasi operasi
antara stack damper dan air register.
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan
atau disalin seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan atau disalin
seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”
Dokumen : FR-BA-01
PPSDM MIGAS FURNACE Tanggal : 19/02/2018
(REFINERY EQUIPMENT) Revisi :0
DIKLAT PROSES PERTAMINA RU Halaman : 26 dari 71
tambal kebocoran menggunakan heavy duty alumunium tape, isolasi lumpur, atau silicone
sealer dan dilas dengan logam
2.1.5 Efisiensi pencampuran udara dan bahan bakar
Fungsi dari burner adalah untuk mencampur oksigen dalam bentuk udara dengan bahan
bakar, sehingga bahan bakar akan terbakar dengan efisien. Burner tersedia dalam berbagai
variasi desain, seluruh teknik desain dimaksudkan untuk memaksimalkan efisiensi
pencampuran udara dan bahan bakar. Untuk desain yang terbaru lebih ditujukan untuk
meminimalisir pembentukan polutan.
Beberapa burner dipasang dengan air register primer dan sekunder, seperti premix burner
yang ditunjukkan pada gambar 2.4 di bawah ini. Udara masuk melalui primary air register
bercampur lebih efisien diandingkan udara yang masuk melalui secondary air register
pada beberapa burner. Dengan demikian kita harus memaksimalkan penggunaan udara
primer. Dan kita dapat melakukannya secara bertahap dengan membuka primary air
register sehingga nyala api mulai terangkat dari burner tip. Sisa kekurangan udara
pembakaran akan disediakan melalui secondary air register.
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan
atau disalin seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan atau disalin
seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”
Dokumen : FR-BA-01
PPSDM MIGAS FURNACE Tanggal : 19/02/2018
(REFINERY EQUIPMENT) Revisi :0
DIKLAT PROSES PERTAMINA RU Halaman : 27 dari 71
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan
atau disalin seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan atau disalin
seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”
Dokumen : FR-BA-01
PPSDM MIGAS FURNACE Tanggal : 19/02/2018
(REFINERY EQUIPMENT) Revisi :0
DIKLAT PROSES PERTAMINA RU Halaman : 28 dari 71
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan atau disalin
seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”
Dokumen : FR-BA-01
PPSDM MIGAS FURNACE Tanggal : 19/02/2018
(REFINERY EQUIPMENT) Revisi :0
DIKLAT PROSES PERTAMINA RU Halaman : 29 dari 71
3. Penyalaan Burner
Salah satu contoh penyalaan burner
Dalam menyalakan burner, sebaiknya dipilih burner yang menggunakan bahan bakar
gas terlebih dahulu, dan nyalakan burner tersebut secara pelan – pelan. Masukan
obor/api kedalam ruangan furnace (di depan gas burner), kemudian buka valve gas
secara pelan – pelan sampai burner gas menyala. Atur nyala api dan jaga agar tidak
mati. Setelah burner gas nyala, naikkan suhu 10ºC/jam dengan jalan membuka valve
gas pelan – pelan, hingga suhu mencapai 110ºC. Setelah suhu mencapai 110ºC tahan
selama ± 24 jam.
Langkah – langkah tersebut dilakukan bertujuan untuk mengeringkan dinding dapur
agar tidak retak – retak, juga untuk kepentingan operasi unit distilasi.Setelah itu suhu
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan
atau disalin seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan atau disalin
seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”
Dokumen : FR-BA-01
PPSDM MIGAS FURNACE Tanggal : 19/02/2018
(REFINERY EQUIPMENT) Revisi :0
DIKLAT PROSES PERTAMINA RU Halaman : 30 dari 71
Dalam menyalakan burner yang menggunakan bahan bakar minyak (fuel oil) sering
terjadi kegagalan. Hal – hal yang menyebabkan terjadinya kegagalan tersebut
diantaranya :
- Tekanan bahan bakar minyak (fuel oil) terlalu rendah.
- Kerangan atau pipa saluran fuel oil tersumbat/buntu.
- Aliran steam atomisasi terlalu besar.
- Steam atominasi yang digunakan basah.
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan
atau disalin seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan atau disalin
seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”
Dokumen : FR-BA-01
PPSDM MIGAS FURNACE Tanggal : 19/02/2018
(REFINERY EQUIPMENT) Revisi :0
DIKLAT PROSES PERTAMINA RU Halaman : 31 dari 71
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan
atau disalin seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan atau disalin
seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”
Dokumen : FR-BA-01
PPSDM MIGAS FURNACE Tanggal : 19/02/2018
(REFINERY EQUIPMENT) Revisi :0
DIKLAT PROSES PERTAMINA RU Halaman : 32 dari 71
turun secara berlahan – lahan. Karena apabila suhu furnace turun secara
mendadak dapat mengakibatkan kerusakan pada dinding furenace (retak-
retak). Api didalam furnace sebaiknya dimatikan setelah suhu furnace dibawah 100ºC.
Setelah api didalam furnace dimatikan maka sebaiknya dilakukan steaming out, untuk
mengusir sisa-sisa gas bahan bakar. Agar lebih aman maka selama melakukan penurunan
suhu furnace, aliran minyak umpan masih tetap berjalan hingga suhu furnace betul – betul
dingin.
Berikut ini beberapa contoh gangguan – gangguan yang sering terjadi pada furnace,
penyebab dari gangguan tersebut dan cara mengatasinya
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan atau disalin
seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”
Dokumen : FR-BA-01
PPSDM MIGAS FURNACE Tanggal : 19/02/2018
(REFINERY EQUIPMENT) Revisi :0
DIKLAT PROSES PERTAMINA RU Halaman : 33 dari 71
sesuai
tercapai
- Stack berasap - Steam atomisasi terlalu - Tambah bukaan valve steam
sedikit atomisasi pada burner
- Terlalu sedikit udara - Atur bukaan katup cerobong
pembakaran asap dan katup udara
pembakaran
- Suhu stack terlalu - Udara pembakaran - Atur bukaan katup cerobong asap
tinggi terlalu banyak (jumlah udara pembakaran
- Suhu skin tube - Tube fouling - Atur pembagian umapan furnace
berlalu tinggi - Nyala api menjilat tube - Perbaiki / atur nyala api
- Furnace bergetar - Tarikan udara kecil - Atur bukaan katup cerobong
(rendah) asap (stack dampar)
- Aliran fuel terlalu kecil - Tambah aliran fuel
- Burner mati - Aliran bahan bakar - Periksa saluran bahan bakar
terhenti - Atur bukaan katup cerobong
- Perbandingan bahan asap dan katup udara
bakar dan udara tidak pembakaran
seimbang
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan
atau disalin seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan atau disalin
seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”
Dokumen : FR-BA-01
PPSDM MIGAS FURNACE Tanggal : 19/02/2018
(REFINERY EQUIPMENT) Revisi :0
DIKLAT PROSES PERTAMINA RU Halaman : 34 dari 71
Pembakaran merupakan reaksi kimia yang bersifat eksotermis dari unsur-unsur yang ada di
dalam bahan bakar dengan oksigen serta menghasilkan panas. Proses pembakaran
memerlukan udara, namun jumlah udara yang dibutuhkan tidak diberikan dalam jumlah
yang tepat secara stoikiometri, namun dilebihkan. Hal ini bertujuan supaya pembakaran
berlangsung sempurna. Kelebihan udara ini disebut Excess air (udara yang berlebih).
Terdapat dua istilah pembakaran yang berhubungan dengan udara excess, yaitu : (1)
Neutral combustion, merupakan pembakaran tanpa excess atau defisit udara dan tanpa
bahan bakar yang tidak terbakar, (2) Oxidizing combustion, merupakan pembakaran
dengan excess udara. Udara yang berlebih bukan merupakan jaminan pembakaran yang
sempurna
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan
atau disalin seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan atau disalin
seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”
Dokumen : FR-BA-01
PPSDM MIGAS FURNACE Tanggal : 19/02/2018
(REFINERY EQUIPMENT) Revisi :0
DIKLAT PROSES PERTAMINA RU Halaman : 35 dari 71
Nilai kalori bahan bakar merupakan karakteristik utama bahan bakar, nilai kalori atau
heating value bahan bakar padat, cair atau gas dapat dinyatakan sebagai jumlah panas yang
dihasilkan dari pembakaran yang sempurna setiap satuan massa bahan bakar. Nilai kalori
bahan bakar padat dan cair dinyatakan dalam satuan Kcal/kg atau Btu/lb bahan bakar. Nilai
kalori bahan bakar gas dinyatakan dalam Btu/Cuft atau Kcal/m 3 pada temperatur dan
tekanan tertentu.
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan
atau disalin seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan atau disalin
seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”
Dokumen : FR-BA-01
PPSDM MIGAS FURNACE Tanggal : 19/02/2018
(REFINERY EQUIPMENT) Revisi :0
DIKLAT PROSES PERTAMINA RU Halaman : 36 dari 71
Pembakaran
Bahan bakar + O2 gas hasil pembakaran + energi panas (3.2)
Reaksi Eksoterm
Reaksi pembakaran dapat dikategorikan menjadi reaksi pembakaran sempurna dan reaksi
pembakaran tidak sempurna. Pembakaran sempurna adalah proses terbakarnya bahan bakar
yang membentuk karbon dioksida (CO2) dan air (H2O) dengan atau tanpa udara berlebih.
Pembakaran tidak sempurna adalah proses terbakarnya bahan bakar dengan hasil
pembakaran yang mengandung karbon monoksida (CO) dan hidrogen (H2) atau carbon
(C). Untuk mengetahui sempurna atau tidaknya reaksi pembakaran, dilakukan dengan
menganalisa gas buang (flue gas).
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan
atau disalin seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan atau disalin
seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”
Dokumen : FR-BA-01
PPSDM MIGAS FURNACE Tanggal : 19/02/2018
(REFINERY EQUIPMENT) Revisi :0
DIKLAT PROSES PERTAMINA RU Halaman : 37 dari 71
Perhitungan udara excess dimaksudkan untuk mengetahui berapa jumlah udara berlebih
yang tepat supaya pembakaran berlangsung efisien. Udara excess yang terlalu sedikit bisa
mengakibatkan pembakaran tidak sempurna, sebaliknya apabila udara excess terlalu tinggi
maka banyak energi panas yang terbuang pada stack.
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan atau disalin
seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”
Dokumen : FR-BA-01
PPSDM MIGAS FURNACE Tanggal : 19/02/2018
(REFINERY EQUIPMENT) Revisi :0
DIKLAT PROSES PERTAMINA RU Halaman : 38 dari 71
N2 72,94
Penyelesaian :
Reaksi pembakaran : CH4 + 2O2 CO2 + 2H2O + Calori
Dasar perhitungan : setiap 1 mol CH4 , dibutuhkan O2 sebanyak 2 mol
79 ,054%
N2 yang terikut = 2 mol = 7,5484 mol
20 ,946%
x = 0,5 mol
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan
atau disalin seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan atau disalin
seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”
Dokumen : FR-BA-01
PPSDM MIGAS FURNACE Tanggal : 19/02/2018
(REFINERY EQUIPMENT) Revisi :0
DIKLAT PROSES PERTAMINA RU Halaman : 39 dari 71
O2 berlebih 0 ,5 mol
Excess air = 100% 100% = 25 %
O2 dibutuhkan 2 mol
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan
atau disalin seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan atau disalin
seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”
Dokumen : FR-BA-01
PPSDM MIGAS FURNACE Tanggal : 19/02/2018
(REFINERY EQUIPMENT) Revisi :0
DIKLAT PROSES PERTAMINA RU Halaman : 40 dari 71
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan
atau disalin seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan atau disalin
seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”
Dokumen : FR-BA-01
PPSDM MIGAS FURNACE Tanggal : 19/02/2018
(REFINERY EQUIPMENT) Revisi :0
DIKLAT PROSES PERTAMINA RU Halaman : 41 dari 71
Dengan demikian akan berbahaya jika furnace dioperasikan dengan jumlah udara yang
tidak mencukupi, karena :
1. Produk hasil pembakaran tidak sempurna sangat panas, dan akan menyala dengan
segera jika menemukan oksigen dalam jumlah yang cukup. Hal ini biasanya akan
menyebabkan afterburn di bagian konveksi dan stack dan bahkan bisa
menyebabkan ledakan.
2. Produk dari pembakaran parsial merupakan polutan yang menyebabkan polusi
udara.
Salah satu definisi dari titik absolute combustion adalah titik dimana suhu outlet furnace
maksimum untuk sejumlah tertentu bahan bakar (sebagaimana diilustrasikan pada gambar
3.2). Sesuai dengan definisi tersebut, kita dapat menyatakan bahwa titik absolute
combustion juga merupakan pembakaran maksimum yang dapat dicapai untuk sejumlah
tertentu bahan bakar (sebagaimana diilustrasikan pada gambar 3.3). Dengan demikian
istilah titik absolute combustion dapat diartikan suhu outlet furnace yang maksimum
ataupun pemakaian bahan bakar yang minimum untuk setiap batasan suhu outlet furnace
yang berhubungan dengan kandungan oksigen dalam flue gas dalam waktu yang sama.
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan
atau disalin seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan atau disalin
seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”
Dokumen : FR-BA-01
PPSDM MIGAS FURNACE Tanggal : 19/02/2018
(REFINERY EQUIPMENT) Revisi :0
DIKLAT PROSES PERTAMINA RU Halaman : 42 dari 71
Gambar 3.2 Titik absolute combustion sebagai fungsi dari suhu outlet furnace (Lieberman)
Gambar 3.3 Titik absolute combustion sebagai fungsi dari pembakaran maksimum
sejumlah tertentu bahan bakar (Lieberman)
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan
atau disalin seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan atau disalin
seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”
Dokumen : FR-BA-01
PPSDM MIGAS FURNACE Tanggal : 19/02/2018
(REFINERY EQUIPMENT) Revisi :0
DIKLAT PROSES PERTAMINA RU Halaman : 43 dari 71
Jika bahan bakar yang tidak terbakar atau material yang mudah terbakar lainnya menyala
di bagian konveksi, maka akan terjadi kenaikan suhu di bagian konveksi secara dramatik.
Material di bagian konveksi tidak didesain untuk beroperasi pada suhu yang tinggi,
terutama di bagian fin tube. Fin akan teroksidasi dan jika dingin akan menjadi rapuh
dibandingkan sebelumnya. Tube-tubenya bisa bengkok dan melengkung, sehingga akan
menghambat aliran flue gas.
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan
atau disalin seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan atau disalin
seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”
Dokumen : FR-BA-01
PPSDM MIGAS FURNACE Tanggal : 19/02/2018
(REFINERY EQUIPMENT) Revisi :0
DIKLAT PROSES PERTAMINA RU Halaman : 44 dari 71
Operasi furnace yang efisien bergantung pada operasi burner secara tepat. Burner dapat
didefinisikan sebagai peralatan yang berguna untuk menghasilkan nyala api pada lokasi
tertentu yang diinginkan dengan cara mencampurkan udara dengan bahan bakar melalui
suatu energi pencampuran tertentu untuk menjaga keberlangsungan nyala api dan
pembakaran yang sempurna.
Dengan demikian fungsi dari burner adalah untuk melakukan pembakaran yang meliputi :
- mencampur bahan bakar dengan udara sesuai dengan perbandingan stoikiometrinya
- menyalakan campuran bahan bakar dengan udara
- memastikan kestabilan dan kesempurnaan pembakaran
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan
atau disalin seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan atau disalin
seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”
Dokumen : FR-BA-01
PPSDM MIGAS FURNACE Tanggal : 19/02/2018
(REFINERY EQUIPMENT) Revisi :0
DIKLAT PROSES PERTAMINA RU Halaman : 45 dari 71
Gambar 4.1 mengilustrasikan salah satu jenis rangkaian premix gas burner.
Nomor 1 adalah inspirator atau mixer body. Nomor 2 adalah fuel gas
discharge orifice dan nomor 3 adalah burner tip atau nozzle. Fuel gas dikeluarkan melalui
orifice pada tekanan yang tinggi. Zona bertekanan rendah yang dihasilkan oleh kecepatan
fuel gas dan akan menarik sejumlah udara pembakaran yang disebut udara primer. Jumlah
udara primer berkisar antara 30 s.d. 100% dari total udara pembakaran bergantung pada
desain burner dan laju pembakaran. Campuran udara dan bahan bakar dialirkan melalui
mixer body dan dikeluarkan melalui serangkaian lubang pada burner tip. Lubang-lubang
pada nozzle harus didesain untuk menjaga stabilitas nyala api, bentuk nyala api yang
diinginkan serta memastikan campuran udara dan bahan bakar keluar (disemprotkan)
dengan kecepatan diatas cepat rambat nyala api.
Premix gas burner pada umumnya memiliki kontrol udara primer dan sekunder. Kontrol
udara primer dilengkapi dengan pintu udara primer di bagian masuk inspirator, sedangkan
kontrol udara sekunder dilengkapi dengan rangkaian register udara yang bertempat di
sekitar discharge nozzle. Mode operasi normal adalah pintu udara primer terbuka penuh
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan
atau disalin seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan atau disalin
seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”
Dokumen : FR-BA-01
PPSDM MIGAS FURNACE Tanggal : 19/02/2018
(REFINERY EQUIPMENT) Revisi :0
DIKLAT PROSES PERTAMINA RU Halaman : 46 dari 71
dan register udara sekunder diatur untuk memperoleh udara excess yang
diinginkan. Pintu udara primer yang lain disetting jika diperlukan untuk
mencegah flashback atau nyala api padam.
Premix burner memiliki keuntungan dan kerugian jika dibandingkan dengan natural draft
raw gas burner.
Beberapa keuntungan premix gas burner adalah volume nyala api yang lebih kecil, fuel gas
orifice yang besar, perubahan laju alir udara yang divariasikan dengan aliran bahan bakar
dan menurunkan potensi penyumbatan di bagian atas nozzle (top plugging), jika senyawa
hidrokarbon tak jenuh atau yang terkondensasi berada dalam fuel gas.
Salah satu item yang menentukan volume nyala adalah kecepatan dan derajat pencampuran
bahan bakar dengan udara. Karena adanya pencampuran awal antara udara dan bahan
bakar, maka intensitas nyala api yang relatif kompak dapat dicapai. Keuntungan kedua
adalah premix burner menyediakan sejumlah kontrol rasio udara dan bahan bakar. Derajat
kontrol rasio udara dan bahan bakar bergantung pada jumlah udara yang ditarik. Prermiks
burner menarik udara pembakaran secara bervariasi menurut tekanan bahan bakar,
sehingga burner jenis ini memiliki beberapa pengaturan udara yang built in.
Kerugian dari premix burner adalah flashback dan nyala api padam. Flashback terjadi jika
kecepatan yang meninggalkan burner tip lebih rendah dibandingkan kecepatan nyala api
yang menyebabkan terjadinya nyala api balik di dalam mixer. Flashback terjadi pada
tekanan bahan bakar yang rendah (<6 psig) atau pada kandungan hidrogen yang tinggi.
Kecepatan nyala api hidrogen yang tinggi merupakan masalah bagi premix burner dan
seringkali menghasilkan backfiring.
Nyala api akan padam jika kecepatan pencampuran udara dan bahan bakar melampaui
kecepatan nyala api. Hal ini dapat terjadi jika tekanan udara berada pada kisaran 22-24
psig (1,54 – 1,70 kg/cm2) jika bahan bakar tidak mengandung hidrogen.
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan
atau disalin seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan atau disalin
seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”
Dokumen : FR-BA-01
PPSDM MIGAS FURNACE Tanggal : 19/02/2018
(REFINERY EQUIPMENT) Revisi :0
DIKLAT PROSES PERTAMINA RU Halaman : 47 dari 71
Nomor 1 adalah burner tile, yang bekerja sebagai orifice dan mengontrol jumlah udara di
setiap burner. Nomor 2 adalah burner tip. Fuel orifice dipasang (dimasukkan) ke dalam
burner tip. Nomor 3 adalah flame holder, yang berfungsi untuk membelokkan udara
menjauhi burner tip, sehingga memungkinkan pembakaran terjadi dalam zona kecepatan
yang sangat rendah pada burner tip. Tanpa adanya flame holder nyala api akan berubah
arah. Nomor 4 adalah air register. Burner tile dipasang di dalam furnace pada lantai furnace
sedangkan tip dan air register dibaut di bagian luar furnace. Kesejajaran dan ketepatan
pemasangan sangat penting supaya bisa beroperasi dengan baik.
Burner jenis ini dapat diturunkan tekanannya sampai dengan 1 psig (0,7 kg/cm 2) tanpa
menyebabkan nyala api padam. Sebagian perusahaan memasang instrumen untuk menjaga
tekanan minimum 3 – 4 psig tekanan gas untuk mencegah nyala api padam.
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan
atau disalin seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan atau disalin
seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”
Dokumen : FR-BA-01
PPSDM MIGAS FURNACE Tanggal : 19/02/2018
(REFINERY EQUIPMENT) Revisi :0
DIKLAT PROSES PERTAMINA RU Halaman : 48 dari 71
Burner seperti ditunjukkan gambar 4.3 merupakan salah satu jenis double block
combination gas and oil burner yang telah digunakan untuk aplikasi natural draft furnace
selama beberapa tahun. Nomor 1 adalah secondary burner tile dan nomor 2 adalah
primary burner tile atau oil tile. Sebagaimana pada raw gas burner, salah satu tujuan dari
secondary tile adalah untuk menjaga stabilitas nyala api untuk pembakaran bahan bakar
gas. Burner jenis ini pada umumnya memiliki empat hingga sembilan gas tip. Setiap gas tip
memiliki lubang penyalaan. Gas tip berada di antara secondary tile dan primary tile.
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan
atau disalin seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan atau disalin
seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”
Dokumen : FR-BA-01
PPSDM MIGAS FURNACE Tanggal : 19/02/2018
(REFINERY EQUIPMENT) Revisi :0
DIKLAT PROSES PERTAMINA RU Halaman : 49 dari 71
Oil burner
Oil gun menggunakan steam untuk atomisasi minyak, sehingga minyak yang di-spray akan
berubah menjadi butiran-butiran kecil yang berukuran 100 – 200 mikron (droplet). Ukuran
droplet yang kecil memiliki luas permukaan yang tinggi, sehingga laju penguapan akan
semakin cepat. Fuel oil harus dibakar dalam bentuk uap untuk menghindari untuk
mencegah pembentukan partikulat. Gambar di bawah ini menunjukkan bagian dalam oil
gun
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan
atau disalin seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan atau disalin
seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”
Dokumen : FR-BA-01
PPSDM MIGAS FURNACE Tanggal : 19/02/2018
(REFINERY EQUIPMENT) Revisi :0
DIKLAT PROSES PERTAMINA RU Halaman : 50 dari 71
Pilot adalah peralatan safety, yang berguna sebagai sumber nyala api yang stabil untuk
menyalakan burner. Pilot burner harus dioperasikan pada tekanan fuel gas yang konstan.
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan
atau disalin seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan atau disalin
seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”
Dokumen : FR-BA-01
PPSDM MIGAS FURNACE Tanggal : 19/02/2018
(REFINERY EQUIPMENT) Revisi :0
DIKLAT PROSES PERTAMINA RU Halaman : 51 dari 71
Pilot adalah premix burner yang didesain untuk menarik 100% udara
pembakaran. Hal ini memungkinkan pilot tetap menyala, meskipun blower
udara pembakaran rusak. Pilot burner tip didesain dengan sembilan lubang api. Pintu udara
harus selalu dibuka, hingga sembilan nyala api terlihat dari masing-masing lubang api.
Pilot memerlukan bahan bakar yang bersih bebas dari scale dan partikulat. Fuel orifice
yang kecil berukuran 1/16 inch (1,5 mm) dan sangat mudah tersumbat. Strainer digunakan
untuk mencegah penyumbatan fuel orifice. Bahan bakar yang direkomendasikan untuk
pilot adalah gas alam.
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan
atau disalin seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan atau disalin
seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”
Dokumen : FR-BA-01
PPSDM MIGAS FURNACE Tanggal : 19/02/2018
(REFINERY EQUIPMENT) Revisi :0
DIKLAT PROSES PERTAMINA RU Halaman : 52 dari 71
Bahan bakar yang viscous harus dipanaskan terlebih dahulu. Temperatur yang digunakan
tidak harus diatas flash point minyak. viskositas maksimum yang direkomendasikan untuk
diatomisasi adalah 43 cS (200 SUS). Bahan bakar yang terlalu viscous akan menyebabkan
atomisasi yang buruk, dengan ukuran droplet yang besar dan area kontak dengan udara
pembakaran yang kecil. Hal ini akan berdampak pada pencampuan yang buruk antara
udara dengan bahan bakar. Viskositas yang terlalu rendah menghasilkan atomisasi yang
sangat kecil, yang menyebabkan pembakaran lebih cepat terjadi, sehingga lebih banyak
udara yang diperlukan di bagian mulut burner dan udara sekitar menjadi lebih sedikit. Jika
burner tidak didesain untuk fungsi ini, maka akan mempengaruhi besarnya volume udara
excess yang digunakan.
Burner jenis premix gas burner, sebagian udara akan dicampurkan lebih awal dengan
bahan bakar. Hal ini menghasilkan nyala api yang pendek dan stabil. Rasio laju alir udara /
gas pada burner konstan yang dilakukan dengan mengatur tekanan fuel gas menyebabkan
burner memiliki batasan penurunan laju alir. Burner jenis ini sensitif terhadap kandungan
hidrogen dalam fuel gas (flash back).
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan
atau disalin seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan atau disalin
seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”
Dokumen : FR-BA-01
PPSDM MIGAS FURNACE Tanggal : 19/02/2018
(REFINERY EQUIPMENT) Revisi :0
DIKLAT PROSES PERTAMINA RU Halaman : 53 dari 71
3. Nitrogen oksida
Selama pembakaran hanya nitrogen oksida NO dan NO2 yang terbentuk dalam jumlah
yang signifikan. NO (kurang lebih 90% dari senyawa NOx) terbentuk pada ruang bakar,
akan dikonversi menjadi NO2 pada saat pembuangan lewat stack melalui reaksi
fotokimia dengan oksigen di udara.
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan atau disalin
seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”
Dokumen : FR-BA-01
PPSDM MIGAS FURNACE Tanggal : 19/02/2018
(REFINERY EQUIPMENT) Revisi :0
DIKLAT PROSES PERTAMINA RU Halaman : 54 dari 71
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan
atau disalin seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan atau disalin
seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”
Dokumen : FR-BA-01
PPSDM MIGAS FURNACE Tanggal : 19/02/2018
(REFINERY EQUIPMENT) Revisi :0
DIKLAT PROSES PERTAMINA RU Halaman : 55 dari 71
Semua air preheater akan rusak akibat serangan korosi yang disebabkan
oleh kondensasi sulfur trioksida. Pada 150 ppm sulfur dalam fuel gas,
dengan pengaturan suhu operasi 350 – 400oF bisa meminimalkan serangan korosi. Suhu
flue gas yang keluar harus dijaga 50 - 100oF diatas titik embun SO3. menyebabkan tidak
meratanya pendinginan di air preheater.
Gambar 4.7 Sistem air preheat menggunakan regeneratif heater (API 560)
Gambar 4.8 Sistem air preheat menggunakan indirect closed system dengan sirkulasi
mekanik (API 560)
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan
atau disalin seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan atau disalin
seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”
Dokumen : FR-BA-01
PPSDM MIGAS FURNACE Tanggal : 19/02/2018
(REFINERY EQUIPMENT) Revisi :0
DIKLAT PROSES PERTAMINA RU Halaman : 56 dari 71
Gambar 4.9 Air preheating dengan menggunakan sumber pemanas dari luar (API 560)
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan
atau disalin seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan atau disalin
seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”
Dokumen : FR-BA-01
PPSDM MIGAS FURNACE Tanggal : 19/02/2018
(REFINERY EQUIPMENT) Revisi :0
DIKLAT PROSES PERTAMINA RU Halaman : 57 dari 71
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan
atau disalin seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan atau disalin
seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”
Dokumen : FR-BA-01
PPSDM MIGAS FURNACE Tanggal : 19/02/2018
(REFINERY EQUIPMENT) Revisi :0
DIKLAT PROSES PERTAMINA RU Halaman : 58 dari 71
Pemilihan bahan bakar merupakan faktor yang paling penting dalam desain furnace,
terutama karena bahan bakar merupakan salah satu biaya yang paling tinggi dalam operasi
furnace. Pemilihan bahan bakar juga berdampak besar pada kinerja furnace dan biaya
modal secara keseluruhan. Dalam memilih bahan bakar harus mempertimbangkan berbagai
persyaratan diantaranya :
1. Ketersediaan dan biaya
2. Nilai kalor.
3. Kemudahan terbakar.
4. Densitas bahan bakar, khususnya bahan bakar gas dan cair
5. Emisivitas api yang dihasilkan.
6. Komposisi kimia dan produk dari proses pembakaran (termasuk toksisitas bahan
bakar dan produk pembakaran).
7. Ash konten dan komposisi (terutama untuk bahan bakar padat).
8. Efek produk dari pembakaran terhadap produk.
Bahan bakar yang digunakan di furnace dapat dibedakan menjadi bahan bakar gas (fuel
gas) dan bahan bakar cair (liquid oil).
Keuntungan dari bahan bakar gas adalah : (1) Lebih mudah terbakar sempurna dan tidak
menghasilkan asap, (2) Tidak memerlukan pompa transfer, (3) Pengontrolan suhu pada
furnace lebih cepat dan mudah, (4) Tidak memerlukan atomizing steam, (5) Nilai kalor per
satuan berat lebih tinggi. Sedangkan kerugiannya adalah mudah terbakar sehingga perlu
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan
atau disalin seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan atau disalin
seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”
Dokumen : FR-BA-01
PPSDM MIGAS FURNACE Tanggal : 19/02/2018
(REFINERY EQUIPMENT) Revisi :0
DIKLAT PROSES PERTAMINA RU Halaman : 59 dari 71
Bahan bakar minyak (fuel oil) viskositas rendah, dalam penggunaanya dapat dipompakan
pada suhu kamar. Akan tetapi untuk mendapatkan pembakaran yang sempurna dibutuhkan
steam untuk atomisasi agar pencampurannya dengan udara lebih baik. Fuel oil jenis ini
biasanya digunakan pada saat start up unit distilasi hingga kondisi operasi normal.
Fuel oil dengan viskositas yang tinggi merupakan bahan bakar yang paling murah, akan
tetapi paling sulit untuk digunakan. Sehingga untuk pengalirannya/pemompaannya
diperlukan pemanas steam trace pada sistem perpipaannya agar tidak mengalami
kebuntuan. Pada proses pembakarannya juga dibutuhkan steam untuk atomisasi. Fuel oil
jenis ini sering digunakan setelah kondisi operasi normal.
Keuntungan dari bahan bakar minyak adalah : (1) Penanganan lebih mudah, karena flash
point tinggi, (2) Dapat menggunakan produk residu yang mengalami masalah dalam
penjualan, (3) Penyimpanannya memerlukan instalasi yang lebih murah
Adapun kerugian dari bahan bakar minyak diantaranya adalah pour point tinggi sehingga
memerlukan pemanasan dan isolasi, memerlukan pompa transfer dan steam atomizing
serta menimbulkan jelaga pada proses pembakaran
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan atau disalin
seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”
Dokumen : FR-BA-01
PPSDM MIGAS FURNACE Tanggal : 19/02/2018
(REFINERY EQUIPMENT) Revisi :0
DIKLAT PROSES PERTAMINA RU Halaman : 60 dari 71
- Mendapatkan fuel oil yang bersih dari kotoran, sehingga dapat mencegah
terjadinya kebuntuan pada burner. Untuk tujuan ini maka pada suction
pompa dipasang filter.
- Mendapatkan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan. Dengan adanya fasilitas oil
return, jumlah fuel oil yang dibutuhkan dapat diatur sesuai kebutuhan.
- Mendapat tekanan dan suhu fuel oil yang lebih stabil (tetap). Sehingga diharapkan
dengan tekanan dan suhu fuel oil yang stabil, akan didapatkan pemanasan pada furnace
dan boiler yang stabil juga. Untuk itu maka pada pemanas bahan bakar minyak tersebut
dipasang peralatan instrumen yang berfungsi untuk mengatur suhu fuel oil yang akan
diigunakan.
Fuel oil system biasanya memiliki 2 (dua) pompa yang digerakkan dengan motor listrik,
dimana pada operasi normal hanya 1 (satu) pompa yang jalan. Sebelum masuk pompa, fuel
oil yang berasal dari tangki penimbang dilewatkan pada filter terlebih dahulu agar kotoran-
kotoran tidak terikut.
Karena fuel oil memiliki viskositas yang cukup tinggi dan mudah membeku, maka setelah
keluar dari pompa dimasukkan kedalam suatu pemanas (heater) yang menggunakan
pemanas listrik atau pemanas steam.
Pada saat start up, pemanas yang digunakan adalah pemanas listrik. Sedangkan pada saat
normal operasi, pemanas yang digunakan adalah pemanas yang menggunakan media
pemanas steam. Diharapkan suhu fuel oil setelah melewati pemanas tersebut ± 85ºC.
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan
atau disalin seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan atau disalin
seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”
Dokumen : FR-BA-01
PPSDM MIGAS FURNACE Tanggal : 19/02/2018
(REFINERY EQUIPMENT) Revisi :0
DIKLAT PROSES PERTAMINA RU Halaman : 61 dari 71
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan
atau disalin seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan atau disalin
seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”
Dokumen : FR-BA-01
PPSDM MIGAS FURNACE Tanggal : 19/02/2018
(REFINERY EQUIPMENT) Revisi :0
DIKLAT PROSES PERTAMINA RU Halaman : 62 dari 71
Efisiensi furnace merupakan unjuk kerja furnace dalam memanfaatkan panas dari hasil
pembakaran dari sejumlah fuel pada fluida yang akan dipanaskan di dalam tube dapur.
Efisiensi panas pada suatu sistem furnace didefinisikan sebagai perbandingan antara energi
yang berguna terhadap energi yang masuk.
useful heat
6.1
total heat
Ada dua metode yang dapat digunakan untuk menghitung efisiensi panas di furnace
1. Metode panas yang hilang (heat loss)
Dihitung dengan menjumlahkan panas yang masuk dikurangi panas yang hilang
melalui dinding furnace dan asap hasil pembakaran
qin q out
efisiensi 100% 6.2
qin
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan atau disalin
seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”
Dokumen : FR-BA-01
PPSDM MIGAS FURNACE Tanggal : 19/02/2018
(REFINERY EQUIPMENT) Revisi :0
DIKLAT PROSES PERTAMINA RU Halaman : 63 dari 71
Efisiensi dari sistem furnace bergantung dari setiap tahapan transfer energi
yang berasal dari energi kimia pada bahan bakar dan energi listrik sampai
dengan menjadi proses yang tersimpan pada produk akhir.
Gambar 6.1 Diagram skematik proses furnace secara umum (Peter, Mullinger)
Sebagai gambaran efisiensi sistem furnace diatas dapat dilihat pada tabel 6.1. dari data
pada tabel 6.1, jumlah total energi input sebesar 48 MW dan jumlah energi yang terpakai
sebesar 21 MW, sehingga efisiensi keseluruhan proses furnace sebesar 43%.
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan
atau disalin seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan atau disalin
seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”
Dokumen : FR-BA-01
PPSDM MIGAS FURNACE Tanggal : 19/02/2018
(REFINERY EQUIPMENT) Revisi :0
DIKLAT PROSES PERTAMINA RU Halaman : 64 dari 71
Kemampuan suatu dapur memanfaatkan panas dapat dihitung dari kebutuhan panas masuk
dapur dikurangi panas yang keluar dari dapur, dalam hal ini panas yang diserap oleh fluida
yang mengalir melalui tube dapur.
Data yang dibutuhkan untuk menghitung kemampuan furnace memanfaatkan panas ini
antara lain:
- Jenis dan sifat fluida yang dipanaskan
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan
atau disalin seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan atau disalin
seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”
Dokumen : FR-BA-01
PPSDM MIGAS FURNACE Tanggal : 19/02/2018
(REFINERY EQUIPMENT) Revisi :0
DIKLAT PROSES PERTAMINA RU Halaman : 65 dari 71
Untuk kebanyakan furnace, perpindahan panas pertama terjadi pada seksi konveksi,
kemudian pada seksi radiasi. Untuk itu perlu dievaluasi unjuk kerja furnace, guna
menentukan kemampuan pada masing-masing seksi dan panas yang hilang.
Untuk furnace yang beroperasi secara steady state kita dapat melakukan perhitungan panas
dengan menggunakan simple heat balance :
Hf = Hc + Hs + Hg 6.4
Dimana
Hf adalah panas yang disuplai dari bahan bakar
Hc adalah panas yang diambil oleh fluida proses
Hs adalah panas yang hilang melalui struktur furnace
Hg adalah panas yang hilang terbawa flue gas
Hf tergantung pada jenis bahan bakar dan desain daripada burner, yang dihitung
berdasarkan
Hf = Qf CV 6.5
Dimana
Qf adalah fuel flow rate
CV adalah nilai kalori bahan bakar
Panas yang digunakan untuk memanaskan fluida proses dapat dihitung dari
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan
atau disalin seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan atau disalin
seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”
Dokumen : FR-BA-01
PPSDM MIGAS FURNACE Tanggal : 19/02/2018
(REFINERY EQUIPMENT) Revisi :0
DIKLAT PROSES PERTAMINA RU Halaman : 66 dari 71
Dimana :
Qc adalah laju alir fluida proses
Cpc adalah panas spesifik rata-rata fluida proses
Tc adalah suhu outlet fluida proses
Ta adalah suhu ambient
Hr adalah reaction energy .
Kehilangan panas melalui struktur furnace secara konduksi melalui dinding furnace dan
secara konveksi dan radiasi dari luar dinding ke atmosfer.
Hs = Ai k (Ti – To)
= Ao (h (To – Ta) + (To4 – Ta4)) 6.7
dimana:
Ai adalah luas permukaan dinding di bagian dalam
Ao adalah luas permukaan dinding bagian luar
k adalah konduktivitas panas dinding furnace
h adalah koefisien perpindahan panas secara konveksi
Ti adalah hot face temperature
To adalah cold face temperature
adalah emissivitas dinding furnace
adalah konstanta Stefan-Boltzmann.
Dimana :
Qg adalah laju alir flue gas
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan
atau disalin seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan atau disalin
seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”
Dokumen : FR-BA-01
PPSDM MIGAS FURNACE Tanggal : 19/02/2018
(REFINERY EQUIPMENT) Revisi :0
DIKLAT PROSES PERTAMINA RU Halaman : 67 dari 71
Contoh sederhana analisa panas masuk dan keluar furnace dapat dilihat di bawah ini
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan
atau disalin seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan atau disalin
seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”
Dokumen : FR-BA-01
PPSDM MIGAS FURNACE Tanggal : 19/02/2018
(REFINERY EQUIPMENT) Revisi :0
DIKLAT PROSES PERTAMINA RU Halaman : 68 dari 71
Contoh 6.1
Bahan bakar jenis Fuel oil API 20 dibakar dan gas-gas hasil pembakaran didinginkan
hingga suhu 300oF. heating value dari bahan bakar adalah 17900 btu/lb net,
karbondioksida 13%. Berapa banyak panas yang hilang melalui stack dan berapa pound
flue gas yang dihasilkan ?
Basis 1 lb bahan bakar dan 60oF
Jawab :
Dari gambar 14-2, pada 13% CO2, maka persentase excess air sekitar 23%. Pembacaan
pada grafik dengan pendekatan hingga 25% kurva excess air dan suhu flue gas 300 oF,
maka panas yang hilang melalui stack sekitar 6,3%.
Sehingga diperoleh panas yang hilang lewat stack sebesar 0,063 x 17900 btu/lb = 1130
btu/lb
Flue gas yang dihasilkan tiap lb fuel sebesar 16 lb untuk nol persen excess air
Pada 23% excess air, maka : 16 x 1,23 = 19,68 lb
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan
atau disalin seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan atau disalin
seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”
Dokumen : FR-BA-01
PPSDM MIGAS FURNACE Tanggal : 19/02/2018
(REFINERY EQUIPMENT) Revisi :0
DIKLAT PROSES PERTAMINA RU Halaman : 69 dari 71
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan
atau disalin seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan atau disalin
seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”
Dokumen : FR-BA-01
PPSDM MIGAS FURNACE Tanggal : 19/02/2018
(REFINERY EQUIPMENT) Revisi :0
DIKLAT PROSES PERTAMINA RU Halaman : 70 dari 71
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan
atau disalin seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan atau disalin
seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”
Dokumen : FR-BA-01
PPSDM MIGAS FURNACE Tanggal : 19/02/2018
(REFINERY EQUIPMENT) Revisi :0
DIKLAT PROSES PERTAMINA RU Halaman : 71 dari 71
Besarnya panas yang hilang melalui dinding untuk kondisi dinding yang
baik, pada bagian radiasi sekitar 2 – 3%, sedangkan pada bagian
konveksi sekitar 1%.
Contoh 6.2
Berapa panas yang diperlukan untuk menaikkan suhu mixed base oil 40 API sebanyak
1000 lb dari 100 menjadi 600oF
Jawab :
Panas spesifik pada 100oF = 0,48
Panas spesifik pada 600oF = 0,775
Panas spesifik rata-rata dari suhu 100 menjadi 600oF = (0,48 + 0,775) / 2 = 0, 627
(sebagai catatan, dari grafik 5.1 nelson panas spesifik pada suhu 350oF = 0,627)
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan
atau disalin seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan atau disalin
seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”
Dokumen : FR-BA-01
PPSDM MIGAS FURNACE Tanggal : 19/02/2018
(REFINERY EQUIPMENT) Revisi :0
DIKLAT PROSES PERTAMINA RU Halaman : 72 dari 71
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan
atau disalin seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan atau disalin
seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”
Dokumen : FR-BA-01
PPSDM MIGAS FURNACE Tanggal : 19/02/2018
(REFINERY EQUIPMENT) Revisi :0
DIKLAT PROSES PERTAMINA RU Halaman : 73 dari 71
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan
atau disalin seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan atau disalin
seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”
Dokumen : FR-BA-01
PPSDM MIGAS FURNACE Tanggal : 19/02/2018
(REFINERY EQUIPMENT) Revisi :0
DIKLAT PROSES PERTAMINA RU Halaman : 74 dari 71
DAFTAR PUSTAKA
1. Anasit, Furnace, 2016, Diktat STEM Akamigas Prodi Refinery Diploma III, Cepu
2. API Standard 560, Fired Heaters for General Refinery Services, 3rd edition, 2001
3. Baukal, Charles E., Schwartz, Robert E., Baukal, Charles E. Jr., The John Zink
Combustion Handbook, CRC Press, Boca Raton, Fl., March 27, 2001.
4. Dennis Clary, Fired Heater, 2006 Engineering Design Seminar, UOP LLC.
5. Kardjono, S.A., Furnace dan Boiler, Diktat Akamigas Prodi Refinery Diploma III,
Akamigas, Cepu, 2005
8. Nelson, W.L., Petroleum Refinery Engineering, 4th edition , Mc Graw Hill Book
Company, 1956
9. Reed, Robert D., Furnace Operations, 3rd edition, Gulf Publishing Company, 1981
10. Risayekti, Peralatan LPG, Diktat Akamigas Prodi Refinery Diploma III, Akamigas,
Cepu, 2006
11. Trambouze, Pierre, Petroleum Refining 4, Materials and Equipment, IFP, 2000
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan
atau disalin seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”
Dokumen ini milik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”, isi dari dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan atau disalin
seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi “PPSDM MIGAS”