Anda di halaman 1dari 62

KIMIA MIGAS

Disusun oleh

Ir. Bj. RISAYEKTI H, MT

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN MINYAK DAN GAS BUM


(PUSDIKLAT MIGAS)
CEPU
KATA SAMBUTAN

Dengan mengucap puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Tim Penyusun
Buku Bahan Ajar STEM AKAMIGAS yang dibiayai oleh Proyek Pendidikan
Minyak dan Gas Bumi tahun anggaran 2004 telah dapat menyelesaikan tugasnya
menyusun 100 (seratus) judul Buku Bahan Ajar STEM AKAMIGAS untuk
jurusan:
1. Geologi 9. Pembekalan & Pemasaran Dalam Negeri
2. Pemboran 10. Instrumentasi & Elektronika
3. Produksi 11. Teknik Mesin Kilang
4. Pengolahan 12. Teknik Mesin Lapangan
5. Utilities 13. Teknik Listrik Perminyakan
6. Laboratorium Pengolahan 14. Teknik Sipil Perminyakan
7. Teknologi Gas 15. Fire & Safety
8. Gas Processing 16. Manajemen Services Migas
17. Sistem Informasi Manajemen

Dengan telah tersusunnya Buku Bahan Ajar STEM AKAMIGAS ini saya anjurkan
kepada seluruh tenaga pengajar yang terkait dapat menggunakannya sebagai
referensi dan menyempurnakannya sesuai dengan perkembangan teknologi,
khususnya di bidang Migas.
Kepada Tim Penyusun, saya sampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya atas
sumbangsih dan dedikasinya dalam mewujudkan Buku Bahan Ajar yang sungguh
sangat diperlukan dalam menunjang proses belajar-mengajar di STEM
AKAMIGAS.

Kepada Pemimpin Proyek Pendidikan Minyak dan Gas Bumi, saya ucapkan terima
kasih atas upaya-upaya yang dilakukan sehingga dapat memberikan dukungan dana
untuk membiayai penyusunan Buku Bahan Ajar, dan saya berharap agar tetap
diupayakan dukungan dana untuk tahun-tahun berikutnya.
Kepada semua pihak yang telah ikut ambil bagian dalam penyusunan Buku Bahan
Ajar, tidak lupa pula saya ucapkan terima kasih.
Demikian* mudah-mudahan hasil karya kita dapat memberikan manfaat dalam
mewujudkan visi dan misi kita dan setiap upaya yang kita lakukan tersebut selaki
mendapatkan ridho-Nya. Amin.

Cepu, Desember 2004


Kepala,

~^JUa
Dr. Ir. A. Zuhdan Fathoni
NIP 100004628
DAFTARISI

Halaman

i
KATA PENGANTAR
ii
DAFTARISI
- 1
1. PENDAHULUAN
SENYAWA HIDROKARBON 3
2.1. Pembagian Senyawa Hidrokarbon J
2.2. Senyavva-Senyawa Alifatis 4
2.2.1. Senyawa Hidrokarbon Jenuh 4
2.2.2. Senyawa Hidrokarbon Tidak Jenuh 8
2.2.3. Senyawa Cyclo Alkane 10

2.2.4. Senyawa Aromatik 11


2.2.5. Alkanol ( Alkohol) 15
SENYAWA KIMIA DAN GAS BUMI 20
3.1. Sifat Kimia Minyak Bumi 20
3.2. Klasifikasi Minyak Bumi 21
3.2.1. Klasifikasi Umum Minyak Bumi 21
3.2.2. Klasifikasi Minyak Bumi Berdasarkan Kadar Sulfur -- 22
3.2.3. Klasifikasi Minyak Bumi Berdasarkan Specific Gravity 22
3.2.4. Klasifikasi Minyak Bumi Berdasarkan Komposisi
93
Hidrokarbon

A
3.2.5. Klasifikasi Minyak Bumi Berdasarkan Volatility 23
V 3.2.6. Klasifikasi Minyak Bumi Berdasarkan
Characterization Factor 24
3.2.7. Klasifikasi Minyak Bumi Berdasarkan Correlation
Index (CI) 24
3.2.8. Klasifikasi Minyak Bumi Berdasarkan Viscosity
Gravity Constan (VGC) 25

n
25
3.3. Karakteristik Gas
3.3.1. Struktur Molekul Gas Hidrokarbon 26

3.3.2. Sifat Gas Bumi 28

3.3.3. Susunan Senyawa-Senyawa Dalam Gas Bumi 31

Fraksi Minyak Dan GasBumi 31


A 3.4.
\ 3.4.1. Macam Fraksi Minyak Dan Gas Bumi 31

3.4.2. Susunan Senyawa Hidrokarbon Dalam Minyak Dan


33
Gas Bumi
3.4.3. Kelompok Paraffin atau Alkana 34

3.4.4. Kelompok Senyawa Cyclo Alkana

(Napthen/Napthanik) 37

3.4.5. Kelompok Aromatic 38

3.4.6. Struktur Group Analisa Komposisi Hydrokarbon


39
Hypotesa
3.4.7. Senyawa Non Hydrokarbon Dalam Minyak Bumi 40

PROSES-PROSES KIMIAWI DARI PENGOLAHAN MIGAS 46

4.1. Perengkahan / Cracking 46

46
4.2. Polymerisasi
46
4.3. Isomerisasi
47
4.4. Alkilasi
47
4.5. Reformasi
49
4.6. Siklisasi
50
4.7. Dehidrogenasi
50
4.8. Hidrogenasi
50
4.9. Hidrodesulphurisasi
50
4.10. Hidrasi
51
4.11. Dehidrasi
51
4.12. Oksidasi

5. PROSES KIMIAWI UNTUK TREATING MIGAS 52

52
5.1. Coustic / Soda Washing :
5.2. Mercaptan Oxydation (MEROX) 53

in
5.3. Acid Treating 53
54
5.4. Sulphur Recovery
5.5. Mercuri Removal
5.6. Absorbsi Kimiawi Terhadap C02 55
DAFTAR PUSTAKA 57

IV
1. PENDAHULUAN

Senyawa kimia minyak dan gas bumi yang sering disebut sebagai senyawa
Hydro Carbon ( HC ) disusun oleh unsur Carbon ( C)dan Hydrogen (H)dengan
susunan yang tertata mengikuti aturan-aturan yang baku dan teratur. Jumlah unsur
carbon dalam rantai akan menentukan jumlah unsur hydrogen yang diikat. Ikatan
dalam senyawa hydrocarbon merupakan ikatan kovalen yang membentuk senyawa
yang mantap dengan delapan elektron dikulit terluar.
Rantai carbon berbentuk rantai terbuka Gelas ujung pangkalnya) maupun
rantai yang tertutup (cyclis), baik yang jenuh maupun tidak jenuh. Besarnya atom
atom carbon dalam rantai senyawa, maupun bentuk rumus bangun senyawa akan
memberikan sifat yang berbeda dari senyawa minyak dan gas bumi, baik sifat fisika
maupun sifat kimianya. Sifat fisika dan kimia minyak dan gas bumi akan
menentukan cara pengolahan, penanganan dan penggunaannya. Pengaruh yang
paling menonjol adalah wujud yang merupakan salah satu sifat fisika yang
dipengaruhi oleh jumlah atom carbon senyawa dengan jumlah carbon yang rendah
(< 5) berbentuk gas, senyawa dengan jumlah C> 6 berbentuk cair, sedangkan
senyawa dengan jumlah C>-16 berbentuk padat.
> Senyawa minyak dan gas bumi yang berbentuk crude (mentah), selain
disusun oleh senyawa hydrocarbon, juga diikuti oleh senyawa ikutan (non
hydrocarbon) seperti nitrogen, oksigen, sulfur, logam-logam dll. Senyawa non
hydrocarbon umumnya merupakan impurities mengganggu yang hams dihilangkan
dengan proses treating (pencucian). Proses treating dapat dilakukan secara fisika
maupun secara reaksi-reaksi kimia dengan penambahan additive tertentu.
Proses awal untuk menghasilkan minyak dan gas bumi adalah destilasi
terhadap crude, yaitu proses pemisahan berdasarkan perbedaan titik didih atau sifat
7
terbang relatif. Sedangkan proses selanjutnya untuk mendapatkan hasil dengan nilai
Iebih tinggi adalah proses konversi dengan reaksi - reaksi kimia tertentu.
Proses konversi pada pengolahan minyak dan gas bumi misal dengan
reformasi, alkylasi, isomerisasi, cyclisasi, hydrogenasi, dehydrogenasi dan proses- #
proses kimia tambahan yang lain. Proses konversi yang dipilih disesuaikan dengan
bahan baku yang diolah dan hasil yang dikehendaki, misal konversi dari gosaline
dengan angka octan rendah menjadi gasoline dengan angka octan tinggi.
2. SENYAWA HIDROCARBON

Seijyawa hydrocarbon disusun oleh carbon (C) dan hydrogen (H).


2.1. Pembagian Senyawa Hidrocarbon
Senyawa-senyawa hidrocarbon menurut susunannya dibagi menjadi 2 golongan
besar.

1. Senyawa Alifatis
Yaitu suatu senyawa hydrocarbon yang terdiri dari rantai C yang tersusun
terbuka baik lurus, bercabang, jenuh maupun tidak jenuh.
2. Senyawa Cyclis
Yaitu senyawa dengan rantai atom C tertutup.
Senyawa cyclis dapat dibagi menjadi:
a. CycloAlkana
Senyawa dengan lingkaran atom Cdalam molekulnya, tetapi sifat-sifatnya
serupa dengan sifat-sifat senyawa alifatis hydrocarbon yang sesuai.
b. Aromatic
Senyawa-senyawa benzena dan derivatnya (yang berasal dari benzena)
Ada 2 macam Senyawa Hidrocyclis
1. Senyawa Carbocyclis
Dalam rantainya hanya terdiri dari atom Csaja.
Contoh:

H
/ C %
H C
C H
#
II 1
H C
C H
C
\
H

2. Senyawa Cyclis
Yang tidak hanya terdiri dari atom Csaja, tetapi juga atom unsur-unsur lain
dalam rantainya.
Contoh

/\
\ # Pyridine
N

2.2. Senyawa-Senyawa Alifatis


2.2.1. Senyawa Hidrokarbon Jenuh (Alkena) - ( CnH2n +2) juga disebut paraffin.
Disebut senyawa hidrokarbon jenuh, karena rantai dari senyawa-senyawa ini
telah jenuh dengan atom-atom H.
a. DaftarNama-Nama
Nama-nama suku alkana berasal dari kata bilangan Yunani dengan diberi
akhiran "an" atau ana kecuali suku yang pertama.
CH4 Methan = Methana
n=l

C2H6 Ethan = Ethana


n = 2

C3H6 Propan = Propana


n = 3
Butan = Butana
n = 4 C4H10
C5H12 Pentan = Pentana
n = 5

CgHh Hexan = Hexana


n = 6

C7HI6 Heptan = Heptana


n = 7
Nonan = Nonana
n = 9 C9H20
Dekan = Dekana
n=10 C10H22
Undekan = Undekana
n=ll C11H24
Dodekan = Dodekana
n=12 C12H26
Tetradekan = Tetradekana
V n=14 C14H30
Hexadekan = Hexadekana
n=16 C16H34
C17H36 Heptadekan = Heptadekane
n=17
Octadekan = Octadekana
n=18 C18H38
Bila dari alkana dikurangi 1atom Hmaka terjadi gugusan Alkyl ( Qftn + 1)
atau R.

Contoh:

CH3 - Methyl
C2H5 - Ethyl
C3H7 -Propyl
C4H9 - Buthyl
C5H11 - Pentyl (amyl)
C6Hl3 I - Hexyl
dst

b. Peraturan Memberi Nama


1. Rantai karbon yang terpanjang dipakai nama pokok / utama.
2. Letak gugusan-gugusan cabang ditentukan dengan angka yang terkecil.
H
H3C-C-C-CH3 : 2 Methyl Butana
H2 I
CH3
H3
C
I
H3C - C- C- C- CHi : 2,2 Dimethyl Pentana
I H2 I
C H2
H3

CH3

H3C - C- CH3 :2,2 Dymethyl Propana atau Tetra Methyl Methan


I
CH3

H H H
H3C-C-C-C-CH3 : 2Methyl,4Ethyl Pentana
I I
CH3 C2H5
c. Isomer
Isomer yaitu suatu peristiwa dimana suatu senyawa mempunyai rumus bangun
yang berlainan tetapi BM sama dan rumus molekul yang sama, sifat kimia
isomer berbeda.
Pada butane ada 2 isomer :
1. C-C-C-CH3 Normal butana
H3 H2 H2

H
2. H3C-C-CH3 - 2 Methyl Propana (Iso Butana)
CH3
Pada pentana ada 3 isomer:
H2 H2 H2
1. H3C-C-C-C-CH3 Normal pentana

H2 H
2. H3C-C-C-CH3 2 Methyl Butana
CH3

H3C
I
3. H3C-C-CH3 2 , 2 Dimethyl Propan
I
CH3

Makin besar jumlah atom C, makin banyak isomemya.

Kedudukan Atom C Dalam Senyawa


Kedudukan atom C dalam senyawa dapat dibedakan :
CH3
H I
H3C-C -C -C-C-CH3
1 I H2 H2
CH3 CH3

Atom C 1 & 6 : atom C primer


Atom C 2 & 5 : atom C sekunder

Atom C 3 : atom C tertier

Atom C 4 : atom C kwartener


e. Sifat-Sifat Alkana
1. Pada suhu biasa:
Cis/dC4 berupa gas
C5 s/d Cn berupa zat cair
Cig lebih besar berupa zat padat
2. Sukar larut dalam air, tapi satu sama lain saling dapat larut.
3. Atom C makin besar makin tinggi titik didihnya.
4. Isomer normal selalu mempunyai titik didih yang paling tinggi, sedang
isomer lainnya lebih rendah. Dengan bertambah banyaknya cabang
bertambah rendah titik didihnya.
Contoh:....'
Titik didih0 C

N hexan 68,75
3 Methyl pentan 63,30
2 Methyl pentan 60,30
2 . 3 Dimethyl butan 58,05
5. Dengan pengaruh sinar matahari atau dengan katalisator atom H dapat
diganti dengan halogen.
CH4 + CI2 CH3CI + HCI
CH3 + CI2 - CH2CI2 + HCI'
CH2C1+.C12 "CHCh +.HCl
CHC14 + C12 CCU + HCl
Pada reaksi-reaksi ini terjadi penukaran atom H dari alkana dengan atom
halogen.
Reaksi ini disebut reaksi Sufestitusi.
6. Angka Oktan( Octane Number/ON)
a. Normal Paraffin, untuk yang mengandung atom C kecil seperti CH*.
C2H6 sampai C4H,0, angka oktannya adalah tinggi, tetapi ini akan
menurun dengan naiknya berat molekul.
b. Iso Oktan mempunyai angka oktan 100, tetapi n - octane angka
oktannya 0.
2.2.2, Senyawa Hidrokarbon Tidak Jenuh (Alkena) -> ( C H2n)
Senyawa ini disebut hidrokarbon tidak jenuh, karena mengandung 2atom Hkurang
kalau dibandingkan dengan senyawa alkana, sehingga ada ikatan rangkap 2 (dua)
yang paling kecil adalah C= 2
a. Nama-nama
Dengan memberi akhiran "an" dengan "en" atau "ana" dengan "ena"
N=2 H2C =CH2 Ehtena atau Ethylene
-jsj =3 ^C ~C=CH, Propena atau propylene
H

N=4 hjc - C=CH - CH, Butena 2


H
(Ikatan rangkap di C nomer 2)

b. Peraturan Memberi Nama


1. Rantai karbon yang panjang dipakai sebagai nama pokok dengan
memberikan letak ikatan rangkap dengan nomor terkccil.
2. Letak gugusan-gugusan cabang disesuaikan dengan letak ikatan rangkap.
Contoh :

CH, - CH, - CH = CH: : Butena 1


CH - C CH
2 || : Iso Butena atau 2 methyl propena
CH,

H H
H,C -C - C- C - C = CH, : 3,4 Dimethyl Heksena 1
H2 CH, CH,

c. Sifat-sifat Alkena
1 Adanya ikatan rangkap, dengan mereaksikan dengan air brom, maka wama
coklat dari air brom akan hilang.
Br Br

R-C = C-RI+Br,-R-C-CR1
H H H H

Reaksi ini disebut reaksi addisi (Penambahan)


2. Mengaddisi H2 pada alkena dengan katalisator Pt atau Ni menjadi alkana
Ni / Pt _,, -
CH2=CH2+H2^o-CH,-CH,
( Senyawa tidak jenuh menjadi jenuh)
3. Mudah mengaddisi chlor / brom pada suhu biasa
CI CI

R - CH = CH,+ Cl2 -> R - C - CH,


H

Pada suhu tinggi tidak terjadi reaksi addisi tetapi reaksi substitusi
R- CH =CH2+ CI, 500C >R- CH =CHC1+ HCl
4. Mengaddisi asam halogen ( HCl, HBr, HJ ) pada alkena dan menghilangkan
ikatan rangkap.
CH, - CH,+ HJ -> CH,- CH,J
Addisi suku alkena yang lebih tinggi dipakai aturan MARKOVN1KOV :
Bila 2 atom carbon yang berkaitan rangkap mengikat atom H yang tidak
sama banyaknya maka atom halogen akan terikat pada atom Cyang paling
sedikit mengikat atom H.

d. Oksidasi Senyawa-senyawa Alkena

, Oksidasi nf _, /
1. RCH = CHR1 > RC +R C
40 C XOH XOH
R\ ..Oksidasi
Rv\ n
/P
^
2. C = CH-Rn-r C = 0 + R -C
Ry. R1 0H
10

2.2.3. Senyawa Cyclo Alkane -> ( CFr2n)


a. Sifat - sifat
1 Titik didih 10 - 20 Clebih tinggi dari pada alkane alifatis yang sesuai.
2. Density lebih besar dari pada alkane alifatin yang sesuai senyawa ini disebut
pula naphthene dan bersifat asphaltic.
b. Contoh
Senyawa cyclo alkane mempunyai rantai Cterkecil =3
1. Cyclo propena : H,C- CH, atau

.C

H,

h,c CH,

2. Cvclo butane atau

hj: CH,

H,C CH,

3. Cyclo pentane : ^ ^ CH,


atau

H,
C"

H,C CH,

4. Cyclo hexane atau

H,C CH,

H2
5. Ethyl cyclo pentane : - C -CH,
11

6. Propyl cyclo hexane : C -C CH,


H2 H2

2.2.4.Senyawa Aromatik
Adalah senyawa benzene dan senyawa lain yang berasal dari derivate benzene.
Rumus umum CnH2B-6
Rantai C dengan harga n minimal 6 senyawa ini termasuk senyawa tidak jenuh,
namun sifat kimianya berbeda dengan senyawa tidak jenuh dari alkana karena:
a.. Air brom tidak segera hilang warnanya artinya tidak bereaksi.
b. Dengan KMn04 tidak menunjukkan adanya reaksi oksidasi.

2.2.4.1. Benzena

Rumus molekul : C(;H(i


H
C
/ \
HC CH
11 atau
Rumus bangun. .
HC
1
CH o
\ c
H
/
a. Sifat-sifat Benzena
1. Bila ada penggantian 1atom Hdengan atom lain (substitusi), maka dimana
saja akan digantikan, akan hanya ada 1 macam nama senyawa
(monosubstitusi).
Misa! :

CH,

A v\ - CH,
/\
-CH,

TOLUENE

JfJ
12

2. Disubstitusi dengan dua gugusan methyl akan menghasilkan senyawa.


Misal: CH3 CH3 CH,

A.A -CH, ~CH3

-CH,
-CH,
v V V
CH,

Ortho xylene Meta xylene Para xylene


TD= 144,4 TD=139 TD=138
3. Berwujud zar cair tak berwarna, mudah terbakar, larut dalam zat pelarut
organic : alkohol, ether dll.
4. Oleh pengaruh sinar matahari, akan mengaddisi molekul Cl2 atau Br2.
C.H,+
-6ii6
3Cl2 v m >C6H6C16 cyclo hexan hexa chlorida
C(,H6+1 Brt-jr^ -> C6H6 #r6 cyclo hexan hexa bromida
5. Dapat mengaddisi hydrogen dengan katalisator Ni /Pt pada suhu 180 C
Misal: Benzena menjadi cyclo hexan
H.
C'
C,H,
"O1 L6
+ 3 H, r-^ CJH
180C
61112
/
H2C CH2
atau I II
H2C CH,

H2

6. Dengan katalisator FeCl3 akan terjadi substitusi chlor dan brom.


Misal: substitusi chlorine pada benzen

/\ FeCl, -Cl
+ HC1
+ C1-
(asam chloride)
v
Monochlor Benzene
13

7. Dengan campuran HN03 dan H2S04 pekat sebagai katalisator akan


membentuk nitro benzene dan air.

A .... A
H,S04 NO,
+ H,0
+ HNO, -

V
(H:S04 pekat disini bertugas untuk mengisap air yang terjadi dari reaksi
sehingga HNO3 tetap pekat dan reaksi berjalan baik).
8 Denan H^SO tpekat dan berasap akan membentuk sulfonat

A 180C
A - SO,H
+ H,0
+ IIOSO,H

V V Benzene sulfonat

(H2SO4 pekat disini berfungsi untuk mcnghisap air yang terjadi dari reaksi)
9. Synthesa Friedel Cruft
Benzene dicampur dengan methyl halogen dengan katalisator AlCb kering.
misal benzene dengan methyl chloride membentuk solven.

AIC,\
CH> +HCI
+>rCl keT^T

Toluen

2.2.4.2. Toluen C(,H5CH3atau CH3

Sifat-sifat Toluen
a. Dengan oksidator kuat (KMnQ4 dalam H2So4) akan terbentuk asam benzoate
O

CH,
\
+ 30
OH + HX>
V Asam benzoat
14

b Dapat dinitrasi menjadi T.N.T (Tri Nitro Toluene) yaitu bahan peledak
CH,

' VcH, +3m 0iN NO,


-

MO,

2.2.4.3. Naplalene
Rumus molekul CioHs
Rumus bangun

8 1

Kedudukan 1=4 = 5 = 8 disebut kedudukan a


Kedudukan 2 = 3 = 6 = 7 disebut kedudukan (i
Pada nephtalen dikenal 2buah mono substitusi produk yaitu yang dinyatakan dengan
hurufadan P
Contoh : a Methyl napthalen
CHb

PMethyl napthalen
15

jika berisi banyak substitusi, maka kedudukan subsitent-substitent tadi dinyatakan


dengan nomor yang sesuai dengan nomor inti.
Contoh: N02

= 1.5 dinitro napthalene

w
NO, OH

= naphthol

/VV1 Br

= 2.4 dibromo 1 naphthol

Br

2.2.5. Alkanol (Alkohol)


Mempunyai rumus molekul CnH2n +1 OH atau ROH
a. Cara memberi nama
Dengan menambahkan nama pada senyawa hidrokarbon yang sesuai +akhiran
"ol".

Misal: C2H5OH : Etanol = ethyl alcohol


Juga letak gugusan alkyl dinyatakan dengan angka.
Contoh:

CH3OH = Metanol

Hfi-C-C-OH = Propanol 1= 1propyl alcohol


H H

H
H,C-C-CH, = Propanol 2
OH
= Isopropyl Alkohol = IPA

yifia' '
16

H
H,C-C-C-CH3 Butanol 2
//,
OH
= Sec (Secondary) butyl alcohol
H
HJZ-C-C-OH = 2 Methyl propanol 1
I H,
CHi
= Isobutyl alcohol

b. Pembagian alkohol
1. Alkohol Primer : C//2n+1 CH2OH =Gugus OH dipegang oleh Cnomor
satu

Memegang 1 gugus alkyl


CnH^ OH
2. Alkohol Sekunder : " "^^ Atom Cmemegang
C 2 gugus alkyl
CmH2m+t
m 2m+l H

CH2l,+{ Atom C memegang 3 gugus


3. Alkohol tertier \
CmH2^-C-OH alkyl
CpH2p+l /

CH?
Contoh CH3JCOH :t (tertier) butyl alkohol
C//_,y

c. Sifat-sifat alkohol
1. Makin Tinggi rantai C, makin tinggi titik didihnya. Jika dibandingkan
alkohol yang seisomer, maka alkohol dengan rantai Cyang bercabang akan
mempunyai titik didih rendah bila dibandingkan dengan alkohol normal.
2. Alkohol adalah senyawa yang tidak berwarna, suku-suku yang mengandung
C, s/d C3 berupa cairan yang dapat larut tidak terbatas dengan air. Untuk C!2
atau lebih, pada suhu biasa berupa zat padat dan larut sedikit didalam air.
17

3. Dapat bereaksi dengan logam membentuk alkohol, yang berlangsung dengan


mudah jika ditambah logam-logam alkali (Na).
C2H5OH + Na CzHsONa+VfcHz
4. Alkohol dapat dioksidasikan dan hasilnya tergantung pada macam
alkoholnya.
Misal:
O 0
K2Cr207 S 0 #
a. CH2ll+i CH2OH C//2h+1 C >CH2n+l C
H,SOA
l2LJ^A \ \
H OH

C./f,ht| \ CH,2/1+1
^n"
N/ K2Cr2On \
b _0//_l_i_L C=0
r //2S04 /
Cm^2M+1 / tmH2m+l

CH2n+l

c Cm//2H1+1 C-OH

CpH2p+\
5. Gugusan OH dari alkohol mudah diganti dengan halogen.

2.2.5.1. Methanol (Metil alkohol)


a. Pembuatan
Methanol dibuat dari sintesa carbon monoksida dengan gas H2 dengan tekanan
3000 psi dan suhu antara 350 - 400 C dengan katalisator tertentu (chromic
oksida dengan kombinasi zink oksida).

3000 psi
CO +2H, < * CH3 OH
350 - 400 C

Zn O kombinasi dengan chromic oksida

'Z/'A
18

b. Sifat-sifat methanol
1. Cairan tidak berwarna dapat bercampur dengan air dan timbul panas dan
peristiwa konstraksi (volume campuran lebih kecil dari jumlah volume
cairan mula-mula).
2. Mudah terbakar dengan nyala biru. Merupakan senyawa yang beracun dan
menyebabkan orang buta.
3. Jika dioksidasi terbentuk formal dehide dan apabila oksida berlanjut
terbentuk asam formiat dan akhirnya C02 dan H2 O.
O o

CXnu-O-* CH -Q-*H- C -JL+C02+H20


\ X
H OH

Methanol Formaldehide As. Formiat

c. Pembuatan methanol dari gas synthesis


Sebagai gas synthesis antara lain CO, C02, H2, yang dapat dipandang sebagai
sumber pembuatan methanol. Ada 2reaksi utama yang dapat digunakan dalam
menghasilkan methanol.
Sebagai bahan baku adalah gas synthesis.
C02 + 3H2 CH3OH +H2O
ZnO & Cr20%
CO+2H2 : +CH0H
Tek tinggi; suhu tinggi
Gas synthesis dapat dibuat dari bermacam-macam sumber carbon (misal dari
batu bara).
Pembuatan gas synthesis sebagai berikut:
: C + H2O CO-H2
C + 2H20 CO2 + 2H2

d. Pembuatan methanol dari oksidasi hidrokarbon


Senyawa utama pembuatan methanol adalah gas alam (gas methan) metode
yang telah berhasil untuk pembuatan methanol adalah oksidasi dari hidrokarbon.
Sebagai hidrokarbon adalah gas methan.
19

Oksidasi gas methan menjadi methanol:


2CH4 + 02 2CH3OH
Macam-macam hidrokarbon dapat dioksidasi untuk menghasilkan methanol,
tetapi hasilnya akan lebih rendah bila dihasilkan dari hidrokarbon yang lebih
besar. Methanol dan hidrokarbon ringan yang lain dapat juga digunakan untuk
menghasilkan gas syntesis.
Reaksi-reaksi adalah sebagai berikut:
CH4 + H2O CO+ 3H2
CH4 + 2H20 > C02 + 4H2
CO + H2O C02+ H2
Reaksi tersebut diatas dapat berlangsung dengan menggunakan katalisator,
misal: Pt, Ni.

e. Kegunaan methanol
1. Sebagai solvent untuk pernis.
2. Untuk pembuatan formaldehyde.
3. Methanol sebagai bahan pengganti fuel dalam automobile engine (sedang
dalam penelitian).
4. Digunakan sebagai anti freeze dalam combustion engine cooling systems.
5. Sebagai perekat/lem untuk industri kayu lapis.
6. Sebagai bahan baku untuk pembuatan textile dan juga bahan tambahan.

V.
3. SENYAWA KIMIA MINYAK DAN GAS BUMI

Minyak dan gas bumi merupakan senyawa hydrocarbon karena senyawa ini
sebagaian besar disusun oleh unsur carbon (C) dan hydrogen (H) dan sebagian
kecil unsur lain seperti oksigen (O), nitrogen (N), sulfur (S) dan beberapa metal.
Menurut Abraham, minyak bumi yang disebut bitumina atau petroleum
adalah senyawa hydrocarbon yang larut dalam carbon disulfide (CSJ. Senyawa
hydrocarbon yang tidak larut dalam carbon disulfide disebut non bitumina (misal:
batubara).
3:1. Sifat Kimia Minyak Bumi
Minyak bumi merupakan zat yang paling penting diantara semua
hydrocarbon maupun diantara semua bitumina. Susunan kimia minyak bumi
berdasarkan hasil analisa elementer pada umumnya adalah sebagai berikut:
JENIS ATOM % BERAT
Karbon (C) 83 - 87%
Hidrogen (H) 11 - 14%
Sulfur (S) 0,1 - 2% atau lebih
Nitrogen (N) 0,01 - 0,3%
Oksigen (O) 0,1 - 1%
(Fe, V, Ni dll) >03 %

Karbon dan hydrogen dalam minyak bumi membentuk berbagai macam


senyawa molekul dengan rantai panjang dan lingkaran. Rantai yang dibentuk juga
dapat bercabang-cabang dan dapat berbentuk struktur tiga dimensi. Oleh karena itu
molekul yang dibentuk oleh unsur Cdan Hini dapat berupa molekul yang sangat
besar dan yang sangat kecil. Senyawa hydrocarbon yang terbentuk dengan berbagai
struktur merupakan penyusun utama minyak bumi.

20
21

3.2. Klasifikasi Minyak Bumi


Z.l.l.Klasifikasi Umum Minyak Bumi
Secara umum minyak bumi diklasifikasikan menjadi 3macam yaitu:
1. Minyak bumi dasar paraffin (Paraffin base)
Minyak bumi ini penyusun utamanya paraffin wax dan sedikit mengandung
asphaltic. Sebagian besar terdiri dari paraffin hidrokarbon dan biasanya
memberikan hasil yang bagus untuk pembuatan wax dan destilat pelumas.
2. Minyak bumi dasar asphaltic (Asphalt Base)
Minyak bumi ini mengandung sejumlah besar asphaltic dan sedikit paraffin wax.
Hydrokarbon ini sebagian besar terdiri dari naphtene dan sedikit mengandung
paraffin hidrokarbon.
3. Minyak bumi dasar campuran (Intermediate Base / Mix Base)
Minyak bumi ini disusun oelh paraffin wax dan asphaltic dalam jumlah besar,
bersama-sama dengan senyawa aromatic, jadi penyusunannya campuran yang
seimbangjumlahnya.
Ciri-ciri Paraffin Basedan Asphal BaseCrude Oil
Karakteristik Paraffin Base Asphal Base

SG Crude Oil Rendah Tinggi

Tinggi Rendah
Hasil Gasoline

Angka Oktan Gasoline Rendah Tinggi

Sweet or sour Aromatic sour


Bau Gasoline

Kadaar Sulfur pada Fraksi Rendah Tinggi

Tinggi Rendah
Titik Asap Kerosine
Tinggi Rendah
Angka Cetan Solar
Tinggi Rendah
Titik Tuang Solar
Tinggi Rendah
Kuantitas Peluams
Tinggi Rendah
Indeks Viskositas Pelumas

Sedangkan ciri-ciri intermediate base berbeda diantara ciri-ciri paraffin dan asphalt
base.

... /
'JS&
fi^g:M^MMSiM^i^
22

3.2.2. Klasifikasi Minyak Bumi Berdasarkan Kadar Sulfur


Minyak bumi selalu mengandung sulfur dengan jumlah yang kecil sampai relatip
tinggi.
Berdasarkan kadar sulfur, minyak bumi diklasifikasikan sebagai berikut:
Jenis Minyak Bumi Sulfur % WT

Non Sulfuris 0,001-0,3%

Sulfur Rendah > 0,3 -1%

Sulfuris >l-3

Sulfur Tinggi >3

3.2.3. Kasifikasi Minyak Bumi Berdasarkan Specific Gravity


Specific gravity merupakan sifat utama minyak bumi. Besar specific gravity yang
berdasarkan harga "API, minyak bumi dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Klasifikasi "API

Minyak Ringan (Light Gravity) >40-50

Minyak Sedang (Intermediate > 15-40


Gravity)

Minyak Berat (Heavy Gravity) 9-15

Makin kecil harga specific gravity berarti makin besar API, minyak banyak
mengandung bensin. Makin besar specific gravity berarti "API makin kecil, minyak
banyak mengandung wax atau residu aspal, atau fraksi berat makin besar.
Berdasarkan harga SG langsung minyak bumi dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Jenis Minyak Bumi SG

Light < 0,830

Medium Light 0,830 - 0,850

Medium Heavy > 0,850 - 0,865

Heavy > 0,865 - 0,905

Very Heavy > 0,905


23

3.2A.Klasifikasi Minyak Bumi Berdasarkan Komposisi Hidrokarbon


Komposisi hydrocarbon akan menentukan besar harga specific gravity. Berdasarkan
komposisi hydrocarbon, Lane And Garton ( 1934 ) dari US Bureau of Mines dibuat
klasifikasi minyak bumi secara umum berdasarkan specific gravity (SG 60F / 60F),
klasifikasi ini dasarnya dari jenis fraksi ( 250 - 275 C ) pada tekanan 1 atm dan
fraksi ( 275 - 300 C) pada tekanan 40 mm Hg.
Klasifikasi berdasarkan komposisi tersebut adalah :
Fraksi I Fraksi II
(250 - 275 C) (275 - 300 C)
No Klasifikasi 60F API 60F API
Sg Sg
60F 60F
Paraffin-paraffin < 0.825 >40 < 0.876 >30
1.

Paraffin Intermediate < 0.825 >40 0.876-0.934 20-30


2.

Intermediate Paraffin 0.825-0.860 33-40 < 0.876 >30


3.

Intermediate 0.825-0.860 33-40 0.876-0.934 20-30


4.

Intermediate Naftenic 0.825-0.860 33-40 > 0.934 <20


5.

Naftenic Intermediate > 0.860 <33 0.876-0.934 20-30


6.

Napthenic-napthenic > 0.860 <33 > 0.934 <20


7.

Paraffin-napthenic < 0.825 >40 > 0.934 <20


8.

Napthenic paraffinic > 0.860 <33 < 0.876 >30


9.

3.2.5. Klasifikasi Minyak Bumi Berdasarkan Volatility


Berdasarkan jumlah fraksi ringan dalam crude yang dapat didestilasi pada suhu
dibawah 300 C, minyak bumi diklasifikasikan sebagai berikut:
% Vol. Fraksi Ringan
> 50 %

20-50%

< 20 %

'J'
24

3i2.6.Klasifiaksi minyakbumi berdasarkan Characterization Factor.


Klasifikasi ini cukup luas digunakan seperti yang dinyatakan oleh Watson, Nelson
dan Murphy. Harga Characterization Factor atau angka karakteristik dari minyak
bumi didapat dari rumusan sebagai berikut :

K =
V*
dimana:

TB = Average molal boiling point (dalam R)


S = Spesific gravity pada60 F
Harga K dipengaruhi oleh viskositas, aniline point, bobot molekul, temperature kritis
serta komposisi hydrocarbon.
Berdasarkan hargaK dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Jenis Minyak Bumi K

Paraffin Base 12,15-13

Intermediate Base 11,5-12,1

Napthenic Base 10,5-11,45

3.2.7.Klasifikasi Minyak Bumi Berdasarkan Correlation Index ( CI)


Klasifikasi minyak bumi berdasarkan CI dikembangkan oleh VS Bureou of mines,
ini ditentukan oleh hubungan antara SG 60/60 F dengan boiling point ( dalam K)
dan hydrocarbon mumi.
Harga CIuntuk seri normal paraffin adalah 0 dan untuk benzene 100.
Rumus emperis yang didapat dari grafik tersebut adalah :
CI= 473,7d-43'8 + 48647K
Dimana:

K = Boiling point rata-rata yang didapat dari Methode destilasi dengan standart
VSBereu of mines.
25

Klasifikasi yang didapat berdasarkan harga CI adalah


Jenis Minyak Bumi CI

Paraffin hydrocarbon (yang domman dalam 0-15

fraksi)

Napthene atau campuran paraffin, napthene > 15 -50

dan aromat.

>50
Aromatic

3.2.S.Klasifikasi Minyak Bumi Berdasarkan Viscosity Gravity Constan ( VGC)


Klasifikasi berdasarkan VGC utamanya digunakan untuk keperiuan lubricating oil ^
(minyak pelumas).
Harga VGC tergantung dari viscosity dan spesific gravity, dihitung dengan rumus
empiris sebagai berikut:
10 G -1,0752 log (V- 38)
VGC =
10 log (V-38)

Dimana:

G = Spesific gravity pada 60 F


V = viscosity pada 100 F

3.3. Karakteristik Gas


Gas bumi adalah campuran dari senyawa hidrokarbon berbentuk gas dengan
bermacam-macam impurities. Gas-gas hidrokarbon yang biasanya ditemukan di
dalam gas bumi ketika diproduksikan, biasanya disebut wet gas terdiri dari methane,
ethane, propane, butanes, pentanes dan dalam tingkat yang lebih kecil, hexanes,
heptanes, octanes dan komponen-komponen yang lebih berat.
Fraksi berat ini dihilangkan kemudian gas kering (dry gas) disalurkan melalui pipa
terutama sebagai campuran dari methane dan ethane, dimana porsi yang paling besar
adalah methane.

V
V
26

Komposisi Gas Bumi


Ada dua klasifikasi umum :
- Non-associated gas yang tejadi secara alamiah berupa phase gas dan tidak
berasosiasi dengan sumber minyak bumi.
- Associated-dissolved gas dimana gas bisa berupa gas cap (associated) atau
sollution (dissolved) yaitu gas tersebut larut dalam minyak bumi pada
sumbemya.
Perbandingan penyusun campuran hidrokarbon terjadi di dalam reservoir, tergantung
pada beberapa faktor antara lain :
- Komposisi dari material asli.
- Tekanan dan suhu.
- Kemungkinan bagian dari hidrokarbon itu telah melepaskan diri ke
permukaan dan menguap.
Penyusun gas bumi pada umumnya campuran gas-gas hidrokarbon dengan struktur
molekul "straight chain" atau "paraffin" juga ditemukan gas-gas hidrokarbon dengan
struktur molekul "cyclic" atau "cincin" di dalam campuran dan senyawa "aromat"
yaitu benzene dan derivatnya.

3.3.\.StrukturMolekul Gas Hidrokarbon


H. H

H
-C3H6
CH4 = H- C H
H C C H
1
I I
H
H H

Methane Cyclopropane

H
1
H
| Hv ^-C
Hv/H ^c H
I
H- c - C H < H
I
i

H
i
i

H
K XH H/C^H
Ethane (C2H) Cyclohexane (C6H12)
27

H H H
I I I
-C C C- H H-C
H-
1 I I
H H H

Propane (C3H8)

H H H H CYCLIC COMPOUNS &


till AROMATIC
cccc- H
H-
1 I I I
H H H H

n-Butane (C4H10)

H H H
I I I
H- c- c- C- H
1 I
H H

i-Butane (C4H10)

PARAFFIN COMPOUNDS
(Saturated Straight Chain )

Dibawah ini komponen-komponen tipikal dari bebrapa macam gas di dalam industri :
KOMPONtN
c3 1C4 nC4 iC3 nCs C6 e7
C02 H2S N2 c, c2

Inert Gas -X X
Acid Gas X X .

X X. X X . X X
LNG
X X :.X X X. X X X I x
Natural Gas X' X X
X : X X X
LPG
X X X X X X 1 x
Nat Gasoline
X x. X X x. . X X \ x
NGL
X X X X X ! X
Condensate

r/'
-J/"J
28

33.2.Sifat Gas Bumi


Sifat kimia gas bumi akan menentukan sifat fisikanya.
Sifat fisik ditentukan oleh komposisi campuran penyusun gas bumi. Dengan analisa
gas bumi dapat diketahui komponen murni penyusun gas bumi.
Berbagai sifat-sifat fisik dapat ditentukan dengan menggunakan sifat-sifat fisik tiap
komponen murni didalam campuran.
Sifat-sifat fisik yang paling berguna dalam pemrosesan gas bumi adalah :
- Molecular Weight (berat molekul)
- Freezing Point (titik beku)
- Boiling Point (titik didih)
- Density
- Critical Temperature (temperatur kritis)
- Critical Pressure (tekanan kritis)
- Heat of Vaporization
- Specific Heat

METHANA

Pada 30"Hg, 60 F

Tekanan kritis 673 psi

Temperatur kritis 343,19 R

Density 0,422 lb/cu ft

Derajat API (liq) 340

Berat molekul 16,032

Melting point : 430,04 R

Heat vapourization : 245 Btu/lb

Specific Heat : 0,0251 Btu/cu ft


0,526 Btu/lb

- SG : gas
: 0,5544 (udara=l)
: j
: cair
29

ETHANA

Pada30"Hg,60F

- SG (gas) : 1,0493 (udara=l)

- Gross combustion heat : 1771Btu/cuft

= 22304 Btu/lb

-1 pound (lb) : 12,45 cubic feet

-leu ft : 0,08034 lb

PROPANA

Pada 30" Hg, 60 F (gas)

Boiling point 415,85 R


Tekanan kritis 617 psi
Temperatur kritis 665,89 R

Density 0,11821b/cuft

Titik nyala max. 3710F

- Berat molekul 44,06

- Melting point 153,79 R

- Specific Heat 0,0566 Btu/cu ft


= 0,390 Btu/lb

-SG : 1,522 (udara=l)

Pada 30" Hg, 60 F (cair)


- Derajat API (liq) 147

- Heat Vapourization 91300 Btu/gallon


-1 liquid gallon 36,52 cu ft

-SG 0,508

'/"
W
BUTANA

Pada30"Hg,60F

SG
2,067 (udara=l)
Grass combustion heat 3267 Btu/cu ft

1 cuft
0,1583 lb

-Titik nyala 3735F

Senyawa kimia yang dikehendaki disebut Impurities (kotoran) sering dijumpai dalam
gas bumi dan harus dihilangkan sebab sering menyebabkan kesulitan-kesulitan dalam
proses dan penanganan dan pemakaian gas.

Komponen-komponen tersebut adalah


- Hidrogen Sulfida H2S

- Carbon Dioksida C02

- Merchaptan RSH

- Uap air H20

- Gas yang tidak dapat terbakar N2 dan He

- Pentanes : C5 H12

- Hidrokarbon yang lebih berat : diatas C5

Kerugian yang ditimbulkan oleh Impurities adalah :


- Korosi

- Keracunan

- Polusi
- Pembentukan hydrate pada sistem transmisi dan distribusi
- Menurunnyanilai kalor
- Mengganggu proses pembakaran
31

3.3.3. Susunan Senyawa-Senyawa Dalam Gas Bumi

ANALISIS GAS BUMI TIPIKAL


LOW HIGH
ASSOCIATED PRESSURE PRESSURE
GAS NON ASSO- NON ASSO-
KOMPONEN
mol percent GAS GAS
Mol percent Mol percent

27.52 71.01 91.25


METHANA
16.34 13.09 3.61
ETHANA
29.18 7.91 1.37
PROPANE
5.37 1.68 0.31
i-BUTANE
17.18 2.09 0.44
n-BUTANE
i-PENTANE 2.18 1.17 0.16 i
n-PENTANE 1.72 1.22 0.17 ;
0.47 1.02 0.27
HEXANE
HEPTANE DAN + 0.04 0.81 2.42 ;
CARBON DIOKSIDA 0.00 0.00 0.00 j
HIDROGEN SULFIDA 0.00 0.00 0.00
0.00 0.00 0.00 :
NITROGEN

100.000 100.00 100.00


TOTAL

3.4. FraksiMinyak Dan Gas Bumi


3.4.1.Macam Fraksi Minyak Dan Gas Bumi
Minyak bumi dianalisis berdasarkan fraksionasi dengan cara melakukan
penguapan serta pengembangan kembali berbagai macam cairan yang mempunyai
harga titik didih yang beriainan. Cairan dengan titik didih yang beriainan tersebut
secara garis besar dapat dibagi menjadi:
> Fraksi gas (Ci-C4)
> Fraksi Bensin (C5-C10)
> Fraksi Kerosine (Cu-C13)
> Fraksi Solar (C,4-C,7)
> Fraksi Pelumas Ringan (C18-C25)
> Fraksi Pelumas Berat (C26-C35)
> Fraksi Residu ( C36 - Ceo )
JJ.

i. Susunan senyawa hydrocarbon dalam fraksi minyak bumi adalah :


Batas Didih Nomor % Vol.
Fraksi Dist.
Atom n.P Iso P N

Gas <20C (C,-C4)


28 20 43 9
Bensin 40 - 205 C (Cs-Cio)
23 15 43 19
Kerosene 200 - 300 (C,i-Ci3)
9 48 21
Solar/Gas Oil 250-350 (Ci4-C,7) 22

18 6 52 24
Dist. Pelumas ringan 300-400 (C,8-C25)
5 52 26
Dist. Pelumas Berat 350-450 (C26-C35) 17

1 51 27
Residu > 500 C ( C36 - Ceo) 11

b. Komposisi Gas Bumi


Gas bumi sebagian besar disusun senyawa carbon dan hydrocarbon dengan Cdari 1
s/d 4serta sebagian kecil C6 dan C7+, selain itu ada bebrapa gas ikutan.
Contoh Komposisi Gas Bumi di Indonesia.
Komposisi Arun Natural Gas Sanggata Flare Line
% Mol % Mol
NIL NIL
H2S
14,6 7,34
C02
0,34 0,12
N2
71,52 84,86
c,
5,61 3,22
c2
2,58 2,10
c3
0,83 0,70
NC4
0,64 0,53
IsoC4
0,32 0,28
NC5
0,41 0,39
Iso C5
0,50 0,24
c6
2,63 0,42
c7
100,00 100,00

C5 s/d C7+ =Condensate - Bensin Alam 2- 5%

^'^jP'^^^^TBi^sr*^'^''
33

Karakteristik Umum dari Hydrokarbon


Gas Bp,C Vapcur Gross Critical
Specific atm pressure cal. Conditions
For gravity Pressure at 100 Val. Temp Pres
Hydrokarbon (Air=l) Fpsi Btu/cu C sure
mula
ft at psi
60C
0.554 -161.4 1012 -82 673
Methane CH4 -

0.968 -103.9 1613 10 748


Ethylene C2H4 -

1.038 -89.0 1771 32 708


Ethane C2H6 -

C3H6 1.453 -47.7 227 2370 91 667


Propylene
1.522 42.1 189 2520 97 617
Propane C3H8
C4H8 1.867 -4.5 59 2968 163 628
Butadiene-1,3
1.937 -6.3 62 3084 147 588
Butylene-1 C4H8
1.937 -3.7 46 3181 160 610
Cis Butylene-2 C4H8
C4H8 1.937 -6.9 63 3065 145 580
Iso Butylene
2.006 -11.7 73 3260 134 530
Iso Butane C4H10
2.006 -0.5 52 3267 152 551
n-Butane C4H]o

3.4.2. Susunan Senyawa Hidrokarbon Dalam Minyak Dan Gas Bumi


3.4.2.1. Susunan Utama
Senyawa minyak dan gas bumi penyusun utamanya adalah carbon dan
hydrogen. Ikatan kimia yang terjadi adalah kovalen, dimana unsur-unsur akan saling
meminjamkan elektronnya untuk membentuk susunan elektron yang stabil seperti
gas mulia yaitu 8 (delapan) elektron di kulit luamya.
Misal:

H Methan a
+ 0 C = 4 elektron +
H + + H 4H= 4 elektron 0
0 0 jadi ada 8 elektron di kulit terluarnya
0-
H

A
34

Kedudukan carbon dalam senyawa hydrocarbon istimewa, karena :


a. Carbon dapat membentuk rantai pada rumus molekul senyawa hidrokarbon
Misal :H3C-H2C-CH3
b. Karena letak carbon ditengah-tengah pada system berkala secara terbatas dapat
mengikat logam dan non logam.
c. Carbon dapat membentuk ikatan kovalen
Minyak bumi dengan BM = 250 - 300 dapat diidentifikasikan berdasarkan bentuk
senyawa-senyawa hidrokarbon seperti:
a. Hydrokarbon seri parafin
~ Normal paraffin
~ Iso Paraffin

b. Hydrocarbon seri siklo paraffin atau naphtenik


c. Hydrocarbon seri aromatic
d. Hydrocarbon seri olefin

3.4.3.Kelompok Paraffin atau Alkana


a. Kelompok methane = Gas paraffin hydrocarbon Q s.d C4
H CH4
H-C-H TD = -161C
H ON =161
Atom C mempunyai valensi 4
1 atom C mengikat 4 atom H
CH4 adalah suku pertama alkana sifatnya paling stabil dan merupakan penyusun
utama gas bumi, selain itu terdapat gas hydrocarbon lainnya dalam jumlah kecil,
seperti:
H H Etana = C2H6
I
H- C-C-H TD = - 80 C
I I
H H
H H H

H-C-C-C-H ^ Propana =C3H8


HHH " =-42,5C
H H H H
Butana = C4H10
I I I I
H-C-C-C-C H TD = -0,5 C
I I I I
H H H H

H
I Iso Butan = Methyl Propan = C4H10
H,C - C - H3C
TD = -11 C
H3C

b. Paraffin Hydrokarbon Cair


Yang termasuk paraffin hidrokarbon cair adalah :C5 Hn s/d Cu H32
Yang termasuk kelompok ini adalah bensin (gasoline), naptha dengan batas didih
40-205 C terdiri dari C5 - C10 dengan 145 isomer alkana.
Contoh:

Senyawa Rumus Molekul Isomer

Pentana C5H12 3

Heksana C6H14 5

Heptana C7H16 9

Oktana C8H18 18

Nonana C9H20 35

Dekana C10H22 75

Contoh Isomer:

-C-C-C-C-C-C-C-C
N Oktan TD=125C
(C8H,8) AO = 20ON
: C C
I I
-C-C-C-C-C-
I
c

Iso Oktana TD=110C


(C8H18) AO=100ON
36

Beberapa contoh hasil distilasi minyak bumi untuk fraksi cair dari C6+ Distilasi pada
tekanan atmosfir.
- Heksana (C6Hi4) pada trayek didih 60-95 C.
- Normal heptana dan isomer oktana pada trayek didih 95-125 C.
- Undekana ( d H24 ), dedokana (C12 H26), tridekana (C13 H28), tetradekana
(Cu H30), pentadekana (C15 H32), heksadekana.
- Cetan (C\6 H34) terdapat pada proses distilasi crude oil pada fraksi solar.
- Cu H30: Fraksi kerosin-gas oil, pada trayek didih 226-337 C.

c. Paraffin Hydrokarbon Berat


Hydrokarbon berbentuk padat merupakan fraksi normal C16 keatas sampai
dengan C70 H34 disebut hidrokarbon padat.
- Suku pertama Ci6 H34 = Heksadekana =Cetan.
TD = 287 C.
Titik beku= 18,1 C.
- N . C20 H42 = Eikosana.
TD = 345 C.
Titik beku = 36,7 C.
- Iso C20 H42 (2 Metil Nonadekana).
Titik beku= 18,3 C.
- Iso C20 H42 (9-10 dimetil oktadekana).
Titik beku = 5,5 C.
- NC30H62 NC39H8o
TD = 400C TD = 520C
Titik beku = 54 C Titik beku = 80,3 C
Hydrocarbon padat jenis paraffin dengan rumus kimia C H2n+2 terdapat pada semua
jenis minyak bumi ( 0,1 - 5) %, pada minyak bumi jenis paraffin kadar paraffin
padat/wax(7-25)%.
Proses vacuum distilasi residu untuk mendapatkan pelumas base stock terdapat
paraffin padat/wax ( C17 - C5 ) dengan titik beku =45-54 C dan BM =< 500.
37

Short residu (goudron/mazud) terdapat paraffin padat = ceresin (C35 - C55) dengan
titik beku = 65-88 C, TD =>600 C, BM = 500 - 700.
Senyawa penyusun ceresin adalah campuran :
Hydrocarbon - N. Alkana =38%
Siklo + Iso Paraffin = 48 %
Aromat = 14 %

3AA. Kelompok Senyawa Cyclo Alkana (Napthen/Napthanik)


a. Sifat-sifat
1. Titik didih 10 - 20 C lebih tinggi dari pada alkana dengan jumlah atom C
yang sesuai.
2. Harga density lebih besar daripada alkana dengan jumlah atom Cyang sesuai.
Senyawa ini bersifat asphaltic.
b. Contoh
Rumus Bangun Rumus molekul
Nama

H2C CH2
1.Cyclo propana \c/ atau C3H
3 "6

H,

H,C-
atau C4H8
H c:
2.Cyclo butane
H,C" c

C5H
5 nio
H2C CH, atau
3.Cyclo pentane C
H2
H,

H2C CH,
C6H 12
atau

4.Cyclo hexane H2C CH,

H,
38

Pada minyak bumi dan BBM kandungannya dapat mencapai 25 - 75 % sedangkan


pada pelumas kandungannya menurun sesuai kenaikan senyawa aromat.
Sampai C5 terdapat cabang-cabang radikal alkyl CnH2n+i.
Contohnya: - CH3 (Methyl)
- C2H5 (Ethyl)
- C3H7 (Prophyl)
- C4H9 (Buthyl)
secara individu dalam fraksi bensinterdapat 50 macam senyawa naphten.
Contoh:
CH.

H2C -CH2 H2C CH-C2H5


CH CH.

HC C = CH3 H2C CH,


CH, CH.

\/ v,,/
CH-C2H5
CH,

Methyl Siklo Pentana 1.3 Dimethyl SikloPentana SikloHeksana


TD = 7L8C TD = 80,7 C
Makin tinggi jumlah C makin tinggi titik didihnya.
Misal titik didih siklo heksana = 30 C lebih besar dari titik didih siklo pentane dan
isomemya. Pada fraksi kerosene terdapat Bisiklik Naphten.
/H2C CH2\ /H2C CH2\
H,C HC - CH CH2
\H,C CH,/_ \HX CH,/
TD = 238,5 C

3.4.5. KelompokAromatic
Adalah senyawa benzene dan derivat dari benzene.
Rumus umum : Cn H2n-e-
Rumus molekul benzene = C6 He, aromat yang paling sederhana dalam minyak dan
gas bumi.
Pada fraksi kerosene - gas oil ( 200 - 350 C ) terdapat bisiklik kondensasi senyawa
aromatik.
39

H H

/C\/C\ Hydrocarbon aromatic polisiklik


HC C HC Rumus:
CnH2-12,-14,-18
HC C HC

\c/\c/
H H
Pada fraksi yang lebih berat kandungan aromatiknya makin meningkat. Aromatic dan
poli aromatic mempunyai berat jenis dan indeks bias yang besar serta temperature
kristalisasi yang tinggi.
Hydrokarbon Temperature Kristalisasi
-Benzena 5,6 C
-Paraxylen 13,13 'C
-Napthen 80,2 C

/c C\ /c C\

^c cy xc cx
Aromatik Bisiklik Ci2 Hio

TD = 69,8 C

H H H

/C\/C\/ \
CH AtrazenaC^Hio
F T ? TD = 216C
HC c c CH

\ c/ \c / \ cH /
H H

3.4.6.Struktur Group Analisa Komposisi Hydrokarbon Hypotesa


H, H2 H2 H2 H2 H2 H,
H3C-C-C-C-C-C-C-.C-CH3
40

H2C- CH
HC CH

H2C CH
HC CH

CP = 9 CN = 5 CA = 6

Jadi:

Prosentase karbon pada struktur paraffin


9
* 100% = 45%
20

prosentase karbon pada struktur Napthenik


5
.x 100% = 25%
20

prosentase karbon pada struktur Aromatik


6
jcl00% = 30%
20

3.4.7.Senyawa Non Hydrokarbon Dalam Minyak Bumi


Selain senyawa hydrocarbon, dalam minyak bumi juga terkandung non hydrocarbon
tetapi dalam jumlah yang kecil. Beberapa dari non hydrocarbon tersebut berpengaruh
terhadap kualitas produk.
Untuk beberapa hal mereka mempunyai pengaruh-pengaruh yang berbahaya dan
harus dihilangkan atau diubah ke persenyawaan-persenyawaan yang tidak berbahaya
dengan menilai proses pengolahan.
Unsur-unsur yang termasuk dalam non hydrocarbon adalah :
- Sulphur (S)
- Nitrogen ( N)
- Oxygen (O)
- Logam antara lain :Vanadium (V), Nikel (Ni), Sodium (Na) atau Potassium (K).
41

a. Senyawa Sulphur
Senyawa-senyawa sulphur dibedakan ada yang korosif dan non korosif.
Senyawa sulphur yang korosif antara lain :
- Free sulphur (sulphurbebas)
- Hydrogen sulfide (H2S)
- Merchaptan dengan BM rendah (RSH)
Sulphur (belerang) berupa senyawa atau berbentuk sulphur bebas (free sulphur).
Senyawa sulphur yang merupakan keturunan hydrocarbon dalam BBM dan NBBM
dapat berupa gas, cair, padat. Kadar sulphur dalam minyak bumi bervariasi antara
0,2 s/d 3 % Wt atau lebih.
1. H2S (Hydrogen Sulfida)
TD = -67,8 C terdapat dalam minyakdan gasbumi.
Hasil pemboran dan hasil proses pengolahan dan pemurnian BBM.
Dapat bereaksi dengan oksigen membentuk S bebas.
2 H2S + 02 > 2 S + 2 H20
BBG dan BBM yang disimpan harus bebas H2S, untuk menghindari reaksi seperti
diatas.

2. Merchaptan = RSH ( Rumus Umum )


Beberapa deretan Homolog Merchaptan dalam minyak dan gas bumi.
CH3 - SH > gas metil merchaptan
TD = 5,9 C
C2H5 - SH > C5H11 - SH (dengan 23 isomer)
TD = 35 - 140 C
Cairan merchaptan baunya tajam, sifat korosif terhadap metal berwama terang.
0,6 x 10"6 % kadar C2H5 - SH di udara cukup memberikan bau merchaptan
seperti pada gas kota dan LPG untuk tujuan safety. Merchaptan bila dipanaskan
akan melepaskan gas H2S.

300 C
2 C5H,, - SH - C5H,, - S - C5H, 1+ H2S

T7."T~T"."73SEaB^PS
42

500 C
C2Hii SH C5H11 + H2S

Pada penyimpanan BBM ringan


O,
2 C3H7 - SH C3H7-O-S-.C3H7 + H2O
Udara

merchaptan dengan BM tinggi mudah dihidrolisa dengan air, sehingga pada


proses pemumian dengan soda, NaOH sukar dipisahkan.
C4H9-SH + NaOH C4H9 - S - Na + H20
Pengaruh merchaptan terhadap hasil minyak dan gas bumi
- Bersifat korosif

- Stabilitas menurun

- Menimbulkan bau

- Angka octan menurun


3. Sulfida dan Disulfida

R-S-RdanR-S-S-R

Misal:

CH3-S-CH3 Dimetil sulfida TD = 37,3 C


C3H7-S-C3H7- Dipropil sulfidaTD = 142,8 C
4. Sulfida dan Disulfida

H2C- CH
H2C
[,C CH,

H,C CH2
H2C CH,
\ 0 /
\ 5

Cair - Cair

TD=121C -TD = 141C

Baunya cukup tajam


HC -Theophene
- Baunya seperti hydrocarbon aromatik

^^^^^^^^f^^^^^^^^^^^^^^^E^^^^S^^^^^^S^S^^^^^^^^^^i^^^^^^^
43

b. Senyawa Nitrogen (N)


Senyawa nitrogen dalam minyak bumi dengan kadar sangat rendah (0,1 - 0,3% Wt).
Senyawa nitrogen dapat meracuni katalis, ia tidak diinginkan dalam produk rendah
maupun tinggi karena dapat menurunkan stabilitas penyimpanan produk BBM dan
membentuk gum.
Contoh kadar nitrogen dalam fraksi rendah dan tinggi dari :
Minyak Wilmington (USA) N=0,65%
Distilasi Atmosfir N(%)
IBP-225 C 0
225-250 C 0,013
250-275 C 0,038

Distilasi Hampa (40 mmHg) N (%)


200 - 225 C 0,114

225-250 C 0,213

250- 275 C 0,320

275 - 300 C 1,200


kadar nitrogen didalam minyak naik, jika fraksi ringan sedikit, BJ minyak naik.

c. Senyawa Oksigen
Didalam minyak bumi senyawa oksigen berupa:
-CnHmCOOH = Asam Naphtenik
-C6H5OH =Phenol
- Senyawa alcohol aromatic yang lain.
Asam naphtenikberkisar dari C5 - C6.
Phenol merupakan senyawa beracun yang larut dalam air, jenis alcohol aromatic
yang ada dalam minyak bumi selain phenol adalah cholesterol. Asam naphtenik
mudah dipisahkan dengan mereaksikan dengan basa.
CnHmCOOH + NaOH CnHmCOONa + H20
44

Asam Naphtenik adalah cairan encer dengan bau khusus sangat merangsang. Pada
fraksi kerosin, gas oil dan pelumas terdapat asam naphtenik dalam jumlah yang
merata.

Contoh senyawa oksigen yang dijumpai dalam minyak :


COOH

/C'H\
H2C CH,

H2C CH3

Cresol

OH H3C

H^C
C2H4OH

Phenol Cholesterol

d. Komponen Dengan Berat Molekul Besar


Senyawa hydrocarbon dengan harga BM besar atau tinggi yang dijumpai di dalam
minyak adalah:
- Resin

- Astaltena

- Karbena

- Karboida

Senyawa resin berbentuk pasta yang. dapat dipisahkan dengan metode adsorbsi
dengan : Alumina, silikat atau active clay sebagai adsorben.
Dalam minyak bumi sering dijumpai senyawa resin sampai 20 %. BM resin = 800 -
1200 sehingga resin sulit didestilasi dan banyak dijumpai didalam residu. Kandungan
45

resin dalam pelumas base dapat menurunkan mutu pelumas tersebut, terutama
terbentuknya residu dan harga viscositas.
Penyusun resin C, H, O, N, S.
4. PROSES-PROSES KIMIAWI
DARI PENGOLAHAN MIGAS

4.1. Perengkahan / Cracking


- Hidrokarbon rantai panjang menjadi rantai pendek karena pengaruh
panas dan atau dengan bantuan katalis.
- Gasoline > paraffin + olefin
cracking

- Jumlah HC sebelum dan sesudah reaksi selalu sama.

cracking
Cio H22 > C% His + C2 H4

4.2. Polymerisasi
Penggabungan molekul sejenis : Molekul kecil menjadi besar.
P dan t bisa diatur sesuai hasil yang diinginkan (tekanan temperature).
CH, CH, CH, CH,
I I I I
H2C = C + H2C = C > H,C - C - C - C -
I I III
CH, CH, CH, H2 CH,

Iso Butylen Iso Butylen Di Iso Butylen

1
Monomer
1
Monomer Polymer
i
4.3. Isomerisasi

Pengaturan susunan hydrocarbon dari normal menjadi Iso.


n. paraffin >- Iso paraffin ( sifat lebih baik).
H2 H2 CH,
II AlCl, I
H,C- C - C -CH, H,C- CH Iso Bu tan ( C, //10)
HCCl I
CH,

n . Butan ( C4 H]0)

46

^3^i^TTjrr:i
47

4.4. Alkilasi
Reaksi memasukkan gugus alkyl pada suatu rantai HC untuk mendapatkan
rantai HC mempunyai nilai lebih.
- Alkyl / Alkana +suatu rantai ^ Rantai HC baru (jenuh/tidak)
HC

Kegunaan dilapangan contohnya: membuat gasoline dari bahan dasar gas.


CH2 CH, H2 H2 H2 CH,
| I I I I I
CH,-H2C- C -CH, +H2C = C >H,C-C-C -C - C -CH,
| I
CH, CH,

Butana IsoButylene 2,2 dimetyl hexane


(IsoOctana)

4.5. Reformasi

- Mengubah struktur molekul suatu senyawa dengan menggunakan reaksi


kimia.

+ Pengontrolan panas
+ Katalisator

Rantai senyawa .- paraffin + Olefin + H2 Hasil samping


Reformasi

- Hasil sesuai bahan mentah.


- Guna mempertinggi mutu bensin.
Reforming yang dilakukan di kilang
Tujuan :
- Thermal Reforming
- Catalytic Reforming
Katalisator menggunakan Platina dan logam lain (Plat Forming)
Mekanisme reaksi:
Komponen MOGAS ON rendah menjadi komonen dengan ON lebih tinggi,
yaitu:

&TSgB^3Ea'5a%raRSl%gCT$Ka^^gBB^
48

Aromat

CH3 CH3 C2H5

CH3

Benzen Toluen Xylen Ethyl Benzen


Isoparaffm
CH% CHX
-C-C-C-C-
Misal: I l_I I H,C- C -CH2- C -CH,
CH, H

Iso pentan Iso oktan


RON = 92,3 2,2,4 trimetil pentan
RON =100
Zat dengan rantai C lebih pendek.
Misal :Cio C8 (C2 terpisah menjadi gas)

REAKSI YANG TERBENTUK:

1. Dehydrogenasi (reaksi endoterm)

/ c2\ /c2%
H2C CH-CH3 H,C CH - C
I 1 ^ 1 + 3H2
H2C CH H2C CH
\ H2/ \h2^
Methylcyclo hexan Toluen
RON = 24,8 RON > 100

2. Dehydrosiklisasi (reaksi endoterm)

/ g' \ CH,
H2C
CH3 - CH2 - CH2 - CH - CH2 - CH3 w, 1 | + H->
" H2C CH2
c
\ H2 /

n Hexan Cyclo hexan, RON = 83


RON = 24,8 (mudah menjadi benzen)
49

3. Isomerisasi (reaksi endoterm)


CH3 CH,
a. H3C - CH2 - CH2 - CH2 - CH2 - CH3 II
H3C-CH-CH-CH3

n hexan 2,3 dimethyl butan


RON = 24,8 RON =101,7

CH3
CH3
Dimethyl cyclo pentan Methyl cyclo hexan - dapat berubah
RON = 72 RON = 101,7 menjadi toluene

4. Hydro cracking
CioH22 + H2 C6 Hu + C4 H10 ( butan )
n dekan n hexan
RON = 53 (dilanjutkan - cyclo hexan)

4.6. Siklisasi

- Penyusunan rantai terbuka menjadi rantai tertutup.


- Rantai lurus dengan bantuan katalis akan menghasilkan naphta dan dapat
berianjut dengan menghasilkan dehidrogenasi aromatic.
H.
/ C \
H2C CH2-CH3
H2 H2 H2 H2 I + H2
I
CH,-H,C-C-C-C-C-CH, H2C CH,

NS/
N . Heptana Methyl Cyclo hexane
H
/ C \
HC C-CH3
I II + 3H2
HC CH

Toluen
50

4.7. Dehidrogenasi
Pembuangan atom H dari suatu molekul sehingga menghasilkan rantai tak
jenuh.
a. Jenuh tidak jenuh
CH3-CH3 CH2 = CH2 + H2
Ethana * Ethylene Gas Hydrogen
b. Cyclo paraffin Aromatik
CH3 CH3
Katalis

+ 3H2
P. t

Toluen

4.8. Hidrogenasi
Reaksi antara HC tak jenuh (Olefin) dengan hydrogen
CH2 = CH2 + H2 CH3-CH3
Ethylene Ethana

4.9. Hidrodesulphurisasi
Reaksi penghilangan sulphur dengan penambahan hydrogen dan sulphur
akan diikat sebagai asam sulfide.
Senyawa sulphur ditambah Hydrogen, Terjadi penghilangan sulphur.
-R1SR2 + 2H2 RiH + R2H + H2S
-RSH + H2 RH + H2S
Senyawa H2S bisa dilepaskan atau diadsorb.

4.10. Hidrasi

Reaksi penambahan air pada senyawa hydrocarbon.


Molekul ikatan rangkap + H20 > Senyawa alkohol
H H2 H2
H,C-C = CH2+H20 >H3C-C-C-OH

^^^^T!s^rj^mm^^.m^p^^^^^T7Ts^^xi'SMi'"^m'!3(i::
51

,Propana 1 Air Propanol

4.11. Dehidrasi

Pelepasan air dari suatusenyawa hydrocarbon


H2 H2
H,C-C-C-OH >H3C-C = CH2+H20
H

Propanol Propena 1 Air

4.12. Oksidasi

Reaksi suatu senyawa hydrocarbon + 02

-2(H2C =CH2) +02 OCT I


v. CH2 j
Ethylene Ethylene Oksida
- Reaksi pembakaran
Contoh:

CH4 + .2O2 C02 + 2H20


(Pembakaran sempurna)
5. PROSES KIMIAWI UNTUK TREATING MIGAS

Proses pengolahan minyak dan gas bumi sering harus dilengkapi dengan
proses treating untuk mendapatkan produk bersih, bebas impurities yang
mengganggu dan masuk spesifikasi yangditetapkan.
Beberapa proses treating dilakukan pada pengolahan MIGAS misal untuk
menghilangkan senyawa sulphur dan minyak bumi dengan coustie / soda washing,
merchaptan oxydation, Acid treating, sedangkan untuk menghilangkan Hg dari
gas bumi menggunakan proses absorbsi fisika dan kimia. Senyawa sulphur yang
cukup banyak dapat ditreating dan sekaligus direcarvery misal dengan proses
clous atau proses stretford.
Selain itu untuk menghilangkan Hg yang terikat dalam gas bumi dapat
dilakukan proses Hg removal secara absorbsi kimia dengan carbon aktif dan
sulphur. Sedangkan untuk menghilangkan C02 dalam gas dengan absorbsi
kimiawi misal menggunakan MEA, DEA, K2C03.

5.1. Coustie / soda washing


Dengan NaOH menghilangkan :
- H2S

- C02, COS
- Phenol

- Alkyl merchaptan
- Asam korboksilat

- Asam naphtenat
- dll.

Reaksi yang terjadi:


NaOH + H2S NaHS + H20

NaOH+C02 NaHC03
2NaOH + COS NaHCOs + NaHS
NaOH + RiSH R,SNa + H20
(n = 1 atau 2 )

52
53

NaOH + CeHsOH C6H5ONa + H20


NaOH + R2OH R2ONa + H20
(R2 = gugus Aromatis )
NaOH + R3COOH R3COONa + H20

R3 = CmH2m + I
NaOH + RtCOOH R^OONa + H20
R4 : gugus cyclo alkana sendiri dan atau tergabung dengan
aromatis

5.2. MEROX : Merchaptan Oxydation


Menghilangkan RSH sampai 5PPM
(R-S-H + NaOH ~> RSNa + H20)x2
Merox
2RSNa+'/202 +H20 4 RSSR +2NaOH
Catalist

Merox
2R-S-H+ y202 4 * RSSR +H2O
Catalist

- Untuk mempercepat ditambah methanol, pada temperatur rendah.


- R makin besar maka reaksi makin lambat.

5.3. Acid Treating


Memurnikan fraksi minyak bumi menggunakan H2SO4.
H2SO4 sebagai oksidator kuat :
t
H2SO4 H20 + S02 + On
(pekat)
contoh:

- 2 CH3SH + H2S04 C:H6 + 2 H20+S02 + 2S


- Dengan alkohol ester
- Dengan aromat asam sulfonat
- Dengan H20 Hydrat Hygroskopis
54

5.4. Sulphur Recorvery


Sour gas : dari proses (Hydrodesulphurisasi, catalytic cracking, hydrocracking).
Reaksi kimia yang terjadi pada sulphur Recovery unit:
a. Proses Clous

Pembakaran H2S, SO2 yang terbentuk bereaksi dengan H2S sisa.


2 H2S + 3 02 - 2 S02 + 2H20

2 SQ2 + 4H2S - 6S + 4 H?0


6H2S + 3 02 -6S + 6H2O

atau

2H2S + 02 -> 2S + 2H20


jumlah 02 (udara) tidak boleh berlebih (harus terkontrol dengan cermat)
supaya belerang terbentuk bisa banyak.

b. Proses Stretford

Reaksi oksidasi - reduksi yang regeneratip. Reaksi secara bertahap dan


menggunakan reaktan natrium karbonat, natrium vanadat, katalis ADA
(Anthroquinone Disulforic Acid).
Reaksi yang terjadi:
Tahap I: (absorbsi)
H2S + Na2C03 ,- NaHS + NaHC03
Tahap II: (Reduksi) -> S
2NaHS + 4NaV03 + H20 - Na2V409+ 4NaOH+ 2S

Tahap III: Reoksidasi - garamvanadium kembali ke bentuk semula.


Na2V409 + 2NaOH ADA > 4NaV03 + H20

5.5. Mercury Removal


Hg dihilangkan dari Feed gas LNG plant, karena :
- Untuk mencegah terbentuknya amalgam Al dan Hg karena larut dalam Hg.
Amalgam dengan H2O membentuk oksida yang dapat menyumbat tube.
Reaksi yang terjadi:
2A1 + 3H20-> A1203 + 3H2

^^'^m^^^^^M]^!^^^^^
55

Hg + H20 - HgO + H2
- Sebagai pollutant dan impurities pengganggu proses.
Hg Removal dilakukan dengan absorbsi menggunakan campuran carbon aktip
dan belerang.
Reaksi yang terjadi :
Hg + S -* HgS

5.6. Absorbsi Kimiawi terhadap C02


a. Absorbsi dengan K2C03
Reaksi yang terjadi:
Terhadap C02:

K2C03 + H20 < > KOH + KHCO3

KOH + CO2 < > KHCO3

K2CO3 + H20 + C02 < 2KHCO3

terhadap H2S:

K2CO3 + H2O < KOH + KHCO3

KOH + H2S < KHS + H20

K2C03 + H2S < > KHCO3 + KHS

Proses modifikasi ditambah DEA (sebagai promotor)


- DEA bereaksi dengan C02.
- Hasil bereaksi dengan KOH hasil reaksi antara K2CO3 dan H2O
- Dapat mempercepat reaksi/absorbsi
Reaksi yang terjadi:

K2CO3 + H2O 7 > KOH + KHCO3

CO2 + R2NH < R2NCOOH


KOH + R2NCOOH R2NH + KHC03

K2C03 + H20 +C02 -> 2KHC03


mmm

56

b. Absorbsi dengan larutan amina. (gas liquid sweetening).


- MEA : Mono Etanol Amina

HO-CH2-CH2-NH2
- BEA : Di Etanol Amina

HO-CH2-CH2
:nh
HO-CH2-CH2
- TEA : Tri Etanol Amina

HO-CH2-CH2^
HO-CH2-CH2 N

HO-CH2-CH2 ^
- DIPA : Di Iso Propanol Amina
OH
I
H3C-CH-CH2
:NH
H3C-CH-CH2
OH

- MEAD : Metil Di Etanol Amina

HO - CH2 - CH2
:n-ch3
HO - CH2 - CH2

- DGA : Di Glicol Amino

HO-CH2-CH2 O-CH2-CH2-NH2
DAFTAR PUSTAKA

Guthree B. Urrgil; 1960. "Petroleum Product" Hand Book Mc. GrawHill, Book
4 Company London
1

Muchtisar DP ; 1978. "Petroleum Baze dan Product Handling" PPTMGB


Lemigas Cepu

Risayekti Hermadi ; 1987, "Pengantar Industri Migas" AKAMIGAS PPT


MIGAS Cepu

Risayekti Hermadi ; 1988, " Bahan Bakar Minyak Dan Pelumas" AKAMIGAS
PPT MIGAS Cepu

j t

I
! i
1 !
I ,
a ;

i ii
*
j
*.

1,
5 i
3 '

57

Anda mungkin juga menyukai