Disusun oleh
Dengan mengucap puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Tim Penyusun
Buku Bahan Ajar STEM AKAMIGAS yang dibiayai oleh Proyek Pendidikan
Minyak dan Gas Bumi tahun anggaran 2004 telah dapat menyelesaikan tugasnya
menyusun 100 (seratus) judul Buku Bahan Ajar STEM AKAMIGAS untuk
jurusan:
1. Geologi 9. Pembekalan & Pemasaran Dalam Negeri
2. Pemboran 10. Instrumentasi & Elektronika
3. Produksi 11. Teknik Mesin Kilang
4. Pengolahan 12. Teknik Mesin Lapangan
5. Utilities 13. Teknik Listrik Perminyakan
6. Laboratorium Pengolahan 14. Teknik Sipil Perminyakan
7. Teknologi Gas 15. Fire & Safety
8. Gas Processing 16. Manajemen Services Migas
17. Sistem Informasi Manajemen
Dengan telah tersusunnya Buku Bahan Ajar STEM AKAMIGAS ini saya anjurkan
kepada seluruh tenaga pengajar yang terkait dapat menggunakannya sebagai
referensi dan menyempurnakannya sesuai dengan perkembangan teknologi,
khususnya di bidang Migas.
Kepada Tim Penyusun, saya sampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya atas
sumbangsih dan dedikasinya dalam mewujudkan Buku Bahan Ajar yang sungguh
sangat diperlukan dalam menunjang proses belajar-mengajar di STEM
AKAMIGAS.
Kepada Pemimpin Proyek Pendidikan Minyak dan Gas Bumi, saya ucapkan terima
kasih atas upaya-upaya yang dilakukan sehingga dapat memberikan dukungan dana
untuk membiayai penyusunan Buku Bahan Ajar, dan saya berharap agar tetap
diupayakan dukungan dana untuk tahun-tahun berikutnya.
Kepada semua pihak yang telah ikut ambil bagian dalam penyusunan Buku Bahan
Ajar, tidak lupa pula saya ucapkan terima kasih.
Demikian* mudah-mudahan hasil karya kita dapat memberikan manfaat dalam
mewujudkan visi dan misi kita dan setiap upaya yang kita lakukan tersebut selaki
mendapatkan ridho-Nya. Amin.
~^JUa
Dr. Ir. A. Zuhdan Fathoni
NIP 100004628
DAFTARISI
Halaman
i
KATA PENGANTAR
ii
DAFTARISI
- 1
1. PENDAHULUAN
SENYAWA HIDROKARBON 3
2.1. Pembagian Senyawa Hidrokarbon J
2.2. Senyavva-Senyawa Alifatis 4
2.2.1. Senyawa Hidrokarbon Jenuh 4
2.2.2. Senyawa Hidrokarbon Tidak Jenuh 8
2.2.3. Senyawa Cyclo Alkane 10
A
3.2.5. Klasifikasi Minyak Bumi Berdasarkan Volatility 23
V 3.2.6. Klasifikasi Minyak Bumi Berdasarkan
Characterization Factor 24
3.2.7. Klasifikasi Minyak Bumi Berdasarkan Correlation
Index (CI) 24
3.2.8. Klasifikasi Minyak Bumi Berdasarkan Viscosity
Gravity Constan (VGC) 25
n
25
3.3. Karakteristik Gas
3.3.1. Struktur Molekul Gas Hidrokarbon 26
(Napthen/Napthanik) 37
46
4.2. Polymerisasi
46
4.3. Isomerisasi
47
4.4. Alkilasi
47
4.5. Reformasi
49
4.6. Siklisasi
50
4.7. Dehidrogenasi
50
4.8. Hidrogenasi
50
4.9. Hidrodesulphurisasi
50
4.10. Hidrasi
51
4.11. Dehidrasi
51
4.12. Oksidasi
52
5.1. Coustic / Soda Washing :
5.2. Mercaptan Oxydation (MEROX) 53
in
5.3. Acid Treating 53
54
5.4. Sulphur Recovery
5.5. Mercuri Removal
5.6. Absorbsi Kimiawi Terhadap C02 55
DAFTAR PUSTAKA 57
IV
1. PENDAHULUAN
Senyawa kimia minyak dan gas bumi yang sering disebut sebagai senyawa
Hydro Carbon ( HC ) disusun oleh unsur Carbon ( C)dan Hydrogen (H)dengan
susunan yang tertata mengikuti aturan-aturan yang baku dan teratur. Jumlah unsur
carbon dalam rantai akan menentukan jumlah unsur hydrogen yang diikat. Ikatan
dalam senyawa hydrocarbon merupakan ikatan kovalen yang membentuk senyawa
yang mantap dengan delapan elektron dikulit terluar.
Rantai carbon berbentuk rantai terbuka Gelas ujung pangkalnya) maupun
rantai yang tertutup (cyclis), baik yang jenuh maupun tidak jenuh. Besarnya atom
atom carbon dalam rantai senyawa, maupun bentuk rumus bangun senyawa akan
memberikan sifat yang berbeda dari senyawa minyak dan gas bumi, baik sifat fisika
maupun sifat kimianya. Sifat fisika dan kimia minyak dan gas bumi akan
menentukan cara pengolahan, penanganan dan penggunaannya. Pengaruh yang
paling menonjol adalah wujud yang merupakan salah satu sifat fisika yang
dipengaruhi oleh jumlah atom carbon senyawa dengan jumlah carbon yang rendah
(< 5) berbentuk gas, senyawa dengan jumlah C> 6 berbentuk cair, sedangkan
senyawa dengan jumlah C>-16 berbentuk padat.
> Senyawa minyak dan gas bumi yang berbentuk crude (mentah), selain
disusun oleh senyawa hydrocarbon, juga diikuti oleh senyawa ikutan (non
hydrocarbon) seperti nitrogen, oksigen, sulfur, logam-logam dll. Senyawa non
hydrocarbon umumnya merupakan impurities mengganggu yang hams dihilangkan
dengan proses treating (pencucian). Proses treating dapat dilakukan secara fisika
maupun secara reaksi-reaksi kimia dengan penambahan additive tertentu.
Proses awal untuk menghasilkan minyak dan gas bumi adalah destilasi
terhadap crude, yaitu proses pemisahan berdasarkan perbedaan titik didih atau sifat
7
terbang relatif. Sedangkan proses selanjutnya untuk mendapatkan hasil dengan nilai
Iebih tinggi adalah proses konversi dengan reaksi - reaksi kimia tertentu.
Proses konversi pada pengolahan minyak dan gas bumi misal dengan
reformasi, alkylasi, isomerisasi, cyclisasi, hydrogenasi, dehydrogenasi dan proses- #
proses kimia tambahan yang lain. Proses konversi yang dipilih disesuaikan dengan
bahan baku yang diolah dan hasil yang dikehendaki, misal konversi dari gosaline
dengan angka octan rendah menjadi gasoline dengan angka octan tinggi.
2. SENYAWA HIDROCARBON
1. Senyawa Alifatis
Yaitu suatu senyawa hydrocarbon yang terdiri dari rantai C yang tersusun
terbuka baik lurus, bercabang, jenuh maupun tidak jenuh.
2. Senyawa Cyclis
Yaitu senyawa dengan rantai atom C tertutup.
Senyawa cyclis dapat dibagi menjadi:
a. CycloAlkana
Senyawa dengan lingkaran atom Cdalam molekulnya, tetapi sifat-sifatnya
serupa dengan sifat-sifat senyawa alifatis hydrocarbon yang sesuai.
b. Aromatic
Senyawa-senyawa benzena dan derivatnya (yang berasal dari benzena)
Ada 2 macam Senyawa Hidrocyclis
1. Senyawa Carbocyclis
Dalam rantainya hanya terdiri dari atom Csaja.
Contoh:
H
/ C %
H C
C H
#
II 1
H C
C H
C
\
H
2. Senyawa Cyclis
Yang tidak hanya terdiri dari atom Csaja, tetapi juga atom unsur-unsur lain
dalam rantainya.
Contoh
/\
\ # Pyridine
N
Contoh:
CH3 - Methyl
C2H5 - Ethyl
C3H7 -Propyl
C4H9 - Buthyl
C5H11 - Pentyl (amyl)
C6Hl3 I - Hexyl
dst
CH3
H H H
H3C-C-C-C-CH3 : 2Methyl,4Ethyl Pentana
I I
CH3 C2H5
c. Isomer
Isomer yaitu suatu peristiwa dimana suatu senyawa mempunyai rumus bangun
yang berlainan tetapi BM sama dan rumus molekul yang sama, sifat kimia
isomer berbeda.
Pada butane ada 2 isomer :
1. C-C-C-CH3 Normal butana
H3 H2 H2
H
2. H3C-C-CH3 - 2 Methyl Propana (Iso Butana)
CH3
Pada pentana ada 3 isomer:
H2 H2 H2
1. H3C-C-C-C-CH3 Normal pentana
H2 H
2. H3C-C-C-CH3 2 Methyl Butana
CH3
H3C
I
3. H3C-C-CH3 2 , 2 Dimethyl Propan
I
CH3
N hexan 68,75
3 Methyl pentan 63,30
2 Methyl pentan 60,30
2 . 3 Dimethyl butan 58,05
5. Dengan pengaruh sinar matahari atau dengan katalisator atom H dapat
diganti dengan halogen.
CH4 + CI2 CH3CI + HCI
CH3 + CI2 - CH2CI2 + HCI'
CH2C1+.C12 "CHCh +.HCl
CHC14 + C12 CCU + HCl
Pada reaksi-reaksi ini terjadi penukaran atom H dari alkana dengan atom
halogen.
Reaksi ini disebut reaksi Sufestitusi.
6. Angka Oktan( Octane Number/ON)
a. Normal Paraffin, untuk yang mengandung atom C kecil seperti CH*.
C2H6 sampai C4H,0, angka oktannya adalah tinggi, tetapi ini akan
menurun dengan naiknya berat molekul.
b. Iso Oktan mempunyai angka oktan 100, tetapi n - octane angka
oktannya 0.
2.2.2, Senyawa Hidrokarbon Tidak Jenuh (Alkena) -> ( C H2n)
Senyawa ini disebut hidrokarbon tidak jenuh, karena mengandung 2atom Hkurang
kalau dibandingkan dengan senyawa alkana, sehingga ada ikatan rangkap 2 (dua)
yang paling kecil adalah C= 2
a. Nama-nama
Dengan memberi akhiran "an" dengan "en" atau "ana" dengan "ena"
N=2 H2C =CH2 Ehtena atau Ethylene
-jsj =3 ^C ~C=CH, Propena atau propylene
H
H H
H,C -C - C- C - C = CH, : 3,4 Dimethyl Heksena 1
H2 CH, CH,
c. Sifat-sifat Alkena
1 Adanya ikatan rangkap, dengan mereaksikan dengan air brom, maka wama
coklat dari air brom akan hilang.
Br Br
R-C = C-RI+Br,-R-C-CR1
H H H H
Pada suhu tinggi tidak terjadi reaksi addisi tetapi reaksi substitusi
R- CH =CH2+ CI, 500C >R- CH =CHC1+ HCl
4. Mengaddisi asam halogen ( HCl, HBr, HJ ) pada alkena dan menghilangkan
ikatan rangkap.
CH, - CH,+ HJ -> CH,- CH,J
Addisi suku alkena yang lebih tinggi dipakai aturan MARKOVN1KOV :
Bila 2 atom carbon yang berkaitan rangkap mengikat atom H yang tidak
sama banyaknya maka atom halogen akan terikat pada atom Cyang paling
sedikit mengikat atom H.
, Oksidasi nf _, /
1. RCH = CHR1 > RC +R C
40 C XOH XOH
R\ ..Oksidasi
Rv\ n
/P
^
2. C = CH-Rn-r C = 0 + R -C
Ry. R1 0H
10
.C
H,
h,c CH,
hj: CH,
H,C CH,
H,
C"
H,C CH,
H,C CH,
H2
5. Ethyl cyclo pentane : - C -CH,
11
2.2.4.Senyawa Aromatik
Adalah senyawa benzene dan senyawa lain yang berasal dari derivate benzene.
Rumus umum CnH2B-6
Rantai C dengan harga n minimal 6 senyawa ini termasuk senyawa tidak jenuh,
namun sifat kimianya berbeda dengan senyawa tidak jenuh dari alkana karena:
a.. Air brom tidak segera hilang warnanya artinya tidak bereaksi.
b. Dengan KMn04 tidak menunjukkan adanya reaksi oksidasi.
2.2.4.1. Benzena
CH,
A v\ - CH,
/\
-CH,
TOLUENE
JfJ
12
-CH,
-CH,
v V V
CH,
H2
/\ FeCl, -Cl
+ HC1
+ C1-
(asam chloride)
v
Monochlor Benzene
13
A .... A
H,S04 NO,
+ H,0
+ HNO, -
V
(H:S04 pekat disini bertugas untuk mengisap air yang terjadi dari reaksi
sehingga HNO3 tetap pekat dan reaksi berjalan baik).
8 Denan H^SO tpekat dan berasap akan membentuk sulfonat
A 180C
A - SO,H
+ H,0
+ IIOSO,H
V V Benzene sulfonat
(H2SO4 pekat disini berfungsi untuk mcnghisap air yang terjadi dari reaksi)
9. Synthesa Friedel Cruft
Benzene dicampur dengan methyl halogen dengan katalisator AlCb kering.
misal benzene dengan methyl chloride membentuk solven.
AIC,\
CH> +HCI
+>rCl keT^T
Toluen
Sifat-sifat Toluen
a. Dengan oksidator kuat (KMnQ4 dalam H2So4) akan terbentuk asam benzoate
O
CH,
\
+ 30
OH + HX>
V Asam benzoat
14
b Dapat dinitrasi menjadi T.N.T (Tri Nitro Toluene) yaitu bahan peledak
CH,
MO,
2.2.4.3. Naplalene
Rumus molekul CioHs
Rumus bangun
8 1
PMethyl napthalen
15
w
NO, OH
= naphthol
/VV1 Br
Br
CH3OH = Metanol
H
H,C-C-CH, = Propanol 2
OH
= Isopropyl Alkohol = IPA
yifia' '
16
H
H,C-C-C-CH3 Butanol 2
//,
OH
= Sec (Secondary) butyl alcohol
H
HJZ-C-C-OH = 2 Methyl propanol 1
I H,
CHi
= Isobutyl alcohol
b. Pembagian alkohol
1. Alkohol Primer : C//2n+1 CH2OH =Gugus OH dipegang oleh Cnomor
satu
CH?
Contoh CH3JCOH :t (tertier) butyl alkohol
C//_,y
c. Sifat-sifat alkohol
1. Makin Tinggi rantai C, makin tinggi titik didihnya. Jika dibandingkan
alkohol yang seisomer, maka alkohol dengan rantai Cyang bercabang akan
mempunyai titik didih rendah bila dibandingkan dengan alkohol normal.
2. Alkohol adalah senyawa yang tidak berwarna, suku-suku yang mengandung
C, s/d C3 berupa cairan yang dapat larut tidak terbatas dengan air. Untuk C!2
atau lebih, pada suhu biasa berupa zat padat dan larut sedikit didalam air.
17
C./f,ht| \ CH,2/1+1
^n"
N/ K2Cr2On \
b _0//_l_i_L C=0
r //2S04 /
Cm^2M+1 / tmH2m+l
CH2n+l
c Cm//2H1+1 C-OH
CpH2p+\
5. Gugusan OH dari alkohol mudah diganti dengan halogen.
3000 psi
CO +2H, < * CH3 OH
350 - 400 C
'Z/'A
18
b. Sifat-sifat methanol
1. Cairan tidak berwarna dapat bercampur dengan air dan timbul panas dan
peristiwa konstraksi (volume campuran lebih kecil dari jumlah volume
cairan mula-mula).
2. Mudah terbakar dengan nyala biru. Merupakan senyawa yang beracun dan
menyebabkan orang buta.
3. Jika dioksidasi terbentuk formal dehide dan apabila oksida berlanjut
terbentuk asam formiat dan akhirnya C02 dan H2 O.
O o
e. Kegunaan methanol
1. Sebagai solvent untuk pernis.
2. Untuk pembuatan formaldehyde.
3. Methanol sebagai bahan pengganti fuel dalam automobile engine (sedang
dalam penelitian).
4. Digunakan sebagai anti freeze dalam combustion engine cooling systems.
5. Sebagai perekat/lem untuk industri kayu lapis.
6. Sebagai bahan baku untuk pembuatan textile dan juga bahan tambahan.
V.
3. SENYAWA KIMIA MINYAK DAN GAS BUMI
Minyak dan gas bumi merupakan senyawa hydrocarbon karena senyawa ini
sebagaian besar disusun oleh unsur carbon (C) dan hydrogen (H) dan sebagian
kecil unsur lain seperti oksigen (O), nitrogen (N), sulfur (S) dan beberapa metal.
Menurut Abraham, minyak bumi yang disebut bitumina atau petroleum
adalah senyawa hydrocarbon yang larut dalam carbon disulfide (CSJ. Senyawa
hydrocarbon yang tidak larut dalam carbon disulfide disebut non bitumina (misal:
batubara).
3:1. Sifat Kimia Minyak Bumi
Minyak bumi merupakan zat yang paling penting diantara semua
hydrocarbon maupun diantara semua bitumina. Susunan kimia minyak bumi
berdasarkan hasil analisa elementer pada umumnya adalah sebagai berikut:
JENIS ATOM % BERAT
Karbon (C) 83 - 87%
Hidrogen (H) 11 - 14%
Sulfur (S) 0,1 - 2% atau lebih
Nitrogen (N) 0,01 - 0,3%
Oksigen (O) 0,1 - 1%
(Fe, V, Ni dll) >03 %
20
21
Tinggi Rendah
Hasil Gasoline
Tinggi Rendah
Titik Asap Kerosine
Tinggi Rendah
Angka Cetan Solar
Tinggi Rendah
Titik Tuang Solar
Tinggi Rendah
Kuantitas Peluams
Tinggi Rendah
Indeks Viskositas Pelumas
Sedangkan ciri-ciri intermediate base berbeda diantara ciri-ciri paraffin dan asphalt
base.
... /
'JS&
fi^g:M^MMSiM^i^
22
Sulfuris >l-3
Makin kecil harga specific gravity berarti makin besar API, minyak banyak
mengandung bensin. Makin besar specific gravity berarti "API makin kecil, minyak
banyak mengandung wax atau residu aspal, atau fraksi berat makin besar.
Berdasarkan harga SG langsung minyak bumi dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Jenis Minyak Bumi SG
20-50%
< 20 %
'J'
24
K =
V*
dimana:
K = Boiling point rata-rata yang didapat dari Methode destilasi dengan standart
VSBereu of mines.
25
fraksi)
dan aromat.
>50
Aromatic
Dimana:
V
V
26
H
-C3H6
CH4 = H- C H
H C C H
1
I I
H
H H
Methane Cyclopropane
H
1
H
| Hv ^-C
Hv/H ^c H
I
H- c - C H < H
I
i
H
i
i
H
K XH H/C^H
Ethane (C2H) Cyclohexane (C6H12)
27
H H H
I I I
-C C C- H H-C
H-
1 I I
H H H
Propane (C3H8)
n-Butane (C4H10)
H H H
I I I
H- c- c- C- H
1 I
H H
i-Butane (C4H10)
PARAFFIN COMPOUNDS
(Saturated Straight Chain )
Dibawah ini komponen-komponen tipikal dari bebrapa macam gas di dalam industri :
KOMPONtN
c3 1C4 nC4 iC3 nCs C6 e7
C02 H2S N2 c, c2
Inert Gas -X X
Acid Gas X X .
X X. X X . X X
LNG
X X :.X X X. X X X I x
Natural Gas X' X X
X : X X X
LPG
X X X X X X 1 x
Nat Gasoline
X x. X X x. . X X \ x
NGL
X X X X X ! X
Condensate
r/'
-J/"J
28
METHANA
Pada 30"Hg, 60 F
- SG : gas
: 0,5544 (udara=l)
: j
: cair
29
ETHANA
Pada30"Hg,60F
= 22304 Btu/lb
-leu ft : 0,08034 lb
PROPANA
Density 0,11821b/cuft
-SG 0,508
'/"
W
BUTANA
Pada30"Hg,60F
SG
2,067 (udara=l)
Grass combustion heat 3267 Btu/cu ft
1 cuft
0,1583 lb
Senyawa kimia yang dikehendaki disebut Impurities (kotoran) sering dijumpai dalam
gas bumi dan harus dihilangkan sebab sering menyebabkan kesulitan-kesulitan dalam
proses dan penanganan dan pemakaian gas.
- Merchaptan RSH
- Pentanes : C5 H12
- Keracunan
- Polusi
- Pembentukan hydrate pada sistem transmisi dan distribusi
- Menurunnyanilai kalor
- Mengganggu proses pembakaran
31
18 6 52 24
Dist. Pelumas ringan 300-400 (C,8-C25)
5 52 26
Dist. Pelumas Berat 350-450 (C26-C35) 17
1 51 27
Residu > 500 C ( C36 - Ceo) 11
^'^jP'^^^^TBi^sr*^'^''
33
H Methan a
+ 0 C = 4 elektron +
H + + H 4H= 4 elektron 0
0 0 jadi ada 8 elektron di kulit terluarnya
0-
H
A
34
H
I Iso Butan = Methyl Propan = C4H10
H,C - C - H3C
TD = -11 C
H3C
Pentana C5H12 3
Heksana C6H14 5
Heptana C7H16 9
Oktana C8H18 18
Nonana C9H20 35
Dekana C10H22 75
Contoh Isomer:
-C-C-C-C-C-C-C-C
N Oktan TD=125C
(C8H,8) AO = 20ON
: C C
I I
-C-C-C-C-C-
I
c
Beberapa contoh hasil distilasi minyak bumi untuk fraksi cair dari C6+ Distilasi pada
tekanan atmosfir.
- Heksana (C6Hi4) pada trayek didih 60-95 C.
- Normal heptana dan isomer oktana pada trayek didih 95-125 C.
- Undekana ( d H24 ), dedokana (C12 H26), tridekana (C13 H28), tetradekana
(Cu H30), pentadekana (C15 H32), heksadekana.
- Cetan (C\6 H34) terdapat pada proses distilasi crude oil pada fraksi solar.
- Cu H30: Fraksi kerosin-gas oil, pada trayek didih 226-337 C.
Short residu (goudron/mazud) terdapat paraffin padat = ceresin (C35 - C55) dengan
titik beku = 65-88 C, TD =>600 C, BM = 500 - 700.
Senyawa penyusun ceresin adalah campuran :
Hydrocarbon - N. Alkana =38%
Siklo + Iso Paraffin = 48 %
Aromat = 14 %
H2C CH2
1.Cyclo propana \c/ atau C3H
3 "6
H,
H,C-
atau C4H8
H c:
2.Cyclo butane
H,C" c
C5H
5 nio
H2C CH, atau
3.Cyclo pentane C
H2
H,
H2C CH,
C6H 12
atau
H,
38
\/ v,,/
CH-C2H5
CH,
3.4.5. KelompokAromatic
Adalah senyawa benzene dan derivat dari benzene.
Rumus umum : Cn H2n-e-
Rumus molekul benzene = C6 He, aromat yang paling sederhana dalam minyak dan
gas bumi.
Pada fraksi kerosene - gas oil ( 200 - 350 C ) terdapat bisiklik kondensasi senyawa
aromatik.
39
H H
\c/\c/
H H
Pada fraksi yang lebih berat kandungan aromatiknya makin meningkat. Aromatic dan
poli aromatic mempunyai berat jenis dan indeks bias yang besar serta temperature
kristalisasi yang tinggi.
Hydrokarbon Temperature Kristalisasi
-Benzena 5,6 C
-Paraxylen 13,13 'C
-Napthen 80,2 C
/c C\ /c C\
^c cy xc cx
Aromatik Bisiklik Ci2 Hio
TD = 69,8 C
H H H
/C\/C\/ \
CH AtrazenaC^Hio
F T ? TD = 216C
HC c c CH
\ c/ \c / \ cH /
H H
H2C- CH
HC CH
H2C CH
HC CH
CP = 9 CN = 5 CA = 6
Jadi:
a. Senyawa Sulphur
Senyawa-senyawa sulphur dibedakan ada yang korosif dan non korosif.
Senyawa sulphur yang korosif antara lain :
- Free sulphur (sulphurbebas)
- Hydrogen sulfide (H2S)
- Merchaptan dengan BM rendah (RSH)
Sulphur (belerang) berupa senyawa atau berbentuk sulphur bebas (free sulphur).
Senyawa sulphur yang merupakan keturunan hydrocarbon dalam BBM dan NBBM
dapat berupa gas, cair, padat. Kadar sulphur dalam minyak bumi bervariasi antara
0,2 s/d 3 % Wt atau lebih.
1. H2S (Hydrogen Sulfida)
TD = -67,8 C terdapat dalam minyakdan gasbumi.
Hasil pemboran dan hasil proses pengolahan dan pemurnian BBM.
Dapat bereaksi dengan oksigen membentuk S bebas.
2 H2S + 02 > 2 S + 2 H20
BBG dan BBM yang disimpan harus bebas H2S, untuk menghindari reaksi seperti
diatas.
300 C
2 C5H,, - SH - C5H,, - S - C5H, 1+ H2S
T7."T~T"."73SEaB^PS
42
500 C
C2Hii SH C5H11 + H2S
- Stabilitas menurun
- Menimbulkan bau
R-S-RdanR-S-S-R
Misal:
H2C- CH
H2C
[,C CH,
H,C CH2
H2C CH,
\ 0 /
\ 5
Cair - Cair
^^^^^^^^f^^^^^^^^^^^^^^^E^^^^S^^^^^^S^S^^^^^^^^^^i^^^^^^^
43
225-250 C 0,213
c. Senyawa Oksigen
Didalam minyak bumi senyawa oksigen berupa:
-CnHmCOOH = Asam Naphtenik
-C6H5OH =Phenol
- Senyawa alcohol aromatic yang lain.
Asam naphtenikberkisar dari C5 - C6.
Phenol merupakan senyawa beracun yang larut dalam air, jenis alcohol aromatic
yang ada dalam minyak bumi selain phenol adalah cholesterol. Asam naphtenik
mudah dipisahkan dengan mereaksikan dengan basa.
CnHmCOOH + NaOH CnHmCOONa + H20
44
Asam Naphtenik adalah cairan encer dengan bau khusus sangat merangsang. Pada
fraksi kerosin, gas oil dan pelumas terdapat asam naphtenik dalam jumlah yang
merata.
/C'H\
H2C CH,
H2C CH3
Cresol
OH H3C
H^C
C2H4OH
Phenol Cholesterol
- Astaltena
- Karbena
- Karboida
Senyawa resin berbentuk pasta yang. dapat dipisahkan dengan metode adsorbsi
dengan : Alumina, silikat atau active clay sebagai adsorben.
Dalam minyak bumi sering dijumpai senyawa resin sampai 20 %. BM resin = 800 -
1200 sehingga resin sulit didestilasi dan banyak dijumpai didalam residu. Kandungan
45
resin dalam pelumas base dapat menurunkan mutu pelumas tersebut, terutama
terbentuknya residu dan harga viscositas.
Penyusun resin C, H, O, N, S.
4. PROSES-PROSES KIMIAWI
DARI PENGOLAHAN MIGAS
cracking
Cio H22 > C% His + C2 H4
4.2. Polymerisasi
Penggabungan molekul sejenis : Molekul kecil menjadi besar.
P dan t bisa diatur sesuai hasil yang diinginkan (tekanan temperature).
CH, CH, CH, CH,
I I I I
H2C = C + H2C = C > H,C - C - C - C -
I I III
CH, CH, CH, H2 CH,
1
Monomer
1
Monomer Polymer
i
4.3. Isomerisasi
n . Butan ( C4 H]0)
46
^3^i^TTjrr:i
47
4.4. Alkilasi
Reaksi memasukkan gugus alkyl pada suatu rantai HC untuk mendapatkan
rantai HC mempunyai nilai lebih.
- Alkyl / Alkana +suatu rantai ^ Rantai HC baru (jenuh/tidak)
HC
4.5. Reformasi
+ Pengontrolan panas
+ Katalisator
&TSgB^3Ea'5a%raRSl%gCT$Ka^^gBB^
48
Aromat
CH3
/ c2\ /c2%
H2C CH-CH3 H,C CH - C
I 1 ^ 1 + 3H2
H2C CH H2C CH
\ H2/ \h2^
Methylcyclo hexan Toluen
RON = 24,8 RON > 100
/ g' \ CH,
H2C
CH3 - CH2 - CH2 - CH - CH2 - CH3 w, 1 | + H->
" H2C CH2
c
\ H2 /
CH3
CH3
Dimethyl cyclo pentan Methyl cyclo hexan - dapat berubah
RON = 72 RON = 101,7 menjadi toluene
4. Hydro cracking
CioH22 + H2 C6 Hu + C4 H10 ( butan )
n dekan n hexan
RON = 53 (dilanjutkan - cyclo hexan)
4.6. Siklisasi
NS/
N . Heptana Methyl Cyclo hexane
H
/ C \
HC C-CH3
I II + 3H2
HC CH
Toluen
50
4.7. Dehidrogenasi
Pembuangan atom H dari suatu molekul sehingga menghasilkan rantai tak
jenuh.
a. Jenuh tidak jenuh
CH3-CH3 CH2 = CH2 + H2
Ethana * Ethylene Gas Hydrogen
b. Cyclo paraffin Aromatik
CH3 CH3
Katalis
+ 3H2
P. t
Toluen
4.8. Hidrogenasi
Reaksi antara HC tak jenuh (Olefin) dengan hydrogen
CH2 = CH2 + H2 CH3-CH3
Ethylene Ethana
4.9. Hidrodesulphurisasi
Reaksi penghilangan sulphur dengan penambahan hydrogen dan sulphur
akan diikat sebagai asam sulfide.
Senyawa sulphur ditambah Hydrogen, Terjadi penghilangan sulphur.
-R1SR2 + 2H2 RiH + R2H + H2S
-RSH + H2 RH + H2S
Senyawa H2S bisa dilepaskan atau diadsorb.
4.10. Hidrasi
^^^^T!s^rj^mm^^.m^p^^^^^T7Ts^^xi'SMi'"^m'!3(i::
51
4.11. Dehidrasi
4.12. Oksidasi
Proses pengolahan minyak dan gas bumi sering harus dilengkapi dengan
proses treating untuk mendapatkan produk bersih, bebas impurities yang
mengganggu dan masuk spesifikasi yangditetapkan.
Beberapa proses treating dilakukan pada pengolahan MIGAS misal untuk
menghilangkan senyawa sulphur dan minyak bumi dengan coustie / soda washing,
merchaptan oxydation, Acid treating, sedangkan untuk menghilangkan Hg dari
gas bumi menggunakan proses absorbsi fisika dan kimia. Senyawa sulphur yang
cukup banyak dapat ditreating dan sekaligus direcarvery misal dengan proses
clous atau proses stretford.
Selain itu untuk menghilangkan Hg yang terikat dalam gas bumi dapat
dilakukan proses Hg removal secara absorbsi kimia dengan carbon aktif dan
sulphur. Sedangkan untuk menghilangkan C02 dalam gas dengan absorbsi
kimiawi misal menggunakan MEA, DEA, K2C03.
- C02, COS
- Phenol
- Alkyl merchaptan
- Asam korboksilat
- Asam naphtenat
- dll.
NaOH+C02 NaHC03
2NaOH + COS NaHCOs + NaHS
NaOH + RiSH R,SNa + H20
(n = 1 atau 2 )
52
53
R3 = CmH2m + I
NaOH + RtCOOH R^OONa + H20
R4 : gugus cyclo alkana sendiri dan atau tergabung dengan
aromatis
Merox
2R-S-H+ y202 4 * RSSR +H2O
Catalist
atau
b. Proses Stretford
^^'^m^^^^^M]^!^^^^^
55
Hg + H20 - HgO + H2
- Sebagai pollutant dan impurities pengganggu proses.
Hg Removal dilakukan dengan absorbsi menggunakan campuran carbon aktip
dan belerang.
Reaksi yang terjadi :
Hg + S -* HgS
terhadap H2S:
56
HO-CH2-CH2-NH2
- BEA : Di Etanol Amina
HO-CH2-CH2
:nh
HO-CH2-CH2
- TEA : Tri Etanol Amina
HO-CH2-CH2^
HO-CH2-CH2 N
HO-CH2-CH2 ^
- DIPA : Di Iso Propanol Amina
OH
I
H3C-CH-CH2
:NH
H3C-CH-CH2
OH
HO - CH2 - CH2
:n-ch3
HO - CH2 - CH2
HO-CH2-CH2 O-CH2-CH2-NH2
DAFTAR PUSTAKA
Guthree B. Urrgil; 1960. "Petroleum Product" Hand Book Mc. GrawHill, Book
4 Company London
1
Risayekti Hermadi ; 1988, " Bahan Bakar Minyak Dan Pelumas" AKAMIGAS
PPT MIGAS Cepu
j t
I
! i
1 !
I ,
a ;
i ii
*
j
*.
1,
5 i
3 '
57