Anda di halaman 1dari 10

“REFINERY PLANT”

PENDAHULUAN

PT SMART, Tbk merupakan industri pengolahan kelapa sawit terbesar di Indonesia yang
memproduksi minyak goreng, margarin, shortening, cocoa butter substitute, dan sebagainya. Produk-
produk tersebut merupakan produk hasil olahan crude palm oil (CPO) dan crude palm kernel oil (CPKO)
yang berasal dari kelapa sawit. CPO yang dimurnikan akan menghasilkan minyak goreng. Proses
pemurnian CPO disebut refinery, mencakup degumming, bleaching, dan deodorizing.
Refinery dilakukan bertujuan menghilangkan pengotor-pengotor yang ada di CPO, seperti getah,
fosfatida, kandungan logam, air, asam lemak bebas (FFA), dan bau (odor) serta mengubah warna merah
CPO menjadi kuning keemasan. Tahap degumming menggunakan asam fosfat untuk menggumpalkan
getah, fosfatida, kandungan logam, dan lainnya. Gumpalan pengotor (gum) tersebut kemudian dijerap
menggunakan tanah bentonit (bleaching earth, BE) pada tahap bleaching. BE yang telah menjerap gum
dipisahkan melalui tahap filtrasi. Tahap deodorizing menggunakan suhu tinggi (255–265 °C) yang dapat
memisahkan air dan FFA.

a. Tujuan
Tujuan dari kegiatan on the job training di refinery plant adalah mempelajari proses produksi di
refinery plant.

b. Key Performance
1. Material
Bahan baku yang digunakan adalah CPO, asam fosfat, dan BE. Produk yang dihasilkan
bergantung pada kualitas CPO, asam fosfat, dan BE.
2. Peralatan

Tabel 1 Peralatan yang digunakan refinery plant


Mesin / Peralatan Keterangan Kode
Buffering raw material Tempat menyimpan raw material dari tank farm
A1, A2, A3, B1, B2
tank (CPO)
Pompa untuk mengalirkan raw material dari tank 2PT501_1 dan
Pompa raw material
farm menuju PHE. 2PT501_2
Strainer Untuk menyaring kotoran yang terikut oleh CPO
Plat Heat Exchanger
Pemanasan secara cross dengan RDBPO 2T521A
Economizer
Pemanasan minyak untuk start up awal dan
Plat Heat Exchanger 2T521B
digunakan apabila minyak kurang panas
Dryer Tank Tempat terjadinya penarikan uap air dari CPO 2T502
Phosporic Acid Pump Tangki Penampungan H3PO4 2T534P4
Pompa Untuk mengalirkan phosporic acid sebelum
Phosporic Acid Pump 2PT534
masuk dynamic mixer.
Alat untuk mengaduk minyak supaya bercampur
Dynamic Mixer 2T504
dengan H3PO4 sehingga homogen.
Penyempurnaan reaksi dan pencampuran H3PO4
Acid Reactor Tank 2T503
dengan CPO
Tangki tempat terjadinya proses degumming pada
Bleacher 2635/21
tangki bleaching.
Pompa Vakum Pompa yang digunakan sebagai pembantu vakum
2622UB
Bleacher pada Bleacher
Bleaching Earth (BE)
Tempat penyemprotan BE ke dalam Bleacher 2603A/2609A
Hopper
Hermatic Leaf Filter/ Penyaringan gum dan impurities minyak dari
2616A1/2/3
Niagara Filter proses bleacher
Tangki Penyimpanan minyak sisa dari filter
Slope Tank 2682A
Niagara.
Tempat penampungan BPO hasil filtrasi dari
BPO Tank 2682B
Niagara Filter sebelum masuk ke deodorizer
Bag Filter Tank Tempat penyaringan lanjutan impurities pada BPO 2616B1/B2/B3
Catridge Filter Tank Tempat penyaringan lanjutan impurities pada BPO 2616C1/C2/C3
Tempat penyimpanan BPO sebelum masuk ke
BPO Buffer Tray TT2802
deodorizer
Pemanasan minyak/ preheating secara cross
Plate Heat Exchanger
dengan pemanfaatan panas dari DBPO TT2880A1/A2
Economizer
Alat yang digunakan untuk menghasilkan tekanan
HPB (High Pressure
68 bar dengan suhu steam 275oC pada Final Heat 2890HP
Boiler)
Exchanger
Heating minyak dengan steam HPB tekanan 68
Final Heat Exchanger 2821A
bar dengan suhu steam 275oC
Tempat kondensasi Fatty Acid sementara sebelum
Fatty Acid Scrubber 2823
masuk ke Fatty Acid Tank
Tray yang digunakan untuk memperluas
Packing Column Tray permukaan minyak sehingga penguapan air lebih 2822P
besar
Tangki yang terdiri dari 3 dengan alat sparging
Deodorizer steam dan mammouth lift yang digunakan untuk TT2822A1/2/3
menghisap sisa vapor FFA yang masih tersisa.
Tempat penyimpanan DBPO setelah keluar dari
RDBPO Buffer Tray TT2880B
deodorizer
PFAD (Palm Fatty Acid
Tempat penampungan Fatty Acid 2814
Distilled) Tank
Plat Heat Exchanger Pendingin PFAD dengan media air 2881AG
Pemanas/pendingan minyak saat start up/shut
Shell in Tube 2881S/X
down dengan media air
Plat Heat exchanger Pendinginan RBDPO dengan media cooling water 2881B
Penyaringan akhir minyak setelah keluar dari heat
Bag Polishing Filter exchanger 2881B dan sebelum masuk ke tank 2816C1/2
farm
Menurunkan tekanan untuk menaikkan kondisi
Primary Booster vakum sehingga sehingga udara yang terdapat di 2841/1
deodorizer tertarik
Menurunkan tekanan untuk menaikkan kondisi
Secondary Booster vakum sehingga sehingga udara yang terdapat di 2841/2
primary booster tertarik
Mengkondensasi uap air dari booster dengan
Barometric Condensor 2841A1
menggunakan dirty water
Dirty Cooling Tower Tempat penampungan air kotor 2832A

3. Sumber daya manusia (SDM)


SDM berperan dalam mengoperasikan sistem produksi, baik secara manual ataupun
secara otomatis. SDM yang kompeten akan mendukung berlangsungnya kegiatan operasi
dengan baik sehingga target produksi dan kualitas produk akhir yang diinginkan dapat tercapai.
ISI

1. Supplier
Pemasok bahan baku yang digunakan untuk refinery berasal dari:
 CPO dari tanki A1–A3 dan B1–B2
 Asam fosfat 85% dari PT. RKN, Surabaya
 Bleaching Earth, Tonsil Standard 332 S dari Sud Chemie
 Steam diperoleh dari stasiun boiler dan high pressure boiler (HPB)
 Air (soft water) diperoleh dari clean cooling tower (cooling) dan dirty cooling tower (sistem vakum)

2. Input
1. Bahan baku
Tabel 2 Spesifikasi bahan baku refinery plant
Parameter Brand Bulk
IV 52 (min) 51–52
FFA (%) 3.5 (max) 4.5 (max)
Moisture 0.25 0.25
Dobi (%) 2.5 (min) 2.3 (min)

2. Bahan pendukung
Tabel 3 Spesifikasi bahan pendukung
Bahan Keterangan
Asam fosfat Konsentrasi 85%
Bleaching earth Tipe Tonsil Standard 332 S, highly activated bleaching earth

3. Proses
Refinery memiliki 4 tahap proses utama yang sangat penting, yaitu:
 Degumming
Degumming adalah proses pengikatan getah dan pengotor lain yang terdapat pada CPO
dengan cara mereaksikannya dengan asam fosfat sehingga pengotor menggumpal menjadi gum
dan dapat dikeluarkan pada proses bleaching.
 Bleaching
Bleaching adalah proses adsorbsi gum yang telah diikat oleh PA menggunakan tanah
bentonit (bleaching earth). Selain itu, BE juga dapat menjerap β-karoten yang merupakan zat
warna pada CPO.
 Filtrasi
Filtrasi yang terjadi di niagara filter adalah proses penyaringan BE untuk menghasilkan
Bleached Palm Oil (BPO). BE yang telah digunakan disebut spent earth.
 Deodorizing
Deodorizing bertujuan untuk mengurangi kadar asam lemak bebas dalam minyak. Pada
proses ini, juga terjadi pengurangan β-karoten dan odor akibat pemanasan pada suhu tinggi.
Proses ini menghasilkan RBDPO (Refined Bleached Deodorized Palm Oil) dan PFAD (Palm
Fatty Acid Distilate) sebagai produk samping.
Gambar 1 Flow process Degumming dan Bleaching.

Alur proses refinery adalah sebagai berikut:


1. Feeding
CPO dari kapal diangkut oleh truk, masuk melalui weight bridge untuk mengetahui berat kotor
dari CPO tersebut. Raw material kemudian akan masuk ke loading dan di filter dengan strainer
menuju big tank. Terdapat 5 big tank (A1, A2, A3, B1, B2) dengan kapasitas tank A 3600 ton dan tank
B 2600 ton. Masing-masing tank terdapat steam coil untuk memanaskan CPO hingga suhu 55 oC
(sesuai permintaan refinery) dan agitator untuk pengadukan. Kapasitas produksi refinery 800 ton per
hari.
2. Duplex strainer
Strainer digunakan untuk menyaring kotoran atau menghindari benda-benda yang tidak
diinginkan yang terdapat pada CPO, seperti serabut, benang, kayu, dan benda lainnya yang dapat
menghambat jalannya proses produksi. Benda-benda tersebut akan tersaring pada Strainer yang
berukuran 4 mm. Kondisi Strainer harus tetap terkontrol. Apabila tekanannya mencapai ≥ 6 bar, atau
flow rate terus menurun maka Strainer harus dibersihkan atau dicuci. Saringan pada strainer terbuat
dari stainless steel dengan ukuran lubang 300 meshline.
3. PHE economizer (2T521A)
Minyak dialirkan menuju ke Heater untuk dilakukan proses pemanfaatan panas (Economizer)
dengan RBDPO atau menggunakan steam (pada saat Start-up), di mana bahan yang bersuhu tinggi
akan mengalirkan energi panasnya menuju ke bahan yang bersuhu rendah melalui plate-plate.
Dalam hal ini, panas produk dari tangki Deodorized (RBDPO, T= 130-165 oC) dikontakkan/dicrosskan
dengan bahan baku CPO, (T=40-52 oC) sehingga suhu CPO menjadi lebih tinggi yaitu T= 70-90 oC
sedangkan suhu RBDPO menjadi lebih rendah yaitu T= 71-72 oC. Selanjutnya CPO ditransfer ke PHE
untuk dipanaskan lebih lanjut menggunakan steam hingga T=100-120 oC.
4. Dryer (2T502)
Pompa mentrasfer CPO dengan tekanan 4 bar. Penggunaan dryer dengan menggunakan
spray nozzle. Suhu CPO menjadi 91oC. Dryer digunakan untuk mengurangi kadar air pada CPO.
Dryer menggunakan vakum dengan tekanan 60 mbar.PA tank (2T534P4)
5. PA tank (2T534P4)
Dosing PA dilakukan secara kontinu dengan cara diinjeksikan pada aliran CPO. Dosis yang
digunakan sekitar 0.05-0.06%. Dosing PA tergantung pada Phospor Content (P Content) dari CPO.
6. Dynamic mixer (2T502)
Penggunaan dynamic mixer digunakan untuk pencampuran CPO dan PA.
7. Acid reactor tank (2T503)
Penggunaan acid reactor tank untuk penyempurnaan reaksi antara CPO dan PA. Acid reactor
tank memiliki 4 layer yang dimana CPO dan PA bereaksi (waktu tinggal selama 18 menit). Aliran CPO
pada acid reactor adalah upper flow.
8. Bleacher (2622/21)
Hasil pencampuran pada acid reactor tank ditransfer ke dalam blecher bagian tray atas (2621).
Disini terjadi dosing BE dan terdapat sparging steam untuk penyempurnaan pencampuran BE
(Bleaching Earth) dengan dosis 0,5-2,0% Degummed PO. Pada tray ini juga terjadi perpindahan
panas antara Degummed PO dan RBDPO panas dengan dibantu oleh sparging steam agar
pertukaran panas merata sehingga suhu Degummed PO meningkat. Peningkatan suhu ini
mengoptimakan fungsi BE untuk mengadsorpsi gumpalan. Suhu dijaga antara 100-105 oC dimana
merupakan titik didih air sehingga interaksi antara BE dengan Degumming Oil tidak terganggu oleh
air maupun uap air. Tekanan vakum pada bleacher 55 mbar. Pada tray bawah (buffer tray (2622))
terjadi penyimpanan minyak sementara untuk dialirkan ke Niagara filter menggunakan pompa. Pada
tray ini terdapat sparging steam yang berfungsi untuk mengaduk minyak pada tray ini.

Gambar 2 Flow process filtrasi.

9. Niagara filter (2616A1/2/3)


Terdapat 3 niagara filter dengan kondisi operasi yaitu 2 running dan 1 standby. Pada Niagara
filter terjadi proses penyaringan Spent Earth yang sudah mengandung gum dan impurities. Terdapat
18 filter leaves dengan ukuran 10 mikron untuk penyaringan spent earth dengan setting pressure
maksimal 3.2 bar dan maksimal berat Spent Earth 650 kg. Proses filtrasi yang terjadi pada Niagara
filter adalah sebagai berikut:
a. Precoating
Proses precoating pada saat start up selama 10 menit sedangkan untuk precoating selanjutnya
dilakukan selama 5-7 menit. Selama precoating CPO disirkulasikan kembali ke bleacher sampai
terlihat jernih pada sight glass.
Terdapat proses transisi dari precoating ke filtrasi untuk memberi waktu bagi lapisan precoat
agar menempel kokoh pada filter leaves. Masa transisi terdiri dari tiga tahap, tahap pertama valve
bypass menuju bleacher dan valve ke bleacher terbuka. Tahap kedua valve bypass menuju bleacher,
valve ke bleacher, dan valve ke proses filtrasi terbuka. Tahap ketiga valve bypass menuju bleacher
dan valve ke proses filtrasi terbuka. Setiap tahap berlangsung selama 5 detik. Setelah proses transisi
ini selesai maka proses filtrasi dimulai.
b. Filtration
Setelah jernih dilakukan proses filtrasi dimana minyak yang tersaring akan ditampung pada
BPO tank dan spent earth tersaring pada filter. Proses ini berlangsung sampai berat cake pada filter
leaves mencapai 650 kg atau tekanan mencapai 3.2 bar.
c. Draining
Saat cake mencapai berat 650kg atau tekanan 3.2 bar dilakukan proses draining atau
pengosongan CPO pada Niagara filter yang penuh ke Niagara filter yang stand by. Proses draining
CPO dari Niagara filter ke Niagara filter lainnya menggunakan blower steam. Sebelum draining
dilakukan, aliran minyak dari bleacher ke Niagara filter dihentikan.
d. Drying
Setelah Niagara filter benar-benar kosong selanjutnya dilakukan proses drying selama 18-22
menit untuk mengeringkan cake yang terbentuk pada filter. Saat pengeringan, minyak yang masih
tersisa pada cake dialirkan ke slope tank yang akan diproses kembali ke bleacher. Proses drying
menggunakan blower steam.
Setelah proses drying selesai dilakukan safety drain untuk mengurangi tekanan pada niagara
filter dengan mengalirkan steam. Kemudian dilakukan proses depressurize untuk melepaskan
tekanan di Niagara filter, pada saat depressurize aliran steam dihentikan.
e. Cake discharge
Setelah proses drying dilakukan proses cake discharge menggunakan getaran vibrator dengan
menggunakan kompresor udara (air compressor) dimana satu sisi filter leaves didorong
menggunakan kompresor udara dan sisi lain terdapat per/pegas yang akan memberikan daya
dorong kembali. Spent earth yang terlepas dari filter leaves dikeluarkan dari Niagara filter dibuang.
Sebelum memasuki proses deodorizing, BPO akan melewati proses filtrasi menggunakan bag filter
dan catridge filter. Bag filter memiliki ukuran 10 mikron, sedangkan catridge filter memiliki ukuran 5
mikron.
Jika berat spent earth pada suatu niagara filter telah mencapai 650 kg sedangkan tidak ada
niagara filter yang standby (proses cake discharge pada Niagara filter lain belum selesai) maka
minyak dialirkan kembali ke Bleacher.

Deodorizing
Gambar 3 Flow process deodorizing.
1. BPO Buffer Tank (2832)
Merupakan tempat penampungan sementara BPO sebelum masuk proses deodorizing. BPO
diperoleh dari BPO tank (2682B) yang dipompakan menuju BPO Buffer Tank (2832) setelah
mengalami proses filtrasi di filter bag dan filter catridge. Kondisi penyimpanan BPO pada suhu (T)
105-110 OC. BPO dipompakan menuju ke Heat Exchanger Tray (pada kondisi normal) atau
dipompakan ke Heater Cooling Exchanger (pada saat start up).
2. Heat Exchanger Tray (2880A2 dan 2880A1) atau Heater Cooling Exchanger (2881S/X)
Merupakan tempat pertukaran panas antara BPO dengan RBDPO yang bertujuan untuk
menaikkan suhu BPO dan menurunkan suhu RBDPO. Pada tahap ini terdapat 2 kondisi yaitu:
a. Operasi pada kondisi normal
Pada kondisi ini BPO dimasukkan ke Heat Exchanger Tray yang terdiri dari 2 tray yaitu: Tray
2880A2 dengan suhu operasi ± 135 OC; Tray 2880A1 suhu operasi ± 193 OC. BPO panas
kemudian dialirkan menuju ke Final Heating Tray (2821A).
b. Operasi saat start up
Pada kondisi ini BPO dipompakan menuju Heater Cooling Exchanger untuk menaikan suhunya
mencapai 220-240 oC BPO panas kemudian dialirkan menuju Final Heating Tray.
3. Final Heating Tray (2821A)
Adalah tempat pemanasan akhir BPO untuk menguapkan kandungan FFA dan odor dalam
BPO. Penguapan FFA dilakukan untuk menurunkan kandungan FFA tinggi dalam minyak dapat
menyebabkan minyak mudah tengik, selain itu FFA berifat karsinogenik apabila dikonsumsi. Suhu
operasi ± 263 OC, di atas titik didih FA yaitu ± 258 OC. FFA yang menguap diteruskan menuju FA
scrubber untuk didestilasi sedangkan BPO dialirkan menuju deodorizer tray 1,2,3 (2822A1, A2, A3).
4. Deodorizer Tray 1,2,3 (2822A1, A2, A3)
Berfungsi sebagai tempat untuk menghilangkan bau (odor) dan FFA yang masih terkandung
dalam BPO dengan cara pemanasan suhu tinggi, pada proses ini bau dan kandungan FFA yang
masih banyak akan mengalami penguapan dan terkumpul di packed material kemudian dialirkan ke
scrubber. Sistem aliran dari deodorizer tray 1 menuju tray selanjutnya dengan melewati pipa
overflow. Kondisi operasi pada deodorizer tray yaitu:
Suhu : 260 0C
Tekanan Vakum : 3,8-4,2 mbar
Pengadukan (homogenisasi) dilakukan dengan menggunakan sparging steam dan mammoth
lift dengan P = ±3 bar. Sparging dan mammoth dilakukan untuk mempermudah pelepasan odor dari
minyak untuk dibuang ke sistim vakum. Pada proses deodorizing ini, panas tinggi yang digunakan
untuk menguraikan betakaroten (zat pemberi warna pada minyak) sehingga minyak semakin jernih.
4. Fatty Acid Cycle HE FA Cooling,
 Fatty Acid Tank (2814); berfungsi untuk menampung FA cair hasil pengembunan uap FA di
Scrubber (2823). Suhu FA terkondensasi (PFAD) T = 61,3 0C. Sebagian PFAD dipompakan
menuju PFAD tank dan sebagian lainnya dipompakan menuju HE FA Cooling (2881AG) untuk
didinginkan sebelum digunakan sebagai sprayer di FA Scrubber.
 FA Scrubber (2823); berfungsi sebagai tempat kondensasi uap FA dengan menggunakan FA
dingin dari FA Tank. Pengembunan dilakukan dengan menyemprotkan (spraying) FA dingin pada
uap FA sehingga uap tersebut terkondensasi. FA terkondensasi dialirkan menuju FA Tank.
5. Heat Exchanger Tray (2880A1, A2) atau Heater Cooling Exchanger
Terjadi proses pertukaran panas antara RBDPO dengan BPO. Berfungsi untuk menurunkan
suhu RBDPO sebelum dimasukkan ke intermediate tank untuk minyak kualitas branded atau ke
penampungan (Big Tank) untuk minyak kualitas bulk.Pada proses ini terdapat 2 kondisi operasi ,
yaitu:
a. Operasi pada keadaan normal
RBDPO dari Deodorizing Tray 1,2,3 dialirkan secara overflow menuju HE tray sehingga terjadi
transfer panas dari RBDPO dan BPO. Selanjutnya dari HE tray RBDPO dialirkan menuju RBDPO
Buffer Tray (2880B). kemudian dialirkan menuju bleacher, economizer dan final cooling
exchanger sebelum masuk kedalam tangki penampungan RBDPO (Big Tank atau Intermediet
Tank).
b. Operasi pada keadaan shutdown
RBDPO dari Deodorizing Tray 1,2,3 dialirkan secara overflow menuju RBDPO Buffer Tray
(2880B) dan selanjutnya didinginkan di Heater Cooler Exchanger dengan menggunakan air
pendingin. Kemudian RBDPO dipompakan menuju Final Cooler untuk pendingin tahap akhir agar
mencapai suhu penyimpanan sebesar 60-65 oC. Setelah itu dipompakan menuju Bag Polishing
Filter dengan tujuan menyaring kotoran-kotoran yang masih terikut dalam RBDPO sebelum
ditampung ke dalam tangki penampungan RBDPO.
6. Cooling RBDPO
Pada proses ini minyak mengalami penurunan suhu dari proses deodorizing, penurunan suhu
ini terjadi akibat perpindahan panas dari minyak RBDPO dan minyak BPO (2880A1-2), pada kondisi
ini temperatur minyak yang dicapai yaitu T=193 0C (2880A1) dan T=1350C (2880A2) , kemudian
RBDPO dialirkan menuju Bleacher (2635) menjadi suhu 119 oC dan economizer untuk melakukan
transfer panas dengan CPO sehingga diperoleh suhu RBDPO sebesar ± 100 oC kemudian RBDPO
dialirkan menuju Final Cooling Exchanger (PHE).
7. Final Cooling Exchanger
Tipe PHE (Plate Heat Exchanger) yang berfungsi untuk mendinginkan RBDPO dengan
menggunakan air pendingin sebelum difiltrasi di Bag Polishing Filter. Pendinginan dilakukan karena
bag polishing filter tidak dianjurkan beroperasi pada suhu panas dan menyebabkan kerusakan pada
filter. Suhu RBDPO sebesar 60-650C
8. Bag Polishing Filter
Mempunyai fungsi untuk menyaring sisa kotoran-kotoran yang masih terikut dalam RBDPO
sebelum dimasukkan dalam Big Tank (kualitas Bulk) atau Intermediet Tank (kualitas Branded).

4. Output
Refinery plant menghasilkan produk utama berupa RBDPO dengan produk samping PFAD. PFAD
yang dihasilkan memiliki kemurnian 80–90%. Berikut ini spesifikasi produk RBDPO yang dihasilkan:

Tabel 4 Parameter produk RBDPO


Parameter RBDPO Branded RBDPO Bulk
FFA (%) 0.05 max 0.1 max
Color (R) 1.5 2.5
Color (Y) 20 max 20 max

5. Customer
Produk yang dihasilkan dari refinery plant adalah RBDPO bulk, RBDPO semi consumer, dan
RBDPO consumer sedangkan output refinery plant adalah fraksinasi plant dan filling plant.
PENUTUP

Simpulan
1. Pemurnian CPO dilakukan di refinery plant melalui 3 tahap, yaitu degumming, bleaching, dan
deodorizing
2. Getah dan pengotor lain dalam CPO digumpalkan menggunakan asam fosfat pada tahap
degumming dan dipisahkan dari minyak pada tahap bleaching menggunakan beaching earth. Selain
itu, tahap bleaching juga menurunkan warna minyak. Deodorizing menggunakan suhu tinggi yang
dapat menghilangkan bau an warna minyak RBDPO. Tahap deodorizing juga menghasilkan produk
samping berupa asam lemak bebas (FFA).

Anda mungkin juga menyukai