PENDAHULUAN
PT SMART, Tbk merupakan industri pengolahan kelapa sawit terbesar di Indonesia yang
memproduksi minyak goreng, margarin, shortening, cocoa butter substitute, dan sebagainya. Produk-
produk tersebut merupakan produk hasil olahan crude palm oil (CPO) dan crude palm kernel oil (CPKO)
yang berasal dari kelapa sawit. CPO yang dimurnikan akan menghasilkan minyak goreng. Proses
pemurnian CPO disebut refinery, mencakup degumming, bleaching, dan deodorizing.
Refinery dilakukan bertujuan menghilangkan pengotor-pengotor yang ada di CPO, seperti getah,
fosfatida, kandungan logam, air, asam lemak bebas (FFA), dan bau (odor) serta mengubah warna merah
CPO menjadi kuning keemasan. Tahap degumming menggunakan asam fosfat untuk menggumpalkan
getah, fosfatida, kandungan logam, dan lainnya. Gumpalan pengotor (gum) tersebut kemudian dijerap
menggunakan tanah bentonit (bleaching earth, BE) pada tahap bleaching. BE yang telah menjerap gum
dipisahkan melalui tahap filtrasi. Tahap deodorizing menggunakan suhu tinggi (255–265 °C) yang dapat
memisahkan air dan FFA.
a. Tujuan
Tujuan dari kegiatan on the job training di refinery plant adalah mempelajari proses produksi di
refinery plant.
b. Key Performance
1. Material
Bahan baku yang digunakan adalah CPO, asam fosfat, dan BE. Produk yang dihasilkan
bergantung pada kualitas CPO, asam fosfat, dan BE.
2. Peralatan
1. Supplier
Pemasok bahan baku yang digunakan untuk refinery berasal dari:
CPO dari tanki A1–A3 dan B1–B2
Asam fosfat 85% dari PT. RKN, Surabaya
Bleaching Earth, Tonsil Standard 332 S dari Sud Chemie
Steam diperoleh dari stasiun boiler dan high pressure boiler (HPB)
Air (soft water) diperoleh dari clean cooling tower (cooling) dan dirty cooling tower (sistem vakum)
2. Input
1. Bahan baku
Tabel 2 Spesifikasi bahan baku refinery plant
Parameter Brand Bulk
IV 52 (min) 51–52
FFA (%) 3.5 (max) 4.5 (max)
Moisture 0.25 0.25
Dobi (%) 2.5 (min) 2.3 (min)
2. Bahan pendukung
Tabel 3 Spesifikasi bahan pendukung
Bahan Keterangan
Asam fosfat Konsentrasi 85%
Bleaching earth Tipe Tonsil Standard 332 S, highly activated bleaching earth
3. Proses
Refinery memiliki 4 tahap proses utama yang sangat penting, yaitu:
Degumming
Degumming adalah proses pengikatan getah dan pengotor lain yang terdapat pada CPO
dengan cara mereaksikannya dengan asam fosfat sehingga pengotor menggumpal menjadi gum
dan dapat dikeluarkan pada proses bleaching.
Bleaching
Bleaching adalah proses adsorbsi gum yang telah diikat oleh PA menggunakan tanah
bentonit (bleaching earth). Selain itu, BE juga dapat menjerap β-karoten yang merupakan zat
warna pada CPO.
Filtrasi
Filtrasi yang terjadi di niagara filter adalah proses penyaringan BE untuk menghasilkan
Bleached Palm Oil (BPO). BE yang telah digunakan disebut spent earth.
Deodorizing
Deodorizing bertujuan untuk mengurangi kadar asam lemak bebas dalam minyak. Pada
proses ini, juga terjadi pengurangan β-karoten dan odor akibat pemanasan pada suhu tinggi.
Proses ini menghasilkan RBDPO (Refined Bleached Deodorized Palm Oil) dan PFAD (Palm
Fatty Acid Distilate) sebagai produk samping.
Gambar 1 Flow process Degumming dan Bleaching.
Deodorizing
Gambar 3 Flow process deodorizing.
1. BPO Buffer Tank (2832)
Merupakan tempat penampungan sementara BPO sebelum masuk proses deodorizing. BPO
diperoleh dari BPO tank (2682B) yang dipompakan menuju BPO Buffer Tank (2832) setelah
mengalami proses filtrasi di filter bag dan filter catridge. Kondisi penyimpanan BPO pada suhu (T)
105-110 OC. BPO dipompakan menuju ke Heat Exchanger Tray (pada kondisi normal) atau
dipompakan ke Heater Cooling Exchanger (pada saat start up).
2. Heat Exchanger Tray (2880A2 dan 2880A1) atau Heater Cooling Exchanger (2881S/X)
Merupakan tempat pertukaran panas antara BPO dengan RBDPO yang bertujuan untuk
menaikkan suhu BPO dan menurunkan suhu RBDPO. Pada tahap ini terdapat 2 kondisi yaitu:
a. Operasi pada kondisi normal
Pada kondisi ini BPO dimasukkan ke Heat Exchanger Tray yang terdiri dari 2 tray yaitu: Tray
2880A2 dengan suhu operasi ± 135 OC; Tray 2880A1 suhu operasi ± 193 OC. BPO panas
kemudian dialirkan menuju ke Final Heating Tray (2821A).
b. Operasi saat start up
Pada kondisi ini BPO dipompakan menuju Heater Cooling Exchanger untuk menaikan suhunya
mencapai 220-240 oC BPO panas kemudian dialirkan menuju Final Heating Tray.
3. Final Heating Tray (2821A)
Adalah tempat pemanasan akhir BPO untuk menguapkan kandungan FFA dan odor dalam
BPO. Penguapan FFA dilakukan untuk menurunkan kandungan FFA tinggi dalam minyak dapat
menyebabkan minyak mudah tengik, selain itu FFA berifat karsinogenik apabila dikonsumsi. Suhu
operasi ± 263 OC, di atas titik didih FA yaitu ± 258 OC. FFA yang menguap diteruskan menuju FA
scrubber untuk didestilasi sedangkan BPO dialirkan menuju deodorizer tray 1,2,3 (2822A1, A2, A3).
4. Deodorizer Tray 1,2,3 (2822A1, A2, A3)
Berfungsi sebagai tempat untuk menghilangkan bau (odor) dan FFA yang masih terkandung
dalam BPO dengan cara pemanasan suhu tinggi, pada proses ini bau dan kandungan FFA yang
masih banyak akan mengalami penguapan dan terkumpul di packed material kemudian dialirkan ke
scrubber. Sistem aliran dari deodorizer tray 1 menuju tray selanjutnya dengan melewati pipa
overflow. Kondisi operasi pada deodorizer tray yaitu:
Suhu : 260 0C
Tekanan Vakum : 3,8-4,2 mbar
Pengadukan (homogenisasi) dilakukan dengan menggunakan sparging steam dan mammoth
lift dengan P = ±3 bar. Sparging dan mammoth dilakukan untuk mempermudah pelepasan odor dari
minyak untuk dibuang ke sistim vakum. Pada proses deodorizing ini, panas tinggi yang digunakan
untuk menguraikan betakaroten (zat pemberi warna pada minyak) sehingga minyak semakin jernih.
4. Fatty Acid Cycle HE FA Cooling,
Fatty Acid Tank (2814); berfungsi untuk menampung FA cair hasil pengembunan uap FA di
Scrubber (2823). Suhu FA terkondensasi (PFAD) T = 61,3 0C. Sebagian PFAD dipompakan
menuju PFAD tank dan sebagian lainnya dipompakan menuju HE FA Cooling (2881AG) untuk
didinginkan sebelum digunakan sebagai sprayer di FA Scrubber.
FA Scrubber (2823); berfungsi sebagai tempat kondensasi uap FA dengan menggunakan FA
dingin dari FA Tank. Pengembunan dilakukan dengan menyemprotkan (spraying) FA dingin pada
uap FA sehingga uap tersebut terkondensasi. FA terkondensasi dialirkan menuju FA Tank.
5. Heat Exchanger Tray (2880A1, A2) atau Heater Cooling Exchanger
Terjadi proses pertukaran panas antara RBDPO dengan BPO. Berfungsi untuk menurunkan
suhu RBDPO sebelum dimasukkan ke intermediate tank untuk minyak kualitas branded atau ke
penampungan (Big Tank) untuk minyak kualitas bulk.Pada proses ini terdapat 2 kondisi operasi ,
yaitu:
a. Operasi pada keadaan normal
RBDPO dari Deodorizing Tray 1,2,3 dialirkan secara overflow menuju HE tray sehingga terjadi
transfer panas dari RBDPO dan BPO. Selanjutnya dari HE tray RBDPO dialirkan menuju RBDPO
Buffer Tray (2880B). kemudian dialirkan menuju bleacher, economizer dan final cooling
exchanger sebelum masuk kedalam tangki penampungan RBDPO (Big Tank atau Intermediet
Tank).
b. Operasi pada keadaan shutdown
RBDPO dari Deodorizing Tray 1,2,3 dialirkan secara overflow menuju RBDPO Buffer Tray
(2880B) dan selanjutnya didinginkan di Heater Cooler Exchanger dengan menggunakan air
pendingin. Kemudian RBDPO dipompakan menuju Final Cooler untuk pendingin tahap akhir agar
mencapai suhu penyimpanan sebesar 60-65 oC. Setelah itu dipompakan menuju Bag Polishing
Filter dengan tujuan menyaring kotoran-kotoran yang masih terikut dalam RBDPO sebelum
ditampung ke dalam tangki penampungan RBDPO.
6. Cooling RBDPO
Pada proses ini minyak mengalami penurunan suhu dari proses deodorizing, penurunan suhu
ini terjadi akibat perpindahan panas dari minyak RBDPO dan minyak BPO (2880A1-2), pada kondisi
ini temperatur minyak yang dicapai yaitu T=193 0C (2880A1) dan T=1350C (2880A2) , kemudian
RBDPO dialirkan menuju Bleacher (2635) menjadi suhu 119 oC dan economizer untuk melakukan
transfer panas dengan CPO sehingga diperoleh suhu RBDPO sebesar ± 100 oC kemudian RBDPO
dialirkan menuju Final Cooling Exchanger (PHE).
7. Final Cooling Exchanger
Tipe PHE (Plate Heat Exchanger) yang berfungsi untuk mendinginkan RBDPO dengan
menggunakan air pendingin sebelum difiltrasi di Bag Polishing Filter. Pendinginan dilakukan karena
bag polishing filter tidak dianjurkan beroperasi pada suhu panas dan menyebabkan kerusakan pada
filter. Suhu RBDPO sebesar 60-650C
8. Bag Polishing Filter
Mempunyai fungsi untuk menyaring sisa kotoran-kotoran yang masih terikut dalam RBDPO
sebelum dimasukkan dalam Big Tank (kualitas Bulk) atau Intermediet Tank (kualitas Branded).
4. Output
Refinery plant menghasilkan produk utama berupa RBDPO dengan produk samping PFAD. PFAD
yang dihasilkan memiliki kemurnian 80–90%. Berikut ini spesifikasi produk RBDPO yang dihasilkan:
5. Customer
Produk yang dihasilkan dari refinery plant adalah RBDPO bulk, RBDPO semi consumer, dan
RBDPO consumer sedangkan output refinery plant adalah fraksinasi plant dan filling plant.
PENUTUP
Simpulan
1. Pemurnian CPO dilakukan di refinery plant melalui 3 tahap, yaitu degumming, bleaching, dan
deodorizing
2. Getah dan pengotor lain dalam CPO digumpalkan menggunakan asam fosfat pada tahap
degumming dan dipisahkan dari minyak pada tahap bleaching menggunakan beaching earth. Selain
itu, tahap bleaching juga menurunkan warna minyak. Deodorizing menggunakan suhu tinggi yang
dapat menghilangkan bau an warna minyak RBDPO. Tahap deodorizing juga menghasilkan produk
samping berupa asam lemak bebas (FFA).