HEMATOLOGI
Disusun Oleh:
Kelompok I
MUHAMMAD IBNU AQIL (1601007)
AMALIA DWITASARI (1801127)
DELLAVIANA ARISKA (1601008)
DITA ALDINA (1501010)
ELSA NATIA RINDIANA (1601099)
LENI TRIANI (1601059)
SEPTHREZA UMMIZRY (1801047)
SUCI NURHAFIZAH (1801051)
TASKIA YULIA PUTRI (1601055)
YANI NOVITA SARI (1801051)
Kelas S1-VIIB
Dosen Pengampu:
Dr. MEIRIZA DJOHARI, M.Kes., Apt.
i
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Penulis ucapkan puji dan syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul HEMATOLOGI.
Tim Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
2.6.2 peralatan .................................................................................... 37
2.6.3 metode ....................................................................................... 37
2.6.3 hasil ........................................................................................... 38
2.7 pembuatan dan pemulihan apusan darah tipis ......................................... 38
2.7.1 prinsip ........................................................................................ 40
2.7.2 alat dan bahan ............................................................................ 40
2.7.3 metode ....................................................................................... 41
2.8 uji sel sabit ................................................................................................ 42
2.8.1 prinsip ........................................................................................ 48
2.8.2 alat dan bahan ............................................................................ 49
2.8.3 metode ....................................................................................... 49
2.8.4 pemeriksaan mikroskopis .......................................................... 50
2.9 Estimasi fraksi (konsentrasi) jumlah retikulosit ....................................... 50
2.9.1 prinsip ........................................................................................ 52
2.9.2 alat dan bahan ............................................................................ 52
2.9.3 metode ....................................................................................... 52
2.9.4 pemeriksaan mikroskopis .......................................................... 54
2.10 Estimasi fraksi jumlah jenis leukosit ...................................................... 54
2.10.1 prinsip ........................................................................................ 58
2.10.2 peralatan .................................................................................... 58
2.10.3 pemeriksaan mikroskopis .......................................................... 58
2.10.4 kisaran normal ........................................................................... 59
2.10.5 temuan temuan abnormal .......................................................... 60
2.11Estimasi konsentrasi jumlah trombosit.................................................... 60
2.11.1 peralatan .................................................................................... 62
2.11.2 pemeriksaan mikroskopik ......................................................... 62
2.11.3 metode ....................................................................................... 62
2.11.4 pemeriksaan mikroskopis .......................................................... 62
BAB IIIPENUTUP .............................................................................................. 63
3.1. Kesimpulan ............................................................................................. 63
3.2. Saran ....................................................................................................... 63
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 63
iii
BAB I
PENDAHULUAN
yang berguna bagi dokter dan apoteker dalam pengambilan keputusan klinik.
Untuk mengambil keputusan klinik pada proses terapi mulai dari pemilihan obat,
darah. Warna merah tersebut tidak selalu tetap, tetapi berubah-ubah karena
kadar oksigen tinggi maka warna daranya menjadi merah muda, tetapi bila kadar
laboratorium klinis, dan pediatri yang berkaitan dengan studi tentang darah, organ
pembentuk darah, dan penyakit darah. Hematologi meliputi studi tentang etiologi,
laboratology yang masuk ke studi tentang darah sering dilakukan oleh teknolog
medis. Dokter ahli darah juga sangat sering melakukan studi lebih lanjut di
1
Peredaran materi, baik berupa bahan-bahan yang diperlukan tubuh seperti
peredaran atau sistem sirkulasi. Hasil pencernaan makanan dan oksigen diangkut
diangkut dari seluruh jaringan tubuh menuju organ-organ pembuangan oleh darah.
apoteker ruang rawat, komunitas, termasuk home care. Dalam praktik sehari-hari,
penggunaan obat secara aktif; dan berdiskusi dengan profesi kesehatan lain
1.3 Tujuan
fisiologi darah
pemeriksaan Darah.
2
3. Agar mahasiswa/mahasiswi dapat mengetahui dan memahami jenis-jenis
pemeriksaan darah.
alat.
kerja
3
BAB II
PEMBAHASAN
termasuk sumsum tulang dan nodus limpa. Darah adalah organ khusus ang
berbeda dengan organ lain karena berbentuk cairan. Darah merupakan medium
transpor tubuh, volume darah manusia sekitar 7-10% berat badan normal dan
1. plasma darah, bagian cair darah yang sebagian besar terdiri atas air,
a) Eritrosit
Eritrosit memiliki bentuk sel bulat atau agak oval, berisi hemoglobin. Pada
pulasan Romanowsky, eritrosit terwarnai merah muda dengan bagian sentral yang
pucat. Jika dilihat dari samping, eritrosit tampak seperti bikonkaf, eritrosit tidak
berinti.
4
Ukuran: 7-8 µm.
Konsentrasi: normalnya sekitar 4-5 x 1012 per liter (4-5 x 106 per mm3) darah.
b) Leukosit
Ukuran: 9-20 µm
Konsentrasi: normalnya sekitar 8 x 109 per liter (8000 per mm3) darah.
granula dalam sitoplasma, dan faktor-faktor lainnya, dikenal lima jenis leukosit
c) Trombosit
5
Sitoplasma: tampak sangat sempit, granuler.
Pada orang dewasa yang normal, terdapat 150-300 x 109 trombosit per liter
II Plasma
6
osmosis dan ph darah usus
3. Gas
sisa/buangan(urea,kreatinin,as metabolisme
7
am urat,bilirubin)
d) Pembekuan Darah
memadat dan membentuk bekuan; dengan kata lain, darah tersebut membeku.
sampel, pembekuan tidak akan terjadi dan darah tersebut tetap cair. Contoh-
8
-sel-sel darah, yang mengendap setiap saat atau setelah darah disentrifugasi,
lainnya.
lainnya. Fibrinogen selanjutnya dikonversi menjadi fibrin yang tak larut dan
Dalam keadaan fisiologi, darah selalu berada dalam pembuluh darah, sehingga
9
4. Berperan serta dalam mengatur pH cairan tubuh
6. Mencegah perdarahan
Hematologi adalah ilmu tentang darah dan jaringan pembentuk darah yang
Hemoglobin terdiri dari beberapa rantai protein dan molekul yang mengandung
besi. Hemoglobin (Hb) berfungsi untuk mengikat oksigen (O2) serta menyerap
a. Metode Pemeriksaan
Prinsip : Pada darah yang diencerkan dengan larutan pengencer Drabkin, akan
10
spektrofotometer (atau colorimeter ) pada panjang gelombang 540 nm, yang
Kalau fasilitas tersedia, metode ini yang sebaiknya digunakan. (WHO, 2011)
Prinsip : Sewaktu suatu sampel darah ditambahkan ke dalam larutan alkali yang
berdasarkan nilai absorbansi pada kurva kalibrasi atau tabel nilai Hb (WHO,
2011)
11
• Reagen AHD dapat dibuat dari bahan-bahan kimia yang
3) Metode Sahli
secara visual. dilakukan dengan cara darah diencerkan dengan larutan HCl agar
aquadest hingga warnanya sesuai dengan warna standar. tersebut, asam klorida
merupakan reagen pengasam yang sangat baik. Penambahan HCl dalam darah
dari angka di tabung pengukurnya. Metode ini memiliki subjektifitas yang tinggi,
dkk, 2018)
12
Berdasarkan skala AV Hoffbrand, nilai normal Hb untuk pria dewasa
adalah 13,5-17,5 g/dL, sedangkan untuk wanita dewasa nilainya 11,5-15,5 g/dL.
Nilai Hb <5,0g/dL adalah kondisi yang dapat memicu gagal jantung dan
c. Implikasi klinik
tinggi.
(Indrawaty, 2011)
d. Faktor pengganggu
13
• Orang yang tinggal di dataran tinggi mengalami peningkatan
nilai Hb
mulai aktif)
metildopa
2011)
Spektrofotometer Hemoglobinmeter
14
Haemometer
1. Implikasi klinik akibat kombinasi dari penurunan Hb, Hct dan sel
akibat hemokonsenstrasi.(Anonim,2011)
Fraksi volume ilritrosit adalah volume eritrosit total dalam darah dibagi volume
darah atau persentase sel darah merah tehadap volume darah total. Sebagai
contoh, kalau eritrosit dalam 1 liter darah adalah 450 ml, fraksi volume
eritrositnya adalah 450 m/l000 ml == 0,45. Jadi fraksi volume eritrosit sebenarnya
15
memiliki makna diagnostik untuk kasus syok, anemia, dehidrasi dan luka bakar.
fraksi volume eritrosit dulu dinamakan "hematokrit" atau "volume packed celf',
dinyatakan dalam bentuk persentase (bukan dalam pecahan atau desimal) (WHO,
2011)
1) Metode Pemeriksaan
ini lebih se ring dipakai dibandingkan metode skala-makro karena lebih cepat dan
bisa dikerjakan hanya dengan sampeldarah kapiler (diambil dari jari tangan)
(WHO, 2011).
16
Bayi (3 bulan) 0.35 – 0.40 35 – 40
masing-masing <40% dan <37%). Nilai yang tinggi ditemukan pada kasus
hilangnya plasma, luka bakar yang berat, dehidrasi (mis., pada diare), dm (sangat
jarang) pada polisitemia (WHO, 2011). Nilai Hct <20% dapat menyebabkan gagal
jantung dan kematian; Hct >60% terkait dengan pembekuan darah spontan
(Indrawaty, 2011).
17
• Nilai Hct biasanya sebanding dengan jumlah sel darah merah pada
mikrositik.
• Pada pasien anemia karena kekurangan besi (ukuran sel darah merah
lebih kecil), nilai Hct akan terukur lebih rendah karena sel mikrositik
terkumpul pada volume yang lebih kecil, walaupun jumlah sel darah
4) Faktor pengganggu
• Individu yang tinggal pada dataran tinggi memiliki nilai Hct yang tinggi
kehamilan
• Nilai Hct normal bervariasi sesuai umur dan gender. Nilai normal untuk
bayi lebih tinggi karena bayi baru lahir memiliki banyak sel makrositik.
• Nilai Hct pada wanita biasanya sedikit lebih rendah dibandingkan laki-
kelompok umur lebih dari 60 tahun, terkait dengan nilai sel darah
• Sentrifugasi mikrohematokrit
18
2.2. Etimasi Konsentrasi Jumlah Eritrosit
eritrosit per mm3 darah). Metode perhitungan eritrosit secara akurat memerlukan
alat hitung elektronik. Namun, alat ini sering tidak ada dilaboratorium-
metode ini ketelitiannya rendah dan sebaiknya tidak dipakai. Biarpun begitu,
metode ini lebih dianjurkan daripada harus mengukur dulu fraksi volume eritrosit
2011)
19
Gambar 2. Peralatan untuk estimasi fraksi volume eritrosit dengan metode skala-
makro
berskala
20
Kisaran normal konsentrasi jumlah eritrosit berdasarkan kelompok usia.
mm3)
Tabel diatas menyajikan kisaran normal konsentrasi jumlah eritrosit pada berbagai
Pada dehidrasi atau polisitemia, dapat ditemukan konsentrasi jumlah eritrosit yang
21
Catatan : Anemia merupakan sindrom klinis yang dapat disebabkan oleh berbagai
Gejalanya bervariasi, antara lain pucat, letih, nyeri kepala, pusing, mudah
tersinggung, perilaku tak terkendali, bahkan sampai syok dan gagal jantung.
- Perdarahan
- Peningkatan hemolysis
malnutrisi, dan defisiensi vitamin, biasanya disertai dengan anemia defisiensi besi.
- Trauma
- Infeksi parasite
- Penyakit kronis
- Intoksikasi
22
infeksiosa dan infeksi bacterial, jumlah leukosit meningkat secara bermakna;
2011)
2.3.1 Prinsip
Mikroskop
disempurnakan
Pipet beskala, 1 mL
ml)
- Luas = 9 mm2
- tinggi = 0,1 mm
23
2.3.3 Metode
2. Dengan pipet darah (pipet sahli), isap sampel darah vena atau darah
kapiler sampai tanda batas 0,05 ml. tidak boleh terdapat gelembung udara
3. Seka bagian luar pipet dengan kertas yang menyerap cairan, pastikan
bahwa darah masih tetap pada tanda batas 0,05 ml, dan semprotkan darah
kali. Dengan begitu, pengenceran darah bisa tepat 1;20. Labeli botol
4. Tutup dan tekan sampel dengan penutup kaca objek (tersedia satu set
Kalau penutup kaca objek sudah pada posisi yang tepat, akan tampak pita
pipet Pasteur atau tabung kapiler, teteskan darah tersebut pada bilik hitung.
Catatan : kalau darah merembes keluar, menuju celah antar bilik, anda
24
penutup kaca objek; selanjutnya bersihkan bilik hitung dan teteskan lagi
6. Diamkan bilik hitung tersebut diatas meja periksa hingga sel-sel darah
7. Letakkan bilik hitung pada meja mikroskop. Pakai objektif x 10 dan okuler
8. Hitung leukosit pada bidang seluas 4 mm2, jumlah luas bidang nomor
1,3,7, dan 9 di keempat sudut bilik hitung, seperti tampak pada gambar 8.
Leukosit yang terdapat pada garis-garis batas bidang tersebut juga ikut
25
Gambar 6. Pemeriksaan untuk memastikan bahwa darah masih pada tanda
batas
26
Gambar 9. Perhitungan leukosit pada bilik hitung Neubauer yang
disempurnakan
9. Kalau jumlah leukosit total pada keempat bidang tersebut dikali 0,05,
diperoleh jumlah leukosit per liter darah. Laporkan dengan “jumlah sel x
109/1“.
Contoh :
Penjelasan Perhitungan
memiliki luas 1 mm2; Jadi, luas seluruh bidang adalah 4 mm2. karena
kedalaman setiap bilik hitung leukosit adalah 0,1 mm, volume seluruh
hitung leukosit adalah 4x0,1 = 0,4 mm3. Jadi, kalau jumlah leukosit yang
ditemukan dibagi 4 dan dikali 10, diperoleh jumlah leukosit per 1 mm3
27
leukosit per 1 mm3 darah (tanpa pengenceran) sama dengan hasil diatas
dikali 20. Karena 1 liter sama dengan 1 juta (106) millimeter kubik, jumlah
leuksit per liter darah (tanpa pengenceran) sama dengan nilai tersebut
contoh : kalau jumlah leukosit total yang ditemukan pada keempat bidang
adalah 188 sel, jumlah leukosit per millimeter kubik darah (tanpa
pengenceran) adalah :
188 𝑥 10 𝑥 20
(= 188 𝑥 50 = 9400)
4
2.3.4. Hasil
liter)
28
Anak-anak (3 tahun) 4-11 x 109
Hal ini dapat terjadi pada infeksi bacterial tertentu. Pada leukemia,
x 109/1 hingga 400 x 109/1 atau bahkan lebih. Pada kasus leukemia,
sebesar ini, jumlah sel (x 109)per liter darah diperoleh dari jumlah sel
jumlah sel yang ditemukan dikali 100, bukan 50). (WHO. 2011)
Hal ini dapat terjadi pada infeksi tertentu, termasuk pada demam tifoid
29
pengenceran 1:10. Dengan pengenceran sebear ini, jumlah sel (x 109)
per liter darah diperoleh dari jumlah sel yang ditemukan dikali 0,25
Implikasi Klinik
marrow). Nilai leukosit yang sangat tinggi (di atas 20.000/mm3) dapat
tahun.
nilai leukosit
30
Koreksi jumlah leukosit akibat adanya eritrosit berinti
Normalnya, sel ini tidak terdapat dalam darah, tetapi bisa saja
leukosit (terutama yang memakai alat hitung sel automatic atau semi
leukosit.
Perhitungan :
Contoh :
50
𝑥 16 = 5,3𝑥1000000000/1
100 + 50
31
(16-5,3) x 109/1=10,7x109/1 (WHO. 2011)
2.4.1 Prinsip
terpisah dengan lapisan plasma di atasnya. Tinggi kolom plasma, yang diukur 1
• Tabung reaksi
• Spuit berskala, 5 mI
• Pipet berskala; 5 ml
• Timer
disimpan di kulikas) atau larutan garam dika!ium EDTA 10% (reagen no.
2.4.3 Metode
32
2. Lakukan pengambilan spesimen darah vena (lihat bagian 9.2). Pasang
3. Lepas bevel dari spuitnya dan masukkan darah pada spuit tersebut,_
(isi tabung sampai tanda bat as 2,0 ml) (Gbr. 9-46). Goyang-goyanglcan
33
5. Letakkan tabung Westergren pad a penyangganya dan pastikan bahwa posisi
dalam tabung. Pastikan juga bahwa penyangga tabung dalam posisi stabil di
6. Diamkan tabung beserta penyangganya di atas meja yang jauh dari getaran
7. Tunggu selama 1 jam (atur timer). Selanjutnya, ukur tinggi kolom plasma
(dalam mm); baca skala mulai dari tanda batas.o-mm, pada puncak tabung,
1. Metode Westergren
a. Cara Pemeriksaan :
Darah yang berada dalam tabung (venotube) yang berisi antikoagulan, diisap
Lubang bagian atas dari tabung ditutup dengan jari, kemudian ditempatkan
pada rak westergreen dengan posisi vertikal dan ditempatkan pada suhu kamar
(± 27°C).
34
LED dibaca setelah 24 jam dengan cara mengukur selisih jarak antara
Alat :
2. Metode Humased 20
Metode Humased 20 adalah cara untuk menentukan tingkat laju endapan darah
1 Tabung Humased
Tabung Humased adalah tabung yang didalamnya telah terisi Na Sitrat 3,8%
sebanyak 0,5 ml dan mempunyai segel paten, merupakan tabung yang tidak
hampa udara dengan kedua ujung yang tertutup dan salah satunya dapat dibuka.
bagian atas terdapat garis sebagai batas isi sampel. Isi tabung kurang lebih 2 ml.
2 Humased 20 analyzer
35
Humased 20 analyzer adalah alat penganalisa otomatis dengan akses acak untuk
menentukan Laju Endap Darah dan merupakan alat tertutup. Ini dikalibrasikan
tabung dilengkapi dengan sensor infra merah dan sumber cahaya inframerah.
dimasukkan kedalam alat humased 20. Alat secara otomatis akan mengukur
c. Alat Humased 20
2.4.4 Hasil
36
Kisaran normal
Catatan: Pada pasien dengan dehidrasi, pengukuran LED tidak terlalu bermakna.
(WHO. 2011)
perubahan komposisi protein plasma, antara lain pada infeksi akut dan kronis,
il1fark miokardium, serta artritis reumatoid. Pada pasien dengan anemia, LED
juga dapat meningkat (lihat halaman 276). Nilai LED yang sangat tinggi
2.5.1 Prinsip
• Lanset steril
• Kaca objek
37
2.5.3 Metode
2. Tusuk cuping telinga dengan lanset (Gbr. 9.51). Normalnya, darah akan
stopwatch.
(atau kertas. blotting), pada salah satu ujungnya (Gbr. 9.52). Kertas
6. Ketika darah tidak menetes lagi, matikan stopwatch (atau catat waktu yang
kertas saring (atau kertas blotting), lalu kali 30 detik (Gbr. 9.55). Sebagai
38
contoh: Kalau terdapat tujuh tetesan darah, masa perdarahan adalah 7 x 30
2.5.4 Hasil
39
2.6. Pemeriksaan Retraksi Bekuan dan Pengukuran Masa Lisis Bekuan
2.6.1 Prinsip
2.6.2. Peralatan
• Timer
• Penangas air
40
2.6.3 Metode
A. Pengambilan spesimen
1. Dengan penangas air, panaskan tabung berisi darah pada 23° C (atau
bekuan ini tetap solid selama 4 jam pertama. Namun, pada 1 jam pertama,
retraksi sempurna, dan "massa" eritrosit akan terpisah dengan serum yang
berwarna kuning.
1. Dengan penangas air, panaskan tabung berisi darah pada 310 C (atau
2. Setelah 12, 24, 48, dan 72 jam, amati bekuan tersebut; normalnya, bekuan
tersebut akan lisis setelah 72 jam, yi, bekuan mencair seluruhnya dan
2.6.4 Hasil
41
Sedikit endapan eritrosit mungkin tampak didasar tabung; normalnya,
mungkin juga tidak. Bekuan ini dikelilingi oleh endapan eritrosit dan ketutupan
cairan supernatan.
seluruhnya menempel pada dinding tabung dan retraksi yang terjadi, pada
keseluruhan bekuan, sedikit sekali. Serum hampir tidak tampak sama sekali.
koagulasi plasma. Bekuan berwarna kuning akan tampak dalam darah, yi., bekuan
E. Hemofilia
di atas endapan eritrosit, tetapi prosesnya sangat lama biasanya disebabkan oleh
42
F. Masa lisis bekuan
Namun, lisis bekuan bisa lebih cepat terjadi pada kondisi-kondisi tertentu. Sebagai
contoh, pada pasien dengan penyakit fibrinolitik akut, bekuan dapat mencair
2.7.1 Prinsip
darah pada kaca objek, diratakan sedemikian sehingga terbentuk apusan yang tipis
(hanya selapis).
yang terdiri dari dua zat warna utama, yi.,azure B dan eosin.
Giemsa.
• Jenner.
• pewarna Field A dan B, yang merupakan larutan dalam air, tidak seperti
• larutan dalam metanol. Pewarna Field ini dipakai untuk memulas apusan-
43
Pewarna-pewarna Romanowsky yang merupakan larutan dalam metanol dapat
dipulas pada kaca objek. Kualitas pulasan yang dihasilkan akan lebih baik kalau
apusan tersebut difiksasi dulu dengan metanol, lalu dipulasdengan pewarna yang
• Mikroskop
• Kaca objek (harus sudah dibilas sampai bersih dan, kalau perlu,
dibersihkan lagi dengan kain-lap lembut yang dibasahi etanol atau eter
• Kaca pengapus
• Lanset
• Dua batang pengaduk, yang ditaruh di bak cuci atau di kotak reagen-
pewarnaan
• Gelas piala atau botol yang berisi air bersih (air dari keran)
• Timer
44
• Rak untuk mengeringkan kaca objek
• Metanol
benar rata. Dengan kikir, buat goresan diagonal di kedua sudut pada salah satu sisi
kaca objek (sebagai penanda). Patahkan bagian kaca objek yang ditandai tersebut.
2.7.3 Metode
A. Pengambilan spesimen
Lakukan pengambilan darah kapiler dari ujung jari tangan (jari tengah atau
jari manis). Biarkan darah menetes spontan. Kalau memungkinkan, ambil dua
sampel darah, yang pertama untuk estimasi konsentrasi jumlah leukosit atau
Kalau apusan tidak mungkin dibuat dalam 1-2 jam setelah pengambilan
45
tersebut. Jangan memakai antikoagulan lain, seperti heparin, karena dapat
B. Pembuatan apusan
1. Pegang ujung jari tangan pasien dan sentuhkan sedikit pada salah satu
ujung kaca objek; darah yang diperlukan cukup setetes saja, kira-kira
2. Gunakan satu tangan Anda untuk memegang kaca objek, sementara tangan
gerakan mantap (tetesan darah harus sudah habis sebelum mencapai ujung
apusan.
- Ujung apusan harus halus dan rata, tidak kasar (bergerigi) dan
bergaris-garis.
46
- Apusan tidak boleh tampak berlubang-lubang. (Apusan bisa tampak
darah yang jelek, hasil pemeriksaan fraksiJumlah jenis lekosit akan keliru dan
C. Pengeringan apusan
benar, terutama pada musim hujan (udara lembab). Pada musim panas, apusan
spiritus atau pemanas Bunsen, jaraknya kira-kira 5 cm: letakkan kaca objek di
samping dan sedikit di atas (tetapi jangan pernah menyentuhkannya langsung) api.
kering, labeli dengan menuliskan nomor atau nama pasien; tulis dengan pensil
Fiksasi Apusan
Jika akan dipakai untuk estimasi fraksi jumlah jenis leukosit, apusan harus
Jika akan dipakai untuk pendeteksian parasit, apusan harus difiksasi dulu dengan
47
D. Hal-hal yang harus diperhatikan
berwarna hitam, Anda harus hati-hati sewaktu membilas pulasan. Beberapa hal
juga harus diperhatikan supaya pulasan tidak terlalu biru, terlalu pink, atau terlalu
gelap;
• Pakailah peralatan gelas yang benar-benar bersih; cuci peralatan ini setiap
dengan metanol.
• Pakailah air neutral (kalau ad a, pakai air dapar, kecuali pada pulasan
bagian 2.4-4. Air yang asam akan menghasilkan pulasan yang terlalu
merah; air yang basa akan menghasilkan pulasan yang terlalu biru. Karena
air neutral akan menjadi asam kalau dibiarkan lama di udara, pakailah air
E. Pemulasan apusan
Buat larutan pewarna secukupnya saja, untuk pemeriksaan hari itu, karena
48
3) Teteskan larutan pewarna hingga menutupi kaca objek selama 7-10 menit.
memakai pewarna dari stok baru atau pewarna yang sudah lama.
4) Bilas larutan pewarna dengan air dapar. Jangan menuang pewarna untuk
5) Teteskan air bersih hingga menutupi kaca objek, diamkan hingga pulasan
pulasan Leishman. pH air harus berada pada kisaran 6 ,8-7,2, yang paling
Buang air tersebut dan taruh kaca objek pada raknya, biarkan hingga
49
Catatan: Buat larutan pewarna secukupnya saja, untuk pemeriksaan hari
itu, karena pewarna yang sudah diencerkan akan rusak kalau disimpan
mengendap.
4) Buang pewarna tersebut dan ganti dengan pewarna Giemsa yang sudah
memakai pewarna dari stok baru atau pewarna yang sudah lama.
5) Bilas larutan pewarna dengan air dapar. Jangan menuang pewarna untuk
6) Teteskan air bersih hingga menutupi kaca objek, diamkan hingga pulasan
bergantung pada pewarna dan pH air yang dipakai. pH air harus berada pada
kisaran 6,8-7,0.
7) Buang air tersebut dan buang kaca objek pada raknya, biarkan hingga
50
2) Celupkan kaca objek ke dalam larutan pewarna Field B, hitung sampai lima.
Rendam dan bilas kaca objek sampai bersih di dalam wadah (pertama) berisi
hitung sampai 10. Rendam dan bilas kaca objek sampai bersih di dalam
4) Periksa warna pulasan. Pulasan yang bagus berwarna ungu muda, tidak
Kalau pulasan sudah cukup bagus, taruh kaca objek dalam posisi tegak pada
diwariskan ke generasi berikutnya. Kalau HbS ini didapat dari kedua orang tua,
anak akan mengalami anemia sel-sabit, suatu penyakit yang berat. Kalau didapat
hanya dari ayah saja atau ibu saja, anak akan menjadi pembawa (carrier) sel-sabit,
daerah tropis Afrika, tetapi ditemukan juga di kawasan Mediterania Timur, serta
pada penduduk Amerika keturunan Afrika. Uji sel-sabit tidak dapat membedakan
51
2.8.1 Prinsip
pada kaca objek. Kalau terdapat HbS, bentuk eritrosit akan tampak seperti sabit
atau bulan setengah-penuh (lihat Gbr. 9.79). "Penyabitan" ini terjadi karena
• Mikroskop
• Kaca objek
• Larutan natrium metabisulfit 2%, "segar" (reagen no. 55). (WHO. 2011)
52
2.8.3 Metode
1. Taruh setetes darah kapiler (kecil saja, diameternya sekitar 4 mm) pad a
3. Campurkan kedua tetesan tersebut dengan sudut kaca objek yang lain
(Gbr. 9.104). Tutup campuran ini dan pastikan bahwa tidak ada
basah. Sangga preparat dengan dua tangkai-kayu yang kecil (Gbr. 9.105).
jam kemudian.
53
Bentuk eritrosit menjadi seperti sabit atau pisang (Gbr. 9.107 raJ), sering
jangan hanya pada satu bagian, karena kecepatan "penyabitan" tidak sama
54
- kadar HbS yang rendah;
tipis. Sel sabit, eritrosit berinti, sel target, poikilositosis yang mencolok, dan
Metode alternctif
Darah vena yang "segar" (pengambilan sampel dilakukan 1-2 jam sebelum
uji) atau darah vena dengan antikoagulan Oarutan garam dinatrium EDTA 10%
(reagen no. 22)) bisajuga dipakai sebagai sampel untuk uji sel-sabit. Kalau tidak
ada cawan Petri, Anda bisajuga memakai tabung reaksi pada uji ini. Reagen-
reagen yang dipakai pada metode ini tersedia di pasaran. (WHO. 2011)
ditemukan dalam darah tepi. Jumlah retikulosit dalam darah menunjukkan tingkat
meningkat sewaktu sumsum tulang menjadi sangat aktif (seperti pada anemia).
55
tersusun seperti anyaman (retikulum). Retikulosit tidak memiliki inti. (WHO.
2011)
2.9.1 Prinsip
kresil. Apusan darah dipulas dengan pewarna ini dan sejumlah eritrosit diamati di
• Mikroskop
• Kaca-pengapus
• Tabung reaksi
• Corong
• Kertas-saring
56
• Larutan biru kresil, jenuh (reagen nO.13). (WHO. 2011)
2.9.3 Metode
corong (disaring). Dengan pipet, ambil sedikit larutan biru kresil yang
sudah disaring tersebut dan masukkan dua tetes pada dasar tabung reaksi
2. Dengan pipet Pasteur, isap beberapa tetes darah kapiler (Gbr. 9.109), atau
bisa juga memakai darah vena, yang diberi antikoagulan (yi., larutan
3. Masukkan dua tetes darah ke dalam tabung yang berisi larutan cresyl blue
tadi.
apusan.
5. Dengan kaca-pengapus, buat apusan tipis dari tetesan tersebut (lihat bagian
9.110). Amati bagian ujung apusan temp at eritrositeritrosit terpisah satu sama
Periksa minimal 100 eritrosit. Hitung dengan teliti jumlah eritrosit total
57
mudah kalau lapangan pandang diperkecil. Hal ini dapat dilakukan dengan cara
tengahnya dilubangi dengan diameter sekitar 5 mm, pada okuler.). (WHO. 2011)
Penghitungan
jumlah eritrosit total (abaikan "x 1012/1") dan n adalahjumlah retikulosit yang
58
a. retikulosit yang tipikal, mengandung granula-granula yang halus dan
Contoh:
= 4,5 x 12 x 109/1
Untuk menghitung fraksi jumlah retikulosit, Anda tidak perlu menentukan dulu
59
ditemukan di antara 500 eritrosit, fraksi jumlah retikulosit adalah 2n x 10-3.
(WHO. 2011)
Catatan: Kalau >500 eritrosit yang diperiksa pada apusan darah, penghitungan di
Klsaran normal
yang dipakai untuk menentukan konsentrasi jumlah retikulosit dan fraksi jumlah
Badan hemoglobin H
pucat dan ukurannya bervariasi. Badan ini ditemukan pada kebanyakan eritrosit,
bedakan dengan retikulum pada retikulosit. Badan ini ditemukan pada talasemia-a
60
Badan Heinz
bervariasi, dan eksentrik (dekat membran sel). Badan ini ditemukan pada
2.10.1 Prinsip
yang ditemukan. Proporsi tiap-tiap jenis leukosit ini dilaporkan dalam fraksi
desimal.'
Contoh: neutrofil 0,56; limfosit 0,25; eosinofil 0,12; monosit 0,06; dan basofil
2.10.2 Peralatan
• Mikroskop
• Minyak imersi
• Kertas
61
2.10.3 Pemeriksaan mikroskopik
2011) :
Buatlah tabel yang terdiri dari 5 kolom dan 10 baris. Setiap kali
menemukan jenis sel tertentu, buat turusnya pada tiap-tiap baris tabel tersebut.
Apabila sudah tercapai 10 turus pada sebuah baris, lanjutkan ke baris berikutnya.
Jika kesepuluh baris sudah terisi, maka sudah memeriksa 100 leukosit.
Selanjutnya, hitung jumlah turus total per kolom. Jumlah tersebut menunjukkan
persentase tiap-tiap jenis leukosit. Konversikan angka ini menjadi fraksi desimal,
dengan menggeser tanda koma ke kiri dua kali dan tambahkan angka nol di
ini menunjukkan fraksi jumlah tiap-tiap jenis leukosit dan mernpakan nilai yang
62
2.10.4 Kisaran normal
tahun).
• Pola kedua, predominan neutrofil (pada bayi baru lahir, anak di atas 10
dewasa dan >0,45 pada anak-anak), ditemukan pada infeksi viral tertentu
63
Gambar 1. Tabel pelaporan hitung jenis leukosit
a. Implikasi klinik
marrow). Nilai leukosit yang sangat tinggi (di atas 20.000/mm3) dapat
64
disebabkan oleh leukemia. Penderita kanker post-operasi (setelah
dengan leukemia.
leukosit.
65
A. Sel Darah Putih Differensial
Nilai Normal :
B. Deskripsi :
1. Neutrofil (Anonim,2011)
a. Nilai normal:
66
b. Deskripsi
c. Implikasi klinik
d. Faktor pengganggu
67
Pemberian steroid: puncak neutrofilia pada 4 hingga 6 jam dan
terjadi).
sangat berbahaya dan sering berakibat fatal karena tubuh tidak terlindungi
2. Eosinofil (Anonim,2011)
a. Nilai normal : 0% - 6%
b. Deskripsi
antibodi. Eosinofil juga aktif pada reaksi alergi dan infeksi parasit
c. Implikasi klinik
jumlah absolut lebih dari 500. Penyebabnya antara lain: respon Ritme
68
harian: jumlah eosinofil normal terendah pada pagi hari, lalumeningkat
dari siang hingga setelah tengah malam. Karena itu, jumlah eosinofil
produksi glukokortikosteroid).
d. Faktor pengganggu
atau prostaglandin.
3. Basofil (Anonim,2011)
a. Nilai normal : 0% - 2%
b. Deskripsi
69
Fungsi basofil masih belum diketahui. Sel basofil mensekresi
c. Implikasi klinik
4. Monosit (Anonim,2011)
b. Deskripsi
interferon.
c. Implikasi klinik
70
Monositopenia biasanya tidak mengindikasikan penyakit, tetapi
2.11.1 Peralatan
• Mikroskop
• Minyak imersi
2011)
Hitung trombosit dapat diestimasi jika konsentrasi jumlah eritrosit diketahui, jika
tidak diketahui hanya bisa dilaporkan "normal", "tinggi", atau "rendah". Hitung
trombosit dianggap "normal" apabila ditemukan rata-rata satu trombosit per 500-
71
Dewasa 1,7-4,0 x 10⁵
menganalisis jenis-jenis sel yang terdapat pada suatu populasi sel. Sel dilabel
jumlah dan sifat-sifat sel yang dibungkus oleh aliran cairan melalui celah sempit.
Ribuan sel dialirkan melalui celah tersebut. Trombosit berukuran besar atau giant
trombosit menjadi rendah. Sebaliknya adanya non platelet particle seperti debu,
pecahan eritrosit dan pecahan leukosit dapat terhitung sebagai trombosit sehingga
72
2.Menghitung trombosit dengan Rees – Ecker (menggunakan kamar hitung)
yang mengandung zat warna Brilliant Cresyl Blue. Dengan larutan ini darah
dihitung pada kamar hitung dan dilihat di bawah mikroskop. Komposisi Rees –
Ecker terdiri dari Natrium sitrat 3,8 %, Formaldehida 40 % 2 ml, brilliant Cresyl
Cara Kerja :
• Larutan Rees Ecker dihisap ke dalam pipet eritrosit sampai garis tanda ’1’
kemudian dibuang.
• Darah dihisap sampai tanda garis ’0,5’ kelebihan darah yang melekat pada
• Ujung pipet dimasukkan ke dalam larutan Rees Ecker sambil menahan darah
pada tanda garis dan larutan dihisap sampai tanda ’101’, pipet diangkat dari
• Tiga sampai empat tetes cairan yang ada di dalam batang kapiler dibuang.
• Sentuhkan ujung pipet dengan sudut 30 derajat pada permukaan kamar hitung
diteteskan.
• Kamar hitung yang telah diisi dibiarkan dengan sikap datar dalam cawan
73
(1 milimeterpersegi), dihitung memakai lensa obyektif besar.
darah.
1. Metode Fonio
kapiler pada ujung jari dicampur dengan Magnesium Sulfat 14%, kemudian
dibuat SADT dan dilakukan pengecatan Giemsa. Jumlah trombosit dihitung dalam
1000 eritrosit, jumlah mutlak trombosit dapat diperhitungkan dari jumlah mutlak
Taruhlah di atas ujung jari tersebut setetes besar larutan magnesium sulfat
14%.
Tusuklah ujung jari dengan lanset melalui tetesan lar magnesium sulfat
tersebut.
74
Setelah darah keluar kurang lebih 1/4 jumlah larutan magnesium sulfat,
75
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Darah terdiri atas sel-sel dan pecahan-pecahan sel yang disebut elemen
darah.
Hematologi adalah ilmu tentang darah dan jaringan pembentuk darah yang
monosit.
3.2 Saran
belajar mengetahui lebih jelas apa dan bagaimana membaca interpretasi data
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca agar makalah
76
DAFTAR PUSTAKA
2011.
77