11 Uji Sel-Sabit
9.11.1 Prinsip
Setetes darah dicampurkan dengan setetes reagen natrium metabisulfit pada kaca objek.
Kalau terdapat HbS, bentuk eritrosit akan tampak seperti sabit atau bulan setengah-penuh (lihat
Gbr. 9.79). "Penyabitan" ini terjadi karena reagen mengikat oksigen pada eritrosit.
• Mikroskop
• Kaca objek
• Penutup kaca objek Kertas-saring
9.11.3 Metode
1. Taruh setetes darah kapiler (kecil saja, diameternya sekitar 4 mm) pad a pertengahan kaca
objek (lihat Gbr. 9.65).
2. Tambahkan setetes larutan natrium metabisulfit, sama besar dengan tetesan darah di atas.
3. Campurkan kedua tetesan tersebut dengan sudut kaca objek yang lain (Gbr. 9.104). Tutup
campuran ini dan pastikan bahwa tidak ada gelembung udara di dalamnya.
4. Taruh preparat di dalam cawan Petri, alasi dengan kertas-saring yang basah. Sangga preparat
dengan dua tangkai-kayu yang kecil (Gbr. 9.105). Periksa preparat setelah 30 menit.
Catatan: Kalau Anda memakai reagen pereduksi, seperti natrium metabisulfit, cawan Petri tidak
perlu ditutup.
Kalau hasilnya negatif, periksa ulang preparat: 30 menit, 2 jam, dan 24 jam kemudian.
Bentuk eritrosit menjadi seperti sabit atau pisang (Gbr. 9.107 raJ), sering kali berduri (Gbr. 9.107
[b]).
Anda harus melakukan pemeriksaan pada beberapa bagian preparat, jangan hanya pada satu
bagian, karena kecepatan "penyabitan" tidak sama di berbagai bagian preparat.
Eritrosit yang tampak-samping atau eritrosit yang menyusut (crenated cell) jangan dikira sel
sabit.
Kalau hasilnya positif, Anda harus memeriksanya pada apusan -darah tipis. Sel sabit, eritrosit
berinti, sel target, poikilositosis yang mencolok, dan makrositosis sering ditemukan pada pasien
dengan anemia sel-sabit. Pembawa sel-sabit biasanya tidak menunjukkan gejala anemia dan
memiliki morfologi eritrosit yang normal. Kalau memungkinkan, lakukan elektroforesis Hb
untuk mengonfirmasi diagnosis penyakit sel-sabit. Pemeriksaan ini dapat dikerjakan di
laboratorium rujukan.
Metode alternctif
Darah vena yang "segar" (pengambilan sampel dilakukan 1-2 jam sebelum uji) atau darah vena
dengan antikoagulan Oarutan garam dinatrium EDTA 10% (reagen no. 22)) bisajuga dipakai
sebagai sampel untuk uji sel-sabit. Kalau tidak ada cawan Petri, Anda bisajuga memakai tabung
reaksi pada uji ini. Reagen-reagen yang dipakai pada metode ini tersedia di pasaran.
Retikulosit adalah eritrosit-imaturyang diproduksi di sumsum tulang dan ditemukan dalam darah
tepi. Jumlah retikulosit dalam darah menunjukkan tingkat keaktifan sumsum tulang untuk
memproduksi eritrosit; jumlah retikulosit meningkat sewaktu sumsum tulang menjadi sangat
aktif (seperti pada anemia). Retikulosit mengandung granula-granula yang halus, berwarna ungu
dongker, dan tersusun seperti anyaman (retikulum). Retikulosit tidak memiliki inti.
9.12.1 Prinsip
Granula-granula yang halus pada retikulosit dapat diwarnai dengan biru kresil. Apusan darah
dipulas dengan pewarna ini dan sejumlah eritrosit diamati di bawah mikroskop. Melalui
pemeriksaan mikroskopik ini, tentukan:
• Mikroskop
• Kaca-pengapus
• Tabung reaksi
• Corong
• Kertas-saring
9.12.3 Metode
1. Masukkan sedikit larutan biru kresil ke dalam tabung reaksi melalui corong (disaring). Dengan
pipet, ambil sedikit larutan biru kresil yang sudah disaring tersebut dan masukkan dua tetes pada
dasar tabung reaksi yang lain (Gbr. 9.108).
2. Dengan pipet Pasteur, isap beberapa tetes darah kapiler (Gbr. 9.109), atau bisa juga memakai
darah vena, yang diberi antikoagulan (yi., larutan garam dinatrium EDTA) dan sudah tercampur
rata.
3. Masukkan dua tetes darah ke dalam tabung yang berisi larutan cresyl blue tadi.
4. Kocok tabung pelan-pelan untuk meratakan larutan di dalamnya. Pipet setetes larutan tersebut
dan pindahkan ke kaca objek untuk membuat apusan.
5. Dengan kaca-pengapus, buat apusan tipis dari tetesan tersebut (lihat bagian 9.10.3). Diamkan
apusan hingga kering.
Periksa apusan dengan objektif X100, memakai minyak imersi (Gbr. 9.110). Amati bagian ujung
apusan temp at eritrositeritrosit terpisah satu sama lain; eritrosit akan tampak berwarna biru-
pucat.
Periksa minimal 100 eritrosit. Hitung dengan teliti jumlah eritrosit total dan jumlah retikulosit
yang ditemukan di antaranya. (Penghitungan akan lebih mudah kalau lapangan pandang
diperkecil. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menempelkan kertas berwarna hitam yang
dipotong berbentuk lingkaran, bagian tengahnya dilubangi dengan diameter sekitar 5 mm, pada
okuler.)
Penghitungan
Untuk menghitung konsentrasi jumlah retikulosit, Anda harus terlebih dulu menentukan
konsentrasi jumlah eritrosit total. Kalau C adalah konsentrasi jumlah eritrosit total (abaikan "x
1012/1") dan n adalahjumlah retikulosit yang ditemukan di antara 500 eritrosit, konsentrasi
jumlah retikulosit adalah C x 2n x 109/1.
a: retikulosit yang tipikal, mengandung granula-granula yang halus dan berwarna ungu dongker;
b: retikulosit yang mengandung filamen-filamen;
= 4,5 x 12 x 109/1
Untuk menghitung fraksi jumlah retikulosit, Anda tidak perlu menentukan dulu konsentrasi
jumlah eritrosit total. Kalau n adalah jumlah retikulosit yang ditemukan di antara 500 eritrosit,
fraksi jumlah retikulosit adalah 2n x 10-3
Catatan: Kalau >500 eritrosit yang diperiksa pada apusan darah, penghitungan di atas harus
disesuaikan.
Klsaran normal
Struktur-struktur berikut bisa juga ditemukan pada pulasan biru kresil, yang dipakai untuk
menentukan konsentrasi jumlah retikulosit dan fraksi jumlah retikulosit.
Badan hemoglobin H
Badan hemoglobin H (HbH) tampak berupa titik-titik yang berwarna biru pucat dan ukurannya
bervariasi. Badan ini ditemukan pada kebanyakan eritrosit, bedakan dengan retikulum pada
retikulosit. Badan ini ditemukan pada talasemia-a atau penyakit HbH.
Badan Heinz
Badan Heinz tampak berupa granula yang berwarna biru, ukurannya bervariasi, dan eksentrik
(dekat membran sel). Badan ini ditemukan pada defisiensi glukosa-6-fosfatase dehidrogenase,
yang disebabkan oleh terapi medikamentosa tertentu.