PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui definisi Stroke Periode Akut
1.3.2 Untuk mengetahui etiologi dari Stroke Periode Akut
1.3.3 Untuk mengetahui patofisiologi dari Stroke Periode Akut
1.3.4 Untuk mengetahui fase kegawatdaruratan atau kritis pad stroke periode akut
1.3.5 Untuk mengetahui penatalaksanaan pada golden period pada stroke periode
akut
1.3.6 Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostik pada Stroke Periode Akut
1.3.7 Untuk mengetahui penatalaksanaan pada Stroke Periode Akut
1.3.8 Untuk mengetahui pencegahan pada Stroke Periode Akut
1.3.9 Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan pada Stroke Periode Akut
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Stroke adalah kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke otak terganggu atau
berkurang, baik akibat sumbatan (TIA), pecahnya pembuluh darah di otak (PIS),
atau masalah pada jantung (infark). Tanpa darah otak tidak mendapat pasokan
oksigen dan nutrisi, sehingga sebagian area pada otak akan mati.
2.2 Etiologi
Akibat tromboemboli dari ateroma pembuluh darah leher. Penyebab lain adalah
lipohialinosis pembuluh darah kecil intrakranial dan emboli kardiogenik.
Etiologi yang lebih jarang adalah vaskulitis atau kelainan hematologis.
Kondisi perdarahan yang terjadi pada otak. Suplay darah yang dialirkan diotak
berkurang yang dapat mengakibatkan kerusakan pada sel – sel otak, sehingga
fungsi otak terganggu. Hal ini disebabkan oleh :
1) Hipertensi
5) Pengobatan Antikoagulan
1. Stroke Infark
3. Stroke Infark :
a. Emboli kardiogenik
1) Penyakit ekstrakranial
b. Arteri vertebralis
c. Penyakit intrakranial
b. Arteri basilaris
Stroke merupakan suatu situasi darurat medis. Orang yang terkena stroke
dapat diselamatkan jiwanya dan memiliki kemungkinan sembuh asal mendapatkan
perawatan sesegera mungkin. Hal ini sangat penting, menglngat seseorang yang
pernah terserang stroke pada usia berapa pun, tetap terancam serangan berikutnya.
Sekitar 24 persen perempuan dan 42 persen pria mengalami strake susulan dalam
kurun waktu lima tahun. Hal ini patut menjadi perhatian mengingat stroke berulang
sering kali mengakibatkan angka kematian dan kecacatan yang lebih tinggi
daripada stroke pertama. Maklum, saat serangan kedua ada kemungkinan bagian
otak yang rusak akibat serangan pertama belum pulih benar. Untuk menghindari
akibat yang fatal, penderita stroke perlu mendapatkan penanganan cepat pada
walctu emas (golden time). Setiap menit sangatlah berharga. Semakin lama stroke
diabaikan, semakin besar kerusakan otak yang terjadi, sehingga berakibat lebih
fatal. Kecepatan penanganan stroke memang harus dilakukan, mengingat golden
period atau golden time yang mempunyai waktu 3-6 jam sejak seseorang serangan
hingga mendapat pertolong an di rumah sakit, sehingga keberhasilan tindakan itu
bergantung pada kapan pasien datang dan diobati. Penanganan dini yang benar
setidaknya akan mengurangi angka kecacatan penderita serangan stroke hingga 30
persen.
Komposisi makanan
Lemak total 25-35% total kalori
Lemak jenuh <7% total kalori
Lemak tidak jenuh ganda Hingga 10% total kalori
Lemak tidak jenuh tunggal Hingga 20% total kalori
Karbohidrat 50-60% total kalori
Serat 20-30 gm/hari
Protein 15% total kalori
Kolestrol <200 mg/hari
Kalori total Cukup untuk mencapai atau menjaga
berat badan yang di inginkan
1. Pembatasan diet
3. Terapi perilaku
4. Terapi obat
Terapi obat bermanfaat pada pasien dengan IMT >=30kg/m² atu >=27kg/m² jika
terdapat faktor resiko lain (hipertensi, dislipedimia, diabetes tipe 2,PJK apnea saat
tidur)
Komponen Pertimbangan
Balance cairan
Stroke periode akut adalah kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke otak
terganggu atau berkurang, baik akibat sumbatan (TIA), pecahnya pembuluh darah
di otak (PIS), atau masalah pada jantung (infark). Tanpa darah otak tidak mendapat
pasokan oksigen dan nutrisi, sehingga sebagian area pada otak akan mati. Pada
stroke terdapat golden period antara 4,5 jam hingga 6 jam pasca serangan dengan
mempertahankan kepatenan airway, breathing, dan cirulation, serta menangani
manifestasi yang muncul pada pasien. Adapun diagnosa keperawatan yang dapat
diambil antara lain : ketidakefektifan pola nafas, hambatan pertukaran gas,
disfungsi respon penyapihan ventilasi, penurunan curah jantung, resiko
ketidakefektifan perfusi jaringan otak.
3.2 Saran
Hopkins, Tracey. 2011. Intisari Medikal Bedah : Buku Praktik Klinik Ed 3. JakartA
: EGC
Sudoyo, Aru W, dkk. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 3 Ed 5. Jakarta :
Interna Publishing