Anda di halaman 1dari 4

FAKTOR POLISTANDAR KOMPETENSI DAN DAMPAK

POLISTANDAR KOMPETENSI DAN BIROKRASI

Untuk memenuhi mata kuliah Pendidikan Anti Korupsi


Dosen Pengampu : Dr. Maria Febriana, SH. SE. MH

Oleh:
Agung Aprianto (01.2.16.00522)
Ayu Ratantri (01.2.16.00524)
Catherine Yemima R. (01.2.16.00526)
Cindy Nova A (01.2.16.00528)
Della Irawanti (01.2.16.00530)
Diana Puspandari (01.2.16.00532)
Dinda Desy Wijaya (01.2.16.00534)
Elisabet Retno Dwi S (01.2.16.00536)
Erlyana Rahayu (01.2.16.00538)
Febri Tri H. (01.2.16.00540)
Indra Imanuel P. (01.2.16.00542)
Krismas Riko A (01.2.16.00545)
Meilinda Krisna (01.2.16.00547)
Muh. Arif Saifuloh (01.2.16.00549)
Nanda Maria Ulfa (01.2.16.00551)
Oknalita Tri P. (01.2.16.00553)
Rahmat Aji W. (01.2.16.00555)
Stefanus Apreriyan (01.2.16.00559)
Valentina Winarti (01.2.16.00561)
Widya Wati (01.2.16.00563)
Yeremia TitoS.H (01.2.16.00565)
Yesima Agung P (01.2.16.00567)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA


STIKES RUMAH SAKIT BAPTIS KEDIRI
2020
1. Faktor polistandar kompetensi dan dampak polistandar kompetensi
birokrasi
Jawab :
a. Munculnya kepemimpinan yang korup
Kondisi politik yang tidak kondusif menciptakan dan menjadikan
masyarakat tidak demokrastis. Perilaku korupsi yang dilakukan dari
semua kelas sosial (dari atas hingga bawah). Konstituen bukan didapat
dari hasil proses demokrasi namun dari proses suap menyuap.
Hubungan transaksional yang dimulai dari hulu pada akhirnya
memunculkan kepemimpinan yang korupsi. Banyak masyarakt yang
digiring untuk memilih pemimpin yang korup melalui janji-janii
kesejahteraan yang sekaligus mendapat suap dari calon pemimpin
rakyat.
b. Hilangnya kepercayaan kuplik terhadap demokrasi
Hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap demokrasi akibat
tindakan korupsi yang dilakukan pemimipin negri secara massif.
Akibatnya akan terbentuk masyarakat yang apatis dengan apa yang
dikerjakan dan diputuskan oleh pemerintah. Apatisme pada akhirnya
akan memisahkan masyarakat dan pemimipinnya. Maka dari itu perlu
diciptakanya kepemimpinan yang baik, bersih, jujur, dan adil.
c. Menguatnya plutokrasi
Pemerintahan yang korupsi mengakibatkan menguatnya plutokrasi
(sistem demokrasi yang dikuasai oleh pemilik modal).Adanya sebagian
pemilik modal melakukan “transaksi” dengan pemerintah, sehingga
sangat besar peluang untuk mereka mengendalikn dan menjadi
pengauasa negri. Sebagai contoh munculnya pengusaha besar yang
duduk sebagai petinggi partai politik yang masuk dalam kancah politik
negri
d. Hancurnya kedaulatan rakyat
Semakin menguatnya plutokrasi di Indonesia memungkinkan kekayaan
negara hanya dapat dinikmati oleh sekelompok orang. Kedaulatan
yang seharusnya ada ditangan rakyat justru berbalik menjadi
kedaulatan partai politik. Dimana partai politik ditunggangi oleh
pengusaha besar, dan partai politik yang mempu menang dalam pemilu
yang akan menguasai semuanya. Keadaanya seperti ini yang terus
berulang akan menyebabkan rakyat terus terombang ambing dalam
kemiskinan dan ketidakjelasan akan masa depan dan hilangnya makna
kedaulatan rakyat yang sebenarnya.

Anda mungkin juga menyukai