RPP Respirasi Opk 2
RPP Respirasi Opk 2
(RPP)
A. Kompetensi Inti
1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleransi, damai), santun, responsif dan proaktif
dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta
dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3: Memahami, menerapkan, menganalisis, pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusian,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4 : Mengolah, menalar dan menyajikan dalam ranah konkret dan ranah abstrak
dengan pengembangan dari yang dipelajari di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuaan.
B. Kompetensi Dasar C.Indikator
Meng 33.9 Menganalisis sistem pernapasan pada 3.9.7Menjelaskan macam-macam gangguan
manusia, dan memahami gangguan sistem pernapasan manusia, upaya
pada sistem pernapasan, serta menjaga pencegahan dan penanggulangannya
kesehatan sistem pernapasan. 3.9.8 Menganalisis dampak pencemaran
4.9 Menyajikan karya tentang upaya udara terhadap kesehatan sistem
menjaga kesehatan sistem pernapasan. pernapasan kesehatan manusia
B. Tujuan Pembelajaran
Setelah melakukan kegiatan pembelajaran siswa mampu :
1. Menjelaskan berbagai macam gangguan pada sistem pernapasan manusia
2. Mengidentifikasi gejala dan penyebab gangguan pada sistem pernapasan manusia
3. Menyajikan hasil diskusi mengenai pengaruh pencemaran udara terhadap
gangguan sistem pernapasan manusia dan upaya pencegahan serta penanganan.
C. Materi Pembelajaran
1. Gangguan Sistem Pernapasan
a. Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit infeksi oleh bakteri Mycobacterium
tuberculosis yang penularanya terjadi melalui udara. Bakteri ini masuk dan
terkumpul di dalam paru-paru, kemudian menyebar melalui pembuluh darah,
serta menginfeksi hampir seluruh organ tubuh seperti paru-paru, otak, ginjal,
saluran pencernaan, tulang, dan kelenjar getah bening. Pada paru-paru akan
terbentuk tuberkel (koloni bakteri yang dorman atau istirahat). Jika kekebalan
tubuh kurang baik, tuberkul akan bertambah banyak dan membentuk ruangan di
dalam paru-paru yang memproduksi dahak (sputum)
b. Faringitis adalah peradangan pada faring dan tenggorokan yang menyebabkan
rasa sakit ketika menelan makanan. Dapat disebabkan oleh infeksi virus (seperti
influenza), bakteri (misalnya Streptococcus sp. dan Corynobacterium sp.),
merokok, menelan racun, reaksi alergi, dan refluks asam lambung.
c. Difentri adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium
diphtheriae, dengan gejala sakit tenggorokan, sulit bernapas dan menelan,
mengeluarkan lendir dari mulut dan hidung, demam, serta pembengkakan
kelenjar getah bening.
d. Pneumonia (radang paru-paru) adalah mengakibatkan alveolus terisi cairan
yang berlebihan. Pneumonia dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, atau
jamur. Peminum alkohol dan perokok rentang terhadap penyakit ini.
e. Kanker paru-paru (karsinoma pulmonar) adalah abnormalitas sel-sel yang
mengalami proliferasi (pertumbuhan yang cepat) dalam paru-paru. Faktor
pemicunya antara lain merokok, terpapar karbonil nikel (pelebur nikel) dan
arsenik (senyawa dalam peptisida), polusi udara, serta genetik.
f. Hiperkapnia adalah peningkatan kadar CO2 dalam cairan tubuh melebihi batas
normal sehingga meningkatkan respirasi, konsentrasi ion hidrogen, dan asidosis
(kadar asam dalam darah berlebih).
g. Hipoksemia adalah penurunan konsentrasi oksigen dalam darah arteri hingga
dibawah batas normal. Hipoksemia dapat disebabkan oleh zat toksik seperti
karbon monoksida dan sianida.
h. Sianonis adalah keadaan dimana ketika mulut dan membran mukosa berwarna
kebiruan atau pucat karena kandungan oksigen dalam darah rendah. Sianosis
dapat terjadi akibat penyakit paru-paru, kelainan jantung, dan berada diaderah
geografis yang tinggi.
i. Asfiksia adalah kondisi kekurangan oksigen pada pernapasan yang dapat
menyebabkan kematian sebagai akibat dari kegagalan fungsi paru-paru.
Tenggelam di dalam air dan gangguan sistem saraf pusat dapat menyebabkan
asfiksia.
j. Penyakit pulmonary obstrktif menahun (PPOM) merupakan keolompok
penyakit yang meliputi asma, bronkitis, emfisema, dan penyakit insdustrial yaitu
asbestosis (disebabkan oleh serat asbes), silikosis (disebabkan oleh debu
silika/SiO2), antrakosis (disebabkan oleh debu batu bara), dan bisinosis
(disebabkan oleh serat kapas)
1) Asma adalah penyempitan saluran napas yang bersifat sementara akibat
hipersensitivitas terhadap rangsangan tertentu (misalnya debu, rambut
binatang, asap, udara dingin, dan olahraga). Asma ditandai dengan napas
yang berbunyi (bengek).
2) Bronkitis adalah peradangan pada selaput lendir bronkus. Penyakit ini
disebabkan oleh infeksi bakteri dan virus, merokok, polusi udara, debu,
asap zat kimia, dan penyakit paru-paru.
3) Emfisema adalah kerusakan pada kantong udara (alveolus) secara bertahap,
berupa lubang-lubang menganga pada dindingnya, sehingga mengurangi
luas permukaan paru-paru. Emfisema dapat disebabkan oleh kebiasaan
merokok, infeksi bakteri, dan polusi udara
k. Dispnea (sesak napas) adalah perasaan sulit bernapas ditandai dengan napas
yang pendek, karena suplai oksigen ke dalam jaringan tubuh lebih sedikit
daripada yang dibutuhkan. Dispnea dapat terjadi pada orang yang cemas
(emosi tidak stabil), penderita kardiovaskuler, asma, dan penyakit paru-paru
l. Apnea tidur adalah kesulitan bernapas pada saat tidur karena kegagalan
pelepasan impuls saraf yang menjalankan pernapasan. Apnea tidur dapat terjadi
karena saat otot faring melemas sewaktu tidur, otot pernapasan tidak dapat
berkontraksi ketika inspirasi dan lidah terjatuh menyumbat jalan pernpasan.
Gejalanya adalah mendengkur keras, nyeri kepala dipagi hari, kelelahan, dan
mengantuk di siang hari.
m. Sindrom kematian bayi mendadak (SIDS, sudden infant death syndrome)
adalah bentuk apnea tidur, ketika bayi yang tampak sehat secara tiba-tiba
meninggal (biasanya ditempat tidur). Sering terjadi pada bayi premature dan
bayi yang tidur terlungkup.
n. Influenza, parainfluenza (sindrom batuk pilek), flu burung, dan SARS
(Severe Acute Respiratory Syndrome). Semuanya merupakan gangguan
salauran pernapasan yang disebabkan oleh virus. Influenza disebabkan oleh
virus ortomiksovirus, parainfluenza oleh parainfluenzavirus, flu burung oleh
HPAIV (Highly Pathogenic Avian Influenza Virus) strain H5N1, sedangkan
SARS oleh SARS coronavirus. Flu burung dan SARS dapat menyebabkan
kematian.
2. Dampak Pencemaran Udara bagi Sistem Pernapasan Manusia
Pencemaran udara merupakan masalah global. Sumber pencemaran udara
adalah terutama pembakaran bahan bakar fosil untuk mendapatkan energi untuk
industri dan transportasi. Pencemaran udara pada dasarnya berbentuk partikel (debu,
gas, timah hitam) dan gas (karbon monoksida, nitrogen oksida, sulfur oksida,
hidrogen sulfida, dan hidrokarbon). Udara yang tercemar dengan partikel dan gas ini
dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang berbeda tingkatan dan jenisnya
tergantung dari macam, ukuran dan komposisi kimiawinya. Secara umum efek
pencemaran udara terhadap saluran pernafasan dapat menyebabkan terjadinya:
a. Iritasi pada saluran pernafasan. Hal ini dapat menyebabkan pergerakan silia
menjadi lambat, bahkan dapat terhenti sehingga tidak dapat membersihkan
saluran pernafasan.
b. Peningkatan produksi lendir akibat iritasi oleh bahan pencemar.
c. Produksi lendir dapat menyebabkan penyempitan saluran pernafasan.
d. Rusaknya sel pembunuh bakteri di saluran pernafasan.
e. Pembengkakan saluran pernafasan dan merangsang pertumbuhan sel, sehingga
saluran pernafasan menjadi menyempit.
f. Lepasnya silia dan lapisan sel selaput lendir.
Akibat dari hal tersebut di atas, akan menyebabkan terjadinya kesulitan
bernafas sehingga benda asing termasuk bakteri/mikroorganisme lain tidak dapat
dikeluarkan dari saluran pernafasan dan hal ini akan memudahkan terjadinya infeksi
saluran pernafasan
Apersepsi
Guru memberikan Siswa menjawab
pertanyaan: pertanyaan guru
“Apakah diantara
kalian ada yang
pernah mengalami
sesak nafas?”
Guru meminta salah
satu siswa untuk
memcontohkan sesak
napas!
“Apa yang
menyebabkan kalian
mengalami sesak
napas?”
- Siswa
Motivasi mengamati
- Guru memberikan gambar yang
motivasi berupa diberikan guru
gambar paru-paru
normal dengan paru-
paru orang perokok.
A B
Guru memberikan
pertanyaan:
Perhatikan gambar
A dan B tersebut!
Apa yang dapat
kalian amati dari
gambar tersebut?
Perbedaan apa
yang terlihat dari
gambar A dan B?
Apa penyebab
paru-paru menjadi - Siswa menyimak
tidak sehat penyampaian
- Guru menyampaikan guru
tujuan pembelajaran - Siswa berkumpul
dengan
- Guru kelompok
mengorganisasikan
siswa membentuk 7
kelompok secara
heterogen yang
beranggotakan 4 siswa
Kegiatan Mengamati Fase 1. Orientasi siswa 60 menit
Inti pada masalah
- Guru memberikan - Siswa
kesempatan pada siswa membaca
untuk membaca handout yang
handout yang telah telah di berikan
diterima siswa oleh guru
Menanya - Guru memberikan
pertanyaan seputar - Siswa
handout untuk menjawab
mengetahui pertanyaan
pengetahuan dan daya guru:
serap siswa
Apa saja gangguan
yang dapat
menyerang sistem
pernapasan ?
Apa yang
menyebabkan
terjadinya
gangguan pada
sistem pernapasan
manusia?
Adakah upaya
pencegahan pada
gangguan sistem
pernapasan?”
Mencoba Fase 2.
Mengorganisasikan
kegiatan pembelajaran
- Guru memotivasi
setiap kelompok untuk - Siswa mencari
menemukan pokok informasi untuk
permasalahan pada memecahkan
artikel LDS masalah di LDS
- Guru memotivasi
setiap kelompok untuk
mencari informasi dari
buku atau sumber lain
G. Peniliaian
1. Teknik Penilaian : Tes
2. Instrumen Penilaian : Lembar Observasi dan Uraian
3. Pembelajaran Remedial dan Pengayaan
Format penilaian terlampir
Bogor, 28 Mei 2018
Mengetahui,
Kepala Sekolah, Guru Kelas,
a. Penilaian Sikap
Aspek yang dinilai
No Nama Kerjasama Rasa Kaktifan Tanggung Toleransi Jumlah skor Nilai
ingin tahu jawab
3 2 1 3 2 1 3 2 1 3 2 1 3 2 1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
Keterangan :
1 = sangat kurang Nilai Akhir = Skor perolehan x 100 %
2 = kurang Skors maks
3 = baik Skor maksimal : 4x 3 = 12
4 = sangat baik
Kriteria Nilai: 90-100 = A
70-80 = B
50-60 = C
Kurang dari 50 = D
Berilah tanda silang (X) huruf a, b, c atau d sesuai dengan jawaban yang paling tepat!
SISTEM PERNAPASAN
A. Gangguan Sistem Pernapasan
1. Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit infeksi oleh bakteri Mycobacterium
tuberculosis yang penularanya terjadi melalui udara. Bakteri ini masuk dan
terkumpul di dalam paru-paru, kemudian menyebar melalui pembuluh darah,).
Jika kekebalan tubuh kurang baik, tuberkul akan bertambah banyak dan
membentuk ruangan di dalam paru-paru yang memproduksi dahak (sputum)
2. Faringitis adalah peradangan pada faring dan tenggorokan yang menyebabkan
rasa sakit ketika menelan makanan. Dapat disebabkan oleh infeksi virus (seperti
influenza), bakteri (misalnya Streptococcus sp. dan Corynobacterium sp.),
merokok, menelan racun, reaksi alergi, dan refluks asam lambung.
3. Difentri adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium
diphtheriae, dengan gejala sakit tenggorokan, sulit bernapas dan menelan,
mengeluarkan lendir dari mulut dan hidung, demam, serta pembengkakan
kelenjar getah bening.
4. Pneumonia (radang paru-paru) adalah mengakibatkan alveolus terisi cairan
yang berlebihan.
5. Kanker paru-paru (karsinoma pulmonar) adalah abnormalitas sel-sel yang
mengalami proliferasi (pertumbuhan yang cepat) dalam paru-paru. Faktor
pemicunya antara lain merokok, terpapar karbonil nikel (pelebur nikel) dan
arsenik (senyawa dalam peptisida), polusi udara, serta genetik.
6. Hiperkapnia adalah peningkatan kadar CO2 dalam cairan tubuh melebihi batas
normal sehingga meningkatkan respirasi, konsentrasi ion hidrogen, dan asidosis
(kadar asam dalam darah berlebih).
7. Hipoksemia adalah penurunan konsentrasi oksigen dalam darah arteri hingga
dibawah batas normal.
8. Sianonis adalah keadaan dimana ketika mulut dan membran mukosa berwarna
kebiruan atau pucat karena kandungan oksigen dalam darah rendah.
9. Asfiksia adalah kondisi kekurangan oksigen pada pernapasan yang dapat
menyebabkan kematian sebagai akibat dari kegagalan fungsi paru-paru..
10. Penyakit pulmonary obstrktif menahun (PPOM) merupakan keolompok
penyakit yang meliputi asma, bronkitis, emfisema, dan penyakit insdustrial yaitu
asbestosis (disebabkan oleh serat asbes), silikosis (disebabkan oleh debu
silika/SiO2), antrakosis (disebabkan oleh debu batu bara), dan bisinosis
(disebabkan oleh serat kapas)
a. Asma adalah penyempitan saluran napas yang bersifat sementara akibat
hipersensitivitas terhadap rangsangan tertentu (misalnya debu, rambut
binatang, asap, udara dingin, dan olahraga). Asma ditandai dengan napas
yang berbunyi (bengek).
b. Bronkitis adalah peradangan pada selaput lendir bronkus. Penyakit ini
disebabkan oleh infeksi bakteri dan virus, merokok, polusi udara, debu,
asap zat kimia, dan penyakit paru-paru.
c. Emfisema adalah kerusakan pada kantong udara (alveolus) secara bertahap,
berupa lubang-lubang menganga pada dindingnya, sehingga mengurangi
luas permukaan paru-paru. Emfisema dapat disebabkan oleh kebiasaan
merokok, infeksi bakteri, dan polusi udara
11. Dispnea (sesak napas) adalah perasaan sulit bernapas ditandai dengan napas
yang pendek, karena suplai oksigen ke dalam jaringan tubuh lebih sedikit
daripada yang dibutuhkan. Dispnea dapat terjadi pada orang yang cemas (emosi
tidak stabil), penderita kardiovaskuler, asma, dan penyakit paru-paru
12. Apnea tidur adalah kesulitan bernapas pada saat tidur karena kegagalan
pelepasan impuls saraf yang menjalankan pernapasan. Gejalanya adalah
mendengkur keras, nyeri kepala dipagi hari, kelelahan, dan mengantuk di siang
hari.
13. Sindrom kematian bayi mendadak (SIDS, sudden infant death syndrome)
adalah bentuk apnea tidur, ketika bayi yang tampak sehat secara tiba-tiba
meninggal (biasanya ditempat tidur).
14. Influenza, parainfluenza (sindrom batuk pilek), flu burung, dan SARS
(Severe Acute Respiratory Syndrome). Semuanya merupakan gangguan
salauran pernapasan yang disebabkan oleh virus. Influenza disebabkan oleh
virus ortomiksovirus, parainfluenza oleh parainfluenzavirus, flu burung oleh
HPAIV (Highly Pathogenic Avian Influenza Virus) strain H5N1, sedangkan
SARS oleh SARS coronavirus. Flu burung dan SARS dapat menyebabkan
kematian.
Sakit influenza atau flu amat populer bagi masyarakat di Indonesia. Penyakit itu kerap
dikaitkan dengan masa pergantian musim yang bisa menurunkan daya tahan tubuh. Namun,
ternyata mereka yang mengalami gejala, seperti sakit kepala, batuk kering, pilek, dan demam,
tak bisa langsung dinyatakan menderita flu jika tanpa melalui uji laboratorium. Sebagian
besar dari mereka yang mengalami sejumlah gejala itu sebenarnya terkena selesma.
Untuk memastikan jenis virus, pasien dengan gejala flu harus menjalani tes, antara lain
uji diagnosis cepat (rapid diagnostic test/RDT) memakai spesimen dari tenggorokan dan
hidung. Bisa juga dengan reaksi rantai polimer (polymerase chain reaction/PCR) untuk
mengetahui adanya asam ribonukleat (RNA) virus flu pada spesimen pasien. Menurut
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), secara global influenza diperkirakan menyerang 5-10
persen populasi orang dewasa dan 20-30 persen populasi anak. Epidemi penyakit itu tiap
tahun menyebabkan 3 juta-5 juta kasus sakit parah dan 250.000 orang hingga 500.000 orang
meninggal. Selain ibu hamil yang berisiko tinggi ialah anak-anak berusia di bawah dua
tahun, orang berusia di atas 65 tahun, dan mereka yang menderita penyakit seperti jantung,
paru-paru, ginjal, hati, darah, ataupun gangguan metabolisme kronis seperti diabetes dan
yang mengalami penurunan daya tahan tubuh. Komplikasi terberat terjadi jika infeksi
mencapai paru-paru. Hal-hal yang bisa terjadi antara lain perdarahan paru-paru, gagal napas
akut (acute respiratory distress syndrome/ARDS), hingga kematian.
Virus flu amat mudah menular, termasuk dari cipratan cairan penderita, misalnya saat
mengobrol. Umumnya, orang dewasa yang terinfeksi bisa menulari orang lain sejak satu hari
sebelum gejala dialami hingga 5-7 hari setelah sakit. Gejalanya mulai terjadi 1-4 hari setelah
virus masuk tubuh. Untuk mencegah penularan, ada vaksin tiga jenis virus utama flu yang
formulanya berganti tiap tahun untuk menghindari risiko virus kebal pada vaksin. Cara lain
yang utama adalah menjaga daya tahan tubuh lewat perilaku hidup sehat, termasuk
mengonsumsi makanan bergizi seimbang dan cukup istirahat.
Tanuhendrata (71 tahun) tidak mendapati dirinya mengalami batuk berdarah hanya
saja batuk biasa. Ia pun merasakan nyeri di tulang belakang seperti salah urat. Meski begitu,
di tahun 2006, ketika dokter mendiagnosis bahwa ada kanker di paru-parunya, tak ada rasa
kaget dan frustasi dari dalam dirinya. Hendra, begitu pria ini kerap disapa, sadar betul, apa
yang dialaminya merupakan efek dari kebiasan lamanya, merokok. "Saya menyadari kalau
saya adalah seorang perokok berat. Kalau kena kanker, ya ini konsekuensinya. Saya bisa
terima, namun istri saja tidak," tutur Hendra kepada Liputan6.com dan ditulis, Senin
(22/4/2013)
Tidak hanya perokok berat, dulunya Hendra adalah seorang yang sangat tidak teratur
dalam menjalani hidupnya. Makan tak teratur, tak suka olahraga, tidur pun tak pernah teratur.
"Dulu juga saya gampang stres. Saya memimpin sebuah pabrik. Kombinasi itulah yang
membuat saya didiagnosis kanker paru-paru," tambahnya.
Semua proses penyembuhan ia jalankan, mulai dari CT-scan dan biopsi. Dokter yang
memeriksakan kondisinya mengatakan, kalau jenis kanker yang ada di tubuhnya tidak dapat
dioperasi. Hendra akhirnya menjalankan kemoterapi. Tidak hanya kemoterapi, dari Senin
sampai Kamis Hendra juga harus menjalani radiasi sebanyak 33 kali. Saat proses pengobatan
dan dinyatakan kanker paru-paru stadium 3, kemungkinan hidup hanya 13,5 persen. Sayang,
dokter mengatakan masih belum ada obat yang dapat menyembuhkannya secara total
Hendra memulai untuk pola hidup sehat dan banyak mengkonsumsi jeruk, apel, dan
lemon yang mengandung alkali. Setelah melewati tahun demi tahun, akhirnya Hendra
dinyatakan sembuh total dari kanker paru-paru. Karena rasa kepercayaannya yang tinggi
terhadap apa yang ia konsumsi, sampai sekarang Hendra masih rutin mengonsumsi itu semua.
Sumber: Liputan6.com
Sumber: Liputan6.com
Jakarta, CNN Indonesia. Aktivitas yang segudang dan tugas kerja yang menumpuk
membuat seseorang semaikin kewalahan untuk menjaga kesetabilan tubuhnya sehingga
kebanyakan orang melampiaskannya dengan makan yang berlebih dan tidak kontrol. Semua
makanan langsung dilahap tanpa dipikirkan terlebih dahulu baik atau tidak untuk
dikonsumsinya. Makanan panas, pedas dan minuman dinginpun bercampur aduk saat makan
sehingg sering kali seseorang mengalami rasa susah menelan, tenggorokan terasa gatal dan
kering. Hal itu merupakan gejala penyakit radang tenggorokan.
Jenis penyakit rada tenggorokan memang sering dialami oleh ank-anak dan remaja,
tetapi tidak menutup kemungkinan bagi orang dewasa. Tentunya sangat mengganggu sekali
ketika mengalami penyakit radang tenggorokan. Namun, sebelum membahas tentang radang
tenggorokan, perlu diketahui terlebih dahulu anatomi tenggorokan itu sendiri. Tenggorokan
menurut medis terbagi dua saluran, yaitu saluran napas (laring) dan saluran cerna (faring).
Menurut dr. Mutiara Rachmasari, faringitis (radang tenggorokan) adalah suatu penyakit yang
menyerang tenggorokan. Paling sering disebabkan oleh virus dan bakteri akibat dari daya
tahan tubuh yang menurun. Ia juga menjelaskan beberapa gejala yang timbul ketika radang
tenggorokan. Gejala pertama adalah gejala yang dirasakan oleh penderita (gejala subjektif),
seperti sakit tenggorokan (nyeri menelan), tenggorokan gatal dan kering, napas bau tak sedap,
badan pegal-pegal, nyeri otot dan terkadang disertai flu dan batuk.
Gejala lainnya adalah gejala objektif (pemeriksaan fisik), seperti kemerahan ditenggorokan,
bercak-bercak putih atau abu-abu disekitar tonsil (amandel), kelenjar getah bening di area
leher membengkak. Berikut cara yang diberikan oleh dr. Mutia sebagai langkah pertama
mengobati radang tenggorokan agar virusnya tidak semakin menyebar, yaitu melakukan
terapi faringitis (perawatan dirumah) jika penyebabnya virus, hal ini dapat membantu
mempercepat penyembuhan :
1. Konsumsi air putih yang banyak untuk mencegah dehidrasi
2. Kumur dengan air garam hangat.
3. Kumur dengan obat antiseptik untuk mencegah terjadinya bau mulut atau napas tidak
sedap.
4. Perbanyak istirahat.
Istirahat yang cukup sangat penting untk mengembalikan dan meningkatkan stamina
tubuh sehingga terhindar dari serangan virus. Selain melakukan terapi faringitis atau
perawatan dirumah, beberapa obat herbal, seperti jahe dan madu juga bisa membantu
melegakan tenggorokan.
Meskipun sudah melakukan pengobatan dirumah (terapi faringitis), tetap harus
melakukan terapi medis atau berobat dan minta obat sesuai anjuran dokter, seperti obat
antipiretik (penurun demam), analgetik (pereda nyeri), serta antibiotik untuk membunuh
bakteri penyebab radang tenggorokan. Jika dengan terapi medis sesuai anjuran dokter masih
meninggalkan gejala maka perlu melakukan tindakan operatif (melakukan operasi). Untuk
mencegah terjadinya radang tenggorokan sebaiknya menghindari berbagai makanan,
minuman dan peralatan makan, menghindari individu yang sakit, mencuci tangan dengan
sabun antiseptik, melakukan pola hidup sehat, seperti tidak merokok dan menghindari asap
rokok agar daya tahan tubuh tetap optimal. Selain itu mengonsumsi multivitamin atau akan
buah-buahan yang kaya akan vitamin secara rutin juga bisa mencegah radang tenggorokan
sekaligus menjaga tubuh tetap sehat, segar dan terhindar dari segala penyakit.
Sementara itu ketua unit kerja Koordinas Respratory Ikatan Dokter Anak Indonesia
(IDAI) Nastiti Kaswandani menambahkan pada tahun 2015 WHO melaporkan hampir enam
juta anak batlita menggal dunia dan 16 persen dari jumlah tersebut disebabkan oleh
pneumonia sebagai pembunuh balita nomor satu di dunia. Ia mengatakan pneumonia adalah
manifestasi infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) yang paling berat karena dapat
menyebabkan kematian. Penyebab pneuminia dikarenakan berbagai virus, bakteri atau jamur
dan bakteri penyebab ini adalah pneumokokus (Strepcoccus pneumonia), HiB (Haempphillus
influenza type B) dan stafilokokus (Staphyloccous aureus). Virus pneuminia sangat banyak
seperti rhibovirus, respiratory syncytial virus (RSV), virus influenza, virus campak.
Ada beberapa hal yang dapat menganggu amandel, antara lain karena peradangan dan
infeksi kuman. Jika disebabkan karena infeksi biasanya akan terlihat bercak putih di tonsil.
Terkadang tonsilnya bengkak, tapi ada juga yang tidak. Anak-anak yang menderita alergi
berat kebanyakan juga menderita peradangan amandel (tonsilitis). Anak yang hidungnya
sering mampet, sering pilek biasanya amandelnya jadi gampang terpapar bakteri sehingga
meradang. Ini bisa menyebabkan tonsilnya bengkak.
Radang tonsil dicirikan dengan keadaan tonsil yang bengkak, kadang tonsil diselimuti
lapisan putih. Penderita akan mengalami demam dan sulit menelan. Tonsilitis lebih banyak
dialami oleh anak-anak karena sistem imun mereka lebih rendah sehingga lebih terinfeksi
kuman dan virus. Selain itu tenggorokan anak juga masih kecil sehingga lebih mudah
tersumbat.
Amandel yang membesar juga bisa menyebabkan anak mendengkur yang bisa
menyebabkan Obstructive Sleep Apnea Syndrome (OSA), yaitu keadaan berhentinya napas
pada saat tidur. Hal tersebut menyebabkan pasokan oksigen ke otak akan berkurang.
Akibatnya anak jadi sering mengantuk disiang hari, konsentrasi belajarna menurun, bahkan
tumbuh kembangnya terganggu. Tindakan pengangkatan amandel disarankan untuk
dilakukan jika dalam setahun anak sudah mengalami 7 episode sakit atau radang tonsil
berlangsung lebih dari dua minggu.