Anda di halaman 1dari 7

IDENTIFIKASI PEMBANGUNAN RSUD BOGOR UTARA

DENGAN PROSEDUR UMUM

Disusun Untuk Memenuhi Tugas 1 Mata Kuliah Biaya Dampak Pembangunan

Semester 7 Tahun Akademik 2017/2018

Kelas : A

Oleh :

Jihan Ghaida M 10070315015

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG


1. Pendahuluan
Biaya dampak pembangunan adalah suatu analisis pembiayaan yang
bersifat legal kuatitatif dengan menghitung perkiraan penerimaan dan pengeluaran
pemerintah daerah yang sifatnya langsung akibat dari suatu pembangunan. Pada
biaya dampak pembangunan ini terdapat prosedur umum yang merupkan
diimplementasi APBD diKabupaten besar diuraikan dalam tiap tahapan analisis.
Prosedur umum tersebut diturunkan dari kerangka dasar APBD skema kerangka
dasar tersebut adalah prosedur analisis dampak pembangunan di Daerah.
Tahapan analisis dalam prosedur umum masih merupakan langkah-
langkah proses analisis yang bersifat umum dan teoritits serta belum
mempertimbangkan adanya komponen atau faktor lain yang berpengaruh.
Prosedur umum ini berlaku umum dalam arti untuk keseluruhan kasus
pembangunan baru.
APBD itu sendiri merupakan analisis pembiayaan yang bersifat legal
kuantitaif dengan menghitung perkiraan, penerimaan dan pengeluaran pemerintah
daerah yang sifatnya langsung akibat dari suatu pembangunan baru. APBD ini
didalamnya membahas mengenai rincian keuangan pendapatan dan pengeluaran
yang dibutuhkan oleh negara dan daerah. Dari keuangan tersebut digunakan
sebagai pembangunan negara dan daerah yang berupa, infrastruktur, mejalankan
program-program pemerintah, pertumbuhan ekonomi dan yang lainnya.
Pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah di Bogor Utara tidak hanya
mendapatkan dampak positif bagi masyarakat sekitar saja terutama pemerintah
Kabupaten Bogor . pembangunan RSUD di Bogor Utara ini digunakan sebagai
sarana umum dan sarana sosial untuk dijadikan sebagai tempat untuk masyarakat
yang tidak sehat sehingga bisa dilarikan ke RSUD RSUD ini bersifat sebagai
private good, toll goods yang artinya dapat disuplay mlalui mekanisme pasar tetapi
karena karakteristiknya sangat eklusif maka para pengguna harus membayar
kelebihannya.
Nama Proyek: Rumah Sakit Umum Daerah Bogor Utara
Desa/Kelurahan: Kelurahan Tegal Gundil
Kecamatan: Kecamatan Bogor Utara
Kabupaten/Kota: Kota Bogor
Provinsi: Jawa Barat
2. Pembahasan Prosedur Umum
Dalam sub bab ini akan membahas mengenai asusmsi dari pembangunan
terebut, elemen pembiayaan, perkiraan penerimaan dan pengeluaran. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat sebagai berikut.
a. Identifikasi Wilayah Pengaruh Langsung
Untuk wilayah administrasi yang terkena pengaruh langsung akibat dari
pembangunan gedung serba guna dayah jeumala amal yaitu :
 Masyarakat
Dengan adanya Pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah
Ibrahim tentunya akan memberikan pelayanan akan kebutuhan
tempat yang representatif untuk berbagai kegiatan Kesehatan.
 Pemerintahan
Dengan adanya Pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah
tentunya akan membantu peran pemerintah dalam meningkatkan
kualitas sumber daya manusia di sekitar daerah tersebut.
 Lingkungan
Dengan adanya Pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah
tentunya akan mengurangi sumber daya lahan di daerah tersebut.

b. Elemen Pembiayaan pembangunan


Penerimaan bagi pemerintah Daerah Kota Bogor terdapat 3 penerimaan,
yaitu:
1. Pajak Daerah
2. Retribusi Daerah
3. Dana Perimbangan (Bagi hasil pajak, dana alokasi umum dan dana alokasi
khusus)
Pemeliharaan kamar, pemeliharaan tenaga listrik, proteksi kebakaran,
pemeliharaan kualitas bangunan, pembuangan sampah, pemeliharaan jalan,
pemeliharaan jaringan air bersih dan air limbah. Berikut adalah baiaya yang
dihasilkan dari elemen pembiayaan pembanguna terhadap RSUD Bogor Utara.

Tabel 1
Elemen pembiayaan
No Uraian Jumlah
1 Pendapatan Pajak Daerah 487.700.000.000,00
2 Retribusi Daerah 42. 776.811.950,00
3 Dana Perimbangan 204.230.435.080,00
Total 295.777.247.030,00
Sumber: APBN Kota Bogor, 2017
Dari ketiga elemen pembiayaan tersebut dapat diekatuhi bahwa munculnya
perkiraan penerima dan pengeluaran untuk pembangunan RSUD Bogor Utara
dengan total dana mencapai Rp. 295.777.247.030,00.-

c. Perkiraan perubahan kebutuhan barang dan jasa umum akibat


pembangunan
Untuk perkiraan perubahan kebutuhan terdapat 2 kategori yaitu didalam
kawasan gedung serbaguna tersebut dan diluar kawasan gedung serbaguna itu
sendiri. Berikut tabel penjelasannya.
Tabel Perkiraan Perubahan Kebutuhan Barang Dan Jasa Umum
Dalam Kawasan Luar Kawasan
1. Lahan untuk parkir 1. Kerusakan Jalan akibat Lalu Lintas
2. Ruang Terbuka Publik 2. Meningkatnya pembangunan
3. Fasilitas Utama perdagangan dan jasa
4. Fasilitas Pendukung

d. Penentuan objek terpilih


- Pembangunan dilakukan tidak menyimpang dari rencana yang telah
ditetapkan.
- Perubahan harga atau tarif dari berbagai objek selama masa perhitungan
disesuaikan dengan perundangan yang berlaku dan hasil wawancara dengan
instansi terkait
- Ketentuan-ketentuan menggunakan peraturan perundangan yang berlaku
saat ini dan dianggap tidak ada perubahan
- Perhitungan APBD ini tidak mempertimbangkan nilai target dan realisasi
penerimaan
- Nilai lahan tidak mempengaruhi dalam perhitungan APBD Rumah Sakit
Umum Daerah Bogor Utara
- Perhitungan dibatasi hanya pada batas wilayah dan waktu kejaidan.

e. Penerimaan daerah
Perkiraan penerimaan daerah ini diasumsikan yang dilihat melalui APBD
Kota Bogor, sehingga bisa dapat diketahu penerimaan dananya terdapat dari
mana saja dan jumlahnya berapa. Berikut adalah perkiraan penerimaan daerah.
Tabel 2
Perkiraan penerimaan daerah
No Uraian Jumlah
1 Retribusi Jasa Usaha 1.014.600.000,00
2 Pelepasan Hak atas Tanah 4.207.183.100,00

3 Pendapatan dari fasilitas sosial dan fasilitas umum 303.000.000,00

4 Bagi hasil dari pajak bumi dang bangunan 12.773.649.000,00

5 Dana Alokasi Umum 737.833.158.000,00

6 Pendapatan Hibah dari Pemerintah 3.000.000.000,00

Intensif pemungutan retribusi daerah – pemakaian


7 50.000.000,00
kekayaan daerah

Sumber: APBN Kota Bogor, 2017


Perkiraan penerimaan daerah ini diasumsikan untuk pengeluaran yang
nantinya dubutuhkan pada saat membangun RSUD, infrastruktur beserta barang
dan jasanya.
f. Pengeluaran pemerintah daerah
Jenis dan perhitungan pengeluaran yang bersifat satu kali oleh Pemerintah
Kota Bogor akibat pembangunan RSUD di Bogor Utara adalah biaya pencegahan
alat penanggulangan kebakaran, biaya pemasangan jaringan listrik.
Tabel 3
Elemen pembiayaan
No Jenis Pengeluaran Jumlah
1 Pemeliharaan Kamar 77.985.078,00
2 Jaringan Listrik 639.653.024.33
3 Proteksi Kebakaran 345.980.765,00
4 Pemeliharaan Air bersih 345.873.908,88
5 Pemeliharaan Air Limbah 334.876.990,76
6 Pemeliaraan kualitas bangunan 234.987.162,38
7 Pemliharaan Jalan 126.987.409,21
8 Pembuangan Sampah 105.789.490,37
9 Biaya Investasi 63.500.000.,00
Sumber: APBD Kota Bogor, 2017
Bila dilihat dari tabel tersebut maka dapat diketahui bahwa biaya yang
paling besar digunakan dapam pembangunan RSUD ini adalah Jaringan listrik
dengan jumlah biaya Rp. 639.653.024,33 atau sektar 27% dari pengeluaran
seluruhnya. Besarnya jumlah ini disebabkan perlunya penambahan daya untuk
pembangunan RSUD, sehingga perlu adanya biaya oenambahan daya disertai
dengan gardu, listrik, tiang listrik, kabel untuk pemasangan listrik di RSUD ini.

g. APBD Kota Bogor 2014-2017


Tabel 1
Elemen pembiayaan
Uraian 2014 2015 2016 2017

Pendapatan 1.903.857.684.470,00 2.081.123.963.826,00

Pendapatan
413.249.212.694,00 541.062.156.190,00 670.999.897.863,00 728.666.344.804,00
Asli Daerah

Belanja 1.699.410.907.247,00 2.299.205.976.052,00 2.681.917605.161,00 2.391.239.963.826,00

Belanja
Tidak 826.655.925.565,00 1.137.480.197.912,00 1.115.735.699.904,00
Langsung
Belanja
872.754.981.682,00 1.036.956.028.360,00 1.275.504.263.922,00
Langsung
Pembiayaan Daerah
Penerimaan
Pembiayaan 177.936.048.000,00 150.936.048.000,00 50.936.048.000,00 330.286.048.000,00
Daerah

Pengeluaran
Pembiyaan 36.427.841.300,00 21.450.048.000,00 64.436.048.000,00 20.170.048.000,00
Daerah

Setelah dilihat pada tabel APBD Kota Bogor, dapat diketahui bahwa
pendapatan daerah dari tahun 2014-2017 seiring dengan berjalannya waktu
semakin menigkat dikarenakan adanya pengaruh dari APBN juga yang
pendapatan negaranya semakin meningkat. Pengeluaran pembiayaan daerah ini
digunakan sebagai infrastruktur untuk pembangunan daerah (Kota), selain
infrastruktur terdapat dana yang dibagian ke desa untuk pembangunan juga.
Dalam Perda tersebut ditetapkan bahwa APBD tahun 2018, Pendapatan
Daerah sebesar Rp 2,261 triliun lebih. Pendapatan Daerah sebesar itu, terdiri dari
target Pendapatan Asli Daerah (PAD) ditetapkan sebesar Rp. 875,230 milyar lebih.
Sumber-sumber PAD tersebut diperoleh dari target Pendapatan Pajak Daerah
sebesar Rp. 561,186 Milyar, Hasil Retribusi Daerah sebesar Rp.41,861 Milyar,
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan sebesar Rp. 30,766 Milyar
dan Lain-lain.
APBD merupakan rencana pelaksanaan semua Pendapatan Daerah dan
semua Belanja Daerah dalam rangka pelaksanaan Desentralisasi dalam tahun
anggaran tertentu. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah selanjutnya
disingkat APBD adalah suatu rencana keuangan tahunan pemerintah daerah yang
disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (UU No. 17 Tahun 2003 pasal 1
butir 8 tentang Keuangan Negara). Struktur APBD terdiri dari pendapatan daerah,
belanja daerah dan pembiayaan. Penyusunan APBD harus sistematis sesuai
dengan jadwal dan penyusunan yang telah terlampir dalam Undang – Undang.
Pemerintah dan DPRD merupakan pemegang tanggung jawab dalam proses
penyusunan RAPBD hingga penetapannya menjadi Perda APBD. Keterlambatan
naskah APBD diserahkan kepada DPRD oleh pemerintah, dimana idealnya hal ini
berimplikasi pada pembahasan yang tidak efektif dan terkesan terburu-buru.

4. Kesimpulan
Jadi, dapat diambil kesimpulan bahwa pembangunan RSUD Bogor Utara
ini membutuhkan biaya yang terdapat dari APBN karena sifat dari RSUD ini adalah
milik umum yang bisa digunakan oleh siapa saja namun bayar jika ingin
menggunakan fasilitas jasa dan barangnya.
Selain itu, bisa dijadikan sebagai prosedur umum karena baiyanya
sebagian besar dilihat dari kerangka APBD Kota Bogor yang didalamnya sudah
teranalisis. Sehingga, prosedur umum ini dijadikan sebagai acuan kasus
pembangunan baru di perkotaanan terhadap biaya dampak pembangunan.

Anda mungkin juga menyukai