Agama : Islam
Riwayat pendidikan
SD Tinambung
SMP Majene
SMA Ujungpandang
Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin (1962)
Kursus Reguler Lemhanas (1979)
FH Universitas Diponegoro, Semarang (Doktor, 1982)
Karir
Dalam usia 25, Baharuddin Lopa sudah menjadi bupati di Majene, Sulawesi
Selatan. Ia, ketika itu, gigih menentang Andi Selle, Komandan Batalyon 710 yang terkenal
kaya karena melakukan penyelundupan. Lopa pernah menjadi Kepala Kejaksaan Tinggi di
Sulawesi Tenggara, Aceh, Kalimantan Barat, dan mengepalai Pusdiklat Kejaksaan Agung di
Jakarta. Sejak 1982, Lopa menjabat Kepala Kejaksaan Tinggi Sulawesi Selatan. Pada tahun
yang sama, ayah tujuh anak itu meraih gelar doktor hukum laut dari Universitas Diponegoro,
Semarang, dengan disertasi Hukum Laut, Pelayaran dan Perniagaan yang Digali dari Bumi
Indonesia.
Lopa juga menyidik keterlibatan Arifin Panigoro, Akbar Tandjung, dan Nurdin
Halid dalam kasus korupsi. Gebrakan Lopa itu sempat dinilai bernuansa politik oleh berbagai
kalangan, namun Lopa tidak mundur. Lopa bertekad melanjutkan penyidikan, kecuali ia tidak
lagi menjabat Jaksa Agung. Ia bersama staf ahlinya Dr Andi Hamzah dan Prof Dr Achmad Ali
serta staf lainnya biasa bekerja hingga pukul 23.00 setiap hari.
Meski menjabat Jaksa Agung hanya 1,5 bulan, Lopa berhasil menggerakkan
Kejaksaan Agung untuk menuntaskan perkara-perkara korupsi dan mencatat deretan panjang
konglomerat dan pejabat yang diduga terlibat KKN, untuk diseret ke pengadilan. Ketegasan
dan keberaniannya jadi momok bagi para koruptor kakap dan teladan bagi orang-orang yang
berani melawan arus kebobrokan.
Lopa, mantan Dubes RI untuk Saudi, dirawat di ruang khusus rumah sakit swasta
di Riyadh itu sejak tanggal 30 Juni. Menurut Atase Penerangan Kedubes Indonesia untuk Arab
Saudi, Joko Santoso, Lopa terlalu lelah, karena sejak tiba di Riyadh tidak cukup istirahat. Lopa
tiba di Riyadh, 26 Juni untuk serah terima jabatan dengan Wakil Kepala Perwakilan RI Kemas
Fachruddin SH, 27 Juni. Kemas menjabat Kuasa Usaha Sementara Kedubes RI untuk Saudi
yang berkedudukan di Riyadh. Lopa sempat menyampaikan sambutan perpisahan.
Tanggal 28 Juni, Lopa dan istri serta sejumlah pejabat Kedubes melaksanakan
ibadah umrah dari Riyadh ke Mekkah lewat jalan darat selama delapan jam. Lopa dan
rombongan melaksanakan ibadah umrah malam hari, setelah shalat Isya. Tanggal 29 Juni
melaksanakan shalat subuh di Masjidil Haram. Malamnya, Lopa dan rombongan kembali ke
Riyadh, juga jalan darat. Ternyata ketahanan tubuh Lopa terganggu setelah melaksanakan
kegiatan fisik tanpa henti tersebut. Tanggal 30 Juni pagi, Lopa mual-mual, siang harinya (pukul
13.00 waktu setempat) dilarikan ke RS Al-Hamadi.
Dapus
Terabyte. 2012. “Baharuddin Lopa Sang Legendaris Pemberantas Korupsi no. 1 Indonesia”.
Diunduh dari : https://www.kaskus.co.id/thread/000000000000000016671214/baharuddin-
lopa-sang-legendaris-pemberantas-korupsi-no-1-indonesia/2/?order=asc, diakses pada 18
Februari 2019.
Disiplin Tiap hari, ia masuk kantor pukul 08.00 dan pulang ke rumah pukul 16.00. Tapi ini
cuma untuk tidur sore. Katanya, supaya malam hari ia bisa melek bekerja lagi. Pukul 19.30, ia
kembali ke kantornya sampai larut malam. Kadang sampai pukul dua dini hari.