Anda di halaman 1dari 5

Kelompok 6

Dewi Windi
Didi Kurniasandi
Fikri Fatkhurrahman
Ghania Muthia
Siti Maesaroh

SOAL
Pak Aris mempunyai lahan kering seluas 6740 m2. Lahan tersebut akan di tanami
caisim dengan jarak tanam 20 cm x 20 cm. Sebelum melakukan penanaman, Pak Aris
mengolah lahan tersebut dengan menggunakan traktor. Bersamaan dengan pengolahan,
Pak Aris mengaplikasikan pupuk organik. Pupuk organik yang digunakan adalah pupuk
kompos, dengan dosis 10 ton/ha. Selain menggunakan pupuk organik, Pak Aris juga
mengaplikasikan pupuk anorganik 30 kg N, 40 Kg P2O5 dan 15 Kg K2O. Diketahui
ketersediaan pupuk 45 % N, 36 % P2O5, dan 60 % K2O.
Selain menanam caisim pak Aris juga menanam tomat dalam polybag dengan
berat tanah dalam polybag 10 kg, dosis pupuk N 210 kg/ha(45% N), 100 kg
P2O5/ha(36% P2O5) dan 70kg K2O/ha (60% K2O) , Maka :
1 Hitung kebutuhan pupuk organik dan anorganik tanaman caisim dan tomat
Jawab :
a. Tanaman Caisim
6740
Pupuk Organik = 𝑥 10 𝑡𝑜𝑛 = 6,74 𝑡𝑜𝑛 / 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛
10.000

6.740 30
Urea = 𝑥 𝑥 100 = 44,933 𝐾𝑔 / 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛
10.000 45

6.740 40
TSP = 𝑥 𝑥 100 = 74,889 𝐾𝑔 / 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛
10.000 36

6.740 15
Kcl = 𝑥 𝑥 100 = 16,85 𝐾𝑔 / 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛
10.000 60

b. Tanaman tomat pada polybag


10 𝑡𝑜𝑛 𝑥 10.000 𝐾𝑔 𝑥
Pupuk Organik = = → =
2.000.000 10 2.000.000 10
100.000
𝑥= = 0,05 𝐾𝑔 = 50 𝐺𝑟𝑎𝑚/ 𝑃𝑜𝑙𝑦𝑏𝑎𝑔
2.000.000
210 𝑥
Urea = =
2.000.000 10
2.100
𝑥= = 0,00105 𝐾𝑔 = 1,05 𝐺𝑟𝑎𝑚 / 𝑃𝑜𝑙𝑦𝑏𝑎𝑔
2.000.000
100 𝑥
TSP = =
2.000.000 10
1.000
𝑥= = 0,0005 𝐾𝑔 = 0,5 𝐺𝑟𝑎𝑚 / 𝑃𝑜𝑙𝑦𝑏𝑎𝑔
2.000.000
70 𝑥
Kcl = =
2.000.000 10
700
𝑥= = 0,00035 𝐾𝑔 = 0,35 𝐺𝑟𝑎𝑚 / 𝑃𝑜𝑙𝑦𝑏𝑎𝑔
2.000.000
2 Apabila pupuk yang tersedia adalah pupuk NPK (16-16-16), dengan ketersediaan
urea (45 % N) dan SP 36 (36 % P2O5). Hitung berapa kebutuhan pupuk yang
diperlukan untuk caisim dan tomat
Jawab :
a. Tanaman Caisim
N = 30 Kg N P K
: :
P2O5 = 40 Kg 16 16 16
K2O = 15 Kg 15 15 15
15 25 0

6.740 15
NPK = 𝑥 𝑥 100 = 63,188 𝐾𝑔
10.000 16

6.740 15
Urea = 𝑥 𝑥 100 = 22,467 𝐾𝑔
10.000 45

6.740 25
TSP = 𝑥 𝑥 100 = 46,806 𝐾𝑔
10.000 36

b. Tanaman Tomat
N = 210 Kg N P K
: :
P2O5 = 100 Kg 16 16 16
K2O = 70 Kg 70 70 70
140 30 0

70
NPK = 𝑥 100 = 437,35 𝐾𝑔 / 𝐻𝑎
16
437,5 𝑥
=
2.000.000 10

4.375
𝑥= = 0,00219 𝐾𝑔 = 2,19 𝐺𝑟𝑎𝑚 / 𝑃𝑜𝑙𝑦𝑏𝑎𝑔
2.000.000
140
Urea = 𝑥 100 = 311,111 𝐾𝑔 / 𝐻𝑎
45

311,111 𝑥
=
2.000.000 10

3111,11
𝑥= = 0,00156 𝐾𝑔 = 1,56 𝐺𝑟𝑎𝑚 / 𝑃𝑜𝑙𝑦𝑏𝑎𝑔
2.000.000
30
TSP = 36 𝑥 100 = 83,33 𝐾𝑔 / 𝐻𝑎

83,33 𝑥
=
2.000.000 10

833,3
𝑥= = 0,00042 𝐾𝑔 = 0,42 𝐺𝑟𝑎𝑚 / 𝑃𝑜𝑙𝑦𝑏𝑎𝑔
2.000.000

3 Hitung kebutuhan pupuk per lubang tanam untuk caisim


Jawab :
100 100
Lubang tanam = 6.740 𝑥 𝑥 = 168.500 𝑙𝑢𝑏𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑎𝑛𝑎𝑚
20 20

6,74 𝑡𝑜𝑛
Pupuk organik = = 0,00004 𝑡𝑜𝑛 = 0,04 𝐾𝑔 / 𝑡𝑎𝑛 = 40 𝐺𝑟𝑎𝑚 / 𝑡𝑎𝑛
168.500

Pupuk tunggal :

44,933
Urea = = 0,00027 𝐾𝑔 = 0,27 𝐺𝑟𝑎𝑚 / 𝑡𝑎𝑛𝑎𝑚𝑎𝑛
168.500

74,889
TSP = = 0,00044 𝑘𝐺 = 0,44 𝐺𝑟𝑎𝑚 / 𝑡𝑎𝑛𝑎𝑚𝑎𝑛
168.500

16,85
Kcl = = 0,0001 𝐾𝑔 = 0,1 𝐺𝑟𝑎𝑚 / 𝑡𝑎𝑛𝑎𝑚𝑎𝑛
168.500

Pupuk majemuk :

63,188
NPK = 𝑥 1000 = 0,38 𝐺𝑟𝑎𝑚 / 𝑡𝑎𝑛𝑎𝑚𝑎𝑛
168.500

22,467
Urea = 𝑥 1000 = 0,13 𝐺𝑟𝑎𝑚 / 𝑡𝑎𝑛𝑎𝑚𝑎𝑛
168.500
46,806
TSP = 𝑥 1000 = 0,28 𝐺𝑟𝑎𝑚 / 𝑡𝑎𝑛𝑎𝑚𝑎𝑛
168.500

4 Bagaimana cara aplikasi pupuknya.


Jawab :

1. Cara Aplikasi Pupuk Kimia


a. Larikan
Caranya, buat parit kecil disamping barisan tanaman sedalam 6-10 cm. Tempatkan pupuk di
dalam larikan tersebut, kemudian tutup kembali. Cara ini dapat dilakukan pada satu atau
kedua sisi baris tanaman. Pada jenis pepohonan, larikan dapat dibuat melingkar di sekeliling
pohon dengan jari-jari 0,5-1 kali jari-jari tajuk. Pupuk yang tidak mudah menguap dapat
langsung ditempatkan di atas tanah.
Setelah itu, larikan tidak perlu ditutup kembali dengan tanah. Hindari membuat larikan hanya
pada salah satu sisi baris tanam karena menyebabkan perkembangan akar tidak seimbang.
Karena itu, aplikasi pupuk kedua harus ditempatkan pada sisi yang belum mendapatkan
pupuk (bergantian). Biasanya cara ini dilakukan untuk memberikan pupuk susulan. Tanaman
dengan pertumbuhan cepat dan perakaran yang terbatas disarankan untuk menggunakan cara
larikan.
b. Penebaran Secara Merata di Atas Permukaan Tanah
Cara ini biasanya dilakukan sebelum penanaman. Setelah penebaran pupuk, lanjutkan dengan
pengolahan tanah, seperti pada aplikasi kapur dan pupuk organik. Cara ini menyebabkan
distribusi unsur hara dapat merata sehingga perkembangan akarpun lebih seimbang. Tidak
disarankan untuk menebar pupuk urea karena sangat mudah menguap.
c. Pop Up
Caranya, pupuk dimasukkan ke lubang tanam pada saat penanaman benih atau bibit. Pupuk
yang digunakan harus memiliki indeks garam yang rendah agar tidak merusak benih atau biji.
Cara ini lazim menggunakan pupuk jenis SP36, pupuk organik, atau pupuk slow release.
d. Penugalan
Caranya, tempatkan pupuk ke dalam lubang di samping tanaman sedalam 10-15 cm. Lubang
tersebut dibuat dengan alat tugal. Kemudian setelah pupuk dimasukkan, tutup kembali lubang
dengan tanah untuk menghindari penguapan. Cara ini dapat dilakukan disamping kiri dan
samping kanan baris tanaman atau sekeliling pohon. Jenis pupuk yang dapat diaplikasikan
dengan cara ini adalah pupuk slow release dan pupuk tablet.
e. Fertigasi
Pupuk dilarutkan dalam air dan disiramkan pada tanaman melalui air irigasi. Lazimnya, cara
ini dilakukan untuk tanaman yang pengairannya menggunakan sistem sprinkle. Cara ini telah
banyak diterapkan pada pembibitan tanaman Hutan Tanaman Industri (HTI), lapangan golf,
atau nursery tanaman yang bernilai ekonomi tinggi. Lewat cara ini, akurasi dan penyerapan
pupuk oleh akar dapat lebih tinggi.
Pada pertanian intensif pemupukan sering dilakukan berkali-kali sehingga beberapa cara
diatas dapat dilakukan bersama-sama dalam satu musim tanam.
2. Cara Aplikasi Pupuk Organik
Tanah berpasir, bekas pertambangan, tanah tererosi, atau tanah sangat padat yang mudah
retak pada musim kemarau, sebaiknya diberi pupuk organik dalam jumlah besar sebelum
digunakan untuk bercocok tanam. Setelah diberi pupuk organik, dilanjutkan dengan
pengolahan tanah. Kedua perlakuan tersebut dilakukan supaya sifat fisik tanah membaik dan
pemakaian pupuk kimia menjadi lebih efisien.
Kebutuhan dosis pupuk organik yang sangat besar seringkali menyulitkan proses
penebarannya. Namun, sekarang telah dipasarkan pupuk organik yang dipadatkan dalam
bentuk pelet atau konsentrat. Pupuk organik dalam bentuk tersebut lebih mudah diaplikasikan
dan dosis yang diperlukan menjadi lebih kecil. Pupuk organik seperti ini diantaranya
dipasarkan dengan merk dagang Ostindo, OCF, dan Green Pride.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam aplikasi pupuk organik adalah sebagai berikut.
- penebaran pupuk organik sebaiknya diikuti dengan pengolahan tanah seperti pembajakan
atau penggemburan tanah agar pupuk organik dapat mencapai lapisan tanah yang lebih
dalam.
- Pemberian pupuk organik dengan dosis kecil tetapi sering lebih baik dari pada dosis banyak
yang diberikan sekaligus.
- Pada jagung, cabai, tomat, dan beberapa jenis sayuran, pupuk organik sebaiknya
ditempatkan pada lubang tanam satu minggu sebelum bibit ditanam.
- Pada media tanam dalam pot, perbandingan antara kompos dan tanah yang ideal adalah 1:1.
sementara itu, perbandingan pupuk kandang dan tanah yang ideal adalah 1:3.
- Jika harus menggunakan pupuk organik yang belum terurai sempurna (rasio C/N masih
tinggi) harus diberi jeda waktu antara pemberian pupuk organik dan penanaman bibit yakni
minimal satu minggu. Hal itu dilakukan untuk menghindari dampak buruk yang mungkin
terjadi pada tanaman ketika proses penguraian pupuk organik berlangsung.

Anda mungkin juga menyukai