Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN KASUS I

ASMA BRONKIAL

Oleh:
dr. Philipus Hendry Hartono

Dokter Pendamping
dr. Richard Sabar Nelson Siahaan
dr. Corry Christina H

PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA


RSUD DR. CHASBULLAH ABDULMAJID KOTA BEKASI
NOVEMBER 2019
Nama peserta : dr. Philipus Hendry Hartono
Nama wahana: RSUD Kota Bekasi
Topik: Asma Bronkial
Tanggal (kasus):
Nama Pasien: Ny. L No. RM:
Tanggal presentasi: Nama pendamping:
18/11/2019 1. dr. Corry Christina H
2. dr. Richard Sabar Nelson Siahaan

Tempat presentasi: Aula Komite Medik RSUD Kota Bekasi


Obyektif presentasi:
□ Keilmuan □ Keterampilan □ Penyegaran □ Tinjauan pustaka
□ Diagnostik □ Manajemen □ Masalah □ Istimewa
□ Neonatus □Bayi □ Anak □ Remaja □ Dewasa □ Lansia □ Bumil
Bahan bahasan: □ Tinjauan pustaka □ Riset □ Kasus □ Audit
Cara membahas: □ Diskusi □ Presentasi dan □ Email □ Pos
diskusi
Data pasien: Nama: Ny. L , Nomor RM : 01322839
62 tahun,
Nama klinik: RSUD Kota Telp: - Terdaftar sejak: 11 November 2019
Bekasi
Data utama untuk bahan diskusi:
1. Diagnosis / Gambaran Klinis : Asma Bronkial / Pasien datang dengan keluhan sesak sejak jam 14.00 SMRS. Pemeriksaan fisik
didapatkan Kesadaran: Compos Mentis, GCS: E4M6V5, TD: 120/70 , HR: 80 x/menit, RR : 20x/mnt, T : 36,5℃, BB=kg.
2. Riwayat Kesehatan/Penyakit: Riwayat penyakit bawaan (-), Alergi (-), Hipertensi (-), Asma (+), Kencing manis (+)
3. Riwayat Keluarga : Tidak ada yang memiliki kelainan bawaan. Riwayat Hipertensi (-), Kencing manis (-)
4. Riwayat Pekerjaan : Pasien bekerja sebagai Ojek Online
5. Kondisi Lingkungan Sosial dan Fisik : Tidak ada yang berhubungan.
Daftar pustaka:
1. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Asma: Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan di Indonesia. Jakarta: Perhimpunan Dokter
Paru Indonesia;2004.
2. Sundaru, H. Sukamto. Asma Bronkial, In: Setiati S, Sudoyo AW, Simadibrata, Setiyohadi B, Syam AF editors. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam, Jilid I, 6th ed. Jakarta: InternaPublishing; 2014. p.478-88.
3. Dewan Asma Indonesia. Pedoman Tatalaksana Asma. Jakarta: Dewan Asma Indonesia;2011.
Hasil pembelajaran:
1. Penegakan diagnosis Asma Bronkial
2. Penanganan awal dan manajemen kegawatdaruratan pada Asma Bronkial.
3. Edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai Asma Bronkial dan penanganannya.
1. Subjektif : (Alloanamnesis)
• Keluhan Utama:.Pasien datang dengan keluhan sesak sejak jam 14.00 SMRS
• Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien datang ke IGD RSUD Kota Bekasi dengan keluhan sesak sejak jam 14.00 SMRS. Pasien merasakan sesaknya hilang
timbul. Pasien mengatakan sesaknya memberat saat terkena debu, asap rokok dan saat posisi terlentang. Saat timbul sesak, pasien
juga merasa kesulitan bicara dan posisi badannya menjadi meringkuk. Keluhan sesaknya disertai dengan mual dan batuk. Pasien
mengatakan saat bekerja sering tiba2 timbul sesak dan pasien memakai semprotan inhaler. Keluhannya lainnya seperti demam dan
muntah disangkal

2. Objektif :
Status Present
KU : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos Mentis
GCS : E4M6V5
Tekanan Darah : 120/70 mmHg
HR : 80x/menit, Regular (+)
Respirasi : 20x/menit
Suhu : 36℃
Saturasi : 95%

Status Generalis
 Kepala : Normocephal
 Mata : pupil isokor, konjungtiva anemis (-/-), sklera tidak ikterik.
 Leher : Pembesaran KGB (-), Trakea ditengah.
 Thoraks
o Paru
Inspeksi : Simetris pada kedua lapang paru pada saat statis dan dinamis
Palpasi : Nyeri tekan (-/-), taktil fremitus normal
Perkusi : Sonor (+/+)
Auskultasi : Suara napas vesikuler (+/+), Ronki (-/-), wheezing (+/+)
o Jantung
Inspeksi : Iktus cordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus cordis teraba di linea midclavicula sinistra ICS V
Perkusi : Batas jantung normal
Auskultasi : BJ I-II murni regular, murmur (-), gallop (-)

 Abdomen
Inspeksi : Datar
Palpasi : Hepar dan lien tidak teraba, Nyeri tekan (-), Tidak teraba massa
Perkusi : Timpani
Auskultasi : Bising usus (+)

 Ekstremitas : Edema -/-, sianosis -/-, Capillary Refill time < 3 detik.
Laboratorium:
- Tanggal 12 November 2019 (Lab RSUD Kota Bekasi)
- Darah Rutin
Nama Pemeriksaan Hasil Rujukan
Hemoglobin 11,9 12-14 gr/dl
Hematokrit 37,0 37-47%
Leukosit 13,0 5000-10000/ul
Trombosit 440 150000-400000/ul
 Assesment (penalaran klinis)
Pada kasus pasien Ny.L, pasien mengalami sesak napas sejak jam 14.00 WIB. Pasien merasakan sesaknya saat terkena debu dan
asap rokok. Selain sesak pasien juga merasakan kesulitan bicara dan duduknya jadi membungkuk. Dari gejala pasien mengalami
Asma bronkial. Pada pemeriksaan fisik pasien didapatkan bunyi paru tambahan yaitu wheezing pada kedua bagian basal paru.

3. DIAGNOSIS KERJA
Asma Bronkial

4. TERAPI
Farmakologis :
 Nebulizer ( Ventolin + Pulmicort)
 Inj Dexametason 1x1 Amp
 Inj Omeprazole 1x1 Amp
 Ambroxol Syr 3x1 cth

Nonfarmakologis :
 Observasi keadaan umum dan tanda-tanda vital
 Istirahat Tirah Baring

5. PROGNOSIS
 ad vitam : dubia ad bonam
 ad sanationam: dubia ad bonam
 ad functionam: dubia ad bonam

TINJAUAN PUSTAKA

Definisi
Asma adalah gangguan inflamasi kronik saluran napas yang melibatkan banyak sel dan elemennya., yang menyebabkan hipereaktivitas
jalan napas yang menimbulkan gejala episodik berulang berupa mengi, sesak napas, dada terasa berat dan batuk-batuk terutama malam dan
atau dini hari.1

Etiologi2,3
Faktor yang berkontribusi untuk terjadinya hipereaktivitas saluran napas atau asma adalah :
 Alergen lingkungan seperti tungau debu rumah, serbuk sari, jamur, bulu/ epitel binatang peliharaan ( anjing dan kucing)
 Infeksi virus pada saluran pernapasan seperti rhinovirus, influenza
 Olahraga seperti berlari
 Rinitis Alergi atau sinusitis
 Penggunaan obat golongan beta blocker
 Obesitas
 Polutan lingkungan seperti asap rokok
 Pajanan pekerjaan seperti uap zat kimia
 Beragam iritan seperti bahan – bahan spray
 Faktor emosional atau stress psikologis
 Faktor perinatal seperti prematuritas, usia ibu saat mengandung, ibu yang merokok saat hamil dan prenatal yang terekspos dengan
asap rokok

Penegakan Diagnosis
Anamnesis
Keluhan :2
 Gejala yang berhubungan dengan respirasi
o Batuk, dapat produktif atau nonproduktif
o Sesak Napas
o Mengi
o Rasa berat di dada
 Gejala timbul/ memburuk terutama malam/dini hari
 Dapat diawali oleh faktor pencetus yang bersifat individu
 Terdapat gambaran/ pola gejala yang khas yaitu episodic, variabilitas dan reversibel.
o Episodik : Serangan yang berulang ( hilang timbul), yang diantaranya terdapat periode bebas serangan
o Variabilitas : Bervariasinya kondisi asma pada waktu – waktu tertentu seperti perubahan cuaca, provokasi pencetus, bahkan
dalam satu hari terjadi variabilitas dengan perburukan pada malam atau dini hari
o Reversibel : meredanya gejala asma dengan bronkodilator.

Faktor Resiko :2
Faktor Pejamu
 Predisposisi Genetik
 Riwayat atopi pada pasien dan keluarga ( termasuk riwayat sinusitis atau rhinitis)
 Hipereaktivitas bronkus
 Jenis Kelamin
 Obesitas
Faktor Lingkungan
 Alergen ( dalam ruangan : debu rumah, serpihan kulit, bulu binatang; luar ruangan: tepung sari bunga, jamur)
 Asap rokok
 Polusi udara di luar dan di dalam ruangan
 Infeksi pernapasan
 Perubahan cuaca
 Makanan dan zat aditif ( pengawet, penyedap, pewarna makanan)

Pemeriksaan fisik2
Temuan Pemeriksaan fisik pada asma bervariasi dari normal ( saat kondisi stabil tidak eksaserbasi) hingga gambaran klinis yang jelas saat
eksaserbasi.
Pemeriksaan tanda vital :
 Pasien tampak sesak ( bila datang saat eksaserbasi). Takikardia, takipnea, adanya pulsus paradoksus
o Pada kondisi berat : pulsus paradoksus >18 mmhg, takikardia hingga >120 kali/menit, takipnea >30 kali/menit
o Pada kondisi berat : perubahan kesadaran.

Pemeriksaan wajah dan leher :


 Tampak sianosis ( pada eksaserbasi berat)
 Pernapasan cuping hidung
 Penggunaan otot bantu napas ( m.sternocleidomastoideus)

Pemeriksaan Paru :
 Retraksi sela iga dan subdiafragma
 Hiperinflasi dada
 Ekspirasi memanjang
 Mengi ( wheezing) : pada kondisi tidak serangan atau serangan ringan, mengi terdengar saat ekspirasi paksa, pada kondisi serangan
sedang hingga berat, mengi dapat terdengar jelas.
 Pada kondisi eksaserbasi berat mengi dapat saja tidak terdengar lagi ( silent chest)

Pemeriksaan Penunjang1,2
Spirometri:
Pengukuran volume ekspirasi paksa detik pertama ( VEP1) dan kapasitas vital paksa ( KVP) serta arus puncak ekspirasi ( APE)
 Obstruksi jalan napas diketahui dari nilai rasio VEP1/ KVP <75% atau VEP1 <80% nilai prediksi
 Tes reversibilitas bronkodilator
 VEP1 meningkat >12% dan >200 mL dari nilai awal, 10 – 15 menit setelah inhalasi salbutamol 200 – 400 mcg

Uji Provokasi Bronkus :


 Dilakukan bila gejala sesuai asma namun pemeriksaan fisis dan faal paru normal, untuk menilai adanya hipereaktivitas bronkus
dengan inhalasi metakolin atau histamine, VEP1 turun ≥20%

Pemeriksaan Sputum :
 Eosinofil pada sputum merupakan karakteristik pada asma, sedangkan neutrophil dominan pada bronchitis
Pemeriksaan Eosinofil total :
 Jumlah Eosinofil dapat meningkat pada pasien asma
Pemeriksaan darah rutin :
 Leukositosis mengindikasikan adanya infeksi bakteri
Foto Thoraks :
 Pada Asma biasanya normal, dapat terlihat hiperinflasi.
 Untuk menyingkirkan penyebab lain obstruksi saluran napas atau komplikasi asma.
Analisa gas darah :
 Melihat apakah terdapat hipoksemia ( terutama dilakukan pada asma serangan berat)

Penilaian berat eksaserbasi akut3


Penilaian berat eksaserbasi akut3
Klasifikasi Asma3
Algoritma Tatalaksana
Asma Dirumah sakit1
Algoritma Tatalaksana
Asma Di rumah1

Anda mungkin juga menyukai