Anda di halaman 1dari 47

LAPORAN PRAKTIKUM KOMUNIKASI DATA

ROUTER DINAMIS DAN STATIS

Nama Praktikan:

Irene Christovita (1317030055)


Arista Puri Handayani (1317030039)
Annisa Faradilla Ulfa (1317030007)

Kelas : Teknik Telekomunikasi 5A


Kelompok : 5

PROGRAM STUDI TELEKOMUNIKASI


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
2019
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI …………………………………………………………………….1

1. Tujuan ……………………………………………………………………… 2
2. Dasar Teori

2.1 Router Cisco …………………………………………………………………2

2.2 Routing ………………………………………………………………………3

2.2.1 Static routing……………………………………………………………3

2.2.2 Dynamic routing ………………………………………………………3

a. RIP………………………………………………………………….4

b. EIGRP………………………………………………………………4

c. OSPF………………………………………………………………. 5

3. Hasil Percobaan……………………………………………………………...6

1
ROUTING STATIS DAN DINAMIS

1. Tujuan
- Mahasiswa mampu memahami cara routing statis.
- Memahami cara kerja routing dinamik OSPF.
- Mengkonfigurasi OSPF pada Router Cisco.
- Mahasiswa memahami konsep routing EIGRP dengan perangkat Cisco.
- Mahasiswa mampu melakukan konfigurasi dengan menggunakan Cisco Router
dengan protokol routing RIP.

2. Dasar Teori

2.1 Router Cisco

Router Cisco adalah salah satu peralatan yang dikeluarkan oleh perusahaan cisco,
digunakan untuk membangun network yang berskala LAN, WAN maupun MAN.
router cisco memiliki fungsi yang sama degan router-router yang lain, yaitu
menghubungkan jaringan dengan network yang berbeda. cisco router menggunakan
table dan protocol routing yang berfungsi untuk mengatur lalu lintas data. Packet data
yang tiba di router akan diperiksa dan akan di teruskan pada alamat yang dituju.

Secara Physical , cisco router juga menggunakan Central Processing Unit (CPU)
seperti yang digunakan di dalam sebuah PC, digunakan untuk memproses lalu lintas
data tersebut dengan sangat cepat dan tepat. seperti komputer, Cisco Router juga
memiliki jenis memori yaitu ROM, RAM, NVRAM, dan FLASH yang berguna untuk
membantu kinerja CPU dalam memproses paket-paket data.

Cisco Router juga terdapat sebuah system operasi yang bernama Internetwork
Operating System (IOS). IOS yang terdapat dalam router Cisco, tidak berbentuk GUI
namun berbentuk CLI (Command Line). Oleh karenanya konfigurasi network, hanya
dapat dilakukan dengan Command line.

2
2.2 Routing

Routing merupakan proses memindahkan paket antar network menggunakan router,


agar paket tersebut dapat sampai ke tujuan. Dalam jaringan internet, routing terbagi
menjadi dua, yaitu static dan dynamic.

2.2.1 Static Routing (Router Statis)

Static routing adalah sebuah mekanisme dimana admin mengisikan tabel


routing (ARP table) secara manual pada tiap-tiap router. Apabila dalam sebuah
jaringan terjadi perubahan pengalamatan (IP Address) maka network admin
harus melakukan perubahan secara manual pada tabel routing. Hal ini menjadi
tidak efisien untuk jaringan berskala besar dan sering mengalami perubahan.
Dikarenakan apabila terdapat perubahan kecil dalam jaringan maka network
admin harus melakukan konfigurasi kembali pada masing-masing router.

2.2.2 Dynamic Routing (Router Dinamis)

Dynamic Routing (Router Dinamis) adalah sebuah router yang


memiliki dan membuat tabel routing secara otomatis, dengan mendengarkan
lalu lintas jaringan dan juga dengan saling berhubungan antara router lainnya.
Protokol routing mengatur router-router sehingga dapat berkomunikasi satu
dengan yang lain dan saling memberikan informasi satu dengan yang lain dan
saling memberikan informasi routing yang dapat mengubah isi forwarding
table, tergantung keadaan jaringannya. Dengan cara ini, router-router
mengetahui keadaan jaringan yang terakhir dan mampu meneruskan data ke
arah yang benar. Dengan kata lain, routing dinamik adalah proses pengisian
data routing di table routing secara otomatis.

Dalam melakukan pertukaran informasi, maka masing – masing router


harus menggunakan protocol routing. Apabila kedua buah router ingin bertukar
informasi, maka keduanya harus menggunakan protocol routing yang sama,
seperti :

3
a. RIP

RIP merupakan jenis routing protokol distance vektor yang sejati. pada
dasarnya hanya dapat menangani hanya 15 hop saja( network ) network ke 16
da seterusnya dianggap tidak terjangkau atau unreachable.RIP akan
mengirimkan routing table yang lengkap setiap 30 detik kepada semua router
yang aktif. RIP berkerja dengan baik pada jaringan - jaringan yang kecil. RIP
tidak efisien untuk jaringan – jaringan yang besar. RIP v1 menggunakan
classful routing , yaitu semua alat yang berada pada jaringan tersebut harus
menggunakan subnet mask yang sama. Oleh karenanya RIP v1 tidak
memberikan informasi subnet mask setiap kali mengirim update routing. RIP
menggunakan tiga jenis timer untuk mengatur unjuk kerjanya

a. Route Update Timer, timer ini digunakan untuk menset interval


periodikupdate routing, dimana router mengirimkan copy lengkap dari routing
tablenya kesemua router tetangga.
b. Route Invalid Timer , jika suah router tidak mendengar update
routing selama waktu yang telah ditentukan maka route tersebut sudah tidak
valid lagi. Dan router tetangganya akan mengirimkan pemberitahuan bahwa
route tersebut sudah tidak valid lagi, biasanya dalam waktu 180 s.
c. Holddown Timer , merupakan waktu dimana informasi update
ditahan, jika sebuah paket update yang diterima menunjukkan waktu route
tidakterjangkau.Ini akan berlanjut hingga paket update diterima dengan sebuah
metric yang lebih baik atau sampai expired.

Route Flush Time, merupakan waktu antara sebuah route tidak valid dan
penghapusannya dari table routing.

b. EIGRP

EIGRP merupakan protokol IOS yang hanya digunakan untuk router


cisco.yang merupakan pengembangan dari IGRP, EIGRP merupakan protokol

4
Distance Vektor yang classless dan penggabungan antara distance vektor dan
link-state.Broadcast-broadcast di-update setiap 90 detik ke semua EIGRP
router berdekatan. Setiap update hanya memasukkan perubahan jaringan.
EIGRP sangat cocok untuk jaringan besar.

c. OSPF

OSPF merupakan sebuah routing protokol berjenis IGP yang hanya


dapat bekerja dalam jaringan internal suatu ogranisasi atau perusahaan.
Jaringan internal maksudnya adalah jaringan dimana user masih memiliki hak
untuk menggunakan, mengatur, dan memodifikasinya. Atau dengan kata lain,
user masih memiliki hak administrasi terhadap jaringan tersebut. Jika user
sudah tidak memiliki hak untuk menggunakan dan mengaturnya, maka jaringan
tersebut dapat dikategorikan sebagai jaringan eksternal. Selain itu, OSPF juga
merupakan routing protokol yang berstandar terbuka. Maksudnya adalah
routing protokol ini bukan ciptaan dari vendor manapun. Dengan demikian,
siapapun dapat menggunakannya, perangkat manapun dapat kompatibel
dengannya, dan dimanapun routing protokol ini dapat diimplementasikan.
OSPF merupakan routing protokol yang menggunakan konsep hirarki routing,
artinya OSPF membagi-bagi jaringan menjadi beberapa tingkatan. Tingkatan-
tingkatan ini diwujudkan dengan menggunakan sistem pengelompokan area.
Dengan menggunakan konsep hirarki routing ini sistem penyebaran
informasinya menjadi lebih teratur dan tersegmentasi, tidak menyebar ke sana
kemari dengan sembarangan. Efek dari keteraturan distribusi routing ini adalah
jaringan yang penggunaan bandwidth-nya lebih efisien, lebih cepat mencapai
konvergensi, dan lebih presisi dalam menentukan rute-rute terbaik menuju ke
sebuah lokasi. OSPF merupakan salah satu routing protocol yang selalu
berusaha untuk bekerja demikian.

Teknologi yang digunakan oleh routing protokol ini adalah teknologi


link-state yang memang didesain untuk bekerja dengan sangat efisien dalam

5
proses pengiriman update informasi rute. Hal ini membuat routing protokol
OSPF menjadi sangat cocok untuk terus dikembangkan menjadi network
berskala besar.

3. Hasil Percobaan

a. Static Routing

Gambar 1. Memasukana IP address pada PC0

Pada Gambar 1. Merupakan langkah untuk memasukan IP address yang digunakan


pada PC0 yang kemudian disambungkan pada router pertama. Sistem routing yang

6
dipakai dalam percobaan kali ini adalah routing static dengan cara memasukan IP
address satu persatu pada setiap PC

Gambar 2. Memasukana IP address pada PC1

Gambar 3. Memasukana IP address pada PC2

7
Gambar 4. Memasukana IP address pada PC3

No. Nama PC Gateway Alamat IP

1. PC 0 192.168.1.1 192.168.1.1

2. PC 1 192.168.3.1 192.168.3.2

3. PC 2 192.168.5.1 192.168.5.4

4. PC 3 192.168.7.1 192.168.7.2

Setiap PC akan dimasukan alamat IP sebagai pengenal masing-masing PC, pada tabel
diatas merupakan rangkuaman dari alamat IP dan juga Gateway yang dipakai pada
masing-masing PC.

8
Gambar 5. Memasukan IP address pada Router 1 FastEthernet 0/0

Melakukan konfigurasi IP pada Router 0 dengan mengakses CLI dengan command


seperti ditampilkan pada gambar diatas yang ditandai dengan kotak berwarna merah.
Pada pengecekan pada FastEthernet 0/0 telah dimasukan IP yang berasal dari
pengkonfigurasian IP dengan mengakses CLI. Langkah ini dilakukan pada setiap
Router untuk memastikan bahwa semua perangkat dapat saling terhung.

Berikut adalah tabel untuk memetakan semua IP address pada masing-masing Router.

Router Fa0/0 Eth 1/0 Eth 1/1


RT 1 192.168.1.1 192.168.2.1 -

RT 2 192.168.2.2 192.168.4.1 192.168.3.1

RT 3 192.168.4.2 192.168.6.1 192.168.5.1

9
RT 4 192.168.6.2 192.168.7.1 -

Gambar 6. Melakukan routing pada Router 0

Setelah melakukan konfigurasi IP dengan mengakses CLI langkah selanjutnya yaitu


melakukan konfigurasi serial pada router dengan mengakses CLI. Pada saat melakukan
pengkonfigurasian command yang harus diinput agar Router 0 dapat terhubung dengan
PC dan juga Router lainnya adalah dengan cara memasukan Router(config)#ip route
IP tujuan- SubnetMask IP tujuan-IP yang harus dilewati. Langkah ini dilakukan pada
setiap router seperti ditampilkan pada gambar 7, 8, dan 9.

Gambar 7. Melakukan routing pada Router 1

10
Gambar 8. Melakukan routing pada Router 2

Gambar 9. Melakukan routing pada Router 3

11
Gambar 9. Melakukan pengujian PDU

Pengujian PDU dilakukan pada setiap PC dan dilakuan secara dua arah untuk
memastikan bahwa semua PC telah tersambung.

Langkah selanjutnya yaitu melakukan tes ping seperti dibawah ini

12
b. OSPF

Perangkat Fastethernet 0/0 Ethernet 0/1 Ethernet 1/1


Router 1 192.168.2.1 10.10.5.2 10.10.6.2
Router 2 10.10.5.1 10.10.3.2 -
Router 3 10.10.3.1 10.10.4.1 10.10.7.2
Router 4 10.10.7.1 192.168.1.1 -
Router 5 10.10.4.2 10.10.6.1 -

PC
PC0 192.168.1.2
PC1 192.168.2.2
PC2 192.168.2.3
PC3 192.168.2.4

13
Tabel router-id

ROUTER-ID
RT1 1.1.1.5
RT2 1.1.1.3
RT3 1.1.1.2
RT4 1.1.1.1
RT5 1.1.1.4

Berikut adalah langkah-langkah untuk memberikan IP pada interface router, dengan


menggunakan IOS command line.

1. RT 1
Interface 0/0, Interface 1/0, dan Interface 6/0 :
Router>enable
Router#configure terminal
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Router(config)#int fastEthernet 0/0
Router(config-if)#ip address 192.168.2.1 255.255.255.0
Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#exit
Router(config)#int Ethernet 1/0
Router(config-if)#ip address 10.10.5.2 255.255.255.252
Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#exit
Router(config)#int Ethernet 1/1
Router(config-if)#ip address 10.10.6.2 255.255.255.252
Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#exit

14
Mengecek hasil :
Router#show run

2. RT2
Interface 0/0 dan Interface 1/0
Router>enable
Router#configure terminal
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Router(config)#int fastEthernet 0/0
Router(config-if)#ip address 10.10.5.1 255.255.255.252
Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#exit

15
Router(config)#int Ethernet 1/0
Router(config-if)#ip address 10.10.3.2 255.255.255.252
Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#exit
Mengecek hasil :
Router#show run

3. RT3
Interface 0/0, Interface 1/0 dan interface 6/0
Router>enable
Router#configure terminal
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Router(config)#int fastEthernet 0/0

16
Router(config-if)#ip address 10.10.3.1 255.255.255.252
Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#exit
Router(config)#int Ethernet 1/0
Router(config-if)#ip address 10.10.4.1 255.255.255.252
Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#exit
Router(config)#int Ethernet 1/1
Router(config-if)#ip address 10.10.7.2 255.255.255.252
Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#exit
Mengecek hasil :
Router#show run

17
4. RT4
Interface 0/0 dan Interface 1/0
Router>enable
Router#configure terminal
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Router(config)#int fastEthernet 0/0
Router(config-if)#ip address 10.10.7.1 255.255.255.252
Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#exit
Router(config)#int Ethernet 1/0
Router(config-if)#ip address 192.168.1.1 255.255.255.0
Router(config-if)#no shutdown

18
Router(config-if)#exit
Mengecek hasil :
Router#show run

5. RT5
Interface 0/0 dan Interface 1/0
Router>enable
Router#configure terminal
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Router(config)#int fastEthernet 1/0
Router(config-if)#ip address 10.10.4.2 255.255.255.252
Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#exit
Router(config)#int Ethernet 1/0
Router(config-if)#ip address 10.10.6.1 255.255.255.252
Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#exit
Mengecek hasil :

19
Router#show run

Langkah selanjutnya setelah melakukan konfigurasi interface menggunakan CLI


adalah mengaktifkan OSPF dengan langkah-langkah sebagai berikut. Pada percobaan
kali ini, OSPF akan di aktifkan menggunakan CLI (Command Line) pada OS IOS
masing-masing router di dalam Cisco Packet Tracer. Berikut adalah langkah-langkah
untuk mengaktifkan OSPF pada masing-masing router.

1) RT 1
Router>enable
Router#configure terminal
Router(config)#router ospf 1
Router(config-router)#router-id 1.1.1.5

20
Router(config-router)#network 192.168.2.0 0.0.0.255 area 0
Router(config-router)#network 10.10.5.0 0.0.0.3 area 0
Router(config-router)#network 10.10.6.0 0.0.0.3 area 0
Router(config-router)#log-adjacency-changes
Router(config-router)#end
Router#
%SYS-5-CONFIG_I: Configured from console by console

Memastikan konfigurasi ospf pada router 1 : Router#show run

2. RT 2
Router>enable
Router#configure terminal
Router(config)#router ospf 1
Router(config-router)#router-id 1.1.1.3
Router(config-router)#network 10.10.3.0 0.0.0.3 area 0
Router(config-router)#network 10.10.5.0 0.0.0.3 area 0
Router(config-router)#log-adjacency-changes
Router(config-router)#end
Router#

21
%SYS-5-CONFIG_I: Configured from console by console
Memastikan konfigurasi ospf pada router 2 : Router#show run

3. RT 3
Router>enable
Router#configure terminal
Router(config)#router ospf 1
Router(config-router)#router-id 1.1.1.2
Router(config-router)#network 10.10.7.0 0.0.0.3 area 0
Router(config-router)#network 10.10.3.0 0.0.0.3 area 0
Router(config-router)#network 10.10.4.0 0.0.0.3 area 0
Router(config-router)#log-adjacency-changes
Router(config-router)#end
Router#
%SYS-5-CONFIG_I: Configured from console by console
Memastikan konfigurasi ospf pada router 3 : Router#show run

22
4. RT 4
Router>enable
Router#configure terminal
Router(config)#router ospf 1
Router(config-router)#router-id 1.1.1.2
Router(config-router)#network 10.10.7.0 0.0.0.3 area 0
Router(config-router)#network 192.168.1.0 0.0.0.255 area 0
Router(config-router)#log-adjacency-changes
Router(config-router)#end
Router#
%SYS-5-CONFIG_I: Configured from console by console

Memastikan konfigurasi ospf pada router 4 : Router#show run

23
5. RT 5
Router>enable
Router#configure terminal
Router(config)#router ospf 1
Router(config-router)#router-id 1.1.1.4
Router(config-router)#network 10.10.4.0 0.0.0.3 area 0
Router(config-router)#network 10.10.6.0 0.0.0.3 area 0
Router(config-router)#log-adjacency-changes
Router(config-router)#end
Router#
%SYS-5-CONFIG_I: Configured from console by console

Memastikan konfigurasi ospf pada router 5 : Router#show run

24
Melakuakan tes ping pada seperti pada soal

Ping dari
Ke RT 5 Ke RT 2 Ke RT 3
PC 1
10.10.4.2/30 10.10.3.2/30 10.10.4.1/30
IP interface 10.10.6.1/30 10.10.5.1/30 10.10.3.1/30
- - 10.10.7.2/30

Ping dari PC
Ke RT 4 Ke RT 1
1
10.10.7.1/30 10.10.5.2/30
IP interface 192.168.1.1/30 10.10.6.2/30
- 192.168.2.1/24

Tabel Hasil Ping

PC1 10.10.4.2/30 (RT 5) 


PC1 10.10.6.1/30 (RT 5) 
PC1 10.10.3.2/30 (RT 2) 

25
PC1 10.10.5.1/30 (RT 2) 
PC1 10.10.4.1/30 (RT 3) 
PC1 10.10.3.1/30 (RT 3) 
PC1 10.10.7.2/30 (RT 3) 
PC1 10.10.7.1/30 (RT 4) 
PC1 192.168.1.1/24 (RT 4) 
PC1 10.10.5.2/30 (RT 1) 
PC1 10.10.6.2/30 (RT 1) 
PC1 192.168.2.1/24 (RT 1) 

Merupakan salah satu tes ping yang dilakuakan pada PC1 denagn tujuan yang telah
ditentukan oleh soal. Langkah untuk melakuak tes ping adalah Ping dilakukan
menggunakan Commad prompt dari PC 1 yang dibuka melalui tab menu PC > Dekstop
> command prompt. Pada gambar diatas merupaka salah satu tes ping yang dilakukan

26
dai PC 1 menuju 10.10.4.2(RT5). Langkah yang sama juga dilakukan pada semua IP
tujuan, seperti ditampilkan pada tabel hasil tes ping.
Melakukan Tes Traceroute
pengujian traceroute dilakukan dari PC 1. pengujian dilakukan sesuai data :

Ping dari PC
Ke RT 5 Ke RT 2 Ke RT 3
1
10.10.4.2/30 10.10.3.2/30 10.10.4.1/30
IP interface 10.10.6.1/30 10.10.5.1/30 10.10.3.1/30
- - 10.10.7.2/30

Ping dari PC Ke RT 1
Ke RT 4
1

10.10.7.1/30 10.10.5.2/30

IP interface 192.168.1.1/30 10.10.6.2/30

- 192.168.2.1/24

HASIL PERCOBAAN:

PC1 – Router 5 (10.10.4.2)


Hub yang dilalui Interface Router yang dilalui
1. 192.168.1.1
2. 10.10.7.2
3. 10.10.4.2

PC1 – Router 5 (10.10.6.1)

Hub yang dilalui Interface Router yang dilalui


1. 192.168.1.1
2. 10.10.7.2
3. 10.10.6.1

27
PC1 – Router 2 (10.10.3.2)

Hub yang dilalui Interface Router yang dilalui


1. 192.168.1.1
2. 10.10.7.2
3. 10.10.3.2

PC1 – Router 2 (10.10.5.1)

Hub yang dilalui Interface Router yang dilalui


1. 192.168.1.1
2. 10.10.7.2
3. 10.10.5.1

PC 1 – Router 3 (10.10.4.1)

Hub yang dilalui Interface Router yang dilalui


1. 192.168.1.1
2. 10.10.4.1

PC 1 – Router 3 (10.10.3.1)

Hub yang dilalui Interface Router yang dilalui


1. 192.168.1.1
2. 10.10.3.1

PC 1 – Router 3 (10.10.7.2)

Hub yang dilalui Interface Router yang dilalui


1. 192.168.1.1
2. 10.10.7.2

28
PC 1 – Router 4 (10.10.7.1)

Hub yang dilalui Interface Router yang dilalui


1. 10.10.7.1

PC 1 – Router 4 (192.168.1.1)

Hub yang dilalui Interface Router yang dilalui


1. 192.168.1.1

PC1 – Router 1 (10.10.5.2)

Hub yang dilalui Interface Router yang dilalui


1. 192.168.1.1
2. 10.10.7.2
3. 10.10.3.2
4. 10.10.5.2

PC1 – Router 1 (10.10.6.2)

Hub yang dilalui Interface Router yang dilalui


1. 192.168.1.1
2. 10.10.7.2
3. 10.10.4.2
4. 10.10.6.2

PC1 – Router 1 (192.168.2.1)

29
Hub yang dilalui Interface Router yang dilalui
1. 192.168.1.1
2. 10.10.7.2
3. 10.10.3.2
4. 192.168.2.1

Dengan Memutus Salah Satu Link Dan Melaukan Pengujian Ping Dan
Traceroute

Setelah diputus melakukan traceroute sesuai dengan tabel dibawah

Traceroute Ke RT 2
dari PC 1
10.10.3.2/30
Ip interface
10.10.5.1/30

HASIL PERCOBAAN:

PC 1 ke Router 2(10.10.3.2)

30
Hub yang dilalui Interface Router yang dilalui
1. 192.168.1.1
2. 10.10.7.2

PC 1 ke Router 2(10.10.5.1)

Hub yang dilalui Interface Router yang dilalui


1. 192.168.1.1
2. 10.10.7.2
3. 10.10.4.2
4. 10.10.6.2

Hasil ping dari PC 1 menuju IP interface 10.10.3.2/24

31
Hasil ping dari PC 1 menuju IP interface 10.10.5.1/24

c. EIGRP

EIGRP (Enhanced Interior Gateway Routing Protocol) adalah routing protocol yang
hanya di adopsi oleh router cisco atau sering disebut sebagai proprietary protocol pada
CISCO. Dimana EIGRP ini hanya bisa digunakan sesama router CISCO saja dan
routing ini tidak didukung dalam jenis router yang lain. Topologi yang digunakan pada
EIGRP routing adalah topologi bus. Rangkaian jaringan dapat dilihat pada Gambar
2.2.1 Rangkaian Jaringan EIGRP Routing.

32
Gambar 2.2.1 Rangkaian Jaringan EIGRP Routing

Menambahkan port pada Router 0 dan Router 2 menggunakan physical WIC-1T (pada
Slot 0) dan untuk Router 1 Menggunakan WIC-2T (pada Slot 0). Seperti pada Gambar
2.2.2 (a) Physical WIC-1T dan (b) WIC-2T

Gambar 2.2.2 (a) Physical WIC-1T

33
Gambar 2.2.2 (b) WIC-2T

Langkah selanjutnya akan melakukan konfigurasi dengan mengakses CLI dan


mengubah configuration pada setiap PC dengan sketch atau coding seperti berikut ini.

Konfigurasi Router0
Konfigurasi IP address :
Router>en
Router#conf t
Router(config)#int fa0/0
Router(config-if)#ip address 192.168.1.1 255.255.255.0
Router(config-if)#no sh
Router(config-if)#int se0/0/0
Router(config-if)#clock rate 64000
Router(config-if)#ip address 192.168.2.1 255.255.255.0
Router(config-if)#no sh
Router(config-if)#exi

Konfigurasi EIGRP :
Router(config)#router eigrp 5
Router(config-router)#network 192.168.1.0
Router(config-router)#network 192.168.2.0

34
Konfigurasi Router1
Konfigurasi IP address :
Router>en
Router#conf t
Router(config)#int fa0/0
Router(config-if)#ip address 192.168.3.1 255.255.255.0
Router(config-if)#no sh
Router(config-if)#int se0/0/0
Router(config-if)#ip address 192.168.2.2 255.255.255.0
Router(config-if)#no sh
Router(config-if)#int se0/0/1
Router(config-if)#clock rate 64000
Router(config-if)#ip address 192.168.4.1 255.255.255.0
Router(config-if)#no sh
Router(config-if)#exi

Konfigurasi RIPv2 :
Router(config)#router eigrp 5
Router(config-router)#network 192.168.2.0
Router(config-router)#network 192.168.3.0
Router(config-router)#network 192.168.4.0

Konfigurasi Router2
Spoiler:
Konfigurasi IP address :
Router>en
Router#conf t
Router(config)#int fa0/0
Router(config-if)#ip address 192.168.5.1 255.255.255.0
Router(config-if)#no sh
Router(config-if)#int se0/0/0
Router(config-if)#clock rate 64000
Router(config-if)#ip address 192.168.4.2 255.255.255.0
Router(config-if)#no sh
Router(config-if)#ex
Konfigurasi RIPv2 :
Router(config)#en

Router(config-router)#network 192.168.4.0
Router(config-router)#network 192.168.5.0

Langkah selanjutnya adalah memberikan IP Address pada masing-masing PC seperti


yang terlihat pada Tabel 1. IP Address pada setiap PC

35
Nama PC IP Address Subnet Mask Default Gateway
PC 0 192.168.1.2 255.255.255.0 192.168.1.1
PC 1 192.168.3.2 255.255.255.0 192.168.2.1
PC 2 192.168.5.2 255.255.255.0 192.168.3.1

Tugas dan Pertanyaan


1. Lakukan ping ke dari setiap PC ke PC Client
a. Ping PC 0 to PC 1

b. Ping PC 1 to PC 2

36
c. Ping PC 2 to PC 0

2. Tulis hasil percobaan dan analisa hasilnya

37
Hasil percobaan yang didapat adalah dengan melakukan pengujian pengiriman
pesan antara PC dengan Client PC. Status yang diperoleh dalam pengiriman
pesan adalah Successful untuk setiap PC. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
antar PC sudah terhubung satu dengan yang lain menggunakan EIGRP Routing
dengan melalui router yang telah dikonfigurasi.
3. Jelaskan perbedaan routing RIP dengan EIGRP

RIP
1. Hanya memasukan IP Gateway pada proses routing tidak memerlukan
konfigurasi Jumlah host Terbatas
2. RIP tidak memiliki informasi tentang subnet setiap route.
3. RIP tidak mendukung Variable Length Subnet Masking (VLSM).
4. Ketika pertama kali dijalankan hanya mengetahui cara routing ke dirinya
sendiri (informasi lokal) dan tidak mengetahui topologi jaringan tempatnya
berada.

EIGRP
1. Memerlukan konfigurasi pada setiap routing
2. EIGRP IOS nya bayar
3. Hanya untuk Router Cisco.
4. EIGRP mendukung multiprotocol.
5. Memerlukan fitur loop avoidance.
6. EIGRP tidak ada periodic update.
7. memerlukan lebih sedikit memori dan proses.
8. EIGRP mempunyai maximum hop count terbatas sampai 224.
9. Melakukan konvergensi secara tepat ketika menghindari loop.
EIGRP meningkatkan fitur konvergensi dan efesien pengoperasian sinyal.

38
d. RIP

RIP Routing merupakan routing dinamis yang digunakan dalam jaringan LAN. Pada
praktikum ini RIP Routing dibuat dengan menggunakan topologi ring pada router dan
topologi bus untuk switch dan PC yang digunakan. Langkah pertama untuk melakukan
simulasi RIP Routing pada cisco adalah membuat jaringan LAN dengan 4 router, 4
switch, dan 4 PC seperti yang terlihat pada Gambar 2.1.1 Jaringan LAN menggunakan
RIP Routing.

Gambar 2.1.1 Jaringan LAN RIP Routing

Selanjutnya, memasukkan IP Address, Subnet Mask dan Default Gateway dari PC 1.


IP yang digunakan adalah IP Kelas C dengan /24 seperti pada Gambar 2.1.2 IP Address
PC

39
Gambar 2.1.2 IP Address PC 1

Lakukan langkah yang sama untuk PC 2,3,dan 4 seperti yang dijelaskan dalam Tabel
1. IP Address pada setiap PC.

Tabel 1. IP Address pada setiap PC

Nama PC IP Address Subnet Mask Default Gateway


PC 1 - Irene 192.168.1.2 255.255.255.0 192.168.1.1
PC 2 - Arista 192.168.2.2 255.255.255.0 192.168.2.1
PC 3 - Annisa 192.168.3.2 255.255.255.0 192.168.3.1
PC 4 - Kelompok 192.168.4.2 255.255.255.0 192.168.4.1
5

Selanjutnya, melakukan konfigurasi antar router dengan memasukan IP Gateway


tujuan. Router0 meggunakan fastethernet 0/0 untuk menghubungkan switch0, ethernet
1/0 untuk menghubungkan router1, dan Ethernet 1/1 untuk menghubungkan router3.
Seperti yang terlihat pada Gambar 2.1.2 (a) IP Gateway pada fa0/0, (b) IP Gateway
pada eth1/0, dan (c) IP Gateway pada eth 1/1.

40
Gambar 2.1.2 (a) IP Gateway pada fa0/0

Gambar 2.1.2 (b) IP Gateway pada eth1/0

41
Gambar 2.1.2 (c) IP Gateway pada eth 1/1

IP Gateway yang dimasukkan ke dalam config dapat dilihat pada Tabel 2. IP Gateway
pada setiap router.

 Untuk Router0

Nama Kabel Hubungan IP Gateway Subnet Mask


Fastethernet 0/0 Switch0 192.168.1.1 255.255.255.0
Ethernet 1/0 Router1 192.168.5.1 255.255.255.0
Ethernet 1/1 Router3 192.168.8.2 255.255.255.0

Selanjutnya, melakukan RIP routing dengan memasukkan list IP Network Address


yang akan terhubung pada router tersebut. Seperti yang terlihat pada Gambar 2.1.3 RIP
Rourting pada Router0

RIP Routing Router0


192.168.1.0
192.168.5.0

42
192.168.8.0

Gambar 2.1.3 RIP Rourting pada Router0

Lakukan hal yang sama pada Router1, 2, dan 3 untuk menghubungkan antar router dan
PC dengan menghubungkan menggunakan IP Gateway dan RIP Routing.

 Untuk Router1

Nama Kabel Hubungan IP Gateway Subnet Mask


Fastethernet 0/0 Router0 192.168.5.2 255.255.255.0
Ethernet 1/0 Router2 192.168.6.1 255.255.255.0
Ethernet 1/1 Switch3 192.168.2.1 255.255.255.0

Router1

RIP Routing Router1


192.168.2.0
192.168.5.0
192.168.6.0

43
 Untuk Router2

Nama Kabel Hubungan IP Gateway Subnet Mask


Fastethernet 0/0 Router1 192.168.6.2 255.255.255.0
Ethernet 1/0 Router3 192.168.7.1 255.255.255.0
Ethernet 1/1 Switch1 192.168.4.1 255.255.255.0

Router2

RIP Routing Router2


192.168.4.0
192.168.6.0
192.168.7.0

 Untuk Router3

Nama Kabel Hubungan IP Gateway Subnet Mask


Fastethernet 0/0 Router2 192.168.7.1 255.255.255.0
Ethernet 1/0 Router3 192.168.8.1 255.255.255.0
Ethernet 1/1 Switch1 192.168.3.1 255.255.255.0

Router3

RIP Routing Router3


192.168.3.0
192.168.8.0
192.168.7.0

44
Jika semua router sudah dilakukan RIP routing maka selanjutnya akan dilakukan
pengujian dengan mengirimkan pesan PC to PC. Sebagai contoh dilakukan pengiriman
pesan jika pesan dapat diterima dengan baik maka status pengirimannya adalah
successful seperti yang terlihat pada Gambar 2.1.4 Successful pengiriman pesan

Gambar 2.1.4 Successful pengiriman pesan

Pengujian juga dapat dilakukan dengan menggunakan tes ping PC to PC jika


keterangan feedback sudah tersedia, maka RIP routing sudah berhasil. Tes ping
dilakukan dengan memasukan IP PC yang dituju, pengujian pertama PC 1 akan
melakukan ping kepada PC 2, maka tes ping yang dilakukan adalah ping 192.168.2.2
seperti pada Gambar 2.1.5 Tes Ping PC 1 to PC 2

Gambar 2.1.5 Tes Ping PC 1 to PC 2

45
Pengujian berikutnya PC 4 akan melakukan ping kepada PC 3, maka tes ping yang
dilakukan adalah ping 192.168.3.2 seperti pada Gambar 2.1.6 Tes Ping PC 4 to PC 3

Gambar 2.1.7 Tes Ping PC 4 to PC 3

46

Anda mungkin juga menyukai