Anda di halaman 1dari 14

PEMERINTAH KABUPATEN KEEROM

SEKRETARIAT DAERAH
Jl. Trans Irian Arso Telp/fax:(0967)582850

Keerom, Januari 2019

Kepada:
Yth. Para Kepala Perangkat Daerah/ Unit
Kerja Pemerintah Kabupaten Keerom
Di –
ARSO

SURAT EDARAN
NOMOR: 800/…../…../TAHUN 2017

TENTANG

PEDOMAN TEKNIS PELAKSANAAN


PERATURAN BUPATI KEEOM NOMOR ….. TAHUN 2017
TENTANG PEMBERIAN TAMBAHAN PENGHASILAN KEPADA
PEGAWAI NEGERI SIPIL
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN KEEROM TAHUN 2017

A. DASAR
Peraturan Bupati Keerom Nomor ….. Tahun 2017 tentang Pemberian Tambahan
Penghasilan kepada Pegawal Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Kabupaten
Keerom Tahun 201….

B. KEBIJAKAN
1. Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan Pegawal Negeri Sipil di Lingkungan
Pemerintah Kabupaten Keerom sebagai salah satu aspek dalam sistem
pembinaan pegawai melalui pemberian reward dan punishment, maka dipandang
perlu untuk memberikan tambahan penghasilan bagi Pegawai Negeri Sipil
berdasarkan pertimbangan obyektif yang diukur darE pencapaian kinerja,
sehingga dapat meningkatkan motivasi dan kinerjanya.

2. Untuk mewujudkan hal tersebut telah ditetapkan Peraturan Bupati Keerom Nomor
Tahun 2017 tanggal … Januari 2017 tentang Pemberian Tambahan Penghasilan
Kepada Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Keerom
Tahun 2017.
3. Untuk kelancaran dan keseragaman dalam pelaksanaan Peraturan Bupati
Keerom dimaksud perlu diberikan pedoman teknis pelaksanaan dengan Surat
Edaran Bupati Keerom.

C. PELAKSANAAN
1. Pengertian Umum
a. Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disebut PNS adalah warga negara
Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai Aparatur Sipil
Negara secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki
jabatan pemerintahari di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Keerom.
b. Perangkat Daerah adalah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Lingkungan
Pemerintah Kabupaten Keerom yang terdiri dan Sekretanat Daerah,
Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Inspektorat, Dinas Daerah,
Badan Daerah, dan Kecamatan.
c. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjutnya disingkat APBD
adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Keerom.
d. Tambahan Penghasilan adalah penghasilan dalam bentuk uang diluai gaji dan
tunjangan yang dibenikan oleh Pemerintah Kabupaten Keerom kepada PNS
yang ditetapkan oleh Bupati dan bersumber dan APBD.
e. Tugas belajar adalah tugas yang diberikan oleh pejabat yang berwenang
kepada PNS yang terpilih untuk mengikuti pendidikan formal ke jenjang yang
lebih tinggi baik di dalam negeni maupun di luar negeri, yang dibiayai oleh
Pemerintah Kabupaten Keerom, instansi atau lembaga Pemerintah maupun
organisasi swasta yang sah berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
f. Badan Layanan Umum Daerah yang selanjutnya disingkat BLUD adalah
Perangkat Daerah atau Unit Kerja pada Organisasi Perangkat Daerah di
Pemerintah Kabupaten Keerom yang dthentuk untuk memberikan kepada
masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang mengutamakan
mencari keuntungan, dan dalam melakukan didasarkan pada prinsip efisiensi
dan produktivitas.
g. Capaian Target Kinerja adalah hasil kerja yang dicapai dan setiap
pelaksanaan tugas jabatan.
h. Perilaku Kerja adalah setiap tingkah laku, sikap atau tindakan yang dilakukan
oleh PNS atau tidak melakukan sesuatu yang seharusnya dilakukan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
i. Cuti adalah keadaan tidak masuk kerja yang diijinkan selama jangka waktu
tertentu.

2. Sasaran Pemberian Tambahan Penghasilan


a. Tambahan penghasilan diberikan kepada PNS Kabupaten Keerom
berdasarkan pertimbangan keuangan Daerah disamping gaji dan tunjangan.
b. Yang dimaksud PNS adalah PNS di Lingkungan Pemerintah Kabupaten
Keerom, termasuk:
1) PNS Kabupaten Keerom yang diperbantukan/dipekerjakan/ditugaskan
secara penuh di luar Instansi Pemerintah Kabupaten Keerom;
2) Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS).
c. Tambahan penghasilan tidak diberikan kepada:
1) PNS yang menduduki jabatan fungsional Guru yang telah menerima
tunjangan sertifikasi;
2) PNS yang diberhentikan sementara karena dikenakan penaharian, menjadi
Pejabat Negara, Kepala Desa, Anggota Komisi Pemilihari Umum, Anggota
Panitia Pengawas Pemilihari Umum, mengambil masa persiapan pensiun,
menerima uang tunggu, melaksanakan tugas belajar, atau menjalani cuti di
luar tanggungan Negara;
3) PNS yang mengajukan banding administratif atas penjatuhan hukuman
disiplin berupa pemberhentian sebagai PNS;
4) PNS Instansi lain yang diperbantukan secara penuh di instansi Pemerintah
Kabupaten Keerom yang telah menerima tambahan penghasilan sejenis
dari instansi induknya;
5) PNS Kabupaten Keerom yang diperbantukan, dipekerjakan atau
ditugaskan di luar instansi Pemerintah Kabupaten Keerom yang telah
menerima tambahan penghasilan sejenis dari instansi induk tempat yang
bersangkutan melaksanakan tugasnya atau instansi lain pemberi tugas;
6) PNS yang menjalani cuti selama satu bulan atau lebih, apabila nilai
capaian target kinerjanya 0 (tidak ada capaian kinerja);
7) PNS yang bertugas di instansi/unit kerja yang telah menerapkan Badan
Layanan Umum Daerah (BLUD) dan mendapatkan remunerasi.
d. PNS yang menduduki jabatan fungsional Guru yang belum mendapatkan
tunjangan sertifikasi, diberikan tambahan penghasilan yang diatur lebih lanjut
oleh Bupati.
e. Tambahan penghasilan sebagaimana dimaksud dalam point a tersebut di atas,
merupakan tunjangan kinerja yang diberikan berdasarkan capaian target
kinerja dan nilai perilaku kerja.

3. Besaran Tambahan Penghasilan


a. Tambahan penghasilan diberikan setiap bulan dalam 1 (satu) tahun sebanyak
12 (dua belas) kali.
b. Besaran tambahan penghasilan kepada PNS dikenakan pajak sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.
c. Tambahan penghasilan kepada CPNS diberikan sebesar 80% dan besaran
standar yang ditetapkan dengan tetap mengacu pada ketentuan pembenian
tambahan penghasilan.
d. Besaran standar tambahan penghasilan ditetapkan dengan pertimbangan
obyektif sesual tanggung jawab berdasarkan kelas dan nilai jabatan, sebagai
berikut:
BESAR
KELAS NILAI TAMBAHAN
NO JABATAN
JABATAN JABATAN PENGHASILAN
PERBULAN
1 2 3 4 5
Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama
15 3590 Rp. 9.110.000
(Sekretaris Daerah)
Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama
14 3115 Rp. 7.270.000
(Asisten Sekretaris Daerah)
Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama
(Sekretaris DPRD, lnspektur,
Kepala Dinas, Kepala Badan, 13 2720 Rp. 5.800.000
Kepala Satuan Polisi Pamong
Praja)
Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama
(Staf Ahli Bupatí) 13 2490 Rp. 5.050.000

Administrator (Kepala Distrik) 13 2490 Rp. 5.050.000


Administratir (Kepala Bagian
dilingkungan Sekretariat Daerah,
Sekretaris BAPPEDA dan 12 2115 Rp. 4.290.000
Sekretaris BPKAD)
Administrator (Sekretaris pada
Dinas, Badan, Inspektorat dan 11 2090 Rp. 4.240.000
Satuan Polisi Pamong Praja)
Administrator (Kepala Bagian
pada Sekretariat DPRD, Inspektur
Pembantu, Kepala Bidang pada
Dinas, Kepala Bidang pada 11 1910 Rp. 3.880.000
Badan, Kepala Bidang pada
Satuan Polisi Pamong Praja dan
Sekretaris pada Distrik)
Pengawas (Lurah, Kepala UPT
PUSKESMAS dan Kepala UPT 9 1365 Rp. 2.770.000
Wilayah)
Pengawas (Kepala Subbagian
dilingkuangan Sekretariat Daerah,
Sekretariat DPRD, Inspektorat,
Dinas Daerah, Badan Daerah dan
Satuan Polisi Pamong Praja,
KepalaSeksi pada Dinas/Badan
Daerah, Kepala Sub Bidang pada 8 1320 Rp. 2.680.000
Badan Daerah, Kepala Seksi
pada Satuan Polisi Pamong
Praja, Kepala Seksi pada Distrik,
Kepala UPT pada Dinas dan
Badan Daerah
Pengawas (Kepala Subbagian
Tatausaha UPT pada Dinas dan
Badan Daerah, Kepala Subbagian 8 1295 Rp. 2.630.000
pada Distrik, Sekretaris dan
Kepala Seksi pada Kelurahari
Fungsional Tertentu (JFT)
Golongan IV 7 855 Rp. 1.820.000

Fungsional Tertentu (JFT)


Golongan III 6 655 Rp. 1.460.000

Fungsional Tertentu (JFT)


Golongan II, Pelaksana Golongan 5 520 Rp. 1.210.000
IV dan Golongan III
Pelaksana Golongan II 3 355 Rp. 860.000
Pelaksana Golongan I 1 205 Rp. 620.000

4. Pengukuran Kinerja
a. Tambahan Penghasilan diberikan secara proporsional berdasarkan hasil
pengukuran kinerja.
b. Pengukuran kinerja dalam rangka pemberian tambahan penghasilan dilakukan
setiap akhir bulan oleh atasan Iangsung sebagai pejabat penilai terhadap
capaian kinerja bawaharinya selama 1 (satu) bulan, meliputi pengukuran
capaian target kinerja bulanan pegawai dan penilaian perilaku kerja.
1) Pengukuran capalan target kinerja bulanan pegawai.
a) Dalam rangka pemberian TPP, seluruh PNS di Lingkungan Pemerintah
Kabupaten Keerom setiap awal bulan wajib menyusun target kinerja
bulanan pegawai yang bersumber dan target Sasaran Kerja Pegawal
(SKP) maupun tugas-tugas lain (tugas tambahan) yang dilaksanakan.
b) Setiap akhir bulan atasan langsung melakukan pengukuran capaian
kinerja bawaharinya selama 1 (satu) bulan, tanpa memperhitungkan
target dan realisasi biaya.
c) Tata cara penyusunan target kinerja bulanan, sasaran kerja pegawai
dan pengukuran kinerja berpedoman pada ketentuan pada Peraturan
Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011 tentang Penilalan Prestasi Kerja
Pegawal Negeri Sipil dan Peraturan Kepala BKN Nomor 1 Tahun 2013
tentang Ketentuan Pelaksanaan Penilaian Prestasi Kerja Pegawai
Negeri Sipil, dengan penjelasan sebagai berikut:
(1) Setiap PNS menyusun Sasaran Kerja Pegawal (SKP) dengan target
hasil kerja selama 1 (satu) tahun, sesuai format Lampiran I Surat
Edaran ini.
(2) Selanjutnya dibuat target kinerja bulanan yang bersumber dan SKP
maupun tugas-tugas lain (tambahan) yang dilaksanakan, sesuai
format Lampiran II Surat Edaran ¡ni. Target kinerja bulanan
merupakan target kinerja yang akan dicapai selama 1 (satu) bulan
penuh.
(3) Setiap akhir bulan atasan Iangsung PNS memberikan penilaian
terhadap capalan target kinerja bulanan pegawai, dengan
menghitung tingkat capalan kinerja yang telah ditetapkan untuk
setiap pelaksanaan kegiatan tugas jabatan, meliputi capaian aspek
kuantitas/output dan aspek kualitas/output, sedangkan aspek waktu
ditetapkan sebagai 1 (satu) bulan. Penghitungan capaian target
kinerja bulanan:
a) Capaian aspek kuantitas/output dihitung dengan menggunakan
rumus:
Realisasi kuantitas/output
Aspek kuantitas/ Output = X 100
Target kuantitas/ output

b) Capalan aspek kualitas/mutu dihitung dengan menggunakan


rumus:
Realisasi kuantitas/ mutu
Aspek kuantitas/ mutu = X 100
Target kuantitas/ mutu

Realisasi kualitas/mutu merupakan penilaian yang pejabat


penilai terhadap kualitas/mutu pelaksanaan jabatan, dengan
kriteria
- Nilai 91 – 100 : Hasil pekerjaan sempurna, tidak ada
kesalahari, tidak ada revisi dan diatas standar
(SOP) yang ditentukan.
- Nilai 76 – 90 : Hasil kerja mempunya 1 atau 2 kesalahari
kecil, tidak ada kesalahari besar, revisi, dan
sesuai standar (SOP) yang telah ditentukan.
- Nilai 61 – 75 : Hasil kerja mempunyai 3 atau 4 kesalahari
kecil, dan tidak ada kesalahari besar, revisi,
dan cukup memenuhi standar (SOP) yang
ditentukan.
- Nilai 51 – 60 : Hasil kerja mempunyai 5 kesalahari kecil dan
ada kesalahari besar, revisi, dan tidak cukup
memenuhi standar (SOP) yang ditentukan.
- Nilai 50
Kebawah : Hasil kerja mempunyai Iebih dan 5 kesalahari
kecil dan ada kesalahari besar, kurang
memuaskan, revisi, dan di bawah standar
(SOP) yang ditentukan.
c) Capaian target kinerja satu kegiatan tugas jabatan dihitung
dengan menjumlahkan capaian aspek output, aspek mutu dan
waktu dibagi 3.
d) Sedangkan capaian target kinerja bulanan dihitung dengan
menjumlahkan capaian target seluruh tugas jabatan dibagi
banyaknya kegiatan tugas jabatan.
e) Formulir pengukuran capaian kinerja bulanan dibuat sesuai
format Lampiran III Surat Edaran ini.

d) Bagi PNS Pemerintah Kabupaten Keerom yang


diperbantukan/dipekerjakan/ditugaskan secara penuh di uar instansi
Pemerintah Kabupaten Keerom, target kinerja disusun berdasarkan
kegiatan tugas jabatan pada tempat yang bersangkutan
diperbantukan/dipekerjakan/ ditugaskan sesuai ketentuan yang berlaku,
dan dilaporkan kepada pimpinan instansi induknya.
e) Target kinerja bagi CPNS disusun berdasarkan tugas jabatan sesuai
ketentuan yang berlaku terhitung mulal tanggal secara nyata
melaksanakan tugas.

2) Penilalan Perilaku Kerja


a) Merupakan penilaian terhadap kehadiran PNS dan pemenuhari jam
kerja sesuai dengan ketentuan jam kerja yang beriaku di Lingkungan
Pemerintah Kabupaten Keerom atau jam kerja khusus yang berlaku
pada Unit Pelayanan Umum/Teknis.
b) Penilalan perilaku kerja pegawai dilakukan oleh atasan langsungnya
dengan menghitung kehadiran pegawai. Setiap atasan langsung wajib
melakukan pengawasan terhadap kehadiran bawaharinya dan setiap
pegawal yang hadir terlambat atau pulang awal tanpa alasan yang sah,
dicatat dalam formulir Catatan Pelaksanaan Jam Kerja (perorangan)
yang diketahui oleh pegawai yang bersangkutan dan atasan
Iangsungnya dengan membubuhkan paraf. Catatan Pelaksanaan Jam
Kerja dibuat sesuai format Lampiran IV Surat Edaran ini.
c) Keterlambatan hadir atau pulang awal tanpa alasan sah dihitung
sebagal pengurangan jam kerja, secara kumulatif setiap 7,5 jam
dikonversi sama dengan 1 hari tidak masuk kerja tanpa alasan yang
sah.
d) Yang dimaksud alasan sah adalah alasan yang dapat diterima dengan
akal sehat, antara lain karena kondisi yang mendesak, ancaman,
keterpaksaan atau kondisi lain diluar kemampuan yang bersangkutan.
Sah atau tidaknya alasan tidak masuk kerja ditentukan berdasarkan
pertimbangan obyektif atasan langsungnya.
e) PNS yang tidak masuk kerja wajib mendapatkan izin dengan
mengajukan permohonan kepada atasan langsung disertai alasan yang
sah yang disampaikan secara usan atau tertulis secara langsung atau
melalui media komunikasi.
f) Apabila atasan Iangsung berhalangan maka permohonan izin
disampaikan secara hirarkis kepada atasan dan atasan langsungnya.
g) Untuk pemantauan pefaksanaan hari dan jam kerja PNS, setiap OPD
menyediakan absensi manual dan/atau absensi elektronik yang terdiri
dari:
(1) Absensi masuk dan pulang kerja; dan
(2) Absensi pelaksanaan jam kerja.

c. Pengukuran capaian kinerja khusus untuk keperluan pemberian tamahari


penghasilan bagi Kepala OPD/Asisten Sekda/Staf AhIi Bupati dilakukan oleh
Sekretaris Daerah berdasarkan data yang disediakan oleh Sekretariat
OPD/Bagian Setda yang menangani urusan kepegawaian.
d. Pengukuran capaian kinerja khusus untuk keperluan pemberian tambahan
penghasilan bagi Sekretaris Daerah dilakukan oleh Bupati berdasarkan data
yang disediakan oleh para Asisten Sekda yang diolah oleh Bagian Setda yang
menangani urusan kepegawalan.

5. Pembayaran Tambahan Penghasilan


a. Tambahan Penghasilan Pegawai diberikan secara proporsional berdasarkan
hasil pengukuran kinerja yang terdiri dan unsur:
1) Capalan Target kinerja bulanan pegawai, dengan bobot 60 %;
2) Penilaian perilaku kerja. dengan bobot 40 %.
b. Pengukuran kinerja pegawai dilakukan oleh atasan langsung PNS yang
bersangkutan setiap akhir bulan, digunakan sebagai dasar pembayaran
tambahan penghasilan pada bulan yang bersangkutan.
Contoh:
Hasil pengukuran kinerja selama bulan Januari 2017 digunakan sebagal dasar
pembayaran tambahan penghasilan pada bulan Januari 2017.
c. Pengukuran kinerja sebagaimana dimaksud point a dengan penjelasan
sebagai berikut:
1) Bobot capaian target kinerja bulanan pegawai sebesar 60% ditetapkan
dengan prosentase dan nilai capaian target kinerja berdasarkan kriteria
sebagai berikut:
a) 100% apabUa mencapai nilai 85;
b) 95% apabila mencapai nHai 75 — 84;
c) 85% apabila mencapai nilai 60 — 74;
d) 75% apabila mencapai nilai 50—59;
e) 50% apabila mencapai nilai 40 — 49;
f) 25% apabila menca pal nilai 20 — 39; .
g) 10% apabila mencapal < 20.
2) Bobot nilai perilaku kerja sebesar 40% ditetapkan dengan prosentase dan
bobot nilai tertinggi berdasarkan kriteria kehadiran dan pemenuhari jam
kerja sebagai berikut:
a) Dikurangi 2% per hari kerja apabila tidak masuk kerja tanpa alasan
yang sah;
b) Dikurangi 2% per 7,5 jam yang dihitung kumulatif dalam 1 bulan apabila
tidak memenuhi jam kerja karena terlambat atau pulang awal tanpa
alasan yang sah.
d. Tambahan pengasilan bagi PNS yang dijatuhi hukuman disiplin,
diperhìtungkan sebagai berikut:
1) Dibayarkan 90% (sembilan puluh perseratus) selama 3 (tiga) bulan apabila
dijatuhi hukuman disiplin tingkat ringan; atau
2) Dibayarkan 80% (delapan puluh perseratus) selama 6 (enam) bulan
apabila dijatuhi hukuman disiplin tingkat sedang; atau
3) Dibayarkan 50% (lima puluh perseratus) selama 1 (satu) tahun apabila
dijatuhi hukuman disiplin tingkat berat.
Penghitungan tambahan penghasilan karena hukurnan disiplin tersebut mulai
diperhitungkan pada bulan berikutnya sejak berlakunya SK hukuman disiplin.
Catatan Hukuman Disiplin dibuat sebagaimana format lam piran V Surat
Edaran ini.
Contoh:
- Seorang PNS berdasarkan SK Kepala OPD tanggal 20 Januari 2017
ciijatuhi hukuman disiplin tingkat ringan berupa teguran lisa n mulai berlaku
sejak tanggal ditetapkan yaitu 20 Januari 2017, maka pengurangan
tambahan penghasilan karena dijatuhi hukuman disiplin tersebut
diperhitungkan untuk pembayaran selama 3 bulan yaitu bulan Pebruari
sampai dengan April 2017.
- Seorang PNS berdasarkan SK Kepala OPD tanggal 16 Januari 2017
dijatuhi hukuman disiplin tingkat sedang berupa penundaan kenaikan gaji
berkala selama 1 tahun dan diterima tanggal 20 Januari 2017, sehingga SK
hukuman disiplin tersebut baru berlaku pada hari kelima belas sejak
diterimanya yaitu 4 Pebruani 2017, maka pengurangan tambahan
penghasilan karena dijatuhi hukuman disiplin tersebut diperhitungkan untuk
pembayaran selama 6 bulan yaitu bulan Maret sampal dengan Agustus
2017.
e. Perhitungan besarnya tambahan penghasilan yang dibayarkan adalah hasil
perkalian dan standar besaran tambahan penghasilan dengan prosentase
hasil pengukuran kinerja dan prosentase hukuman disiplin. Formuhr
penghitungan besarnya tambahan penghasilan dibuat sebagaimana format
Lampiran VI Surat Edaran ini, dengan rumus:
(Standar TPP x (% Capaian Target Kerja + %
TPP dibayar =
Perilaku Kerja) x % Hukuman Disiplin

contoh:
- Pejabat Administrator Camat (Kelas 13) dengan besaran standar tambahan
penghasilan Rp. 5.050.000,- dalam bulan Januari 2017 nilai capalan kinerja
90, tidak pernah mangkir maupun tenlambat dan tidak dijatuhi hukuman
disiplin, maka perhitungan besarnya tambahan penghasilan pada bulan
Januari 2017 sebagai berikut:
TPP dibayar = (Rp. 5.050.000,- x ((100°k x 60%) + 40%)) x 100%
= (Rp. 5.050.000,- x (60%+40%)) X 100%
= Rp. 5.050,000,- x 100%
= Rp. 5.050.000,-
- Pejabat Pengawas Kepala Seksi pada Dinas (Kelas 8) dengan besaran
standar tambahan penghasilan Rp. 2.680000,- dalam bulan Januari 2017
nilal capaian kinerja 80, tidak masuk kerja tanpa alasan sah sebanyak 3
hari kerja dan sering terlambat hadir secara komulatif 20 jam, tidak dijatuhi
hukuman disiplin, maka perhitungan besarnya tambahan penghasilan pada
bulan Januari 2017 sebagai berikut:
TPP dibayar = (Rp.2.680.000,- x ((95%x60%)+(40%-6%-4%)) x 100%
= (Rp.2.680.000,- x (57%+30%)) x 100%
= (Rp.2.680.000,- X 87%) X 100%
= Rp. 2.331.600,-x 100%
= Rp. 2.331.600,-
- Pelaksana (jabatan fungsional umum) golongan Ill dengan besaran standar
tambahan penghasilan Rp. 1.210.000,- pada bulan Januari 2017 nilai
capaian kinerja 50, tidak masuk kerja tanpa alasan sah sebanyak 20 hari
kerja dan terlambat hadir secara kumulatif 10 jam,dan dijatuhi hukuman
disiplin sedang berupa penurunan pangkat selama 1 tahun, maka
perhitungan besaran tambahan penghasilan pada bulan Januani 2017
sebagai berikut:
TPP dibayar = (Rp. 1.210.000,-x ((75%x6O%)+(40% - 40%-2%))x 80%
= (Rp. 1.210.000,-x (45%+ 0%)) x 80%
= Rp. 544.500,-x 80%
= Rp. 435.600,-
f. Bagi PNS yang menjalani cuti tidak I (satu) bulan penuh, tambahan
penghasilan diberikan berdasarkan pengukuran ca palan kinerja dan unsur
perilaku kerja.
Contoh:
- PNS Pelaksana Golongan Il dengan besaran standar tambahan
penghasilan Rp. 860.000,- menjalani cuti sakit 14 hari kerja dalam bulan
Januari 2017, capaian kinerja 55, maka berdasarkan hasil penilalan
capaian kinerja bulan Januari 2017 sebesar 45% (hasil perkalian
75%x60%) dan dan unsur perilaku kerja dikategorikan tidak masuk kerja
secara sah (40%), sehingga mendapatkan tambahan penghasilan dengan
perhitungan sebagai berikut:
TPP dibayar = (Rp.860.000,- x ((75%x60%)+(40%-0%)) x 100%
= (Rp.860.000,- x (45%+40%)) xl 00%
= (Rp.860.000 x 85%) x 100%
= Rp.731.000,- x 100%
= Rp.731.000,-
g. PNS yang menjalani cuti selama satu bulan atau Iebih, tidak diberikan
tambahan penghasilan selama yang bersangkutan menjalani cuti (apabila nitai
capaian target kinerja adalah 0).
Contoh:
- PNS Petaksana Golongan II dengan besaran standar tambahan
penghasilan Rp. 860.000,- menjalani cutí bersalin mulai tanggal 5 Januari
2017 s/d 5 Maret 2017. Hasil penghitungan nilai capaian kinerja pada bulan
Januani 2017 adalah 19 sehingga mendapatkan tambahan penghasilan
dan unsur capaian kinerja sebesar 6% (hasil perkalian 10% x 60%) dan
dan unsur perilaku kerja sebesar 40% (dikategorikan tidak masuk kerja
secara sah), dengan perhitungan:
TPP (bulan Januari) dibayar = (Rp.860.000,- x ((10%x60%)+(40%-
0%)) x 100%
= (Rp.860.000,- x (6%+40%)) xl 00%
=(Rp.860.000 x 46%) x 100%
= Rp.395.600,- x 100%
= Rp.395.600,-
Pada bulan Februari 2017 nilai capaian kinerja adalah O sehingga PNS
yang bersangkutan tidak diberikan tambahan penghasilan.
- PNS Pelaksana Golongan III dengan besaran standar tambahan
penghasilan Rp.1.210.000,- menjalani cuti besar untuk melaksanakan
ibadah haji selama 42 hari kerja terhitung mulai tanggal 9 Agustus 2017
sampai dengan tanggal 10 Oktober 2017. Penghitungan tambahan
penghasilan adalah:
Hasil penghitungan nilai capaban kinerja pada bulan Agustus 2017 adalah
25 sehingga mendapatkan tambahan penghasilan dan unsur capaian
kinerja sebesar 15% (hasil perkalian 25% x 60%) dan dan unsur penilaku
kerja sebesar 40%, dengan perhitungan
TPP bulan Agustus = (Rp.1.210.000,- x (15%+40%)) X 100%
= (Rp.1.210.000,- x 55%) x 100%
= Rp. 665.500,- x 100%
= Rp. 665.500,-
Pada bulan September 2017 nilai capaian target kinerjanya 0 sehingga
PNS tersebut tidak diberikan tambahan penghasilan.
Pada bulan Oktober 2017 nilal capaian kinerja 35 sehingga mendapatkan
tambahan penghasilan dan unsur capaian kinerja sebesar 15% (hasil
perkalian 25% x 60%) dan dan unsur peri laku kerja sebesar 40%,
TPP bulan Oktober = (Rp.1.210.000,- X (15%+40%)) X 100%
= (Rp.1.210.000,- x 55%) x 100%
= Rp.665.500,-x 100%
= Rp. 665.500,-

6. Tata Cara Pembayaran Tambahan Penghasilan


a. Untuk menentukan besaran tambahan penghasilan setiap PNS di OPD,
atasan langsung melakukan pengukuran terhadap kinerja pegawai yang
menjadi bawaharinya. Berdasarkan hasil pengukuran tersebut dilakukan
penghitungan besarnya tambahan penghasilan. Hasil penghitungan besarnya
TPP disampaikan kepada unit pengelola kepegawaian/keuangan OPD/Unit
kerja dengan dilampiri:
- formulir SKP (khusus untuk pemayaran tambahan penghasilan bulan
Januari;
- formulir target kinerja bulanan pegawai;
- hasil penilaian capaian kirierja pegawai;
- catatan pelaksanaan jam kerja pegawai (jika ada pengurangan jam kerja);
- catatan hukuman disiplin (jika ada):
- SK penjatuhan hukuman disiplin (apabila ada);
- dan hasil perhitungan TPP,
- paling lambat setiap akhir bulan, kecuali untuk bulan Desember 2017
dilakukan pada tanggal 27.
b. Petugas unit pengelola kepegawaian/keuangan OPD melakukan rekapitulasi
terhadap keseluruhari data hasil perhitungan tambahan penghasilan pegawai
sesuai contoh format Lampiran VII Surat Edaran ini.
c. Selanjutnya dibuat daftar bukti penerimaan tambahan penghasilan pegawai
sesuai contoh format Lampiran VIII Surat Edaran ini, dan di’ajukan ke BPKAD
sesuai mekanisme yang berlaku paling lambat tanggal 5 bulan berikutnya
kecuali untuk bulan Desember 2017 diajukan paling lambat tanggal 27.
d. Bagi PNS yang dijatuhi hukuman disiplin berupa penurunan pangkat dan
berdampak perubahari golongan ruang gaji, besaran tambahan penghasilan
disesuaikan dengan golongan ruang gaji berdasarkan pangkat selama
menjalani hukuman disiplin.
e. Bagi PNS yang mutasi jabatan:
1) Apabila secara nyata melaksanakan tugas antara tanggal 1 sampai dengan
tanggal 10, maka diberikan tambahan penghasilan berdasarkan jenjang
jabatan yang baru pada bulan berjalan sepanjang tersedia anggaran pada
OPD yang bersangkutan;
f. Apabila mulal secara nyata melaksanakan tugas setelah tanggal 10, maka
diberikan tambahan penghasilan berdasarkan jenjang jabatan sebelumnya dan
untuk jenjang jabatan baru dibayarkan pada bulan berikutnya sepanjang
tersedia anggaran pada OPD yang bersangkutan.
Tambahan penghasilan bagi PNS yang pindah dan luar instansi Pemerintah
Kabupaten Keerom dan CaIon PNS:
1) Apabila mulai secara nyata melaksanakan tugas antara tanggal 1 sampai
dengan tanggal 10, maka diberikan tambahan penghasilan mulai bulan
berikutnya sepanjang tersedia anggaran;
2) Apabila mulai secara nyata melaksanakan tugas setelah tanggal 10, maka
diberikan tambahan penghasilan mulai bulan kedua sepanjang tersedia
anggaran.
Semua format lampiran untuk pembayaran tambahan penghasilan, dapat
didownload dan website Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Daerah
Kabupaten Keerom: http.//www……...go.id

7. Mekanisme Pencairan Tambahan Penghasilan Pegawai


a. Proses pencairan anggaran TPP dilakukan melalui pengajuan SPM Belanja
Tidak Langsung (dengan mekanisme LS).
b. Pengajuan SPM dimaksud dilakukan paling lambat tanggal 5 bulan berikutnya
(kecuali untuk bulan Desember 2017 diajukan paling lambat tanggal 27) yang
disampaikan kepada Kepala BPKAD Kabupaten Keerom dengan
melampirkan:
1) Dokumen SKP (hariya dilampirkan pada saat pengajuan TPP bulan Januari
kecuali bagi PNS yang mengalami perubahan/mutasi), target kinerja
bulanan pegawai, penilaian capaian kinerja pegawai, catatan pelaksanaan
jam kerja pegawai (khusus bagi pegawai yang mendapatkan
pengurangan), hasil penghitungan TPP, rekap hasil penghitungan TPP,
rekap daftar hadir/absensi pegawai.
2) Bukti tanda terima uang tanpa ada coretan/kesalahari yang dipungut PPh
Pasal 21 sesuai ketentuan sebagai berikut:
- Golongan IV sebesar 15
- Golongan III sebesar 5%
- Golongan I dan Il tidak dipungut PPh Pasal 21.
3) Masing-masing dokumen tersebut dibuat rangkap 2 (dengan rincian 1
untuk lampiran pengajuan TPP ke BPKAD dan 1 untuk Arsip OPD).

8. Penghentian Tambahan Penghasilan.


a. Bagi PNS yang diberhentikan smentara, tambahan penghasilan dihentikan
pembayarannya pada bulan berikutnya setelah berlakunya keputusan
pemberhentian sementara.
b. Bagi PNS yang diberhentikan karena méncapal batas usia pensiun, dijatuhi
hukuman disiplin, meninggal dunia atau sebab-sebab lain, tambahan
penghasilan dihentikan pembayarannya pada buían berikutnya setelah
berlakunya keputusan pemberhentian sebagai PNS.

Demikian untuk menjadikan perhatian dan dipedomani.

a.n BUPATI KEEROM


SEKRETARIS DAERAH

Drs. BLASIUS WALUYO SEJATI, MM


PEMBINA UTAMA MADYA
NIP. 19610905 198510 1 004

Tembusan Yth.:
1. Bupati Keerom
2. Wakil Bupati Keerom
3. Asisten Sekda Kabupaten Keerom
4. Staf Ahli Bupati Keerom.

Anda mungkin juga menyukai