Anda di halaman 1dari 40

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Data Perencanaan Jembatan


1.1.1 Data Umum Jembatan
Dari perencanaan bangunan atas jembatan, diketahui data umum struktur jembatan rangka batang baja
sebagai berikut :
 Tebal lantai beton = 20 cm
 Tebal lapisan aspal = 5 cm
 Tebal trotoar = 25 cm (kerb terbuat dari beton untuk pembatas)
 Bentang jembatan = 50 m
 Lebar jembatan = 9 m = 900 cm (untuk jembatan 2 jalur)
 Lebar trotoar =2x1m
 Tinggi rangka =5m
 Jarak gelagar melintang = 5 m (jumlah λ adalah 11)
 Jarak gelagar memanjang = 1,5 m = 150 cm
 Mutu baja = BJ 41
 Mutu beton :
f’c = 30 Mpa
fy = 390 Mpa
 Tinggi elastomer = 6,9 cm
1.1.2 Data Teknis Jembatan
Pada perencanaan struktur atas jembatan rangka batang baja didapatkan data – data teknis jembatan
sebagai berikut :
 Jarak antar gelagar memanjang = 1,5 m
 Jarak antar gelagar melintang =5m
 Gelagar memanjang = WF 400 x 300 x 10 x 16
 Gelagar melintang = WF 800 x 300 x 16 x 30
 Ikatan angin atas = WF 120 x 120 x 8
 Ikatan angin bawah = WF 120 x 120 x 8
 Rangka utama :
 Batang horizontal atas = WF 400 x 400 x 45 x 70
 Batang horizontal bawah = WF 400 x 400 x 30 x 50
 Batang diagonal = WF 400 x 400 x 20 x 35
 Batang vertikal = WF 400 x 400 x 45 x 70

1.1 Data lokasi jembatan


 Zona gempa = 3
 Lokasi = Aceh
 Letak jembatan > 5 km (dari pantai)
1.2 Data tanah
Pada tugas besar ini, diberikan data tanah untuk mengetahui jenis tanah meng-gunakan metode
Standart Penetration Test (SPT). Data tanah yang lengkap akan disajikan pada lampiran.

BAB II
ANALISA DATA TANAH

II.1 Pengolahan data tanah


Standard Penetrarion Test adalah suatu metode uji yang dilaksanakan bersamaan dengan pengeboran
untuk mengetahui, baik perlawanan dinamik tanah maupun pengambilan contoh terganggu dengan teknik
penumbukan (SNI 4153-2008). Data SPT (Standard Penetration Test) yang didapat dari lapangan tidak dapat
langsung digunakan untuk perencanaan tiang pancang. Perlu dilakukan koreksi terlebih dahulu terhadap data
SPT asli.

a. Koreksi Terhadap Muka Air Tanah

Khusus untuk tanah pasir halus, pasir berlanau, dan berlempung yang berada dibawah muka air tanah
dan hanya bila N>15, akan ada 2 koreksi , Masing-masing koreksi akan diperlihatkan pada persamaan
2.36 dan 2.37
𝑁1 = 15 + 1⁄2 (𝑁 − 15) Terzaghi & Peck (1960) (2.36)

𝑁1 = 0,6 𝑁 Bazaraa (1967) (2.37)

Dimana :

N1 = Hasil koreksi harga SPT lapangan


N = Harga SPT lapangan
Harga N1 dipakai harga yang terkecil dari rumus (2.36) dan (2.37). Untuk jenis tanah lempung, lanau
dan pasir kasar dan bila tanah pasir N ≤ 15, tidak ada koreksi. Jadi harga N1 sama dengan harga N di
lapangan.

b. Koreksi Terhadap Overburden Pressure


Dalam beberapa hubungan korelatif, nilai tenaga terkoreksi N2 yang dinormalisasi terhadap
pengaruh tegangan efektif vertikal (overburden), dinyatakan dengan N2, seperti dijelaskan dalam
persamaan 2.38, 2.39. Nilai N2 menggambarkan evaluasi tanah koreksi terhadap tegangan overburden
(Bazaraa, 1967).

4𝑁
𝑁2 = 1+0,41𝑝′ ; bila 𝑝′𝑜 ≤ 7,5 𝑡𝑜𝑛/𝑚2 (2.38)
𝑜

4𝑁1
𝑁2 = 3,25+0,1 ; bila 𝑝′𝑜 > 7,5 𝑡𝑜𝑛/𝑚2 (2.39)
𝑝′ 𝑜

Di mana :
𝑝′𝑜 = tekanan tanah vertikal efektif pada lapisan/kedalaman yang ditinjau
Catatan :
Bila 𝑝′𝑜 dalam kPa (kN/m2), maka besarnya syarat untuk 𝑝′𝑜 dikali 10

Dari kedua koreksi tersebut, yaitu koreksi terhadap muka air tanah dan koreksi terhadap
overburden pressure, ada syarat yang harus dipenuhi, yaitu adalah
𝑁2 < 2𝑁1 (2.40)
Apabila rumus II.10 tidak terpenuhi, maka harga N2 = 2N1

Gambar 2.1. Sketsa tiang pancang

Gambar diatas adalah sketsa dari tiang pancang yang sedang bekerja dengan penjelasan
sebagai berikut :
P = beban aksial yang bekerja (ton)
Hi = tinggi tiap segmen (m)
n = jumlah segmen
D = diameter tiang pancang (m)
Ni = harga SPT yang telah dikoreksi ditengah-tengah segmen i
Perumusan untuk menghitung daya dukung tiang pancang dapat dilihat dalam rumus 2.41
𝑁𝑖
̅ 𝑥 𝐴𝑢𝑗𝑢𝑛𝑔 + ∑𝑛𝑖=1
𝑃𝑢𝑙𝑡 = 40𝑁 𝑥𝐴𝑠𝑖 (2.41)
𝑐

Di mana :
̅
𝑁 = harga rata-rata N2 4D di bawah ujung s/d 8D di atas ujung tiang
𝐴𝑢𝑗𝑢𝑛𝑔 = luasan ujung tiang pancang (m2)
𝑁𝑖 = harga SPT yang telah dikoreksi ditengah-tengah segmen i
𝑐 = 2 untuk tanah lempung/lanau ; 5 untuk tanah pasir
𝐴𝑠𝑖 = luas selimut tiang pada segmen i (m2)

Berikut ini adalah tabel resume dari data tanah:


Tabel 2.1 Analisis Data Tanah

DATA TANAH ANALISIS


Depth N SPT Jenis Tanah (Spesifik) Jenis Tanah (Umum) Konsistensi Tanah γt (kN/m3) φ C (kN/m2)
0 0 Lempung Pasir Pasir Very Loose 0 0 0
1 0 Lempung Pasir Pasir Very Loose 0 0 0
2 0 Lempung Pasir Pasir Very Loose 0 0 0
3 11 Pasir Pasir Medium 14 28 0
4 11 Pasir Pasir Medium 14 28 0
5 11 Pasir Pasir Medium 14 28 0
6 11 Pasir Pasir Medium 14 28 0
7 12 Pasir Berlempung Pasir Medium 14.21 28.42 0
8 8 Pasir Berlempung Pasir Loose 14.67 29.67 0
9 4 Pasir Berlempung Pasir Loose 12 25 0
10 4 Pasir Berlempung Pasir Loose 12 25 0
11 9 Pasir Berlempung Pasir Loose 15.33 30.83 0
12 14 Pasir Berlempung Pasir Medium 14.63 29.26 0
13 19 Pasir Berlempung Pasir Medium 15.68 31.37 0
14 23 Pasir Berlempung Pasir Medium 16.53 33.05 0
15 27 Pasir Berlempung Pasir Medium 17.37 34.74 0
16 31 Pasir Berlempung Pasir Medium 16 30 0
17 29 Pasir Berlempung Pasir Medium 17.79 35.58 0
18 27 Pasir Berlempung Pasir Medium 17.37 34.74 0
19 25 Lempung Berpasir Lempung Medium 20 0 100
20 21 Lempung Berpasir Lempung Medium 18.22 0 64.44
21 18 Lempung Berpasir Lempung Medium 16.89 0 37.78
22 15 Lempung Berpasir Lempung Medium 18 0 30
23 14 Lempung Berpasir Lempung Medium 17.78 0 28.33
24 13 Lempung Berpasir Lempung Medium 17.56 0 26.67
25 12 Lempung Berpasir Lempung Medium 17.33 0 25
26 12 Lempung Berpasir Lempung Medium 17.33 0 25
27 12 Lempung Berpasir Lempung Medium 17.33 0 25
28 12 Lempung Berpasir Lempung Medium 17.33 0 25
29 14 Lempung Berpasir Lempung Medium 17.78 0 55.56
30 17 Lempung Berpasir Lempung Medium 16.44 0 28.89
Gambar 2.2 N-SPT

Pada data diatas, disajikan beberapa korelasi antara nilai SPT dengan sifat-sifat fisis dan mekanis
tanah, yang antara lain seperti tercantum pada Tabel 1.2 berikut (Herman Wahyudi):

Tabel 2.2 SPT dan Korelasinya (J.E.Bowles,1984)


Cohesionless Soil / Sol Pulverent
N (blows) 0-3 4 - 10 11 - 30 31 - 50 > 50
g (KN/m3) - 12-16 14-18 16-20 18-23
f (o) - 25-32 28-36 30-40 >35
State Very Loose Loose Medium Dense Very Dense
Dr (%) 0-15 15-35 35-65 65-85 85-100
Cohesive Soil / Sol Coherent
N (blows) <4 4-6 6-15 16-25 > 50
g (KN/m3) 14-18 16-18 16-18 16-20 >20
qu <25 20-50 30-60 40-200 >100
Consistency Very Soft Soft Medium Stiff Hard
elevasi ketebalan jenis tanah konsistensi tanah N-SPT γt (kN/m3) φ C (kN/m2)
0-3 m 3m Lempung Pasir Very Loose 0 0 0 0
3-7 m 4m Pasir Medium 11.20 14.042 28.084 0
7-11 m 4m Pasir Berlempung Loose 6.25 13.4975 27.6225 0
11-18 m 7m Pasir Berlempung Medium 24.28571429 16.8 33.59 0
18-30 m 12 m Lempung Berpasir Medium 15.417 17.1667 0 25.833333

BAB III
PEMBEBANAN

III.1 Beban Mati


Berat sendiri (self weight) adalah berat bahan dan bagian jembatan yang merupakan elemen struktural,
ditambah dengan elemen non-struktural yang dipikulnya dan bersifat tetap. Berat sendiri dibedakan menjadi
2 macam, yaitu berat sendiri struktur atas dan berat sendiri struktur bawah. dimana termasuk berat :
- Berat plat beton
- Berat kerb
- Berat aspal
- Berat gelagar melintang
- berat gelagar memanjang
- berat rangka utama (batang horizontal, diagonal, dan vertical)
- berat ikatan angin atas dan bawah
- batang melintang atas
- sambungan serta plat simpul

Semua Pembebanan pada bab ini, berdasarkan peraturan dari Bridge Management System, 1992.
Menurut BMS 1992, beban beban tersebut memiliki faktor beban sendiri sendiri, diantaranya yaitu :
 Kmsu (beton cor ditempat) : 1,3 (BMS 2.2.2)
 Kmsu (baja profil) : 1,1 (BMS 2.2.2)
 Kmsu (kayu bekisting) : 1,4 (BMS 2.2.2)
 KTDu (beban tepusat KEL) : 2 (BMS 2.3.3)
 KTDu (beban terpusat “T”) : 2 (BMS 2.3.4)
III.1.1 Beban Mati Struktur Atas
Perhitungan Beban dari struktur atas:
l l t g Kmsu
Berat Pelat Beton = 50 11 0.2 2400 1.3 = 343200 kg
Berat Tambahan Kerb = 50 2 0.25 2400 1.3 = 78000 kg
Berat Aspal = 50 9 0.05 2245 1.3 = 65666.25 kg
l n w Kmsu
Berat Gelagar Memanjang = 50 8 107.0 1.1 = 47080 kg
Berat Gelagar Melintang = 11 11 241 1.1 = 32077.1 kg
:
Berat Rangka Utama : Sisi n l w Kmsu
Batang Horisontal Atas = 2 10 5 605 1.1 = 66550 kg
Batang Horisontal Bawah = 2 10 5 415 1.1 = 45650 kg
Batang Diagonal = 2 10 7.1 283 1.1 = 44024.4682 kg

Batang Vertikal = 2 11 5 605 1.1 = 73205 kg

Ikatan Angin n L W Kmsu


Ikatan Angin Atas (Diagonal) = 20 12.08 14.7 1.1 = 3907.657068 kg
Ikatan Angin Atas (Vertikal) = 9 11.00 14.7 1.1 = 1600.83 kg
Bawah (Diagonal) = 20 7.43 14.7 1.1 = 2403.843316 kg
Bawah (Vertikal) = 9 11.00 14.7 1.1 = 1600.83 kg
W = 804965.9786 kg
Sambungan + Plat Simpul = (10% W) = 80496.6 kg
Beban Mati = 885462.6 kg

= 8686.387875 kN

Maka Total Beban Mati Jembatan


Wmati = 885462.6 kg
Reaksi diperletakan akibat Beban Mati
Rd = 0,5 x Wmati
= 0,5 x 885462.6 = 442731.28 kg
= 4343.19 kN
III.1.2 Beban Mati Struktur Bawah
Berat lengan
Bidang Bentuk b (m) h (m) l (m) arah momen (kgm) momen (kNm)
(kg) (m)
ABUTMEN
I 1 5 0.6 12 86400 0 0 0 0
II 1 1.5 4 12 172800 0.05 -1 -8640 -86.4
III 0.5 1.8 0.5 12 12960 1.3 1 16848 168.48
IV 0.5 1.7 0.5 12 12240 1.37 -1 -16768.8 -167.688
V 0.5 1.2 1 12 17280 1.2 -1 -20736 -207.36
VI 1 1.2 1.5 12 51840 1.4 -1 -72576 -725.76
VII 1 1.2 5.5 12 190080 1.4 -1 -266112 -2661.12
VIII 1 0.5 1 12 14400 1.05 -1 -15120 -151.2
WING WALL
1 1 1.7 1.5 1 6120 1.65 -1 -10098 -100.98
2 0.5 1.7 0.5 1 1020 1.93 -1 -1968.6 -19.686
3 0.5 3 1.1 1 3960 3.5 -1 -13860 -138.6
4 1 3 9 1 64800 4 -1 -259200 -2592
5 0.5 1.2 1 1 1440 1.6 -1 -2304 -23.04
6 1 0.5 1 1 1200 2.25 -1 -2700 -27
7 1 0.5 6.5 1 7800 2.25 -1 -17550 -175.5
8 1 4.2 1 1 10080 3.4 -1 -34272 -342.72
TANAH
1 1 1.7 1.5 11 51892.5 1.65 -1 -85622.625 -856.22625
2 0.5 1.7 1.5 11 25946.25 1.93 -1 -50076.2625 -500.762625
3 0.5 1.2 1 11 12210 1.6 -1 -19536 -195.36
4 1 0.5 1 11 7700 2.25 -1 -17325 -173.25
5 1 0.5 6.5 11 50050 2.25 -1 -112612.5 -1126.125
6 1 1.2 1 11 18480 1.9 -1 -35112 -351.12
TOTAL 820698.8 kg -1045341.788 -10453.41788
8051.055 kN
Momen akibat struktur bawah = -10453.41788 kNm

III.1.3 Beban Mati Tambahan

No Keterangan Tebal Lebar Panjang Jumlah Berat (kN)


las aspal &
1 overlay 0.1 11 50 1 1234.75
Railing &
2 lampu W 0.5 50 2 50
3 elektrikal W 0.1 50 2 10
4 air hujan 0.05 11 50 1 269.5
9.8 TOTAL 1564.25
Pmt = 0.5 x 1564.25 = 782.125 kN

Mmt = Pmt x eksentrisitas/2 = -19.553 kNm

III.1.4 Beban Lajur (D)

Beban hidup atau beban lalu lintas untuk perencanaan jembatan terdiri atas beban lajur “D” dan beban
truk “T”. Intensitas dari beban lajur “D” terdiri dari beban merata (UDL) dan beban garis (KEL) seperti
terlihat pada gambar 2.1
Gambar 3.1 Beban UDL + KEL

a Beban Hidup Merata


Beban hidup terbagi rata mempunyai intensitas q kPa, dimana besarnya q tergantung pada panjang
total yang dibebani L seperti berikut :

Gambar 3.2 distribusi beban UDL

L ≤ 30 m : q = 9,0 kPa
15
L > 30 m : q = 9,0 (0,5 + ) 𝑘𝑃𝑎
𝐿

b Beban Hidup KEL (garis)

Beban garis dengan intensitas p kN/m harus ditempatkan tegak lurus terhadap arah lalu lintas
pada jembatan. Besaran P untuk beban hidup garis (KEL) adalah sebesar 49 kN/m. Beban KEL harus
diperbesar dengan dikalikan dengan DLA (Dynamic Load Allowance) untuk memperhitungkan pengaruh
dinamik.

Gambar 3.3 Grafik Dynamic Load Allowance (DLA)


Beban “D” harus disusun pada arah melintang sedemikian rupa sehingga menimbulkan momen
maksimum. Penyusunan komponen-komponen UDL dan KEL dari beban “D” pada arah melintang
harus sama.
Dengan lajur kendaran pada jembatan ini selebar 5,5 meter, maka beban “D” harus ditempatkan
pada seluruh lajur dengan intensitas 100 % seperti gambar 4.5 dibawah ini (RSNI T – 02 – 2005 ps
6.3.2 (3))

Gambar 3.4 Penyebaran Beban “D” Arah Melintang

L 50 m b8 1.8 m
q 7.2 kPa b7 1.5 m
III.1.5 Beban
P 49 kN/m b9 1.7 m
DLA 40% bx 5 m
b1 9 m

Besar beban lajur "D"


(dari struktur atas)
WTD 1992.9 kN PBGT 1120 kN
PTD 996.45 kN PBTR 3150 kN
e -0.05 m MBGT -56 kNm
MTD -49.8225 kNm MBTR -157.5 kNm
M total -213.5 kNm
Pedestrian (jalan kaki)
A 60 m2 panjang bentang 50 m
10 m2 < A< 100 m2 lebar trotoar 1 m
jadi jumlah trotoar 2 buah
q = 5- 0,033 (A-10)
q 3.35 kPa

PTP 201 kN
e -0.05 m
MTP -10.05 kNm

III.1.6 Beban Rem

Besaran gaya rem tergantung pada panjang bentang jembatan yang bisa dilihat berdasarkan gambar
4.10 dibawah ini.

Gambar 2.8 Grafik gaya rem

Lt 50 m
FTB 250 kN
n 2 buah ( jml abutment)/ (jml penahan gaya rem)
TTB 125 kN (menentukan)
TTB 53.68125 kN

lengan terhadap fondasi h 11.1 m


YTB 11.1 m h1 1
momen pada fondasi akibat gaya rem h2 5.5
MTB 1387.5 kNm h3 1
h4 1
Lengan terhadap breast wall c 1.5
Y'TB 10 m h5 0.5
MTB 1250 kNm h6 0.6

III.1.7 Beban Temperatur

T max 40 C
T min 15 C
ΔT 12.5 C
α 0.00001 /C
k 1500 kN/m
L 50 m
n 4
Tet 18.75 KN
Yet 4.6 m
Met 86.25 KNm

III.1.8 Beban Angin

Beban angin untuk jembatan diatur pada BMS Faktor beban angin Kewu =1,2 menurut gambar 4.7
dibawah ini.

Gambar 2.5 Faktor Beban Angin

Dengan jarak jembatan yang kurang dari 5 km dari pantai, didapatkan kecepatan angin rencana (Vw)
= 35 m/s.

Gambar 2.6 Besaran Vw menurut jarak dari pantai

Serta pada beban angin juga memperhitungkan koefesien seret dari jembatan yang ditentukan dari
jenis jembatan tersebut.

Gambar 2.7 Koefisien Seret Jembatan

a. Gaya Nominal Ultimate Pada Rangka Jembatan (TEW1)

Gaya nominal ultimate dan daya layan jembatan tergantung kecepatan angin rencana sebagai berikut:

Dimana : KEWU = 1,2 (beban angin lateral)


Cw = 1,2 (koefisien seret)
Vw = 35 m/s (kecepatan angin rencana)
Ab = Luas Koefisien bagian samping jembatan. Dimana untuk jembatan rangka
luas ekivalen dianggap 30% dari luas yang dibatasi oleh batang – bantang bagian
terluar, sehingga :
Ab = 30 % x (natas lnbawah l x 0,5 x d
b. Gaya Nominal Ultimate Pada Kendaraan Sepanjang Jembatan
Apabila suatu kendaraan sedang berada diatas jembatan, beban garis merata tambahan arah horizontal
harus diterapkan pada permukaan lantai

Angin yang meniup bidang samping jembatan h7 4.6 m


h9 0.5 m

h11 0.6 m
hb 0.5 m
ts 0.2 m
Cw 1.25 ta 0.05 m
Vw 35 m/det
L 50 m
ha 6.6 m
Ab 165 m2
(beban angin pada
TEW1 151.59375 kN abutment)
YEW1 7.9 m (lengan terhadap fondasi)

momen pada fondasi akibat beban angin


MEW1 1197.59063 kNm
Y'EW1 6.8 m
M'EW1 1030.8375 kNm

angin yang meniup kendaraan

Cw 1.2 Mew 235.935


TEW2 44.1 kN M'ew 187.425
YEW2 5.35 (lengan terhadap fondasi)
Y'EW2 4.25
Transfer beban angin ke lantai kerja

h 2 m
x 1.75 m

TEW 1.764 kN/m (beban angin tambahan yang meniup bidang samping kendaraan)
PEW 25.2 kN (gaya pada abutment akibat transfer beban angin ke lantai jembatan)
e -0.05
MEW -1.26 kNm (momen pada fondasi akibat transfer beban angin)

total
Tew 195.69375 KN
Mew 1433.525625 KNm
Mew2 1218.2625 KNm

III.1.9 Beban Gesekan

Beban gesekan pada tumpuan bergerak (Beban horizontal longitudinal pada perletakan), Misalkan
akiban pemuaian, penyusutan, gaya gempa:
HL = 0,15 (RD + RL)
Beban HL ini bekerja bila gaya aksi yang bekerja lebih besar dari HL, bila kurang dari itu yang bekerja
gaya reaksi sebesar gaya aksi percepatan gaya gempa bekerja pada titik pusat massa benda sehingga dibedakan
gaya gempa pada titik pusat rangka baja dan abutmen.
μ 0.018
Pms 8686.38787 KN
Pma 782.125 KN
Pt 9468.51287 KN
Tfb 170.433232 KN
Yfb 4.6 m
Mfb 783.992866 KNm
Y'fb 3.5 m
Mfb2 596.516311 KNm

III.1 Beban tekanan tanah


Pada bagian tanah dibelakang dinding abutment yang dibebani lalu-lintas, harus diperhitungkan adanya
beban tambahan yang setara dengan tanah yang berupa beban merata ekivalen beban kendaraan pada bagian
tersebut. Tekanan tanah lateral dihitung bedasarkan harga nominal dari berat tanah Ws, sudut gesek dalam ø,
dan kohesi c dengan :

Ws’ = Ws
'
Koefisien tekanan tanah aktif, K a  tan 2 (45 0  )
2

Direncanakan data – data tanah sebagai berikut ini :


 Sudut geser lapisan tanah ( = 0o)
 Rencana sudut geser antara tanah dan tembok ( = 20o)
 Sudut keruntuhan tanah ( = 0o)
 Koefisien gempa (θ = arc. tg. Kh)
 Kemiringan permukaan urugan di belakang tembok (arah horizontal) o
)
 Koefisien percepatan horizontal (kh = 0,2)
 Koefisiean percepatan vertikal (kv = 0,1)
 Koefisien tekanan tanah aktif dinamik

tanah 1 timbunan
h 7.5 m ka1 0.333333 L 12 m
abutment
ϒ 18 KN/m3 ka2 0.361033
φ 30 q kendaraan 10.8 KN/m2
c 0
B 12 m
Tanah 2
h 2.6 m
ϒ 14 KN/m3
φ 28
c 0
B 12 m
H 0 σ'v σtotal
titik φ
(m) 0 KN/m2 ka σ.ka C 2c.ka^0,5 q.ka KN/m2
1 0 18 0 30 0.333333 0 0 0 3.6 3.6
2 atas 7.5 18 135 30 0.333333 45 0 0 3.6 48.6
2 bawah 7.5 14 240 28 0.361033 86.648 0 0 3.89916162 90.5472
3 2.6 14 276.4 28 0.361033 99.79 0 0 3.89916162 103.6888

H L Tta Lengan arah Mta


bidang
(m) (m) (kN) (m) kNm
1 10.1 12 436.32 5.05 1 2203.4
2 7.5 12 2187 5.1 1 11154
3 2.6 12 2825.07 1.3 1 3672.6
4 2.6 12 1617.55 0.86666667 1 1401.9
total 7065.94 18432

2.2.1 Beban Gempa


Perhitungan beban gempa dari jembatan ini mengacu kepada RSNI T – 02 – 2005 ps. 7.7.1 pada pasal
ini menetapkan metoda untuk menghitung beban statis ekuivalen untuk jembatan – jembatan dimana analisa
statis kuivalen adalah sesuai. Beban rencana gempa minimum dilihat dari rumusan dibawah ini:

Dimana: TEQ = Gaya geser dasar total dalam arah yang ditinjau
Kh = Koefisien beban gempa horizontal
C = Koefisien geser dasar
I = Faktor kepentingan
S = Faktor tipe bangunan
WT = Berat nominal bangunan yang mempengaruhi percepatan gempa
Koefisien geser gempa “C” bisa didapat dari RSNI T – 02 – 2005 ps. 7.7.1 pada gambar 14
dan sesuai dengan daerah gempa, fleksibilitas tanah dibawah permukaan dan waktu getar bangunan.
Untuk gambar 15 digunakan untuk menentukan lokasi zona gempa dari jembatan yang akan
dibangun.
Gambar 2.9 Grafik besaran C menurut zona gempa

Waktu dasar getaran jembatan yang digunakan untuk menghitung geser dasar harus dihitung
dari analisa yang meninjau seluruh elemen bangunan yang memberikan kelakuan dan fleksibilitas
dari sistem pondasi. Untuk bangunan yang mempunyai satu derajat kebebasan yang sederhana,
rumus berikut bisa digunakan (RSNI T – 02 – 2005 ps. 7.7.1)

Dimana: T = waktu getar dalam detik


G = percepatan gravitasi (m/s2)
WTP = berat total nominal bangunan atas termasuk beban mati tambahan
ditambah setengah berat pilar (kN)
Kp = kekakuan gabungan sebagai gaya horizontal yang diperlukan untuk
menimbulkan satu satuan lendutan pada bagian atas pilar (kN/m)
Faktor kepentingan (I) ditentukan pada tabel 32 RSNI T – 02 – 2005 ps. 7.7.3 hal 39 dari 63 yang kami
lampirkan pada gambar 4.13 dibawah ini.

Gambar 2.10 Faktor Kepentingan


Faktor tipe bangunan (S) ditentukan pada tabel 33 RSNI T – 02 – 2005 ps. 7.7.3 hal 40 dari 63 yang
kami lampirkan pada gambar 4.14 dibawah ini.

Gambar 2.11 Faktor Tipe Bangunan

Beban Gempa
Kondisi tanah: Lunak
Lokasi : Banda Aceh

1.) Menentukan Ss

Untuk kota Banda Aceh, pada puskim.pu.go.id didapatkan Ss = 1,349 g


2.) Menentukan S1

Berdasarkan puskim.pu.go.id untuk kota Banda Aceh didapatkan S1 = 0,642

3.) Menentukan Fa dan Fv


4.) Menentukan SDS dan SD1

5.) Menentukan nilai Csm


Untuk perencanaan jembatan, menentukan nilai Csm diambil pada nilai maksimum grafik
Csm = SDS = 0,81 g

6.) Beban Gempa untuk perhitungan Elastomer


R = 0,8 (SNI 2833:2013)
Eq = (Csm / R) x Wt
Wt = Berat total sturktur atas dan bawah dari beban mati dan hidup (setengah beban
struktur atas + setengah beban struktur bawah)

Wt = 2375 kN + 2072 kN
= 4447,07 kN
𝐶𝑠𝑚 0.81
Eq = . 𝑊𝑡 = . 4447,07 = 4502.66 𝑘𝑁
𝑅 0.8

Beban gempa Statik Ekivalen

Beban Gempa
Kondisi Tanah = Tanah lunak

Lokasi = Aceh

1. Menentukan Ss dan S1

Berdasarkan Peta Gempa didapatkan nilai :

Ss = 1,349

S1 = 0,642

FPGA = 0,9

PGA = 0,621

As = FPGA.PGA = 0,5589

2. Menentukan Fa dan Fv

Berdasarkan RSNI 2833:201X Pasal 5.3.2

Jenis tanah lunak (SE)

Fa = 0,9

Fv = 2,4

3. Menentukan SDS dan SD1

SDS = Fa.Ss = 1,2141

SD1 = Fv.S1 = 1,5408

4. Menentukan CSM

Untuk perencanaan jembatan, nilai Csm diambil pada nilai maksimum grafik

Csm = SDs = 1,2141

5. Menentukan Beban gempa untuk perhitungan Elastomer

R = 0,8 (RSNI Pasal 5.7.1)

Berat Struktur bawah = 8051,054738kN

Berat Struktur atas = 8686 kN

Wt = Berat atas+Berat bawah) = 16737,44261 kN

Eq = Csm/R.Wt = 25401,16134 kN

Kh = 0.5As = 0,27945

I = 1 (Pasal 4.5 SNI 2833:201x)


Perhitungan titik tangkap gempa (-) Momen Penahan
(+) Momen Pendorong
Bidang b (m) h (m) L (m) Berat (kg) Teq (kg) yeq (m) Momen (kg.m) Momen (kN.m)
ABUTMENT
I 5 0.6 12 86400 24144.48 0 0 0
II 1.5 4 12 172800 48288.96 0.05 2414.448 24.14448
III 1.8 0.5 12 12960 3621.672 1.3 4708.1736 47.081736
IV 1.7 0.5 12 12240 3420.468 1.37 4686.04116 46.8604116
V 1.2 1 12 17280 4828.896 1.2 5794.6752 57.946752
VI 1.2 1.5 12 51840 14486.688 1.4 20281.3632 202.813632
VII 1.2 5.5 12 190080 53117.856 1.4 74364.9984 743.649984
VIII 0.5 1 12 14400 4024.08 1.05 4225.284 42.25284
TANAH
1 1.7 1.5 11 51892.5 14501.359 1.65 23927.24256 239.2724256
2 1.7 1.5 11 25946.25 7250.6796 1.93 13993.81156 139.9381156
3 1.2 1 11 12210 3412.0845 1.6 5459.3352 54.593352
4 0.5 1 11 7700 2151.765 2.25 4841.47125 48.4147125
5 0.5 6.5 11 50050 13986.473 2.25 31469.56313 314.6956313
6 1.2 1 11 18480 5164.236 1.9 9812.0484 98.120484
WINGWALL
1 1.7 1.5 1 6120 1710.234 1.65 2821.8861 28.218861
2 1.7 0.5 1 1020 285.039 1.93 550.12527 5.5012527
3 3 1.1 1 3960 1106.622 3.5 3873.177 38.73177
4 3 9 1 64800 18108.36 4 72433.44 724.3344
5 1.2 1 1 1440 402.408 1.6 643.8528 6.438528
7 0.5 1 1 1200 335.34 2.25 754.515 7.54515
8 0.5 6.5 1 7800 2179.71 2.25 4904.3475 49.043475
TOTAL 226527.41 291959.7993 2919.597993
yeq = M/Teq = 1.28885 m 2265.2741 kN
Meq = Eq.yeq = 32738.28 kN.m

Tekanan Tanah Dinamis Akibat Gempa


RSNI 2833:201x Pasal 9.6

kh = 0.27945
kv = 0
θ= 1.508421476
KAE = 0.407322902
EAE = 139.4017723 kN/m
MAE = 1886.513389 kN.m
EAE = 1463.718609 kN

β= 0
δ= 0
i= 0
B 10.5
BAB IV
KOMBINASI PEMBEBANAN DAN KONTROL ABUTMENT

IV.1 Kombinasi Pembebanan


kombinasi 1
horizontal (kN) momen (kNm)
no beban vertikal(kN)
Hx Hy Mx My
1 beban mati struktur atas 4343.193937 217.1597
2 beban mati abutment dan wingwall 6419.8602 -7250.57
3 beban mati tambahan 782.125 -19.5531
4 berat tanah 1631.194538 -3202.84
5 Tekanan tanah 7065.938 18431.58
6 beban lajur D 996.45 -49.8225
7 beban pedestrian 201 -10.05
total 14373.82367 7065.938 0 8115.899 0

kombinasi 2
horizontal (kN) momen (kNm)
no beban vertikal(kN)
Hx Hy Mx My
1 beban mati struktur atas 4343.193937 217.1597
2 beban mati abutment dan wingwall 6419.8602 -7250.57
3 beban mati tambahan 782.125 -19.5531
4 berat tanah 1631.194538 -3202.84
5 Tekanan tanah 7065.938 18431.58
6 beban lajur D 996.45 -49.8225
7 beban pedestrian 201 -10.05
8 beban rem 125 1387.5
9 beban angin 195.6938 1433.526
total 14373.82367 7190.938 195.6938 9503.399 1433.526

kombinasi 3
horizontal (kN) momen (kNm)
no beban vertikal(kN)
Hx Hy Mx My
1 beban mati struktur atas 4343.193937 217.1597
2 beban mati abutment dan wingwall 6419.8602 -7250.57
3 beban mati tambahan 782.125 -19.5531
4 berat tanah 1631.194538 -3202.84
5 Tekanan tanah 7065.938 18431.58
6 beban lajur D 996.45 -49.8225
7 beban pedestrian 201 -10.05
8 beban rem 125 1387.5
9 beban angin 25.2 195.6938 1433.526
10 gesekan 170.4332 1380.509
total 14399.02367 7361.371 195.6938 10883.91 1433.526

kombinasi 4
horizontal (kN)momen (kNm)
no beban vertikal(kN)
Hx Hy Mx My
1 beban mati struktur atas 4343.193937 217.1597
2 beban mati abutment dan wingwall 6419.8602 -7250.57
3 beban mati tambahan 782.125 -19.5531
4 berat tanah 1631.194538 -3202.84
5 Tekanan tanah 7065.938 18431.58
6 beban lajur D 996.45 -49.8225
7 beban pedestrian 201 -10.05
8 beban rem 125 1387.5
9 beban angin 25.2 195.6938 1433.526
10 gesekan 170.4332 1380.509
11 temperatur 18.75 86.25
total 14399.02367 7380.121 195.6938 10970.16 1433.526

kombinasi 5
horizontal (kN)
momen (kNm)
no beban vertikal(kN)
Hx Hy Mx My
1 beban mati struktur atas 4343.193937 217.1597
2 beban mati abutment dan wingwall 6419.8602 7250.574
3 beban mati tambahan 782.125 -19.5531
4 berat tanah 1631.194538 -3202.84
5 beban gempa 2265.274 2265.274 2919.598 2919.598
6 tekanan tanah dinamis 17564.62 1886.513
total 13176.37367 19829.9 2265.274 9051.448 2919.598

IV.2 Kontrol Stabilitas Abutment


 Kontrol Stabilitas Guling
Kontrol stabilitas guling arah x
Pondasi bore pile tidak diperhitungkan dalam analisis stabilitas terhadap guling,
sehingga angka aman (SF) terhadap guling cukup diambil = 2.2

Bx / 2
K = Persen kelebihan beban yang diijinkan (%)
Mx = Momen penyebab guling arah x

Momen penahan guling:

Mpx = P * (Bx / 2) * (1 + k)
no kombinasi beban k P (KN) Mx (KNm) MPx (KNm) SF keterangan
1 kombinasi 1 0% 14373.82 8115.89933 35934.55919 4.427674336 > 2,5 (ok)
2 kombinasi 2 25% 14373.82 9503.39933 44918.19898 4.7265402 > 2,5 (ok)
3 kombinasi 3 40% 14399.02 10883.9085 50396.58286 4.630375459 > 2,5 (ok)
4 kombinasi 4 40% 14399.02 10970.1585 50396.58286 4.593970344 > 2,5 (ok)
5 kombinasi 5 50% 13176.37 9051.44808 49411.40128 5.458949866 > 2,5 (ok)

Kontrol stabilitas guling arah y

By / 2 = 10.00 m

k = persen kelebihan beban yang diijinkan (%)


My = momen penyebab guling arah y

Momen penahan guling :

Mpy = P * (By / 2) * (1 + k)

Angka aman terhadap guling :

SF = Mpy / My harus ≥ 2.2


no kombinasi beban k P (KN) My (KNm) MPy (KNm) SF keterangan
1 kombinasi 1 0% 14373.82 0 86242.94205
2 kombinasi 2 25% 14373.82 1433.52563 107803.6776 75.20177922 > 2,5 (ok)
3 kombinasi 3 40% 14399.02 1433.52563 120951.7989 84.37365664 > 2,5 (ok)
4 kombinasi 4 40% 14399.02 1433.52563 120951.7989 84.37365664 > 2,5 (ok)
5 kombinasi 5 50% 13176.37 2919.59799 118587.3631 40.61770263 > 2,5 (ok)

 Kontrol Terhadap Geser


Kontrol stabilitas geser arah x
 Ф : 28°
 C : 0 kPa
 Bx : 5 m
 By : 12 m
k = persen kelebihan beban yang diijinkan (%)
Tx = gaya penyebab geser
Gaya penahan geser :

H = ( C * Bx * By + P * tan Ф ) * (1 + k )
Angka aman terhadap guling:

SF = H / Tx (harus > 1.1)


no kombinasi beban k Hx (KN) P (KNm) H (KN) SF keterangan
1 kombinasi 1 0% 7065.938 14373.8237 7642.697617 1.081625328 < 1,1 (no tok)
2 kombinasi 2 25% 7190.938 14373.8237 10064.65969 1.399630972 > 1,1 (ok)
3 kombinasi 3 40% 7361.371 14399.0237 11743.55715 1.595294765 > 1,1 (ok)
4 kombinasi 4 40% 7380.121 14399.0237 11743.55715 1.591241745 > 1,1 (ok)
5 kombinasi 5 50% 19829.9 13176.3737 11864.06015 0.598291554 < 1,1 (no tok)

Kontrol stabilitas geser arah y


 Ф : 30°
 C : 5 kPa
 Bx : 5 m
 By : 10 m
k = persen kelebihan beban yang diijinkan (%)
Ty = gaya penyebab geser
Gaya penahan geser :

H = ( C * Bx * By + P * tan Ф ) * (1 + k )
Angka aman terhadap guling: SF = H / Ty (harus > 1.1)
no kombinasi beban k Hy(KN) P (KNm) H (KN) SF keterangan
1 kombinasi 1 0% 0 14373.8237 7642.697617 - > 1,1 (ok)
2 kombinasi 2 25% 195.6938 14373.8237 10064.65969 51.43066496 > 1,1 (ok)
3 kombinasi 3 40% 195.6938 14399.0237 11743.55715 60.00987334 > 1,1 (ok)
4 kombinasi 4 40% 195.6938 14399.0237 11743.55715 60.00987334 > 1,1 (ok)
5 kombinasi 5 50% 2265.274 13176.3737 11864.06015 5.237361855 > 1,1 (ok)

 Kontrol Bearing Capacity


ϒ : 1.4 t/m3
Ф : 28°
C : 0 t/m2
ϒ air : 1000 kg/m3
Nc : 30
Nq : 18.4
Ngamma : 18.1
𝑄𝑢 = 𝑐 × 𝑁𝑐 + ϒ × D × Nq + 0.5 × ϒ × B × Nr

Akibat Akibat dalam dan


No Kombinasi Beban P (Kn) Hy (kN) Akibat Luas kohesi surcharge ql (kN) SF
1 Kombinasi 1 14373.8237 0 18.1 0 349.6 367.7 0.034532 not ok
2 Kombinasi 2 14373.8237 195.6938 18.1 0 349.6 367.7 0.034532 not ok
3 Kombinasi 3 14399.0237 195.6938 18.1 0 349.6 367.7 0.034471 not ok
4 Kombinasi 4 14399.0237 195.6938 18.1 0 349.6 367.7 0.034471 not ok
5 Kombinasi 5 13176.3737 2265.274 18.1 0 349.6 367.7 0.03767 not ok

qu 14399.02367 kN
qallow 183.85
q 239.9837279
HARUS TIANG
q > qallow PANCANG

IV.3 Penulangan Abutment


 Penulangan Pile Cap
Momen Ultimate yang terjadi dihitung di W1. Pada perhitungannya, digunakan program
bantuan Excel. Berikut ini adalah tabel perhitungannya

Parameter Berat Bagian Beton Volume Berat Lengan Momen


Kode
b h Lebar Shape (m3) (kg) xw (m) (kgm)
W1 5 1,1 12 1 66,00 158400 2,5 396000
158400 396000
Ws = Ms =
1553,904 3884,76

Contoh Perhitungan:
Berat volume Beton = 2400 kg/m3
b =5m
h = 1,1 m
Lebar = 12 m
Shape =1
Volume = b x h x Lebar x Shape = 5 x 1,1 x 12 x 1 = 66 m3
Berat (Ws) = Volume x Berat volume
= 66 x 2400 = 158400 kg = 1553,904 kN
Lengan (Xw) = b/2 = 5/2 = 2,5 m
Momen (Ms) = Berat x Lengan
= 158400 x 2,5 = 396000 kgm = 3884,76 kNm
Faktor Beban Ult (K) = 1,3
Wus = K x Ws = 1,3 x 1553,904 = 2020,08 kN
Mus = K x Ms = 1,3 x 3884,76 = 5050,19 kNm
Tebal Breast Wall (Bd) = 1,5 m
Jumlah tiang arah y (ny) = 7 tiang

 Momen Ultimate Rencana pada Pile Cap


Jarak tiang terhadap pusat
X1 = 1,25 m
X2 = 2,5 m
X3 = 3,75 m
Xp = Lengan tiang terhadap sisi luar breast wall
Xp1 = X1 – (Bd/2) = 1,25 – (1,5/2) = 0,5 m
Xp2 = X2 – (Bd/2) = 2,5 – (1,5/2) = 1,75 m
Xp3 = X3 – (Bd/2) = 3,75 – (1,5/2) = 3 m
Pmax aktual didapat dari perhitungan daya dukung tiang pancang. Pada perhitungan
sebelumnya, didapat Pmax aktual sebesar 1131,158 kN
Menghitung Mp (Momen max pada pile cap akibat reaksi tiang pancang)
Mp1 = ny x Pmax x Xp1 = 7 x 1131,158 x 0,5 = 3959 kNm
Mp2 = ny x Pmax x Xp2 = 7 x 1131,158 x 1,75 = 13856,7 kNm
Mp3 = ny x Pmax x Xp3 = 7 x 1131,158 x 3 = 23754,3 kNm
Mp total = Mp1 + Mp2 + Mp3 = 41570 kNm
Mur = Momen Ultimate Rencana Pile Cap
= Mp total – Mus
= 41570 – 5050,19
= 36520 kNm
Mur / L pilecap = 36520 / 12 = 3043,32 kNm

 Geser Ultimate Rencana pada Pile Cap


Pmax aktual = 1131,158 kN
Vp = ny x Pmax
Vp1 = 7 x 1131,158 = 7918,1 kN
Vp2 = 7 x 1131,158 = 7918,1 kN
Vp3 = 7 x 1131,158 = 7918,1 kN
Vp total = Vp1 + Vp2 + Vp3 =23754,3 kN
Vur = Geser Ultimate Rencana Pile Cap
= Vp total – Wus
= 23754,3 – 2020,08
= 21734,2 kN
Vur / L pilecap = 21734,2 / 12 = 1811,19 kNm

Tulangan Lentur Pile Cap


TULANGAN UTAMA
Tebal pelat = 1m = 1000 mm
Tebal selimut = 100 mm
Diameter tulangan = 25 mm
Luas Tulangan = 491.071 mm2
Fy = 410 Mpa
Fc’ = 30 Mpa
Dx = 1000-(2x100)-25-32 = 943 mm
ρmin = 1.4/fy = 0.0035
m = fy/0.85fc’ = 16,08
Rn = Mux / (0.75 x b x d2)
= 3043320902,16 Nmm / (0.75 x 1000 x 9432)
= 3,8 N/mm2
ρbutuh = (1-(1-(2 x m x Rn / Fy ))0.5) / m
= (1-(1-(2 x 16,08 x 3,8 / 410))0.5) / 16.08
= 0.01009
As Perlu = ρ x b x d = 0.01009 x 1000 x 943 = 9518,38 mm2
n butuh = As perlu / Luas tulangan = 9518,38 / 491,071 = 20
Jarak tulangan = 490,071 x (1000/9518,38) = 101, 57 mm
Digunakan Tulangan D25-100

TULANGAN SUSUT
Tulangan susut dihitung menggunakan rho minimum
As perlu = rho min x b x d’ = 0,0035 x 1000 x 943 = 3220 mm2
D bar = 32 mm
As bar = ¼ x phi x d2 = 804,25 mm2
Jarak perlu = 804,25 x (1000/3220) = 249,76 mm
Maka digunakan tulangan D32 – 200

TULANGAN GESER
Vu = Vur = 1811,19 kN = 1811186,06 N

Vc =
= 1/6 x √30 x 1000 x 943 = 860837,29 N
øVc = 0,75 x 860837,29 = 645627,96 N
Vs = øVc – Vu = 1165558,09 N
Av = (1165558,09 / 1000) x (410 x 943) = 3014,66 mm2
Digunakan D = 25 mm
As bar = 490,87 mm2
S butuh = 490,87 x (1000/3014,66) = 202,82 mm
Maka digunakan tulangan D25 – 200

Perencanaan Wall Abutment


1. Akibat Beban Sendiri

Kode A (m2) A*2400 beton


1 3 86400 Kg 847,584 kN
2 6 172800 Kg 1695,17 kN
3 0,45 12960 Kg 127,138 kN
4 0,425 12240 Kg 120,074 kN
5 0,6 17280 Kg 169,517 kN
6 1,8 51840 Kg 508,55 kN
7 6,6 190080 Kg 1864,68 kN
8 0,5 14400 Kg 141,264 kN
Total 558000 kg 3468,03 kN
Contoh perhitungan:
A didapat dari pembebanan = 3 m2
A x gamma beton = 3 x 2400 = 86400 kg = 847,584 kN

2. Akibat Berat Struktur Atas


Dari perhitungan pada bab Pembebanan didapatkan berat struktur atas sebesar
4343,19 kN

3. Akibat Berat Tambahan Struktur Atas


Dari perhitungan pada bab Pembebanan didapatkan berat tambahan struktur atas
sebesar 782,125 kN

4. Tekanan Tanah
Momen Momen
Kode P (kN) Lengan Momen (kNm) (kNm/m)
-
1 51892,5 1,65 -85623 kNm 7135,2188 kNm
-
2 25946,25 1,93 -50076 kNm 4173,0219 kNm
3 12210 1,6 -19536 kNm -1628 kNm
4 7700 2,25 -17325 kNm -1443,75 kNm
-
5 KnM
50050 2,25 112613 -9384,375 kNm
6 18480 1,9 -35112 KnM -2926 kNm
- -
166278,75 Total 320284 kNm 26690,366 kNm
Keterangan
P = didapatkan dari perhitungan pembebanan
Lengan momen = didapatkan dari perhitungan pembebanan
Momen = Dibagi dengan Lebar sebesar 12 m

5. Tekanan Gempa
lengan Momen
Kode Berat (kN) Teq (kN) (m) (kNm)
1 847,584 24144,48 0 0
2 1695,168 48288,96 0,05 2414,45
3 127,1376 3621,672 1,3 4708,17
4 120,0744 3420,468 1,37 4686,04
5 169,5168 4828,896 1,2 5794,68
6 508,5504 14486,688 1,4 20281,4
7 1864,6848 53117,856 1,4 74365
8 141,264 4024,08 1,05 4225,28
Peq = 155933,1 Meq = 116475
Keterangan:
Angka didapatkan dari perhitungan bab Gempa
6. Tekanan Tanah Dinamis
Teq = 139,4017723 kN
Lengan = 6,3 m
Meq = 878,2311656 kNm

7. Rekap Beban Ultimate

M
Beban Ku H (kN) (kNm)
Tek. Tanah 1,2 18139,5 32028,4
Beban Gempa 1 14175,73636 9706,25
Tek. Tanah
Dinamis 1 139,4017723 878,231
Total 32454,63814 42612,9

8. Geser Pada Abutment Atas


Total beban = struktur atas + tambahan = 5125,31 kN
dianggap gaya dari struktur atas sama dengan gaya akibat tiang pancang pada poer
Vp akibat atas = Total Beban = 5125,31 kN
Vu total = H + Vp = 37579,957 kN

9. Penulangan
TULANGAN UTAMA
Diameter tulangan = 32 mm
Luas Tulangan = 804.25mm2
Fy = 410 Mpa
Fc’ = 30 Mpa
Dx = 1354 mm
ρmin = 1.4/fy = 0.0035
m = fy/0.85fc’ = 16,08
Rn = Mux / (0.75 x b x d2)
= 42612918545,64 Nmm / (0.75 x 1000 x 13542)
= 25,83 N/mm2
ρbutuh = (1-(1-(2 x m x Rn / Fy ))0.5) / m
= (1-(1-(2 x 16,08 x 25,83 / 410))0.5) / 16,08
= 0.088 ( pakai ρmin = 0.0035)
As Perlu = ρ x b x d = 0.0035 x 1000 x 1354 = 31892,24 mm2
n butuh = As perlu / Luas tulangan = 31892,24 / 804,25 = 40
Jarak tulangan = 1000 /40 = 25,21 mm
Digunakan Tulangan D32-50

TULANGAN SUSUT
Tulangan Susut dihitung menggunakan rho minimum
As perlu = rho x b x d = 4623,41 mm2
D bar = 30 mm
As bar = 706,86 mm2
N tulangan = 4623,41 / 706,86 = 7 tulangan
Jarak = 1000 / 7 = 150 mm
Maka dipakai tulangan D30 – 150

TULANGAN GESER
Vu = Vur = 37579,96 kN = 37579957,07 N

Vc =
= 1/6 x √30 x 1000 x 1354 = 4569401,74 N
øVc = 0,75 x 4569401,74 = 3427051,30 N
Vs = øVc – Vu = 34152905,77 N
As perlu = As perlu susut = 4623,41 mm2
Digunakan D = 32 mm
As bar = 804,25 mm2
N perlu = 4623,41 / 804,25 = 6 buah
S butuh = 1000/6 = 173,95 mm = 150 mm
Maka
digunakan tulangan D32 – 150

BAB V
PERENCANAAN TIANG PANCANG

V.1 Material Tiang Pancang


Tiang pancang pada tugas ini menggunakan tiang pancang beton wika dengan pilihan spesifikasi sebagai
berikut :
Gambar 5.1 Spesifikasi tiang pancang beton

Direncanakan penggunaan tiang pancang diameter 800 mm class B


Diameter = 800 mm
Tebal Dinding = 100 mm
Kelas =B
Panjang = 30 m
P ijin = 388.61 ton
Momen Crack = 55 tm
Momen Ult = 99 tm

Daya Dukung Tanah dari Tiang Pancang

Luciano de court 1996


QL=Qp+Qs

dimana :
QL = Daya dukung tanah maksimum pada pondasi
Qp = Resistance ultimate di dasar pondasi
Qs = Resistance ultimate akibat lekatan lateral
Qp=α (Np K) Ap

dimana :
Np = harga rata-rata SPT sekitar 8Ø diatas hingga 4Ø dibawah dasar tiang pondasi.
Ø = diameter pondasi
Ø = Σ (Ni/n)
K = koefisien karakteristik tanah
12t/m2 tanah lempung = clay
20t/m2 lanau berlempung = silty clay
25t/m2 lanau berpasir = sandy clay
40t/m2 pasir
Ap = luas penampang dasar tiang
α = base coefficient

Qs=β((Ns/3)+1)As

dimana
Qs = tegangan akibat lekatan lateral
Ns = harga rata-rata \sepanjang tiang yang tertanam dengan batasan 3 < N < 50
As = keliling x panjang tiang yang terbenam (luas selimut tiang)
β = shaft coefficient

Sehingga didapatkan Daya Dukung Tanah akibat Tiang Pancang seperti berikut ini :
V.2 Daya Dukung Tiang Pancang
Berdasarkan data tanah SPT dan rencana diameter tiang pancang dilakukan analisis daya dukung tanah dengan hasil sebagai
berikut:

Tipe Pult
Tanah N>15sand ɣsat ɣt ɣ' Po N cor tiang
Depth Nspt L/P (N1) (kN/m3) (kN/m3) (kN/m3) (kN/m2) Ncorr 2N pakai Nrata2 Fsi Rsi/Asi Σrsi A Asi Qujung (ton) Pijin (ton)
0 0 P 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 0 P 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 0 P 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 11 P 11 14 14 13.019 6.5095 34.91010648 22 22 11 2.2 5.529203 5.529203 0.502655 2.513274 221.1681 226.6973 75.5657753
4 11 P 11 14 14 13.019 13.019 28.93290197 22 22 12.50751 2.2 5.529203 11.05841 0.502655 2.513274 251.4784 262.5368 87.5122707
5 11 P 11 14 14 13.019 19.5285 24.70327992 22 22 13.54587 2.2 5.529203 16.58761 0.502655 2.513274 272.3558 288.9434 96.3144705
6 11 P 11 14 14 13.019 26.038 21.55256867 22 21.55257 13.41896 2.2 5.529203 22.11681 0.502655 2.513274 269.8041 291.9209 97.3069803
7 12 P 12 14.21 14.21 13.229 32.6525 20.81436191 24 20.81436 12.64844 2.4 6.031858 28.14867 0.502655 2.513274 254.3119 282.4606 94.1535241
8 8 P 8 14.67 14.67 13.689 39.497 12.40367769 16 12.40368 13.17813 1.6 4.021239 32.16991 0.502655 2.513274 264.9619 297.1318 99.0439472
9 4 P 4 12 12 11.019 45.0065 5.713755151 8 5.713755 14.26652 0.8 2.010619 34.18053 0.502655 2.513274 286.8454 321.026 107.008653
10 4 P 4 12 12 11.019 50.516 5.296890725 8 5.296891 15.8305 0.8 2.010619 36.19115 0.502655 2.513274 318.2912 354.4823 118.160779
11 9 P 9 15.33 15.33 14.349 57.6905 10.88395886 18 10.88396 14.80741 1.8 4.523893 40.71504 0.502655 2.513274 297.7206 338.4356 112.811873
12 14 P 14 14.63 14.63 13.649 64.515 15.6398369 28 15.63984 13.97159 2.8 7.037168 47.75221 0.502655 2.513274 280.9154 328.6676 109.555869
13 19 P 11.4 15.68 15.68 14.699 71.8645 11.76901755 22.8 11.76902 13.34123 3.8 9.550442 57.30265 0.502655 2.513274 268.2413 325.5439 108.514636
14 23 P 13.8 16.53 16.53 15.549 79.639 13.64178935 27.6 13.64179 12.95595 4.6 11.56106 68.86371 0.502655 2.513274 260.4949 329.3586 109.786194
15 27 P 16.2 17.37 17.37 16.389 87.8335 15.69640061 32.4 15.6964 12.49785 5.4 13.57168 82.43539 0.502655 2.513274 251.2842 333.7196 111.239851
16 31 P 18.6 16 16 15.019 95.343 17.69983085 37.2 17.69983 12.74052 6.2 15.5823 98.01769 0.502655 2.513274 256.1633 354.181 118.060318
17 29 P 17.4 17.79 17.79 16.809 103.7475 16.23333081 34.8 16.23333 14.40902 5.8 14.57699 112.5947 0.502655 2.513274 289.7106 402.3053 134.101772
18 27 P 16.2 17.37 17.37 16.389 111.942 14.83034362 32.4 14.83034 15.7252 5.4 13.57168 126.1664 0.502655 2.513274 316.1739 442.3403 147.446766
19 25 L 25 20 20 19.019 121.4515 22.3988496 50 22.39885 16.1918 12.5 31.41593 157.5823 0.502655 2.513274 325.5554 483.1377 161.045885
20 21 L 21 18.22 18.22 17.239 130.071 18.4586581 42 18.45866 15.90025 10.5 26.38938 183.9717 0.502655 2.513274 319.6935 503.6652 167.8884
21 18 L 18 16.89 16.89 15.909 138.0255 15.54989952 36 15.5499 15.89018 9 22.61947 206.5911 0.502655 2.513274 319.4909 526.0821 175.360694
22 15 L 15 18 18 17.019 146.535 12.7244001 30 12.7244 15.59108 7.5 18.84956 225.4407 0.502655 2.513274 313.4773 538.918 179.639331
23 14 L 14 17.78 17.78 16.799 154.9345 11.6682589 28 11.66826 14.98841 7 17.59292 243.0336 0.502655 2.513274 301.3598 544.3934 181.464471
24 13 L 13 17.56 17.56 16.579 163.224 10.65084879 26 10.65085 14.16972 6.5 16.33628 259.3699 0.502655 2.513274 284.8992 544.2691 181.423028
25 12 L 12 17.33 17.33 16.349 171.3985 9.669650492 24 9.66965 13.48252 6 15.07964 274.4495 0.502655 2.513274 271.0822 545.5318 181.843919
26 12 L 12 17.33 17.33 16.349 179.573 9.512994155 24 9.512994 12.92093 6 15.07964 289.5292 0.502655 2.513274 259.7908 549.3199 183.106646
27 12 L 12 17.33 17.33 16.349 187.7475 9.36133282 24 9.361333 11.73901 6 15.07964 304.6088 0.502655 2.513274 236.0267 540.6355 180.211845
28 12 L 12 17.33 17.33 16.349 195.922 9.214431335 24 9.214431 11.15931 6 15.07964 319.6885 0.502655 2.513274 224.3713 544.0598 181.353261
29 14 L 14 17.78 17.78 16.799 204.3215 10.5795816 28 10.57958 10.67147 7 17.59292 337.2814 0.502655 2.513274 214.5627 551.844 183.948013
30 17 L 17 16.44 16.44 15.459 212.051 12.66173976 34 12.66174 10.41485 8.5 21.36283 358.6442 0.502655 2.513274 209.4031 568.0473 189.349099
Direncanakan kedalaman tiang pancang dari tanah asli 30 m, sehingga didapatkan daya
dukung sebagai berikut:
Qu = 568.05 ton
SF rencana = 3
P ijin = Qu/SF = (568.05*9.81)/3 = 1857. 515 kN
Jumlah tiang pancang minimum berdasarkan gaya tekan (n=P/Pijin)
No Kombinasi P (kn) Pijin n
Beban (kn)
1 Kombinasi 1 14373.82 1857.515 8.00
2 Kombinasi 2 14373.82 1857.515 8.00
3 Kombinasi 3 14399.02 1857.515 8.00
4 Kombinasi 4 14399.02 1857.515 8.00
5 Kombinasi 5 13176.37 1857.515 8.00
V.3 Konfigurasi
Tiang Pancang

Direncanakan Penggunaan 28 buah tiang pancang


Jarak antar tiang pancang arah x = 1 m
Jarak antar tiang pancang arah y = 1.5 m
Jarak ke sisi luar = 1 m (arah x) dan 1.5m (arah y)
Jumlah tiang pancang arah x = 4 tiang
Jumlah tiang pancang arah y = 7 tiang
L (arah x) =5m
L (arah y) = 12 m

P/n n MX Ymax Syi^2 MxYmax/yi^2 Pmax (Kn) Pmin (kN)

1 Kombinasi 1 513.3508 28 8115.89933 4.5 94.5 386.4713968 899.82224 126.8794


2 Kombinasi 2 513.3508 28 9503.39933 4.5 94.5 452.5428254 1060.4118 60.80802
3 Kombinasi 3 514.2508 28 10883.9085 4.5 94.5 518.2813576 1127.0504 -4.03051
4 Kombinasi 4 514.2508 28 10970.1585 4.5 94.5 522.3885005 1131.1575 -8.13765
5 Kombinasi 5 470.5848 28 9051.44808 4.5 94.5 431.0213371 1094.1071 39.56344
P/n n MY Xmax Sxi^2 MyXmax/yi^2

1 Kombinasi 1 513.3508 28 0 1.5 22.75 0


2 Kombinasi 2 513.3508 28 1433.52563 1.5 22.75 94.51817308
3 Kombinasi 3 514.2508 28 1433.52563 1.5 22.75 94.51817308
4 Kombinasi 4 514.2508 28 1433.52563 1.5 22.75 94.51817308
5 Kombinasi 5 470.5848 28 2919.59799 1.5 22.75 192.5009666

V.4 Kontrol Tiang Pancang

 Efisiensi tiang pancang dalam group

Efisiensi tiang

Dim. Tiang (f) = 0.6


Jarak antar tiang (s) = 1.5
Jumlah baris tiang dalam grup (m) = 7
Jumlah kolom tiang dalam grup (n) = 3
f/s = 0.4
arctan f/s = 21.80141

Ce 0.630876 pmax 1 tiang


Ql 1 tiang akibat kondisi tanah = 1171.861 >= 1131.158 Ok

Kontrol Spesifikasi

Dari spesifikasi Wika Pile Classification, direncanakan tiang pancang beton dengan :
Diameter (D) = 80 cm
Tebal = 10 cm
Kelas = B
fc' = 600 kg/cm2
Allowable Axial = 388.61 ton
Bending Moment Crack = 55 tonm
Bending Moment Ulimate = 99 tonm

80 cm
E = 4700 (fc')0.5
= 115126 Mpa
= 1151260 kg/cm2
60 cm
1
I= π X (604 - 504)
64
= 832031.2 cm4

Kontrol Terhadap Gaya Aksial


Pallow = 388.61 ton

Pbeban Max < Pallow

52.42 < 388.61 ton

OK !!

Kontrol Defleksi

Defleksi yang terjadi pada tiang dihitung dengan perumusan sebagai berikut :

Deflection at head untutk free-headed pile

H (e + Zf)3
Y=
3EI

Zf = Kedalaman titik jepit tiang

dimana Zf dihitung dengan :

EI

Zf = 1.8 T =
1.8 x 5
nh

dari buku "Daya Dukung Pondasi Dalam" karya Dr. Ir. Herman Wahyudi

nh untuk tanah soft normally-consolidated clay antara 350 - 700 kN/m3

nh pakai = 700 kN/m3 . . . TERZAGHI

= 0.07 kg/cm3

Zf = 762.98 cm
= 7.63 m

Hcap = ( Mn)/(e + Zf)

5500000
= kg
762.98

= 7208.54 kg

3
( + )

7208.54 0.00 762.98


Y=
3 1151260 832031.18

= 1.114 cm

Y < Yijin

1.114 < 1.2 cm

OK

Anda mungkin juga menyukai