Anda di halaman 1dari 39

MAKALAH

“PROTOKOL DAN TEKNOLOGI JARINGAN”

Oleh:
KELOMPOK IV
PTIK D 2018
MUHAMMAD IRSYAD NURDIN
NUR ANNISA
A YUSMALASARI
RISKA HIDAYATI HERDA

Dosen Pengampuh:
Dr. Jumadi M. Parenreng. S. ST., M. Kom.

PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER


JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2019
DAFTAR ISI
SAMPUL ......................................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2 Rumusan Permasalahan.................................................................. 1
1.3 Tujuan............................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN (PROTOKOL JARINGAN)
2.1 Protokol Jaringan ........................................................................... 2
2.1.1 Pengertian TCP/IP? ...............................................................
2.1.2 Apa yang Membuat TCP/IP menjadi Penting? .....................
2.1.3 Awal Keberadaan TCP/IP? ...................................................
2.1.4 Layanan yang diberikan TCP/IP ...........................................
2.1.5 Bentuk Arsitektur dari TCP/IP ..............................................
2.1.6 Bagaimana TCP/IP Bekerja? ................................................
2.1.7 Bentuk Formal Header Protokol UDP, TCP dan IP ..............
2.2 IPX/SPX ......................................................................................... 4
2.3 Apple Talk ...................................................................................... 6
2.4 NETBIOS ....................................................................................... 13
2.5 DECNet .......................................................................................... 15
2.6 PPP (Point to Point Protokol)......................................................... 18
2.7 SNA (System Network Architektur) .............................................. 20
2.8 SNMP (Nirkabel) ...........................................................................
2.9 SLIP (Serial Line IP) ......................................................................
2.10 Teknologi Jaringan .......................................................................
2.10.1 Apple Local talk ................................................................
2.10.2 Token Ring ........................................................................
2.10.3 Ethernet .............................................................................
2.10.4 ARCnet..............................................................................
2.10.5 FDDI .................................................................................
iii

2.10.6 CDDI ...................................................................................


2.10.7 ATM ....................................................................................
BAB III PENUTUP ......................................................................................... 25
3.1 Kesimpulan .................................................................................... 25
3.2 Saran ............................................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 26
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, dan Hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Harapan saya
semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaannya.
Dalam penulisan karya ilmiah ini saya mengucapkan banyak terima kasih
yang sebesar-besarnya, kepada semua pihak yang telah membantu saya dalam
penyusunan ini yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu semoga Allah SWT
memberikan balasan yang setimpal kepada mereka amin yaa rabbal alamin.

Makassar 22, November 2019

Penulis
BAB I
PENAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Jaringan komputer bukanlah sesuatu yang baru saat ini. Hampir di
setiap tempat seperti perusahaan, tempat pendidikan, perkantoran bahkan
tempat umum pun telah terdapat jaringan komputer untuk memperlancar
arus informasi.Internet yang mulai populer saat ini adalah suatu jaringan
komputer raksasa yang merupakan jaringan komputer yang terhubung dan
dapat saling berinteraksi. Hal ini dapat terjadi karena adanya
perkembangan teknologi jaringan yang sangat pesat, sehingga dalam
beberapa tahun saja jumlah pengguna jaringan komputer yang tergabung
dalam Internet berlipat ganda. Dalam kehidupan sehari-hari jaringan
komputer menjadi salah satu kebutuhan penting. Dengan adanya jaringan
komputer, akan mempermudah kita dalam hal berbagi data dan resourse.
Jaringan akan memungkinkan pemakaian bersama-sama suatu resource
oleh beberapa pemakai.
Itulah satu manfaat dari suatu jaringan komputer. Dalam suatu
jaringan komputer diperlukan beberapa perangkat jaringan komputer
sesuai dengan besarnya jaringan dan kebutuhan.
1.2 Pokok Masalah
1.2.1 Protokol dan teknologi Jaringan
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan Protokol dan teknologi
jaringan.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Protokol Jaringan


2.1.1 Pengertian TCP/IP
TCP/IP adalah singkatan dari Transmission Control
Protocol/Internet Protocol. TCP/IP merupakan standar komunikasi
data yang digunakan untuk dalam proses tukar-menukar data dari
satu komputer ke komputer lain pada jaringan Internet. Berikut ini
adalah beberapa pengertian TCP/IP menurut para ahli:

a. Pengertian TCP/IP menurut Forouzan dan Chung Fegan (2007,


pp 43-46), menyatakan TCP/IP adalah suatu hierarki protokol
yang terdiri atas modul-modul yang interaktif, yang mana-tiap-
tiap modul tersebut memiliki fungsionalitas yang spesifik.
b. Pengertian TCP/IP menurut Kozierok (2005), bahwa TCP/IP
yaitu satu set standar aturan komunikasi data yang dipakai
dalam proses transfer data dari satu komputer ke komputer
yang lainnya dalam jaringan komputer tanpa memandang
perbedaan jenis hardware yang digunakan.

2.1.2 Apa yang Membuat TCP/IP menjadi Penting?


Karena TCP/IP merupakan protokol yang telah
diterapkan pada hampir semua perangkat keras dan sistem
operasi, maka rasanya tidak ada rangkaian protokol lain yang
begitu powerfull kemampuannya untuk dapat bekerja pada
semua lapisan perangkat keras dan sistem operasi seperti berikut
ini:
a. Novell Netware.
b. Mainframe IBM
c. Sistem Digital VMS
d. Microsoft Windows Server.
e. Server & workstation UNIX, LinuX, FreeBSD, Open BSD.
f. Macintosh
g. PC DOS dan lain-lain.
2.1.3 Awal Keberadaan TCP/IP?

Konsep TCP/IP berawal dari kebutuhan DoD (Departement


of Defense) AS akan suatu komunikasi di antara berbagai variasi
komputer yg telah ada. Komputer-komputer DoD ini seringkali
harus berhubungan antara satu organisasi peneliti dg organisasi
peneliti lainnya, dan harus tetap berhubungan sehingga pertahanan
negara tetap berjalan selama terjadi bencana, seperti ledakan
nuklir. Oleh karenanya pada tahun 1969 dimulailah penelitian
terhadap serangkaian protokol TCP/IP. Di antara tujuan-tujuan
penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Terciptanya protokol-protokol umum, DoD memerlukan suatu


protokol yg dapat ditentukan untuk semua jaringan
b. Meningkatkan efisiensi komunikasi data.
c. Dapat dipadukan dengan teknologi WAN (Wide Area
Network) yg telah ada.
d. Mudah dikonfigurasikan.
Tahun 1968 DoD ARPAnet (Advanced Reseach Project
Agency) memulai penelitian yg kemudian menjadi cikal bakal
packet switching . Packet switching inilah yg memungkinkan
komunikasi antara lapisan network (dibahas nanti) dimana
data dijalankan dan disalurkan melalui jaringan dalam bentuk unit-
unit kecil yg disebut packet*. Tiap-tiap packet ini membawa
informasi alamatnya masing-masing yg ditangani dengan khusus
oleh jaringan tersebut dan tidak tergantung dengan paket-paket
lain. Jaringan yg dikembangkan ini, yg menggunakan ARPAnet
sebagai tulang punggungnya, menjadi terkenal sebagai internet.
Protokol-protokol TCP/IP dikembangkan lebih lanjut pada
awal 1980 dan menjadi protokol-protokol standar untuk ARPAnet
pada tahun 1983. Protokol-protokol ini mengalami peningkatan
popularitas di komunitas pemakai ketika TCP/IP digabungkan
menjadi versi 4.2 dari BSD (Berkeley Standard Distribution)
UNIX. Versi ini digunakan secara luas pada institusi penelitian dan
pendidikan dan digunakan sebagai dasar dari beberapa penerapan
UNIX komersial, termasuk SunOS dari Sun dan Ultrix dari Digital.
Karena BSD UNIX mendirikan hubungan antara TCP/IP dan
sistem operasi UNIX, banyak implementasi UNIX sekarang
menggabungkan TCP/IP.
Unit informasi yg mana jaringan berkomunikasi. Tiap-
tiap paket berisi identitas (header) station pengirim dan penerima,
informasi error- control, permintaan suatu layanan dalam lapisan
network, informasi bagaimana menangani permintaan dan
sembarang data penting yg harus ditransfer.
2.1.4 Layanan yang diberikan TCP/IP
Berikut ini adalah layanan “tradisional” yg dilakukan TCP/IP :
a. Pengiriman file (file transfer). File Transfer Protokol (FTP)
memungkinkan pengguna komputer yg satu untuk dapat
mengirim ataupun menerima file ke komputer jaringan. Karena
masalah keamanan data, maka FTP seringkali memerlukan
nama pengguna (user name) dan password, meskipun banyak
juga FTP yg dapat diakses melalui anonymous, alias tidak
berpassword. (lihat RFC 959 untuk spesifikasi
b. Remote login. Network terminal Protokol (telnet)
memungkinkan pengguna komputer dapat melakukan log in ke
dalam suatu komputer didalam suatu jaringan. Jadi hal ini
berarti bahwa pengguna menggunakan komputernya sebagai
perpanjangan tangan dari komputer jaringan tersebut.( lihat
RFC 854 dan 855 untuk spesifikasi telnet lebih lanjut)
c. Computer mail. Digunakan untuk menerapkan sistem
elektronik mail. (lihat RFC 821 dan 822)
d. Network File System (NFS). Pelayanan akses file-file jarak
jauh yg memungkinkan klien-klien untuk mengakses file-file
pada komputer jaringan jarak jauh walaupun file tersebut
disimpan secara lokal. (lihat RFC 1001 dan 1002 untuk
keterangan lebih lanjut)
e. Remote execution. Memungkinkan pengguna komputer untuk
menjalankan suatu program didalam komputer yg berbeda.
Biasanya berguna jika pengguna menggunakan komputer yg
terbatas, sedangkan ia memerlukan sumber yg banyak dalam
suatu system komputer. Ada beberapa jenis remote execution,
ada yg berupa perintah-perintah dasar saja, yaitu yg dapat
dijalankan dalam system komputer yg sama dan ada pula yg
menggunakan “prosedure remote call system”, yg
memungkinkan program untuk memanggil subroutine yg akan
dijalankan di system komputer yg berbeda. (sebagai contoh
dalam Berkeley UNIX ada perintah “rsh” dan “rexec”)
f. servers. Nama database alamat yg digunakan pada internet
(lihat RFC 822 dan 823 yg menjelaskan mengenai penggunaan
protokol nameserver yg bertujuan untuk menentukan nama host
di internet.)
2.1.5 Bentuk Arsitektur dari TCP/IP
Dalam TCP/IP hanya terdapat 5 lapisan sbb :

a. Physical Layer (lapisan fisik)

Merupakan lapisan terbawah yang mendefinisikan besaran


fisik seperti media komunikasi, tegangan, arus, dsb. Lapisan ini
dapat bervariasi bergantung pada media komunikasi pada
jaringan yang bersangkutan. TCP/IP bersifat fleksibel sehingga
dapat mengintegralkan berbagai jaringan dengan media fisik
yang berbeda-beda.

b. Network Access Layer

Mempunyai fungsi yang mirip dengan Data Link layer


pada OSI. Lapisan ini mengatur penyaluran data frame-frame
data pada media fisik yang digunakan secara handal. Lapisan
ini biasanya memberikan servis untuk deteksi dan koreksi
kesalahan dari data yang ditransmisikan. Beberapa contoh
protokol yang digunakan pada lapisan ini adalah X.25 jaringan
publik, Ethernet untuk jaringan Etehernet, AX.25 untuk
jaringan Paket Radio dsb.
c. Internet Layer

Mendefinisikan bagaimana hubungan dapat terjadi antara dua


pihak yang berada pada jaringan yang berbeda seperti Network
Layer pada OSI. Pada jaringan Internet yang terdiri atas
puluhan juta host dan ratusan ribu jaringan lokal, lapisan ini
bertugas untuk menjamin agar suatu paket yang dikirimkan
dapat menemukan tujuannya dimana pun berada. Oleh karena
itu, lapisan ini memiliki peranan penting terutama dalam
mewujudkan internetworking yang meliputi wilayah luas
(worldwide Internet). Beberapa tugas penting pada lapisan ini
adalah:

1. Addressing, yakni melengkapi setiap datagram dengan


alamat Internet dari tujuan. Alamat pada protokol inilah
yang dikenal dengan Internet Protocol Address ( IP
Address). Karena pengalamatan (addressing) pada jaringan
TCP/IP berada pada level ini (software), maka jaringan
TCP/IP independen dari jenis media dan komputer yang
digunakan.
2. Routing, yakni menentukan ke mana datagram akan dikirim
agar mencapai tujuan yang diinginkan. Fungsi ini
merupakan fungsi terpenting dari Internet Protocol (IP).
Sebagai protokol yang bersifat connectionless, proses
routing sepenuhnya ditentukan oleh jaringan. Pengirim
tidak memiliki kendali terhadap paket yang dikirimkannya
untuk bisa mencapai tujuan. Router-router pada jaringan
TCP/IP lah yang sangat menentukan dalam penyampaian
datagram dari penerima ke tujuan.

d. Transport Layer
Mendefinisikan cara-cara untuk melakukan pengiriman
data antara end to end host secara handal. Lapisan ini menjamin
bahwa informasi yang diterima pada sisi penerima adalah sama
dengan informasi yang dikirimkan pada pengirim. Untuk itu,
lapisan ini memiliki beberapa fungsi penting antara lain :

a. Flow Control. Pengiriman data yang telah dipecah menjadi


paket-paket tersebut harus diatur sedemikian rupa agar
pengirim tidak sampai mengirimkan data dengan kecepatan
yang melebihi kemampuan penerima dalam menerima data.
b. Error Detection. Pengirim dan penerima juga melengkapi
data dengan sejumlah informasi yang bisa digunakan untuk
memeriksa data yang dikirimkan bebas dari kesalahan. Jika
ditemukan kesalahan pada paket data yang diterima, maka
penerima tidak akan menerima data tersebut. Pengirim akan
mengirim ulang paket data yang mengandung kesalahan
tadi. Namun hal ini dapat menimbulkan delay yang cukup
berarti.

2.1.6 Cara Kerja TCP/IP

cara kerja Protocol TCP IP


a. Data dipecah menjadi paket kecil- dengan tujuan agar bisa
ditransmisikan melalui media dan protocol yang sesuai,setiap
paket data diberi label dan tujuan paket dikirim.
b. paket-paket akan melewati router didalam jaringan internet,
router bertugas untuk mengantar dan menentukan rute dari
paket yang dikirimkan nya. Didalam jaringan yang cukup besar
paket-paket akan melewati puluhan bahkan ratusan router,
setiap router hanya mengantarkan paket ke ruter terdekat
sambil dicarikan jalan/ ruter yang pas.
c. Ketika paket sampai pada tujuan,protocol TCP/IP akan
bertugas sesuai tugas di divisi/layer masing2-masing,dimulai
dari layer paling bawah yang menterjemahkan signal/isyarat
menjadi logical data dan diteruskan ke layer diatasnya untuk
memastian apakah paket data sudah diterima apa belum
disesuaikan dengan pemilihan protocol TCP/UDP.
Jika protocol nya TCP maka jika ada bagian paket dari
data yang hilang maka akan meminta untuk dikirim ulang.
paket data akan dirakit dan disusun seperti bentuk aslinya dan
diteruskan ke layer diatasnya hingga berbentuk file seperti
aslinya ketika dikirim.

2.1.7 Bentuk Formal Header Protokol UDP, TCP dan IP


a. TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol)
Adalah standar komunikasi data yang digunakan oleh
komunitas internet dalam proses tukar-menukar data dari satu
komputer ke komputer lain di dalam jaringan Internet. Protokol
ini tidaklah dapat berdiri sendiri, karena memang protokol ini
berupa kumpulan protokol (protocol suite). Protokol ini juga
merupakan protokol yang paling banyak digunakan saat ini.
Data tersebut diimplementasikan dalam bentuk perangkat lunak
(software) di sistem operasi. Istilah yang diberikan kepada
perangkat lunak ini adalah TCP/IP stack. Pada TCP/IP terdapat
beberapa protokol sub yang menangani masalah komunikasi
antar komputer. TCP/IP mengimplemenasikan arsitektur
berlapis yang terdiri atas empat lapis, diantaranya adalah :
1. Protokol lapisan aplikasi
2. Protokol lapisan antar-host
3. Protokol lapisan internetwork
4. Protokol lapisan antarmuka jaringan
b. UDP ( User Datagram Protokol)
UDP, singkatan dari User Datagram Protocol, adalah salah
satu protokol lapisan transpor TCP/IP yang mendukung
komunikasi yang tidak andal (unreliable), tanpa koneksi
(connectionless) antara host-host dalam jaringan yang
menggunakan TCP/IP. Connectionless (tanpa koneksi): Pesan-
pesan UDP akan dikirimkan tanpa harus dilakukan proses
negosiasi koneksi antara dua host yang hendak berukar
informasi. Unreliable (tidak andal): Pesan-pesan UDP akan
dikirimkan sebagai datagram tanpa adanya nomor urut atau
pesan acknowledgment. Protokol lapisan aplikasi yang berjalan
di atas UDP harus melakukan pemulihan terhadap pesan-pesan
yang hilang selama transmisi. UDP menyediakan mekanisme
untuk mengirim pesan-pesan ke sebuah protokol lapisan
aplikasi atau proses tertentu di dalam sebuah host dalam
jaringan yang menggunakan TCP/IP. Header UDP berisi field
Source Process Identification dan Destination Process
Identification. UDP menyediakan penghitungan checksum
berukuran 16-bit terhadap keseluruhan pesan UDP.
2.2 IPX/SPX

IPX/SPX (Internetwork Packet Exchange/Sequenced Packet


Exchange) mempunyai fungsi utama sebagai media transmisi data dan
menjamin validitas data yang ditransmisikan oleh IPX sehingga data
yang dikirim tidak mengalami gangguan ataupun terjadi kerusakan pada
data. IPX dan SPX adalah protokol jaringan digunakan terutama pada
jaringan menggunakan sistem operasi Novell NetWare.
IPX dan SPX diturunkan dari Xerox Network Systems 'IDP dan
SPP protokol, masing-masing. IPX adalah protokol lapisan jaringan
(lapisan 3 dari OSI Model), sedangkan SPX adalah protokol lapisan
transport (lapisan 4 dari OSI Model). SPX lapisan yang duduk di atas
layer IPX dan menyediakan layanan yang berorientasi koneksi antara
dua node di dalam jaringan. SPX digunakan terutama oleh klien / server
aplikasi.
IPX menyediakan layanan datagram atas paket-switched internetwork.
Operasi dasarnya mirip dengan IP (Internet Protocol), namun skema
pengalamatan, struktur paket, dan cakupan umum yang berbeda.
Protokol internetworking beroperasi di lapisan jaringan dan mencakup
layanan routing.
Anggota lainnya dari Novell NetWare adalah protokol SPX
(sequencing Paket Exchange), yang berada di lapisan transport. Jika
dibandingkan dengan TCP / IP protocol suite, IPX routing dan
menyediakan layanan internetwork serupa dengan IP, dan SPX
menyediakan layanan lapisan transport serupa dengan TCP. IPX dan IP
adalah connectionless datagram protokol, sementara SPX dan TCP
merupakan protokol berorientasi koneksi.
Alamat IPX termasuk alamat jaringan dan alamat node. Alamat
jaringan ditugaskan ketika mengatur server utama pada NetWare LAN.
Alamat node adalah alamat tertanam pada kartu antarmuka jaringan. IPX
lengkap alamat 12-byte angka heksadesimal yang mungkin terlihat mirip
dengan yang berikut, di mana bagian pertama adalah alamat jaringan dan
bagian kedua adalah alamat node tertanam:
4A87B321 14594EA221AE 0119 4A87B321 14594EA221AE 0.119.
2.3 Apple Talk

AppleTalk adalah sebuah protokol jaringan yang dikembangkan


khusus untuk jaringan yang terdiri atas komputer-komputer Apple
Macintosh, yang mengizinkan para penggunanya untuk saling
berbagiberkas dan printer agar dapat diakses oleh pengguna lainnya.
AppleTalk merupakan teknologi yang sudah dianggap usang yang kini
telah digantikan oleh Apple Open Transport, yang juga mendukung
AppleTalk itu sendiri, protokol TCP/IP dan beberapa protokol jaringan
lainnya.
AppleTalk adalah sebuah teknologi jaringan yang hanya
mendukung hingga 254 node untuk tiap jaringan fisiknya. AppleTalk
dapat berjalan di atas protokol LocalTalk, sebuah antarmuka serial RS-
499/RS-422 yang terdapat di dalam komputer Apple Macintosh. Pada
versi AppleTalk Phase II yang lebih baru, protokol yang didukung pun
semakin luas, yakni EtherTalk (untuk konektivitas denganEthernet),
TokenTalk (untuk konektivitas dengan Token Ring), dan FDDITalk
(untuk konektivitas dengan FDDI).
Alamat mesin di dalam jaringan berbasis AppleTalk secara acak
akan diberikan ketika mesin tersebut dikoneksikan ke jaringan tersebut,
dan mesin tersebut akan membuat sebuah paket yang dikirimkan secara
broadcast untuk menjamin bahwa tidak ada mesin lainnya yang
menggunakan alamat tersebut. Pengalamatan dinamis ini disebut dengan
AppleTalk Address Resolution Protocol(AARP).
Internetwork AppleTalk secara logis dibagi ke dalam beberapa
zona di mana fungsi utamanya adalah untuk membuat sumber daya
jaringan lebih mudah untuk diakses oleh pengguna. Sebuah zona
AppleTalk adalah sebuah representasi logis dari beberapa node jaringan
AppleTalk yang dapat terdiri atas beberapa jaringan fisik. Pemetaan
antara zona dan alamat jaringan akan dilakukan oleh protokolZone
Information Protocol (ZIP), yang kemudian membuat Zone Information
Table (ZIT) yang nantinya disimpan di dalam router AppleTalk.
Beberapa bagian perangkat protokol Apple Talk :
a) AppleTalk Data Stream Protocol (ADSP)
Bertugas memantau aliran data diantara dua komputer, untuk
memeriksa bahwa aliran data tersebut tidak terputus atau terganggu
oleh error internal.
b) AplleTalk File Protocol (AFP)
Berfungsi menangani permintaan atas file data dan mengelola
keamanan file, misalnya dengan tidak mengijinkan over-write, atau
read-only saja.
c) AppleTalk Session Protocol (ASP)
Memeriksa pesan yang dikirim dalam bentuk bagian-bagian. Protokol
ini melakukan pengujian untuk mengetahui apakah ukuran bagian
sudah benar dan apakah sudah diterima dengan urutan yang tepat.
d) AppleTalk Transaction Protocol (ATP)
Memeriksa keakuratan pesan yang dikirim dalam jaringan.
e) Echo Protocol (EP)
Mengulang tiap pesan kembali ke node pengirim untuk menegaskan
bahwa pesan sudah dikirim dengan lengkap, untuk menghimpun
informasi yang terlambat, dan untuk menguji lalu lintas data agar
mendapatkan efisiensi yang maksimum.
f) Name Binding Protocol (NBP)
Menterjemahkan nama node pada jaringan yang didefinisikan oleh
user kedalam alamat.
g) Page Description Language (PDL)
Himpunan fungsi yang digunakan oleh printer untuk mengontrol
pemformatan teks pada kertas.
h) Routing Table Maintenance Protocol (RTMP)
Memantau lokasi node pada jaringan dan memelihara data base
hubungan antara node-node tersebut. Apabila satu node mengalami
kegagalan, RTMP dapat menetapkan rute alternatif.
i) Zone Information Protocol (ZIP)
Menganalisis konfigurasi jaringan dan himpunan alamat device ke
dalam kelompok, atau zone guna menghasilkan akses yang efisien.
2.4 NETBIOS

NetBIOS (singkatan dari istilah dalam bahasa Inggris: Network


Basic Input/Output System) adalah sebuah spesifikasi yang dibuat oleh
International Business Machine (sebenarnya dibuat oleh Sytek Inc. untuk
IBM) dan Microsoft yang mengizinkan aplikasi-aplikasi terdistribusi agar
dapat saling mengakses layanan jaringan, tanpa memperhatikan protokol
transport yang digunakan. Versi NetBIOS paling baru adalah NetBIOS
versi 3. Implementasi versi awal dari NetBIOS hanya mengizinkan jumlah
node yang terhubung hingga 72 node saja. Versi-versi selanjutnya
memperluas jumlah node yang didukung hingga ratusan node dalam
sebuah jaringan. NetBIOS yang berjalan di atas protokol TCP/IP
(NetBIOS over TCP/IP) didefinisikan dalam RFC 1001, RFC 1002, dan
RFC 1088
NetBIOS merupakan bagian dari platform jaringan berbasis
Windows NT. Setiap mesin Windows NT membutuhkan sebuah nama
NetBIOS yang unik agar dapat berkomunikasi dengan mesin lainnya yang
terhubung ke jaringan.
NetBIOS menawarkan tiga buah layanan NetBIOS, yakni sebagai
berikut:
a) NetBIOS Name service: merupakan layanan yang digunakan untuk
melakukan registrasi dan resolusi nama NetBIOS.
b) NetBIOS Session service: merupakan layanan yang digunakan untuk
membuat sesi koneksi yang berbasis connection-oriented.
c) NetBIOS Datagram distribution service: merupakan layanan yang
digunakan untuk menyampaikan datagram secara connectionless.
2.5 DECNet
a. Pengertian Protokol
Protokol pada jaringan komputer dapat di definisikan sebagai langkah-
langkah pengaturan sejumlah operasi peralatan yang digunakan untuk
komunikasi data. Langkah-langkah tersebut meliputi cara membuka
hubungan, mengirimkan paket data, mengonfirmasi jumlah data yang
diterima,dan meneruskan pengiriman data.
b. Protokol DECnet
DECnet merupakan rangkaian protokol jaringan yang dibuat oleh
Digital Equipment Corporation (DEC), awalnya dirilis pada tahun
1975 dalam rangka untuk menghubungkan dua PDP-11 minicomputer.
DECnet kemudian berkembang menjadi salah satu yang pertama
arsitektur jaringan peer-to-peer, sehingga mengubah DEC menjadi
kelompok besar jaringan (Networking Powerhouse) pada 1980-an.
Awalnya protocol DECnet dibangun dengan empat lapisan , yang
kemudian pada tahun 1982 berkembang menjadi tujuh lapisan OSI
protokol jaringan. Sejak awal protocol DECnet dibangun untuk sistem
operasi unggulan DEC flagship VAX / VMS.
c. LAPISAN PADA PROTOKOL DECnet
DECnet terdiri dari 7 lapisan (layer), berupa sekumpulan protokol
yang bertingkat. Lapisan lapisan tersebut adalah :
a) Application Layer
Berfungsi sebagai antarmuka dengan aplikasi dengan
fungsionalitas jaringan, mengatur bagaimana aplikasi dapat
mengakses jaringan, dan kemudian membuat pesan-pesan
kesalahan. Protokol yang berada dalam lapisan ini adalah HTTP,
FTP, SMTP, dan NFS.
b) Network Management Layer
c) Session Layer
Berfungsi untuk mendefinisikan bagaimana koneksi dapat dibuat,
dipelihara, atau dihancurkan. Selain itu, di level ini juga
dilakukan resolusi nama.
d) Transport Layer
Berfungsi untuk memecah data ke dalam paket-paket data serta
memberikan nomor urut ke paket-paket tersebut sehingga dapat
disusun kembali pada sisi tujuan setelah diterima. Selain itu, pada
level ini juga membuat sebuah tanda bahwa paket diterima
dengan sukses (acknowledgement), dan mentransmisikan ulang
terhadp paket-paket yang hilang di tengah jalan.
e) Network Layer
Berfungsi untuk mendefinisikan alamat-alamat IP, membuat
header untuk paket-paket, dan kemudian melakukan routing
melalui internetworking dengan menggunakan router dan Switch
Layer-3.
f) Data Link Layer
Befungsi untuk menentukan bagaimana bit-bit data
dikelompokkan menjadi format yang disebut sebagai frame.
Selain itu, pada level ini terjadi koreksi kesalahan, flow control,
pengalamatan perangkat keras (seperti halnya Media Access
Control Address (MAC Address)), dan menetukan bagaimana
perangkat-perangkat jaringan seperti hub, bridge, repeater, dan
switch layer 2 beroperasi. Spesifikasi IEEE 802, membagi level
ini menjadi dua level anak, yaitu lapisan Logical Link Control
(LLC) dan lapisan Media Access Control (MAC).
g) Physical Layer
Berfungsi untuk mendefinisikan media transmisi jaringan, metode
pensinyalan, sinkronisasi bit, arsitektur jaringan (seperti halnya
Ethernet atau Token Ring), topologi jaringan dan pengabelan.
Selain itu, level ini juga mendefinisikan bagaimana Network
Interface Card (NIC) dapat berinteraksi dengan media kabel atau
radio.
2.6 PPP (Point to Point Protokol)
a. Pengertian
Network - Point-to-Point Protocol (sering disingkat menjadi
PPP) adalah sebuah protokol enkapsulasi paket jaringan yang banyak
digunakan pada wide area network (WAN). Protokol ini merupakan
standar industri yang berjalan pada lapisan data-link (layer 2) dan
dikembangkan pada awal tahun 1990-an sebagai respons terhadap
masalah-masalah yang terjadi pada protokol Serial Line Internet
Protocol (SLIP), yang hanya mendukung pengalamatan IP statis
kepada para kliennya. Dibandingkan dengan pendahulunya (SLIP),
PPP jauh lebih baik, mengingat kerja protokol ini lebih cepat,
menawarkan koreksi kesalahan, dan negosiasi sesi secara dinamis
tanpa adanya intervensi dari pengguna. Selain itu, protokol ini juga
mendukung banyak protokol-protokol jaringan secara simultan.
Point to Point

b. PPP Komponen dan Fitur


PPP menyediakan metode untuk transmisi datagram lebih link
point-to-point serial. PPP terdiri dari tiga komponen utama:
 Sebuah metode untuk encapsulating datagrams atas link serial.
 PPP menggunakan Tingkat Tinggi Data Link Control
(HDLC) protokol sebagai dasar untuk encapsulating datagrams
lebih link point-to-point.
 Sebuah LCP extensible untuk membangun, mengkonfigurasi, dan
menguji koneksi data link.
 Sebuah keluarga NCPs untuk menetapkan dan mengkonfigurasi
protokol jaringan lapisan yang berbeda.
 PPP protocol beroperasi melalui koneksi interface piranti Data
Communication Equipment (DCE) dan piranti Data Terminal
Equipment (DTE).
 PPP protocol dapat beroperasi pada kedua modus
synchronous (dial-up) ataupun asynchronous dan ISDN.
 Tidak ada batas transmission rate
 Keseimbangan load melalui multi-link
 LCP dipertukarkan saat link dibangun untuk mengetest
jalur dan setuju karenanya
 PPP protocol mendukung berbagai macam protocol layer
diatasnya seperti IP; IPX; AppleTalk dan sebagainya.
 PPP protocol mendukung authentication kedua jenis clear
text PAP (Password Authentication Protocol) dan
enkripsi CHAP (Chalange Handshake Authentication Protocol)
 NCP meng-encapsulate protocol layer Network dan
mengandung suatu field yang mengindikasikan protocol layer
atas PPP mengandung Header yang mengindikasikan
pemakaian protocol layer Network.PPP protocol Link Control
Protocol (LCP) merupakan satu set layanan yang melaksanakan
setup link dan memiliki Fase sebagai berikut :
 Link Entablisment and Negotiation, mencoba untuk
membentuk link dengan router lawan (pembentukan
link) request link dan router tetangga mengirim
acnowlegment dengan isi [setuju atau tidak]. Pada fase
ini akan menawarkan opsi :
 Authentication, mengirim dalam persetujuan PAP
atau CHAP
 Compression, setiap mengirim dalam bentuk di
kompres atau tidak
 Multilink, dalam satu interface dalpat membuat
beberapa virtual link
 Determination Link Qualitiy, menentukan kualitas linknya
(optional)
 NCP (Network Control Protocol) berfungsi mengontrol
establisment
c. PPP protocol dapat berjalan pada bermacam-macam
standard physical synchronous dan asynckronous termasuk :
 Serial Asynchronous seperti dial-up
 ISDN
 Serial synchronous
 HIgh Speed Serial Interface (HSSI)

d. Konfigurasi PPP protocol

Default protocol point-to-point untuk router Cisco adalah


HDLC (High-Level Data Link Control) yang mana umum dipakai
pada leased line seperti T1; T3 dll, akan tetapi HDLC tidak support
authentication. KDLC adalah patennya Cisco jadi bukan standard
industri, jadi hanya bisa dipakai sesama Cisco saja. Berikut ini
adalah implementasi PPP protocol :

Router# configure terminal


Router(config)# interface serial 0
Router(config-if) # encapsulation ppp
Router(config-if) # exit
PPP protocol diinisialisasi dan di enable pada interface serial 0.
Langkah selanjutnya adalah men-set jenis authentication yang
dipakai

Router(config) # int s0
Router(config-if) # ppp authentication pap
Or you can use the CHAP authentication method.
Router(config-if) # ppp authentication chap
Router # show int s0
CHAP direkomendasikan sebagai metoda authentication PPP
protocol, yang memberikan suatu authentication terenkripsi dua arah
yang mana lebih secure daripada PAP. Jika jalur sudah tersambung,
kedua server di masing-masing ujung saling mengirim pesan
‘Challenge’. Segera setelah pesan ‘Challenge’ terkirim, sisi remote
yang diujung akan merespon dengan fungsi ‘hash’ satu arah
menggunakan Message Digest 5 (MD5) dengan memanfaatkan user
dan password mesin local. Kedua sisi ujung router harus mempunyai
konfigurasi yang sama dalam hal PPP protocol ini termasuk metoda
authentication yang dipakai.

Router(config)# username router password cisco


Router(config)# interface serial 0
Router(config-if)# encapsulation ppp
Router(config-if)# ppp chap hostname router
Router(config-if)# ppp authentication chap

PPP protocol - CHAP authenticating :


 Konfigurasi kedua router dengan username dan password
 Username yang dipakai adalah hostname dari router remote
 Password yang dikonfigurasikan harus sama

e. Kelebihan dan kekurangan


 Kelebihan :
 Mudah menghubungkan antar komputer.
 Membutuhkan kabel yang pendek.
 Kekurangan:
 Seluruh jaringan akan mati bila kabel utamaterputus.
 Sulit mencari dan memperbaiki kerusakan apabilaterjadi
kerusakan pada jaringan.
 Tidak mungkin dimplementasikan pada jaringan dengan
banyak computer
 Tiga Sesi Pembangunan PPP (Point to Point Protocol)
 Membangun sesi PPP
 Membangun sesi PPP
 Frame LCP digunakan untuk memastikan kerja setiap LCP
fase.
f. Tiga kelas dari LCP frame yang digunakan untuk PPP adalah:
1. Frame Pembangunan Jalur : Digunakan untuk membangun dan
mengkonfigurasi
2. Jalur Frame Terminasi Jalur : Digunakan untuk mengakhiri jalur.
3. Frame Pemeliharaan Jalur : Digunakan untuk mengatur dan
melakukan debug terhadap jalur
g. Tiga sesi pembangunan PPP
1) Fase Pembangunan Jalur
Pada fase ini perangkat PPP mengirim LCP frame untuk
mengkonfigurasi dan mengetes jalur data. Frame LCP berisi
configuration option field yang memungkinkan perangkat untuk
menegosiasikan pilihan yang digunakan seperti maksimum
transmission unit (MTU), kompresi dari beberapa field PPP dan
protokol otentikasi field. Jika sebuah pilihan konfigurasi tidak
termasuk dalam paket LCP, nilai default untuk konfigurasi
tersebut yang digunakan. Sebelum beberapa paket network layer
dapat dikirimkan, LCP pertama-tama harus membuka koneksi dan
menegosiasikan parameter konfigurasi. Fase ini selesai ketika
sebuah frame configuration acknowledgment telah dikirim dan
diterima.
2) Fase Authentication (boleh ada boleh tidak)
Setelah jalur dibangun dan protokol otentikasi diputuskan,
maka melakukan proses otentikasi. Otentikasi jika digunakan
mengambil tempat sebelum memasuki fase protokol network
layer. Sebagai bagian dari fase ini, LCP juga memperbolehkan
sebuah pilihan untuk memastikan kualitas jalur. Link ini di tes
untuk memastikan kualitas jalur apakah cukup baik untuk
membawa data protokol network layer.
3) Fase Protokol Network Layer
Pada fase ini perangkat PPP mengirim paket NCP untuk
memilih dan mengkonfigurasi satu atau lebih protokol network
layer seperti IP. Setiap protokol network layer yang telah
dikonfigurasi, satu paket dari setiap network layer dapat
dikirimkan melalui jalur. Jika LCP menutup jalur, hal tersebut di
informasikan ke protokol network layer sehingga mampu
melakukan aksi yang sesuai. Perintah Show Interface
menunjukkan kondisi LCP dan NCP dalam konfigurasi PPP.
Jalur PPP meninggalkan konfigurasi untuk komunikasi jalur
sampai frame LCP atau NCP menutup jalur atau sampai timer
inactivity habis untuk mengintervensi pengguna.
Pilihan otentikasi membutuhkan sisi pemanggil dari jalur
memasuki informasi otentikasi. Hal ini membantu untuk
memastikan pengguna memiliki ijin dari network administrator
untuk membuat pemanggilan.
Ketika mengkonfigurasi otentikasi PPP, network
administrator dapat memilih Password Authentication Protocol
(PAP) atau Challenger Handshake Authentication Protocol
(CHAP). Umumnya CHAP lebih sering digunakan.
PAP menyediakan metode sederhana untuk meremote node
untuk mengidentifikasi pembangunan, menggunakan two way
handshake. Setelah jalur PPP dibangun, username/password
secara terus menerus dikirim dari node tujuan melalui jalur
sampai otentikasi telah disetujui atau koneksi diakhiri.
PAP bukan merupakan protokol yang kuat. Password dikirim
melalui jalur dengan bentuk clear text dan tidak ada proteksi.
Remote node yang akan mengontrol frekuensi dan waktu dari
masuknya login.
CHAP digunakan pada startup jalur dan secara periodik di
verifikasi untuk mengidentifikasi remote menggunakan three-
away handshake. CHAP menampilkan pembangunan jalur dan
diulang selama jalur dibangun.
Setelah fase pembangunan jalur PPP selesai, router local
mengirim sebuah pesan "challenge" ke remote node. Remote node
merespon dengan nilai yang dikalkulasi menggunakan fungsi one-
way hash, dimana umumnya Message Diggest 5
(MD5). Responsenya berdasarkan password dan pesan challenge.
Lokal router akan mengecek respon dengan kalkulasi miliknya
sendiri dengan nilai hash yang diharapkan. Jika nilai sesuai,
otentikasi disetujui, sebaliknya koneksinya akan segera diakhiri.
CHAP menyediakan proteksi melawan serangan playback
melalui penggunaan berbagai nilai challenge yang unik dan tidak
dapat diprediksi. Jika challenge unik dan acak, maka nilai hasil
hash juga akan unik dan acak. Penggunaan challenge yang
diulang-ulang akan meningkatkan waktu untuk sebuah serangan.
Router local atau server otentikasi pihak ketiga yang akan
mengontrol frekuensi dan waktu challenge.
2.6 SNA (System Network Architektur)
SNA adalah sebuah protokol yang dikembangkan pada tahun 1970
oleh perusahaan IBM bersamaan dengan munculnya model referensi
OSI. Dengan menggunakan SNA, sebuah mainframe dapat
menjalankan ACF/VTAM (Advanced Communications Facility /
Virtual Telecommunication Method) pada sebuah jaringan SNA.
ACF/VTAM adalah sebuah program yang mengatur komunikasi
diantara terminal-terminal dan program-program aplikasi VTAM pada
host. ACF/VTAM berjalan di bawah kendali sebuah sistem operasi
virtual, dan bertugas mengelola komunikasi jaringan yang terpasang
padanya. ACF/VTAM bertanggung jawab untuk membentuk seluruh
session dan untuk melakukan pengaktifan dan peng-nonaktifan
resources, namun resources harus didefinisikan terlebih dahulu,
sehingga dengan demikian akan mengurangi kebutuhan broadcast
traffic dan meminimalisasi header overhead. IBM SNA Physical
Entities. Traditional SNA physical entities terdiri dari 4 bentuk yaitu:
a. Host
b. Communication controller
c. Establishment controller
d. Terminal
Host dalam SNA berfungsi melakukan kontrol atas seluruh atau
sebagian jaringan dan secara khusus menyediakan komputasi, eksekusi
program, akses data base, layanan directory, dan manajemen jaringan.
(Contoh piranti Host dalam sebuah lingkungan SNA tradisional adalah
Mainframe S/370).
Communication Controller berfungsi melakukan kontrol
jaringan fisik dan kontrol jalur komunikasi. Secara khusus,
communication controller yang disebut juga Front-End-Processor
(FEP) bergantung pada rute data melalui sebuah jaringan SNA
Tradisional. (contoh piranti Communication Controller adalah 3745)
Establishment Controller umumnya disebut Cluster Controler.
Piranti ini berfungsi melakukan kontrol operasi input dan output tiap
piranti yang terpasang, seperti terminal (contoh piranti Cluster
Controller adalah 3174).
Terminal (disebut juga workstation) berfungsi menyediakan
interface bagi user ke jaringan (contoh piranti Terminal adalah 3270).
Gambar 2.11 mengilustrasikan tiap entitiy fisik dalam konteks diagram
jaringan SNA secara umum.
2.7 SNMP (Nirkabel)
a. Pengertian SNMP
Simple Network Management Protocol (SNMP) adalah
protokol lapisan aplikasi yang digunakan untuk manajemen
perangkat jaringan. Protokol ini dapat mengumpulkan dan
memanipulasi informasi jaringan yang berharga dari switch,
router, server, printer, dan perangkat lain yang terhubung ke
jaringan. Jaringan yang dikelola SNMP terdiri dari dua
komponen:
1. Network management station (NMS) - perangkat lunak yang
berjalan pada komputer administratif. Perangkat lunak ini
mengumpulkan data SNMP dengan meminta perangkat di
jaringan untuk mengungkapkan informasi tertentu. Perangkat
juga dapat menginformasikan NMS tentang masalah yang
mereka alami dengan mengirimkan peringatan SNMP (disebut
jebakan).
2. Agent - perangkat lunak yang berjalan pada perangkat yang
dikelola dan melaporkan informasi melalui SNMP ke NMS.
b. Cara Kerja SNMP

Router R1 dikonfigurasi untuk mengirim perangkap SNMP


ke NMS Station. Jika masalah terjadi, router akan mengirim
perangkap SNMP ke Host A. Sebagai contoh, jika ada pelanggaran
keamanan port pada R1, router akan mengirim perangkap SNMP,
memberitahukan bahwa ada potensi pelanggaran keamanan di
jaringan.

2.9 SLIP (Serial Line IP)


a. Pengertian Serial Line IP (SLIP)
Serial Line IP ( SLIP ) digunakan untuk point-to-point
koneksi serial yang menjaLANkan TCP/IP. SLIP biasanya
digunakan pada mata rantai serial, dan pada umumnya digunakan
dengan kecepatan jalur antar 1200bps dan 19.2Kbps. SLIP sangat
bermanfaat untuk perpaduan antara host dan router untuk
berkomunikasi dengan satu sama lain ( host-host, host-router dan
router-router adalah konfigurasi jaringan pada SLIP).
SLIP merupakan suatu paket yang membingkai protokol: SLIP
menggambarkan suatu urutan karakter yang membingkai IP paket
pada serial line. SLIP tidak menghasilkan alamat,
pengidentifikasian type paket, pendeteksian kesalahan /koreksi atau
mekanisme tekanan.
SLIP protokol menggambarkan dua karakter khusus: END
dan ESC. END adalah octal 300 ( sistim desimal 192) dan ESC
adalah octal 333 ( sistim desimal 219). Untuk mengirimkan suatu
paket, suatu SLIP host sederhana memulai mengirimkan data di
(dalam) paket itu. Jika suatu data byte adalah kode yang sama
ketika mengakhiri karakter, suatu dua byte urutan ESC dan octal
334 ( sistim desimal 220) dikirim sebagai gantinya. Itu sama
halnya suatu ESC karakter, dua byte urutan ESC dan octal 335 (
sistim desimal 221) dikirim sebagai gantinya. Manakala byte
terakhir di (dalam) paket telah dikirim, suatu karakter AKHIR
kemudian adalah memancarkan..
Sebab tidak ada ' standard' spesifikasi SLIP, tidak ada ukuran
paket yang maksimum digambarkan secara riil untuk SLIP. SLIP
mungkin terbaik untuk menerima ukuran paket yang maksimum
yang digunakan oleh Berkeley UNIX SLIP driver: 1006 bytes
mencakup IP dan pengangkutan awal protocol ( belum termasuk
penyusunan karakter).
Hari ini, SLIP sebagian besar digantikan oleh point- to-
Point Protokol ( PPP), yang mana adalah lebih kaya corak dan
fleksibel. SLIP : Protokol Yang terkait:
1. IP
2. TCP
3. PPP
4. Van Jacobson

2.10 Teknologi Jaringan


2.10.1 Apple Local talk
2.10.2 Token Ring

2.10.3 Ethernet
2.10.4 ARCnet

2.10.5 FDDI
a. Pengertian FDDI
FDDI adalah interface jaringan menggunakan kabel serat
optic dengan kapasitas sampai 100Mbps, FDDI kebanyakan
digunakan sebagai teknologi backbone kecepatan tinggi oleh
karena dukungannya untuk penyediaan bandwidth yang lebih
besar daripada kabel tembaga biasa. Berbasis token passing
(seperti pada token ring) dengan menggunakan arsitektur dual
cincin LAN. Traffic FDDI pada dual cincin tersebut bergerak
saling berlawanan arah (sering disebut juga counter rotating
ring). Cincin tersebut terdiri dari cincin primer dan sekunder.
Selama beroperasi, cincin primer digunakan untuk transmisi
data dan cincin sekunder berada dalam keadaan ‘idle’ atau
tidak bekerja. Jika cincin primer mengalami masalah, maka
cincin sekunder dipergunakan untuk menggantikan cincin
primer. Fungsi utama dari penggunaan dua ring ini adalah
untuk mendapatkan reliabilitas yang lebih tinggi bila terjadi
diskoneksi pada cincin primer.
Gambar dasar Dual Ring pada FDDI:

b. FDDI didefinisikan dalam 4 spesifikasi:


5. Media Access Control (MAC) – Spesifikasi MAC
mendefinisikan bagaimana suatu media transmisi
diakses, termasuk definisi format frame, penanganan
token, pengalamatan, algoritma perhitungan cyclic
redundancy check (CRC), dan mekanisme error
recovery.
6. Physical Layer Protocol (PHY) – Spefisikasi PHY
mendefinisikan prosedur enkoding/dekoding data,
kebutuhan clock, framing dan fungsi lainnya.
7. Physical Medium Dependent (PMD) — PMD
mendefinisikan karakteristik media tarnsmisi, termasuk
sambungan serat kaca, level listrik, bit error rates,
komponen optik, dan konektor yang dibutuhkan.
8. Station Management (SMT) — Spesifikasi SMT
mendefinisikan konfigurasi stasiun FDDI, konfigurasi
ring, dan kontrol terhadap ring, termasuk penambahan
dan pengurangan stasiun baru, inisialisasi, perlindungan
terhadap kegagaan dan recovery, penjadwalan, dan
koleksi data statistik tentang jaringan FDDI.
c. Spesifikasi FDDI dan model OSI
FDDI mendefinisikan spesfikasi fisik dan media-access dari
model Open System Interconnection (OSI). FDDI serupa
dengan IEEE 802.3 Ethernet dan IEEE 802.5 Token Ring dalam
relasinya dengan model OSI.
Gambar berikut menunjukkan spesfikasi FDDI dan
hubungannya dengan model OSI:

Gambar FDDI Frame Format:

2.10.5 CDDI
Teknologi CDDI, yang menerpakan teknologi FDDI pada
kabel tembaga . Implementasi TP-PMD (Twisted-Pair
Physical Medium Dependent) menggunakan kabel STP dan
UTP-5 Alat yang mendukung implementasi TP-PMD: Micro
Linear dan Pulse Engineering (Am79865 PDT dan
Am79866A PDR ).

a. Defenisi & Standarisasi


Copper Distributed Data Interface (CDDI) adalah
implementasi protokol FDDI yang lebih murah, yang
disediakn untuk instalasi kabel twisted-pair copper.Seperti
FDDI, CDDI menyediakan rata-rata transfer data 100 Mbps
dan menggunakan arsitektur dual ring untuk menyediakan
sifat redudansinya.CDDI mendukung jarak sampai dengan
100 meters dari desktop ke concentrator.CDDI didefinisikan
oleh komite ANSI X3T9.5. Standarisasi CDDI dijuluki
dengan nama resmi standard Twisted-Pair Physical Medium
Dependent (TP-PMD). Nama ini juga ditunjuk sebagai TP-
DDI (Twisted Pair Distributed Data Interface).CDDI sendiri
konsisten dengan lapisan physical dan media access control
yang didefinisikan oleh standard ANSI.
b. Tipe CDDIAda dua jenis kabel yang dapat digunakan untuk
jaringan CDDI:
Shielded twisted pair (STP) .Pengkabelan STP memiliki
impedansi 150-ohm dan mengikuti standard EIA/TIA 568
(IBM Type 1).Unshielded twisted pair (UTP)UTP adalah
pengkabelan untuk data (Category 5) berisi 4 pasang
unshielded yang saling dililitkan dan dibungkus dengan jaket
plastik dan mengikuti spesifikasi EIA/TIA 568B.
 INTERFACE TP-PMDTP-PMD memperkenalkan tiga
perubahan fungsi utama dalam proses perjalanan sinyal:
1. Data Scrambling Fungsi:
Menghindari puncak tegangan pada spektrum
sinyalMenjaga rata-rata outputMengurangi
EMIMenggunakan Stream-Cipher Scrambling yang
terdapat pada AM79C864A PLC-S
2. MLT-3 Encoding Merupakan perluasan dari NRZI
Keistimewaan :
Memiliki 3 level tegangan- transisi selalu berada
pada level teganagn yang berdekatanPerubahan NRZI
ke MLT-3 membutuhkan spectral energi dibawah
30MHz dan dapat mengurangi spectral energi antara 40
MHz sampai 70 MHz.
Bentuk sinyal NRZI dan MLT-3.
Spektrum MLT-3
a. Persamaan Adaptip
Mengganti kerugian dari atenuasi kabel dan distorsi
phasa pada setiap panjang kabel yang berbeda (STP dan
UTP).100m STP dilemahkan 12dB pada 62,5 MHz100m
UTP-5 dilemahkan 18dB pada 62,5 MHzMengoptimasikan
respon frekuensi untuk setiap bagian kabel.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perangkat hardware adalah suatu perangkat yang secara fisik dapat
dilihat dan diraba, yang membentuk suatu kesatuan, sehingga dapat
membangun sebuah jaringan computer.
3.2 Saran
Merancang sebuah jaringan computer atau melakukan pekerjaan
tentang jaringan hedaknyaterlebih dahulu kita mempelajari tentang cara
bagaimana membuat jaringan dan memahami jenis kabel apa yang akan
digunakan dan ada komponen-komponen apa saja yang akan di gunakan
dalam membentuk suatu jaringan.
Dan dalam penulisan makalah kami ini kami, masih banyak kesalah
dan kekurang, baik kerkurang dalam materi atau referensi, dan masih
banyak kesalah dalam pengetikan maka dari itu kami meminta kepada
pembaca makalah ini agar kiranya dapat memberikan saran dan kritikanya
yang bersifat membagun, agar dalam pembuuat makalah kami yang
berikutnya dapat menjadi lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.temukanpengertian.com/2013/06/pengertian-tcpip.html
Bagus. 2012. Protokol Jaringan, NetBIOS, Apple Talk, IPX/SPX, TCP/IP. Diakses
pada 23 November 2019. Sumber:
https://bagusgates.blogspot.com/2012/08/protokol-jaringan-netbios-apple-
talk.html
Febri, Rio. 2012. KELEMAHAN DAN KELEBIHAN TOPOLOGI JARINGAN &
PENGERTIAN UDP, APPLE TALK and IPX/SPX. Diakses pada 23 November
2019. Sumber: http://riofebri19.blogspot.com/2012/09/kelemahan-dan-kelebihan-
topologi.html
Unknown. 2011. Lapisan pada DECnet. Diakses pada 23 November 2019.
Sumber: https://eoria-ansul.blogspot.com/2011/03/lapisan-pada-decnet.html
https://yurisagung.wordpress.com/2011/10/04/fddi-fiber-distributed-data-
interface/

Anda mungkin juga menyukai