P4K (Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Infeksi) dan Suami Siaga
Disusun Oleh :
2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
P4K (Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Infeksi) dan Suami siaga
Sub Pokok Bahasan : P4K (Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Infeksi) dan
Suami Siaga
Waktu : 20 menit
A. LATAR BELAKANG
P4K (Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Infeksi)
Penyebab kematian ibu terbesar secara berurutan disebabkan terjadinya perdarahan,
infeksi, eklamsia, persalinan lama dan keguguran. Kematian bayi sebagian besar
disebabkan karena Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), kesulitan bernafas saat lahir dan
infeksi. Upaya penurunan kematian ibu dan bayi dapat dilakukan dengan peningkatan
cakupan dan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak. Salah satu upaya yang dilakukan
adalah mendekatkan jangkauan pelayanan kesehatan kepada masyarakat melalui Program
Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Infeksi (P4K).
P4K dengan Stiker adalah merupakan suatu kegiatan yang di fasilitasi oleh Bidan di
desa dalam rangka peran aktif suami, keluarga dan masyarakat dalam merencanakan
persalinan yang aman dan persiapan menghadapi komplikasi bagi ibu hamil, termasuk
perencanaan penggunaan KB pasca persalinan dengan menggunakan stiker sebagai media
notifikasi sasaran dalam rangka meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan kesehatan
bagi ibu dan bayi baru lahir.
Suami Siaga
Suami siaga merupakan suami yang siap menjaga istrinya yang sedang hamil,
menyediakan tabungan bersalin, serta memberikan kewenangan untuk menggunakannya
apabila terjadi masalah kehamilan. Suami siaga mempunyai jaringan dengan tetangga
potensial yang mampu mengatasi masalah kegawatdaruratan kebidanan.
Suami siaga juga harus memiliki pengetahuan tentang tanda bahaya kehamilan,
persalinana, nifas, dan mengutamakan keselamatan istri. Sehingga diperlukan trobosan-
trobosan baru dalam upaya meningkatkan partisipasi suami, namun dengan tetap
memperhatikan factor-faktor spesifik yang mempengaruhinya, sehingga dapat
menilbulkan kesadaran dan kemauan dari suami untuk lebih memberdayakan diri dalam
berbagi tanggung jawab dengan istrinya.
B. TUJUAN
Tujuan Intruksional Umum (TIU)
P4K (Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Infeksi)
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan ibu hamil mengetahui tentang
P4K
Suami Siaga
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan bapak-bapak dapat memahami
dan menerapkan apa itu suami siaga pada istri mereka yang sedang hamil
Tujuan Intruksional Khusus (TIK)
Setelah mendapatkan penyuluhan mengenai P4K dan Suami Siaga, diharapkan
mampu :
1. Pengertian suami siaga
2. Bagaimana kriteria dari suami siaga
3. Kegawatdaruratan kebidanan
4. Memberikan informasi tentang definisi P4K
5. Memberikan informasi tentang tujuan P4K
6. Memberikan informasi tentang manfaat P4K
7. Memberikan informasi tentang komponen P4K
8. Memberikan informasi tentang operasional P4K
C. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
D. Media dan alat
Buku KIA
Lefleat
E. Materi Penyuluhan (Terlampir)
1. Defenisi P4K dan suami siaga
2. Tujuan P4K dan suami siaga
3. Manfaat P4K dan suami siaga
4. Unsur-unsur P4K
5. Peran keluarga dan masyarakat
6. Komponen P4K
7. Operasional P4K
8. Peran dan keterlibatan suami dalam kehamilan
9. Dukungan suami dalam kehamilan
Kegiatan Penyuluhan
Memberikan
3. Penutup 15 kesempatan bertanya Bertanya Kata-kata/
menit Melakukan evaluasi Sasaran dapat kalimat
Dengan memberikan menjawab tentang
pertanyaan pertanyaan yang
Menyampaikan diajukan
kesimpulan materi Mendengarkan
Membagikan leaflet Merespon
dan reinforcement Menjawab salam
Mengakhiri
pertemuan dan
menjawab salam
MATERI
4. Memenuhi kebutuhan gizi bagi istrinya agar tidak terjadi anamia gizi dan
memperoleh istirahat yang cukup.
7. Melakukan rujukan ke fasilitas kesehatan yang lebih lengkap sedini mungkin bila
terjadi hal-hal yang menyangkut kesehatan kehamilan dan kesehatan janin misal
perdarahan dan lain-lain.
Suami memainkan banyak peran kunci selama kehamilan dan persalinan istri
serta setelah bayi lahir. Keputusan dan tindakan mereka berpengaruh terhadap
kesakitan dan kesehatan, kehidupan dan kematian ibu dan bayinya.
Agar istri bisa menjalani kehamilan yang sehat dan nyaman,dukungan suami mutlak
diperlukan. Saat hamil, istri akan mengalami perubahan, Secara fisik ia akan menjadi
lebih gemuk. Fisiologisnya juga mengalami berbagai perubahan yang mempengaruhi
pola perilaku dan emosinya. Karena itu,selama istri hamil, suami harus selau siaga
yaitu siaga untuk bersabar, memahami, memperhatikan, membantu dan melayani istri.
Bersabar, mengapa ? Mungkin sebagai suami anda sering mendengar cerita tentang
wanita yang hamil muda. Sebagian dari mereka sering mengalami morning sicknes
yaitu mual2 dan muntah2 di pagi hari. Tak jarang pada sore haripun wanita juga
mengalami hal yang demikian. Bahkan ada yang lebih parah lagi mual dan muntah
hampir sepanjang hari.
1. Pahamilah Perubahannya
Kasih sayang suami yang besar, dengan niat untuk memahami dan melayani istri
sebagai, bentuk tanggung jawab terhadap perjanjian bersama kepada Allah SWT
(mistaqan ghalizha) akan banyak membantu suami menyesuaikan diri terhadap
kehamilan istri. Suami juga juga perlu mempersiapkan diri untuk menghadapi perubahan
selera istri. Anda harus menyesuaikan selera istri dengan menghargai masakannya dan
tidak mencela.
2. Berilah Perhatian
Istri membutuhkan perhatian dari suami sebagai orang yang dicintainya. Ia juga butuh
perasan dicintai oleh orang yang dicintainya,lebih-lebih ketika ia mengalami berbagai
perubahan saat pertama kali ia hamil. Seorang suami perlu memberikan perhatian pada
istrinya dengan tulus. Perhatian dan kasih saying selain memenuhi kebutuhan fisik dan
psikis yang primer juga bisa diwujudkan dengan tindakan-tindakan kecil. Misalnya
mengucapkan salam atau memberi kecupan. Perhatian suami yang tulus bisa
menentramkan istri saat keinginannya mencari buah yang sedang tidak musim tidak
terpenuhi. Melalui perhatian yang tulus,bersih, dan sungguh2 suami lebih mudah
menyampaikan pengertian,ketika istri sedang ngidam.
Berikan dorongan pada istri. Itu akan banyak memberi arti bagi istri dalam beradaptasi
dengan kehamilannya. Suami juga harus bisa menjadi teman bicara dan pendengar yang
baik, karena disaat hamil seperti itu istri butuh teman bicara yang mau mendengar
tentang ungkapan perasaana, tentang dirinya,bayinya dan masa depan bersama. Sikap
yang perlu anda tumbuhkan adalah empati terhadap kehamilan istri anda. Berusahalah
untuk memahami apa yang dirasakan istri anda sebagaimana ia merasakannya. Istri
mengharapkan agar anda mengerti bahwa hamil itu berat. Bahwa kecemasan
menghinggapi dirinya dan tak mudah menghilangkannya dengan kata sabar. Genggamlah
tanggannya saat ia berbicara dan dengarlah secara penuh apa saja keluhannya.
Hamil memberi beban berat pada istri. Perutnya membesar sehingga keseimbangan
badan berubah dan sulit mencari posisi tidur yang nyaman. Ditambah lagi beban kerja
ginjal yang meningkat, frekuensi kencing bertambah,mual-mual,sampai tegangan yang
tidak mengenakkan pada farji dan perut. Semua beban itu dialami sendiri oleh istri.
Padahal, bayi yang ada dalam kandungannya adalah anak anda berdua. Karena itu sudah
sepatutnya sebagai suami anda berusaha meringankan beban istri. Meringankan beban
istri, bisa dengan melakukan pekerjaan sehari-hari yang sederhana, mencuci pakaian atau
menyapu halaman, misalnya, istri seringkali tidak menuntut suaminya untuk mengambil
alih semua pekerjaan rumah tangga. Ia lebih membutuhkan ketulusan dan kesungguhan
anda dalam membantu meringankan bebannya. Selain itu anda juga bisa melayani istri
misalnya dengan memijatnya saat ia sedang mual-mual atau menyediakan dan
menemaninya makan siang ia sedang kehilangan selera makan. Yang terakhir,
berterimakasihlah pada istri anda. Selama Sembilan bulan sepuluh hari hampir dapat
dipastikan istri tetap berusaha melakukan berbagai pekerjaan rumah tangga, meskipun ia
cukup terbebani dengan kehamilannya.
Dengan semangat pengapdian, pengorbanan, kasih sayang dan cintanya, istri tidak
menuntut apapun, kecuali perhatian dan kasih sayang anda. Karena itulah, sudah
sepantasnya bila anda berterima kasih kepadanya,meski ia tidak memintanya. Anda bisa
mengungkapkan terima kasih itu dalam berbagai bentuk, tetapi ungkapan dengan kata-
kata jangan diabaikan. Istri akan merasakan kebahagian yang menyentuh bila anda bisa
mengucapkan terima kasih dengan betul-betul tulus dan spontan.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/document/346048307/Satuan-Acara-Penyuluhan-p4k
https://hellosehat.com/kehamilan/kandungan/kriteria-suami-siaga-siap-antar-jaga/
https://id.theasianparent.com/membantu-istri-hamil
https://zulfiprint19.blogspot.com/2017/01/sap-persiapan-persalinan.html