Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Perang dunia II merupakan perang terbesar dalam sejarah umat manusia. Melibatkan banyak
negara dan membawa korban yang tidak sedikit. Persaingan hidup dan mati setiap negara
yang terlibat mengharuskan memanfaatkan semua sumber daya untuk memenangkan perang.
Terbukti bahwa teknologi sudah maju yang dapat mengakhiri perang dunia II yaitu dengan
dibuatnya bom atom (nuklir) yang dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki Jepang oleh
Amerika Serikat. Dari sini terlihat bahwa perang dunia II membawa dampak positif terhadap
revolusi pemikiran dan penemuan teknologi.

Setelah Perang Dunia II, ekonomi Amerika berangsur-angsur membaik. Industri mobil,
perumahan, dan peningkatan anggaran pertahanan memainkan peran dalam hal ini. Hal ini
dikarenakan pada saat amerika terjadi depresi besar banyaknya pengangguran. Tindakan
pertama yang dilakukan Franklin D. Roosevelt sebagai presiden amerika pada tahun 1933
dalam menanggulangi pengangguran hadir dalam bentuk Gerakan Penyelamatan Warga
(Civilian Conservation Corps—CCC), program yang memberi keringanan pada remaja pria
berusia 18 hingga 25 tahun. Pendaftar CCC bekerja di tempat penampungan yang dikelola
tentara. Sekitar dua juta orang berpartisipasi sepanjang dekade itu. Mereka berpartisipasi
dalam beragam proyek penyelamatan: menanam pohon untuk menanggulangi tanah longsor
dan melestarikan penghijauan; membersihkan polusi aliran sungai; membangun kawasan
perlindungan ikan, hewan liar, dan burung; dan menghemat cadangan batu bara, minyak
bumi, gas, batuan serpih, garam, dan helium. Serta perubahan-perubahan politik presiden
dalam negeri yang mengubah keadaan di bidang ekonomi, sosial politik dan pertahanan
keamanan dalam negera amerika itu sendiri akan dibahas dalam makalah ini.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada pasca perang
dunia II?
2. Apa yang menyebabkan terjadinya kemakmuran yang berlimpah di amerika?
3. Apa saja kebijakan-kebijakan yang diterapkan oleh presiden-presiden amerika
serikat?

C. TUJUAN PENULISAN
Makalah ini ditulis dengan tujuan:
Mengetahui bagaimana keadaan dan perkembangan dalam negeri amrika sesudah
perang dunia II.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN

Perang dunia II merupakan perang terbesar dalam sejarah umat manusia. Melibatkan banyak
negara dan membawa korban yang tidak sedikit. Persaingan hidup dan mati setiap negara
yang terlibat mengharuskan memanfaatkan semua sumber daya untuk memenangkan perang.
Terbukti bahwa teknologi sudah maju yang dapat mengakhiri perang dunia II yaitu dengan
dibuatnya bom atom (nuklir) yang dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki Jepang oleh
Amerika Serikat. Dari sini terlihat bahwa perang dunia II membawa dampak positif terhadap
revolusi pemikiran dan penemuan teknologi.

Dampak yang sangat terasa yaitu pada teknologi persenjataan untuk perang. Kalau pada
perang dunia I masih digunakan senjata manual, tetapi pada perang dunia II sudah digunakan
senjata otomatis dan semiotomatis. Penggunaan pesawat terbang dan kapal perang sebagai
senjata andalan juga menunjukan bahwa perkembangan ilmu tentang pesawat dan perkapalan
sangat cepat. Ilmu tentang roket peluncur juga mengalami pertumbuhan yang sangat cepat
pula.

Setelah perang selesai perkembangan teknologi perang dapat diaplikasikan untuk


kepentingan sipil demi kesejahteraan umat manusia. Dibuatnya pesawat yang mampu
mengangkut penumpang dalam jumlah banyak dan dapat menempuh jarak yang jauh serta
kapal-kapal modern yang dapat mengarungi lautan dengan daya jelajah tinggi dan mampu
mengangkut beban yang berat, merupakan salah satu manfaat yang dapat diperoleh setelah
perang. Alat angkutan darat dengan kemampuan besar juga diproduksi untuk mengangkut
barang dan manusia, sehingga transportasi bisa diselenggarakan dengan aman, murah dan
nyaman.

Teknologi roket yang pada awalnya sebagai alat untuk meluncurkan peluru kendali lintas
negara atau lintas benua merupakan cikal bakal proyek luar angkasa. Proyek angkasa luar
dipercepat dengan sudah ditemukannya roket, sehingga dapat meluncurkan modul ruang
angkasa (pesawat ulang alik dan satelit) sampai mencapai orbit bumi. Lebih dari itu teknologi
roket juga mengilhami dibuatnya mesin jet, sehingga dapat diciptakannya kendaraan yang
mempunyai kecepatan melebihi kecepatan suara.

Ilmu kedokteran yang digunakan untuk perang juga mengalami perkembangan sangat cepat.
Penemuan obat dan prosedur medis modern telah diterapkan dalam perang dunia II, karena
banyaknya korban yang berjatuhan dikedua belah pihak yang bertikai. Ilmu tentang kejiwaan
manusia digunakan untuk membuat seorang prajurit tidak mengenal takut dan lelah demi
bangsa dan negara. Teknik rekayasa genetika digunakan untuk membuat seorang prajurit
lebih hebat dan kuat di medan perang.

2
perkembangan teknologi pada PD II yaitu ditemukannya cara pembuatan bom atom.
Teknologi nuklir mengalami perkembangan yang sangat cepat. Fusi yang terjadi antara
uranium dan plutonium dalam suatu reaktor ternyata menimbulkan energi yang sangat luar
biasa. Setelah perang berakhir teknologi nuklir dimanfaatkan sebagai sumber energi untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat, misalnya untuk menggerakan turbin bagi PLTN,
menggerakan mesin kapal terutama kapal selam, serta bahan bakar untuk pesawat ruang
angkasa penjelajah alam semesta.

Walaupun revolusi IPTEK banyak diilhami selama terjadinya perang, tetapi penulis tetap
mengutuk terjadinya perang dengan alasan apapun karena menimbulkan kerugian yang
sangat besar.

Persaingan yang paling mencolok dalam masa Perang Dingin adalah dalam bidang militer,
khususnya dalam hal persenjataan. Kedua negara adidaya itu saling berlomba menciptakan
berbagai senjata yang mutakhir dan mematikan, misalnya bom. Bom adalah senjata ledak
yang lazim digunakan dalam perang. Terorisme juga melibatkan penggunaan bom. Bom
umumnya terdiri atas wadah logam yang diisi dengan bahan peledak atau bahan kimia. Bom
melukai dan menewaskan orang serta merusakkan gedung dan bangunan lain, kapal, pesawat
terbang, ataupun sasaran lain. Salah satu senjata yang paling menakutkan dan dapat
membantu mengakhiri Perang Dunia II adalah bom atom. Senjata yang disebut bom atom itu
dibuat pertama kali oleh Amerika Serikat pada tanggal 16 Juli 1945 di Alamo Gardo, New
Mexico. Bom atom itu kemudian dipakai untuk menghancurkan kota Hiroshima pada tanggal
8 Agustus 1945 dan kota Nagasaki pada tanggal 9 Agustus 1945. Akibat pemboman itu
Jepang menyerah dan berakhirlah Perang Dunia II.

Keberhasilan Amerika Serikat dalam menciptakan bom atom, ternyata dalam waktu yang
tidak terlalu lama dapat diikuti oleh pesaingnya Uni Soviet. Pada tahun 1949 Uni Soviet
berhasil melakukan uji coba peledakan bom atomnya. Tentu saja keberhasilan Uni Soviet itu
menimbulkan kecemasan Amerika Serikat sehingga negara tersebut berusaha mencari dan
menciptakan bom tandingannya. Oleh karena itu, amerika segera melakukan penelitian
tentang bom hidrogen.

B. KEMAKMURAN YANG BERLIMPAH

Setelah Perang Dunia II, ekonomi Amerika berangsur-angsur membaik. Industri mobil,
perumahan, dan peningkatan anggaran pertahanan memainkan peran dalam hal ini. Hal ini
dikarenakan pada saat amerika terjadi depresi besar banyaknya pengangguran. Tindakan
pertama yang dilakukan Franklin D. Roosevelt sebagai presiden amerika pada tahun 1933
dalam menanggulangi pengangguran hadir dalam bentuk Gerakan Penyelamatan Warga
(Civilian Conservation Corps—CCC), program yang memberi keringanan pada remaja pria
berusia 18 hingga 25 tahun. Pendaftar CCC bekerja di tempat penampungan yang dikelola
tentara. Sekitar dua juta orang berpartisipasi sepanjang dekade itu. Mereka berpartisipasi
dalam beragam proyek penyelamatan: menanam pohon untuk menanggulangi tanah longsor
dan melestarikan penghijauan; membersihkan polusi aliran sungai; membangun kawasan
perlindungan ikan, hewan liar, dan burung; dan menghemat cadangan batu bara, minyak

3
bumi, gas, batuan serpih, garam, dan helium. Komisi Pekerjaan Umum (Public Works
Administration— PWA) memberi pekerjaan kepada pekerja bangunan yang terampil dalam
berbagai proyek yang hampir semuanya berukuran sedang hingga besar. Yang paling dapat
dibanggakan di antara pencapaian PWA antara lain: bendungan serbaguna Bonneville dan
bendungan pembangkit listrik Grand Coulee di Pacific Northwest, sistem saluran
pembuangan air baru di Chicago, jembatan Triborough di New York, dan dua kapal induk
pengangkut pesawat tempur untuk angkatan bersenjata Amerika (Yorktown dan Enterprise).
The Tennessee Valley Authority—TVA, program bantuan kerja sekaligus penerapan
perencanaan fasilitas umum, mengembangkan areal lembah sungai Tennesse yang tandus
dengan membangun serangkaian bendungan untuk mencegah banjir sekaligus sebagai
pembangkit listrik bertenaga air. Tersedianya listrik murah di areal itu merangsang berbagai
kemajuan ekonomi. Oleh kabinet Kesepakatan Baru (atau ‘New Dealers’) fenomena ini dipuji
sebagai contoh “demokrasi akar rumput.” Bantuan Darurat Pemerintah Federal (The Federal
Emergency Relief—FERA), yang beroperasi dari 1933 sampai 1935, mendistribusikan
bantuan langsung ke ratusan ribu orang, biasanya dalam bentuk uang. Kadang kala FERA
menanggung gaji guru sekolah dan pegawai negeri lain di negara-negara bagian. Badan itu
juga membangun sejumlah proyek pekerjaan umum berskala kecil, layaknya CWA, dari akhir
1933 sampai musim semi 1934. Dikritik sebagai kabinet “pencipta pekerjaan.” mereka
mendana beragam proyek yang mencakup penggalian irigasi, perbaikan jalan raya, hingga
pendidikan. Roosevelt dan jajaran stafnya mencemaskan biayanya tapi terus mendukung
program penanggulangan pengangguran yang berlandaskan penyediaan tenaga kerja, bukan
kesejahteraan tenaga kerja.

Sektor pertanian runtuh pada musim semi 1933. Keadaan ini menjadi laboratorium kabinet
Kesepakatan Baru untuk menguji keyakinan mereka bahwa lebih banyak regulasi akan
menyelesaikan lebih banyak masalah. Pada 1933, Kongres menyetujui rancangan UU
Penyesuaian Pertanian (The Agricultural Adjustment Act—AAA) untuk memberi keringanan
ekonomi kepada petani. AAA mengusulkan untuk meningkatkan harga komoditas tani
dengan cara mensubsidi petani sebagai kompensasi karena telah mengurangi hasil produksi
mereka secara sukarela. Dana subsidi diambil dari pajak yang dikenakan pada industri yang
mengolah komoditas tersebut. Akan tetapi, sewaktu UU Penyesuaian Pertanian ini akhirnya
disahkan, musim tanam sudah berlangsung, dan UU ini membayar petani untuk membajak di
lahan panenan berlimpah itu. Pengurangan hasil produksi pertanian dan terus memberi
subsidi melalui Badan Perkreditan Komoditas (Commodity Credit Corporation) yang
membeli komoditas tersebut untuk disimpan di gudang membantu menurunkan hasil produksi
dan meningkatkan harga pertanian. Antara 1932 sampai 1935, pendapatan petani meningkat
hingga lebih dari 50 persen, tapi hanya sebagian karena program federal.

Pemerintah membantu dalam bentuk Jawatan Pelestarian Tanah (Soil Conservation Service),
yang didirikan pada 1935. Praktik cocok tanam yang merusak tanah memperparah dampak
kemarau. Jawatan ini mendidik sistem pengukuran untuk mengurangi erosi kepada para
petani. Selain itu, hampir 30.000 km pohon ditanam untuk memecah kekuatan angin.
Walaupun secara keseluruhan UU Penyesuaian Pertanian hampir berhasil, pada 1936 UU itu
dihentikan, ketika pajak terhadap para pengolah makanan dianggap tidak sesuai dengan UUD
oleh Mahkamah Agung. Kongres segera meloloskan UU bantuan petani, yang memberi
wewenang kepada pemerintah untuk membayar petani yang sengaja tidak berproduksi demi
pelestarian lahan. Pada 1938, dengan mayoritas suara mendukung program Kesepakatan Baru
di Mahkamah Agung, Kongres memberlakukan kembali UU Penyesuaian Pertanian. Pada
1940 hampir enam juta petani menerima subsidi federal. Program Kesepakatan Baru juga
menyediakan pinjaman bagi surplus panen, asuransi untuk gandum, dan sistem penyimpanan

4
terencana untuk memastikan persediaan makanan yang stabil. Stabilitas ekonomi petani telah
tercapai dengan baik, walaupun dengan biaya besar dan keteledoran luar biasa pemerintah.
Industri dan Buruh. Komisi Pemulihan Nasional (National Recovery Administration—NRA),
didirikan pada 1933 di bawah UU Pemulihan Industri Nasional (National Industrial Recovery
Act—NIRA), mencoba mengakhiri persaingan tidak sehat dengan cara menerapkan kode etik
persaingan yang sehat agar menghasilkan lapangan kerja lebih banyak sehingga daya beli
makin tinggi. Walau pada awalnya disambut, tak lama kemudian NRA dikritik karena terlalu
mengatur dan tidak berhasil memulihkan industri. Komisi ini dinyatakan tidak sesuai dengan
konstitusi pada 1935. NIRA menjamin hak melakukan tawar-menawar kolektif para buruh
melalui serikat buruh yang mewakili buruh secara pribadi, tapi NRA gagal mengatasi oposisi
pengusaha terhadap serikat independen. Setelah berakhirnya NIRA pada 1935, Kongres
menyetujui UU Hubungan Serikat Buruh Nasional (National Labor Relations Act), yang lagi-
lagi menyatakan akan memberi jaminan dan melarang pengusaha ikut campur dalam aktivitas
serikat buruh. UU ini juga melahirkan Dewan Hubungan Serikat Buruh Nasional (National
Labor Relations Board—NLRB) untuk mengawasi negosiasi kolektif, membantu pemilihan
serikat buruh, dan memastikan buruh berhak memilih organisasi yang akan mewakili
negosiasi mereka dengan para pengusaha. Kemajuan besar yang dibuat lewat
pengorganisasian serikat buruh menghadirkan kesetaraan kepentingan di antara pekerja, dan
kekuatan buruh meningkat tidak hanya di dunia industri tapi juga di dunia politik. Partai
Demokrat Roosevelt sangat diuntungkan dengan kemajuan ini.

Di tengah segenap tekanan, Presiden Roosevelt mendukung serangkaian tindakan ekonomi


dan sosial yang baru. Yang terpenting di antaranya adalah tindakan melawan kemiskinan,
membuka lebih banyak lapangan kerja dan menyediakan jaringan pengaman sosial. Lembaga
Pengembangan Tenaga Kerja (Works Progress Administration—WPA), lembaga bantuan
tertinggi dalam program Kesepakatan Baru kedua, merupakan lembaga perwakilan terbesar
yang pernah ada untuk pekerjaan umum. Lembaga ini melaksanakan proyek skala kecil di
seluruh negeri, bangunan, jalan, bandar udara dan sekolah. Aktor, pelukis, musisi, dan pe-
ngarang dipekerjakan lewat Proyek Teater Pemerintah Federal, Proyek Kesenian Pemerintah
Federal, dan Proyek Kesusatraan Pemerintah Federal. Lembaga Remaja Nasional
menyediakan pekerjaan magang kepada murid sekolah, memulai program pelatihan, dan
membantu remaja pengangguran. WPA hanya mengikutsertakan sekitar tiga juta
pengangguran pada waktu itu; ketika ditutup pada 1934, secara keseluruhan lembaga itu telah
menolong sembilan juta orang. Menurut Roosevelt, landasan program Kesepakatan Baru
adalah UU Pengamanan Sosial 1935. Pengamanan Sosial menciptakan sistem pengembalian
kesejahteraan kaum miskin, pengaturan pengangguran oleh pemerintah negara bagian yang
cocok dengan keadaan dan kontribusi negara bagian tersebut. Program ini juga memulai
sistem tunjangan pensiun secara nasional yang diambil dari “dana perwalian” hasil kontribusi
pengusaha dan pekerja. Banyak negara industri lain yang melaksanakan program sejenis,
namun sebelumnya Amerika tidak pernah memedulikan inisiatif ini. Sekarang Pengamanan
Sosial menjadi program negara bagian paling besar di bawah pemerintah Amerika. Untuk
mendukung inisiatif tersebut, Roosevelt menambah “UU Pajak Kekayaan” ke dalam UU
Hubungan Serikat Buruh Nasional, yang meningkatkan pajak terhadap orang kaya; UU
Perusahaan Induk Fasilitas Publik untuk memecah konglomerasi raksasa fasilitas listrik; dan
UU Perbankan yang jauh meningkatkan pengaruh Bank Central Amerika terhadap bank
swasta besar. Hal lain yang juga berpengaruh besar adalah Komisi Listrik Pedesaan, yang
menyalurkan listrik ke daerah pertanian di seluruh negeri.

5
C. KEBIJAKAN-KEBIJAKAN PRESIDEN AMERIKA SERIKAT

1. John F. Kennedy : new frontier


Kebijakan pemerintahan Kennedy tidak berbeda dengan kebijakan partai Demokrat biasanya,
yaitu kesejahteraan dan pemotongan pajak. Kebijakan standarnya antara lain asuransi
kesehatan bagi orang tua, bantuan bagi daerah yang terbelakang, bantuan federal pada
sekolah publik, pembangunan jalan raya, memperbarui hukum imigrasi, dan pengadaan
department of housing and urban development (HUD). Selain itu Kennedy juga memiliki
beberapa program khusus, seperti New Frontier, dan Civil Rights Act. New Frontier adalah
program Kennedy untuk menguasai frontier baru, yaitu luar angkasa, karena pada saat itu Uni
Soviet juga banyak melakukan percobaan untuk meluncurkan roket ke luar angkasa. Untuk
Civil Rights Act, sebenarnya Kennedy bisa saja agresif memperjuangkan Civil Rights Act,
tapi Kennedy hanya mendukungnya dengan banyak mengisi posisi pemerintahan federal
dengan jumlah orang kulit hitam terbanyak dibanding presiden Amerika Serikat lain sebelum
dia.
Kennedy lebih memakai kekuasaan eksekutif dan pengadilan dibanding memperkenalkan
Civil Rights Act, karena Kennedy takut membuat permusuhan dalam kongres dan kehilangan
dukungan untuk program New Frontier-nya, terutama dukungan anggota kongres yang
berasal dari Amerika Serikat bagian selatan. Penggunaan kekuasaan eksekutif dari Kennedy
terlihat dengan menurunkan National Guard untuk mengamankan registrasi James Meredith,
orang kulit hitam yang mendaftar di universitas Tuscaloosa di Alabama. Alabama terletak di
Amerika Serikat bagian selatan, dan gubernurnya, George C. Wallace menyatakan
“segregation today, segregation tomorrow, segregation forever.” Dalam pemerintahan
Kennedy, hal yang disayangkan adalah kematiannya yang cepat dan kurangnya dukungan
dari senat sehubungan dengan ketatnya hasil pemilihan sebelumnya, sehingga kedudukan
Demokrat dan Republik di senat benar-benar berimbang. Kurangnya dukungan terlihat dari
dua puluh tiga Bill diajukan ke senat pada tahun 1961, hanya lima yang disahkan menjadi
Act.

2. Lyndon Baines Johnson : great society


The Great Society adalah serangkaian program domestik di Amerika Serikat yang
diluncurkan oleh Presiden Demokrat Lyndon B. Johnson pada 1964-1965. Tujuan utamanya
adalah penghapusan kemiskinan dan ketidakadilan rasial. Presiden Johnson pertama kali
menggunakan istilah "Masyarakat Besar" selama pidato di Universitas Ohio , kemudian
meluncurkan program ini secara lebih rinci pada sebuah penampilan di University of
Michigan .
Program pengeluaran utama baru yang ditujukan untuk pendidikan, perawatan medis,
masalah perkotaan, kemiskinan pedesaan, dan transportasi diluncurkan selama periode ini.
Program dan inisiatifnya kemudian dipromosikan olehnya dan sesama Demokrat di Kongres
pada tahun 1960-an dan tahun-tahun berikutnya. The Great Society dalam lingkup dan sweep
menyerupai agenda domestik New Deal dari Franklin D. Roosevelt .
Beberapa proposal Great Society dihentikan inisiatif dari John F. Kennedy New Frontier.
Keberhasilan Johnson tergantung pada keterampilan persuasi, ditambah dengan tanah
longsor Demokrat dalam pemilu 1964 yang membawa banyak liberal baru ke Kongres,
membuat House of Representatives pada tahun 1965 Rumah paling liberal sejak 1938.
Demokrat anti-perang mengeluh bahwa pengeluaran untuk Perang Vietnam mencekik
Masyarakat Besar. Sementara beberapa program telah dihapuskan atau pendanaan mereka
berkurang, banyak dari mereka, termasuk Medicare , Medicaid , the Older Americans
Act dan pendanaan pendidikan federal, berlanjut hingga saat ini. Program Great Society
diperluas di bawah pemerintahan Presiden Republik Richard Nixon dan Gerald Ford .

6
Sebagai Presiden AS, Johnson diyakini bertanggung jawab dalam pengesahan undang-
undang berbau liberal yang disebut Great Society. Sejumlah undang-undang yang termasuk
dalam Great Society antara lain adalah Gerakan Hak Sipil di AS pada 1955-1968, program
asuransi sosial nasional yang menjamin akses asuransi kesehatan bagi warga AS yang
berusia 65 serta penderita cacat dan program War on Poverty. Johnson yang dikenal sebagai
sosok politikus yang arogan itu pun dikabarkan meninggal dunia di tanah peternakannya di
Stonewall, Texas pada 22 Januari 1973.

3. Janji Nixon dan Skandal Watergade


Pada 30 April 1973, skandal politik menggucang Pemerintah Amerika Serikat yang dipimpin
Presiden Richard Nixon. Ketika itu, menyeruak skandal bernama Watergate yang pada
akhirnya melengserkan Sang Kepala Negara. Skandal ini bermula dari tertangkapnya lima
pria yang berusaha membobol masuk ke kompleks perkantoran Komite Nasional Demokrat.
Mereka diketahui hendak memasang alat penyadap. Menanggapi penangkapan ini, Presiden
Nixon geram dan angkat bicara. Dia bersumpah akan mengungkap kasus dan motif
penyadapan ini. “Saya janji akan mengungkap apa yang terjadi di Gedung Putih.” Beberapa
saat sebelumnya, Jaksa Agung Richard G Kleindienst, Penasihat Kepresidenan HR
Halderman dan John D Ehrlichman, serta pejabat Konsulat Kepresidenan John W Dean III
mengundurkan diri.
Presiden Nixon langsung menunjuk Menteri Pertahanan Elliott L Richardson sebagai Jaksa
Agung yang baru dan menugaskannya untuk mengungkap skandal Watergate tersebut.
“Jangan sampai negara kita terpuruk karena hal ini. Keadilan harus ditegakkan,” tegas Nixon.
Sementara itu, Partai Demokrat meminta agar dibentuk Komite Khusus untuk mengungkap
skandal ini, lantaran ada dugaan keterlibatan Nixon dalam kasus ini. Penyusupan ini diduga
kuat dilakukan oleh anak buah Nixon demi menggapai kursi presiden selanjutnya.
Januari 1973, empat terdakwa pembobolan kantor Demokrat divonis bersalah. Hakim Sidang
John Sirica menemukan indikasi adanya konspirasi politik. Dan hasil investigasi komite
khusus menyatakan bahwa hal ini merupakan upaya Partai Republik untuk menjatuhkan
Partai Demokrat. Presiden Nixon kemudian meluncurkan catatan pembicaraan yang direkam
berkaitan dengan masalah watergate pada April 1974.
Skandal Watergate (1972-1974) (atau disebut langsung "Watergate") adalah istilah yang
digunakan untuk menggambarkan serangkaian skandal politik di Amerika Serikat yang
mengakibatkan pengunduran diri Presiden Richard Nixon dan mengakibatkan krisis
konstitusi yang menghebohkan pada tahun 1970-an.[1]. Peristiwa ini dinamakan menurut
nama sebuah hotel di Washington, D.C. tempat di mana skandal tersebut terjadi. Hotel ini
merupakan bagian dari kesatuan properti yang terdiri dari berbagai kantor, hotel, dan
apartemen. Peristiwa tersebut dimulai dengan penangkapan lima laki-laki yang berusaha
membobol masuk ke kompleks perkantoran Komite Nasional Demokrat untuk memasang alat
penyadap. Insiden yang terjadi pada masa kampanye tersebut, setelah diselidiki dan ternyata
dilakukan oleh kelompok pendukung Nixon, Komite untuk Pemilihan Kembali Presiden.
Pada bulan Januari 1973 dua pencuri dan dua orang lain divonis bersalah, namun John
Sirica sebagai hakim pemimpin sidang, menduga adanya konspirasi politik di balik kegiatan
tersebut. Senat Amerika Serikat kemudian meluncurkan komite untuk melakukan penyidikan
lebih lanjut dan akhirnya menemukan hasil bahwa hal tersebut merupakan konspirasi praktik
Partai Republik untuk merugikan Partai Demokrat.
Presiden Nixon kemudian meluncurkan catatan pembicaraan yang direkam berkaitan dengan
masalah watergate pada April 1974. Mahkamah Agung kemudian memerintahkan
presiden Nixon untuk menyerahkan semua rekaman tersebut. Setelah itu, komite yang
dibentuk oleh kongres mengeluarkan impeachment atau tuntutan untuk berhenti terhadap

7
presiden. Presiden Nixon kemudian mengeluarkan pernyataan dan mengakui bahwa dirinya
mengetahui adanya upaya untuk menutup-nutupi tidak lama setelah peristiwa Watergate dan
bahwa dia mencoba menghentikan penyelidikan FBI. Pada 8 Agustus 1974, Presiden Nixon
akhirnya mengundurkan diri. Dalam peristiwa ini juga terbongkar fakta mengenai korupsi
Partai Republik dalam pengumpulan dana pemilihan, daftar rahasia di Gedung Putih dari
lawan-lawan politiknya melalui penyadapan telepon, fitnah yang disebarkan terhadap calon-
calon Presiden dari Partai Demokrat, dan fakta-fakta lainnya.

4. Gerald Rudolf Ford


Ketika dilantik sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) ke-38, Gerald Rudolf Ford mewarisi
kondisi politik dalam negeri yang tidak stabil atas skandal yang melibatkan pendahulunya,
Presiden Richard M. Nixon. Pria lulusan Yale University of Law ini bahkan dikabarkan
menghabiskan separuh waktu masa jabatannya untuk memulihkan kembali reputasi lembaga
kepresidenan AS yang tercoreng akibat skandal Watergate yang melibatkan Presiden Nixon.
Gerald Ford yang lahir pada 14 Juli 1913 di Omaha, Nebraska ini tidak menampik bahwa
kondisi dalam negeri AS pada masa awal pemerintahannya tidak stabil menyusul banyaknya
tantangan yang harus dia hadapi. Beberapa di antaranya adalah meningkatnya inflasi,
menghidupkan kembali perekonomian yang terpuruk, mengatasi krisis energi dan
memastikan tercapainya perdamaian dunia. Dalam upaya menghadapi tantangan itu maka
Ford mengekang kecendrungan intervensi pemerintah sebagai upaya untuk memecahkan
berbagai persoalan ekonomi. Ford yakin bahwa hal ini dapat membawa kehidupan yang lebih
baik bagi warga AS.
Ford yang merupakan seorang Republikan mengumumkan dirinya sebagai sosok moderat
dalam mengeluarkan kebijakan domestik, konservatif dalam urusan fiskal dan internasionalis
dalam urusan luar negeri. Mencegah peperangan adalah tujuan utama kebijakan Ford di
kawasan Timur Tengah dengan membujuk Israel dan Mesir melakukan gencatan senjata.
Sementara itu dia juga terus berusaha untuk menjaga kewibawaan AS di tengah kekalahan
pasukan As dalam perang melawan komunis yang terjadi di Vietnam dan Kamboja.
Terkait dengan kebijakannya atas Indonesia, Presiden Ford dikabarkan mendukung Angkatan
Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) dalam menumpas gerakan front Revolusioner Marxist
untuk kemerdekaan Timor-Timur.
5. Ronald Reagan
Doktrin Reagan adalah strategi yang dirancang dan diterapkan oleh Amerika Serikat di
bawah kepemimpinan Ronald Reagan untuk menentang pengaruh global Uni Soviet pada
tahun-tahun terakhir Perang Dingin. Meski doktrin ini bertahan kurang dari satu dasawarsa,
doktrin ini menjadi dasar kebijakan luar negeri Amerika Serikat sejak awal 1980-an sampai
akhir Perang Dingin pada tahun 1991.
Berdasarkan Doktrin Reagan, Amerika Serikat memberi bantuan terbuka dan
tertutup kepada gerilyawan dan gerakan pemberontakan anti-komunis untuk "memundurkan"
pemerintahan komunis bekingan Soviet di Afrika, Asia, dan Amerika Latin. Doktrin tersebut
dirancang untuk mengurangi pengaruh Soviet di kawasan-kawasan tersebut sebagai bagian
dari strategi Perang Dingin Ronald Reagan.
Doktrin Reagan mengikuti tradisi Presiden Amerika Serikat yang sering mengeluarkan
"doktrin" kebijakan luar negerinya sendiri. Doktrin dirancang untuk menghadapi tantangan
yang dihadapi hubungan internasional kala itu dan mengusulkan solusi kebijakan luar

8
negerinya. Praktik ini dirintis oleh Presiden James Monroe yang mengeluarkan Doktrin
Monroetahun 1823, kemudian dilanjutkan dengan Korolarium Roosevelt, kadang disebut
Doktrin Roosevelt, yang diperkenaklan Theodore Roosevelt tahun 1904.
Tradisi doktrin presiden pasca-Perang Dunia II dimulai oleh Doktrin Truman tahun 1947.
Berdasarkan Doktrin Truman, Amerika Serikat memberi bantuan kepada
pemerintah Yunanidan Turki sebagai bagian dari strategi Perang Dingin agar kedua negara
tersebut tidak masuk lingkup pengaruh Soviet. Doktrin Truman dilanjutkan oleh Doktrin
Eisenhower, Doktrin Kennedy, Doktrin Johnson, Doktrin Nixon, dan Doktrin Carter. Semua
doktrin tersebut menentukan pendekatan kebijakan luar negeri presiden A.S. terhadap
tantangan-tantangan global terbesar yang dialami masa pemerintahannya.
Doktrin Reagan, meski sangat erat kaitannya dengan kebijakan luar negeri Ronald
Reagan dan pemerintahannya, masih digunakan oleh pengganti Reagan, George H. W.
Bush yang menjadi presiden A.S. pada bulan Januari 1989. Pada masa kepresidenan Bush,
Perang Dingin dan Perang Teluk berakhir, dan Doktrin Reagan pun perlahan menghilang dari
kebijakan A.S. seiring berakhirnya Perang Dingin.[1]Bush juga melihat adanya dividen
perdamaian menjelang berakhirnya Perang Dingin seiring berkurangnya belanja
pertahanan pemerintah. Setelah masa pemerintahan Bill Clinton, perubahan kebijakan luar
negeri Amerika Serikat dimulai oleh putra Bush, George W. Bush, lewat Doktrin Bush yang
menaikkan anggaran belanja militer pemerintah.
Di Nikaragua, Perang Contra berakhir setelah pemerintahan Sandinista yang menghadapi
tekanan militer dan politik setuju mengadakan pemilu baru pada tahun 1990. Di Angola,
sebuah perjanjian tahun 1989 memenuhi permintaan Savimbi untuk mendeportasi tentara
militer dan penasihat Soviet, Kuba, dan negara lain dari Angola. Pada tahun yang sama,
pemimpin Soviet Mikhail Gorbachev menyebut perang melawan mujahidin Afganistan
bekingan Amerika Serikat sebagai "luka berdarah" dan memutuskan untuk mengakhiri
pendudukan Soviet di Afganistan.
6. George walker bush
George Walker Bush (lahir di New Haven, Connecticut, Amerika Serikat, 6 Juli 1946; umur
71 tahun) adalah Presiden Amerika Serikat ke-43. Ia dilantik 20 Januari 2001 setelah terpilih
lewat pemilu presiden tahun 2000 dan terpilih kembali pada pemilu presiden tahun 2004.
Jabatan kepresidenan kedua kalinya berakhir pada 20 Januari 2009. Sebelumnya, ia
adalah Gubernur Texas ke-46 (1995-2000). Jabatan ini ditinggalkan sesaat setelah dirinya
terpilih sebagai presiden. Ia digantikan oleh Barack Obama.
Pada masa pemerintahannya terjadi Serangan 11 September 2001, Bush
mengumumkan Perang melawan terorisme secara menyeluruh. Sepanjang Oktober 2001, dia
memerintahkan invasi ke Afganistanuntuk melumpuhkan kekuatan Taliban dan al-Qaeda.
Pada Maret 2003, Bush memerintahkan penyeranganan ke Irak dengan alasan bahwa Irak
telah melanggar Resolusi PBB no. 1441 mengenai senjata pemusnah massal dan karenanya
harus dilucuti dengan kekerasan. Setelah digulingkannya rezim Saddam Hussein, Bush
bertekad memimpin AS untuk menegakkan demokrasi di Timur tengah, yang dimulai
dengan Afganistan dan Irak. Namun hingga kini situasi di Irak semakin tidak stabil karena
pertikaian yang berkepanjangan antara kelompok Sunni, yang pada masa Saddam Hussein
praktis berkuasa atas kelompok mayoritas Syi'ah, yang kini ganti berkuasa.

7. Bill Clinton
Clinton dan pasangannya dalam permilihan presiden, Senator Al Gore dari Tennessee, yang
pada saat itu berusia 44 tahun, mewakili generasi baru dalam kepemimpinan politik

9
AS.[7] Untuk pertama kalinya dalam 12 tahun, baik Gedung Putih maupun Kongres dikuasai
oleh partai yang sama. Tapi situasi ini tidak bertahan lama; Partai Republik berjaya di kedua
kamar di Kongres pada 1994.
Ia berhasil;

 Menempatkan tingkat pengangguran dan tingkat inflasi pada titik terendah dalam 30
tahun.
 Tingkat kepemilikan rumah tertinggi dalam sejarah AS.
 Menurunkan tingkat kejahatan di sejumlah wilayah.
 Mengurangi tugas-tugas kesejahteraan.
 Mengusulkan anggaran berimbang pertama dalam beberapa dekade serta berhasil
mencapai surplus anggaran.
Sebagai bagian dari rencana perayaan milenium tahun 2000, Clinton menghimbau rakyatnya
untuk melancarkan inisiatif nasional untuk mengakhiri diskriminasi rasial.
Namun ada pula pendapat yang mengatakan bahwa keberhasilan pemerintahan Clinton pada
awal masa jabatannya dikarenakan kebijaksanaan jangka panjang yang diterapkan oleh
mantan Presiden Ronald Reagan mulai menunjukkan hasil. Setelah kegagalan pada tahun
keduanya berkenaan dengan program besar reformasi di bidang kesehatan, Clinton mengubah
penekanan, sembari menyatakan bahwa "era pemerintahan besar telah berakhir." Ia mengatur
undang-undang untuk meningkatkan mutu pendidikan, melindungi pekerjaan para orang tua
yang harus mengurus anak-anak yang sakit, membatasi penjualan senjata api genggam, serta
memperkuat aturan-aturan yang berhubungan dengan lingkungan hidup. Di kancah
internasional, ia berhasil mengirimkan pasukan penjaga perdamaian ke Bosnia yang tercabik
oleh perang dan ke Irak yang dibombardir setelah Saddam Husseinmenghentikan
inspeksi PBB atas bukti-bukti keberadaan senjata nuklir, kimia dan biologis. Ia menjadi tokoh
global dalam pengembangan NATO, perdagangan intemasional yang lebih terbuka, serta
kampanye global melawan penjualan narkoba. Ia mendapat sambutan yang besar dalam
kunjungan-kunjungannya ke Amerika Selatan, Eropa, Rusia, Afrika, dan Tiongkok dalam
upaya mempromosikan kebebasan ala AS.

10
BAB III

A. KESIMPULAN

teknologi sudah maju yang dapat mengakhiri perang dunia II yaitu dengan dibuatnya bom
atom (nuklir) yang dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki Jepang oleh Amerika Serikat. Dari
sini terlihat bahwa perang dunia II membawa dampak positif terhadap revolusi pemikiran dan
penemuan teknologi. Ilmu tentang roket peluncur juga mengalami pertumbuhan yang sangat
cepat pula. Teknologi nuklir mengalami perkembangan yang sangat cepat. Fusi yang terjadi
antara uranium dan plutonium dalam suatu reaktor ternyata menimbulkan energi yang sangat
luar biasa. Setelah perang berakhir teknologi nuklir dimanfaatkan sebagai sumber energi
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, misalnya untuk menggerakan turbin bagi PLTN,
menggerakan mesin kapal terutama kapal selam, serta bahan bakar untuk pesawat ruang
angkasa penjelajah alam semesta.

Setelah Perang Dunia II, ekonomi Amerika berangsur-angsur membaik. Industri mobil,
perumahan, dan peningkatan anggaran pertahanan memainkan peran dalam hal ini. Hal ini
dikarenakan pada saat amerika terjadi depresi besar banyaknya pengangguran. Tindakan
pertama yang dilakukan Franklin D. Roosevelt sebagai presiden amerika pada tahun 1933
dalam menanggulangi pengangguran hadir dalam bentuk Gerakan Penyelamatan Warga
(Civilian Conservation Corps—CCC), program yang memberi keringanan pada remaja pria
berusia 18 hingga 25 tahun.

Kebijakan-kebijakan dalam negeri yang dijalankan oleh pemerintahan presiden kennedy,


jhonson, nixon, ford, carter, reagen, bush dan clinton.

11
DAFTAR PUSTAKA

Garis-Garis Besar Sejarah

Supriatna, Nana. Kapita Selekta Sejarah Amerika. Bandung : Jurusan Pendidikan Sejarah,
FPIPS Universitas Pendidikan Indonesia. 2008

Dowhee. (2008, julli 4). Pengaruh Perang Dunia II terhadap Perkembangan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi. Retrieved januari 8, 2014, from PERKEMBANGAN ILMU
TEKNOLOGI: http://dwispteknokrat.blogspot.com/2008/07/pengaruh-perang-dunia-ii-
terhadap.html

Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

12

Anda mungkin juga menyukai