Anda di halaman 1dari 11

SISTEM JARINGAN MEDIS

Dosen : Ronaldo. S, S.ST

“ Tabel Tingkat pencahayaan dan renderasi warna oleh SNI ”

Disusun Oleh Kelompok 1 :

Annisa Erizkika 17232026


Moch. Sulthon Siaga 17232043
Nanda Akmalriadi 17232048
Susanti 17232057
Firdaus Cantona 15202021

Akademi Teknik Elektromedik ANDAKARA


Jl. Raya Kalimalang Blok No. 4 C/D , Duren Sawit - Jakarta Timur,
Telp. 021-8614497 ,Fax. 021-8614647

Metode dari sistem pencahayaan buatan SNI 2001 meliputi;

1. Penentuan tingkat pencahayaan minimum (E) yang direkomendasikan, tingkat pencahayaan

minimum yang direkomendasikan tercantum dalam tabel 1 Tingkat Pencahayaan minimum yang

direkomendasikan.

Tabel 1. Tabel tingkat pencahayaan yang direkomendasikan

Tingkat Kelompok
Fungsi ruangan Pencahayaan renderasi Keterangan
(lux) warna
Rumah Tinggal :
Teras 60 1 atau 2
Ruang tamu 120~250 1 atau 2
Ruang makan 120~250 1 atau 2
Ruang kerja 120~250 1
Kamar tidur 120~250 1 atau 2
Kamar mandi 250 1 atau 2
Dapur 250 1 atau 2
Garasi 60 3 atau 4
Perkantoran :
Ruang Direktur 350 1 atau 2
Ruang kerja 350 1 atau 2
Ruang komputer 350 1 atau 2
Ruang rapat 300 1 atau 2
Ruang gambar
750 1 atau 2 Gunakan pencahayaan
setempat pada meja gambar.
Gudang arsip 150 3 atau 4
Ruang arsip aktif. 300 1 atau 2
Lembaga Pendidikan :
Ruang kelas 250 1 atau 2
Perpustakaan 300 1 atau 2
Laboratorium 500 1
Ruang gambar
750 1 atau 2 Gunakan pencahayaan
setempat pada meja gambar.
Kantin 200 1
Hotel dan Restauran :
Pencahayaan pada bidang
vertikal sangat penting untuk
Lobby, koridor 100 1
menciptakan suasana/kesan
ruang yang baik.
Sistem pencahayaan harus di
rancang untuk menciptakan
suasana yang sesuai. Sistem
Ballroom/ruang sidang. 200 1 pengendalian “switching”
dan “dimming” dapat
digunakan untuk memperoleh
berbagai efek pencahayaan.
Ruang makan. 250 1
Cafetaria. 250 1
Diperlukan lampu tambahan
Kamar tidur. 150 1 atau 2 pada bagian kepala tempat
tidur dan
cermin.
Dapur. 300 1
Rumah Sakit/
Balai pengobatan:
Ruang rawat inap.
250 1 atau 2
Gunakan pencahayaan
Ruang operasi, ruang
300 1 setempat pada tempat yang
bersalin.
diperlukan.
Laboratorium 500 1 atau 2
Ruang rekreasi dan
250 1
rehabilitasi.
Pertokoan/
Ruang pamer:

Tingkat pencahayaan ini


Ruang pamer dengan obyek harus di-penuhi pada lantai.
berukuran besar (misalnya 500 1 Untuk
mobil). beberapa produk tingkat
pencahayaan pada bidang
vertikal juga penting.
Toko kue dan makanan. 250 1
Toko buku dan alat
300 1
tulis/gambar.
Toko perhiasan, arloji. 500 1
Toko Barang kulit dan
500 1
sepatu.
Toko pakaian. 500 1

Pencahayaan pada bidang


Pasar Swalayan. 500 1 atau 2
vertical pada rak barang.
Toko alat listrik (TV,
Radio/tape, mesin cuci, dan 250 1 atau 2
lain-lain).
Industri (Umum):
Ruang Parkir 50 3
Gudang 100 3
Pekerjaan kasar. 100~200 2 atau 3
Pekerjaan sedang 200~500 1 atau 2
Pekerjaan halus 500~1000 1
Pekerjaan amat halus 1000~2000 1
Pemeriksaan warna. 750 1
Rumah ibadah:

Untuk tempat-tempat yang


mem butuhkan tingkat
Mesjid 200 1 atau 2 pencahayaan yang lebih
tinggi dapat digunakan
pencahayaan setempat.
Gereja 200 1 atau 2 Idem
Vihara 200 1 atau 2 idem
Sumber : SNI Pencahayaan buatan, 2001.

2. Tingkat Pencahayaan Rata-rata (Erata-rata)

Ftotal  kp  kd
Eratarata  lux .....................(1)
A

Dimana :

Erata-rata = Tingkat pencahayaan rata-rata (lux)

Ftotal = Fluks luminous total dari semua lampu yang menerangi bidang kerja (lumen).

A = Luas bidang kerja (m2)

kp = Koefisien penggunaan

kd = Koefisien depresiasi (penyusutan)

3. Jumlah armatur yang diperlukan untuk mendapatkan tingkat pencahayaan tertentu.

Untuk menghitung jumlah armatur, terlebih dahulu dihitung fluks luminous total yang

diperlukan untuk mendapatkan tingkat pencahayaan yang direncanakan, dengan menggunakan

persamaan:

E A
Ftotal  (lumen) ........................(2)
kp  kd

kemudian jumlah armatur dihitung dengan persamaan:


Ftotal
N total  ........................................(3)
F1  n

Dimana :

Erata-rata = Tingkat pencahayaan rata-rata (lux)

Ftotal = Fluks luminous total dari semua lampu yang menerangi bidang kerja (lumen).

A = Luas bidang kerja (m2)

kp = Koefisien penggunaan

kd = Koefisien depresiasi (penyusutan)

Ntotal = Jumlah armatur

F1 = Fluks luminous satu buah lampu

n = Jumlah lampu dalam satu armatur

4. Kebutuhan daya

Daya listrik yang dibutuhkan untuk mendapatkan tingkat pencahayaan rata-rata tertentu pada

bidang kerja dihitung dengan menghitung terlebih dahulu jumlah lampu yang diperlukan dengan

persamaan:

Nlampu = Narmatur x n..........................................(4)

Dimana:

Nlampu = Jumlah lampu

n = Jumlah lampu dalam satu armatur

Daya yang dibutuhkan untuk semua armatur dapat dihitung dengan persamaan:

Wtotal = Nlampu x W1............................................(5)

dimana :

Wtotal = daya total yang dibutuhkan (Watt)

W1 = daya setiap lampu (Watt)


Dengan membagi daya total dengan luas bidang kerja, didapatkan kepadatan daya (Watt/m 2)

yang dibutuhkan untuk system pencahayaan tersebut.


Tabel 2. perhitungan Tingkat Pencahayaan

Kp Kd E A E A F1 n N total Nlampu = W1 Wtotal =


Ftotal 
kp  kd (lumen) Narmatur x n (Wa Nlampu x
Ruangan Ftotal
(Lux) (m2)  tt) W1
(lumen) F1  n (Watt) PHILIPS
1. Loby 0.95 0.8 100 486.4 64000 1800 2 18 36 26 936 PL-C
2. Pengelola
a. Pengelola 1 0.9 0.8 350 76.8 37333.33 3250 2 6 12 36 432 TL-D Super 80
b. Pengelola 2 0.9 0.8 350 76.8 37333.33 3250 2 6 12 36 432 TL-D Super 80
3. Bank
a. Bank 1 0.95 0.8 350 26.88 12378.94 3000 1 4 4 45 180 ECOTONE HL
b. Bank 2 0.95 0.8 350 26.88 12378.94 3000 1 4 4 45 180 ECOTONE HL
4. Lavatory 1
a. Lavatory Pria
ECOTONE
-toilet 1 0.9 0.8 250 3.36 1166.66 900 1 1 1 15 15 PLE-U
ECOTONE
-toilet 2 0.9 0.8 250 3.36 1166.66 900 1 1 1 15 15 PLE-U
-pedestal 0.9 0.8 250 15.6 5416.66 1750 1 3 3 25 75 ALTO
b. Lavatory Wanita
ECOTONE
-toilet 1 0.9 0.8 250 3.36 1166.66 900 1 1 1 15 15 PLE-U
ECOTONE
-toilet 2 0.9 0.8 250 3.36 1166.66 900 1 1 1 15 15 PLE-U
-pedestal 0.9 0.8 250 15.6 5416.66 1750 1 3 3 25 75 ALTO
Nilai – nilai kp, F1, dan W1 pada tabel 2 diperoleh dari tabel katalog produk lampu philips yang

terdapat pada lampiran 2 (tabel 1. Katalog lampu dan armatur). Nilai koefisien depresiasi (kd) adalah

sebesar 0,8, nilai ini didasarkan pada standar SNI 2001 tentang tingkat pencahayaan buatan. Sedangkan

pemilihan lampu dipilih berdasarkan tabel 1 Tingkat pencahayaan yang direkomendasikan.

Pada tabel 2 untuk ruang pengelola pemilihan lampu jatuh pada lampu jenis TL-D Super 80

(36 Watt) dengan F1 = 3250 lumen. Pemilihan ini berdasarkan dalam tabel 4.1, dari tabel tersebut dapat

diketahui bahwa untuk ruang pengelola dapat dikategorikan sebagai ruang kantor dengan tingkat

pencahayan yang dibutuhkan = 350 lux dan kelompok rendensi warna (Ra) yang direkomendasikan

adalah kelompok 1 atau 2. Kelompok rendensi warna 1, merupakan kelompok dengan nilai Ra > 85

dan kelompok rendensi warna 2 adalah kelompok dengan nilai rendensi warna yaitu 70 < Ra < 85.

Dari katalog produk lampu dan armatur Philips dalam lampiran 5, lampu TL-D Super 80

dengan daya 36 Watt mempunyai Ra= 83 dan temperatur warna = 5000 kelvin. Jadi lampu TL-D Super

80 (36 Watt) dengan Ra= 83 nilai ini sesuai dengan kelompok rendensi warna 2, yaitu 70>Ra < 85 dan

dari tabel yang sama pada lampiran 5 temperatur warna dari lampu TL-D Super 80 (36 Watt) = 5000

K sehingga pemilihan temperatur warna dengan nilai 5000 K sudah sesuai, karena berdasarkan SNI

2001 tentang tampak warna dari lampu, temperatur warna = 5000 K termasuk dalam kategori warna

sedang atau Neutral White. Hal ini sesuai dengan standar SNI bahwa untuk penerangan perkantoran di

Indonesia disarankan memakai lampu dengan temperatur warna antara 3300 - 5300 Kelvin.

Pemilihan TL-D super 80 sudah tepat karena sesuai dengan SNI 2001 tentang perancangan sistem
pencahayaan buatan pada bangunan gedung. Pada tabel 2 semua lampu yang digunakan dipilih
berdasarkan SNI 2001 tentang perancangan sistem pencahayaan buatan pada bangunan gedung yang
disesuaiakan dengan produk katalog lampu dalam tabel 3.

Tabel 3. tabel katalog lampu Philips


Product Description Volt Watt Cap Color Lumen CRI
(V) Temp (lm) (Ra)
(K)
PL-C 220 26 G24 2700 1800 83
PL-C 220 20 G24 2700 600 87
ECOTONE PLE-U 220 15 G24 2700 900 83
ECOTONE PLE-U 220 20 G24 2700 1350 83
ECOTONE HL 220 45 G24 3000 3000 83
ECOTONE HL 220 65 G10 3000 4200 83
PL-L 220 36 2G1 3500 2900 82
PL-L 220 40 2G1 3500 3500 82
ALTO 220 25 GX2 2700 1750 82
ESENSIAL 220 25 G23 2700 1500 83
ESENSIAL 220 20 G23 2700 1250 83
TORNADO 220 20 G21 2700 1250 82
DECOTWIST 220 25 G21 2700 1700 83
TL-D Super 80 220 36 G13 5000 3250 83
TL-5 220 35 G13 5000 3300 83
ARENA VISION 220 1000 G40 5000 90000 87
Sumber: Philips;2008

Beban Ruangan Beban Fase

( VA)
R S T

- Pengelola 1 540 - -

- Lavatori 1, kios1 dan - 550 -

Penerangan I teras

- Bank 1, ATM 1 dan - - 537, 5

Drop off

- Loby (10 titik), ATM 2 800 - -

dan Kios 2.

- Loby (8 titik) dan Bank - 745 -


Penerangan II
2

- Pengelola 2 dan

lavatory - - 802,5

Ruang Serbaguna (6 2500 2500 2500

titik)

Penerangan III Ruang Serbaguna (6 2500 2500 2500

titik)

Ruang Panggung
812.5 1300 1300
- Cafe1, cafe 2, cafe 3 593,75 - -

dan lavatory

Penerangan IV - Rias Wanita, rias pria - 575 -

dan masing-masing

lavatory ruang rias.


- Cafe 4, cafe 5, cafe 6 - - 593,75

dan lavatory

- Toko 1 dan selasar 223,75 - -

- Toko 2 dan selasar - 223,75 -


Penerangan V
- Tunggu pementasan - - 217,5

dan selasar

Penerangan VI - Selasar 1 (sirkit 1) 487,5 - -

- Selasar 1 (sirkit 2) - 487,5 -

- Selasar 1 (sirkit 3) - - 487,5

- Selasar 2 (sirkit 1) 487,5 - -

Penerangan VII - Selasar 2 (sirkit 2) - 487,5 -

- Selasar 2 (sirkit 3) - - 487,5

- Selasar 3 (6 titik) 487,5 - -

- Selasar 3 (2 titik), - 422,5 -

Penerangan VIII Tangga 1dan 3

- Selasar 3 (2 titik), - 422,5

Tangga 2 dan 4

Total Beban
9432.5 9791.25 9848.75

Anda mungkin juga menyukai