Anda di halaman 1dari 31

Skip to main content

Search

Search This Blog

Top of Form

Bottom of Form

Elektro Medik

Bismillah Semoga Bermanfaat

Share

Get link

Facebook

Twitter

Pinterest

Email

Other Apps

April 01, 2013

JARINGAN INSTALASI LISTRIK RUMAH SAKIT (Pada Instalasi Peralatan Radiologi)

JARINGAN INSTALASI LISTRIK RUMAH SAKIT

(Pada Instalasi Peralatan Radiologi)

Fasilitas dan Peralatan.

Fasilitas.

Sarana dan prasarana ditujukan agar terselenggaranya pelayanan radiologi yang aman; fektif; efisien
sesuai dengan peraturan yang berlaku, serta dimungkinkannya petugas UPF Radiologi bekerja dengan
nyaman dan tertib.
Bagian Radiologi mempunyai 2 (dua) unit menurut fungsi pelayanan :

1. Unit Utama untuk semua jenis pemeriksaan rutin, baik dengan atau tanpa kontras media.

X-Ray Unit.

- l(satu) buah generator dengan kapasitas 100-150 KV.

- Type Transformer

- 2 buah switch (minimal)

- l(satu) buah sliding top bucky motorized, tilt table electromagnetic brake, yang dilengkapi dengan :

- 1 (satu) buah undertable tube dengan kemarnpuan kapasitas 300 - 500 mA double focus, rotating
anode, dengan multi leaves collimator.

- Spot filming device untuk pembuatan serta foto (minimal 2 seri yaitu seri 2 dan 4).

- l(satu) buah meja stationair dengan bucky dan dilengkapi dengan :

- 1 (satu) buat overhead tube dengan kemampuan 500 mA double focus, rotating anode, dengan multi
leaves collimator.

- Linear tomography.

- 1 (satu) buat control table. - 1 (satu) buat mobile X-Ray, kekuatan 100 – 150 KV atau ekivalen.

- Alat mammography

- Control table

Ascessories :

- Vertical dengan ratin 8 : 1 ukuran 24 x 30 x 14 cm

- irigator untuk colo inloop double contrast

- X-Ray marker set (numeric dan alphabetic)

- HSG set

- Hanger sekurang-kurangnya hams ada ukuran 30 x 40 cm; 35 x 35 cm; 24 x 30 cm

- l(satu) ruang flurodignostik dengan ukuran sekurang-kurangnya 6 m @) x 4 m (1) x2,7 m (t) serta WC
ukuran 2m @) x 1,5 m (1).

- 1 (satu) ruangan radiologi tanpa fluoroskopi dengan ukuran sekurang-kurangnya 6m @) x 4m (1) x 2,7
m (t) termasuk ruang panel kontrol.

- 1 (satu) ruangan USG dengan ukuran 4m (p) x 3m (1) x 3m (t).

- 1 (satu) ruangan untuk konsultasi dokter, ukuran 4m @) x 3m (1) x 3m (t), ruangan ini dilengkapi WC
dan kamar mandi.
- 1 (satu) ruangan gudang, ukuran 3m @) x 2m (1) x 3 m (t)

- 1 (satu) ruangan untuk kamar gelap sekurangkurangnya, ukuran 3m @) x 2 (1) x 3 (t)

- 1 (satu) ruangan untuk loket penerimaan dan pengambilan hasil radiografi, ukuran 4m@) x 3 m (1) x 3
m (1) x 3 (t)

- 1 (satu) ruang tunggu pesien, ukuran 5 m (p) x 3m (1) 3m (t)

- 1 (satu) WC dan kamar mandi untuk pasien.

2. Unit Damrat untuk pemeriksaan pasien yang memerlukanpelayanan segera (gawat darurat).

Unit Gawat Darurat.

- 1 (satu) buah meja pasien dengan bucky stand dilengkapi dengan :

- 1 (satu) buah overhead tube dengan kemampuan double focus, rotating anode, multi leaves
collimator.

Satu buah USG Multipurpose (electronic linear sector dengan komponen :

- Transducer 3,5 - 5 mHZ

- Monitor

- Polaroid camera

- ID (numeri. alphabetic)

KELISTRIKAN RADIOLOGI

Yang dimaksud dengan sistim kelistrikan untuk bagian radiologi adalah mencakup :

- Penyediaan daya listrik

- Pengaturan daya listrik

- Pengamanan penggunaan daya listrik untuk peralatan

Sistim kelistrikan tersebut perlu diterapkan disetiap rumah sakit mengingat karakteristik penggunaan
daya listrik yang spesifik dari peralatan radiologi. Peralatan radiologi tersebut

menggunakan daya listrik yang besar dengan waktu yang singkat, dan sangat mempengaruhi
penggunaan listrik untuk peralatan medik yang sensitif terhadap perubahan tegangan di rumah sakit.
Seperti kita maklumi bersama, penambahan daya yang cukup besar hanya untuk satu alat X-ray akan
sangat mempengaruhi operasional rumah sakit, temtama terhadap beban listrik.

Sehingga perhitungan penambahan daya listrik harus dilakukan secara seksama. Demikian pula
pengamanan terhadap jaringan dan peralatan radiologi akan sangat mempengaruhi foto yang dihasilkan
oleh peralatan X-ray.

Pengamanan pasien dan operator tehadap tegangan sentuh yang mungkin terjadi merupakan prioritas
terhadap setiap pemasangan dan operasional suatu peralatan X-ray. Lebih khusus lagi apabila peralatan
X-ray digunakan untuk pasien yang peka atau pasien dalam kondisi tidak sadar.

Perhitungan Kebutuhan Beban.

Kebutuhan listrik yang dipergunakan untuk mensuplai peralatan radiologi memerlukan daya yang cukup
besar. Pada umumnya daya yang digunakan oleh peralatan radiologi adalah untuk
membangkitkan/menghasilkan sinar X.

Pembangkitan sinar X tersebut berkisar antara 0,01 detik s/d 0,5 detik untuk radiographi sehingga
pemakaian listrik efektif peralatan radiologi adalah 0,5 detik sedangkan untuk

fluoroscophy, berkisar antara 3 s/d 5 menit khusus untuk pemeriksaan tertentu untuk satu kali
pemotretan. Kecuali untuk peralatan CI' Scan yang memerlukan waktu max 0,5 detik dan berulang-
ulang.

Dibawah ini merupakan contoh tabel perhitungan kebutuhan energi listrik untuk peralatan radiologi
dengan kapasitas rendah, menengah dan tinggi.

Generator Main Voltage Main Power

(mA) (V) (kW)

30 220 3,3

60 220 6

100 220/380 11

200 220/380 22

300 380 36

500 380 50

600 380 60

Oleh karena itu perhitungan belum didasarkan pada efektifitas


penggunaan daya listrik secara tertentu pula.

Dari tabel 2.2. tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa

dengan generator 500 mA & 150 KV beban terpasang maksimum

50 KW.

Nilai 50 KW pada kenyataannya di lapangan jarang digunakan,

mengingat penggunaan KV yang bervariasi sesuai

dengan kebutuhan fotoldiagnose yang diinginkan (50 - 120

KV), maka untuk 500 mA daya yang hams disediakan

minimal 40 KVA.

2.3. Kerugian Tegangan

Dibawah ini adalah tabel Rugi Tegangan Listrik secara

umum, yang dipakai untuk mensupplai peralatan radiologi

termasuk prosentasenya.

Tabel. 2.3.

Generator

30

60

100

200

300

500

600 1 380 1 100 1 0,l 1 0 V 2 . 6

Line Resistensi

(Ohm)

0,s

0,s

0,3

0,3

0,1
02

0,1

0,1

Main

Voltage

220

220

220

380

220

380

380

380

Rugi

Tegangan

15V

15V

15V

9V

10 v

12V

9,s V

10 V

Max. Current

(A)

30

30

50

30
100

60

95

100

6,8

6,8

6,8

2,4

4,s

3,2

2,s

2,6

Pada hakekatnya rugi tegangan yang diukur adalah mulai

dari titik sekunder trafo yang ada di rumah sakitlsekitar

rumah sakit sampai dengan panel peralatan radiologi (handel

onloff peralatan radiologi).

Toleransi rugi tegangan yang masih diizinkan untuk peralatan

radiologi maksimum 6,s %.

Artinya untuk tegangan 220 Vl380 V, minimal tegangan

yang ada di titik peralatan adalah : 205 Vl354 V.

Usaha untuk mengatasi rugi tegangan tersebut antara lain

dengan :

1. Memperpendek jarak peralatan radiologi dengan trafol

meter PLN.

2. Menyediakan salurankabel yang khusus untuk peralatan

Radiologi.

3. Memperbesar ukuran kabel yang digunakan untuk

peralatan radiologi.
Contoh :

a) Menggunakan satu jalur listrik yang mengambil saluran langsung

dari Panel induk utama/Main Distribution Panel (MDP)

Gambar

GEDUNG

LAIN

b) Sistim listrik seperti a) diatas dilengkapi dengan UPS

Gambar

G GEDUNG RADIOLOGI

- AngiograPhy

UTAMA - CT Scan

- Gamma Caimera

c) Suplai listrik melalui Panel induk gedung utama untuk

pelayanan radiologi (tidak melalui panel induk utama seperti

sistim a))

Gambar.

PANEL GEDUNGBUB PANEL INDUK

R. RADIOLOG1 - KE GDG. LAIN

UTAMA

BAB 111

SISTEM PENGAMANAN

Dalam sistem pengamanan tercakup didalamnya beberapa hal,

yaitu pengamanan untuk :

a. Jaringan,

b. Peralatan,

c. Personal & pasien

Dengan tetap mengikuti ketentuan yang telah ditetapkan oleh

pihak terkait khususnya seperti IEC, SLI, SPLN dan sebagainya.


Seyogyanya sistem pengamanan tersebut sudah dirancang pada

awal perencanaan pembangunan gedung radiologi, atau rencana

pembelian peralatan bam.

3.1. Pengamanan Jaringan

Yang perlu diperhatikan adalah Kapasitas Daya yang

terpasang, tergantung dari besarnya Daya dari pesawat

X-ray (Tabel 3.1.1 .), sistem tegangan digunakan, apakah

tegangan 3 phase 2201380 Volt dengan Frequency 50 Hz.

atau 1 phase 220 Volt.

Pada dasarnya pengamanan instalasi peralatan radiologi

sama seperti instalasi lainnya, tetapi ada beberapa yang

hams diperhatikan :

- Sebaiknya Panel untuk peralatan radiologi dihubungkan

langsung melalui jalurlline ke Panel induk utama (MDP).

- Jika memunglunkan jarak dari MDP ke Panel radiologi

maksimum 50 M.

- Jatuh tegangan (drop Voltage) tidak melebihi 5 %

- Breaking Capacity dari breaker yang dipakai adalah pada

nilai diatas arus hubung singkat (Isc)

3.2. Pengamanan peralatan.

GENERATOR

30

60

100

200

300

500

600

3.2.1. Grounding Sistem.


KAPASITAS DAYA

YANG TERPASANG (KW)

3,3

11

22

36

50

60

Pembuatan Grounding Sistem menggunakan minimal Kabel

BC0 16 mm2, dan pada ujung kabel dipasang electrode.

Kabel BC dan electrode dimasukkan kedalam Pipa Galvanis

yang terlebih dahulu disolder dan kemudian dicor untuk

mencegah korosi.

Nilai Tahanan yang dikehendaki adalah seperti tabel,

sebagai berikut :

Tabel 3.2.1.

GENERATOR

30

60

100

200

300

500

600

TAHANAN TANAH (OHM)

0,5

0,5

0,3
02

0,l

091

091

Untuk pencapaian nilai resistensi tersebut, dapat dilakukan dengan

memparalelkan beberapa electrode apabila l(satu) buat electrode

tidak dapat mencapai nilai yang diinginkan.

Pemasangan Daya- Listrik

- Daya listrik untuk peralatan radiologi yang akan dipasang

di Supplai dari Panel Gedung Radiologi dengan

menggunakan kabel NYYdengan isi dan Diameter

kawat tergantung dari Kapasitas maksimum dari pesawat

X-Ray.

- Sebuat Saklar 2 pole berfungsi sebagai saklar utama

dipergunakan untuk memotong arus pada aliran listrik

(termasuk juga terhadap peralatan lain yang adadi rumah

sakit).

- Saklar kontrol panik (Panic button) sebaiknya dipasang

dekat dengan operator serta mudah untuk pengoperasianny

a, mudah dijangkau serta cepat bekerjany a

bilamana sewaktu-waktu ada masalah dengan instalasi

listrik maupun peralatan X-ray.

- Jaringan Power Supplai ini sebaiknya dilengkapi dengan

sebuah rangkaian Breaker Over Current Automatic.

Tabel 3.2.2.

- Tabel ini berlaku untuk panjang kabel dari meter ke

Junction box 20 m, bilamana jaraknya lebih besar misalnya

40 m maka Diameter kabel dikalikan 1,s - 2 kali.

3.3. Pengamanan Personal.


3.3.1. Pengaman terhadap kejut listrik dilaksanakan dengan

pentanahan peralatan dan adanya isolasi dasar peralatan

(untuk peralatan kelas 11, isolasi ganda).

3.3.2. Pengamanan terhadap bahaya mekanik.

Peralatan Radiologi tidak boleh menimbulkan bahaya

mekanik terhadap pasien, operator dan lingkungan sekitar .

Operator hams memeriksa secara berkala berfungsinya alat

keselamatan dan atau alaram yang telah ditentukan didalam

petunjuk penggunaan.

Peralatan atau gabungan peralatan tidak boleh dalam keadaan

tidak stabil selama penggunaan.

3.3.3. Penggunaan terhadap ha1 yang tidak diketahuilliar dan

interferensi listrik.

Tindakan pencegahan hams diambil mengikuti paraturan

BATAN dan prosedur pada fasilitas medik yang ada.

Con toh Sistim distribusi listrik bangunan Radiologi.

ALAT

I---

4xSOmmZ P4x35mmz

Contoh : Sistim penggunaan kabel untuk Peralatan C.ARM

dibagian Bedah

Contoh : Penggunaan kabel untuk R. Radiologi dengan peralatan

lebih dari lima buah

I DLL I DLL I-IARTSIOGRMI CT.SCAN I

CATATAN. Probability alat dipakai bersama.

2 alat - - +O

4 6 alat - - -r2

10 alat - - 73
Contoh :S istim penyediaan m ali strik untuk Peraiatan radiologi.

PLN 3x4 mm' MOBILEX-RAY

3 x6 mm2

LL SPRE

USG

NBS Xc! COwm - P E N R A N G A N o

Contoh : Ruang radiologi berikut penempatan stop kontak.

RUANG NNGGU

&"J .~v'^G USG I

R.

AMniniiasi Radiograft Canpa

R. k*p consule ~ o b i bX -R~Y K. Kontak untuk

On swlch Mobile X-Ray

R. Baa Film 1 R. Dokter

DIAGRAM SISTIM DISTRIBUSI INSTALASI LISTRIK

NORMALPOWER

SUPLLY

I ,,, ,EM ERGENCYPOWER

SUPPLY

- u P S INVERTER

I GMSET h'rl

SUMBER

EMERGENCY

II

!I\/-

I-

I-
EATERY

i CHANGE OVER SWITCH 1

CONTOH SISTIM DISTRIBUSI INSTALASI LISTRIK PADA

FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN

RUANGAN KELOMPOK 1 RUANGAN KELOMPOK 1E RUANGAN KELOMPOK 2E

Sumber normal Sumber emergency t -- ------- /<lo Mil

Pengisiao &- - Batemi sel alau I mcdor generator

-----

J h.5 &ik

111

DAFI'AR PUSTAKA

1. SLI

2. IEC

3. PUIL

4. Falsapah dst

5. N F P A Healte care Fasilitas - Klein

6. Pedoman

Peralatan Radiologi + Subdit Radiologi

D. RUANGAN
Pendekatan yang dipakai dalam menetapkan jenis dan luas ruangan
adalah :
- Fungsi ruangan/jenis kegiatan
- Proteksi terhadap bahaya radiasi bagi petugas, pasien, lingkungan
- Efisiensi
Persyaratan ruangan :
a. Letak unit/instalasi radiologi hendaknya mudah dijangkau dari ruangan
gawat darurat, perawatan intensive care, kamar bedah dan ruangan
lainnya.
b. Di setiap instalasi radiologi dilengkapi dengan alat pemadam kebakaran
dan alarm sesuai dengan kebutuhan.
c. Suhu ruang pemeriksaan 20-24 °C dan kelembaban 40 - 60 %.
d. Suhu untuk alat sesuai dengan kebutuhan alat tersebut.

Persyaratan ruangan, meliputi jenis, kelengkapan dan ukuran/luas ruangan


yang dibutuhkan sebagai berikut :
1. Ketebalan dinding
Bata merah dengan ketebalan 25 cm (duapuluh lima sentimeter) dan
kerapatan jenis 2,2 g/cm3 (dua koma dua gram per sentimeter kubik),
atau beton dengan ketebalan 20 cm (duapuluh sentimeter) atau setara
dengan 2 mm (dua milimeter) timah hitam (Pb), sehingga tingkat
26
Radiasi di sekitar ruangan Pesawat Sinar-X tidak melampaui Nilai Batas
Dosis 1 mSv/tahun (satu milisievert per tahun).
2. Pintu dan ventilasi
- Pintu ruangan Pesawat Sinar-X dilapisi dengan timah hitam dengan
ketebalan tertentu sehingga tingkat Radiasi di sekitar ruangan
Pesawat Sinar-X tidak melampaui Nilai Batas Dosis 1 mSv/tahun
(satu milisievert per tahun).
- Ventilasi setinggi 2 (dua) meter dari lantai sebelah luar agar orang di
luar tidak terkena paparan radiasi.
- Di atas pintu masuk ruang pemeriksaan dipasang lampu merah yang
menyala pada saat pesawat dihidupkan sebagai tanda sedang
dilakukan penyinaran (lampu peringatan tanda bahaya radiasi).
3. Ruangan dilengkapi dengan sistem pengaturan udara sesuai dengan
kebutuhan.
4. Pada tiap-tiap sambungan Pb, dibuat tumpang tindih/overlapping
5. Jenis dan ukuran ruangan :
a. Ruang penyinaran/ Ruang X-ray
- Ukuran ruangan : sesuai kebutuhan/besarnya alat.
- Ruang X-ray tanpa fluoroskopi, minimal:
�� Alat dengan kekuatan s/d 125 KV : 4m (p) x 3m (l) x 2,8m (t)
�� Alat dengan kekuatan >125 KV : 6,5m (p) x 4m (l) x 2,8m (t)
- Ruang X-ray dengan fluoroskopi : 7.5m (p) x 5,7m (l) x 2,8m (t)
b. Ruang CT Scan
- Ukuran : 6m (p) x 4m (l) x 3m (t)
- Dilengkapi dengan :
�� Ruang operator
�� Ruang mesin
�� Ruang AHU/chiller
27
- Contoh denah ruangan CT Scan (dapat dimodifikasi):
c. Ruang DSA
- Ukuran : 8,5m x 7,5 m x 2,8 m
- Dilengkapi dengan :
�� Ruang operator
�� Ruang persiapan tindakan dan recovery
�� Ruang mesin
�� Ruang AHU/chiller
d. Ruang Mammografi
Ukuran: 4m (p) x 3m (l) x 2,8m (t)
e. Ruang Panoramic-cephalometri
Ukuran : 3 m (p) x 2 m x 2,8 m (t)
f. Ruang Ultra SonoGrafi/USG
�� Ukuran : 4m (p) x 3m (l) x 2.7m (t)
�� Dinding : Terbuat dari batu bata, tanpa Pb
�� Perlengkapan : meja/tempat tidur pemeriksaan, Kursi pasien
g. Ruang MRI
�� Ukurang ruang pemeriksaan 12.5m (p) x 7m (l) x 3,5m (t)
�� Perlu diberi pengaman sangkar Faraday
28
Dilengkapi dengan :
�� Ruang operator
�� Ruang mesin
�� Ruang AHU/chiller
h. Ruang Baca dan Konsultasi Dokter
- Terpisah dengan ruang pemeriksaan.
- Luas : disesuaikan dengan kebutuhan, minimal 2m (p) x 2m (l) x
2,7m (t) /dokter spesialis radiologi dan dapat menampung :
�� 1 buah meja kerja
�� 2 buah kursi
�� 1 buah lemari
- Perlengkapan : Light box
i. Ruang CR dan PACS
- Ukuran : minimal 3m (p) x 3m (l) x 2,8m (t)
- Dapat menampung : a. Tempat printer
b. Tempat processing
c. Tempat rekam medik elektronik
- Dilengkapi dengan AC. Suhu dan kelembaban disesuaikan
dengan kebutuhan alat.
j. Ruang ganti pakaian
- Ada disetiap ruang pemeriksaan.
- Luas : disesuaikan dengan kebutuhan, minimal 1m (p) x 1,5m (l)
x 2,7m (t) dan dilengkapi dengan lemari baju/locker.
k. WC
- Ada di ruang fluoroscopi, CT Scan, DSA, MRI, BNO/IVP, USG
- Ukuran : minimal 1,5m (p) x 1m (l) x 2,7m (t)
l. Ruang persiapan tindakan (khusus untuk Rumah Sakit kelas A dan
Rumah Sakit kelas B)
- Ukuran : minimal 2m (p) x 2m (l) x 2,8m (t)
- Dilengkapi dengan :
�� tempat tidur
�� oksigen
�� emergency kit
�� AC
�� Tempat pencucian alat
29
- Untuk sarana pelayanan kesehatan lain : disesuaikan dengan
kebutuhan.
m. Ruang Recovery (khusus untuk rumah sakit kelas A dan B)
- Ukuran : minimal 2 m (p) x 2 m (l) x 2,8m (t)
- Dilengkapi dengan :
�� tempat tidur
�� oksigen
�� emergency kit
�� AC
�� Tempat pencucian alat
- Untuk sarana pelayanan kesehatan lain : disesuaikan dengan
kebutuhan.
n. Gudang untuk film dan non film
Ukuran, suhu dan kelembaban disesuaikan dengan kebutuhan.
o. Kamar gelap
Terdiri dari daerah basah dan daerah kering.
1) Ukuran :
- Manual Processing : Sebaiknya memanjang; ukuran 2 (p) x
1.5 (l) x 2.8 (t) m untuk memudahkan pengaturan bahanbahan
dalam kamar gelap.
- Automatic Processing : Sebaiknya bujur sangkar; Luas 7 m2;
Tinggi : 2.8 m
2) Lantai:
- Tidak menyerap air dan tahan terhadap cairan processing
- Tidak licin dan mudah dibersihkan
3) Dinding :
- Warna cerah : seperti, merah jambu, krim dll
- Mudah dibersihkan
- Tidak menyerap air / keramik
- Dilengkapi cassette passing box yang dilapisi Pb
- Dilengkapi dengan exhaust fan yang kedap cahaya
4) Pintu masuk kamar gelap :
- kedap cahaya
- petugas mudah keluar masuk tanpa mengganggu jalannya
processing
30
5) Kelengkapan daerah basah :
- Safe light
- Rak gantungan film/film hanger
- Lemari tempat penyimpanan cassette dan box film
- Meja kerja
6) Kelengkapan daerah kering :
- alat kamera identifikasi film
- alat pengering fil
- Viewing box film/light case
p. Ruang Lain
- Loket/ruang informasi, ruang diskusi, ruang jaga (dokter,
radiografer, perawat) dan pantry : disediakan untuk rumah sakit
kelas A dan B. Sarana pelayanan kesehatan lainnya disesuaikan
dengan kebutuhan.
- Ruang tunggu pasien ada di semua jenis sarana pelayanan
kesehatan.

Share

Get link

Facebook

Twitter

Pinterest

Email

Other Apps

Comments

Post a Comment

Popular Posts

April 08, 2015

Pengertian Infusion Pump

Share

Get link

Facebook

Twitter

Pinterest
Email

Other Apps

2 comments

April 01, 2013

SISTEM KELISTRIKAN PADA JANTUNG

Share

Get link

Facebook

Twitter

Pinterest

Email

Other Apps

2 comments

Powered by Blogger

Theme images by Matt Vince

iToP5

Visit profile

Archive

January 20181

April 201529

April 201331

March 20134

Report Abuse
Sistem Listrik Rumah Sakit

Posted on January 26, 2016 by Healthcare and Hospital Consultant (IKKESINDO Batch 4)

Pos darurat.

Pos darurat dengan kabel tarik harus disediakan dalam setiap kloset dan setiap pancuran (shower)
kamar mandi. Pos darurat ini harus dipasang kurang lebih 50 cm (18 inci) dari kepala pancurannya
(shower head) dan/atau 180 cm (72 inci) di atas lantai jadi. Setiap pos darurat yang di area pancuran
atau toilet harus kedap air.

Pos darurat harus disediakan dengan :

kabel tarikan yang diuji tarik dengan gaya sebesar 5 kg ( 10 lbs) dan pendant dihubungkan ke gerakan
sakelar ON/OFF pada pos darurat. Kabel tarikan yang gantung yang terbawah harus dipasang 15 cm ( 6
inci) dari lantai jadi.

Gaya tarikan untuk mengaktifkan sakelar minimum 0,4 kg. c) Pada pos darurat dilengkapi fungsi
“reset/cancel”.

Lampu darurat merah dengan nyala mati-hidup secara bergantian dengan interval waktu 1 detik
ditempatkan pada bagian luar dari kamar mandi atau toilet, dipasang pada ketinggian 2 meter dari lantai
jadi.

Pada pos darurat , ditempel atau ditempatkan secara permanen dengan plat kalimat “Panggilan Darurat
Perawat”. Tinggi huruf minimal 4 mm (1/8 inci).

Armatur Lampu Dome di Koridor.

Tutup lampu harus tembus cahaya, tidak berubah warna atau berubah bentuk karena panas, atau rusak
karena penggunaan zat pembersih.

Lampu dome harus berisi lampu yang cukup membedakan :

panggilan rutin dari bedside.

panggilan darurat dari pos perawat kamar mandi atau toilet.

Sinyal visual untuk panggilan rutin dan panggilan darurat harus dibedakan.

Armatur Lampu Dome dengan isi dua lampu di Koridor.

Dua lampu dalam satu armatur lampu dome berisi minimum dua lampu untuk mengidentifikasikan
panggilan setempat dalam sistem. Sinyal visual untuk panggilan rutin dan panggilan darurat harus jelas
perbedaannya.

Cordset.

Umum.

Setiap cordset, harus :


panjangnya 1,8 meter atau 2,4 meter, jenis kabel fleksibel.

tidak korosif.

apabila cordset dilepas, panggilan darurat harus secara otomatis memberitahukan panel kontrol SPP.
Sinyal audible dan visual harus tetap diaktifkan sampai cordset disisipkan kembali, atau alat lain
disisipkan yang secara teknis dapat mematikan fitur panggilan otomatis.

gaya tarikan untuk mengaktifkan cordset sebesar 0,5 kg (1 lb).

tidak berubah warna.

Cordset dengan aksi tombol tekan.

Setiap cordset harus disediakan :

sambungan ke kotak kontak bedside cordset.

berisi tombol tekan untuk panggilan pada ujung cordsetnya.

Sistem distribusi.

Setiap kabel yang digunakan dalam SPP harus asli dan bersertifikat, diberi label pada setiap rel dan
disetujui oleh instansi terkait.

Perlengkapan Instalasi.

1) Kabel.

Kabel harus termasuk semua penyambung, tali pengikat, penggantung, klem dan sebaginya yang
dibutuhkan untuk melengkapi kerapihan instalasi.

2) Konduit.

Perlengkapan harus termasuk konduit, duct (saluran) kabel, rak kabel, kotak penyambung, roset, plat
penutup dan perangkat keras lain yang diperlukan untuk melengkapi kerapihan dan keamanan, dan
memenuhi SNI 04-0225-2000, tentang Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL 2000).

(3) Label.

Setiap komponen dari sub sistem harus diberi label.

(2). Pemasangan peralatan dan instalasi sistem panggil perawat. (a) Pengiriman.

Pengiriman bahan-bahan ke lokasi harus dalam kontainer asli tertutup, jelas terlabel nama pengirim,
model peralatan dan nomor erie identifikasi, dan logo standar. Pengawas akan meneliti peralatan SPP
pada saat itu dan akan menolak terhadap item yang tidak memenuhi syarat.

(b) Penyimpanan.

Peralatan SPP harus disimpan dengan benar sebelum dipasang, terlindung terhadap kerusakan.

(c) Pemasangan.
Umum.

SPP dan sistem alarm kebakaran tidak boleh diletakkan dalam satu konduit, satu rak kabel atau jalur
yang sama.

Kontraktor harus menyediakan filter, trap dan pad yang sesuai untuk meminimalkan interferensi dan
untuk balansing amplifier dan sitem distribusi. Item yang digunakan untuk balansing dan meminimalkan
interferensi harus mampu menyalurkan bunyi, sinyal data dan kontrol dalam kecepatan dan frekuensi
yang dipilih, dalam arah yang ditentukan, dengan kerugian gesek yang kecil, isolasi tinggi dan dengan
perlambatan minimum dari sistem poling atau subcarrier frequency.

Pasokan daya listrik darurat (contoh : batere, UPS) harus dipasang dalam kabinet/lemari terpisah.
Kabinet/lemari ini harus disediakan dekat dengan panel kontrol SPP.

Apabila bedside unit buatan pabrik yang digunakan, kontraktor harus meminta izin pada pengawas
untuk melakukan pemasangan instalasi SPP.

Semua peralatan harus dihubungkan sesuai spesifikasi untuk memastikan terminasi, isolasi, dan
impedansinya sesuai dan terpasang dengan benar.

Pemasangan semua peralatan untuk setiap lokasi diidentifikasi sesuai dengan gambar.

Semua saluran utama, distribusi dan interkoneksi harus diterminasi pada kondisi dapat memfasilitasi
fitur perluasan sistem.

Semua jalur vertikal dan horizontal harus diterminasi sehingga memudahkan perluasan sistem.

Terminasi resistor harus digunakan untuk terminasi semua cabang yang tidak digunakan.

2) Saluran (duct) Konduit dan Sinyal. a) Konduit.

Instalasi harus dipasang dengan cara yang benar. Ukuran diameter minimum konduit 25 mm ( 1 inci)
untuk distribusi primer sinyal dan 19 mm ( 3/4 inci) untuk sambungan jauh (contoh lampu dome, tombol
darurat, dan sebaginya).

Semua kabel harus dipasang dalam konduit terpisah. Campuran kabel SPP dan kabel alarm kebakaran
tidak dibolehkan.

Isi konduit harus tidak melebihi 40%.

Jalur kabel harus bebas tersambung antara sambungan konduit dan kotak interface dan lokasi peralatan.

b) Saluran (duct) sinyal, saluran (duct) kabel dan rak kabel.

Harus dapat menggunakan saluran (duct) sinyal, saluran (duct) kabel dan/atau rak kabel.

Saluran (duct) sinyal dan/atau saluran (duct) kabel harus berukuran minimal 10 cm x 10 cm ( 4 inci x 4
inci) yang dapat dilepas tutup atas atau sampingnya. Pada sudut-sudut yang tajam harus diberi proteksi.

Rak kabel sepenuhnya harus tertutup, apabila rak kabel juga digunakan untuk sirkit elektronik lainnya,
harus biberi partisi.
Tidak diperbolehkan menarik kabel melalui kotak. fiting atau selubung jika terjadi perubahan ukuran
konduit. Radius bengkokan harus tepat.

Selubung kabel yang tergores tidak dapat diterima. Ujung tutup kabel yang keluar melalu lubang rangka
dari lemari/kabinet, atau rak, selubung, kotak tarikan atau kotak persimpangan harus menggunakan
plastik atau bahan nylon grommeting.

Semua persimpangan kabel harus mudah dijangkau. Digunakan tutup kotak persimpangan dengan
ukuran minimum 15 cm x 15 cm x 10 cm (6 inci x 6 inci x 4 inci) diletakkan pada saluran (duct) sinyal.

Kabel distribusi sinyal dari sistem.

Kabel harus dipasang dengan cara yang praktis seperti pemasangan kabel untuk proteksi kebakaran atau
sistem darurat yang teridentifikasi. Kabel harus mampu menahan kondisi lingkungan yang merugikan
tanpa perubahan bentuk. Apabila pintu konsol, kabinet/lemari atau rak, dibuka atau ditutup, tidak
mengganggu pemasangan kabel.

Jalannya kabel antara peralatan SPP ke lemari/kabinet, rak , saluran (duct) kabel, saluran (duct) sinyal
atau rak kabel harus dipasang dengan konduit yang terpasang pada struktur bangunan.

Semua kabel harus terinsulasi untuk mencegah induksi sinyal atau arus yang dibawa oleh konduktor dan
100% terlindung. Pemasangan kabel harus lurus, dibentuk dan dipasang dengan ikatan yang kuat,
disesuaikan dalam hubungan horizontal atau vertikal ke peralatan, kontrol, komponen atau terminator.

Penggunaan kabel yang dipilin tidak dibolehkan. Setiap penyambungan kabel harus menggunakan
terminator.

Kabel harus dikelompokkan sesuai pelayanannya. Kabel kontrool dan kabel sinyal boleh dijadikan satu
kelompok. Kabel harus dibentuk rapih dan posisinya harus tidak berubah dalam kelompok. Kabel yang
menggantung tidak diperkenankan. Kabel yang ditempatkan di saluran (duct) sinyal, konduit, saluran
(duct) kabel atau rak harus dibentuk rapih, diikat pada jarak antara 60 cm sampai 90 cm (24 inci sampai
36 inci), dan harus tidak berubah posisinya dalam kelompok.

Kabel distribusi harus dipasang dan dikencangkan tanpa menyebabkn bengkokan yang tajam dari kabel
terhadap ujung yang tajam. Kabel harus dikencangkan dengan perangkat keras yang tidak akan
mengganggu.

Kabel harus diberi label dengan tanda permanen pada terminal dari elektronik dan peralatan pasif dan
pada setiap persimpangan dengan huruf pada diagram rekaman.

Pengujian lengkap kabel setelah semua instalasi dan penggantian kabel yang rusak.

Polaritas input dan output sistem seperti direkomendasi pabrik.

Kotak outlet, kotak belakang dan plat muka.

a) Kotak outlet.
Kotak sinyal, kotak daya, kotak interface, kotak sambungan, kotak distribusi, kotak persimpangan harus
disediakan seperti dipersyaratkan oleh rancangan sistem.

b) Kotakbelakang.

Kotak belakan harus disediakan langsung dari manufaktur seperti dipersyaratkan oleh rancangan sistem
yang disetujui.

c) Plat muka (atau plat penutup).

Plat muka harus dari jenis standar. Konektor dan jack yang muncul pada plat muka harus jelas dan
ditandai permanen.


Setiap konektor haru dirancang untuk ukuran kabel khusus yang digunakan dan dipasang dengan
perkakas yang disetujui manufaktur.

Daya listrik arus bolak balik.
Kabel daya listrik arus bolak balik harus berjalan terpisah dengan kabel
sinyal.

Umum.

Semua peralatan yang dipasang harus dibumikan untuk mengurangi bahaya kejutan. Total tahanan
pembumian maksimal harus 0,1 Ohm.

Jika tidak ada netral arus bolak balik, salah satu panel daya atau kotak kontak outlet, digunakan untuk
kontrol sistem, atau acuan pembumian.

Menggunakan konduit, saluran (duct) sinyal atau rak kabel sebagai sistem pembumian listrik tidak
dibolehkan. Item ini dapat dipakai hanya untuk pelepasan internal statik yang dibangkitkan.

Kabinet/lemari.

Pembumian yang umum menggunakan kabel tembaga solid berukuran #10 AWG harus digunakan pada
seluruh kabinet/lemari peralatan dan dihubungkan ke sitem pembumian. Perlu disediakan sambungan
pembumian yang terpisah dan terisolasi dari setiap pembumian kabinet/lemari peralatan ke sistem
pembumian. Jangan mengikat kabel pembumian peralatan bersama-sama.

Sistem Penangkal Petir.

Suatu instalasi proteksi petir dapat melindungi semua bagian dari bangunan rumah sakit, termasuk
manusia yang ada di dalamnya, dan instalasi serta peralatan lainnya terhadap bahaya sambaran petir.

Sistem Kelistrikan

Sistem tegangan rendah (TR) dalam gedung adalah 3 fase 220/380 Volt, dengan frekuensi 50 Hertz.
Sistem tegangan menengah (TM) dalam gedung adalah 20 KV atau kurang, dengan frekuensi 50 Hertz,
mengikuti ketentuan yang berlaku.

Untuk Rumah Sakit yang memiliki kapasitas daya listrik tersambung dari PLN minimal 200 KVA
disarankan agar sudah memiliki sistem jaringan listrik Tegangan Menengah 20 KV (jaringan listrik TM 20
KV), sesuai pedoman bahwa Rumah Sakit Kelas C mempunyai Kapasitas daya listrik ± 300 KVA s/d 600
KVA, dengan perhitungan 3 KVA per Tempat Tidur (TT).

Instalasi listrik tegangan menengah tersebut antara lain :

Penyediaan bangunan gardu listrik rumah sakit (ukuran sesuai standar
gardu PLN).

Peralatan Transformator (kapasitas sesuai daya terpasang).

Peralatan panel TM 20 KV dan aksesorisnya.

Peralatan pembantu dan sistem pengamanan (;grounding).

Tersedia peralatan UPS (;Uninterruptable Power Supply)

Harus tersedia peralatan UPS (Uninterruptable Power Supply) untuk melayani Kamar Operasi (Central
Operation Theater), Ruang Perawatan Intensif (Intensive Care Unit), Ruang Perawatan Intensif Khusus
Jantung (; Intensive Cardiac Care Unit). Persyaratan :

Harus tersedia Ruang UPS minimal 2 X 3 m2 (sesuai kebutuhan) terletak di Gedung COT,ICU, ICCU dan
diberi pendingin ruangan.
Kapasitas UPS setidaknya 30 KVA.

Sistem Penerangan Darurat (emergency lighting) harus tersedia pada ruang-ruang tertentu.

Harus tersedia sumber listrik cadangan berupa diesel generator (Genset). Genset harus disediakan 2
(dua) unit dengan kapasitas minimal 40% dari jumlah daya terpasang pada masing-masing unit. Genset
dilengkapi sistem AMF dan ATS.

Sistem kelistrikan RS Kelas C harus dilengkapi dengan transformator isolator dan kelengkapan
monitoring sistem IT kelompok 2E minimal berkapasitas 5 KVA untuk titik-titik stop kontak yang
mensuplai peralatan- peralatan medis penting (life support medical equipment).

Sistem Pembumian (grounding system) harus terpisah antara grounding panel gedung dan panel alat.
Nilai grounding peralatan tidak boleh kurang dari 0,2 Ohm.
Jaringan Listrik Rumah Sakit

niayupita Uncategorized December 12, 2017 3 Minutes

Instalasi listrik adalah suatu bagian penting yang terdapat dalam sebuah bangunan gedung, yang
berfungsi sebagai penunjang kenyamanan penghuninya. Di Indonesia dalam dunia teknik listrik aturan
yang ada antara lain PUIL (Persyaratan Umum Instalasi Listrik). Maka dari itu perencanaan sistem istalasi
listrik pada suatu bangunan haruslah mengacu pada peraturan dan ketentuan yang berlaku sesuai
dengan PUIL 2000 dan Undang-Undang Ketenaga Listrikan 2002. Pada jaringan listrik rumah sakit
biasanya membutuhkan energi listrik yang cukup besar, oleh karena itu pendistribusian energi listriknya
harus diperhitungkan sebaik mungkin agar energi lisrik dapat terpenuhi dengan baik dan sesuai dengan
peraturan yang berlaku. Perencanaan sistem instalasi listrik rumah sakit ini selain disuplai dari PLN juga
akan menggunakan suplai genset sebagai daya cadangan ketika sumber dari PLN mengalami gangguan.
Untuk suplai genset dapat dioperasikan secara otomatis. Kapasitas genset disesuaikan dengan tipe
rumah sakit tersebut. Pengadaannya pun saat ini dapat disesuaikan dengan ketersediaan anggaran, jika
cukup anggaran dapat membeli unit genset baru, apabila anggaran tidak mencukupi dapat dengan cara
sewa dari perusahaan penyedia jasa sewa genset.

Genset diperlukan suatu sistem yang mampu mengatur penyaluran tenaga listrik, sehingga bila salah
satu sumber jaringan listrik mengalami gangguan, maka dapat diambil alih oleh sumber lain (genset).
Pada saat sumber PLN mengalami gangguan secara otomatis genset akan mengambil alih supply PLN ke
supply genset. Sebaliknya, apabila sumber PLN sudah normal kembali, maka unit alat tersebut secara
otomatis akan mengembalikan suplai dari genset ke PLN. Alat yang dapat mentransfer kedua sumber
listrik tersebut disebut sebagai Automatic Main’s Failure (AMF). Suplai energi listrik untuk rumah sakit
ini menggunakan sistem 3 phasa dengan tegangan suplai 220 / 380 V, sehingga perlu dilakukan
pembagian kelompok beban, hal ini bertujuan untuk:

Menjaga keseimbangan beban pada tiap phasa.

Melokaslisir gangguan yang timbul dengan tidak mempengaruhi kerja sistem secara keseluruhan.

Mempermudah dalam pemasangan, pemeriksaan, pengoperasian dan perbaikan.

Jika ada gangguan pada satu kelompok, maka kelompok lain tetap tidak akan terpengaruh gangguan
tersebut.

Sebagai contoh misalkan daya total pada rumah sakit 400 KWatt, maka daya terpasang dikalikan faktor
beban (0,75) sebesar 300 KVA, sehingga daya yang dibutuhkan dari PLN untuk penyambungan sebesar
300 KVA. Untuk meningkatkan kenyamanan dan kehandalan sistem kelistrikan di rumah sakit ini, maka
suplai daya listriknya selain sumber listrik dari PLN juga dilengkapi dengan generator listrik cadangan
sebesar 400 KVA, genset ini mensuplai yang mempunyai total beban 300 KWatt, dengan pengoperasian
atomatis.

Acuan instalasi listrik medis dapat dilihat dibawah ini:

SNI 04-0225-200 (PUIL 2000)

Peraturan mentri kesehatan RI No:2306/MENKES/PER/XI/2011 tentang persyaratan teknis instalasi


elektrikal rumah sakit
IEC 60364-7-710 Requirements for Special or location Medical Location

Peraturan mentri no: 0045 tahin 2005 Tentang instalasi ketenaga listrikan & Peraturan mentri no: 0046
Tahun 2006 tentang perubaan Permenkes 0045 tahun 2005 Mengatur tentang perenanaan
pemasangan, pengamanan, pemeriksaan dan pengujian serta uji layak operasi.

Persaratan energi listrik di rumah sakit

Kapasits harus sesuai dengan yang dibutuhkan

Kualitas arus tegnangan frekwensi baik

Kehsndalan system jaringan tinggi

Keamanan kemanfaatan nya terjamin

Mengutamakan hemat energi

Pengamanan beban di rumah sakit

Kebutuhan maksimum dan keragaman

Lokasi medik

Supply

Pembagian instalasi

Kompatibilitas

Pengamanan lokasi medik

Lokasi medik dimaksudkan untk tempat diagnose perawatan pemantauan pasien, maka dibutuhkan
proteksi tambahan dan memilliki standar khuhusus dalam penggunaannya sesuai puil 2000 Pembagian
lokasi medik berdasar puil 2000 Klasifikasinya

Kelompok Satu (1)

Dalam kelompok ruangan ini terputsnya tegangan listrik tidak membahyaan pasien, operator, maupun
peralatan Karena dapat di ulangi atau perawatan pasien mungkin untuk dihentikan

Kelompok 1E

Instalasi listrik dalam penggunaannya terdapat toleransi terputusnya tegangan kurang dari 10 detik, jika
instalasi listrik gagal atau sumber utama mati maka harus memindhkan kesupply khsusus (generator)

Kelompok 2E

Untuk ruangan dimana Pemeriksaan tidak dapat di ulangi, kegagalan instalasi/terputus daya tidak dapat
di toleransi. Pada ruangan ini membutuhkan ups/battery sebagai backup jika listirk mati maka peralatan
tetep mendapat sumber tegangan dari battery contoh untuk kamar operasi.

Pengamanan Terhadap Bahaya Listrik

Bahaya sentuh langsung


Bahaya sentuhan pada bagian yang aktif/ konduktor yang bertegangan

Tegangan sentuh yang di izinkan

Tegangan Maksimum

Waktu

<50

50

75

90

0,5

110

0,2

150

0,1

220

0,05

380

0,03

Terdapat juga jaringan instalasi listrik rumah sakit (pada instalasi peralatan radiologi). Sarana dan
prasarana ditujukan agar terselenggaranya pelayanan radiologi yang aman; fektif; efisien sesuai dengan
peraturan yang berlaku, serta dimungkinkannya petugas UPF Radiologi bekerja dengan nyaman dan
tertib.

KELISTRIKAN RADIOLOGI

Yang dimaksud dengan sistim kelistrikan untuk bagian radiologi adalah mencakup :

– Penyediaan daya listrik

– Pengaturan daya listrik

– Pengamanan penggunaan daya listrik untuk peralatan


Sistim kelistrikan tersebut perlu diterapkan disetiap rumah sakit mengingat karakteristik penggunaan
daya listrik yang spesifik dari peralatan radiologi. Peralatan radiologi tersebut

menggunakan daya listrik yang besar dengan waktu yang singkat, dan sangat mempengaruhi
penggunaan listrik untuk peralatan medik yang sensitif terhadap perubahan tegangan pada jaringan
listrik rumah sakit.

Anda mungkin juga menyukai