Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Linear Accelerator (Linac) merupakan alat di bidang kesehatan yang
menggunakan energi radiasi. Linac dapat memproduksi foton dan elektron dalam
berbagai tingkatan energi. Energi yang digunakan untuk foton dan elektron
berorde MeV. Di bidang kesehatan, Linac digunakan sebagai alat terapi radiasi
eksternal pada pasien kanker. Linac dapat digunakan untuk terapi seluruh tubuh
maupun bagian dari tubuh saja. Terapi kanker bertujuan menghancurkan sel
kanker dengan meminimalkan efek negatif pada sel sehat di sekitarnya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu yang dimaksud Linac ?
2. Apa prinsip dasar Linac ?
3. Apa fungsi Linac ?
4. Apa saja aplikasi Linac ?
5. Apa saja Kontra Indikasi pada Linac ?

1.3 Tujuan
Makalah ini sebagaimana dibuat agar Pembaca dan Pembuat Dapat
nemahami fungsi,bagian-bagian,indikasi,prinsip dasar,Aplikasi,Efek
Samping dari pesawat Rontgen LINAC Akselerator linear ( LINAC )

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian LINAC

Akselerator linear medis (linac) merupakan salah satu aplikasi radiasi


dalam bidang kesehatan khususnya untuk keperluan radioterapi. Linac tidak
menggunakan sumber radioaktif seperti pada pesawat teleterapi cobalt dan cesium
sehingga penggunaannya dirasa lebih aman. Selain itu, linac dapat menghasilkan
foton sinar-X energi tinggi sehingga dapat meminimalisasi efek radiasi pada kulit
dan jaringan permukaan, namun tetap efektif untuk menyembuhkan tumor atau
kanker yang letaknya lebih dalam di bawah permukaan kulit [1]. Karena alasan
itulah, kini radioterapi dengan linac sudah menggantikan posisi pesawat cobalt dan
cesium dan juga menjadi alternatif penyembuhan tumor/kanker selain dengan
operasi ataupun kemoterapi [2]. Akan tetapi, linac yang dioperasikan lebih dari 8 –
10 MV, selain menghasilkan foton energi tinggi, juga dapat menghasilkan radiasi
tambahan berupa neutron. Neutron dapat dihasilkan melalui reaksi fotonuklir (γ,n)
antara foton energi tinggi dengan inti atom bahan bernomor atom (Z) tinggi, seperti
bahan target tungsten (W), pada kolimator timah (Pb) dan besi (Fe), serta bagian-
bagian lain di dalam kepala linac. Neutron-neutron yang dihasilkan memiliki
jangkauan energi yang lebar, tetapi paling banyak adalah neutron cepat dengan
puncak energi di sekitar 1 – 2 MeV [3,4,5].

Adanya dosis neutron ini dapat meningkatkan dosis radiasi pasien selama
proses terapi dan jika mengenai organ tubuh yang sehat akan berpeluang untuk
menimbulkan kanker sekunder atau penyakit non-kanker lainnya. Hal ini karena
neutron termasuk jenis radiasi pengion, bahkan neutron cepat memiliki nilai faktor
bobot radiasi 20 sehingga lebih menyebabkan kerusakan daripada foton yang hanya
memiliki nilai faktor bobot radiasi 1 [5]. Maka dari itu penting untuk dilakukan
pengukuran neutron cepat agar diketahui distribusinya di ruang linac dan dapat
direncanakan proses proteksi radiasi yang tepat, baik untuk pasien maupun pekerja
di ruang linac. Salah satu metode untuk mengukur neutron yang banyak

2
dikembangkan akhir-akhir ini karena memiliki efisiensi pengukuran yang bagus
adalah dengan menggunakan detektor jejak nuklir [6]. Detektor jejak nuklir dapat
mengukur neutron cepat berdasarkan jejak laten akibat ionisasi dari proton recoil
(proton hamburan) pada bahan detektor. Proton recoil dihasilkan melalui reaksi
penghamburan elastis (n,p) antara neutron cepat dengan inti atom bahan detektor
maupun dengan bahan radiator. Untuk melihat jejak laten, detektor harus diproses
terlebih dahulu dengan proses etsa agar menjadi jejak tampak yang dapat dilihat
dengan menggunakan mikroskop optik [6,7]. Jumlah jejak per satuan luas pada
detektor kemudian dapat dianalisis dan dikonversi untuk menyatakan dosis maupun
besaran lain dari neutron.

2.2 Prinsip Dasar LINAC

Prinsip Dasar Linac adalah Elektron yang merupakan partikel bermuatan


yang paling mudah diperoleh dan dipercepat untuk menghasilkan berkas untuk
radiasi langsung maupun tak langsung dengan membangkitkan foton. Percepatan
dari elektron dapat dilakukan dengan tegangan yang relatif rendah dengan cara
berulang (siklik), tetapi jika dilakukan dalam gerak melingkar (dibelokkan dengan
medan magnet) karena massanya yang relatif kecil elektron akan banyak
kehilangan tenaga geraknya akibat radiasi sinkroton yang sebanding dengan 1/m4.

Cara yang lebih efisien adalah dengan percepatan lurus secara siklik
dengan menggunakan akselerator linear (linear accelerator atau linac). Prinsip kerja
akselerator linear berdasar pada medan bolak-balik dan tabung hanyut (drift tube)
yang dimunculkan idenya oleh Ising dan Wideroe. Pada metode ini, partikel
dipercepat secara berulang oleh medan RF (Radio Frequency). Wideroe telah
membuat akselerator ini dan mampu mempercepat ion kalium sampai dengan 50
keV. Walaupun prinsip dasarnya sederhana, tetapi pada kenyataannya diperlukan
kondisi yang spesifik untuk memastikan bahwa partikel diarahkan dan dipercepat
oleh medan RF. Selama setengah periode pada saat medan memiliki arah yang
berlawanan, partikel harus terlindungi dari medan agar tidak mengalami
perlambatan. Secara teknis, persyaratan ini direalisasikan dengan melingkupi jalur
berkas dengan tabunghanyut logam (metallic drift tube).

3
Tabung ini melindungi partikel dari medan RF eksternal dan panjang
segmen tabung ditentukan sehingga partikel dapat menjangkau celah (gap) antara
dua tabung berturut-turut pada saat medan RF mempercepatnya. Untuk akselerator
linear ion diperlukan medan RF dengan frekuensi dalam orde hingga puluhan MHz,
sedang untuk akselerator linear elektron seperti yang digunakan untuk teleterapi
diperlukan RF dengan frekuensi orde 3 GHz dan pemasukkan RF serta
pemercepatan berkas electron dilakukan dengan tabung pandu gelombang
(wave guide).

2.3 Fungsi LINAC


Fungsi utama dari akselerator adalah menghasilkan berkas radiasi berupa
elektron berenergi tinggi atau sinar-X (foton), yang dicapai dengan pengoperasian
HT dan RF secara bersama-sama. Gelombang RF dihasilkan oleh modulator yang
diberi daya oleh pulsa tegangan tinggi yang stabil dari sistem HT. Magnetron
dengan kemampuan daya sampai dengan 5 MW yang beroperasi pada frekuansi
resonansi 2856 MHz pada modulator membangkitkan input daya RF yang
diteruskan melalui pandu gelombang (waveguide) sehingga membentuk
gelombang RF ragam Traveling Wave, yang digunakan untuk memper-cepat
elektron melalui pandu gelombang pemercepat ke radiation head untuk terapi.
Percepatan dan gerakan berkas elektron dikendalikan oleh sistem berkas (beam
physics system) yang terdiri atas beam focusing, beam centering, beam bending,
target shifting, primary filtering, collimation, secondary filtering.

 Fungsi

1. Perawatan radiasi sinar eksternal bagi penderita kanker


2. Dapat digunakan dalam radiosurgery stereotactic, mirip dengan yang pisau
gamma yang dapat mencapai pada sasaran dalam otak.
3. Untuk mengobati semua bagian / organ tubuh, dengan memberikan dosis
seragam energi tinggi sinar x- ke daerah tumor pasien. Sinar-x ini dapat
menghancurkan sel-sel kanker tanpa merusak jaringan normal disekitarnya.
4. Untuk mengobati seluruh tubuh yang terkena kanker dan digunakan tidak

4
hanya sebagai terapi radiasi pancaran eksternal, tetapi juga untuk
stereotactic radiosurgery dan Tubuh stereotactic Radioterapi.
5. Merupakan generasi dari sinar-X untuk tujuan pengobatan,
6. Injector bagi energi akselerator yang lebih tinggi,
7. Untuk menyelidiki sifat-sifat partikel subatom

2.4 Aplikasi LINAC

Akselerator linier (Linear Accelerator, LINAC) pertama kali


diperkenalkan oleh R. Wideroe di Swiss pada 1929, namun unjuk kerjanya saat itu
kurang memuaskan. LINAC mempunyai kelebihan dan kekurangan dibandingkan
dengan akselerator magnetik. Disamping itu, penyuntikan artikel yang akan
dipercepat dalam akseleratormagnetik sangat sulit dilakukan, sedangkan pada
LINAC partikel dalam bentuk berkas terkolimasi secara otomatis terpencar ke
dalam tabung akselerator. LINAC dapat dipakai untuk mempercepat partikel
hingga berenergi di atas 1 BeV. Betatron praktis tidak mungkin mencapai energi
setinggi karena memerlukan magnet berukuran sangat besar. LINAC semula
dipakai untuk mempercepat partikel bermuatan positif seperti proton. Namun,
setelah berbagai modifikasi, mesin dapat pula dipakai untuk mempercepat partikel
bermuatan negatif seperti elektron. Dalam hal ini, elektron yang dipercepat mampu
bergerak dengan kecepatan mendekati kecepatan cahaya (elektron dengan energi 2
MeV bergerak dengan keceaptan 0,98 c, dengan c adalah keepatan cahaya). Jika
elektron berenergi tinggi itu ditabrakan pada target dari logam berat maka dari
pesawat LINAC akan di pancarkan sinar-X bernergi tinggi. Radioterapi dapat juga
dilakukan dengan menggunakan elektron berenergi tinggi. Elektron yang
dipercepat dalam LINAC dapat lamgsung di manfaatkan untuk radioterapi tanpa
harus di tabrakan terlebih dahulu dengan logam berat. Jadi, LINAC dapat juga
berperan sebagai sumber radiasi partikel berupa elektron cepat yang dapat
dimanfaatkan untuk radioterapi tumor.
 Terapi kanker

5
Penelitian tentang teknologi akselerator linear oleh PTAPB telah dimulai sejak
tahun 1998 bekerja sama dengan Rumah Sakit Dr. Kariadi Semarang dengan
membentuk subkelompok akselerator linear. Hal ini seiring dengan berkembangnya
penggunaan akselerator linear di Indonesia sebagai alternatif radioterapi khususnya
teleterapi kanker selain pesawat Cobalt 60.

Pada saat itu RS Dr. Kariadi Semarang masih sebagai satu-satunya pusat
radioterapi di Jawa Tengah yang memiliki 2 pesawat Cobalt 60, yang salah satu
pesawat sudah tua, serta 1 pesawat akselerator linear yang mempunyai energi 6
MeV dengan jam kerja sampai sore hari hanya mampu menangani lebih kurang
1300 penderita baru pertahun. Penggunaan pesawat Cobalt 60 untuk radioterapi
relatif lebih murah dan sederhana, namun memiliki berbagai kekurangan teknis dan
kendala dalam penanganan sumber radiasi setelah aktivitasnya rendah, sehingga di
negara-negara maju mulai ditinggalkan untuk beralih ke pesawat akselerator linear.
Keuntungan menggunakan akselerator linear dengan energi tinggi sinar-X maupun
elektron adalah dapat memberikan kedalaman dosis yang besar, pemilihan energi
yang lebih luas, teknik yang semakin maju yaitu dapat dihidupkan dan dimatikan
sesuai keperluan dan besarnya dosis dapat dikontrol, serta tidak menimbulkan
limbah radioaktif. Walaupun banyak keuntungan yang diperoleh terutama dari segi
pasien yang diterapi, akselerator linear membutuhkan banyak perangkat pendukung
yang cukup mahal dan manajemen SDM yang handal. Karenanya, dalam paling
tidak dua dekade ini diperlukan penguasaan teknologi akselerator linear.

Dalam bidang kedokteran, akselerator mempunyai dua peran utama yaitu


pencitraan (imaging) untuk diagnosis, dan untuk terapi (therapy). Imaging, jika
akselerator menghasilkan bahan radioaktif (radioisotop) yang diinjeksikan ke
dalam tubuh dan selanjutnya dilakukan proses pencitraan; sedangkan therapy jika
berkas partikel diradiasikan ke jaringan kanker. Pada saat ini ada beberapa metode
terapi kanker :

1. Operasi atau pembedahan (surgery).

2. Chemotherapy.

3. Gene therapy.

6
4. Terapi radiasi atau radioterapi.

Dalam radioterapi, ada beberapa jenis sumber radiasi :

1) Sinar-X energi rendah hingga sinar-γ orde MeV dari radioisotop


(misalnya Co-60).
2) Foton dan elektron energi tinggi dari akselerator linear.
3) Partikel hadron energi tinggi dari akselerator.

Pesawat akselerator linear dimanfaatkan dalam radioterapi baik foton


untuk tumor-tumor yang letaknya dalam serta elektron untuk tumortumor yang
letaknya superfisial atau tumor yang berada di atas tulang atau tulang rawan dengan
teknik teleterapi. Radioterapi bertujuan memberikan suatu dosis terukur ke suatu
volume target tertentu untuk mematikan sel-sel tumor semaksimal mungkin tetapi
dengan efek samping ke jaringan normal seminimal mungkin dengan harapan
memperbaiki kualitas hidup dan memperpanjang kelangsungan hidup penderita.
Kejadian penyakit kanker yang membutuhkan terapi radiasi makin meningkat
karena berbagai faktor, sehingga dibutuhkan pesawat akselerator linear agar cukup
banyak penderita yang dapat tertangani dengan baik. Di masa mendatang perlu
penguasaan teknologi baik teknik operasi maupun pemeliharaan agar kebutuhan
pesawat akselerator linear untuk kebutuhan kedokteran dapat makin terpenuhi
dengan pembiayaan terjangkau. Korelasi yang lazim terjadi pada sistem radioterapi
dengan akselerator linear yaitu terdapat hubungan antara waktu penembakan, dosis
dan energi ion dengan tingkat keparahan (stadium) penyakit kanker, serta dosis
radiasi yang diberikan berkaitan dengan tingkat keparahan kanker. Besarnya dosis
radiasi sebagai fungsi arus berkas elektron/proton/ion dan waktu penembakan
(waktu radiasi), sedangkan energi ion berkaitan dengan letak atau posisi kanker di
dalam tubuh.
Terapi radiasi dengan akselerator linear elektron mengalami
perkembangan cepat dan merupakan terapi kanker dengan biaya relatif murah serta
tidak memberikan limbah radioaktif sepertipada penggunaan Co-60. Untuk kanker
yang terlokalisasi biasanya dilakukan pembedahan yang dilanjutkan dengan terapi
radiasi, baik berupa foton ataupun elektron. Kemoterapi biasanya digunakan pada
proses terapi kanker yang sifatnya tersebar, berupa obat anti kanker yang diberikan

7
secara intravena. Umumnya selain digunakan untuk menyembuhkan kanker juga
sebagai obat mengurangi rasa sakit (paliatif). Interaksi berkas elektron dan sinar-X
dengan tubuh akan mempunyai kedalaman penetrasi yang berbeda.

2.5 Kontra Indikasi LINAC


1. Jangan digunakan untuk pasien yang memiliki riwayat alergi terhadap
Diclofenac, riwayat reaksi alergi (bronkospasme, shock, rhinitis, urtikaria)
setelah penggunaan aspirin atau NSAID lainnya (misalnya, ibuprofen,
celecoxib).
2. Pasien yang akan atau telah menjalani operasi by-pass jantung sebaiknya
jangan menggunakan Linac SR 100 mg Tablet (Diclofenac).
3. Obat ini juga dikontraindikasikan untuk pasien yang memiliki
masalah ginjal, hati, atau radang / tukak pada lambung atau usus.
4. Kontra indikasi untuk pasien yang sedang hamil terutama di 3 bulan
terakhir.
5. NSAID termasuk Linac SR 100 mg Tablet (Diclofenac) tidak boleh
diberikan untuk penderita demam berdarah, karena menginduksi
kebocoran kapiler dan gagal jantung.
6. Jangan diberikan untuk penderita penyakit jantung iskemik,
penyakit arteri perifer, penyakit cerebrovascular, dan gagal jantung
kongestif.

2.6 Efek Samping


1. Jika yang diradioterapi adalah bagian perut, maka kandung kemih tidak lagi
elastis dan membuat pasien buang air kecil lebih sering
2. Payudara akan lebih keras dan kencang setelah melakukan radioterapi di
bagian payudara
3. Jika bagian panggul terkena radiasi, maka vagina menjadi lebih sempit dan
kurang elastis
4. Lengan menjadi bengkak bila bagian pundak yang diberikan terapi
5. Gangguan fungsi paru-paru akibat mendapatkan radiasi di bagian dada

8
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pesawat linac menggunakan gelombang elektromagnetik dengan frekuensi


tinggi untuk mempercepat partikel bermuatan seperti electron sehingga
menghasilkan energi yang diarahkan pada sebuah tabung linear. Elektron energy
tinggi yang dihasilkan dapat digunakan langsung untuk terapi tumor dekat
permukaan, atau diarahkan ke suatu target untuk menghasilkan sinar-X Megavolt
yang digunakan untuk terapi tumor pada kedalaman tinggi.

Untuk menghasilkan berkas foton (sinar-X) maka berkas electron


berenergi tinggi tersebut dilewatkan pada sebuah target yang terbuat dari logam
berat yang tipis sehingga terjadi interaksi Bremstrahlung. Bremstrahlung adalah
sinar–X yang terpancar bilamana suatu elektron dengan kecepatan tinggi melintas
dekat dengan suatu nukleus (inti atom), maka gaya tarik Coulomb yang kuat
menyebabkan elektron menyimpang secara tajam dari lintasan awalnya.
Hasil pembangkitan sinar-X mempunyai intensitas yang tinggi pada arah
sumbu target. Untuk mencapai kerataaan (flatness) yang diperlukan, dipasanglah
sebuah filter pemerata (flattening filter) yang terbuat dari baja.

9
DAFTAR PUSTAKA

https://www.honestdocs.id/linac-sr-100-mg-tablet
http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:http://etd.repositor
y.ugm.ac.id/downloadfile/64379/potongan/S1-2013-281588-chapter1.pdf
http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/23585/JURNAL.pd
f?sequence=1

10

Anda mungkin juga menyukai