PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Makalah ini sebagaimana dibuat agar Pembaca dan Pembuat Dapat
nemahami fungsi,bagian-bagian,indikasi,prinsip dasar,Aplikasi,Efek
Samping dari pesawat Rontgen LINAC Akselerator linear ( LINAC )
1
BAB II
PEMBAHASAN
Adanya dosis neutron ini dapat meningkatkan dosis radiasi pasien selama
proses terapi dan jika mengenai organ tubuh yang sehat akan berpeluang untuk
menimbulkan kanker sekunder atau penyakit non-kanker lainnya. Hal ini karena
neutron termasuk jenis radiasi pengion, bahkan neutron cepat memiliki nilai faktor
bobot radiasi 20 sehingga lebih menyebabkan kerusakan daripada foton yang hanya
memiliki nilai faktor bobot radiasi 1 [5]. Maka dari itu penting untuk dilakukan
pengukuran neutron cepat agar diketahui distribusinya di ruang linac dan dapat
direncanakan proses proteksi radiasi yang tepat, baik untuk pasien maupun pekerja
di ruang linac. Salah satu metode untuk mengukur neutron yang banyak
2
dikembangkan akhir-akhir ini karena memiliki efisiensi pengukuran yang bagus
adalah dengan menggunakan detektor jejak nuklir [6]. Detektor jejak nuklir dapat
mengukur neutron cepat berdasarkan jejak laten akibat ionisasi dari proton recoil
(proton hamburan) pada bahan detektor. Proton recoil dihasilkan melalui reaksi
penghamburan elastis (n,p) antara neutron cepat dengan inti atom bahan detektor
maupun dengan bahan radiator. Untuk melihat jejak laten, detektor harus diproses
terlebih dahulu dengan proses etsa agar menjadi jejak tampak yang dapat dilihat
dengan menggunakan mikroskop optik [6,7]. Jumlah jejak per satuan luas pada
detektor kemudian dapat dianalisis dan dikonversi untuk menyatakan dosis maupun
besaran lain dari neutron.
Cara yang lebih efisien adalah dengan percepatan lurus secara siklik
dengan menggunakan akselerator linear (linear accelerator atau linac). Prinsip kerja
akselerator linear berdasar pada medan bolak-balik dan tabung hanyut (drift tube)
yang dimunculkan idenya oleh Ising dan Wideroe. Pada metode ini, partikel
dipercepat secara berulang oleh medan RF (Radio Frequency). Wideroe telah
membuat akselerator ini dan mampu mempercepat ion kalium sampai dengan 50
keV. Walaupun prinsip dasarnya sederhana, tetapi pada kenyataannya diperlukan
kondisi yang spesifik untuk memastikan bahwa partikel diarahkan dan dipercepat
oleh medan RF. Selama setengah periode pada saat medan memiliki arah yang
berlawanan, partikel harus terlindungi dari medan agar tidak mengalami
perlambatan. Secara teknis, persyaratan ini direalisasikan dengan melingkupi jalur
berkas dengan tabunghanyut logam (metallic drift tube).
3
Tabung ini melindungi partikel dari medan RF eksternal dan panjang
segmen tabung ditentukan sehingga partikel dapat menjangkau celah (gap) antara
dua tabung berturut-turut pada saat medan RF mempercepatnya. Untuk akselerator
linear ion diperlukan medan RF dengan frekuensi dalam orde hingga puluhan MHz,
sedang untuk akselerator linear elektron seperti yang digunakan untuk teleterapi
diperlukan RF dengan frekuensi orde 3 GHz dan pemasukkan RF serta
pemercepatan berkas electron dilakukan dengan tabung pandu gelombang
(wave guide).
Fungsi
4
hanya sebagai terapi radiasi pancaran eksternal, tetapi juga untuk
stereotactic radiosurgery dan Tubuh stereotactic Radioterapi.
5. Merupakan generasi dari sinar-X untuk tujuan pengobatan,
6. Injector bagi energi akselerator yang lebih tinggi,
7. Untuk menyelidiki sifat-sifat partikel subatom
5
Penelitian tentang teknologi akselerator linear oleh PTAPB telah dimulai sejak
tahun 1998 bekerja sama dengan Rumah Sakit Dr. Kariadi Semarang dengan
membentuk subkelompok akselerator linear. Hal ini seiring dengan berkembangnya
penggunaan akselerator linear di Indonesia sebagai alternatif radioterapi khususnya
teleterapi kanker selain pesawat Cobalt 60.
Pada saat itu RS Dr. Kariadi Semarang masih sebagai satu-satunya pusat
radioterapi di Jawa Tengah yang memiliki 2 pesawat Cobalt 60, yang salah satu
pesawat sudah tua, serta 1 pesawat akselerator linear yang mempunyai energi 6
MeV dengan jam kerja sampai sore hari hanya mampu menangani lebih kurang
1300 penderita baru pertahun. Penggunaan pesawat Cobalt 60 untuk radioterapi
relatif lebih murah dan sederhana, namun memiliki berbagai kekurangan teknis dan
kendala dalam penanganan sumber radiasi setelah aktivitasnya rendah, sehingga di
negara-negara maju mulai ditinggalkan untuk beralih ke pesawat akselerator linear.
Keuntungan menggunakan akselerator linear dengan energi tinggi sinar-X maupun
elektron adalah dapat memberikan kedalaman dosis yang besar, pemilihan energi
yang lebih luas, teknik yang semakin maju yaitu dapat dihidupkan dan dimatikan
sesuai keperluan dan besarnya dosis dapat dikontrol, serta tidak menimbulkan
limbah radioaktif. Walaupun banyak keuntungan yang diperoleh terutama dari segi
pasien yang diterapi, akselerator linear membutuhkan banyak perangkat pendukung
yang cukup mahal dan manajemen SDM yang handal. Karenanya, dalam paling
tidak dua dekade ini diperlukan penguasaan teknologi akselerator linear.
2. Chemotherapy.
3. Gene therapy.
6
4. Terapi radiasi atau radioterapi.
7
secara intravena. Umumnya selain digunakan untuk menyembuhkan kanker juga
sebagai obat mengurangi rasa sakit (paliatif). Interaksi berkas elektron dan sinar-X
dengan tubuh akan mempunyai kedalaman penetrasi yang berbeda.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
9
DAFTAR PUSTAKA
https://www.honestdocs.id/linac-sr-100-mg-tablet
http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:http://etd.repositor
y.ugm.ac.id/downloadfile/64379/potongan/S1-2013-281588-chapter1.pdf
http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/23585/JURNAL.pd
f?sequence=1
10