Anda di halaman 1dari 49

BUKU PRAKTIKUM

RADIOLOGI VETERINER

Tim Penyusun :
drh. Dian Vidiastuti, M.Si
drh. M. Arfan Lesmana, M.Sc
drh. Nofan Rickyawan, M.Sc

LABORATORIUM BEDAH DAN RADIOLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
TATA TERTIB PRAKTIKUM

1. Mahasiswa hadir 15 menit sebelum acara praktikum daring sesuai dengan


jadwal yang telah ditentukan
2. Mahasiswa terlambat tidak diperbolehkan masuk saat praktikum telah
dimulai kecuali dengan mendapatkan izin dari koordinator praktikum
radiologi.
3. Mahasiswa menggunakan jas praktikum
4. Pakaian
Pria :
• Celana panjang dengan potongan yang sopan (tidak memakai celana
jeans).
• Kemeja (bukan kaos oblong / tanpa krah).
Wanita :
• Kemeja.
• Bawahan celana panjang atau rok panjang sampai di bawah lutut
(tidak berbahan jeans) .
5. Bersikap sopan terhadap dosen, asisten maupun sesama mahasiswa
6. Wajib mengikuti praktikum dengan kehadiran penuh (100%).
7. Bila karena sesuatu hal yang sangat penting mahasiswa tidak dapat
mengikuti acara praktikum, maka harus ada surat (dari wali / orang tua)
atau sakit (dengan surat dokter), dan tidak ada jadwal pengganti di
kemudian hari, maka nilai yang didapat adalah 0 (nol).
8. Hal –hal yang belum diatur dalam tata tertib ini akan ditentukan
kemudian.

3
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena buku
Penuntun Praktikum Radiologi Veteriner ini telah selesai. Buku praktikum ini
disusun untuk menunjang kegiatan praktikum mahasiswa agar mudah
mempelajari tahapan kegiatan pengambilan gambar dan interpretasi hasil
radiologi.
Penulis menyadari jika buku ini mempunyai kekurangan, namun penulis
meyakini sepenuhnya bahwa sekecil apapun buku ini tetap akan memberikan
sebuah manfaat. Akhir kata untuk penyempurnaan buku ini, maka kritik dan saran
dari pembaca sangat berguna untuk penulis
Malang, September 2021

Tim Penyusun

4
MATERI 1
PENGENALAN ALAT RADIOGRAFI
Tujuan praktikum
1. Memahami prinsip dasar radiodiagnostika khususnya mesin roentgen
(mesin sinar-x)
2. Memahami alat dan bahan yang diperlukan untuk roentgenografi
3. Memahami proteksi radiasi

Pendahuluan
Radiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang penggunaan sinar-x,
ultrasonografi, dan resonansi magnetic sebagai penunjang diagnosa penyakit pada
hewan serta terapi radiasi untuk tujuan pengobatan pada hewan. Oleh karena itu,
radiologi memiliki kegunaan dalam kedokteran hewan yaitu sebagai sarana
radiodiagnostika dengan menghasilkan gambar yang dihasilkan oleh suatu sinar
atau gelombang dalam mendiagnosa penyakit (Diagnostic Image) dan radioterapi
untuk pengobatan. Kegunaan radiologi pada masa sekarang adalah untuk
konfirmasi suatu penyakit klinis, menentukan perjalanan suatu penyakit, dan
deteksi metastase neoplasia.
Teknik dalam diagnostic image meliputi roentgenologi, fluoroscopy,
ultrasonografi, computer tomography scanning, dan resonansi magnetik.
Roentgenologi merupakan teknik mendiagnosa dengan menggunakan pancaran
sinar-x yang menembus organ dan ditangkap oleh film berupa gambar yang
disebut dengan radiografi. Fluoroscopy merupakan teknik diagnosa dengan sinar-
x yang dapat menggambarkan gerakan dinamis dan fungsi tubuh. Ultrasonografi
merupakan teknik diagnosa dengan menggunakan pancaran gelombang frekwensi
sangat tinggi yang dipantulkan kembali oelh organ dan ditangkap kembali oleh
probe dan diterjemahkan menjadi gambar. Computer tomography scanning
merupakan teknik diagnosa menggunakan sinar-x untuk menghasilkan beberapa
potongan melintang tubuh dalam menggambarkan perbedaan dalam densitas tiap
potongan jaringan. Resonansi magnetic merupakan teknik visualisasi struktur
tubuh menggunakan energI gelombang radio dalam lapangan magnetiK.
Sinar-x pertama kali ditemukan oleh Wilhelm Conrad Roentgen pada 8
November 1895, sedangkan radiografi pada hewan pertama kali dilakukan pada
tahun 1896 di Wina. Kuantitas sinar-x dipengaruhi beberapa faktor meliputi
jumlah elektron yang keluar dari katoda (mA), lamanya paparan (s), mAs, bahan
anoda, dan energy dari electron yang keluar (kVp). Miliamperege per second
merupakan faktor yang mempengaruhi derajat kehitaman (densitas) dari

5
radiografi tetapi tidak mempengaruhi kontras film. Kilovoltage peak merupakan
faktor yang mempengaruhi kontras radiografi dan densitas.
X ray adalah radiasi elektromagnetic dengan energi besar dan gelombang
rendah. Dalam radiography diagnostic, sinar x diproduksi dari komponen alat
rontgen yang menuju bagian tubuh dari pasien Saat sinar x menembus pasien,
sinar x akan diserap oleh tubuh berdasarkan kemampun penyerapan sinar tiap
jaringan dan kemuadian muncul gambar seperti bayangan (hitam, putih dan abu-
abu) dari daerah yang ditembus oleh sinar x. Gambar bayangan tersebut
divisualisasikan dengan screen fluorescent atau terekam dalam film photographic.
Dari gambar yang dihasilkan tersebut, maka radiologist berupaya menyimpulkan
struktur anatomi dari pasien, apakah normal atau ada kelainan patologis anatomi
atau tidak pada pasien.
Produksi radiograph melibatkan penggunaan peralatan yang rumit dan
proses fisika yang rumit dan berturutan. Untungnya, penggunaan alat x ray relatif
mudah dan tidak penting bagi operator rontgen kedokteran hewan memahami
semua proses fisika radiologi, namun ada hal umum yang harus diketahui dan
dipahami guna dapat menggunakan peralatan radiologi dengan baik sehingga
menghasilkan foto radiologi yang baik pula.
Tabung X-ray terdiri atas tabung kaca yang sangat hampa dan didalamnya
terdapat 2 tabung elektroda, katoda (-) dan anoda (+).

Gambar 1 Ruangan X- Ray

6
Gambar 1. Tabung Mesin X-Ray

Gambar 2. Pancaran sinar X-Ray

7
KATODA
Tabung Katoda dirancang untuk memenuhi 2 fungsi yaitu pertama sebagai
elektroda negatif pada sirkuit tegangan tinggi, dan kedua adalah sebagai filamen
tungsten spiral kecil yang menyuplai elektron yang membawa tegangan tinggi
yang menyeberang antar tabung. Sebelum X-ray dihasilkan, filamen dipanaskan
dengan aliran listrik voltase rendah. Hal tersebut akan menghasilkan awan
elektron disekitar filamen. Saat tombol paparan ditekan dan tegangan tinggi
terjadi dalam tabung, zona electric yang kuat dihasilkan antara katoda dan anoda,
lebih dari cukup untuk menarik elektron bebas yang keluar dari filamen dan
mendorong elektron menembus ruang hampa dengan kecepatan tinggi, lalu
elektron bertabrakan di anoda hingga berhenti, dan sebagaian dari energi
ditransformasikan menjadi X-ray.
Jumlah elektron yang melewati katoda dan anoda disebut arus listrik
tabung yang diukur dalam miliampere (mA). Inilah konsekuensi langsung dari
temperatur pada filamen yang mengatur kecepatan pelepasan elektron. Dengan
mengatur arus yang dikirim ke filamen, operator dapat mengatur intensitas X-ray.

ANODA
Konstruksi anoda sangat penting pada desain tabung X-ray. Untuk
menghasilkan radiograph yang baik, hal yang penting adalah sinar X sebaiknya
muncul dari bagian terkecil dari anoda. Untuk alasan tersebut filamen katoda dan
cup yang mengandung dikonstruksi bahwa sinar elektron yang menabrak dengan
anoda selama pemaparan radiographic difokuskan ke dalam area yang kecil.
Namun, ternyata hanya sebagian kecil dari energi (kurang dari 1 persen) yang
dilepaskan saat tubukan diubah menjadi sinar X, sedangkan sisa energi diubah
menjadi panas. Konsentrasi jumlah besar panas pada area yang terbatas akan
menyebabkan masalah yang dapat ditanggulangi dengan penggunaan berbagai
komponen untuk menyebarkan/ mendispersikan panas dan dengan pembatasan
jumlah arus ke dalam tabung rontgen.
Pada tipe X-ray yang lebih sederhana, anoda terdiri atas batang tembaga
padat yang sejajar dengan katoda. Pada sisi sebaliknya, filamen katoda dari
tungsten disisipkan untuk menerima tubukan elektron. Dengan alasan tersebut,
anoda disebut dengan target, namun karena terkait dengan penyinaran sinar X,
maka juga disebut focus atau focal spot. Target dibuat dari tungsten, dimana
memliki jumlah antom yang tinggi (sebagai faktor yang penting dalam produksi
sinar X-ray) dan titik leleh yang tinggi (3380oC). Sebagain dari anoda terbuat dari
tembaga guna meghantarkan panas dari target menuju keluar tabung.

8
EFEK DARI KILOVOLT (KV)
Aliran voltase tinggi yang melintasi tabung X-ray, akan menghasilkan sinar
X. Semakin besar kilovolt digunakan untuk menghasilkan sinar X, maka akan
semakin cepat elektron melesat, semakin besar jumlah energi yang dilepaskan
saat tubukan, dan semakin pendek panjang gelombang sinar X yang dihasilkan.
Namun, sebagian kecil sinar yang dihasilkan dengan panjang gelombang batas
(panjang gelombang terpendek dengan kilovolts batasan) dan sisa dari sinaran
terdiri sinar X lebih panjang.
Panjang gelombang sangat penting karena semakin pendek panjang
gelombang, semakin besar kekuatan penetrasi dari sinar X dan kekuatan penetrasi
dapat bervariasi dengan memvariasi kilovolts yang diaplikasikan ke tabung.
Demikian radiographer harus menghindari penggunaan kilovolts terlalu tinggi saat
penyinaran X-ray jaringan yang tipis (kalau tidak semua struktur akan penetrasi
berlebihan dan tidak ada perbedaan yang tampak pada film), dan maka mengatur
produksi sinar X sangat penting untuk dapat menembus area terpadat pada
jaringan yang diperiksa. Jadi, alat rontgen yang mempunyai voltase tinggi saat
melakukan penyinaran pada jaringan yang padat atau tebal (seperti daerah lumbal
dari anjing besar atau tulang punggung kuda).

EFEK DARI MILIAMPERE (MA)


Jumlah arus yang melewati tabung X-ray selama penyinaran tergantung
jumlah elektron yang dapat membawa arus tersebut, yang berasal dari suplai arus
ke filamen katoda. Arus dalam tabung (diukur dalam miliampere) berkaitan
langsung dengan jumlah sinar X yang dihasilkan. Dengan demikian operator
rontgen harus mengatur suplai arus ke filamen katoda guna menghasilkan jumlah
sinar X yang cukup sehingga akan menghasilkan degradasi warna hitam putih yang
jelas pada film X ray. Namun, jumlah sinar X yang dihasilkan selama penyinaran
tergantung dari lama penyinaran. Oleh karena itu jumlah sinar X yang dibutuhkan
untuk penyinaran paling baik dicatat sebagai dalam miliampere dan waktu dan
diekspresikan sebagai miliampere per detik (mA-s)
Efek diatas sering diringkas bahwa kilovolt berefek pada kualitas sinar X,
dan miliampere (per detik) berkaitan dengan kuantitas dari produksi sinar X.
Komponen-komponen mesin rontgen atau mesin X-ray
a. Tabung X-ray
b. Transformer
c. Tube stand (Penyangga tabung)
d. Control panel:
1. On/Off switch
2. Voltmeter
3. Kilovolts selektor

9
4. Millamperemeter
5. Miliampere selektor
6. Timer
7. Voltage kompensator
8. Tombol exposure

KASET FILM
Kaset untuk film X-ray adalah kontainer asal metal yang ringan dan kuat
yang menahan film X-ray dengan erat. Bagian depan terbuat dari aluminium atau
plastik, menghadap ke tabung. Bagian belakang film terdapat lapisan penekan
yang kuat dan lembaran timah yang menyerap elektron yang berhamburan.
Screen terdiri atas lapisan homogen kristal kalsium tungstate yang melapisi plastik.

Alat
1. Mesin x-ray
2. Film
3. Kaset film
4. Intensifying screen
5. Grid dan collimator
6. Lampu illuminator
7. Huruf logam
8. Tempat penyimpanan film
9. Alat pemegang kaset (holder)
10. Alat bantu fiksasi
11. Alat pengering film
12. Apron proteksi tubuh
13. Penahan radiasi
14. Sarung tangan proteksi
15. Dosimeter
16. Masker
17. Sarung tangan (gloves)

Peralatan pada no 12 sampai 17 merupakan alat pelindung diri (APD) atau


perlengkapan proteksi yang digunakan pada bagian radiologi. Alat pelindung
diri adalah kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai bahaya dan
resiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja dan sekitarnya.

10
LAPORAN PRAKTIKUM

1. Buatlah rangkuman kegiatan praktikum daring pengenalan alat


berdasarkan video yang diunggah dan diskusi praktikum

11
MATERI 2
PROSES PENCUCIAN FILM

Struktur film X-ray


Jika film X-ray yang belum diproses, diperiksa pada cahaya terang akan
tampak terdiri atas bahan dasar fleksibel bisa berupa selulosa asetat atau plastik
polyester yang dilapisi dengan lapisan tipis warna hijau apel berupa photographic
emulsion. Emulsi film X-ray terdiri atas gelatin spesial yang mengandung silver
halide yang terdispersi dengan baik.

Pencucian Film X-ray


Pencucian film X-ray rutin merupakan prosedur yang sederhana yang bisa
dipelajari semua orang dalam waktu yang singkat. Film yang sudah diekspos
dilepaskan dari kaset pada kamar gelap dan diletakkan dalam frame stainless steel
(holder). Kemudian frame dan film direndam dalam tangki berisi larutan developer
yang menghilangkan secara menyuluruh silver halide, dan membuat citra menjadi
tervisualisasi. Setelah waktu tertentu (3-5 menit, 24oC), film dikeluarkan dari
developer, dicuci dengan air lalu direndam dalam bak larutan fixer (21oC). Larutan
ini akan menghilangkan sisa larutan emulsi. Kemudian film dapat diinspeksi di
cahaya terang. Setelah 10 menit di dalam bak fixer, film dicuci dengan air mengalir
sekitar 1,5 jam, guna menghilangkan larutan kimia guna pemrosesan sebelumnya
dan kemudian digantung untuk dikeringkan.
Tahapan pencucian film x-ray:
1. Developing
2. Rinsing
3. Fixing
4. Washing
5. Drying

12
Gambar 3. Proses pencucian film

Gambar 4. Proses perubahan film plain menjadi gambar tampak setelah


pencucian

13
Penentuan Kilovoltage (kV)
Sante’s rule:
kV= (2 x ketebalan jaringan) + FFD + Grid Factor
FFD : Focal film distance
Source image distance (SID)
Source image distance (SID): jarak antara sumber x-ray dan image receptor (film)
atau disebut dengan FFD (Focal Film Distance)
Penentuan nilai mA-s
REGIO NILAI mA-S

EKSTREMITAS 2,5 mA-s

THORAKS 5 mA-s

ABDOMEN 7,5 mA-s

TULANG BELAKANG 10 mA-s

Contoh perhitungan :
Kucing akan di roentgen pada daerah abdominal. Ketebalan abdominal diketahui
16 cm dengan faktor grid 10
= (2 x 16) + 40 + 10 = 82 kV

DIGITAL RADIOGRAFI

LAPORAN PRAKTIKUM

1. Buat diagram alur pencucian film berdasarkan studi literatur


2. Tempelkan foto peralatan pencucian film

14
MATERI 3
POSISI PEMOTRETAN

Tujuan Praktikum:
Memahami berbagai posisi hewan saat pemotretan X-ray sesuai dengan tujuan
pemotretan

Pendahuluan
Persiapan pengambilan radiografi meliputi bulu harus bersih dan kering;
tali kekang atau ikat leher dan balutan dilepas; restrain hewan agar hewan tenang
dan terkendali, menggunakan alat proteksi radiasi (apron, gloves, pelindung leher
(tiroid)); tanda identifikasi dari posisi pengambilan setiap radiografi (L atau R),
teknik pengukuran sebelum pemotretan (jarak pasien dengan mesin, kontrol
panel pada mesin, jarak mesin terhadap kaset film, ketebalan objek, jenis atau
sifat pemotretan, dan penggunaan bahan kontras), informasi yang dicantumkan
pada film (nomor film, tanggal pengambilan radiografi, nama pasien, jenis hewan,
jenis kelamin), dan menggunakan minimal 2 standar pandang radiografi.
Beberapa standar pandang yang lazim dipakai yaitu cranio-caudal (CC),
latero-medial (LM), ventro-dorsal (VD), dorso-ventral (DV), dan oblique.
Posisi pemotretan regio kepala-leher yang lazim yaitu standar pandang
edorso-ventral (VD), ventro-dorsal (VD), lateral, lateral-oblique dan restro-caudal,
yang meliputi bagian calvarium, telinga dan temporomandibular, cavum nasal,
cavum oral, dan columna vertebralis.
Posisi pemotretan regio thorax yang lazim yaitu standar pandang lateral,
dorso-ventral (DV), ventro-dorsal (VD) dan oblique yang meliputi bagian pharing,
laring, trachea, costae, bronchi (cabang bronchi), paru-paru, diafragma, dan
jantung. Posisi pemotretan regio abdomen yang lazim yaitu standar pandang
lateral, dan ventro-dorsal (VD).
Posisi pemotretan region ekstremitas yang lazim yaitu standar pandang
lateral, caudo-cranial, dan cranial-caudal yang meliputi bagian scapula, humerus,
artikulatio, femur, radius-ulna, dan tibia-fibula.

15
Gambar 5. Arah anatomi tubuh hewan untuk menentukan
Standar pandang radiografi

LAPORAN PRAKTIKUM

1. Gambar berbagai jenis posisi pemotretan (dengan menggunakan


dummy/boneka masing-masing)
NO POSISI GAMBAR
1.

2.

dst

16
MATERI 4
RADIODENSITAS MATERIAL

Tujuan Praktikum :
Mengetahui perbedaan densitas pada berbagai jenis material

Pendahuluan
Densitas merupakan istilah yang digunakan untuk menunjukkan kehitaman film.
Radiographic opacity merupakan istilah untuk gambaran radiografi yang
dihasilkan meliputi logam (mineral, batu, barium, iodine) yang dapat menahan
radiasi sehingga film berwarna putih; tulang menghasilkan film berwarna putih
tetapi kurang intensitasnya dibandingkan dengan logam; jaringan lunak
menghasilkan warna abu-abu yang bervariasi; lemak berwarna abu-abu hitam;
dan udara menghasikan warna hitam.
Identifikasi warna densitas berbagai jenis material di bawah ini membantu untuk
saat melakukan interpretasi

Gambar 6. Densitas berbagai Jenis Material

17
LAPORAN
Carilah foto ronsen hewan pada kasus adanya benda asing dalam tubuh atau
kondisi normal untuk mengetahui berbagai jenis densitas material benda.
JENIS MATERIAL RADIOGRAFI

1. Logam

2. Tulang: Duri, serpihan tulang

3. Calculi: Urolith/renal calculi/teeth


calculi/ gastric calculi foreign body

4. Jaringan lunak :
Plastik/karet/gumpalan
kain/neoplasia

5. Gas: intestinal, lambung, pulmo

6. Jaringan lemak

7. Cairan : ascites/efusi pleura

18
MATERI 5
APLIKASI MEDIA KONTRAS
Tujuan
Mengetahui tatalaksana pemberian bahan kontras

Pendahuluan
Bahan Kontras merupakan senyawa-senyawa yang digunakan untuk
meningkatkan visualisasi (visibility) struktur-struktur internal pada sebuah
pencitraan diagnostic medik. Bahan kontras dipakai pada pencitraan dengan sinar-
X untuk meningkatkan daya attenuasi sinar-X (Bahan kontras positif) atau
menurunkan daya attenuasi sinar-X (bahan kontras negatif dengan bahan dasar
udara atau gas).
Bahan kontras barium sulfat (BaSO4), berbentuk bubuk putih yang tidak
larut. Barium sulfat adalah agen kontras yang digunakan dalam bentuk suspensi
untuk evaluasi traktus gastrointestinal. Barium sulfat tidak cocok digunakan dalam
rongga tubuh atau sendi karena dapat memicu terjadinya reaksi granulomatous.
Bubuk ini dicampur dengan air dan beberapa komponen tambahan lainnya untuk
membuat campuran bahan kontras. Bahan ini umumnya hanya digunakan pada
saluran pencernaan, biasanya ditelan atau diberikan sebagai enema. Setelah
pemeriksaan, bahan ini akan keluar dari tubuh bersama dengan feses. Radiografi
yang dilakukan menggunakan BaSO4 dengan posisi laterolateral (LL) dan
ventrodorsal (VD) untuk melihat perbedaan usus besar dari gas dengan isi usus
halus.

DOSIS :

ANJING
Micropulverized barium solution 30%-60% kg BB/volume
• <20 kg: 8-12 ml/kg
• >20 kg: 5-7 ml/kg
Iodinated contrast agent: larutan Iohexol
• Koreksi tingkat dehidrasi sebelum melakukan tindakan
• Iodine 700-875 mg /kg dilarutkan dalam air dengan volume pemberian 10
ml/kg
KUCING
Micropulverized barium solution 30% -60% BB/volume
• 12-20 ml/kg
Iodinated contrast agent: Iohexol diluted
• Koreksi tingkat dehidrasi sebelum melakukan tindakan

19
• Iodin 600-800 mg/kg dilarutkan dalam air dengan volume pemberian 10
ml/kg
Tata Laksana Pasien :
1. Pasien dipuasakan 12-24 jam, hanya boleh minum air terakhir 2 jam
sebelum diberikan bahan kontras
2. Berikan sedasi jika perlu, Hati-hati penggunaan sedativa dan anestetik
dapat menurunkan motilitas usus. Sebaiknya menggunakan :
Anjing : Acepromazine 0.025-0.2 mg/kg IV atau 0.1-0.25 mg/kg IM
Kucing : Ketamin 2.7 mg/kg + Diazepam 0.09 mg/kg IM, 5 mg/kg and
diazepam: 0.2 mg/kg IV pada syringe yang terpisah
3. Foto pada menit ke 5, 15, 30, 45, 60, 90, 180 setelah pemberian

LAPORAN PRAKTIKUM
1. Buat resume video yang diunggah saat praktikum
2. Jelaskan alternatif bahan kontras selain barium sulfat, tata laksana dan
dosis yang diberikan
3. Cari gambar radiografi kontras pada GI tract dan urinary tract (dari jurnal/
studi kasus/literatur lain)
Menit Ke GAMBAR
5
(sesuaikan
dengan literatur
yang ditemukan)
dst

20
MATERI 6
INTERPRETASI RADIOGRAFI THORAX

Tujuan Praktikum:
Mempelajari interpretasi hasil radiografi regio thorax kondisi normal dan
abnormal

Pendahuluan
Rontgen thorax bertujuan untuk pemeriksaan trakea, paru-paru, jantung,
esophagus, diafragma, costae, ruang pleura, dan struktur rongga dada. Radiografi
thorax dilakukan pada saat inspirasi maksimum untuk meningkatkan kontras
antara radiolucent dengan radiopaque, dan memperluas bidang pandang rongga
dada dan paru-paru. Radiografi thorax yang dilakukan pada saat ekspirasi
maksimum akan memperlihatkan bidang pandang paru-paru lebih padat dan
vaskularisasi pada paru-paru akan menghilang sehingga mempersulit dilakukan
interpretasi.
Radiografi thorax dilakukan dengan nilai kVp yang relatif tinggi. Nilai kVp
yang tinggi akan menghasilkan gambar dengan kontras yang rendah, yang
menyebabkan jumlah gradasi warna abu-abu yang terbentuk banyak dan sehingga
organ paru-paru lebih jelas.

Gambar 7. Posisi right lateral

21
Gambar 8. Proyeksi right lateral tampilan anatomi thorax

22
23
Gambar 9. Proyeksi Dorso Ventral (posisi pasien dan tampilan radiografi)

Gambar 10. Anatomi thorax pada posisi dorso ventral

24
25
POSISI JANTUNG (CLOCK ANALOGY)

A : Aortic
PA : pulmonary artery
LAA : Left auricle arc
LV : Left Ventricle
RV : Right Ventricle
RA : Right Atrium

Gambar 11. Posisi jantung berdasarkan Clock Analogy

METODE PENGUKURAN JANTUNG

1. VERTEBRAL HEART SCALE S = Short Axis


L = Long Axis
VHS = S + L

26
2. INTER COSTAL SPACE METHOD (ICS) Metode pengukuran berdasarkan jarak antar
costae
Normal :
≤ 3.5 ICS untuk :
• Brachiocephalic breed
• Small breed
≤ 3 ICS : anjing ukuran medium / average dog
≤ 2.5 ICS untuk deep shested breed (german
shepherd, Doberman, collie)

3. MENGUKUR JANTUNG PADA VD / DV


Panah Panjang : A
VIEW
Panah Medium : B
Posisi vertebrae harus tegak lurus agar
Normal :
simetris dan memudahkan perhitungan
B < 2/3 A
Panah Pendek : kiri dan kanan kurang lebih
sama panjang

27
LAPORAN PRAKTIKUM

1. Evaluasi Radiografi normal pada hewan kecil dan buatlah marginasi organ
dengan warna berbeda:
a. Trachea f. Lobus pulmo
b. Bronchus g. Diafragma
c. A. Pulmonalis & V. pulmonalis h. Jantung
d. V. cava i. Aorta
e. Lg Mediastinalis
2. Studi kasus pengukuran jantung
3. Terminologi medis interpretasi:
a. Perihilar :
b. Mediastinum :
c. Peribronchial pattern :
d. Interstitial pattern :
e. Alveolar pattern :
4. Studi kasus radiografi paru

28
MATERI 7
INTERPRETASI RADIOGRAFI ABDOMEN

Tujuan Praktikum:
Mempelajari interpretasi hasil radiografi regio abdomen kondisi normal dan
abnormal
Pendahuluan
Interpretasi abdomen yang secara normal terlihat meliputi hati, limpa,
ginjal, lambung, duodenum, usus kecil, sekum, kolon, vesika urinaria, prostat, dan
lemak retroperitoneal. Organ yang tidak terlihat meliputi kandung empedu,
pankreas, kelenjar adrenal, ovarium, uterus, ureter, limfonodus, mesenterium dan
vasculature.

Gambar 12. Proyeksi lateral abdomen

29
Gambar 13. Anatomi proyeksi lateral abdomen

30
31
Gambar 14. Posisi pasien ventro dorsal

Gambar 15. Anatomi abdomen pada proyeksi ventro dorsal

32
33
LAPORAN PRAKTIKUM

1. Evaluasi Radiografi normal abdomen pada hewan kecil dan buatlah


pembagian zonasi dan marginasi organ dengan warna berbeda pada
organ berikut:
a. Hati
b. Limpa
c. Lambung
d. Usus
e. Kolon
f. Pankreas
g. Ginjal
h. Vesika urinaria
i. Uterus
2. Studi kasus radiografi abdomen : liver, spleen, GI tract
3. Studi kasus radiografi abdomen : urinary tract, reproduction tract

34
MATERI 8
INTERPRETASI RADIOGRAFI MUSKULOSKELETAL

Tujuan Praktikum:
1. Mempelajari interpretasi hasil radiografi regio ekstremitas kondisi normal
dan abnormal
2. Mempelajari interpretasi hasil radiografi regio kepala-leher dan columna
vertebralis kondisi normal dan abnormal

Pendahuluan
Radiografi tulang dilakukan dengan nilai kVp yang relatif rendah. Nilai kVp
yang rendah akan menghasilkan gambar dengan kontras yang tinggi yang
menyebabkan jumlah gradasi warna abu-abu yang terbentuk sedikit (low latitude).
Hal yang dilakukan untuk diagnostik radiologis pada bagian persendian dan
tulang yaitu mendeskripsikan dan melakukan interpretasi. Deskripsi dilakukan
pada lesi dan minimal terdapat 2 sisi ekspose yang berbeda.

INTERPRETASI RADIOGRAFI EKSTREMITAS

Gambar 16. Proyeksi ventrodorsal pada anjing

35
36
Gambar 17. Proyeksi mediolateral os femur

37
Gambar 18

38
Gambar 19. Proyeksi mediolateral tibia fibula

39
Gambar 20. Proyeksi planterodorsal os tarsus, metatarsal dan phalanx

40
INTERPRETASI REGIO KEPALA-LEHER DAN COLUMNA VERTEBRALIS
Persiapan pada pengambilan radiografi regio kepala-leher dan columna
vertebralis biasanya menggunakan anastesi umum. Tujuan penggunaan anastesi
umum adalah meminimalisir pergerakan dan posisi yang akurat. Pada kepala lehar
biasanya tidak menggunakan grid. Pada columna vertebralis menggunakan
intensifying screen dan grid yang digunakan terutama pada ketebalan jaringan
yang lebih dari 10 cm.
Interpretasi radiografi pada regio kepala memiliki tingkat kesulitan yang
tinggi, hal ini disebabkan struktur anatomi yang kompleks tetapi memiliki sifat
simetris bilateral sehingga memudahkan untuk mengenali suatu patologis. Selain
itu, kepala memiliki variasi pada setiap spesies, khususnya pada anjing. Segi
anatomi ras anjing dapat dibedakan menjadi 3 meliputi dolichocephalic,
mesaticephalic, dan brachycephalic. Pada kucing, pada posisi lateral terlihat jelas
tulang yang membatasi antara otak besar dan otak kecil. tulang yang melindungi
bagian otak.
Interpretasi columna vertebralis memerlukan evalusi sistemik meliputi
pemeriksaan kualitas dan teknik radiografi, struktur jaringa lunak pada
ekstravertebrae, struktur tulang vertebrae, jarak discus intervertebralis, dan
foramen intervertebralis.

Gambar 21. Proyeksi lateral radiografi kepala

41
Gambar 22. Anatomi kepala anjing pada proyeksi lateral

42
Gambar 23. Proyeksi lateral kepala dengan detail gigi

LAPORAN PRAKTIKUM
1. Studi radiografi normal buatlah marginasi dan sebutkan jenis organnya
a. Cranium
b. Struktur gigi
c. Columna vertebralis
d. Ektremitas cranial
e. Ekstremitas caudal
2. Studi kasus Radiografi cranium dan columna vertebrae
3. Studi kasus Radiografi ekstremitas

43
MATERI 9
APLIKASI ULTRASONOGRAFI

Tujuan :
Mengetahui bagian dan fungsi mesin ultrasonografi serta prinsip dasar
interpretasi

Pendahulan
Ultrasound adalah suara pada frekuensi tinggi lebih dari suara yang bias
ditangkap oleh pendengaran manusia (> 20.000 Hz). Medical ultrasound memiliki
frekuensi 1-20 MHz. Echogenicitas merupakan kemampuan organ atau jaringan
untuk memproduksi echo.
Hyperchoic : memiliki echogenic lebih kuat dibandingkan jaringan sekitarnya
(bright)
Hypoechoic : memiliki echogenic lebih sedikit dibandingkan jaringan sekitarnya
(dark/grey)
Anechoic : tidak ada echogenic (hitam)

Gambar 24. Mesin USG dan Probe

44
Gambar 25. Ecghogenesitas jaringan

LAPORAN PRAKTIKUM
1. Hasil gambar pada ultrasonografi 2D, 3D dan 4D
2. Hasil gambar pada fitur color doppler
3. Jenis Probe
Probe Tipe dan Fungsi

1. …………………..

2. ……………………

1 2 3

3. …………………….

4. …………………….
4

45
4. Istilah Echogenesitas

A:
B:
C (garis warna putih) :

46
MATERI 10
RADIOGRAFI PADA HEWAN EKSOTIK

Tujuan
Mengetahui prinsip dasar pengambilan gambar radiografi, anatomi organ dan
dasar interpretasi pada hewan eksotik

Pendahuluan
Secara umum peralatan yang digunakan sama dengan perlatan yang digunakan
untuk companion animal.
Avian radiografi:
Posisi VD : dengan rebah dorsal
Posisi Lateral : letakkan pada posisi right lateral dengan sayap ditarik ke belakang
mAs : Gunakan mAs serendah mungkin untuk memilih titik fokus
terkecil sehingga menghasilkan peningkatan ketajaman geometris
dan detail geometris terbaik.
Grid : jika area anatomi yang dicitrakan> 10 cm, disarankan untuk
menggunakan grid. Misalnya, saat menggunakan sistem
pencitraan radiografi digital nongrid untuk burung beo ukuran rata-
rata, mAs adalah 1,5 hingga 3, dengan kVp antara 55 dan 65.
Proyeksi rutin : Coelom and pelvic limbs (Ventrodorsal, lateral), Pectoral limbs,
wings (Lateral, craniocaudal/caudocranial), Pelvic limb digit
projections (Lateral, dorsoplantar)

Gambar 26. Proyeksi Lateral pada avian

47
Gambar 27. Proyeksi VD pad avian

Gambar 28. Proyeksi dorsoplantar, ditarik menggunakan medical tape

LAPORAN
Buat resume posisi dan Teknik radiografi pada:

1. Reptile
2. Lagomorph

48
Daftar Pustaka

Coulson, A. and Lewis, N. 2002. An Atlas of Interpretative Radiographic Anatomy


of the Dog & Cat. Blackwell Science Ltd.

Dennis, R., Robert M. Kirberger, R.M., Barr, F., Robert H. and Wrigley, R. H., 2010.
Handbook of Small Animal Radiology and Ultrasound Techniques and
Differential Diagnoses. Second Edition. Elsevier.

Easton, Z. 2012. Practical Veterinary Diagnostic Imaging. Second Edition. Wiley-


Blackwell.

Kealy, J. Kevin. Diagnostic Radiology and Ultrasonography of the Dog and Cat,
Fifth Edition. Saunders, an imprint of Elsevier Inc.

Mauragis, D and Vanderhart, D. 2020. Avian Radiography.


https://todaysveterinarypractice.com/imaging-essentials-avian-
radiography/
Thrall. D.E. Textbook of Veterinary Diagnostic Radiology. 7th edition. Elsevier

49

Anda mungkin juga menyukai