Oleh:
Nurseta Rais Mahendra
220130100111074
Oleh :
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
DAFTAR ISI
I. Studi Kasus Integumen/THT/Mata (sesuaikan kasus yang diperoleh)
I.1. Sinyalemen dan Anamnesa
I.2. Pemeriksaan Fisik
I.3. Pemeriksaan Penunjang
I.4. Diagnosis
I.5. Terapi
I.6. Pembahasan
I.7. Terapi Alternatif
I.8. Daftar Referensi
a. Sinyalemen
Hewan : Anjing
Ras : German Shepherd
Jenis kelamin : jantan
Umur : 4 tahun
Berat badan : 30 kg (Lew,2015).
b. Anamnesa
Berdasarkan keteragan pemilik hewan, hewan mengalami kelainan pada
matanya dengan keadaan mata yang tertusuk benda asing, pemilik mengatakan
jika kejadian ini terjadi sekitar 6-7 jam sebelumnya (Lew,2015).
Akibat dari keadaan mata pasien yang sudah memburuk pemeriksaan penunjang
seperti vision testing dan pupillary light reflexes (PLR) (Lew,2015).
I.4. Diagnosis
I.5. Terapi
a. Perhitungan dosis
Propofol 5mg/kgBB IV
= (Dosis x BB)/ Konsentrasi
= (5 mg/kgBB x 30 kg) / 10 mg/ml
= (150 mg) / 10 mg/ml
= 15 ml
Tramadol Hydrochloride 4mg/kgBB IM
= (Dosis x BB)/ Konsentrasi
= (4 mg/kgBB x 30 kg) / 50 mg/ml
= (120 mg) / 50 mg/ml
= 2,4 ml
- Penulisan resep
I.6. Pembahasan
Anjing diketahui mengalami tertusuk benda asing di bagian mata kiri. Dari
sinyalemen, anamnesa, dan pemeriksaan fisik maka anjing dilakukan pengobatan
berupa operasi dan pengobatan intensif untuk meredakan gejala klinis dan causa infeksi
pada mata. Mata mengalami infeksi, pendarahan, ekskresi cairan berlebih,
pembengkakan, dan mengalami kerusakan pada membran niktitan. Propofol digunakan
sebagai obat anestesi pra operasi yang bekerja dengan cara menurunkan aktivitas otak
dan sistem saraf, sehingga mencegah otak untuk memproses rasa sakit (Ramsey,2017).
Tramadol HCl merupakan obat golongan opioid untuk meredakan nyeri sedang hingga
berat seperti nyeri pascaoperasi dan hanya boleh diresepkan oleh dokter
(Ramsey,2017). Tobramycin merupakan obat antibiotik tetes dan salep mata yang
digunakan untuk mengobati infeksi mata yang bekerja dengan cara menghambat
pertumbuhan dan membunuh bakteri penyebab infeksi. Dexamethasone yaitu obat
kortikosteroid yang berguna untuk mengatasi rinitis alergi dan juga diresepkan sebagai
tetes mata untuk mengobati iritis dan otitis eksternal (Plumb,2011). Phenylephrine HCl
merupakan obat dekongestan yang dapat berbentuk tetes mata yang digunakan untuk
meredakan mata merah akibat iritasi ringan dan melebarkan pupil sebelum pemeriksaan
dan operasi mata. Dorzolamide HCl yaitu obat tetes untuk mengobati tekanan tinggi di
dalam mata akibat glaukoma atau penyakit mata lainnya (misalnya, hipertensi okular).
Menurunkan tekanan tinggi di dalam mata dapat membantu untuk mencegah kebutaan.
Obat ini bekerja dengan mengurangi jumlah cairan di dalam mata (Ramsey,2017).
Sudah tepat. Propofol digunakan untuk anestesi pra operasi (Ramsey,2017). Tramadol
HCl digunakan untuk meredakan nyeri sedang hingga berat pascaoperasi. Tobramycin
merupakan obat antibiotik tetes dan salep mata yang digunakan untuk mengobati
infeksi mata (Ramsey,2017). Dexamethasone merupakan obat antiinflamasi nonsteroid
sebagai tetes mata untuk mengobati iritis dan otitis eksternal. Phenylephrine HCl
digunakan untuk meredakan mata merah akibat iritasi ringan dan melebarkan pupil
sebelum pemeriksaan dan operasi mata. Dan dorzolamide HCl digunakan untuk
menurunkan tekanan tinggi di dalam mata dapat membantu untuk mencegah kebutaan
dan mengurangi jumlah cairan di dalam mata (Ramsey,2017).
Ketamin (pengganti propofol) merupakan salah satu jenis obat bius total (anestesi
umum) yang hanya dapat diresepkan dokter. Obat ini diberikan untuk menghilangkan
kesadaran yang akan menjalani suatu prosedur medis seperti pembedahan. Ketamine
bekerja dengan cara mengganggu sinyal di otak yang berperan terhadap kesadaran dan
rasa sakit (Plumb,2011). Meloxicam (pengganti Tramadol) merupakan obat
antiinflamasi nonsteroid yang bekerja dengan cara menghambat pembentukan
prostaglandin, yaitu zat kimia yang akan menyebabkan munculnya tanda dan gejala
radang, termasuk bengkak dan nyeri, saat tubuh mengalami cedera. Dengan
dihambatnya pembentukan prostaglandin maka gejala radang akan mereda
(Ramsey,2017). Oxytetracyclin + Prednisolone (Tobramycin + dexamethasone) adalah
kombinasi obat antibiotik dan antiinflamasi kortikosteroid untuk mengatasi infeksi
bakteri di kulit dan mata. Penggunaan obat ini harus melalui resep dokter. Obat
kombinasi ini bekerja dengan cara menghambat pembentukan protein dalam bakteri
dan menekan reaksi sistem kekebalan tubuh yang terlalu aktif, sehingga mengurangi
peradangan dan gejala reaksi alergi yang diperlukan untuk berkembang biak. Dengan
begitu, bakteri tidak bertambah banyak dan lebih mudah dilawan oleh sistem kekebalan
tubuh (Papich,2016).
- Perhitungan dosis
Ketamine 10mg/kgBB IV
= (Dosis x BB)/ Konsentrasi
= (10 mg/kgBB x 30 kg) / 100 mg/ml
= (300 mg) / 100 mg/ml
= 3 ml
Meloxicam 0,1mg/kgBB IV
= (Dosis x BB)/ Konsentrasi
= (0,1 mg/kgBB x 30 kg) / 5 mg/ml
= (3 mg) / 5 mg/ml
= 0,6 ml
- Penulisan resep
I.8. Referensi
Lew, M et al. 2015. Penetrating Eye Injury in A Dog : A Case Report. Veterinarni
Medicina 60, (4):213-221.
Pemeriksaan fisik anjing menunjukkan mukosa mata dan hidung pucat, muntah,
tidak ada nafsu makan, CRT 2 detik, suhu 38,50 C, peristaltic usus tidak normal,
distensi abdomen serta keselurahan fisik tampak lemas (Pau,2021).
- Pemeriksaan radiografi
Pada kasus ini menggunakan BaSO4. Pada kasus ini, barium sulfat terlihat
tertahan pada saluran pencernaan, padahal normalnya bahan kontras ini akan keluar
dari tubuh setelah 24 jam. Berdasarkan hasil diatas, terlihat penggunaan media
kontras barium sulfat terlihat disepanjang sistem pencernaan mulai dari lambung,
duodenum, jejenum dan seba-gian kolon. Tidak dapat diketahui dengan pasti,
benda asing jenis apa yang berada didalam saluran pen-cenaan anjing. Untuk itu
dilakukanlah prosedur eksplorasi laparatomi dengan teknik enterotomi untuk
mengatasi obstruksi pada kasus ini (Pau,2021).
- Pemeriksaan Hematologi
Hasil pemeriksaan hematologi menunjukkan adanya penurunan WBC 4,9,
limfosit 5,4 %, MCV 55,41 dan Plate Distribusi Wide 8,1. Penurunan WBC
biasanya diikuti dengan penurunan jumlah limfosit. Sel darah putih (leukosit) ini
berfungsi sebagai sel pertahanan tubuh. Jika tubuh terinfeksi oleh penyakit,
imunitas (sistem pertahanan tubuh) akan menurun yang ditandai dengan penurunan
leukosit. Peningkatan granulosit terutama eu-sinofil mengindikasikan adanya in
feksi agen infeksius yaitu parasite. Peningkatan granulosit eusin-ofil (eusinofilia)
biasanya diakibat-kan karena adanya agen infeksius dalam tubuh (Pau,2021).
2.4 Diagnosis
2.5 Terapi
Terapi obat yang diberikan kepada pasien berupa Cefotaxim Sodium dengan
dosis 22 mg/kgBB secara injeksi intra vena dengan sediaan 250 mg/ml diberikan
sebanyak 2 kali sehari selama 3 hari. Kemudian diberikan Ondansentron Hcl dengan
dosis 0.2 mg/kgBB secara intra vena dengan sediaan 2 mg/ml diberikan sebanyak 2 kali
sehari selama 3 hari terapi. Diberikan Sucralfate dengan dosis 0.8 gram sirup sediaan
200 mg/ml diberikan sebanyak 2 kali sehari selama 3 hari terapi. Kemudian diberikan
Lactulose dengan dosis 25 ml sirup dengan sediaan 66 mg/ml sebanyak 2 kali sehari
selama 2 hari terapi. Kemudian diberikan Diphenhydramine Hcl dengan dosis 3
mg/kgBB sirup dengan sediaan 2 mg/ml sebanyak 2 kali sehari selama 3 hari
(Pau,2021).
- Perhitungan dosis
R/ Cefotaxime : (BB x Dosis)/konsentrasi
= (10 kg x 22 mg/kg)/250 mg/ml
Single dose = 0.88 -> 1 ml
Daily dose = 1 ml x 2
= 2 ml
Total dose = 2 ml x 3 hari
= 6 ml
Sediaan 1 vial cefotaxime 2 ml jadi yang dibutuhkan 3 vial
- Penulisan resep
2.6 Pembahasan
- Perhitungan dosis
R/ Erythromycin (Erythrocin) : (BB x Dosis)/konsentrasi
= (10 kg x 1 mg/kg)/50 mg/ml
Single dose = 0.2 ml
Daily dose = 0.2 ml x 2
= 0.4 ml
Total dose = 0.4 ml x 3 hari
= 1.2 ml
Sediaan 1 botol Erythromycin 10 ml jadi yang dibutuhkan 1 botol
2.8 Referensi
Ramsey, I. 2017. Small Animal Formulary Part A Canine and Feline : 9th Edition.
BSAVA. England.
Studi Kasus Digesti
Echocardiographic Diagnosis of Vegetative Endocarditis in Dog – A Case Report
2.1.1 Sinyalemen
2.1.2 Anamnesa
Anamnesa pasien menyatakan bahwa mengalami muntah dan
penurunan nafsu makan (Pau,2021).
Pemeriksaan fisik anjing menunjukkan mukosa mata dan hidung pucat, muntah, tidak
ada nafsu makan, CRT 2 detik, suhu 38,50 C, peristaltic usus tidak normal, distensi
abdomen serta keselurahan fisik tampak lemas (Pau,2021).
Pemeriksaan penunjang dokter melakukan tes blood smear dan hasil menunjukkan
pasien positif terinfeksi anaplasma, sehingga dokter memberikan treatment doxicicline
yang bekerja efektif untuk parasite darah. Pada pemeriksaan X-ray, kimia darah dan
CBC terlihat normal (Pau,2021).
- Pemeriksaan radiografi
Pada kasus ini menggunakan BaSO4. Pada kasus ini, barium sulfat terlihat
tertahan pada saluran pencernaan, padahal normalnya bahan kontras ini akan keluar
dari tubuh setelah 24 jam. Berdasarkan hasil diatas, terlihat penggunaan media
kontras barium sulfat terlihat disepanjang sistem pencernaan mulai dari lambung,
duodenum, jejenum dan seba-gian kolon. Tidak dapat diketahui dengan pasti, benda
asing jenis apa yang berada didalam saluran pen-cenaan anjing. Untuk itu
dilakukanlah prosedur eksplorasi laparatomi dengan teknik enterotomi untuk
mengatasi obstruksi pada kasus ini (Pau,2021).
- Pemeriksaan Hematologi
Hasil pemeriksaan hematologi menunjukkan adanya penurunan WBC 4,9,
limfosit 5,4 %, MCV 55,41 dan Plate Distribusi Wide 8,1. Penurunan WBC
biasanya diikuti dengan penurunan jumlah limfosit. Sel darah putih (leukosit) ini
berfungsi sebagai sel pertahanan tubuh. Jika tubuh terinfeksi oleh penyakit,
imunitas (sistem pertahanan tubuh) akan menurun yang ditandai dengan penurunan
leukosit. Peningkatan granulosit terutama eu-sinofil mengindikasikan adanya in
feksi agen infeksius yaitu parasite. Peningkatan granulosit eusin-ofil (eusinofilia)
biasanya diakibat-kan karena adanya agen infeksius dalam tubuh (Pau,2021).
I.12. Diagnosis
I.13. Terapi
Terapi obat yang diberikan kepada pasien berupa Cefotaxim Sodium dengan dosis 22
mg/kgBB secara injeksi intra vena dengan sediaan 250 mg/ml diberikan sebanyak 2
kali sehari selama 3 hari. Kemudian diberikan Ondansentron Hcl dengan dosis 0.2
mg/kgBB secara intra vena dengan sediaan 2 mg/ml diberikan sebanyak 2 kali sehari
selama 3 hari terapi. Diberikan Sucralfate dengan dosis 0.8 gram sirup sediaan 200
mg/ml diberikan sebanyak 2 kali sehari selama 3 hari terapi. Kemudian diberikan
Lactulose dengan dosis 25 ml sirup dengan sediaan 66 mg/ml sebanyak 2 kali sehari
selama 2 hari terapi. Kemudian diberikan Diphenhydramine Hcl dengan dosis 3
mg/kgBB sirup dengan sediaan 2 mg/ml sebanyak 2 kali sehari selama 3 hari
(Pau,2021).
- Tabel terapi pasien
- Penulisan resep
I.14. Pembahasan
- Perhitungan dosis
R/ Erythromycin (Erythrocin) : (BB x Dosis)/konsentrasi
= (10 kg x 1 mg/kg)/50 mg/ml
Single dose = 0.2 ml
Daily dose = 0.2 ml x 2
= 0.4 ml
Total dose = 0.4 ml x 3 hari
= 1.2 ml
Sediaan 1 botol Erythromycin 10 ml jadi yang dibutuhkan 1 botol
I.16. Referensi
Ramsey, I. 2017. Small Animal Formulary Part A Canine and Feline : 9th Edition.
BSAVA. England.
Studi Kasus Cardio
Echocardiographic Diagnosis of Vegetative Endocarditis in Dog – A Case Report
a. Sinyalemen
Seekor anjing berjenis kelamin jantan, berumur 9 tahun dengan berat badan 5
kg diperiksakan di veterinary college (Vijayakumar,2018).
b. Anamnesa
Anjing tersebut mengalami exercise intolerance, lethargy, depresi, anoreksia,
tachypnea, penurunan berat badan, dyspnea, dan distensi pada dinding abdomen
(Vijayakumar,2018).
3.5 Terapi
Terapi obat yang diberikan kepada pasien berupa Amoxicillin dengan dosis 20
mg/kgBB secara oral dengan sediaan 250 mg diberikan sebanyak 3 kali sehari selama
14 hari. Kemudian diberikan Pimobendane dengan dosis 0.25 mg/kgBB secara oral
dengan sediaan 5 mg diberikan sebanyak 2 kali sehari selama 14 hari terapi. Diberikan
Furosemide dengan dosis 2 mg/kgBB secara oral dengan sediaan 10 mg diberikan
sebanyak 4 kali sehari selama 14 hari terapi. Kemudian diberikan Enalapril maleat
dengan dosis 0.5 mg/kgBB secara oral dengan sediaan 5 mg sebanyak 2 kali sehari
selama 14 hari terapi. Kemudian diberikan suplemen berupa Fish Oil secara oral
sebanayak 1 kapsul 1 kali sehari selama 14 hari (Vijayakumar,2018).
a. Perhitungan dosis
- Amoxicillin = 5 kg x 20 mg/kg BB = 100 mg
Daily dose = 100 mg x 3 = 300 mg
Total dose = 300 mg x 14 = 4200 mg
- Pimobendane = 5 kg x 0,25 mg/kg BB = 1,25 mg
Daily dose = 1.25 mg x 2 = 2.5 mg
Total dose = 2.5 mg x 14 = 35 mg
- Furosemide = 5 kg x 2 mg/kg BB = 10 mg
Daily dose = 10 mg x 4 = 40 mg
Total dose = 40 mg x 14 = 560 mg
- Enalapril maleat = 5 kg x 0,5 mg/kg BB = 2,5 mg
Daily dose = 2.5 mg x 2 = 5 mg
Total dose = 5 mg x 14 = 70 mg
- Fish Oil = 1x sehari selama 14 hari
Total dose =14 capsul
b. Penulisan resep
3.6 Pembahasan
a. Perhitungan dosis
3.8 Referensi
Ramsey, I. 2017. Small Animal Formulary Part A Canine and Feline : 9th Edition.
BSAVA. England.
a. Sinyalemen
kucing kasus merupakan jenis kucing lokal jantan yang berumur empat
tahun dengan bobot badan 5,4 kg. kucing kasus warna rambutnya coklat
(Riesta,2020).
b. Anamnesa
Kucing tidak mau makan dan terlihat tidak aktif seperti biasa, mengalami
kencing berdarah. Pada awalnya pemilik tidak mengetahui dengan pasti sejak
kapan kucing kasus menunjukkan gejala, namun tiga hari sebelum diperiksakan
kucing kasus terlihat mengalami disuria dan terkadang mengalami oliguria.
Selama pemeliharaan, kucing tersebut diberi pakan dry food. Pemberian pakan
kepada kucing dilakukan dua kali dalam satu hari dan untuk minum kucingnya
diberikan air keran secara ad libitum. Kucing dipelihara dengan cara dilepas
tetapi masih di lingkungan dalam rumah. Kucing kasus belum pernah diobati dan
dibawa ke dokter hewan (Riesta,2020).
c. Pemeriksaan Radiologi
Hasil pemeriksaan radiologi terlihat bahwa VU membesar yang disebabkan
gangguan hewan tidak dapat atau sulit kencing disebabkan karena adanya
penyumbatan atau peradangan di saluran air kencing (Riesta,2020).
d. Pemeriksaan Sedimentasi Urin
Warna endapan merah pada urin menandakan adanya peradangan dan obstruksi
kandung kemih, ureter, dan uretra dengan air kemih yang mengandung hemoglobin.
Warna urin keruh disebabkan oleh terdapatnya epitel, lipid, leukosit, dan eritrosit
dalam jumlah banyak. Urin berbau pesing, hal ini disebabkan karena pemecahan urea
dan kadar eritrosit yang terdapat pada urin (Riesta,2020).
Pada pemeriksaan urin dengan mikroskop cahaya terlihat adanya kristal
magnesium ammonium phosphate (struvite) berbentuk seperti pyramid, berwarna abu-
abu muda.
4.4 Diagnosis
4.5 Terapi
Terapi obat yang diberikan kepada pasien berupa Oksitetrasiklin dengan dosis 10
mg/kgBB secara injeksi subcutan dengan sediaan 50-100 mg/ml diberikan sebanyak 2
kali sehari selama 7 hari. Kemudian diberikan Asam Tolfenamate dengan dosis 2
mg/kgBB secara injeksi dengan sediaan 40 mg/ml diberikan sebanyak 2 kali sehari
selama 7 hari terapi. Diberikan Furosemide dengan dosis 10 mg/kgBB secara injeksi
intra vena dengan sediaan 10 mg/ml diberikan sebanyak 1 kali sehari selama 7 hari
terapi. Kemudian diberikan Aspirin dengan dosis 1 mg/kgBB secara oral dengan
sediaan 100 mg sebanyak 1 kali sehari selama 7 hari terapi. Kemudian diberikan
Chlorothiazide dengan dosis 2 mg/kgBB secara oral dengan sediaan 25 mg tablet
sebanyak 2 kali sehari selama 7 hari (Riesta,2020).
a. Perhitungan dosis
- Oksitetrasiklin = (5.4 kg x 10 mg/kg BB)/50 mg/ml
= 1,08 ml -> 1,1 ml
Daily dose = 1,1 ml x 2 = 2.2 ml
Total dose = 2.2 ml x 7 = 15,4 ml
1 vial = 50 ml
4.6 Pembahasan
4.8 Referensi
Ramsey, I. 2017. Small Animal Formulary Part A Canine and Feline : 9th Edition.
BSAVA. England.
Riesta, B.D.A. and Batan, I.W. 2020. Cystitis Haemoragics And Urolithiasis In
Domestic Male Local Cat: A Case Report’, Indonesia Medicus Veterinus,
9(6), pp. 1010–1023. doi:10.19087/imv.2020.9.6.1010.