FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALU OLEO
OLEH :
YUNI SARI DIMA (O1A117076)
ADITH SEPTIAR (O1A117080)
ARSYANI PARRUNG (O1A117083)
FENNY RISKY FEBRIANI A. (O1A117091)
ISNAYANTI (O1A117099)
KELOMPOK : III (TIGA)
KELAS :B
ASISTEN : ANDI NAFISAH TENDRI AJENG M., S.Farm., M.Sc.
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2020
1. Gambar Anatomi Mata serta Keterangannya
a. Menurut Introduction To Basics In Ophthalmic Assisting (Includes Basic
Anatomy & Physiologi Of Human Body And Eye) (Opthalmic Assistant
Training Series, 2007 : 59)
b. Menurut the Eye the Physiology of Human Perception (Rogers, 2011 : 4)
c. Menurut Gangguan Kesehatan Mata (Jannah R., 2012 : 21)
d. Menurut The Eye Care Sourcebook (Lavine, 2001: 10)
e. Menurut Segala Sesuatu yang Harus Anda Ketahui Tentang Diabetes
(Tandra H., 2017 : 96)
Kesimpulan :
4. Teori Kindsey
a. Menurut The Action and Uses of Opthalmic Drugs 3rd Edition (Davies
dkk., 1989: 6-7)
b. Menurut Drug Absorption Student In Situ, In Vitro An In Silico Medels
(Ehrhardit And Kwang., 2008: 310)
c. Menurut Fasttrack Pharmaceutics Dosage form and Design (Jones, 2008 :
140-141)
d. Menurut The Action and Uses of Opthalmic Drugs 2rd Edition: A
Textbook for Student’s and Practitioners (Davies, 1972: 8)
e. Menurut Dispending Of Medication; A Practical, Annual on The
Formulation and Dispending of Pharmaceutical Product (Hoover dan Eric,
1976: 882).
Kesimpulan :
Teori Kinsey menjelaskan tentang suatu obat berupa basa dan garamnya,
seperti alkaloid homatropin yang dapat menembus/berpenetrasi utuh ke
kornea untuk membentuk suatu keseimbangan baru dan membentuk ion
garam didaerah endothelium, bentuk ion ini mengalami keseimbangan lagi
sehingga terjadi penentrasi basenya kedalam karena endothelium bersifat
lipoid.
5. Definisi dan Perbedaan Mendasar Antara Tetes Mata, Cuci Mata dan
Salep Mata
a. Menurut Obat-Obat Sederhana untuk Gangguan Sehari-hari (Tan, H.T.,
dan Rahardja, K, 2010)
b. Menurut Trounce’s Clinical Pharmacology for Nurses (Greenstein, 2009:
372-374)
c. Menurut Pharmaceutical Preformulation and Formulation (Gibson, 2004:
467)
d. Menurut Practical Pharmaceutics (Boer dan V’lain, 2009: 164)
e. Buku Obat-Obatan (Widjajanti, 1991: 100-102)
Kesimpulan :
Tetes mata adalah sediaan steril berupa larutan, emulsi ataupun suspense
yang isotonis dengan derajat keasaman (pH) dan sterilitas yang sesuai
dengan persyaratan, yang diteteskan pada kantung mata konjungtiva
bagian bawah.
Salep mata adalah sediaan semi padat yang steril, untuk penggunaan pada
konjungtiva atau kelopak mata, salep mata mengandung satu atau lebih zat
yang dilarutkan atau di dispersikan ke dalam basis yang sesuai.
Obat cuci mata adalah sediaan steril yang mengandung suatu zat antiseptic
dan digunakan untuk membersihkan mata, membasuh mata dan sebagai
pelindung pada mata dengan menggunakan alat bantu berupa gelas untuk
cuci mata.
9. Komponen Tetes Mata dan Syarat Bahan Tambahan pada Tetes Mata
a. Menurut Pharmacy Practice 6th Edition( Watson dan Lousie, 2020 : 205)
b. Menurut Pharmaceutical Preformulation and Formulation (Gibson, 2004:
467)
c. Menurut Calculations and Pharmaceutics in Practice, (Watson dan Lousie,
2020: 91)
d. Menurut Antiseptic Prophylaxis and Therap in Ocular Infection Principles
Clinical Practice and Infection Control (Kramer dkk, 2002: 86-89)
e. Menurut Obat-Obat Sederhana untuk Gangguan Sehari-hari (Tan dan
Rahardja, 2010: xvii)
Kesimpulan :
Komponen formulasi tetes mata :
1. Bahan aktif untuk menghasilkan efek terapi yang diinginkan
2. Pembawa , biasanya encer tetapi bisa juga minyak
3. Pengawet antimikroba untuk menghilangkan kontaminasi mikroba
selama penggunaan dan dengan demikian menjaga sterilitas, ia tidak
boleh berinteraksi secara merugikan dengan bahan aktif.
4. Bahan pembantu untuk mengatur tonisitas, viskositas atau pH untuk
meningkatkan 'kenyamanan' dalam penggunaan dan untuk
meningkatkan stabilitas bahan aktif: bahan tersebut tidak boleh
berinteraksi secara merugikan dengan komponen lain dari formulasi
5. Wadah yang cocok untuk pemberian tetes mata yang mempertahankan
sediaan dalam bentuk yang stabil dan melindungi dari kontaminasi
selama persiapan, penyimpanan dan penggunaan.
Syarat bahan tambahan pada tetes mata :
1. Viskositas, kontak antara sediaan obat dan mata dan kemudian
bioavailabilitas dapat ditingkatkan pada formulasi. Tetes mata berminyak
atau salep mata memperpanjang wwaktu kontak tetapi mengurangi
penglihatan dan karenanya diberikan pada malam hari.
2. Tonisitas, idealnya larutan mata harus memiliki nilai tonisitas seperti
cairan laksimanl. Cairan laksimal isotonic ddengan darah yang sesuai
dengan larutan nacl 0,9%. Namun mata dapat mentolerir berbagai nilai
tonisitas tanpa ketidaknyamanan yang berarti larutan hipertonik lebih
dapat ditoleransi daripda larutan hipotonik.
3. pH, nilai pH pembuatan sediaan mata mempengaruhi efektivitas,
toleransi dan stabilitas. Karena nilai pH menentukan tingkat disosiasi
obat, lalu penetrasi melalui kornea dan bioavailabilitas yang dikontrol
pH.
4. Aktivitas permukaan, surfaktan dapat meningkatkan efektivitas zat obat
yang diberikan ke mata dengan memodifikasi penghalang penetrasi
kornea dan meningkatkan adhesi tetes mata pada kornea
5. Sterilitas, sediaan mata disiapakan menggunakan metode dan bahan yang
dirancang untuk memastikan sterilitasnya untuk menghindari masuknya
kontaminan dan untuk menghambat pertumbuhan mikroorganisme.
10. Keuntungan dan Kerugian Tetes Mata
a. Menurut Gibald’s Drug Delivery System In Pharmaceutical Care (Desai,
2007 : 60)
b. Menurut Fastrack : Pharmaceutical Dosage Form and Design (Jones, 2008:
136-137)
c. Menurut Remington The Science and Practice of Pharmacy 21st Edition
(Williams dan Wilkins, 2006 : 856)
d. Menurut Plumb’s Veterinary Drug Handbook (Donald dkk., 2018: 1719)
e. Menurut Pharmaceutical Preformulation and Formulation Second Edition
(Gibson, 2009: 431)
Kesimpulan :
Keuntungan :
1) Pemberian langsung pada mata, menyebabkan konsentrasi obat lebih
tinggi dan cepat memberikan efek terapi
2) Pemberian obat secara lokal dapat meminimalkan efek samping
3) Cara pemberiannya yang mudah
4) Waktu tinggal yang lama setelah aplikasi topical memiliki potensi
untuk meningkatkan bioavailabilitas obat yang diberikan, dan untuk
meningkatkan penetrasi termasuk siklodekstrin, liposom dan
nanopartikel
5) Memberikan onset yang cepat
Kerugian :
1) Pada saat pemberian, mata tidak boleh berkedip karena sebagian besar
dosis bisa hilang/jatuh ke wajah
2) Formulasi harus steril sehingga memerlukan fasilitas dan teknik yang
khusus
3) Efek samping lokal dapat terjadi pada sediaan dengan konsentrasi
agen terapeutik yang tinggi
4) Pemberiaan tetes mata dpat membuat penglihatan kabur tetapi bersifat
sementara
11. Komposisi Salep Mata
a. Menurut Handbook of Pharmaceutical Manufacturing Formulation Steril
Product Vol.6 (Niazi, 2009)
b. Menurut Practical Pharmaceutics (Boer., 2015 : 178)
c. Menurut Pharmaceutical Dosage Form and Design (Jones, 2008 : 149)
d. Menurut Pharmaceutical Manufacturing Handbook Production and Process
(Gad, 2008 : 268)
e. Menurut Encyclopedia Of Pharmaceutical Technology 3 rd Edition
(Swarbick, 2007 : 1275)
Kesimpulan :
Komposisi sediaan optalmik terdiri atas zat aktif dan eksipien yaitu :
1) Suspending agents: karboksimetilselulosa, metilselulosa, gelatin, sorbitol
(digunakan untuk sediaan cairan suspensi pada mata)
2) Emulsifying agents: lesitin, polisorbat 80 (digunakan untuk sediaan
eyecream)
Allen L.V., Nicholas G.P dan Howard C.A., 2011, Ansel Pharmaceutical Dosage
and Drug Delivery system th Ed. Wolther Kluwer : Philadelphia.
Allen L.V. dan Howard C. A., 2014, Ansel’s Pharmaceutical Dosage Form and
Drug Delivery Systems 10th Edition, Wolters Kluwer : Philadelphia.
Boer Y.B., May V.F., and Brun P. L., 2010, Practical Pharmaceutics, Springer :
USA
Bryant B., dan Kathleen K., 2011, Pharmacology for Health Professionals,
Elsevier : China.
Bye, L.A., Neil C.M., dan Miles S., 2013, Basic Science Of Ophthamology,
Oxford University Press : England.
Dartt, D. A., Joseph C. B., dan Reza D, 2010, Encyclopedia of the Eye, Academic
Press: Boston.
Dartt, D. A., Reza D. Dan Paticia D., 2011, Imunology Inflammation And Disiase
Of The Eye, Elsevier : USA
Davies, P.H.O., 1972, The Action and Uses of Opthalmic Drugs 2 rd Edition: A
Textbook for Student’s and Practitioners, Butterworths: London.
Davies, P.H.O., Hopkins G.A., dan Pearson R.M., The Action and Uses of
Opthalmic Drugs 3rd Edition, Butterworths: London.
Desai, A Dan Mary, L., 2007, Gibald’s Drug Delivery System In Pharmaceutical
Care, American Society Of Health System Pharmacy: Maryland.
Ditjen POM RI, 1979, Farmakope Indonesia Edisi III, Depkes RI: Jakarta.
Dohlman C.H., 2008, Copeland and Afshari’s Principles and Practice of Cornea.,
Jaypee Highlights : India.
Domb A and Wahid K., 2014, Focal Controlled Drug Delivery, Springer, New
York.
Donald C., 2018, Pulmb’s Veterinary Drug Handbook, Pharmavet Inc : USA
Ehrhardit C., and Kwang J.K., 2008., drug absorption student in situ, in vitro an
in silico medels (ehrhardit and kwang.., Springer., Ireland
Hellier, J.L., 2017, The Five Senses and Beyond, Greenwood : USA.
Hopper, T., 2012, Mosby’s Pharmacy Technician Principle and Practice 3rd
Edition, Elsevier Saunders : China.
Lavine J. B., 2001, The eye care sourcebook, Mc Graw Hill: Amerika.
Levin L.A dan Albert D.M., 2010, Ocular Disease Mechansm and Management.,
Saunders Elsevier : USA.
Luzuardi, M., 2019, Bagian Khusus Ilmu Farmasi Veteriner, Airlangga University
Press: Surabaya.
Maggs D.J., Paul E.M. dan Ron O., 2013, Slatter's Fundamentals of Veterinary
Ophthalmology, Elsevier: Canada.
Mancano, M.A. dan Jason G., 2012, Frequently Prescribed Medications, Jason &
Barlett Learning : Canada.
Martin C.L., J. Phillip P., dan Berhard M.S., 2018, Ophtalmic Disease in
Veterinary Medicine 2nd Ed., CRC Press : USA.
Pollak, A. N., 2017, Nancy Caroline’s Emergency Care in the Streets Eighth
Edition, American Academy of Orthopaedic Surgeons : America.
Rogers K., 2011, The Eye The Physiology of Human Perception, Britannica: New
York.
Stein, H.A., Raymond M.S. dan Melvin I.F., 2018, The Ophthalmic Assistant,
Elsevier : China.
Swarbrick J., 2007, Encyclopedia Of Pharmaceutical Technology 3rd Edition,
Informa Healthcare : New York
Tan, H.T., dan Rahardja, K, 2010, Obat-Obat Sederhana untuk Gangguan Sehari-
hari, PT. Elex Media Komputindo: Jakarta.
Tandra H.,2017, Menurut Segala sesuatu yang harus anda ketahui tentang
diabetes, Gramedia pustaka Utama : Jakarta.
Washington, N., Clive W., and Clive G. W., 2000, Pharmaceutics Barriers to
Drug Absorption Second Edition, Taylor & Francis : USA.
Watson J Dan Lousie C, 2020, Pharmacy Practice 6th Edition, Elseiver : USA
Winfield, A. J., Judith R. dan Ian S., 2009, Pharmaceutical Practice 4th Edition,
Elsevier Health Sciences : New York.
Young ,S and Ben, P., 2016, Medicines Management for Nurses at a Glance,
Willey Blackwell, USA.
Zierhut, M., Friedrich P., Jerry Y. N., dan Ulrich S., 2013, Innate Immunity and
the Eye, Jaypee Brothers Medical Publishers: New Delhi.