Anda di halaman 1dari 10

TUGAS TERSTRUKTUR

PETA KONSEP SEDIAAN MATA

DISUSUN:
KELOMPOK II/ FARMASI B

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

AL IKHSANUL MUHABBAH
NURJANNAH
FATHANA ARIF
NIKMAWATI
NURDIA FITRI WY
NURFATIHA OKTEFERINA
ST. RAHMAH AKBAR
IFFAH KHOLIFAH U.
REZKY MAULIYANTI
NURHIDAYAH ISMAH

(70100113080)
(70100113088)
(70100113016)
(70100113056)
(70100113052)
(70100113074)
(70100113060)
(70100113054)
(70100113058)
(70100113014)

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
SAMATA-GOWA 201

SEDIAAN MATA

A. Defenisi Sediaan Mata

Menurut FI IV halaman 12, Larutan obat mata adalah larutan steril,


bebas partikel asing, merupakan sediaan yang dibuat dan dikemas sedemikian
rupa hingga sesuai digunakan pada mata. Pembuatan larutan obat mata
membutuhkan perhatian khusus dalam hal toksisitas bahan obat, nilai
isotonisitas, kebutuhan akan dapar, kebutuhan akan pengawet (dan jika perlu
pemilihan pengawet) sterilisasi dan kemasan yang tepat. Perhatian yang sama
juga dilakukan untuk sediaan hidung dan telinga.
Menurut FI III halaman 10, Tetes mata adalah sediaan steril yang
berupa larutan atau suspensi yang digunaka dengan cara meneteskan obat
pada selaput lendir mata disekitar kelopak mata dari bola mata.
Menurut RPS halaman 850; Sediaan mata merupakan bentuk sediaan
khusus yang didesain untuk digunakan pada permukaan luar mata (topical)
digunakan pada (intraocular) atau (periocular seperti sclera atau subtenon)
kedalam mata,orusedin atau digunakan pada conjungtiva dengan alat khusus
untuk mata.
Menurut Pdf.SediaanMata Sediaan obat mata adalah sediaan steril
berupa salep, larutan atau suspensi, digunakan untuk mata dengan jalan
meneteskan, mengoleskan pada selaput lendir mata di sekitar ikelopak mata
dan bola mata.
Menurut DOM Martin : Tetes mata adalah seringkali dimasukkan ke
dalam mata yang terluka atau kecelakaan atau pembedahan dan mereka
kemudian secara potensial lebih berbahaya daripada injeksi intavena.
Menurut Scovilles : Larutan mata merupakan cairan steril atau larutan
berminyak dari alkaloid garam-garam alkaloid, antibotik atau bahan-bahan
lain yang ditujukan untuk dimasukkan ke dalam mata. Ketika cairan, larutan
harus isotonik, larutan mata digunakan untuk antibakterial, anstetik,
midriatikum, miotik atau maksud diagnosa. Larutan ini disebut juga tetes
mata dan collyria (singular collyrium).
Menurut Parrot : Larutan mata (colluria) Obat yang dimasukkan ke
dalam mata harus diformulasi dan disiapkan dengan pertimbangan yang
diberikan untuk tonisitas, pH, stabilitas, viskositas dan sterilisasi. Sterilisasi
ini diinginkan karena kornea dan jaringan bening ruang anterior adalah media
yang bagus untuk mikroorganisme dan masuknya larutan mata yang

terkontaminasi ke dalam mata yang trauma karena kecelakaan atau


pembedahan dapat menyebabkan kehilangan penglihatan.
Menurut Ansel INA : Dengan definisi resmi larutan untuk mata adalah
larutan steril yang dicampur dan dikemas untuk dimasukkan dalam mata.
Selain steril preparat tersebut memerlukan pertimbangan yang cermat
terhadap faktor-faktor farmasi seperti kebutuhan bahan antimikroba,
isotonisitas, dapar, viskositas dan pengemasan yang cocok.
Kesimpulan
Sediaan obat mata merupakan sediaan steril, yang terdiri dari bahan
bahan berkhasiat obat dan bahan tambahan dan membutuhkan perhatian
khusus dalam pembuatannya terutama dalam hal toksisitas bahan obat, nilai
isotonisitas, kebutuhan akan dapar, pengawet, sterilitas, serta kemasan yang
tepat.
B. Anatomi Mata dan Kelainan Pada Mata

Bola mata terdiri atas 3 lapisan, yaitu:


a. Sklera, membentuk kantung konjungtiva
b. Koroida
c. Retina
Segmen anterior mata:
a. Kamera anterior
b. Kamera posterior
Fungsi sistem lakrimal:
a. Menjaga kelicinan mata
b. Melindungi kornea dari penguapan
c. Menetralkan efek sediaan tetes mata

(Pdf. Sediaan Mata)


Impuls pada saraf optik akan melewati optic chiasm yang merupakan
persilangan yang berada pada circle of Willis pada otak. Sebagian impuls dari
saraf optik masing-masing bola mata akan bersilangan pada optic chiasm.
Kemudian impuls akan menuju lateral geniculate nuclei yang berada pada
ujung optic tract. Setelah itu, impuls kemudian dilanjutkan geniculocalcarine
tract. Geniculocalcarine tract ini juga disebut sebagai optic radiation karena
fungsinya sebagai penyebar impuls ke bagian dari white matter pada otak.
Terakhirnya, impuls tersebut akan sampai pada primary visual cortex (striate
cortex). (Remington, 2012).
Dari anterior ke posterior kornea memiliki 5 lapisan yaitu: (Remington,
2005)
1. Lapisan epitel yang bersambung dengan lapisan epitel konjungtiva
bulbaris. Lapisan epitel mempunyai 5 atau 6 lapis sel. Berupa stratified
squamous epithelium
2. Membrane bowman, merupakan lapisan jernih aseluler, yang merupakan
bagian stroma yang berubah
3. Stroma kornea mencakup 90% dari ketebalan kornea. Bagian ini tersusun
dari lamellae fibril-fibril kolagen yang saling menjalin dan hampir
mencakup seluruh diameter kornea. Lamellae ini berjalan sejajar dengan
permukaan kornea dan karena ukuran dan periodisitasnya secara optik
menjadi jernih. Lamellae terletak didalam suatu zat dasar proteoglikan
hidrat bersama dengan keratosit yang menghasilkan kolagen dan zat dasar.
4. Membrane descement adalah sebuah membran elastik yang jernih yang
tampak amorf pada pemeriksaan mikroskop elektron dan merupakan
membrane basalin dari endotel kornea.
5. Lapisan endotel
Kelainan pada mata
a. Astigmatis (mata silindris) Penyebab: bola mata tidak bulat, Akibatnya
tidak dapat melihat garis -garis horisontal dan vertikal bersamaan.
Kelainan ini dapat diatasi dengan kacamata silindris.

b. Miopi (rabun jauh) Penyebab: lensa mata tidak dapat menipis, Akibatnya
tidak dapat melihat jauh dengan jelas. Kelainan ini dapat diatasi dengan
kacamata berlensa cekung.
c. Hipermetropi (rabun dekat), Penyebab: lensa mata tidak dapat menebal
Akibatnya: tidak dapat melihat dekat dengan jelas. Kelainan ini dapat
diatasi dengan kacamata berlensa cembung.
d. Keratomalasi, Penyebab; kekurangan vitamin A yang parah Akibatnya
kornea mata keruh, permukaan mata kering dan kasar dan penglihatan
berkurang hingga kebutaan
e. Katarak, Penyebab: lensa mata keruh dan kabur Akibatnya cahaya tidak
sampai ke retina, Dapat diatasi dengan operasi.
f. Glaukoma, hal ini disebabkan penyumbatan disaluran bola mata sehingga
mengakibatkan peningkatan tekanan pada bola mata, kelainan ini dapat
menyebabkan kebutaan.
C. Syarat Sediaan Mata
Syarat Sediaan Obat Mata (Pdf. Sediaan mata)
1) Steril
2) Isotonis dengan air mata
3) Bila mungkin isohidri
4) Tetes mata berupa larutan harus jernih
5) Bebas partikel asing
6) Basis salep mata tidak boleh iritan
D. Jenis Sediaan Mata
1. Larutan steril Tetes mata
Syarat
- Steril
- Isotonis
- Isohidris
- Jernih
- Bebas Partikel asing dan irritant
Faktor yang paling penting dipertimbangkan ketika menyiapkan
larutan mata adalah tonisitas, pH, stabilitas, viskositas, seleksi pengawet
dan sterilisasi. Sayang sekali, yang paling penting dari itu dalah sterilitas
yang telah menerima sifat/perhatian dan farmasis dan ahli mata.
Adapun cara pembuatan tetes mata kecuali dinyatakan lain digunakan
salah satu cara sebagai berikut :

a. Obat dilarutkan kedalam cairan pembawa yang mengandung salah


satu zat pengawet tersebut atau zat pengawet lain yang cocok dan
larutan dijernihkan dengan penyaringan, masukkan ke dalam wadah,
tutup wadah dan sterilkan dengan cara sterilisasi pemanasan dengan
otoklaf.
b. Obat dilarutkan kedalam cairan pembawa berair yang mengandung
salah satu zat pengawet tersebut atau zat pengawet lain yang cocok
dan larutan disterilkan dengan cara penyaringan melalui penyaring
bakteri steril, diisikan ke dalam wadah akhir yang steril kemudian
ditutup kedap menurut tehnik aseptic.
c. Obat dilanitkan kedalam cairan pembawa berair yang mengandung
salah satu zat pengawet tersebut atau zat pengawet lain yang cocok
dan larutan dijernihkan dengan penyaringan, masukkan ke dalam
wadah, tutup wadah dan sterilkan dengan cara pemanasan dengan
bakterisida (sterilisasi cara B yang tertera pada FI edisi lll)
Cara penggunaan (RPS 18 th : 1584).
a. Cuci tangan
b. Dengan satu tangan, tarik perlahan-lahan kelopak mata bagian bawah
c. Jika penetesnya terpisah, tekan bola karetnya sekali ketika penetes
dimasukkan ke dalam botol untuk membawa larutan ke dalam penetes
d. Tempatkan penetes di atas mata, teteskan obat ke dalam kelopak mata
bagian bawah sambil melihat ke atas jangan menyentuhkan penetes
pada mata atau jari.
e. Lepaskan kelopak mata, coba untuk menjaga mata tetap terbuka dan
jangan berkedip paling kurang 30 detik
2. Gel Steril Mata (Remington)
Sediaan gel mata biasanya menggunakan basis air, yang mengandung
sistem polimer dengan tingkat viskositas larutan rendah, dan gel dapat
berkontak/ bercampur dengan air mata. Pembuatan gel darai larutan harus
memperhatiakan dengan mengubah suhu, pH, ipeningkat ion
kandungan protein dalam air mata.
3. Salep Mata
Syarat :
a. Steril (cara aseptik atau sterilisasi akhir)

atau

b. Tidak mengandung partikel kasar


c. Dasar salep tidak mengiritasi mata,mudah berdifusi atas bantuan
cairan air mata, melebur pada suhu tubuh
d. Wadah berupa tube yang dapat disterilkan,dengan mulut tube
menyempit
Salep mata merupakan sediaan salep steril yang penggunaannya pada
mata, salep memiliki waktu kontak dengan mata lebih lama, sekitar 24
Jam. Salep mata lebih kental, kontak dengan mata lama, sifat basis harus
hidrofil,

harus melebur pada suhu 32,9, bahan aktif terlarut atau

tersuspensi dalam basis.


Pembuatan Salep Mata
- Bahan aktif ditambahkan sebagai larutan steril atau sebagai serbuk
-

steril termikronisasi dalam basis salep mata steril


Hasil akhir dimasukkan ke dalam tube steril secara aseptis
Sterilisasi basis salep dikerjakan secara sterilisasi kering pada suhu
120C selama 2 jam atau 150C selama 1 jam tergantung pada sifat

fisik dari basis salep yang digunakan


Sterilisasi tube dilakukan dalam autoklaf pada suhu 115C selama 15

menit.
Pelepasan bahan aktif dari sediaan salep mata dapat dipengaruhi oleh:
- Kedipan kelopak mata
- Kondisi bahan aktif dalam sediaan mata, yaitu terlarut dalam basis
-

salep mata, tersuspensi dalam basis salep


Ukuran partikel bahan aktif

Cara penggunaan salep Mata


a.
b.
c.
d.
e.

cuci tangan
Buka penutup tube
Dengan satu tangan tarik kelopak mata kebawah.
Dengan melihat keatas, tekan bagian tube untuk mengeluarkan isinya.
Tutup mata dan gerakkan mata ke kanan, ke kiri, ke atas, dan

kebawah.
f. Tutup tube kembali.
4. Suspensi Obat Mata
Tujuan penggunaan
- meningkatkan waktu kontak dengan kornea
- memberikan kerja lepas lambat

Suspensi mata steril merupakan sediaan suspensi steril khusus yang


mengandung bahan aktif yang tersuspensi dalam sediaan dan dengan
ukuran partikel tertentu.
E. Keuntungan dan Kerugian Sediaan Mata
1. Tetes Mata
a. Keuntungan
Secara umum larutan berair seperti tetes mata lebih stabil dari pada
sediaan salep, meskipun salep dengan obat yang larut dalam lemak
diabsorpsi lebih baik dari larutan/salep yang obat-obatnya larut dalam
air .
b. Kerugian
Kerugian yang prinsipil dari larutan tetes mata adalah waktu kontak
yang elative singkat antara obat dan permukaan yang terabsorsi (RPS
18 th : 1585 ). Bioavailabilitas obat mata diakui buruk jika larutannya
digunakan secara topical untuk kebanyakan obat kurang dari 1-3%
dari dosis yang dimasukkan melewati kornea.Sampai ke ruang
anterior. Sejak boavailabilitas obat sangat lambat, pasien mematuhi
aturan dan teknik pemakaian pemakaian yang tepat.
F. Komposisi Sediaan Mata
1. Bahan aktif
2. Pembawa (air , lemak/minyak)
3. Pengisotonik
4. Buffer
5. Antimikroba
6. Antioksidan
Pembawa Sediaan Mata
Sediaan cair (tetes, pencuci mata)
1. API, Air yang telah disterilkan
2. Dapat mengandung bahan peningkat viskositas,untuk
memperpanjang waktu kontak syarat viskositas : 40
50 cP
Contoh: MC,PVP,dll
3. Untuk meningkatkan kelarutan /mensuspensikan bahan
obat yang tidak larut dapat digunakan surfaktan.

Contoh: tween, benzalkonium


4. Ukuran partikel suspensoid kurang dari 30 nm
Sediaan setengah padat (ointment)
Contoh: Vaselin,minyak mineral,lanolin (basis harus dapat
melebur pada suhu tubuh)
G. Mekanisme Kerja Sediaan Mata
Obat tetes mata biasanya dipakai pada mata untuk maksud efek lokal
pada pengobatan bagian permukaan mata atau pada bagian dalamnya,
dimana yang paling sering dipakai adalah larutan dalam air. Karena
kapasitas mata untuk menahan atau menyimpan cairan terbatas, pada
umumnya obat mata diberikan pada volume yang kecil. (Ansel, 1989).

DAFTAR PUSTAKA

Ditjen POM, (1979), Farmakope Indonesia, Edisi III, Depkes RI, Jakarta.
Ditjen POM, (1995), Farmakope Indonesia, Edisi IV, Depkes RI, Jakarta.
Parrot, L.E., (1971), Pharmaceutical Technology Fundamental Pharmaceutics,
Burgess Publishing Co, USA.
William, Lippincot. 2005. Remington The Science and Pharmacy Practice.
Philadeelphia: Philadelphia College of Pharmacy and Science
Pdf.Sediaan_Mata

Elisa.ugm.ac.id//Sediaan_Steril_Lain
Pdf.Biofarmasetika

Anda mungkin juga menyukai