Anda di halaman 1dari 2

II.

Dasar teori

Obat biasanya dipakai pada mata untuk maksud efek lokal pada pengobatan bagian permukaan mata
atau pada bagian dalamnya. Karena kapasitas mata untuk menahan atau menyimpan cairan dan salep
terbatas, pada umumnya obat mata diberikan dalam volume kecil. Preparat cairan sering diberikan
dalam bentuk sediaan tetes dan salep dengan mengoleskan salep yang tipis pada pelupuk mata (Ansel,
2008).

Menurut Farmakope Indonesia Edisi IV yang dimaksud dengan salep mata adalah salep yang digunakan
pada mata, sedangkan menurut BP 1993, salep mata adalah sediaan semisolida steril yang mempunyai
penampilan homogen dan ditujukan untuk pengobatan konjungtiva. Salep mata digunakan untuk tujuan
terapeutik dan diagnostik, dapat mengandung satu atau lebih zat aktif (kortikosteroid, antimikroba
(antibakteri dan antivirus),antiinflamasi nonsteroid dan midriatik) yang terlarut atau terdispersi dalam
basis yang sesuai(Voight, 1995).

Salep mata dapat mengandung satu atau lebih zat aktif yang terlarut atauterdispersi dalam basis yang
sesuai. Basis yang umum digunakan adalah lanolin, vaselin, danparafin liquidum serta dapat
mengandung bahan pembantu yang cocok seperti anti oksidan,zat penstabil, dan pengawet.
(Lachman,2008).

Keuntungan utama suatu salep mata dibandingkan larutan untuk mata adalah waktu kontak antara
obat dengan mata yang lebih lama. Sediaan salep mata umumnya dapat memberikan bioavailabilitas
lebih besar dari pada sediaan larutan dalam air yang ekuivalen.Hal ini disebabkan karena waktu kontak
yang lebih lama sehingga jumlah obat yang diabsorbsi lebih tinggi. Satu kekurangan bagi pengguna salep
mata adalah kaburnya pandangan yang terjadi begitu dasar salep meleleh dan menyebar melalui lensa
mata (Katzung,2004)

Untuk menjamin pelepasan bahan obat yang baik, disarankan untuk membuat salep suspensi. Dalam
hal ini ukuran partikel bahan obat yang digabungkan menjadi sangat penting artinya. Untuk mencegah
rangsangan mekanik terhadap mata dan untuk menjamin kerjanya,harus digunakan serbuk yang
dimikronisasikan atau serbuk dengan karakteristik ukuran butir yang sama. Penghancuran bahan secara
ekstrim seperti itu sangat menyulitkan. Dengan alat penggiling biasa seperti lumping dan alunya,
penghalusan beberapa bahan obat dapat menghasilkan ukuran partikel yang diperlukan meskipun
membutuhkan waktu dan kerja yang besar(Anief,2000)

DAFTAR PUSTAKA

Ansel, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi Keempat.Jakarta:UI Press


Voigt,R.1995.Buku Pelajaran Teknologi Farmasi Edisi Ke-5.Yogyakarta :Gadjah Mada University Press.

Lachman,L.,H.A.Lieberman,dan Teori dan Praktek Farmasi Industri . Jakarta :UI Press.

Katzung,B.G.2004.Farmakologi Dasar dan Klinik Buku 3 Edisi 8.Jakarta: Salemba Medika.

Anief,M.2000.Ilmu Meracik Obat dan Praktik.Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Anda mungkin juga menyukai