TUGAS
Membuat sediaan OTM (Obat Tetes Mata) yang mengandung Zink Sulfat
II. PENDAHULUAN
Berdasarkan Farmakope Indonesia edisi V, obat mata tersedia dalam bebagai
bentuk sediaan, beberapa diantaranya memerlukan perhatian khusus. Bentuk
sediaannya diantara lain salep, larutan, dan suspensi. Lautan obat mata adalah
larutan steril, bebas partikel asing, merupakan sediaan yang dibuat dan dikemas
sedemikian rupa hingga sesuai digunakan pada mata.
Produk steril adalah sediaan terapetis dalam bentuk terbagi-bagi yang bebas dari
mikroorganisme hidup. Pada prinsipnya ini termasuk sediaan mata. Sediaan
untuk mata meskipun tidak dimasukkan ke dalam rongga bagian dalam tubuh,
ditempatkan berhubungan dengan jaringan-jaringan yang sangat peka terhadap
kontaminasi. Oleh karena itu dibutuhkan standar sejenis sediaan untuk sediaan
obat mata (Lachman hal 1292)
Persyaratan formulasi preparat obat mata dengan zat aktif yang stabil secara
terapetis perlu membutuhkan: (Voight hal 522,Lachman hal 1317, Ansel hal
540-541)
1. Kejernihan (bebas atau miskin bahan melayang)
2. Tonisitas
3. Pengawet (multiple dose)
4. Steril atau bebas dari kontaminasi kimia, fisika (partikel), dan mikroba
5. Stabilitas (antioksidan yang sesuai dengan bahan yang digunakan agar
sediaan yang dibuat dalam keadaan isotonis)
6. Viskositas
7. Kemurnian bahan yang tinggi
8. Dapar sebagai pengaturan harga pH optimal
Zink sulfat merupakan zat aktif yang digunakan dalam percoban yang
mempunyai efek terapi dalam pengobatan inflamasi kronik pada kornea
konjugtivitas.(Martindale 28th hal 945)
Larutan obat mata digunakan dengan cara tetesan, dikemas dalam wadah gelas
atau plastik yang memiliki penetes. Larutan mata yang dikemas dengan penetes
yang tetap tidak mudah mendapatkan pencemaran dari udara, dari pada botol
jenis sekrup yang harus dibuka dan penetesnya harus dilepas ketika mau
meggunakannnya, dengan ini sterilitas larutan obat mata dapat terjaga dengan
baik. Bahan pengemas suatu larutan obat mata yaitu wadah pengemas yang tidak
mengganggu stabilitas dan kemanjuran preparat. (Ansel hal 553)
Cara pemakaian larutan obat mata dengan diteteskan pada mata atau sekeliling
jaringan dengan penetes. Alat penetes harus dipegang diatas mata dengan tangan
lainya, pasien menarik kelopak bawah mata ke arah bawah kemudian obat
diteteskan pada mata sambil melihat keatas. Pasien harus tetap diam selama
kurang lebih 30 detik sambil matanya tetap dalam keadaan terbuka. Setelah
penetes dipasang, pasien harus diperintahkan untuk tidak menutup mata rapat-
rapat atau berkedip-kedip lebih sering dari biasanya (yang dapat menyebabkan
hilangnya obat dari mata).(Ansel hal 554)
B. Teknologi Farmasi
Mata merupakan organ yang paling peka dari manusia. Oleh Karena itu
sediaan obat mata mensyaratkan kualitas yang lebih tajam. Tetes mata harus
efektif dan tersatukan secara fisiologis (bebas rasa nyeri, tidak merangsang)
dan steril. (Voight hal. 551)
Sterilitas merupakan persyaratan paling penting. Larutan oftalmik yang
dibuat secara tidak tepat dapat mengandung bermacam organisme, dan yang
paling berbahaya adalah Pseudomonas aeruginosa. Infeksi mata dari
organisme ini dapat menimbulkan kebutaan. Oleh sebab itu, sangat berbahaya
untuk meneteskan produk tidak steril ke dalam mata apabila kornea
mengalami pengikisan, misalnya Karena penggosokan mata. Partikel
partikulat dapat merangsang mata, menyebabkan rasa kurang menyenangkan
kepada pasien, dan kerena itu perlu dieliminasi (kecuali sediaan suspensi).
(Goeswin Agoes hal. 253)
Air mata manusia normal mempunyai pH 7.2 dengan kapasitas dapar yang
bagus tergantung dari sensitivitas kornea, larutan tanpa dapar dengan pH
antara 3.5 – 10.5 biasanya dapat di toleransi dengan sedikit ketidaknyamanan.
Di luar dari rentang pH ini biasanya terjadi iritasi mata dan meningkatkan
induksi lakrimasi, biasanya dengan larutan alkali. Idealnya, tetes mata di
formulasi dengan pH psikologi tetapi dalam pembuatan kelarutan obat atau
pertimbangan stabilitas seringnya penyimpang dari kondisi ideal. (Codex edisi
12 hal. 163)
Beberapa larutan obat mata perlu hipertonik untuk meningkatkan daya serap
dan menyediakan kadar bahan aktif yang cukup tinggi untuk menghasilkan
efek obat yang cepat dan efektif. Apabila larutan obat seperti ini digunakan
dalam jumlah kecil, pengenceran dengan air mata cepat terjadi hingga rasa
perih akibat hipertonisitas hanya sementara. Secara ideal, larutan obat mata
mempunyai pH dan isotonisitas yang sama dengan air mata. Hal ini tidak
selalu data dilakukan ksarena pada pH 7.4 banyak obat yang tidk laut dalam
air. Selain itu banyak obat yang tidak stabil pada pH 7.4. Dalam beberapa hal,
pH dapat berkisar antara 3.5 dan 8.5. (Farmakope Indonesia edisi IV hal.
13)
1. Persyaratan
2. Tonisitas
Air mata dan cairan tubuh lainnya menunjukkan tekanan osmotik setara
dengan larutan garam normal 0,9% NaCl. Mata dapat mentoleransi larutan
dengan rentang nilai tonisitas ekivalen dengan 0,5% sampai 1,6% larutan
natrium klorida tanpa menimbulkan rasa tidak nyaman. Tonisitas larutan
pencuci mata lebih penting daripada tetes mata Karena volume larutan
yang digunakan pada pencucian lebih besar (banyak). Pada pembuatan
larutan oftalmik, tonisitas dari larutan dapat disesuaikan (diatur) setara
dengan cairan lakrimal dengan cara penambahan solut yang sesuai, seperti
natrium klorida. Jika tekanan osmotik dari obat diperlukan berada pada
konsentrasi yang melebihi kesetaraan osmotik cairan mata, maka tidak ada
yang dapat dilakukan karena larutan bersifat hipertonis. Untuk larutan
hipotonik, dapat dibuat isotonik dengan menghitung zat tambahan yang
diperlukan. (Goeswin Agoes hal. 254)
Untuk meminimalisir iritasi pada jaringan yang sensitive di mata, larutan
optalmik seharusnya memiliki isotonik ideal dengan sekresi lakrimal,
secara teoritis obat tetes mata memiliki tonisitas yang ekuivalen dengan
0.9% larutan NaCl. Dalam prakteknya, mata biasanya ditoleransi dengan
rentang lebar pada tonisitas dan obat tetes mata normalnya bisa diterima
jika tonisitasnya berada pada rentang ekuivalen 0.7% dan 1.5% NaCl.
(Codex edisi 12 hal. 163)
Nilai isitonisitas cairan mata isotonik dengan darah dan mempunyai nilai
isotonisitas sesuai dengan larutan NaCl P 0.9%. secara ideal larutan obat
mata harus mempunyai nilai isotonis tersebut, tetapi mata tahan terhadap
nilai isotonis rendah yang setaradengan larutan NaCl P 0.6% dan tertinggi
setara dengan larutan NaCl P 2.0% tanpa gangguan nyata. (Farmakope
Indonesia edisi IV hal. 13)
3. Pengawet
4. Kemasan
Larutan oftalmik yang dibuat ekstemporan dapat dikemas baik dalam botol
polietilen berpentes maupun botol gelas berpenetes. Untuk menjaga
sterilitas larutan, kontener harus steril. Kontener polietilen disterilkan
dengan gas etilen oksid (belakangan secara sterilisasi penyinaran),
sedangkan pengemas berupa botol gelas dan asesorinya disterilkan dengan
cara dibungkus dan disterilkan dengan autoklaf. (Goeswin Agoes hal. 257)
D. Farmakologi
Rasa sakit atau perih pada mata biasa dikaitkan dengan penurunan sekresi
atau sekresi abnormal cairan mata,bahkan gejala awal peradangan akibat
infeksi tertentu. Zink sulfat merupakan salah satu obat yang dapat digunakan
sebagai astringen untuk meredakan iritasi ringan pada mata sesaat, juga
digunakan dalam pegobatan konjungtivitis sudut yang disebabkan oleh
Moraxella lacunata,selain itu juga menunjukan aktivitas sebagai antiseptik
lemah. Efek astringen dihasilkan akibat pengendapan protein dan
pembersihan mukus pada permukaan luar mata oleh ion zink. Larutan
opthalmik zink sulfat juga meghasilkan efek vasodilatasi ringan dalam
kosentrasinya yang digunakan dalam preparat opthalmik.Untuk meredakan
iritasi mata diaplikasikan 1-2 tetes larutan zink sulfat pada mata sebanyak 2-4
kali sehari. Pemberian obat yag berlangsung lebih dari 3 hari sebaiknya tidak
digunakan sebagai self medication apabila tanpa instrukasi dokter (AHFS DI
2010)
Farmakokinetik
Zink didistribusikan keseluruh tubuh dan kadar tertinggi didapatkan pada
koroid mata,spermatozoa, rambut, kuku, tulang, dan prostat.Ekskresinya
terutama melalui feses sejumlah kurang 2/3 dari asupan zink. Hanya sekitar
2% diekskresikan melalui urin.(Martindale Ed 36 hal 1999)
Farmakodinamika
Zink sulfat berfungsi sebagai astringen bila digunakan sebagai topikal pada
mata berkerja dengan cara membersihkan mukus dari permukaan mata.
(Martindale ed 36 hal 2000)
IV. FORMULA
A. Formula Rujukan
1. Formula Rujukan (Martindale 28 hal 946)
ZnSO4 0,22-0,28%
Fenilmerkuri asetat 0,002%
Air p.i q.s
Preservative lain: Benzalkonium klorida dan Phenethyl alcohol
B. Formula Jadi
Tiap 5 ml mengandung :
ZnSO4 0,25%
Phenetyl alcohol 0,25%
NaCl 0,745%
Aqua pro injeksi ad 5 ml
V. ALAT DAN BAHAN
A. Alat :
1. Pipet tetes
2. Beaker glass 50 ml
3. Erlenmeyer 250, 500 ml
4. Gelas ukur 10, 25 ml
5. Corong glass
6. Batang pengaduk
7. Kaca Arloji
8. Pinset
9. Penjepit besi
10. Botol obat tetes mata
11. Spatula
12. Kertas Saring
13. Kapas + Kassa
14. Kompor
15. Timbangan analitik
16. Autoklaf
17. Karet pipet
18. Karet tutup botol
B. Bahan :
1. Zink Sulfat
2. Phenetyl alcohol
3. NaCl
4. Air pro injeksi
VI. PEMBUATAN
A. Perhitungan
= (5 x 2) + 30% (5 x 2)
= 10 + 3 = 13 ml
Zink sulfat = 0.25 % x 13 ml = 0.0325 g = 32.5 mg
Phenetyl alcohol = 0.25% x 13 ml = 0.0325 g = 32.5 mg
NaCl = 0.745% x 13 ml = 0.0985 g = 96.85 mg
Aqua pro injection = 13 ml – (0.0325 + 0.0325 + 0.0985)
= 12.838ml = 12.84 ml
Perhitungan Tonisitas
B. Penimbangan Bahan
C. Cara Pembuatan :
Prinsip: Sterilisasi Terminal
D. Cara Sterilitas
VII. EVALUASI
Syarat : Volume tidak kurang dari volume yang tertera pada wadah
2. Kimia
a. Uji pH (FI V hal. 1563)
Harga pH adalah harga yang diberikan oleh alat potensiometrik (pH
meter) yang sesuai, yang telah dibakukan sebagaimana mestinya, yang
mampu mengukur harga pH sampai 0,02 unit pH menggunakan
electrode indicator yang peka, electrode kaca, dan electrode
pembanding yang sesuai.
Larutan dapar untuk pembakuan. Buat menurut petunjuk sesuai
tabel. Simpan dalam wadah tahan bahan kimia, tertutup rapat,
sebaiknya dari kaca tipe I atau botol polietilen dengan tutup rapat atau
tabung yang menyerap CO2. Larutan segar sebaiknya dibuat dengan
interval tidak lebih dari 3 bulan menggunakan air bebas CO2. Tabel
bersifat menunjukkan pH dari larutan dapar sebagai fungsi suhu.
Petunjuk ini digunakan untuk pembuatan larutan dapar dengan kadar
molal sebgaimana disebutkan. Untuk memudahkan petunjuk diberikan
pengenceran 1000 ml g pelarut.
Sebelum digunakan, periksa elektrode dan jembatan garam. Jika
perlu isi lagi larutan garam dan perhatikan petunjuk lainnya. Untuk
pembakuan pada suhu yang larutan ujinya diukur. Pasang kendali pada
suhu larutan. Bila elektrode dan sel beberapa kali dengan larutan dapar
untuk pembakuan yang kedua. pH dan larutan dapar ±0,07 unit pH
dan harga tertera dalam tabel. Atur ”kemiringan” atau ”suhu” hingga
pH sesuai dengan yang tertera pada tabel. Ulangi pembakuan hingga
kedua larutan dapar untuk memberikan harga pH tidak lebih 0,022 unit
pH dari harga yang tertera pada tabel. Bilas elektrode dan sel dengan
beberapa kali isi sel dengan sedikit larutan uji dan kaca harga pH.
Gunakan air bebas CO2 untuk pelarutan larutan uji dan diperlukan
waktu yang cukup untuk mencapai kestabilan. Jika hanya diperlukan
harga pH perkiraan dapat digunakan indikator dan kertas indikator.
Syarat : Obat tetes mata umum pH 7,3 – 9,7 (Voight Edisi V hal 526),
Zink sulfat ophthalmic solution pH 5,8 – 6,2 (Martindale 28th hal
946)
Pindahkan isi wadah atau beberapa wadah yang akan diuji kedalam
satu membran atau beberapa membran, jika perlu diencerkan dengan
pengencer steril yang dipilih sesuai volume yang digunakan pada Uji
Kesesuaian Metode, tetapi jumlah yanh digunakan tidak kurang dari
yang tertera pada Tabel 2 dan 3. Untuk Jumlah minimun yang
digunakan tiap media tetes mata 10 ml adalah setengah isi tiap wadah,
tidak kurang dari 1 mL. Untuk Jumlah minimum bahan yang diuji
sesuai dengan jumlah bahan dalam bets tidak lebih dari 200 wadah
adalah 5 % atau 2 wadah, diambil yang lebih besar.
Syarat : Volume tidak kurang dari volume yang tertera pada wadah
2. Kimia
a. Penetapan Kadar (FI V hal 1333)
Timbang saksama sejumlah zat setara lebiih kurang 170 mg ZnSO4,
larutkan dalam 100 ml air. Tambahkan 5 ml larutan dapar ammonium
hidroksida-amonim klorida LP dan 0,1 ml hitam erikrom LP. Titrasi
dengan dinatrium edetat 0,05 M LV hingga warna biu tua
Syarat : Mengandung zink sulfat tidak kurang dari 99,0 % dan tidak
lebih dai 105,0%