Anda di halaman 1dari 10

JOURNAL READING

Current Pattern Treatment of Hordeolum by Opthalmologists in


Thailand
(Pola Tatalaksana Terbaru Hordeolum oleh Dokter Mata di Thailand)

Diajukan untuk melengkapi syarat kepaniteraan senior


Bagian Ilmu Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro

Disusun oleh:
Edo Sun De Putra 22010116220180
M.Miftahuddin A.A. 22010116220190
Husnia Nabilah 22010116220034
Ivona Oliviera 22010116220124
Inas Sausan 22010116220150

Pembimbing:
dr. Riski Prihatningtias, Sp.M

BAGIAN ILMU KESEHATAN MATA


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2018
Pola Tatalaksana Terbaru Hordeolum oleh Dokter Mata di Thailand
Chutima Panicharoen MD
Parima Hirunwitwakul MD

Tujuan : Untuk Menilai Pola tatalaksana terbaru yang digunakan dokter mata di
Thailand
Alat dan Bahan : 2 halaman kuosioner, kuosioner pertama dibagikan pertemuan
tahunan dokter mata di Thailand, Kuosioner dua diberikan pada institusi mata atau
interview melalui telepon.
Hasil : Sebanyak 501 partisipan ikut serta pada penelitian ini (49,17%),
Penggunaan kompres hangat merupakan pilihan utama (n=459, 91,62%).
Penggunaa obat sebelum terapi I&C merupakan kombinasi antara antibiotik oral
dan topikal, penggunaan antibiotik oral tunggal (n+12,2,4%) atau tanpa
pengguanan antibiotik oral (n=21 : 4,19%). Terapi I&C digunakan hanya pada
kasus dengan massa yang ukurannya terlalu besar(n:271 :54%) dengan ukuran
masa 4,47 ( rentang 2-10 (mm) (n=124:24,76%) atau dengan permintaan pasien (n
=13% :2,59%). Pemeberian obat setelah terapi I&C merupakan kombinasi
antibiotik oral dan topikal, tanpa antibiotik oral (n:74:14,77%) atau tanpa
antibiotik (n=14:2,79%)
Kesimpulan : Penggunaan kompres hangat merupakan pilihan utama.I&C
digunakan pada kasus dengan flocculated mass .Penggunaan antibiotik pada
sebelum dan sesudah terapi I&C adalah sama. Pilihan Antibiotik utama
merupakan kombinasi neomycin, polymixin, dan tetes mata gramacidine, salep
mata kloramfenikol, dan oral dicloxacillin
Kata Kunci : Hordeolum , Antibiotik, terapi hordeolum, Ophthalmologist , I&C,
kuosioner

Pemahaman mengenai pola tatalaksana terbaru yang digunakan dokter


mata akan membantu dalam penysusunan panduan tatalaksana Hordeolum
Nasional di Thailand. Meskipun hordeolum sangat sering dijumpai , tidak ada
panduan dasar tatalaksana yang direkomendasikan pada penyakit ini. Informasi
mengenai terapi yang dianjurakn untuk hordeolum sangat jarang sekali dan yang
paling membingungkan adalah kesimpulan pengambilan terapi antibotik yang
masih belum jelas.Maka dari itu penulis memutuskan unutk menilai pola
tatalaksana terbaru Hordeolum yang digunakan dokter mata di THailand

Subjek dan Metode


Penulis membuat 2 halaman kuesioner yang dibagikan kepada dokter mata
yang menghadiri pertemuan Royal College of Ophthalmologists tahunan di
Thailand, yang diselenggarakan pada tanggal 25-27 Juli 2008. Ini adalah strategi
terbaik untuk mendapatkan kuesioner yang terisi dari banyak dokter mata yang
terdaftar atau residen dalam pelatihan dalam waktu singkat. Kuesioner berisikan
tentang data umum dari dokter umum dan pengobatan hordeolum. Selain rapat
tahunan, penulis juga mengirimkan kuesioner ke lembaga mata atau melakukan
wawancara telepon.

Hasil
Seribu sembilan belas kuesioner diberikan kepada 863 dokter mata dan
156 warga dalam pelatihan. Lima ratus satu menjawab kuesioner (49,17%). Ada
247 dokter pria dan 254 dokter wanita. Usia rata-rata peserta adalah 37,27 tahun
(kisaran 25-71). Delapan puluh persen dari mereka berusia di bawah 40 tahun.
Tidak ada data umur untuk 96 kuesioner. Kebanyakan dari mereka (80%) bekerja
di institusi pemerintah. Lima puluh delapan persen dari mereka adalah dokter
mata praktikum umum.
Pada perawatan hordeolum, penggunaan kompresi hangat bervariasi sesuai
dengan dokter mata yang menangani. Tiga ratus delapan puluh delapan (77,45%)
selalu merekomendasikan penekanan hangat, 71 (14,17%) mengakui penggunaan
intermiten, dan 42 (8,38%) tidak pernah menggunakan metode ini. Penulis
mengamati bahwa obat lini pertama untuk pengobatan hordeolum ditunjukkan
pada Tabel 1-3. Sebelum insisional dan kuretase (I & C), kombinasi antibiotik
topikal dan oral lebih disukai oleh dokter. Namun, 12 (2,4%) dokter hanya
memberi antibiotik oral tanpa topikal, dan 21 (4,19%) memilih untuk tidak
meresepkan antibiotik oral kepada pasien.
Sedangkan untuk I & C, 271 (54%) dokter mata akan menggunakan
prosedur ini hanya dalam kasus dengan flokulasi atau massa yang mengandung
pus, terlepas dari ukuran massa sedangkan yang lain (24,76%) memilih untuk
menggunakannya pada ukuran massa 4,47 (kisaran 2-10 mm, median 5 mm).
Sebaliknya, beberapa dokter mata merekomendasikan I & C jika durasi massa
lebih dari lima hari (kisaran 3-30 hari). Hanya 13 dari 501 (2,59%) yang akan
mengirim pasien mereka untuk mendapatkan I & C jika pasien meminta prosedur
tersebut. Oleh karena itu, 74 (14,77%) dokter menolak untuk meresepkan
antibiotik oral Namun, tetes mata atau salep mata selalu diresepkan pada stadium
awal. Hal yang menarik bahwa hanya 14(2,79%) dokter mata memilih untuk tidak
meresepkan antibiotik apapun untuk pasien.

Diskusi
Karena perawatan untuk hordeolum sangat sederhana, maka ada beberapa
variasi regimen yang digunakan oleh banyak praktisi oftalmologi. Saat ini
umumnya disepakati, berdasarkan beberapa literatur sumber, pengobatan yang
paling umum direkomendasikan untuk hordeolum adalah kompresi hangat
beberapa kali dalam sehari selama 10 menit karena prosesnya biasanya selflimited
dan akan secara spontan sembuh sendiri setelah kompresi dalam waktu 1 sampai 2
minggu (1-7). Sayangnya, penggunaan antibiotik tetap kontroversial. Contohnya,
Fraunfelder FT akan memberikan antibiotik topikal spektrum luas setelah I& C
atau kasus berulang.
Di sisilain, beberapa orang percaya bahwa antibiotic sistemik tidak boleh
digunakan sama sekali kecuali ada selutitis yang signifikan. Demikian pula,
Wilkie JL menyatakan bahwa pengobatan local semestinya minimal, terutama bila
penggunaan antibiotic menjadi perhatian. Selanjutnya, dia keberatan dengan
penggunaan I & C dengan menyatakan bahwa hal itu tidak akan membiarkan
pasien mengembangkan resistansi sendiri, yang akan berkontribusi pada
hordeolum berulang di masa depan. Dia menyatakan bahwa analgesic dan
kompresi hangat cukup dalam pengobatan hordeolum. Mengenai pengobatan
antibiotic pasca I & C, para penulis sebelumnya telah menunjukkan bahwa
mungkin tidak ada perbedaan efikasi antara larutan antibiotic gabungan dan air
mata buatan. Karena itu, banyak dokter mata menggunakan regimen yang berbeda
berdasarkan pengalaman mereka. Hal ini terlihat jelas melalui kuesioner yang
penulis terima dari para dokter di seluruh Thailand. Oleh karena itu, dokter
mungkin lebih banyak mengobati pasien dengan banyak pilihan yang ada. Ini
akan berkontribusi pada peningkatan Staphylococcus aureus yang resistan
terhadap obat atau efek samping yang tidak disengaja. Meskipun tidak ada laporan
tentang pathogen resistansi obat, penulis perlu waspada dalam meresepkan obat
ke pasien dengan hordeolum. Jika ada pathogen resistansi obat, hal itu akan
merugikan, terutama bagi Negara berkembang dengan sumber daya terbatas.
Disamping itu, di Thailand, biaya pengobatan adalah salah satu yang paling
dikhawatirkan oleh tenaga kesehatan dan pasien. Jika ada prevalensi dari patogen
resisten obat, hal ini akan membatasi akses pengobatan dan akan memberi
pengaruh negatif pada sistem pelayanan kesehatan. Biaya efektif dan efisien untuk
pengobatan hordeolum di Thailan perlu untuk diteliti lebih lanjut di masa depan.
Oleh karena itu, pada makalah ini, penulis ingin melaporkan pola pengobatan
terkini untuk hordeolum yang digunakan oleh para dokter spesialis mata di
Thailand. Penulis berharap informasi ini nantinya akan menjadi sumber data
untuk penggunaan berbagai macam antibiotik pada pengobatan hordeolum untuk
membantuk dalam mendesain dan membuat panduan nasional untuk pengobatan
hordeolum dan mengurangi biaya pengobatan dan organisme yang resisten obat.
Tabel 1.Jenis drop mata lini pertama yang digunakan ahli oftalmologi sebelum
dan sesudah I & C (n = 501)

* Gabungan neomisinsulfat, polymyxin B sulfat dan gramicidin, I & C = insisi


dan kuretase
Tabel 2.Jenis gel mata / salep lini pertama yang digunakan ahli oftalmologi
sebelum dan sesudah I & C (n = 501)

I & C = insisi dan kuretase


Tabel 3.Jenis antibiotik oral lini pertama yang digunakan ahli oftalmologi
sebelum dan sesudah I & C (n = 501)

I & C = insisi dan kuretase

Kesimpulan
Pada penelitian terbaru, penulis menilai pola dari pengobatan dan
ditemukan bahwa kompress hangat biasanya dianjurkan sebelum dilakukan insisi
dan kuretase. Insisi dan kuretase dilakukan hanya jika didapatkan flokulasi dan
benjolan yang mengandung massa, tanpa mempedulikan ukuran massa dan pola
antibiotik yang digunakan sebelum dan sesudah insisi dan kuretase sama. Pilihan
pertama antibiotik yang dipilih untuk digunakan oleh dokter spesialis mata di
Thailand adalah tetes mata yang mengandung kombinasi neomisin, polymyxin,
dan gramicidine, salep mata chloramphenicol, atau dicloxacilin oral.
LEMBAR CRITICAL APPRAISAL

BERDASARKAN PICO – VIA

Journal title : Current Pattern treatment of Hordeolum by

Ophthalmologist in Thailan

Journal type :Scientific Report

P (POPULATION or PATIEN or PROBLEM)

The Study comprised 863 ophthalmologists and 156 residents intraining. Five hundred
one answered the questionnaires (49.17%). There were 247 male physicians and 254
female physicians. The mean age of the participants was 37.27 years (range 25-71).
Eighty percent of them were younger than 40 years old. There were no age data for 96
questionnaires. Most of them (80%) worked in state-run institutions. Fifty-eight percent
of them were general practicing ophthalmologists.

I (INTERVENTION or INDICATOR or INDEX TEST or exposure of INTEREST)

There is no intervention in this study.

C (COMPARISON)

There is no comparison in this study.

O (OUTCOME of interest)

In regards to hordeolum treatment in Thailand, warm compression was usually advised


before any I&C was performed, I&C was done only if there was any flocculated or pus
containing mass, irrespective of mass size, and the pattern of antibiotic usage pre- and
post-I&C were the same. The first choice antibiotics that Thai ophthalmologists chose to
use were a combination of neomycin, polymyxin, and gramicidine containing eye drop,
chloramphenicol eye ointment, or oral dicloxacillin.
Is the results of research VALID ?

 The result of this study cannot be said as valid, because there is no


randomization in sampling so it can not be representative of the intended
research population.
 The inclusion and exclusion criteria for being a research sample are also not
clearly stated.
 The method of this research only use quesioner so it can makes the research
bias.
 This research only decribes the treatment of hordeolum without comparing the
effectiveness of the treatment

Is the results of research IMPORTANT ?

 This study provide information that the treatment of hordeolum use warm
compression before I&C. I&C was done only if there was any flocculated or
pus containing mass, irrespective of mass size, and the pattern of antibiotic
usage pre and post I&C were the same.
 Statistical analysis of this study didn’t correlating between the variables so that,
only the percentage of each variable and no p-value was obtained. And also,
there is no confidence interval value. Because of that, it can’t be determined
whether the research results are meaningful or not.

Is the results of research APPLICABLE ?

 This study can be applied to the population but need further research because it
didn’t determine whether the the research is meaningful or not. But, the result of
this study can be used as a source of information for further research.
Critical appraisal conclusion

- Level of evidence : IIIC

- Recommendation :

 We recommend to do further research using another method and study


design to determine what the best treatmen is
 We recommend to test the correlation between variables using statistical
applications to determine the value of p-value so it can be known that the
result of study is meaningful or not.

Mengetahui

Penilai,

dr.Riski Prihatningtias, Sp.M

Anda mungkin juga menyukai