Anda di halaman 1dari 8

Jenis Obat

Pilihan utama untuk pengobatan penderita frambusia dan kontak adalah Benzatin penisilin
(injeksi) atau Azitromisin (tablet) dengan dosis tunggal (rekomendasi Morges, Strategi WHO).
Alternatif pengobatan antara lain Tetrasiklin, Doksisiklin atau Eritromisin

Dosis dan cara pemakaian obat untuk penderita dan kontak frambusia sebagai berikut :

Tabel 3

Pengobatan Frambusia yang


UmurDianjurkan Cara
No. Nama Obat Dosis Lama Pemberian
(tahun) Pemberian
1. Azitromisin <6 500 mg Oral Dosis tunggal
tablet (pilihan)
6–9 1000 mg Oral Dosis tunggal

1500 mg Oral Dosis tunggal

>15 2000 mg Oral Dosis tunggal

2. Benzatin < 10 600.000 IU IM Dosis tunggal

Penisillin > 10 1.200.000 IU IM Dosis tunggal

3. injeksi
Eritromisin <8 8 – 10 Oral 15 Hari
tablet 1 mg/kgBB
4. Tetrasiklin atau 8 – 15 250 mg, 4 x Oral 15 Hari
Eritromisin sehari
> 15 500 mg, 4 x Oral 15 Hari
1
tablet
sehari
5. Doksisiklin 8 – 15 2-5 mg/Kg Oral 15 Hari
tablet BB 4 x sehari
Dewasa 100 mg 2 x Oral 15 Hari
sehari

1
Catatan

 Sebelum dilakukan penyuntikan atau minum obat kepada penderita / kontak dianjurkan
untuk makan terlebih dahulu

 Penyembuhan pada terapi azitromisin adalah hilangnya lesi 4-8 minggu sejak obat
diberikan

 Azitromisin tidak direkomendasikan untuk anak-anak dibawah usia 6 bulan

 Tetrasiklin atau Eritromisin diberikan kepada penderita frambusia yang alergi terhadap
penisilin dan azitromisin

 Tetrasikilin tidak diberikan kepada ibu hamil, ibu menyusui dan anak dibawah usia 8
tahun

Reaksi Simpang Dan Tatalaksana Reaksi Simpang

1. Benzathin Penicillin

Pengobatan dengan Benzatin penisilin kepada masyarakat di desa-desa dalam pemberian


obat massal pencegahan frambusia selama ini belum pernah dilaporkan adanya efek
simpang.

Beberapa reaksi simpang yang pernah dilaporkan (referensi) antara lain :

a. Keringat keluar dalam waktu 3 jam sesudah penyuntikan (biasanya ringan atau hanya
sampai membasahi baju).

b. Timbul bentol-bentol merah yang terasa agak gatal (urticaria)

c. Terasa pusing disertai kesulitan bernafas

d. Denyut nadi meningkat


e. Gangguan yang lebih berat adalah terjadinya anaphylactic shock.

2. Reaksi Simpang Azitromisin

Efek samping Azitromisin antara lain mual, rasa tidak nyaman di perut, muntah,
kembung, diare, gangguan pendengaran, nefritis interstisial, gangguan ginjal akut, fungsi
hati abnormal, pusing/vertigo, kejang, sakit kepala, dan somnolen (setengah sadar)

Tata Laksana Reaksi Simpang Benzatin Penisilin dan Azitromisin

a. Baringkan penderita segera dengan kaki lebih tinggi dari kepala serta bebaskan saluran
pernafasan.

b. Berikan adrenalin 0,3 ml subkutan (pijat tempat suntikan)

c. Monitor tekanan darah

d. Apabila dalam 15 menit tidak ada perbaikan (tekanan darah sistolik kurang dari 90
mmHg dan frekuensi denyut jantung melebihi 120/menit), maka berikan ulangan
adrenalin.

Pada pemberian obat massal pencegahan frambusia, harus dibentuk dan disiagakan tim
kejadian ikutan pasca pemberian obat frambusia di Puskesmas dan Rumah Sakit untuk
melakukan tindakan pertolongan, penetapan diagnosis kejadian ikutan pasca pemberian
obat frambusia dan evaluasi prosedur pemberian obat massal pencegahan frambusia (lihat
pada bahasan POMP Frambusia)

Laporan Puskesmas tediri atas :

1. Laporan Bulanan Kasus Frambusia


Merupakan kompilasi laporan poliklinik Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Pos
Kesehatan Desa, Puskesmas Keliling dan Pemeriksaan Sekolah, dan penemuan kasus saat
kegiatan Penyelidikan dan Pengobatan Kasus Kontak dan Pengobatan Massal Total

2. Laporan KLB Frambusia, terdiri atas :

a. Laporan KLB 24 Jam

b. Laporan Penyelidikan dan Pengobatan Kasus Kontak

c. Laporan Upaya Penanggulangan

Format laporan dan tatacara pelaporan lihat pada Pedoman Surveilans Frambusia

Berbagai Gambar Klinis Frambusia

1. Papul (mother Yaws)


2. Daughter Yaws
3. Papiloma
Initial papilloma, juga disebut mother yaw atau primary
frambesioma (from Perine PL, Hopkins DR, Niemel PLA, et al.
Handbook of Endemic Treponematoses: Yaws, Endemic
Syphilis, and Pinta. Geneva, Switzerland: World Health
Organization; 1984.).

papillomata frambusia awal (Perine PL,


Hopkins DR, Niemel PLA, et al. Handbook of
Endemic Treponematoses: Yaws, Endemic
Syphilis, and Pinta. Geneva, Switzerland:
World Health Organization; 1984.).

4. papilloma ulkus pada kaki

5. Papul/papilomata sembuh
6. hyperkeratosis (plantar papilloma)

Plantar papillomata dengan hyperkeratotic macular plantar


pada frambusia awal (ie, crab yaws) (from Perine PL,
Hopkins DR, Niemel PLA, et al. Handbook of Endemic
Treponematoses: Yaws, Endemic Syphilis, and
Pinta.Geneva, Switzerland: World Health Organization;
1984.).

7. lesi sendi dan tulang (osteoporosis)


Osteoperiostitis pada tibia dan fibula pada frambusia awal
(from Perine PL, Hopkins DR, Niemel PLA, et al.
Handbook of Endemic Treponematoses: Yaws, Endemic
Syphilis, and Pinta. Geneva, Switzerland: World Health
Organization; 1984.).

Anda mungkin juga menyukai