SMF UROLOGI
JUDUL: KARSINOMA PENIS
No. Dokumen No. Revisi Halaman
00 1/3
RSUP SANGLAH
DENPASAR
Tanggal terbit: Ditetapkan oleh:
PPK Direktur Utama
RAWAT INAP
UROLOGI PASIEN
KARSINOMA PENIS
dr. I Wayan Sudana, M.Kes
NIP 19650409 199509 1 001
1. No.ICD 10 Karsinoma Penis : C 60
2. Pengertian Tumor ganas penis
3. Anamnesis 3.1 Anamnesis yang cermat untuk menentukan adanya keluhan
karena:
1) Pembesaran tumor/kanker penis (T): ulkus kronis, tumor
seperti bunga kol dengan/tanpa, fimosis dan gangguan
kencing
2) Pembesaran kelenjar limfe para aorta (N):
Pembengkakan tungkai
3) Metastase (M) ke hati, dan paru: Nyeri perut kanan atas,
batuk dan atau sesak nafas
3.2 Riwayat penyakit/keluarga adanya tumor saluran kencing
3.3 Riwayat pengobatan/tindakan/pembedahan saluran kencing
3.4 Status sosial-gizi keluarga/kebiasaan makan-minum/pekerjaan
4. Pemeriksaan 4.1 Umum: Kesadaran, Tekanan darah, Nadi, Tempratur aksila
Fisik dan status gisi (BMI: Obese, over weigh, Normal, Under
weigh)
4.2 Lokal pada penis (T): Luka kronis,Tumor cowly flower (bunga
kol) atau secile (datar) dan atau Phimosis
4.3 Lokal pada inguinal: Teraba tumor solid satu atau lebih,
Tumor mobil atau fixed (terfiksir)
4.4 Ektremitas bawah: Odema
5. Kriteria Diagnosis 5.1 Anamnesis
5.2 Pemeriksaan fisis
5.3 Pemeriksaan penunjang
6. Diagnosis 6.1 Condyloma acuminata/ Giant condyloma
Banding 6.2 Veruca Vulgaris penis
6.3 Limfadenopati inguinalis
6.4 Limfadenitis veneralis (STD)
7. Pemeriksaan 7.1 Laboratorium: DL, UL, dan kultur eksudat, bila klinis infeksi
Penunjang akut/kronis
7.2 Radiologi: BOF, Foto thorax dan USG abdomen dan pelvis,CT
Scan atau MRI abdomen.
7.3 Hasil PA: biopsy tumor penis dan atau inguinal (diagnosis
pasti)
8. Konsultasi 8.1 Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh darah, bila umur ≥ 40
tahun
8.2 Dokter Spesialis Anastesi untuk toleransi pembiusan
8.3 Dokter Spesialis lain yang terkait atas indikasi medis
9 Perawatan 9.1 Rawat inap
Rumah Sakit
10 Terapi/tindakan 10.1 Terapi medis umum:
(ICD 9 CM) 1) Infuse NaCl 0,9% pre-operative, durante-operative dan
post-operative 1,5-2 L /24 jam selama 3 hari
2) Antibiotika profilaksis Cefazolin, injeksi, 2 gram , intra
vena 30-60 menit sebelum pembiusan, dapat diulang
setiap 4 jam bila pembedahan > 4 jam
3) Antibiotika terapiutik, Apabila dengan ISK, Cefoperazon
atau sesuai kultur urin, injeksi, 1 gram/8 jam, intra vena
1 hari pre-operative dan 2 hari post-operative,
dilanjutkan dengan anti biotika oral Cefixim 200 mg 12
jam/sesuai kultur urin selama 4-7 hari.
4) Diuretikum Furosemid post-operative 20 mg intravena,
dosis tunggal
5) Analgetika post-operative: Metamizol injeksi intravena
500 mg/6 jam selama 24 jam, selanjutnya ganti dengan
metamizol tablet 500 mg oral/6 jam selama 5- 7 hari
6) Apabila ada kontra indikasi* metamizol, diganti dengan
Paracetamol injeksi intravena 500 mg/6 jam selama 24
jam, selanjutnya ganti dengan paracetamol tablet 500
mg oral/6 jam selama 5- 7 hari
REKOMENDASI
Risk factors
1. Phimosis versus no phimosis (OR 11-16)
2. Chronic penile inflammation (balanoposthitis related to phimosis)
3. Balanitis xerotica obliterans (lichen sclerosus)
4. Sporalene and UV-A phototherapy for various dermatologic conditions such as psoriasis
(Incidence rate ratio 9.51 with > 250 treatments
5. Smoking 5-fold increased risk (95% CI: 2.0-10.1) versus nonsmokers
6. HPV infection condylomata acuminata 22.4% in verrucous SCC (7) 36-66.3% in
basaloid-warty
7. Rural areas, low socio-economic status, unmarried
8. Multiple sexual partners early age of first intercourse 3-5-fold increased risk of penile
cancer
(HPV = human papilloma virus; OD= odds ratio; SCC = squamous cell carcinoma; UV-A =
ultraviolet-A).
pM - Distant Metastasis
pM0 No distant metastasis
pM1 Distant metastasis
G - Histopathological Grading
GX Grade of differentiation cannot be assessed
G1 Well differentiated
G2 Moderately differentiated
G3-4 Poorly differentiated/undifferentiated