Anda di halaman 1dari 16

STATION 1 (Komunikasi dengan Dokter)

Tahap :
1. Beri salam
2. Perkenalan dengan sopan
3. Memastikan ini benar dengan dokter bersangkutan “boleh saya berbicara dengan dokter…”
4. Memastikan apakah ini benar pasiennya (menyebutkan isi resep)
5. Menyebutkan nama obat yang diresepkan
6. Jelaskan masalah resep “menurut literatur…..yang saya baca….” (intonasi seperti memberikan pilihan
obat pengganti yang ada)
 Polifarmasi
 Penggantian obat paten ke generik atau paten paten dengan isi yang sama.
 Dosis (underdose/overdose)
7. Konfirmasi persetujuan akhir
8. Salam penutup terimakasih

STATION 2 (HJA Obat Bebas, Bebas Terbatas, Obat Keras)


 Untuk HJA OTC (B, BT) = 1,2 x HNA
 Untuk Obat Keras, Narkotik, Psikotropik, dll = 1,4 x HNA
 NSP = HNA + PPN
1
 𝐻𝑁𝐴 (𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑁𝑆𝑃) = 1,1 𝑥 𝑁𝑆𝑃

STATION 3 (Hitung DM Resep)


DM Dewasa  Lihat FI 3
DM Anak
 Menurut USIA
𝑛
 < 8 tahun = 𝑛+12 𝑥 𝐷𝑀 (𝑑𝑒𝑤𝑎𝑠𝑎)
𝑛
 8 tahun = 𝑥 𝐷𝑀 (𝑑𝑒𝑤𝑎𝑠𝑎)
20
𝑛
 DM BAYI 𝑥 𝐷𝑀 (𝑑𝑒𝑤𝑎𝑠𝑎)
150
 Menurut Berat Badan
Cari di literatur dosis anak /kgBB
Misal dosis Amoxicillin 30 mg/kg/Hari. Berat anak 15kg
Dosis  30mg x 15 kg = 450mg/Hari
𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑃𝑒𝑚𝑎𝑘𝑎𝑖𝑎𝑛 𝑚𝑒𝑛𝑢𝑟𝑢𝑡 𝑅𝑒𝑠𝑒𝑝
Persentase DM = 𝑥 100%
𝐷𝑀

Syarat DM = 1-100%
Syarat DL = 50-200%
STATION 4 (Harga Resep)
Harga Resep = HJA + Strategi Apotek
a. Tuslah/uang servis
 Sediaan jadi : 1000
 Racikan : 2000
b. Embalase
 Etiket, plastik, kwitansi, copy resep = Rp 500 / paket
 Kapsul Rp 200/biji
 Kertas puyer Rp 100/lembar
 Pot Rp 1000/biji
 Botol Rp 1000/biji
 Vehiculum (Laktosa, gula, dll) Rp 1000/paket
Harga Resep = (HJA x ∑ 𝑜𝑏𝑎𝑡) + Tuslah + Embalase

STATION 5 (Skrinning Resep)


1. Skrinning Administrasi
 Insciptio
Nama dokter, SIP dokter, alamat dokter, nomor telepon dan tempat & tanggal penulisan resep
 Invocatio
Tanda R/
 Prescriptio
Nama obat, kekuatan obat, jumlah obat
 Signature
Aturan pakai + cara pembuatan, nama pasien, jenis kelamin, usia pasien, BB pasien, alamat
pasien
 Subscriptio
Tanda tangan, paraf dokter
2. Skrinning Farmasetis
o Bentuk sediaan
o Stabilitas obat (penyimpanan)
o Inkompatibilitas (ketidakcampuran)
o Cara pembuatan
3. Skrinning Klinis
 Terkait ESO
 Interaksi obat
 Kontraindikasi
 Ketepatan indikasi
 Polifarmasi
 Alergi
 Efek samping /ADR
 Dosis obat
STATION 6 (Praktik Peracikan)

STATION 7 (Membuat Etiket dan Copy Resep tanpa Iter)


STATION 8 (Membuat Etiket dan Copy Resep dengan Iter)

STATION 9 (Dispensing/Sediaan lazim dan sinonim dari copy Resep


Hafalkan nama obat, sinonim dan sediaan lazim

STATION 10 (MESO)
MONITORING KEAMANAN
Efek samping
1 Alganax : Monitoring :
o Kelemahan otot, o kemampuan menggerakan anggota
o Gangguan saluaran cerna tubuh (frekuensi dan intensitas)
o Mengantuk o Frekuensi mual muntah, diare atau
konstipasi, rasa nyeri perut
2 Magtral: Monitoring :
o Diare o Frekuensi diare
o Konstipasi o Frekuensi nyeri
3 Primperan Monitoring :
o Efek ekstrapiramidal o Adanya gerakan gemetar (frekuensi
o Hiperprolaktinemia dan intensitas)
o Frekuensi pusing dan pengelihatan
masih jelas atau tidak

4 Fitboost : Monitoring :
o Nyeri perut o Frekuensi nyeri perut
o Dispepsia o Menilai rasa tidak nyaman pada
perut pasien
MONITORING EFIKASI
1 Alganax Monitoring : Perilaku, kognitif dan suasana
hati pasien sudah membaik atau belum
2 Magtral Monitoring : intensitas dan frekuensi mual
dan muntah
3 Primperan Monitoring : intensitas dan frekuensi
gangguan GI
4 Fitboost Monitoring: -
STATION 11 (KIE Penyakit Kronis dan Aturan Pakai) TBC
STATION 12 (KIE DM)

Pada siang hari datang seorang ibu datang ke Apotik untuk menebus resep.
Apoteker : “Selamat siang ibu, perkenalkan saya Bintang APJ di Apotek ini. Ada yang bisa saya bantu?”
Pasien : “Saya mau menebus resep mbak.”
Apoteker : “Baik bu. Boleh saya lihat resepnya?”
Pasien : “Ini mbak resepnya” (sambil menyodorkan resep).
Apoteker : “Baik ibu, ibu dapat duduk sebentar saya akan siapkan dulu resepnya.”
Pasien : “Baik mbak.”(sambil duduk)
Beberapa saat Apoteker kembali mencari ibu Rahayu.
Apoteker : “Ibu Rahayu.”
Pasien : “Ia mbak bagaimana?”
Apoteker : “Begini ibu semua obat sudah saya siapkan, namun kalau boleh saya tau apakah ibu pernah
mengkonsumsi obat ini sebelumnya?”
Pasien : “Sudah mbak saya sudah biasa mengonsumsi obat metformin namun karena akhir-akhir ini gula
darah saya tidak terkonrol tadi pagi saya kontrol kedokter mbak dan diberikan insulin katanya.”
Apoteker : “Baik ibu biasaya ibu mengkonsumsi Metformin dengan besar dosis berapa kalau boleh tau?”
Pasien : “Dibungkusnya sih ada tulisan 500 mg mbak.”
Apoteker : “Baik kalau begitu bu, saya siapkan sebentar ya. Maaf atas ketidak nyamanannya”
Pasien : “Ia mbak.”
Beberapa saat kemudian APT datang membawa sediaan yang sudah lengkap
Apoteker : “Ibu Rahayu”
Pasien : “Ia mbak.”
Apoteker : “Apakah tadi dokter telah banyak menjelaskan mengenai obat yang akan ibu gunakan?”
Pasien : “Belum mbak, tadi juga antri jadi saya langsung pergi dari tempat praktek.”
Apoteker : “Kalau begitu karena ini obat yang cara pemakaiannya khusus, apakah ibu punya waktu sebentar
untuk saya jelaskan di ruang konseling agar lebih santai.”
Pasien : “Oia mbak boleh.”
APT dan Pasien masuk ke ruang konseling
Apoteker : “Silahkan duduk ibu.”
Pasien : “Baik mbak.”
Apoteker : “Apakah dokter sudah menjelaskan mengenai obat yang akan ibu gunakan sebelumnya?”
Pasien : “Kalau mengenai obat yang minum oral sudah saya konsumsi lama jadi saya tau mbak tapi kalau
obat yang insuin memang saya belum tau mbak.”
Apoteker : “Baik ibu saya akan menjelaskan mengenai obat yang akan ibu gunakan, jadi ibu mendapatkan
dua obat, obat yang pertama adalah obat minum (Metformin 500 mg), obat ini dikonsumsi 2x
sehari ya ibu diminum setiap 12 jam sekali dan diminum pada saat makan ya bu, agar kerja obat
lebih baik seperti yang telah dijelaskan dokter sebelumnya. Untuk obat kedua ibu mendapatkan
obat insulin pen (Lantus).”
Pasien : “Apa tidak berbahaya mbak?”
Apoteker : “Tidak ibu, jadi obat ini akan disuntikan dibagian yang banyak mengandung lemak ibu seperti,
perut, paha, lengan dan pantat. Jadi begini ibu cara pakainya jadi obat ini akan ibu suntikan
sendiri dibadan ibu. Jadi tahapnya begini ibu Pertama, lepaskan penutup pen dan lakukan
gerakan menggulung pen terlebih dahulu di telapak tangan selama 15 detik agar tercampur,
kemudian lepaskan penutup jarum bagian luar dan penutup jarum sehingga jarum tampak.
Kedua, cek pen apakah sudah dapat mengeluarkan larutan insulin, kemudian
menyesuaikan pen dan jarum untuk mengukur dosis insulin sebanyak 0,9 IU dengan cara
putar tombol pemilih dosis pada akhir pen. Kemudian pegang pen dengan jarum mengarah
ke atas. Tekan dosis kenop sepenuhnya sambil menonton aliran insulin yang muncul. Ulangi,
jika perlu, sampai insulin terlihat di ujung jarum. Periksa juga jendela dosis untuk menjamin
dosis yang ibu gunakan tepat. Ketiga, pilih tempat yang akan diaplikasikan, ibu bisa pilih
perut untuk awal suntikan yaitu tepat antara bagian bawah tulang rusuk dan garis kemaluan,
hindari 3-4 inci sekitar pusar. Posisi bagian paha atas dan lengan belakang bagian atas juga
dapat digunakan. Kelima, suntikan insulin dengan cara lakukan gerakan mencubit dan
menarik pada kulit dengan tangan kemudian suntikan dengan cepat untuk memasukkan jarum
pada sudut 90 derajat dan lepaskan cubitan serta gunakan ibu jari ibu untuk menekan pada
tombol dosis sampai berhenti (jendela dosis akan kembali nol). Biarkan pen dalam keadaan
menancap selama 5-10 detik untuk membantu mencegah insulin bocor dari tempat injeksi.
Kemudian tarik pen jarum dari kulit dan hindari memijat daerah tersebut. Setetes darah atau
memar tentu akan muncul namun tidak masalah ibu cukup mengusapnya dengan tisu atau
kapas. Keenam, persiapan kembali insulin pen untuk penggunaan mendatang. Posisikan
kembali pen seperti kondisi awal kemudian simpan dalam tempat yang bersih dan kering.
Dan jangan lupa siapkan selalu peralatan ini agar ibu kapanpun dibutuhkan sudah
siap. Jarumnya hanya digunakan untuk satu kali pakai ya bu.”
Pasien : “Begitu ya mbak. Apa ada efek samping dari obat ini?”
Apoteker : “Umumnya tidak ada ibu, namun jika waktu ibu menggunakan insulin pen ini terjadi alergi atau
iritasi maka ibu dapat langsung menghubungi dokter. Dan juga untuk obat digunakan tidak
bersamaan dengan obat minum ya ibu jadi beri jeda antara obat yang ibu minum dan juga insulin
pen ini. Misalnya ibu minum obat jam 7 pagi maka ibu menyuntikan insulin pen jam 1 siang dan
ibu minum obat malam jam 7 malam ya ibu, sebisa mungkin diharapkan ibu teratur dalam
menggunakan obat agar cepat sembuh.”
Pasien : “Baik mbak saya paham. Kalau boleh tau ini nnti disimpan dimana ya mbak?”
Apoteker : “Jadi untuk obat minum disimpan di kotak obat atau tempat yang sejuk dan kering dan obat obat
yang kedua jika masih dalam kemasan asli dan belum dibuka simpan dalam kulkas, jika sdh
dibuka bisa disuhu kamar.”
Pasien : “Baik mbak saya sudah paham. Saya akan berusaha agar patuh.”
Apoteker : “Baik ibu. Ada yang ingin ditanyakan lagi?”
Pasien : “Untuk sekarang tidak ada.”
Apoteker : “Baik kalau ibu sudah paham, agar saya lebih yakin ibu sudah paham boleh ibu mengulang cara
pakai dari obat yang sudah saya sampaikan tadi bu?”
Pasien : “Jadi saya dapat 2 obat, obat yang pertama adalah obat minum (Metformin 500 mg), obat ini
dikonsumsi 2x sehari ya ibu diminum setiap 12 jam sekali dan diminum pada saat makan, obat
kedua yaitu obat insulin pen (Lantus), jadi obat ini digunakan Untuk obat kedua ibu mendapatkan
obat insulin pen (Lantus), jadi tahapnya pertama, lepaskan penutup pen dan lakukan gerakan
menggulung pen terlebih dahulu di telapak tangan selama 15 detik agar tercampur, kemudian
lepaskan penutup jarum bagian luar dan penutup jarum sehingga jarum tampak. Kedua,
cek pen apakah sudah dapat mengeluarkan larutan insulin, kemudian
menyesuaikan pen dan jarum untuk mengukur dosis insulin sebanyak 13IU (0,4IU x BB)
dengan cara putar tombol pemilih dosis pada akhir pen. Kemudian pegang pen dengan jarum
mengarah ke atas. Tekan dosis kenop sepenuhnya sambil menonton aliran insulin yang
muncul. Ulangi, jika perlu, sampai insulin terlihat di ujung jarum. Periksa juga jendela dosis
untuk menjamin dosis yang gunakan tepat. Ketiga, pilih tempat yang akan diaplikasikan,
saya bisa pilih perut untuk awal suntikan yaitu tepat antara bagian bawah tulang rusuk dan
garis kemaluan, hindari 3-4 inci sekitar pusar. Posisi bagian paha atas dan lengan belakang
bagian atas juga dapat digunakan. Kelima, suntikan insulin dengan cara lakukan gerakan
mencubit dan menarik pada kulit dengan tangan kemudian suntikan dengan cepat untuk
memasukkan jarum pada sudut 90 derajat dan lepaskan cubitan serta gunakan ibu jari untuk
menekan pada tombol dosis sampai berhenti (jendela dosis akan kembali nol).
Biarkan pen dalam keadaan menancap selama 5-10 detik untuk membantu mencegah insulin
bocor dari tempat injeksi. Kemudian tarik pen jarum dari kulit dan hindari memijat daerah
tersebut. Setetes darah atau memar tentu akan muncul namun tidak masalah cukup
mengusapnya dengan tisu atau kapas. Keenam, persiapan kembali insulin pen untuk
penggunaan mendatang. Posisikan kembali pen seperti kondisi awal kemudian simpan
dalam tempat yang bersih dan kering.
Apoteker : “Saya rasa ibu sudah paham dengan apa yang saya jelaskan, saya akan memberikan ibu kartu
nama saya, jika sewaktu” ada yang ingin ditanyakan boleh tanyakan pada saya, dan juga ini ada
leaflet sebagai panduan jika ibu lupa cara pakainya. Jangan lupa untuk mengkonsumsi makanan
yang rendah gula dan sebisa mungkin ibu harus sering berolahraga ya bu agar kondisi ibu tetap
terjaga.”
Pasien : “Ia mbak, terima kasih.”
Apoteker : “Sama-sama ibu, semoga lekas sembuh.”

STATION 13 (Obat rusak, kedaluarsa, penyimpanan obat terkait stabilitas dan penggolongan)
STATION 14 (Distribusi Obat) * Berita acara obat rusak dan hilang
Contoh :
DAFTAR OBAT YANG RUSAK

Alasan
No. Nama Obat Jumlah
Pemusnahan
1 Pyrantel pamoat 120 Strip Obat Rusak
2 Cefixime syrup 70 Botol Obat Rusak
3 Proneuron 60 Strip Obat Rusak
4 Alganax 10 Strip Obat Rusak
5 Amitriptilin tablet 3 Box Obat Rusak
6 Opineuron 12 Box Obat Rusak
7 Tremenza tablet 100 Strip Obat Rusak

Surakarta, 9 September 2019


Saksi-saksi yang membuat berita acara
1. Andriliana Trihastuty, S. Farm., Apt Amanda, S. Farm., Apt.
NIP. NO. SIPA. 11/IX/1411/2019
2. Anita Dewi Putri, S. Farm.
NIP
3. Anis Dwi Cahyani, S. Farm, Apt
NIP. 198502281998 001 02

Laporan Berita Acara Kerusakan dalam Pengiriman Psikotropik

Nomor :1 Surakarta, 9 september 2019


Lampiran :
Perihal : laporan kehilangan Psikotropik

Kepada Yth.
Direktur Pengawasan NAPZA
Jl. Percetakan Negara No. 23
Surakarta

Dengan Hormat,

Bersama ini kami melaporkan bahwa kami telah menagalami kerusakan Obat Psikotropik sebagai berikut:
Nama Produk Jumlah No. Bact Kadaluarsa Keterangan
Proneuron 60 Strip 12P9002019 2 sepetemper 2022 Rusak
Alganax 10 Strip 12UI002019 2 sepetemper 2022 Rusak
Opineuron 12 Box Rusak

Psikotropik sejumlah tersebut diatas diketahui telah rusak di Surkarta pada tanggal 9 September 2019.
Demikian laporan ini kami buat, atas perhatianya kami ucapkan terimaksih.

Hormat kami

Apoteker penanggung jawab PBF

(Amanda Indahsari, S. Farm., Apt.)


NO. SIPA. 11/IX/1411/2019

Tembusan:

1. Dirjen Binfar dan Alkes, Kemenkes RI


2. Direktur Pengawasan Distribusi PT dn PKRT
3. Kepala Dinas Kesehatan Propinsi/Kab/Kota Surakarta
4. Kepala Balai Besar/ Balai POM di Surakarta
Formulir 2
BERITA ACARA OBAT RUSAK PREKUSOR DALAM PENGIRIMAN
Nomor : 2 Surakarta, 9 September 2019
Lampiran :
Perihal : Laporan Kehilangan Prekusor Farmasi / Obat Mengandung Prekusor Farmasi *)

Kepada Yth.
Direktur Pengawasan Napza
Jl. Percetakan Negara No. 23
Jakarta Pusat

Dengan Hormat,
Bersama ini kami melaporkan bahwa kami telah mengalami kerusakan Obat Mengandung Prekusor Farmasi
*) sebagai berikut :
Nama produk Jumlah No. Bets Kadaluarsa Keterangan
Tremenza tablet 100 Strip Rusak

Obat Mengandung Prekusor Farmasi *) sejumlah tersebut di atas telah diketahui rusak pada tanggal 9
September 2019
Demikian laporan ini kami buat, atas perhatianya kami ucapkan terima kasih.
Hormat Kami
Apoteker Penanggung Jawab
Produksi / PBF *)

Amanda, S.Farm,. Apt

Tembusan :
1. Dirjen Binfar dan Alkes, Kemenkes RI
2. Direktur Pengawasan Distribusi PT dan PKRT
3. Kepala Dinas Kesehatan Jawa tengah/Surakarta/Solo
4. Kepala Balai Besar/Balai POM di Surakarta
Formulir 3
BERITA ACARA OBAT RUSAK OBAT-OBAT TERTENTU (OOT)
DALAM PENGIRIMAN

Nomor : 3 Surakarta, 9 September 2019


Lampiran :
Perihal : Laporan Keerusakan OOT

Kepada Yth.
Direktur Pengawasan Napza
Jl. Percetakan Negara No. 23
Jakarta Pusat

Dengan Hormat,
Bersama ini kami melaporkan bahwa kami telah mengalami kerusakan Obat Mengandung Prekusor Farmasi
*) sebagai berikut :
Nama produk Jumlah No. Bets Kadaluarsa Keterangan
Amitriptilin 12 Box Rusak
tablet

Obat-obat tertentu sejumlah tersebut di atas telah diketahui rusak pada tanggal 9 September 2019
Demikian laporan ini kami buat, atas perhatianya kami ucapkan terima kasih.
Hormat Kami
Apoteker Penanggung Jawab
Produksi / PBF *)

Amanda, S.Farm,. Apt

Tembusan :
1. Dirjen Binfar dan Alkes, Kemenkes RI
2. Direktur Pengawasan Distribusi PT dan PKRT
3. Kepala Dinas Kesehatan Jawa tengah/Surakarta/Solo
4. Kepala Balai Besar/Balai POM di Surakarta
Formulir 4
BERITA ACARA OBAT HILANG
Laporan Berita Acara Kehilangan Obat Dalam Pengiriman
Nomor : 5 Surakarta, 9 September 2019
Lampiran :
Perihal : Laporan Kehilangan Obat Insulin

Kepada Yth.
Direktur Pengawasan Obat
Jl. Percetakan Negara No. 23
Jakarta Pusat

Dengan Hormat,
Bersama ini kami melaporkan bahwa kami telah mengalami kehilangan Obat sebagai berikut :
Nama produk Jumlah No. Bets Kadaluarsa Keterangan
Pen Insulin 20 Box Hilang

Obat Insulin sejumlah tersebut di atas telah diketahui hilang karena pengirim obat mengalami kecelakaan pada
tanggal 9 September 2019
Demikian laporan ini kami buat, atas perhatianya kami ucapkan terima kasih.
Hormat Kami
Apoteker Penanggung Jawab
Produksi / PBF *)

Amanda, S.Farm,. Apt

Tembusan :
1. Dirjen Binfar dan Alkes, Kemenkes RI
2. Direktur Pengawasan Distribusi PT dan PKRT
3. Kepala Dinas Kesehatan Jawa tengah/Surakarta/Solo
4. Kepala Balai Besar/Balai POM di Surakarta

STATION 15 (Pengelolaan administrasi di Apotek)


Kelengkapan administrasi :
O Blangko Pesanan Obat
O Blanko Karti Stok
O Blankglo copy resep
O Blangko faktur dan balngko nota penjualan
O Buku pembelian dan penerimaan obat
O Buku penjualan obat
O Buku keuangan
O Buk pencatatan narkotika dan psikotropika
O Blanko pemesanan obat narkotil & psikotropika

STATION 16 (Swamedikasi Asma)


Obat yang dapat digunakan :
Salbutamol  ES : Tremor, sakit kepala
Terbutalin  ES : Tremor
Ketotifen  ES : Mulut kering, pusing
Teofilin  ES : Mual muntah, diare, sakit kepala, insomnia

Cara pakai inhaler :


1. Duduk tegak atau berdiri dengan dagu terangkat.
2. Buka tutup inhaler dan kocok inhaler dengan teratur.
3. Jika baru pertama kali menggunakan inhaler selama seminggu atau lebih, maka untuk penggunaan pertama
sebelum digunakan, semprotkan inhaler ke udara untuk mengecek apakah inhaler berfungsi dengan baik.
4. Tarik nafas dalam-dalam dan buang perlahan. Lalu letakkan bagian mulut inhaler pada mulut (diantara
gigi atas dan bawah), kemudian tutup mulut dengan merapatkan bibir (jangan digigit).
5. Mulai dengan bernapas perlahan dan dalam melalui mulut inhaler, sambil bernapas secara berbarengan
tekan bagian tombol inhaler untuk melepaskan obatnya. Satu kali tekan merupakan satu kali semprotan
obat.
6. Lanjutkan untuk bernapas dalam untuk memastikan obat dapat mencapai paru-paru.
7. Tahan napas selama kurang lebih 10 detik (atau selama kondisi senyaman yang terasa) lalu buang napas
perlahan.
8. Jika membutuhkan semprotan berikutnya, tunggu sampai 30 detik, dan kocok kembali inhaler, ulangi cara
yang tadi yah bu.
9. Tutup kembali mulut inhaler dan simpan inhaler di tempat yang kering.
10. Setelah selesai, berkumur-kumur, dan catat dosis yang sudah terpakai. (sambil dipergakan oleh apoteker)

Non Farmakologi :
1. Banyak minum untuk menghindari dehidrasi terutama pada anak-anak
2. Pola hidup sehat
3. Penghentian merokok
4. Menghindari kegemukan
5. Kegiatan fisik misalnya senam asma
6. Tidak menggunakan baju yang ketat

Anda mungkin juga menyukai