Anda di halaman 1dari 39

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


Jl. A. Yani No. 497 Telp. (0528) 31785, 31786 Fax (0528) 31300 KodePos 73911
e-mail: rsudpurukcahu@gmail.com
PURUK CAHU

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR


NO. 188.4/077/SK.RSUD/2018
TENTANG
PEDOMAN HOSPITAL DISASTER PLAN
DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PURUK CAHU
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PURUK CAHU
Menimbang : a. bahwa dalam mencegah dan menanggulangi keadaan darut
bencana dalam situasi apapun yang mungkin terjadi,
RSUD Puruk Cahu mengupayakan pengamanan yang
melibatkan banyak petugas dari berbagai unit kegiatan
untuk menghadapi keadaan darurat dalam situasi apapun

b. bahwa dalam upaya pencegahan dan pengurangan resiko


cidera dan situasi yang mengakibatkan korban baik materi
dan jiwa perlu adanya buku Panduan Hospital Disaster
Plan di RSUD Puruk Cahu

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud


dalam huruf a dan huruf b, menetapkan Surat Keputusan
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Puruk Cahu tentang
Panduan Hospital Disaster Plan di RSUD Puruk Cahu
Mengingat : 1. Undang-Undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan
Kerja.
2. Undang-undang RI No. 24 tahun 2007 tentang
penanggulangan bencana.
3. Undang-undang RI No. 44 tahun 2009 tentang rumah
sakit.
4. Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 tentang
Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja.
5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.
PER.04/MEN/1980 tentang Syarat-Syarat Pemasangan dan
Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan.
6. Perka BNPB 10-2008_Pedoman Komando Tanggap
Darurat Bencana
7. Permendagri-No.79-2007-pedoman-rencana-pencapaian
8. PMK_No._66_ttg_Keselamatan_dan_Kesehatan_Kerja_R
umah_Sakit_
9. Buku Panduan pencegahan dan penanggulangan kebakaran
rumah sakit, Direktur Jendral Pelayanan Medik. DepKes
RI.
10. Keputusan Direktur RSUD Puruk Cahu tentang Kebijakan
Manajemen Fasilitas dan Keselamatan di Rumah Sakit
No. 188.4 / 002 / RSUD

MEMUTUSKAN :

Menetapkan :
KESATU : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
PURUK CAHU TENTANG PEDMAN HOSPITAL DISASTER
PLAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PURUK CAHU
KEDUA : Pedman Hospital Disaster Plan yang dimaksud sebagaimana
tercantum dalam lampiran ini.

KETIGA : Pedoman ini menjadi acuan dalam melaksanakan Pencegahan


dan Penanggulangan bencana di Rumah Sakit Umum Daerah
Puruk Cahu
KEEMPAT : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
KELIMA : Apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam
surat keputusan ini, akan diadakan perbaikan atau perubahan
seperlunya.
DITETAPKAN DI Puruk Cahu
PADA TANGGAl : 26 Agustus 2018
DIREKTUR RSUD PURUK CAHU

drg. MARTHIN MAHA, Sp. Ort


NIP. 19760306 200312 1 009
PEDOMAN

LAYANAN KEDARURATAN BENCANA

(HOSPITAL DISASTER PLAN)


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bencana adalah merupakan peristiwa atau rangkaian peristiwa yang
mengancam dan menganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang
disebabkan oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia
sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan,
kerugian harta benda dan dampak psikologis.
Peristiwa musibah dengan korban masal atau bencana baik karena perbuatan
manusia maupun karena faktor alam seringkali terjadi disekitar kita. Diperlukan
kesiapan untuk dapat menangani korban yang timbul secara cepat, tepat, dan cermat
guna mencegah kecacatan dan kematian yang sebenarnya dapat dicegah.
Dalam peristiwa semacam ini hampir selalu terjadi, jumlah korban yang
memerlukan pertolongan jauh lebih banyak dibanding tenaga penolong yang ada.
Karena itu harus disiapkan cara tertentu sehingga pada saat dibutuhkan, tindakan
dapat dilakukan secara efektif dan efisien.
Rumah Sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan sudah sepantasnya
menyiapkan segala kemungkinan yang akan terjadi dalam sebuah sistem penanganan
bencana.
B. Tujuan
1. Tujuan Utama :
Mewujutkan derajat kesehatan yang optimal bagi semua lapisan masyarakat
dalam rangka terwujutkan masyarakat utama adil makmur yang diridhoi Allah
SWT melalui pendekatan pemeliharaan kesehatan (promotif), pencegahan
(preventif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pemulihan kesehatan
(rehabilitasi) yang dilaksanakan secara menyeluruh.
2. Tujuan Khusus :
Pada dasarnya pertolongan yang diberikan bertujuan untuk mencegah
terjadinya kecacatan atau kematian yang dapat dihindarkan, dengan cara
memanfaatkan semua tenaga, fasilitas dan sarana yang telah ada secara elektif,
efesien, terkoordinasi dan terkendali.
BAB II
BATASAN BENCANA (DISASTER)

A. Pengertian
1. Rencana Kedaruratan
Rancangan atau rencana RS dalam penggulangan bencana baik bersifat eksternal
(yang terjadi di luar RS) maupun internal (yang terjadi di dalam RS).
2. Surge Capacity/kapasitas cadangan
Fasilitas sarana/ pra-sarana dan tenaga cadangan yang dapat ditambahkan bila
terjadi bencana.
3. Bahaya (HAZARD)
Suatu situasi, kondisi, atau karakteristik biologis, geografis, sosial, ekonomi,
politik, budaya, dan teknologi suatu masyarakat disuatu wilayah untuk jangka
waktu tertentu yang berpotensi menimbulkan korban atau kerusakan.
4. Rencana Kontijensi
Suatu proses perencanaan ke depan, dalam keadaan yang tidak menentu, dimana
skenario dan tujuan disepakati, tindakan teknis dan managerial ditetapkan, dan
sistem tanggapan dan pengarahan potensi disetujui bersama untuk mencegah atau
menanggulangi secara lebih baik dalam situasi darurat atau kritis. Melalui rencana
kontijensi akibat dari ketidak pastian dapat diminimalisir melalui pengembangan
skenario dan asumsi proyeksi kebutuhan untuk tanggap darurat.
5. Struktur Komando Bencana
Suatu sistem komando/ perintah yang dijalankan hanya pada saat rencana
kedaruratan diberlakukan, tidak pada saat sehari-hari atau kondisi normal. Yang
terdiri atas
a. Incident Commando (Komando Kejadian)
Seseorang yang berperan sebagai komando saat terjadi bencana dan
bertanggung jawab atas penanggulangan bencana saat terjadi.
b. Planning Chief (Penaanggung Jawab Perencana)
Seseorang yang bertanggung jawab atas perencanaan dan evaluasi sistem
penanggulangan bencana yang dilakukan oleh Rumah Sakit.
c. Public Information Officer (Petugas Informasi Umum)
Petugas yang bertanggung jawab atas ketersediaan semua informasi yang
meliputi data pasien/korban, data bencana serta keberlangsungan komunikasi di
Intern Rumah Sakit dan dengan pihak Ekstern Rumah Sakit.
d. Liason Officer (Petugas Urusan Legal dan Hukum)
Petugas yang bertanggung jawab mengenai segala aspek hukum dari
pelaksanaan penanggungan bencana.
e. Logistic Chief (Penanggung Jawab Operasional)
Petugas yang bertanggung jawab atas ketersediaan alat atau obat serta semua
fasilitas sarana dan prasarana yang diperlukan dalam penanggulangan bencana.
f. Operasional Chief (Penanggung jawab Operasional)
Petugas yang bertanggung jawab terhadap penanganan korban meliputi triase,
layanan gawat darurat, tindakan definitive, rujukan, layanan medis, layanan
penunjang medis serta pengaturan relawan.
g. DMC Chief (Ketua DMC)
Petugas yang bertanggung jawab atas unit DMC Rumah Sakit Umum Daerah
Puruk Cahu meliputi pelatihan intern atau ekstern serta penugasan tim bencana
ke luar Rumah Sakit.
h. Medical Staff Director (Kepala Komite Medik)
Dokter yang bertanggung jawab atas ketersediaan tenaga medis (dokter umum /
spesialis) serta layanan konsuktasi dokter spesialis maupun layanan definitife
korban bencana.
i. Tim Deploy ( Tim Lapangan Bencana)
Tim yang terdiri dari petugas medis maupun non medis dan bertugas kelokasi
bencana bila diprlukan.
B. Kategori Bencana
Yang termasuk dalam kategori bencana disaster di Rumah Sakitharus ditetapkan oelh
Rumah Sakit itu sendiri sebagai contoh misalnya :
1. Intern
Bencana yang berasal dari intern Rumah Sakit dan menimpa Rumah Sakit dengan
segala obyek vitalnya yaitu pasien pegawai material dan dokumen. Potensi jenis
Bencana yang mungkin terjadi di Rumah Sakit Umum Daerah Puruk Cahu adalah
sebagai berikut :
a. Kebakaran
Sumber kebakaran bisa berasal dari dalam gedung bisa juga terjadi di luar
gedung Rumah Sakit.
b. Gempa Bumi
Lokasi kepulauan di Indonesia berada pada area lempengan bumi dibawah laut
yang sewaktu-waktu dapat bergerak dan menghasilkan gempa dan kepulauan
di Indonesia memiliki banyak gunung berapi yang sangat memungkinkan
terjadinya gempa bumi. Dampak terjadinya gempa ini dapat juga terjadi di
wilayah Rumah Sakit.
c. Kebocoran Gas
Kebocoran gas dapat terjadi pada tabung-tabung besar gas maupun central gas
Rumah Sakit yang dapat disebabkan karena adanya kecelakaan maupun
kerusakan dan sabotase. Dan tabung-tabung gas maupun salurannya itu sendiri
merupakan sumber dari kebocoran.
d. Ledakan
Ledakan dapat dihasilkan dari kebocpran gas maupun karena ledakan bahan
berbahaya yang ada di Rumah Sakit.
e. Penyakit Menular
Penyakit menular yang berpotensi terjadi di Kalimantan adalah TBC, HIV,
diare, demam berdarah,
2. Ekstern
Bencana bersumber berasal dari luar Rumah Sakit yang dalam waktu singkat
mendatangkan korban bencana dalam jumlah melebihi rata-rata keadaan biasa
sehingga memerlukan penanganan khusus dan mobilisasi tenaga pendukung
lainnya. Contoh korban keracunan massal, dan korban kecelakaan beruntun.

BAB III
STRUKTUR KOMANDO DAN URAIAN TUGAS

A. Kedudukan Tim Penanggulangan Bencana


1. Tim penanggulangan bencana adalah wadah non struktural dibawah Direktur Rumah
Sakit.
2. Tim penanggulangan bencana dipimpin oleh Direktur Rumah Sakit sebagai
pemegang Komando (incident Commander)
3. Keanggotaan Tim penanggulangan bencana terdiri dari 5 koordinator yaitu :
a. Koordinator Humas
b. Koordinator Petugas Lapangan
c. Koordinator Logistik
d. Koordinator Transportasi dan Akomodasi
e. Koordinator Dana
B. Struktur Komando

Tim Komando
Penanggulangan Bencana

Kordinator Koordinator Koordinator Koordinator


Kordinator
petugas Logistik Transportasi Dana
Humas
lapangan dan
Akomodasi

C. Uraian Tugas dan Jabatan Struktur Komando Sewaktu Terjadi Bencana


No Nama Jabatan Tugas dan Tanggung Jawab
1. Komando Tim 1. Penentu kebijakan penanggulangan keadaan
Penanggulangan Bencana darurat bencana.
2. Pimpinan tertinggi dalam penanggulangan
bencana.
3. Mengkoordinir para coordinator dibawahnya.
4. Melakukan koordinasi dengan pihak internal
maupun eksternal bila diperlukan.
5. Bertanggung jawab untuk menjaga keselamatan
personil penanggulangan insiden, masyarakat dan
penyelesaian tugas-tugas operasi penanggulangan
insiden.
2. Coordinator Humas 1. Meliputi secara kronologis kejadian dan usaha
(Public Relation Section) penanggulangan keadaan darurat.
2. Membuat dokumentasi.
3. Memberi informasi kepada instansi berwenang
mengenai kejadian serta mengatur atau melayani
pejabat, pers, massa media yang datang untuk
meminta informasi yang dibutuhkan yang
berkaitan dengan kejadian, bila diperlukan
3. Koordinator Perencanaan 1. Membuat perencanaan kegiatan (Incident Action
& Operasional Plan).
(Planning & Operations 2. Bertanggung jawab untuk menerima dan
Section) melaksanakan Incident Action Plan (IAP).
3. Untuk insiden yang skalanya kecil, IAP dapat
dibuat tanpa harus tertulis.
4. Untuk insiden yang lebih besar skalanya atau lebih
komplek, IAP dibuat dalam bentuk dokumen
tertulis dan dibawah arahan dari Incident
Commander.
5. Mengumpulkan, mengevaluasi, menyebarkan dan
menggunakan informasi tentang perkembangan
insiden dan status dari sumberdaya.
6. kepada Incident Commander.
7. Menentukan jumlah sumber daya danorganisasi
yang diperlukan.
4. Koordinator Logistik 1. Menyediakan fasilitas pelayanan (alat komunikasi,
(Logistic Section) alat medis, food supply), material dan personil
untuk mengoperasikan peralatan medis.
2. Memegang peranan penting dalam mendukung
operasi untuk jangka panjang
5. Koordinator Transportasi 1. Melaksanakan koordinasi kelancaran transportasi
dan Akomodasi di lingkungan terjadinya bencana guna menunjang
(Transportation and kelancaran penanggulangan keadaan darurat.
Accomodation Section) 2. Mengatur persiapan transportasi.
3. Mempersiapkan akomodasi semuaanggotatim.
6, Koordinator dana 1. Mempersiapkan kebutuhan dana untuk keperluan
(Finance & semua operasional semua anggota tim.
Administration 2. Menelusuri biaya penanggulangan insiden dan
Section) penggantian biaya.
3. Membukukan semua biaya untuk operasi
penanggulangan bencana.
BAB IV
PENANGANAN BENCANA DI RUMAH SAKIT

Pada situasi bencana aspek koordinasi dan kolaborasi diperlukan untuk


mengaturproses pelayanan terhadap korban dan mengatur unsur penunjang yang mendukung
proses pelayanan sehingga dapat berjalan sebagaimana mestinya.
A. Penanganan Korban
Proses penanganan yang diberikan kepada korban dilakukan secepatnya untuk mencegah
resiko kecacatan dan atau kematian, dimulai sejak di lokasi kejadian, proses evakuasi dan
proses transportasi ke IRD atau area berkumpul.
Kegiatan dimulai sejak korban tiba di IRD.
Penanggung jawab : Ketua Tim Medical support (Ka IRD)
Tempat : Triage-IRD/lokasi kejadian/ area berkumpul/ tempatperawatan
definitif
Prosedur :
1. Di lapangan:
a. Lakukan triage sesuai dengan berat ringannya kasus (Hijau, Kuning, Merah)
b. Menentukan prioritas penanganan
c. Evakuasi korban ketempat yang lebih aman
d. Lakukan stabilisasi sesuai kasus yang dialami.
b. Transportasi korban ke IRD.
2. Di rumah sakit (IRD):
a. Lakukan triage oleh tim medik.
b. Penempatan korban sesuai hasil triage.
c. Lakukan stabilisasi korban.
d. Berikan tindakan definitif sesuai dengan kegawatan dan situasi yang ada(Merah,
Kuning, Hijau)
e. Perawatan lanjutan sesuai dengan jenis kasus (ruang perawatan dan OK)
f. Lakukan rujukan bila diperlukan baik karena pertimbangan medis maupuntempat
perawatan.
B. Pengelolaan Barang Milik Korban
Barang milik korban hidup baik berupa pakaian, perhiasan, dokumen, dll. Ditempatkan
secara khusus untuk mencegah barang tersebut hilang maupun tertukar. Sedangkan barang
milik korban meninggal, setelah di dokumentasi oleh koordinator tim forensik, selanjutnya
diserahkan ke pihak kepolisian yang bertugas di forensik.
Tempat : Ruang Triage-IRD
Penanggungjawab : Kepala Ruangan Triage IRD
Prosedur :
1. Catat barang yang dilepaskan dari korban atau dibawa oleh korban
2. Bila ada keluarga maka barang tersebut diserahkan kepada keluarga
korbandenganmenandatangani form catatan.
3. Tempatkan barang milik korban pada kantong plastik dan disimpan di lemari/ loker
terkunci.
4. Bila sudah 1 minggu barang milik korban belum diambil baik oleh
pasiensendirimaupun keluarganya, maka barang-barang tersebut diserahkan
kepadaKa.Sub Bag Humas dengan menandatangani dokumen serah terima,
selanjutnyaka Sub Bag Humas menghubungi pasien maupun keluarganya. Apabila
dalamwaktu 1 bulan barang belum diambil, maka barang tersebut diserahkan
olehKa.Bag Hukum dan Humas ke Polsek.
C. Pengosongan Ruangan Dan Pemindahan Pasien
Pada situasi bencana maka ruangan perawatan tertentu harus dikosongkan untuk
menampung sejumlah korban dan pasien-pasien diruangan tersebut harus dipindahkan
keruangan yang sudah ditentukan
Penanggung jawab : Ka. Bidang Keperawatan
Prosedur :
1. Ka Bid Yan Keperawatan menginstruksikan ka ruangan yang dimaksuduntuk
mengosongkan ruangan.
2. Ka Ruangan berkoordinasi ke kepala ruangan lain untuk memindahkanpasiennya
3. Ka Ruangan dan Wakil serta Perawat Primer menjelaskan pada pasien/keluarganya
alasan pengosongan ruangan
4. Ka Ruangan mencatat ruangan-ruangan tempat tujuan pasien pindah
danmenginstruksikan petugas billing untuk melakukan mutasi pada system billing.
5. Ka Ruangan melaporkan proses pengosongan ruangan kepada Ka. BidangKeperawatan.
D. Pengelolaan Makanan Korban Dan Petugas
Makanan untuk pasien dan petugas, persiapan dan distribusinya dikoordinir oleh Instalasi
Gizi sesuai dengan permintaan tertulis yang disampaikan oleh kepala ruangan maupun
penanggung jawab pos. Makanan yang dipersiapkan dengan memperhitungka nsejumlah
makanan cadangan untuk antisipasi kedatangan korban baru maupun petugas
baru/relawan.
Tempat : Instalasi Gizi dan Posko Donasi (Makanan)
Penanggung Jawab : Ka Instalasi Gizi
Prosedur :
1. Instalasi Gizi mengkoordinasikan jumlah korban dan petugas yang ada keruangan/
posko sebelum mempersiapkan makanan pada setiap waktu makan.
2. Instalasi Gizi mengumpulkan semua permintaan makanan dari ruangan/ posko.
3. Instalasi mengkoordinir persiapan makanan dan berkolaborasi dengan poskodonasi
makanan untuk mengetahui jumlah donasi makanan yang akan/ dapatdidistribusikan.
E. Pengelolaan Tenaga Rumah Sakit
Pengaturan jumlah dan kualifikasi tenaga yang diperlukan saat penanganan
bencana.Tenaga yang dimaksud adalah SDM rumah sakit yang harus disiagakan serta
pengelolaannya saat situasi bencana.
Tempat : Bagian SDM
Penanggung jawab : Dir. SDM
Prosedur :
1. Dir. SDM menginstruksikan Ka Bidang/ Bagian/ Ka Instalasi yang terkaituntuk
kesiapan tenaga.
2. Koordinasi dengan pihak lain bila diperlukan tenaga tambahan/ volunteer dariluar RS.
3. Dokumentasikan semua staf yang bertugas untuk setiap shift.

F. Pengendalian Korban Bencana Dan Pengunjung


Pada situasi bencana internal maka pengunjung yang saat itu berada di RSditertibkan
dandiarahkan pada tempat berkumpul yang ditentukan. Demikian pula korba ndiarahkan
untuk dikumpulkan pada ruangan/ area tempat berkumpul yang ditentukan.
Tempat/ area berkumpul : Lihat pembahasan ruangan dan area berkumpul terbuka
Penanggung jawab : Ka Instalasi Pengamanan
Prosedur :
1. Umumkan kejadian dan lokasi bencana melalui speaker dan informasikanagar korban
dipindahkan dan diarahkan ke area yang ditentukan.
2. Perintahkan Ka.ruangan terkait untuk memindahkan korban.
3. Koordinir proses pemindahan dan alur pengunjung ke area dimaksud.
G. Koordinasi Dengan Instansi Lain
Diperlukannya bantuan dari instansi lain untuk menanggulangi bencana maupun efekdari
bencana yang ada. Bantuan ini diperlukan sesuai dengan jenis bencana yangterjadi.
Instansi terkait yang dimaksud adalah Satkorlak, Dinas Kesehatan Propinsi, Kepolisian,
Dinas Pemadam Kebakaran, SAR, PDAM, PLN, TELKOM, PMI, dan Rumah Sakit
Jejaring, Intitusi Pendidikan Kesehatan, Perhotelan dan PHRI.
Tempat : Pos Komando
Penanggungjawab : Komandan RS
Prosedur :
1. Koordinir persiapan rapat koordinasi dan komunikasikan kejadian yang sedangdialami
serta bantuan yang diperlukan
2. Hubungi instansi terkait untuk meminta bantuan sesuai kebutuhan
3. Bantuan instansi terkait dapat diminta kepada pemerintah Propinsi, Kabupaten/Kota
dan Pusat, termasuk lembaga/ instansi/ militer/ polisi dan atau organisasiprofesi.
H. Pengelolaan Obat Dan Bahan/ Alat Habis Pakai
Penyediaan obat dan bahan/ alat habis pakai dalam situasi bencana merupakan salah satu
unsur penunjang yang sangat penting dalam pelayanan kesehatan, oleh karena itu
diperlukan adanya persediaan obat dan bahan/ alat habis pakai sebagai penunjang
pelayanan korban.
Tempat : Instalasi Farmasi
Penanggung Jawab : Kepala Instalasi Farmasi
Prosedur :
1. Menyiapkan persediaan obat & bahan/ alat habis pakai untuk keperluan
penanganankorban bencana.
2. Distribusikan jumlah dan jenis obat & bahan/ alat abis pakai sesuai dengan permintaan
unit pelayanan.
3. Membuat permintaan bantuan apabila perkiraan jumlah dan jenis obat & bahan/
alathabis pakai tidak mencukupi kepada Dinas Kesehatan Propinsi dan atau
DepartemenKesehatan RI.
4. Bantuan obat & bahan/ alat habis pakai kepada LSM/ lembaga donor
adalahpilihanterakhir, namun apabila ada yang berminat tanpa ada permintaan,
buatkankriteriadan persyaratannya
5. Siapkan tempat penyimpanan yang memadai dan memenuhipersyaratan penyimpanan
obat & bahan/ alat habis pakai
6. Buatkan pencatatan dan pelaporan harian
7. Lakukan pemusnahan/ koordinasikan ke pihak terkait apabila telah
kadaluwarsadanatau tidak diperlukan sesuai dengan persyaratan
I. Pengelolaan Volunteer (Relawan)
Keberadaan relawan sangat diperlukan pada situasi bencana.Individu/ kelompokorganisasi
yang berniat turut memberikan bantuan sebaiknya dicatatdan diregistrasi secara baik oleh
Bagian SDM, untuk selanjutnya diikutsertakan dalammembantu proses pelayanan sesuai
dengan jenis ketenagaan yang dibutuhkan.
Tempat : Pos Relawan
Penanggung Jawab : Ka. Bagian SDM
Prosedur :
1. Lakukan rapid assessment untuk dapat mengetahui jenis dan jumlah tenaga
yangdiperlukan
2. Umumkan kualifikasi dan jumlah tenaga yang diperlukan
3. Lakukan seleksi secara ketat terhadap identitas, keahlian dan keterampilan
yangdimiliki dan pastikan bahwa identitas tersebut benar (identitas organisasiprofesi)
4. Dokumentasikan seluruh data relawan
5. Buatkan tanda pengenal resmi/name tag
6. Informasikan tugas dan kewajibannya
7. Antarkan dan perkenalkan pada tempat tugasnya
8. Pastikan relawan tersebut terdaftar pada daftar jaga ruangan/ unit dimaksud
9. Buatkan absensi kehadirannya setiap shift/hari
10. Siapkan penghargaan/ sertifikat setelah selesai melaksanakan tugas
J. Pengelolaan Kesehatan Lingkungan
Kesehatan lingkungan tetap dijaga pada situasi apapun termasuk situasI bencanauntuk
mencegah terjadinya pencemaran maupun dampak dari bencana.
Tempat : Lingkungan Rumah Sakit
Penanggung jawab : Ka Instalasi IPS-PGS
Prosedur :
1. Pastikan sistem pembuangan dan pemusnahan sampah dan limbah medis dannonmedis
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2. Catat dan laporkan pemakaian bahan bakar dan jumlah sampah medis yangdibakar
serta kualitas hasilnya.
3. Kontrol seluruh pipa dan alat yang dipakai untuk pengolahan sampah danlimbahagar
tidak terjadi pencemaran lingkungan
4. Koordinasikan kebersihan ruangan dan pemisahan sampah medis dan
sampahumumdengan petugas ruangan.
K. Pengelolaan Donasi
Pada keadaan bencana rumah sakit membutuhkan bantuan tambahan baik berupaobat,
bahan/ alat habis pakai, makanan, alat medis/ non medis, makanan, maupunfinancial
Tempat : Pos Donasi
Penanggung jawab : Ka.Bag. Umum
Prosedur :
1. Catat semua asal, jumlah dan jenis donasi yang masuk baik berupa obat,makanan,
barang dan uang maupun jasa.
2. Catat tanggal kedaluarsa
3. Distribusikan donasi yang ada kepada pos-pos yang bertanggung jawab :
a. Obat dan bahan/ alat habis pakai ke Ka. Instalasi Farmasi
b. Makanan/ minuman ke Ka Instalasi Gizi
c. Barang medis/ non medis ke Ka Bag Rumah Tangga
d. Uang ke Ka Sub Bagian Mobilisasi Dana
e. Line telpon, sumbangan daya listrik ke IPS-PGS
4. Laporkan rekapitulasi jumlah dan jenis donasi (yang masuk, yangdidistribusikan dan
sisanya) kepada Pos Komando
5. Sumbangan yang ditujukan langsung kepada korban akan difasilitasi
olehkepalaruangan atas sepengetahuan ketua manajemen support
L. Pengelolaan Listrik, Telepon Dan Air
Meningkatnya kebutuhan power listrik, instalasi air dan tambahan sambungantelepon saat
disaster membutuhkan kesiap-siagaan dari tenaga yang melaksanakannya. Persiapan
pengadaan maupun sambungannya mulai dilaksanakansaat aktifasi situasi bencana
dirumah sakit
Tempat : Basement
Penanggung jawab : Manager Non Medik
Prosedur :
1. Pastikan sistem berfungsi dengan baik dan aman.
2. Siapkan penambahan dan jaga stabilitas listrik agar layak pakai dan aman
3. Siapkan penambahan line telpon untuk SLI maupun sambungan keluar lainnya
4. Jaga kualitas air sesuai dengan syarat kualitas maupun kuantitas air bersihdanhindari
kontaminasi sehingga tetap aman untuk digunakan
5. Lakukan koordinasi dengan Instansi terkait (PLN, PT TELKOM, PDAM)untuk
menambah daya, menambah line dan tetap menjaga ketersediaan listrik,telpon,
maupun Air.
6. Distribusikan kebutuhan listrik, telpon dan air ke area yang membutuhkan
7. Berkoordinasi dengan pengguna/ruangan dan penanggung jawab area.
8. Lakukan monitoring secara rutin
M. Penanganan Keamanan
Keamanan diupayakan semaksimal mungkin pada area-area transportasi korbandarilokasi
ke IGD, pengamanan sekitar Triage dan IGD pada umumnya sertapengamanan padaunit
perawatan dan pos-pos yang didirikan
Penanggung jawab : Supervisor Pengamanan
Tempat : Alur masuk ambulance ke IGD, seluruh unit pelayanan dan pos.
Prosedur :
1. Atur petugas sesuai dengan wilayah pengamanan.
2. Lakukan koordinasi dengan instansi terkait seperti kepolisian dan ABRI.
3. Atur dan Arahkan pengunjung ke lokasi yang ditentukan pada saat bencanainternal
4. Lakukan kontrol rutin dan teratur.
5. Dampingi petugas bila ada keluarga yang mengamuk.
N. Pengelolaan Informasi
Informasi, baik berupa data maupun laporan dibuat sesuai dengan formyangditentukan
sehingga tidak terjadi kesimpangsiuran mengenai jumlah korban baik korbanhidup,
korban meninggal, asal negara, tempat perawatan korban dan statusevakuasi ke luar rumah
sakit. Informasi ini meliputi identitas korban, SDM danfasilitas yang diperlukanuntuk
penanganan korban.
Tempat : Pos Informasi
Penanggung Jawab : Supervisor Hukum dan Humas
Prosedur :
1. Lengkapi semua data korban yang mencakup nama pasien, umur, dan alamat/asal
negara, dari korban rawat jalan, rawat inap dan meninggal serta evakuasidanlengkapi
dengan data tindakan yang telah dilakukan
2. Informasi di update setiap 12 jam untuk 2 hari pertama (jam 08.00 dan jam20.00) dan
24 jam untuk hari-hari berikutnya (jam 08.00)
3. Informasi ditulis pada papan informasi dan dipasang di pos informasi.
4. Setiap lembar informasi yang keluar ditandatangani oleh komandan
bencanadandiserahkan kepada pihak yang membutuhkan oleh penanggung jawab
posinformasi.
O. Jumpa Pers
Informasi dari posko data merupakan sumber informasi yang akan digunakan pihakrumah
sakit pada saat jumpa pers.
Tempat : Aula
Penanggung Jawab : Supervisor Hukum dan Humas
Prosedur :
1. Jumpa pers dilaksanakan setiap hari setiap jam 11.00 wita untuk 5 hari pertama,dua
hari sekali untuk hari berikutnya dan seterusnya bilamana dipandang perlu.
2. Undangan atau pemberitahuan kepada pers akan adanya jumpa pers dilakukanoleh
Supervisor Hukum dan Humas.
3. Siapkan dan sebelumnya konfirmasikan informasi yang akan disampaikanpada jumpa
pers kepada Direktur Utama.
4. Jumpa pers dipimpin oleh Komandan Rumah Sakit
P. Pengelolaan Media
Wartawan dari media cetak dan elektronik akan berada hampir 24 jamdisekitar rumah
sakit untuk meliput proses pelayanan dan kunjungan tamu ke unitpelayanan, bukan hanya
berasal dari media regional, nasional tetapi jugainternasional sehingga perlu dikelola
dengan baik.
Tempat : Ruangan Humas
Penanggung Jawab : Supervisor Humas
Proses :
1. Registrasi dan berikan kartu identitas semua media serta wartawan yang datang
2. Sampaikan bahwa semua informasi dapat diperoleh dari pos informasi
3. Koordinasikan dengan petugas pengamanan rumah sakit untuk pengaturannya.
4. Peliputan media hanya diijinkan kepada yang sudah memperoleh kartu identitas.
5. Peliputan langsung pada korban bencana atas seijin yang bersangkutan.
Q. Pengelolaan Rekam Medis
Semua korban bencana yang memerlukan perawatan dibuatkan rekam medissesuaidengan
prosedur yang berlaku di RS. Pada rekam medis diberikan tandakhusus untuk
mengidentifikasi data korban dengan segera.
Tempat : Triage IGD
Penanggung jawab : Manager Rekam Medik
Prosedur :
1. Siapkan sejumlah form rekam medis korban bencana untuk persiapankedatangan
korban
2. Kontrol dan pastikan semua korban sudah dibuatkan rekam medik
3. Registrasi semua korban pada system billing setelah dilakukan penangananemergency.
R. Identifikasi Korban
Semua korban bencana yang dirawat menggunakan label ID. Label ID yangdipasangkan
pada pasien berisi identitas dan hasil triage. Setelah dilakukan tindakanlifesaving, label ID
akan dilepas dan disimpan pada rekam medik yang bersangkutan.
Tempat : Ruang Triage-IRD, Kamar Jenazah
Penanggung jawab : Manager Rekam Medik
Prosedur :
1. Pasangkan label ID pada semua lengan atas kanan korban hidup pada saatmasuk
ruangan triage atau korban meninggal pada saat masuk kamar jenazah,serta dibuatkan
rekam mediknya.
2. Kontrol semua korban bencana dan pastikan sudah menggunakan label ID
S. Pengelolaan Tamu/ Kunjungan
Tamu dan kunjungan ke rumah sakit untuk meninjau pelaksanaan pelayananterhadap
korban dilakukan berupa kunjungan formal/ non formal kenegaraan ataupun oleh institusi,
LSM, partai politik maupun perseorangan. Pengelolaannya diatur untukmencegah
terganggunya proses pelayanan dan mengupayakan privacy korban. Tamukenegaraan dari
negara lain maupun tamu kenegaraan RI dan tamu Gubernur akandidampingi oleh
Direktur Utama / Direktur Bidang. Tamu dari organisasi partaipolitik, LSM, Institusi,
LSM, dll diterima dan didampingi oleh Direktur RS
Tempat : Ruangan Humas
Penanggung jawab : Supervisor Hukum dan Humas
Prosedur :
1. Semua rencana kunjungan tercatat pada Bagian Hukum dan Humas
2. Hubungi Direktur Utama, Direktur Bidang , Pejabat Struktural terkait untukmenerima
kunjungan sesuai jenis kunjungan atau tamu yang akan hadir.
3. Siapkan ruangan rencana transit dan kebutuhan lainnya (makanan/ minuman)bila
dibutuhkan.
4. Siapkan informasi/ data korban dan perkembangannya, data kesiapan rumahsakitdan
proses pelayanannya.
5. Koordinasi ke Supervisor Pengamanan Rumah Sakit untukpersiapan pengamanannya
6. Koordinasikan Manager Non Medik dan Bidang Keperawatan untuk kebersihanunit
terkait
7. Siapkan dokumentasi team dokumentasi RS
T. Pengelolaan Jenazah
Untuk kejadian bencana, jenazah akan langsung dikirim ke ruangjenazah.Pengelolaan
jenazah seperti identifikasi, menentukan sebab kematian danmenentukan jenismusibah
yang terjadi, penyimpanan dan pengeluaran jenazahdilakukan di kamar jenazah.
Tempat : Kamar Jenazah
Penanggung jawab : Ka Instalasi Kedokteran Forensik
Proses :
1. Registrasi semua jenasah korban bencana yang masuk ke RS melalui kamar jenasah
2. Bila diperlukan, dilakukan identifikasi pada korban untuk menentukansebabkematian.
3. Identifikasi korban sesuai dengan guide line dari DVI-Interpol.
4. Siapkan surat-surat yang diperlukan untuk identifikasi, penyerahan kekeluarga,
pengeluaran jenazah dan evakuasi dari rumah sakit serta sertifikatkematian
5. Buat laporan jumlah dan status jenazah kepada ketua medical support danpos
pengolahan data
U. Evakuasi Korban Ke Luar Rumah Sakit
Atas indikasi medis, sosial, politik dan hukum, maupun permintaan negarayang
bersangkutan atau atas permintaan keluarga seringkali pasien/ korban pindah ataupun
keluar dari Rumah Sakit untuk dilakukan perawatan di rumah sakit tertentudi luar rumah
sakit. Perpindahan/ evakuasi korban ini dilakukan atas persetujuan timmedis dengan
keluarga maupun negara yang bersangkutan bila korban adalah warganegara asing.
Kelengkapan dokumen medik serta persetujuan keluarga/ negara yangbersangkutan
diperlukan untuk pelaksanaan proses evakuasi.
Tempat : IRD, Unit Perawatan
Penanggung jawab : Ketua medical support
Prosedur :
1. Pastikan adanya persetujuan medis, maupun persetujuan keluarga/ negarayang
bersangkutan sebelum proses evakuasi dilakukan
2. Koordinasikan rencana evakuasi korban kepada pihak/ rumah sakit penerima
3. Pastikan pasien dalam keadaan stabil dan siap untuk dievakuasi.
4. Siapkan ambulance sesuai standar untuk evakuasi pasien
5. Bila diperlukan hubungi pihak penerbangan untuk kesiapan transportasi pasien
6. Pastikan adanya tim medis yang mendampingi selama proses evakuasi
BAB V
BENCANA DARI LUAR RUMAH SAKIT
A. Metodelogi
Bencana dari luar rumah sakit akan mendatangkan korban yang bersifat missalkarenanya
berdasarkan jumlah korban yang datang bencana dengan korban missaldibagi menjadi 3
tingkat yaitu :
Siaga 3 : jumlah korban yang datang 3 - 4 orang saja
Siaga 2 : jumlah korban yang datang 5 - 10 orang
Siaga 1 : jumlah korban yang datang lebih dari 10 orang
Keadaan siaga ini ditentukan oleh :
1. Dokter IGD yang berdinas pada saat itu yang selanjutnya dilaporkan kepadaPimpinan
2. Disaster (WadirUm)
3. Triage dipimpin oleh dokter IGD bersama perawat IGD
4. Penanggulangan awal penderita dilakukan oleh dokter IGD perawat IGD
tenagaperawat dari ruangan lain yang dimobilisasikan
Korban dikelompokkan dalam kelompok korban dan diberi label sebagai berikut
Label Merah :Penderita yang memerlukan tindakan cepat, live saving sehinggaterhindar
dari kecacatan atau kematian.
Label Biru : Penderita yang trauma kepala berat dan pendarahan dalam ronggaperut
Label Kuning: Penderita dengan trauma ringan atau hanya memerlukan tindakanbedah
minor yang selanjutnya korban diperbolehkan pulang.
Label Hijau : Penderita yang tidak mengalami luka dan bila dibiarkan tidakberbahaya.
Label Hitam : Penderita yang sudah meninggal dunia.
B. Organisasi
Dalam keadaan bencana (disaster plan) seperti ini maka secara
otomatispengorganisasian penanggulangan bencana yang telah ditetapkan menjadi aktif.
C. Perencanaan SDM
Perencanaan Sumber Daya Manusia untuk menghadapi penanggulangan
bencanaditentukan berdasarkan jumlah korban yang ada pada saat itu dan jumlah tenaga.
Ketentuan perencanaan SDM adalah sebagai berikut :
1. Siaga 3
Jumlah korban yang datang 3 - 4 orangDokter IGD dan Perawat IGD yang berdinas
dibantu oleh perawatPoliklinik agar dapat memenuhi kebutuhan tenaga
2. Siaga 2
Jumlah korban yang datang 5 - 10 orangDiperlukan tambahan tenaga perawat dari
Perawatan lantai II sesuaikebutuhan
3. Siaga 1
Jumlah korban lebih dari 10 orangDiperlukan tambahan tenaga dari unit pelayanan
perawatan lantai II danlantai III serta perawat yang sedang tidak berdinas (di asrama
maupundi rumah).
D. Perencanaan Komunikasi
Komunikasi dalam penanggulangan bencana di rumah sakit merupakan hal yangsangat
penting. Untuk itu ada hal - hal yang harus dipenuhi dalam berkomunikasiyaitu :
1. Komunikasi dilakukan dengan singkat jelas dan benar
2. Bagi pengirim berita sebutkan identitas, nama instansi dan alamat serta isi beritayang
menyebutkan jenis kejadian, lokasi kejadian, jumlah korban dan tindakanyang telah
dilakukan.
3. Penerima harus mencatat identitas pelapor, jam menerima berita, isi berita
danmencari kebenaran berita tersebut melaporkan ke atasan.
Alat alat komunikasi yang dapat dipakai antara lain :
a. Airphone /intercom
b. Telepon
c. Faximile
d. Pesawat HT
e. Handphone
E. Perencanaan Logistik
Perbekalan logistik umum dan obat - obatan serta alat umum maupun alat medissangat
diperlukan saat penanggulangan bencana. Hal menjadi peranan penting bagitim
pendukung logistik untuk merencanakan pelaksanaan sesuai dengan kondisi padasaat itu.
F. Perencanaan Transportasi
Peranan Transportasi juga tidak kalah pentingnya untuk pengangkutan korban,
olehkarena itu pimpinan disaster dapat menggunakan alat transportasi ambulan untuk
merujuk korban kerumah sakit rujukan dan bilamana perlu dapat berkoordinasi dengan
Ambulan 118.
G. Pelaporan
1. Informasi cepat tentang jumlah beratnya korban korban harus segera di dapatdalam
2 s/d 4 jam
2. Dilakukan evaluasi secara cepat dan tepat oleh Pimpinan Disaster dan TimDisaster
3. Dibuatkan laporannya untuk disampaikan kepada direktur rumah sakit
BAB VI
PENANGANAN BENCANA DARI DALAM RUMAH SAKIT

A. Metodelogi
Sebagai contoh bencana dari dalam rumah sakit yang banyak menyebabkan kerugiandan
korban adalah Bencana kebakaran. Oleh karenanya metodelogi ini dititik beratkan pada
penganggulangan kebakaran selanjutnya bencana lain tinggal mengikutinya. Kebakaran di
Rumah Sakit dapat digolongkan menjadi 3 yaitu :
1. Kebakaran Ringan : kebakaran yang melibatkan area yang sempit dengan apiyang
kecil.
2. Kebakaran Sedang : kebakaran yang melibatkan area lebih luas bersifat localdengan
besarnya api sedang.
3. Kebakaran Berat : kebakaran yang melibatkan area yang luas dengan api yangbesar.
B. Organisasi
Secara otomatis organisasi penaggulangan bencana menjadi aktif sesuai ketentuanyang
berlaku.
C. Perencanaan SDM
Perencanaan Sumber Daya Manusia untuk menghadapi penanggulangan
bencanaditentukan berdasarkan golongan kebakaran dan jumlah korban yang ada pada
saat itu. Dengan demikian dapat dibuatkan perencanaan SDM sebagai berikut:
1. Golongan kebakaran
a. Kebakaran ringan
Untuk memadamkan api diperlukan 1- 2 orang dari pegawaiyang dinas atau yang
berada disekitar kejadian saja denganmenggunakan -2 APAR.
b. Kebakaran sedang
Untuk memadamkan api diperlukan 3 - 5 orang dari pegawaiyang dinas dengan
apar yang jumlahnya lebih banyak, 2-3orang untuk evakuasi pasien, dokumen
ataupun barangberharga lainnya yang ada di ruangan / lokasi kejadian.
c. Kebakaran berat
Untuk memadamkan api diperlukan bantuan dari dinas kebakaran, dengan
mengerahkan seluruh pegawai yang berdinas saat itu untuk melakukan evakuasi.
2. Jumlah korban yang ada pada saat itu
Berdasarkan jumlah korban pada saat itu maka untuk memobilisasi perencanaan SDM
dapat digunakan ketentuan pada penanggulangan bencana missal.
D. Perencanaan Komunikasi
Komunikasi dalam penanggulangan bencana di rumah sakit merupakan hal yang sangat
penting. Untuk itu ada hal - hal yang harus dipenuhi dalam berkomunikasi yaitu :
1. Komunikasi dilakukan dengan singkat jelas dan benar
2. Bagi pengirim berita sebutkan identitas, nama instansi dan alamat serta isi berita yang
menyebutkan jenis kejadian, lokasi kejadian, jumlah korban dan tindakan yang telah
dilakukan.
3. Penerima harus mencatat identitas pelapor, jam menerima berita, isi berita dan
mencari kebenaran berita tersebut melaporkan ke atasan.
Alat alat komunikasi yang dapat dipakai antara lain :
a. Telepon
b. Faximile
c. Pesawat HT
d. Handphone
E. Perencanaan Logistik
Perbekalan logistik umum dan obat - obatan dan alat umum maupun alat medis sangat
diperlukan saat penanggulangan bencana hal menjadi peranan penting bagi tim pendukung
logistik untuk merencanakan pelaksanaan sesuai dengan kondisi saat itu.
F. Perencanaan Transportasi
Peranan Transportasi juga tidak kalah pentingnya untuk pengangkutan korban, oleh karena
itu pimpinan disaster dapat menggunakan alat transportasi ambulan untuk merujuk korban
kerumah sakit rujukan dan bilamana perlu dapat berkoordinasi dengan Ambulan 118.
G. Pelaporan
1. Informasi tentang jumlah beratnya korban korban harus segera di dapat dalam 2 s/d
4 jam
2. Dilakukan evaluasi secara cepat dan tepat oleh Pimpinan Disaster dan Tim Disaster
3. Dibuatkan laporannya untuk disampaikan kepada direktur rumah sakit
BAB VII
PENGAKHIRAN RENCANA DAN EVAKUASI

1. Pernyataan pengakhiran dan rencana dilkukan oleh direktur Medik dengan kriteria :
a. Tidak ada pengiriman korban lagi dari luar dan/atau seluruh korban sudah
mendapatkan perawatan di Rumah Sakit atau semua pasien Rumah Sakit yang
terancam bahaya sudah dievakuasi dan diamankan serta dirawat dengan baik
(khusus bencana internal)
b. Ruangan cadangan (surge capacity) sudah tidak diperlukan bagi dan jumlah korban
yang dirawat berkurang mancapai jumlah kapasitas normal Rumah Sakit
c. Khusus bencana internal maka kerusakan yang terjadi di Rumah Sakit sudah dapat
diatasi dengan baik dan atau bahaya sudah dapat diamankan atau dihilangkan.
2. Setelah diakhiri, kegiatan Rumah Sakit kembali ke keadaan normal :
a. Tenaga tambahan/on call dipulangkan kembali.
b. Sarana/prasarana tambahan yang terpakai dikembalikan ke gudang logistic/tempat
pemyimpanan semula.
c. Penghentian rencana kedaruratan diumumkan melalui pengeras suara.
3. Direktur medis mengadakan pertemuan dengan seluruh jajaran dibawahnya untuk
mengadakan evaluasi guna perbaikan dengan mereview fasilitas, SDM, pendataan
korban, manajemen biaya, dll.
4. Hasil evaluasi dilaporkan ke Direktur Utama dan pihak berwenang yang berkaitan
misalnya :Dinas Kesehatan Murung Raya, Pemkab, Polres dan KODIM.
BAB 8
PROGRAM PELATIHAN
Rumah Sakit membuat program pelatihan bagi seluruh karyawan dalam usaha
peningkatan kapasitas khususnya di biadang kegawatan dan amanjemen bencana yang
terintegrasi pelaksanaannya oleh Disaster Medical Committee (DMC) yang meliputi :
A. PPGD (inhouse training) dn pengenalan manajemen bencana bai seluruh karyawan
Rumah Sakit.
B. PPGD (exhaouse training) yang dilakukana secara berkala sesuai dengan jadwal bagian
diklat Rumah Sakit
C. Workshop untuk mereview dan merevisi (bila dperlukan) rencana kedaruratan Rumah
Sakit minimal setahun sekali.
D. Simulasi dan drill bencana dilakuakan secra terartur sesuai kebutuhan Rumah Sakit
BAB 9
PENUTUP
Buku Pedoman Penanggulangan Bencana Rumah Sakit Umum Daerah Puruk Cahu ini
dapat digunakan sebagai acuan dan pedoman bagi staf dan anggota Tim Penanggulangan
Bencana Rumah Sakit Umum Daerah Puruk Cahu dalam melaksanakan tugas-tugas tim di
lapangan.
Dalam pembuatan Buku Pedoman Penanggulangan Bencana (Disaster Plan) Rumah
Sakit Umum Daerah Puruk Cahu ini menyadari bahwa buku pedoman ini masih jauh dari
kata sempurna dan terdapat banyak kekurangan, oleh kerena itu masukkan dan saran untuk
perbaikan peningkatan isi buku pedoman ini merupakan sesuatu yang sangat berharga.
Semoga buku ini dapat menjadi pegangan bagi setiap orang yang melibatkan diri
untuk berkecimpung di bidang K3 Rumah Sakit.
STANDAR PENYEDIAAN OBAT-OBATAN DAN KESEHATAN
1. DAFTAR OBAT ORAL
NO JENIS NAMA OBAT
1. Analgesik, antipiretik  Antalgin
 Parasetamol
2. Antiinflamasi non steroid,  Asam Mefenamat
anti pirai  Piroksikam 10 mg
3. Anti emetik Metoklopropamid
4. Kardiovaskulen  HCT 25
 Captopril 12.5
 Nifedipin
5. Saluran pernafasan  DMP
 GG
 Aminofilin
6. Saluran cerna  Antasida
 Oralit
 Simetidin
 Papaverin
7. Anti alergi CTM
8. Kortikosteroid Deksamethason
9 Vitamin & mineral  Vit B complek
 Vit C
 Fe
10. Anti infeksi  Amoksisilin 500
 Amoksisilin syr
 Ciprofloksasin
 Meconazol salep
 Acyclovir tab
 Metronidazol
11. Mata Chlorampenicol tts mata
12. Telinga Chlorampenicol tts telinga
13. Saluran kemih Papaverin
2. DAFTAR OBAT INJEKSI
NO JENIS OBAT NAMA OBAT
1. INJEKSI  Adrenalin
 Aminophylin
 Dexamethason
 Duradryl
 Pehacain
 RL
 PZ
 Vit B Complek
 Xylomidon
 Aquabidest
 Diazepam Inj
 Buscopan Inj
 Doemicum Inj
 Dopamin Inj
 Ca Glukonas
 Lasix
 Atropin
 Hexer
 Nicholin
 Lanoxin
 Viccilin
 Vit K
 Nexa
 Novalgin
 Primperan
 D 10
 Otsutrans
 ManitolATS
 Syntocinon
 Neurotam 12 g & 3g
 Na Bic 100 mg Inj
 Mg SO4 20 %
 Meylon
 KCL
 D 40

2. ALAT KESEHATAN  Abbocath 18


 Abbocath 24
 Infuse Dws & Micro
 F.Cath 16
 Urobag
 Spuit 3 cc
 Nald 23
 Verban K
 Kassa steril
 Kassa hydrophil
 Kapas
 Cat Gut Chromic 3-0 & 4-0 rol
 Jarum
 BetadiN
 Alcohol
 Leukoplast K
 Handschoen Steril & NS
 Nasal O2 Dws & anak
 Masker O2 dewasa&anak
 ETT No 6.5 & 7.5
 NGT 3.5,8 & 16
 Transfusi set

3. Salep & Suppositoria  Kaltrofen supp


 Gentamisin salep
DAFTAR LOGISTIK TIM DMC

NO URAIAN JML KETERANGAN


1. Bendera DMC Digunakan daat keluar (pengiriman tim
deploy
DMC ke bencana)
2. Camera digital/handyCam Untuk dokumentasi seluruh kegiatan DMC
baik
ke bencana maupun diklat dan acara lain
yang
dilaksanakan
3. Handy talkie Sebagai sarana komunikasi tim deploy saat
bertugas di lapangan
4. Batrai cadangan HT
5. Isi staples
6. Jas hujan
7. Plastik obat Untuk pengobatan massal
8. Ransel bag pack Sesuai jumlah anggota tim
9. Rompi berlambang DMC Digunakan saat bertugas keluar (pengiriman
Tim deploy DMC ke bencana)
10. Rompi pelampung Sesuai jumlah anggota
11. ATK Sesuai kebutuhan tim
12. Senter besar Untuk sarana penerangan (penambahan)
13. Senter kecil Untuk pemeriksaan pasien dan diklat
(penambahan)
14. Sepatu boot Sesuai jumlah anggota tim
15. Sleeping bag Sesuai jumlah anggota tim
16. Spanduk Identitas timsaat ditugaskan
17. Staples Sesuai kebutuhan tim
18. Stiker DMC Untuk publikasi dan identitas tim
19. Stetoskop Sesuai jumlah anggota tim
20. Tas emergency (toolbox) Tempat obat emergency dan injeksi
21. Tenda Sarana tempat istirahat untuk tim deploy
22. Tensimeter electrik Sarana tempat istirahat untuk tim deploy
23. Tikar gulung Sarana tempat istirahat untuk tim deploy
URAIAN TUGAS DAN FUNGSI TIM DMC

1. KETUA (Chief)
a. Terima perintah dan konfirmasi tugas dari DTM
b. Koordinasi anggota kelompok
c. Cek kelengkapan dan kesiapan sebelum dan sesudah tugas
d. Koordinasi dengan pihak berwenang
e. Melakukan briefing terhadap anggota sesuai kebutuhan di lapangan
f. Bertanggung jawab terhadap hasil pelaksanaan tugas
2. ANGGOTA
1) Keuangan
a. Menyiapkan kebutuhan keuangan tim sebelum berangkat, borkoordinasi
dengan DTM
b. Menyipakan kebutuhan keuangan selama tugas berkoordinasi dengan DTM
c. Bertanggung jawab terhadap laporan keuangan TIM
2) Logistik
a. Menyiapkan kebutuhan logistik TIM sebelum berangkat koordinasi dengan
DTM
b. Menyiapkan kebutuhan logistik selama tugas koordinasi dengan TIM
c. Bertanggung jawab terhadap inventaris
3) Gizi
a. Menyiapkan kebutuhan konsumsi TIM sebelum berangkat, koordinasi dengan
DTM
b. Menyiapkan kebutuhan logistik selama tugas koordinasi dengan TIM
c. Di lokasi bencana berkoordinasi dengan pihak yang terkait bila deperlukan
d. Bertanggung jawab terhadap laporan kebutuhan belanja TIM
4) Administrasi
a. Membuat laporan harian TIM sesuai SPO
b. Membuat dokumentasi kegiatan TIM
5) Transportasi
a. Menyiapkan kelengkapan kendaraan TIM
b. Menyiapkan kendaraan selalu “ready for use” di lapangan
6) Security
a. Memastikan keamanan lingkungan kerja TIM
b. Memastikan keamanan infentaris TIM
c. Berkoordinasi dengan pihak keamanan terkait bila diperlukan
FORMAT LAPORAN TIM DMC

FORMAT LAPORAN KEGIATAN


KOMITE KESEHATAN BENCANA
TIM :
Tanggal :

Desa : Kecamatan : Kabupaten :

NO INDIKATOR JUMLAH KETERANGAN


1. Korban
- Korban meninggal
- Luka Berat
- Luka Sedang
- Luka Ringan
2. Luas cakupan Dampak Bencana
- RT/RW
3. Fasilitas Umum
- RS/PKM
- Tempat ibadah
- Sekolah
- Pasar
- MCK
4. Status Transportation
1.Darat
- Roda 4/lebih
- Roda 2
2.Udara
- Helikoper
3.Air
- Perahu
5. Survey Kesehatan
6. Lampiran hasil Kegiatan (5W + 1 H)
7. Resume
Masukan/Saran :

Anda mungkin juga menyukai