1-1 Pendahuluan
Aplikasi komponen semikonduktor daya dalam bidang sistem tenaga elektrik sudah
berkembang cukup cepat dan lebih canggih. Pada sistem tenaga elektrik, terdapat
aplikasi komponen semikonduktor yang umumnya dipakai dalam rangkaian
pengaturan kecepatan motor-motor elektrik. Komponen-komponen semikonduktor
yang dipakai pada sistem tenaga elektrik ini pada prinsipnya harus mampu
menghasilkan daya yang besar atau mampu menahan disipasi daya yang besar.
Dengan demikian elektronika daya secara garis besar terbagi menjadi 2 bagian
seperti yang ditunjukkan pada gambar 1-1 :
1. Rangkaian daya.
2. Rangkaian kontrol.
Gambar 1.1
Rating daya dari komponen semikonduktor daya yang tersedia secara komersial
ditunjukkan pada tabel 1-2.
Tabel 1-2 Rating Komponen Semikonduktor Daya
Upper On-state
Voltage/current frequency Switching resistance
Type rating (Hz) lime (MS) (ft)
Diodes General purpose 5000 V/5000 A Ik 100 0.16m
High speed 3000 V/1000 A 10k 2-5 1m
Schottky 40 V/60 A 20k 0.23 1m
Forced-turned- Reverse blocking 5000 V/5000 A Ik 200 0.25m
off
thyristors High speed 1200 V/1500 A 10k 20 0.47m
Reverse blocking 2500 V/400 A 5k 40 2.16m
Reverse conducting 2500 V/1000 A 5k 40 2.1m
GATT 1200 V/400 A 20k 8 2.24m
Light triggered 6000 V/1500 A 400 200-400 0.53m
TRIACs 1200 V/300 A 400 200-400 3.57m
Self-turned-off GTO 4500 V/3000 A 10k 15 2.5m
thyristors SITH 4000 V/2200 A 20k 6.5 5.75m
Gambar 1-1 memperlihatkan aplikasi dan daerah frekuensi dari komponen semikonduktor
daya.
Dalam kebanyakan aplikasi diode daya dapat diasumsikan sebagai saklar ideal tetapi
dalam prkateknya diode berbeda dengan karakteristik ideal dan memiliki batasan
yang cukup berarti. Diaode daya mirip dengan diode sinyalpn-junction. Diode daya
memilki daya yang besar, kemampuan menangani tegangan dan arus yang lebih
besar dibanding diode sinyal, respons frekuensi (kecepatan switching) lebih rendah
dibandingkan diode sinyal.
Ketika potensial anode (A) lebih positif dari katode (K). diode terbias maju sehingga
diode konduksi. Diode yang konduksi mempunyai drop tegangan maju yang relatif
kecil, dan besarnya tergantung pada proses manufakturnya dan temperatur junction.
Kemudian pada saat potensial katode lebih positif terhadap anode, diode terbias
mundur dan padam.
Dalam karakteristik v-i tersebut dapat dinyatakan dengan sebuah persamaan yang
dikenal sebagai persamaan diode Schokley, diberikan oleh :
(1-1)
Koefisien emisi n tergantung pada material dan kondisi fisik diode. Untuk diode
germanium, n bernilai 1, dan untuk diode silikon nilai prediksi n adalah 2. Tetapi
untuk kebanyakan diode silikon dalam prakteknya nilai n berada dalam daerah 1,1
hingga 1.8.
VT dalari persamaan (1-1) disebut konstanta tegangan termal dan diberikan oleh
persamaan:
(1-2)
Pada temperatur khusus, arus bocor Is konstan untuk diode tertentu. Karakteristik
diode pada gambar l-3a dapat dibagi menjadi tiga wilayah:
Wilayah bias maju, dengan VD > 0
Wilayah bias mundur, dengan VD < 0
Wilayah breakdown, dengan VD < -VZK.
Wilayah bias maju. Pada wilayah bias maju, VD > 0. Arus diode ID sangat kecil bila
tegangan diode VD kurang dari nilai spesifik VTD (umumnya 0,7 V). Diode akan
konduksi penuh bila VD lebih besar dari nilai VTD tersebut, yang direferensikan pada
tegangan batas (threhold voltage) atau tegangan cut-in atau tegangan turn-on.
Sehingga tegangan batas adalah tegangan ketika diode konduksi penuh.
Sebagai contoh misalkan tegangan diode kecil VD = 0,1 V, n = 1, dan VT = 25,8 mV.
Maka dengan menggunakan persamaan (1-1) dapat diperoleh arus diode ID sebagai
berikut
(1-4)
yang menunjukkan bahwa arus diode ID arahnya membalik dan konstan yang
nilainya sama dengan Is.
Contoh 1-1
Tegangan jatuh maju sebuah diode daya adalah VD = 1,2 V pada ID = 300 A. Dengan
asumsi n = 2 dan VT = 25,8 mV, carilah arus saturasi Is.
Solusi : Dengan menggunakan persamaan (1-1). Dapat diperoleh arus bocor (atau
saturasi) Is dari
(1-6)
Reverse recovery time trr, dapat didefmisikan sebagai interval waktu antara arus
yang melewati titik nol selama pengalihan dari konduksi maju ke kondisi bloking
balik dan momen arus mundur kehilangan 25% nilai puncak balik iRR. tRR tergantung
pada temperatur junction, tingkat jatuhnya arus maju, dan arus maju sebelum
komutasi.
(1-7)
Atau
(1-8)
(1-9)
Jika tb bisa diabaikan dibandingkan ta, yang sering terjadi dalam banyak kasus trr ta
dan persamaan (1-9) menjadi
(1-10)
dan
(1-11)
Dari persamaan (1-10) dan (1-11) dapat dinyatakan bahwa waktu pemulihan balik trr
dan arus pemulihan balik puncak IRR tergantung dari pengisian penyimpan QRR dan
di/dt balik. Pengisian penyimpan tidak tergantung pada arus diode maju If. Arus
puncak pemulihan balik IRR, pengisisn balik QRR, dan faktor kelunakan penting
Jika sebuah diode dalam kondisi bias balik, arus bocor mengalir karena pembawa
minoritas. Kemudian dengan memberikan tegangan maju akan memaksak diode
membawa arus kearah maju. Namun demikian, haltersebut memerlukan waktu
tertentu, yang dikenal dengan waktu pemulihan maju (forward recovery or turn-on
time) sebeleum semua pembawa mayoritas melalui semua junction dapat
mengkontribusikan pada aliran arus. Jika tingkat kenaikan arus tinggi dan arus maju
dikonsentrasikan pada bagian junction yang kecil saja, diode mungkin gagal
konduksi. Sehingga waktu pemulihan maju membatasi tingkat kenaikan arus maju
dan kecepatan switching.
Contoh 1-2
Waktu pemulihan balik sebuah diode trr = 3 detik dan tingkat jatuhnya arus diode
di/dt = 30 A/(adetik. Tentukan (a) pengisian penyimpan QRR, dan (b) arus balik
puncak IRR.
SOLUSI : TRR = 3 di/dt = 30 A/detik
(a) Dari persamaan (1-10)
Diode standar
Diode penyearah standar mempunyai waktu pemulihan balik yang relatif tinggi,
biasanya sekitar 25 detik, dan digunakan pada aplikasi kecepatan rendah, yang
waktu pemulihannya tidak kritis. Diode ini mencakup tingkatan arus kurang dari 1 A
hingga beberapa ribu ampere, dengan tingkat tegangan antara 50 V hingga sekitar 5
kV. Diode ini secara umum dibuat secara difusi. Akan tetapi pemakaian pada
penyearah yang digunakan untuk suplai pengelasan paling efektif pembiayaannya,
kasar, dan mempunyai tingkat kemampuan hingga 300 A dan 1000 V.
Laju kenaikan arus melalui diode D1, yang harus sama dengan laju jatuhnya arus
melalui diode Dm, adalah
(1-12)
Bila trr adalah waktu pemulihan balik Dm, arus balik puncak Dm adalah
(1-13)
(1-14)
Ketika arus induktor menjadi Ip, diode Dm padam secara tiba-tiba (asumsikan
pemulihan mendadak) dan memutuskan jalur aliran arus. Karena induktansi beban
cukup tinggi, maka arus beban tidak dapat berubah dengan tiba-tiba dari I0 manjadi
1-15
1-16
Atau
1-17
1-3 Thyristor
Thyrislor adalah salah satu tipe komponen semikondukstor daya yang paling penting
dan telah digunakan secara intensif pada rangkaian elektronika daya. Thyristor
biasanya digunakan sebagai saklar /bislabit, yang operasinya antara keadaan non
konduksi dan konauksi. Pada banyak aplikasi, thyristor dapat diasumsikan sebagai
saklar ideal akan tetapi dalam prakteknya thyristor memilki batasan dan karakteristik
tertentu.
Ketika tegangan katode lebih positif dari anode, junction J2 forward bias, akan tetapi
junction J1 dan J3 akan reverse bias. Maka thyristor akan berada pada kondisi reverse
blocking dan arus bocor reverse yang disebut reverse current IR akan mengalir
melalui komponen.
Thyristor akan dapat ainyaiakan dengan menaikkan tegangan maju VAK diatas VBO,
akan tetapi kondisi ini bersifat merusak. Dalam prakteknya, tegangan maju harus
dipertanankan dibawan VBO dan thyristor dinyalakan dengan memberikan tegangan
positif antara gate dengan katode. Hal ini diperiihatkan pada gambar 4-2b dengan
Arus koiektor Ic dari thyristor secara umum berkaitan dengan arus emitor IE dan arus
junction kolektor-basis ICBO adalah
(1-22)
Penguatan arus 1 bervariasi sesuai aengan 1A = IE, dan 2 bervariasi sesuai dengan
IK = IA + IG. Variasi yang umum penguatan arus dengan arus emitor IE ditunjukkan
pada gambar I-10. Jika arus gate IG tiba-tiba meningkat, misalnya dari 0 ke 1 mA,
akan menaikkan arus anode 1A secara tiba-tiba juga, selanjutnya 1 dan 2 akan
meningkat, 2 akan bergantung pada IA dan 1Q. Peningkatan 1 dan 2 akan
meningkatkan lebih jauh IA. Sehingga ada pengaruh regeneratif atau feedback
positif. Bila (1 + 2) cenderung akan menuju liarga satu, maka penyebut persamaan
(1-22) akan cenderung mendekati nol, yang menghasilkan nilai arus anode IA yang
besar, dan thyristor akan konduksi dengan arus gerbang yang kecil.
Gambar 1-10 Variasi penguatan anis yang umum terhadap arus emitor
Pada kondisi transien, kapasitansi pn junction seperti pada gambar 1-11 akan
mempengaruhi karakteristik thyristor. Jika thyristor berada dalam keadaan blocking,
peningkatan tegangan dengan cepat yang diberikan sepanjang komponen akan
(1-23)
Komponen Semikonduktor Daya
mengakibatkan aliran arus yang besar ke junction kapasitor. Arus yang melalui
kapasitor Cj2 dapat dinyatakan sebagai
dimana Cj2 dan Vj2 adalah kapasitansi dan tegangan dari junction J2, qj2 adalah
muatan pada junction tersebut. Jika kecepatan peningkatan tegangan dv/dt cukup
besar, maka ij2 akan besar dan akan menghasilkan peningkatan arus bocor ICBO1 dan
ICBO2. Menurut persamaan(1-22), nilai bocor ICBOI dan ICBO2 yang cukup besar dapat
membuat (1 + 2) mendekati kenilai satu dan mengakibatkan thyristor konduksi.
Namun, arus besar yang mengalir melalui kapasitor junction akan juga merusak
komponen.
Gambar 1-11 Model transien thyristor dengan dua transistor
Panas. Jika suhu thyristor cukup tinggi, akan terjadi peningkatan jumlah pasangan
elektron-hole, sehingga arus bocor meningkat. Peningkatan ini akan mengakibatkan
ai dan a2 meningkat. Karena aksi regeneratif, (1 + 2) akan menuju kenilai satu dan
thyristor mungkin akan konduksi. Cara ini dapat menyebabkan thermal runway dan
buasanya dihindari.
Tegangan tinggi. Jika tegangan maju anode ke katode lebih besar dari tegangan
maju breakdown VBo, arus bocor yang dihasilkan cukup untuk membuat thyristor
konduksi. Cara ini merusak dan harus dihindari.
dv/dt. Dari persamaan (1-23) diperoleh bahwa jika kecepatan peningkatan tegangan
anode-katode cukup tinggi, arus pengisian kapasitor junction mubgkin cukup untuk
mengkonduksikan thyristor. Nilai arus pengisian yang tinggi akan merusak thyristor,
dan komponen diproteksi melawan dv/dt yang tinggi. Manufaktur pembuatan
thyristor akan menentukan berapa besar dv/dt yang dapat ditangani oleh suatu
thyristor.
Arus gate. Bila thyristor diberi tegangan forward bias, injeksi arus gate dengan
menerapkan tegangan gate positif antara terminal gate dan katode akan dapat
membuat thyristor konduksi. Ketika arus gate dinaikkan, tegangan forward blocking
akan menurun sperti pada gambar 1-12
Gambar 1-13 menunjukkan bentuk gelombang arus anode, yang diikuti dengan
penerapan arus gate. Ada waktu tunda yang dikenal sebagai turn-on time ton antara
Dalam prakteknya, di/dt dibatasi dengan menambahkan suatu indikator seri Ls,
seperti pada gambar 1-14. di/dt maju menjadi
(1-24)
(1-25)
(1-26)
Dapat juga menggunakan lebih dan satu resistor untuk dv/dt dan pengosongan
seperti pada gambar 1-15d. Nilai dv/dt dibatasi oleh R1 dan Cs. (R1 + R2) membatasi
arus pengosongan sehingga
(1-27)
Beban dapat membentuk rangkaian seri dengan rangkaian snubber sperti pada
gambar 1-15e. Dari persamaan (2-23) dan (2-24) , rasio redaman 8 dari persamaan
orde dua adalah
(1-28)
dimana Ls adalah induktansi stray, L dan R adalah induktansi dan resistansi beban.
Untuk membatasi tegangan puncak overshoot yang teijadi sepanjang thyristor,
damping rasio yang digunakan harus berada pada daerah 0,6 hingga I. Jika
induktansi beban tinggi, Rs dapat dibuat tinggi dan Cs dibuat kecil untuk
memperoleh damping rasio pada daerah yang diinginkan. Nilai Rs yang tinggi akan
mengurangi arus pengosongan, dan nilai Cs yang rendah akan mengurangi daya
hilang pada rangkaian snubber. Dengan damping rasio diketahui maka nilai Rs dan
Cs dapat ditentukan.
(1-29)
(1-30)
(1-31)
(1-32)
(c) Dengan astimsi bahwa semua energi yang tersimpan dalam Cs didisipasikan
hanya pada Rs, rating daya resistor snubber adalah 5,2 W.
1-3.6 Pemadaman Thyristor
Sebuah thyristor yang berada dalam kondisi konduksi dapat dipadamkan dengan
mengurangi arus maju ketingkat dibawah arus holding 1H. Dalam semua teknik
komutasi, arus anode dipertahankan dibawah arus holding untuk waktu yang
cukup lama, sehingga semua kelebihan pembawa muatan pada keempat layer
dapat dikeluarkan.
Akibat dua pn junction, J1 dan J3, karakteristik pemadaman serupa dengan diode,
yang berkaitan dengan waktu pemulihan balik TRR- dan arus pemulihan balik IRR.
IRR dapat lebih besar dari pada arus blocking balik. Pada rangkaian komutasi
jala-jala dimana tegangan masukan adalah bolak-balik seperti pada gambar
1-16a, tegangan balik pada thyristor terjadi setelah arus maju menjadi nol.
Tegangan balik inilah yang
menyebabkan thyristor padam,
dengan membuang semua
kelebihan muatan pada
pn-junction J1 dan J3. Persamaan
(1-6) dan (1-7) dapar digunakan untuk mengitung trr dan IRR.
Komponen Semikonduktor Daya
Gambar 1-16 Karakterisrik pemadaman
Waktu pemadaman tq adalah jumlah waktu pemulihan balik trr dan waktu
rekombinasi trc. Pada akhir pemadaman, lapisan depleksi terbentuk sepanjang
junction J2 dan thyristor memperoleh kembali kemampuan untuk tahan terhadap
tegangan maju. Hampir semua teknik komutasi thyristor yang dibahas pada bab
5 menerapkan tegangan balik pada thyristor selama proses pedaman. Waktu
pemadaman tq adalah nilai minimum interval waktu antara sesaat ketika arus
on-state turun menjadi nol dan sesaat ketika thyristor masih mampu menahan
tegangan maju. tq tergantung dari nilai puncak arus on-state dan tegangan
on-state sesaat.
Reverse recovered charge QRR adalah banyaknya besamya muatan yang harus
dipenuhi selama proses pemadaman. Nilai tersebut ditentukan dari daerah yang
tercakup oleh aliran arus pengisian balik. Nilai QRR tergantung pada kecepatan
penurunan arus on-state dan nilai puncak dari arus on-state sebelum
pemadaman. QRR merupakan sebab terjadinya kehilangan energi dalam
komponen.
Phase-control thyristor
Thyristor tipe ini biasanya beroperasi pada frekuensi jala-jala yang proses
pemadamannya dengan komutasi alamiah (natural-commutation). Turn-on time
tCj berkisar dalam orde 50 hingga 100 pdetik. Gocok digunakan pada
aplikasi-aplikasi konverter dengan kecepatan switching rendah yang biasanya
dikenal sebagai konverter thyristor. Tipikal tegangan konduksi (on-state) VT
bervariasi antara 1,15 V untuk komponen 600 V hingga 2,5 untuk komponen
4000 V, dan untuk thyristor 5500 A, 1200 V tipikalnya adalah 1,25 V. Thyristor
yang modern biasanya menggunakan penguat gate, dengan thyristor auxiliary TA
memiliki gate yang merupakan gate thyristor keseluruhan dan dengan kelaran TA
yang sudah dikuatkan itu diberikan sinyal gate untuk thyristor utama TM, seperti
terlihat pada gambar 1-17. Penguatan gate menghasilkan karakteristik dinamik
yang umum dv/dt sebesar 1000 V/jadetik dan di/dt sebesar 500 A/(detik,
disamping itu akan menyederhanakan perancangan rangkaian yaitu dengan
mengurangi atau meminimisasi induktor pembatas di/dt dan rangkaian proteksi
dv/dt.
Fast-switching thyristor
Thyristor tipe ini biasanya digunakan pada aplikasi-aplikasi konverter dengan
komutasi paksa (force-commutation) seperti pada chopper dan inverter. Pada
Gate-Turn-Off Thyristor
Gate-Turn-Off Thyristor (GTO) sama dengan SCR yang dapat dinyalakan
dengan memberikan sinyal positif pada gate-nya. Akan tetapi GTO dapat
dipadamkan dengan memberikan sinyal negatif pada gate-nya. GTO juga
merupakan komponen latching dan dapat dibangun dengan rating arus dan
tegangan yang mirirp dengan SCR. Pulsa penyala dan pemadam yang diberikan
pada GTO merupakan pulsa pendek. GTO mempunyai keuntungan
dibandingkan SCR :
1. komponen komutasi dapat diminimalkan pada komutasi-paksa, sehingga
akan mengurangi biaya, berat dan volume.
Komponen Semikonduktor Daya
2. pengurangan kebisingan akustik dan elketromagnetik akibat dari eliminasi
kumparan komutasi.
3. pemadaman yang cepat, sehingga memungkinkan diaplikasi pada frekuensi
switching yang tinggi.
4. memperbaiki efisiensi konverter.
Reverse-Conducting Thyristor
Dalam banyak rangkaian chopper dan inverter, diode antiparalel yang terhubung
pada SCR digunakan untuk mengalirkan arus balik karena beban induktif dan
untuk meningkatkan kinerja pemadaman dari rangkaian komutasi. Diode akan
memotong tegangan balik bloking SCR hingga 1 atau 2 V pada kondisi tunak.
Akan tetapi pada kondisi transien, tegangan balik dapat naik hingga 30 V karena
tegangan terinduksi dalam rangkaian induktasi stray terhadap komponen.
Light-Activated Silicon-Controlled
Komponen ini dinyalakan dengan radiasi langsung pada silikon wafer-nya
dengan sumber cahaya. LASCR digunakan pada aplikasi-aplikasi tegangan
tinggi dan arus tinggi seperti pada aplikasi transmisi tegangan tinggi dc (HVDC)
dan kompensasi daya reaktif statis atau volt-ampere reactive (VAR). LASCR
dilengkapi dengan isolasi elektrik antara sumber trigger-cahaya dan komponen
switching dari konverter daya, dengan potensial mengambang tinggi hingga
beberapa kilovolt. Rating tegangan dari LASCR dapat setinggi 4 kV pada 1500
A dengan daya trigger-cahaya kurang dari 100 mW. Tipikal di/dt adalah 250
A/detik dan dv/dt dapat setinggi 2000 V/detik.
FET-ControIIed Thyristor
FET-CTH adalah komponen gabungan antara sebuah MOSFET dan sebuah
thyristor yang terhubung anti paralel seperti yang ditunjukkan pada gambar
1-23. Jika sebuah tegangan yang cukup diberikan ke gate MOSFET, tipikal 3 V,
MOS-Controlled Thyristor
MOS-Controlled Thyristor (MCT) adalah merupakan kombinasi sifat-sifat
regeratif thyristor dan struktur gate thyristor. Skematik dari sel MCT diberikan
pada gambar l-24a. Rangkaian ekivalen diberikan pada gambar l-24b dan
simbolnya diberikan pada gambar l-24c. Struktur NPNP dapat
direprensentasikan oleh transistor NPN, Q1, dan transistor PNP, Q2. Struktur
MOS-gate dapat direprensentasikan oleh sebuah MOSFET kanal-p (M1) dan
MOSFET kanal-n (M2).
Karena strukturnya NPNP, maka anode berlaku sebagai terminal acuan relatif
terhadap semua sinyal gate yang diberikan. Tegangan negatif VGA akan mebuat
MOSFET kanal-p (M1) konduksi sehingga memberikan arus basis untuk
transistor Q2, sedangkan pulsa gate positif VGA akan menarik arus yang
menggerakkan basis dari Q1 sehingga membuat MCT padam.
Contoh 1-3
Sebuah thyristor mengalirkan arus seperti yang ditunjukkan pada gambar
1-25 dan pulsa arus diberikan secara berulangulang pada frekuensi fs = 50
Hz. Tentukan arus rata-rata on-state I T.
Solusi: Ip = ITM = 1000 A, T = l/fs = 1/50 = 20 mdetik, dan t1 = t2 = 5 detik.
Maka arus rata-rata on-state adalah