KASUS
A. IDENTITAS KLIEN
Nama : By. Ny. A
Tanggal lahir/ umur : 29-07-2019 (0 hari) Jam Lahir : 08.45 WIB
Agama : Islam
Nama Bapak/Ibu : Bpk. M/ Ibu. A
Pendidikan Bapak/Ibu : SMP/SMA
Alamat : Yogyakarta
NO. RM : 00812XXXX
Kelas : NICU/JKN/II
Diagnosa Medis : Asfeksia
MRS : Tanggal 29 Juli 2019 Jam 10.00
B. KELUHAN PASIEN
1. Keluhan utama saat dikaji : kedua tangan dan kaki tampak kebiruan
2. Keluhan tambahan saat dikaji :
Pasien merintih Retraksi Dada (+), pasien merintih
35
36
3. Post natal.
Bayi lahir pada tanggal 29 Juli 2019 jam 08.45 dengan berjenis
kelamin perempuan
a. BBL : 2510 gram
b. PB : 43 cm
c. Lingkar dada : 30 cm
d. Lingkar kepala 32 cm
e. Lingkar lengan atas : 10 cm
4. Trauma Lahir
Tidak ada trauma lahir
5. APGAR score :
Menit I : 4 , Menit V : 6.
6. Pernafasan
Pernafasan RR : 44 x/menit dibantu Nasal kanul campur dengan
tekanan 1:0.1 liter/menit oksigen.
7. PEMERIKSAAN FISIK
1. Antropometri
Berat Badan (BB) : 2510 gram
Panjang Badan (PB) : 43 cm
Lingkar Kepala (LK) : 32 cm
Lingkar Dada (LD) : 30 cm
Lingkar Perut (LP) : 28 cm
Lingkar Lengan Atas (LLA): 10 cm
2. Tanda-tanda vital
Heart Rate (HR) : 139 x/menit
38
RR : 44 x/menit
Suhu : 36,2oC
3. Kepala
a. Bentuk simetris, sutura tepat
b. Fontanela anterior belum menutup dan tidak cekung, fontanela
posterior belum menutup dan tidak cekung
- Mata
Konjungtiva tidak anemis, bentuk simetris, sklera berwarna putih,
pupil isokor, reflek cahaya positif.
- Telinga
Bentuk telinga simetris antara kanan dan kiri.
- Hidung
Bentuk hidung simetris dan tidak ada sekret, terpasang nasal kanul O2
campur dengan tekanan 1 : 0.1 liter permenit oksigen.
- Mulut
Bentuk mulut tidak ada kelainan labiopallatoskizis, mukosa mulut
lembab
- Leher
Tidak ada trauma dan tidak ada pembengkakan kelenjar tyroid.
4. Dada
Bentuk dada simetris sama antara dada kanan dan kiri, tidak ada kelainan
bentuk dada
5. Perut
Bentuk perut simetris, tidak distensi, tali pusat belum putus dan basah,
tidak berbau, warna coklat kehitaman.
6. Anus
Tidak terdapat benjolan, tidak ada kelainan seperti atresia ani.
7. Ekstremitas
- Atas : ekstermitas atas sama panjang
- Bawah : ekstermitas bawah sama panjang.
39
8. Sistem Pernafasan
Pasien bernafas spontan menggunakan bantuan nasal kanul oksigen
campur dengan tekanan 1 : 0,1 liter permenit oksigen. Frekuensi nafas 44
x/menit ireguler, suara pernafasan vesikuler di semua lapang paru, tipe
nafas menggunakan perut, tidak ada retraksi dada, palpasi simetris,
saturasi oksigen: 99%.
14. Nutrisi
Status gizi, BBL 2510 gram
15. Psikososial
Tidak terkaji
16. Orientasi
a. Keluarga sudah di jelaskan keadaan penyakit oleh dokter, dan kondisi
bayi sudah dijelaskan oleh perawat tentang pemberian ASI Donor
karena ibu mempunyai riwayat Bipolar.
b. Nenek bertanya tentang apakah cucunya jadi diperiksa laboratorium.
8. PROGRAM TERAPI
Tanggal 29 Juli 2019 (10.00)
- Pasang 02 campur dengan tekanan 1 : 0,1 liter/menit oksigen.
- Cek PDL dan HB
- Bila perlu pasang infus D10%
Tanggal 29 Juli 2019 (15.00)
- Pemasangan OGT No 5
Tanggal 30 Juli 209
- Oksigen campur dengan tekanan 1 : 0,1 liter/menit oksigen aff
- OGT : 8x 2 cc
9. DATA PENUNJANG
1. Hasil Laboraturium tanggal 29 – 07-2019
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai
Rujukan
Jam 11.00 GDS 53 Mg/dl 70-140
Jam 16.00 GDS 84
45
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN & TINDAKAN KEPERAWATAN
DX DATA PENUNJANG RASIONAL
TUJUAN & KRITERIA HASIL INTERVENSI
2 Tgl 29 Juli 2019 pukul 11.50 WIB Tgl 29 Juli 2019 pukul 12.00 WIB Tgl 29 Juli pukul 12.10 WIB Tgl 29 Juli 2019 pukul 12.20 WIB
Risiko ketidakefektifan
Termoregulasi dengan factor Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor suhu setiap jam 1. Memantau perubahan suhu bayi
fluktuasi suhu lingkungan keperawatan selama 3x24 jam 2. Monitor warna kulit 2. Perubahan warna kulit indikasi
ketidakefektifan termoregulasi bayi 3. Berikan cairan ASI debanyak 10 perubahan termoregulasi
tidak terjadi dengan kriteria hasil: cc sesuai program dokter 3. Mencegah terjadinya dehidrasi
1. Seimbangan antara produksi 4. Laksanakan program dokter 4. Cek GDS berguna menentukan
panas, panas yang diterima, dan untuk cek GDS guna apakah bayi mengalami hipoglikemi
kehilangan panas menentukan apakah bayi atau tidak.
2. Temperature suhu stabil: 36,50- mengalami hipoglikemi atau 5. Menjaga kehangatan pada bayi
370C tidak.
3. Tidak ada perubahan warna 5. Laksanakan program dokter
kulit untuk penggunaan Inkubator
4. Glukosa Darah stabil
5. Pengendalian resiko hipotermi
Nova
Nova Nova
Nova
3 Tgl 29 Juli 2019 pukul 15.50 WIB Tgl 29 Juli 2019 pukul 16.00 WIB Tgl 29 Juli 2019 pukul 16.10 WIB Tgl 29 Juli 2019 pukul 16.20 WIB
Ketidakefektifan pemberian ASI
berhubungan dengan bayi prematur Setelah dilakukan tindakan 1. Observasi turgor kulit,kelembapan 1. Turgor yang tidak elastis dapat
keperawatan selama 3 x 24 jam tidak kulit setiap 6 jam menandakan bayi kurang gizi
terjadi defisit nutrisi dengan kriteria 2. Observasi adanya muntah setiap 6 2. Muntah yang berlebihan dapat
hasil : jam menyebabkan dehidrasi
- Mengalami penambahan 3. Pemasukan nutrisi adekuat bila refleks
berat badan tiap hari 20-30 3. Melatih reflek menghisap dan hisap baik
gram pada 3-4 bulan menelan setiap 6 jam 4. Adanya peristaltik usus yang baik (5-35
pertama. 4. Dengarkan peristaltik usus setiap x/menit) menandakan proses
- Pasien tidak muntah. 6 jam pencernaan baik.
- Turgor elastis
46
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN & TINDAKAN KEPERAWATAN
DX DATA PENUNJANG RASIONAL
TUJUAN & KRITERIA HASIL INTERVENSI
- Terdengar peristaltik usus 5- 5. Timbang BB setiap pagi. 5. Untuk mengetahui pertumbuhan bayi
35x/ menit
- Reflek hisap kuat.
- Reflek menelan kuat. 6. Hitung kebutuhan cairan (100 6. Pemberian cairan sesuai dengan
- Kulit teraba lembab. cc/kg BB/24jam) setiap 7 jam kebutuhan akan meningkatatkan
kebutuhan dan perkembangan bayi
7. Berikan nutrisi/ASI sesuai dengan 7. Memenuhi kebutuhan nutrisi
kebutuhan tubuh.
8. Kolaborasi dengan dokter dalam 8. Memberikan tambahan nutrisi melalui
pemberian terapi parenteral infus parenteral
D10%
Nova
Nova Nova
Nova
4 Tgl 29 Juli 2019 pukul 15.50 WIB Tgl 29 Juli 2019 pukul 16.00 WIB Tgl 29 Juli 2019 pukul 16.00 WIB Tgl 29 Juli 2019 pukul 16.20
Resiko Jatuh dengan faktor resiko setelah dilakukan tindakan 1. Monitor lingkunag bayi 1. Mengurangi resiko jatuh
usia <2 tahun, humpty dumpty 14 keperawatan selam 3x24 jam resiko (incubator)
jatuh bayi terkontrol, bayi tidak 2. Pantau resiko jatuh bayi 2. Untuk mengetahui skor resiko jatuh
mengalami injuri dengan kriteria menggunakan humpty dumpty pada bayi
hasil: 3. Pastikan incubator tertutup 3. Mencegah terjadinya jatuh
bayi terbebas dari cedera dengan rapat
4. Berikan penanda dengan gelang 4. Gelang fall risk mendandakan pasien
fall risk. beresiko tinggi untu jatuh.
47
48
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Pasien : Bayi Ny. A
Ruangan : PICU-NICU
Diagnosa Medis : Asfiksia
No. No. Hari/Tgl PERKEMBANGAN (SOAPIE) TANDA
DK/MK TANGAN
1. Ketidakefe 29-07-2019 I:
ktifan pola
napas 12.30 1. Mengobservasi respirasi, SPO2 dan retraksi dada
Nova
- Respirasi: 40 kali/menit, SpO2 : 90%, tidak ada retraksi
dada
E: S : -
14.00 O :Respirasi: 44 kali/menit, ireguler, SpO2:90-93%. Pasien
menggunakan nasal kanul dengan O2 campur 0,1 lpm, CRT Nova
< 2detik
I
1. Mengobservasi respirasi, SPO2 dan retraksi dada
14.10 - Respirasi: 54 kali/menit, SpO2: 95%, retraksi dada Tyas
tidak ada
S:
0: Respirasi 48 x/menit, SpO2 70%,
Tidak terpasang 02,
15.50
A: Ketidakefektifan Pola nafas
P: Intervensi dilanjutkan
I
1. Pemasangan oksigen nasal kanul.
- Oksigen terpasang 1: 0,1 liter kanul
2. Mengubah posisi bayi
15.54 Nova
- Bayi di Nesting
3. Mengobservasi vital sign
15. 59 - Suhu 370C, Nadi 123 x/mnt, RR: 44x/mnt, SPO2 100% Billy
4. Mengobservasi KU / VS
- Kesadaran baik, anak gerak aktif, terpasang oksigen
16.00 nasal kanul 1: 0.1 liter/mnt Nina
- RR : 40 x/mnt, SPO2 98% , tidak ada retraksi dinding
18.00 dada Nina
E:
S: Tidak terkaji
0: bayi tidur
- Terpasang 02 Nasal kanul campur 1: 0,1 liter x/mnt
20.00 - Tidak ada retraksi dinding dada Nova
- RR : 40 x/mnt, Sp02 100%, warns kulit merah, CRT > 2
detik, tidak cyanosis.
A: masalah sebagian teratasi
P: pertahankan Intervesi 1,2,3
50
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Pasien : Bayi Ny. A
Ruangan : PICU-NICU
Diagnosa Medis : Asfiksia
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Pasien : Bayi Ny. A
Ruangan : PICU-NICU
Diagnosa Medis : Asfiksia
I
15.00 1. Memonitor suhu dan akral
- Suhu: 36,90C, akral hangat Tyas
4. Memberikan ASI 2 cc
16. 10 - ASI masuk, tidak muntah Tyas
I:
1. Memonitor suhu dan warna kulit Tyas
- Suhu: 370C, warna kult kemerahan
07.05
2. Memonitor suhu dan akral Tyas
- Suhu: 37,40C, akral hangat
08.00
3. Memonitor suhu Tyas
- Suhu: 37,40C, akral hangat
09.00
4. Memonitor suhu dan warna kulit Tyas
- Suhu: 37,30 C, warna kulit kemerahan
10.00
5. Memonitor suhu Inkubator
Tyas
- Suhu: 330C
10.30
6. Memonitor suhu dan warna kulit
- Suhu: 37,20C, kulit kemerahan Tyas
11.00
7. Memonitor suhu dan akral
- Suhu: 37,50 C, akral hangat Tyas
12.00 8. Memonitor suhu Inkubator
- Suhu: 32, 60C
Tyas
12.30 9. Memonitor suhu
- Suhu: 37,50 C
Varida
13.00 10. Memonitor suhu dan akral
- Suhu: 37,40C, akral hangat
13.45 Varida
11. Memonitor suhu dan warna kulit
- Suhu: 37,20C
14.00 E: Varida
S : Tidak dapat dikaji
O: Suhu: 37,40C, akral hangat, warna kulit, warna kemerahan
14.05 A: Masalah Risiko ketidakefektifan Termoregulasi belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi nomor 1, 2, 3, 4, 5
Varida
S : Tidak dapat dikaji
O: Suhu: 37,40C, akral hangat, warna kulit kemerahan, suhu
inkubator 32, 60C
A: Masalah Risiko ketidakefektifan Termoregulasi belum teratasi
14. 10 P : Lanjutkan Intervensi nomor 1, 2, 3, 4, 5 Billy
I:
Billy
14.15 2. Memonitor suhu dan akral
- Suhu: 37,30C, akral hangat
Nina
31-7-2019
54
CATATAN PERKEMBANGAN
P : Lanjutkan Intervensi
14.00 E:S:
O : memantau keadaan umum dan suhu pasien, memberikan
ASI 2 cc peroral
- Suhu 36,2, kulit kemarahan , akral hangat
- ASi 2 cc diberikan peroral, bayi tidak muntah
A : Masalah teratasi
P : hentikan intervensi
55
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Pasien : Bayi Ny. A
Ruangan : PICU-NICU
Diagnosa Medis : Asfiksia
No. No. Hari/Tgl PERKEMBANGAN (SOAPIE) TANDA
DK/MK TANGAN
3. Risiko 29-07-2019 I:
defisit
nutrisi 16.50 1. Memberikan ASI 2 cc via OGT Tyas
- ASI masuk, tidak muntah
21.00 E
S : Tidak dapat dkaji Tyas
O: ASI masuk 2 cc via OGT nomor 5
30-0-2019
07.00 S : Tidak dapat dikaji
O: ASI masuk 2 cc per oral, tidak terpasang OGT
BB: 2370 gram
A: Masalah Risiko defisit nutrisi belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi nomor 2, 4, 7, 8
08.00 I: Varida
1. Mengobservasi muntah bayi
- Bayi tidak muntah
09.00
2. Memberikan ASI 2 cc menggunakan feeder cup Varida
- ASI masuk, tidak muntah
10.00 3. Memonitor peristaltik Varida
- 1x dalam 1 menit
14.00 E:
S : Tidak dapat dikaji
O: ASI masuk peroral, bayi tidak muntah, bising usus 1x Tyas
permenit,
A: Masalah Risiko defisit nutrisi belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi nomor 2, 4, 7, 8
I:
15.00 1. Mengobservasi muntah bayi
- Bayi tidak muntah Billy
E:
21.00
S : Tidak dapat dikaji
O: ASI masuk peroral, bayi tidak muntah, bising usus 1x
permenit, Nina
A: Masalah Risiko defisit nutrisi belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi nomor 2, 4, 7, 8
S : tidak terkaji
31-07-2029
O : - kulit tampak kemerahan
07.00 - Turgor kulit baik
- BB: 2270 Gram
- Kulit kemerahan
- Bayi bisa menghisap dengan baik
A: Masalah keperawatan belum teratasi
P: lanjutkan intervensi no 2,4,5
I:
E:
S: Tidak dapat dikaji
O:
14.00 - Turgor kulit baik
- Kulit kemerahan
- Balaance cairan: 15-33,14= -18,4
- Reflek menelan kuat
- Pasien tidak muntah
- Kulit terba lembab
- BB: 2270 gram
- Peristaltic usus:5x/menit
A : Masalah keperawatan belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi keperawatan
R:
1. Kaji ulang status nutrisi dan kebutuhan cairan
58
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Pasien : Bayi Ny. A
Ruangan : PICU-NICU
Diagnosa Medis : Asfiksia
21.00 E: Tyas
S : Tidak dapat dikaji
O: Pencahayaan di lingkungan bayi terang, inkubator tertutup
rapat dan terkunci, skor risiko jatuh 14
Varida
30-7-2019 S : Tidak dapat dikaji
07.00 O: Pencahayaan di lingkungan bayi terang, inkubator tertutup rapat
dan terkunci, skor risiko jatuh 14
A: Masalah Risiko jatuh belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi nomor 1, 3, 4
I:
Varida
08.00 1. Memberikan pencahayaan yang cukup disekitar inkubator
- Cahaya cukup
14.00 E:
S : Tidak dapat dikaji
O: Pencahayaan di lingkungan bayi terang, inkubator tertutup Tyas
rapat dan terkunci
A: Masalah Risiko jatuh belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi nomor 1, 3, 4 Tyas
I:
14. 10 1. Memberikan pencahayaan yang cukup disekitar inkubator
- Cahaya cukup Billy
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Pasien : Bayi Ny. A
Ruangan : PICU-NICU
Diagnosa Medis : Asfiksia
PEMBAHASAN
1. Asfiksia neonatorum merupakan suatu keadaan pada bayi baru lahir yang mengalami
gagal bernafas secara spontan dan teratur segera setelah lahir, sehingga tidak
mendapatkan pasokan oksigen yang cukup dan tidak dapat mengeluarkan CO2 dari
tubuhnya (Dewi, 2011). Teori tersebut sesuai dengan kasus yang dijumpai, yaitu bayi
Ny. A mengalami cyanosis segera setelah lahir, SaO2 : 80%
2. klasifikasi asfiksia berdasarkan penilaian apgar:
a. Asfeksia ringan (Vigorous baby)
Pada asfiksia ringan, skor apgar 7-10, bayi sehat kadang tidak memerlukan
tindakan istimewa.
b. Asfeksia sedang /Moderat asfiksia
Pada asfiksi sedang skor penilain apgar 4-6.
c. Asfeksia berat /Severe asfiksia
Nilai apgar 0-3. Pada asfiksi berat, bayi mengalami aasidosis sehingga
memerlukan perbaikan dan resusitasi aktif dengan segera. (Sukarni& Sudarti,
2014; dewi, 2011)
Berdasarkan teori di atas, bayi Ny. A termasuk dalam Klasifikasi Asfiksia sedang, yaitu
pada menit pertama, nilai apgar: 4
3. Menurut sukarni dan Sudarti, 2014 manifestasi klinis dari asfeksia adalah tangisan lemah
atau merintih, warna kulit pucat atau biru. Kondisi tersebut juga dijumpai pada bayi Ny.
A yaitu bayi lahir tidak langsung menangis, cyanosis, sampai di VK, bayi menangis
merintih, retraksi dada ringan.
4. Penatalaksanaan menurut Sukarni dan sudarti, 2014 diantaranya yaitu:
61
a. Mencegah kehilangan panas, termasuk menyiapkan tempat yang kering dan hangat
untuk melakukan pertolongan.
b. Memposisikan bayi dengan baik (kepala bayi setengah tengadah/ sedikit ekstensi
atau mengganjal bahu bayi dengan kain).
59
60
c. Letkakan kembali bayi pada posisi yang benar, kemudian nilai usaha bernafas,
frekuensi denyut jantung dan warna kuli.
Penatalaksaan tersebut juga diterapkan pada bayi Ny. A yaitu bayi ditempatkan pada
inkubantor, kepala diekstensikan, dengan mengganjal bahu bayi dengan kain,
pernafasan, kadar oksigen dalam perifer, denyut jantung warna kulit, suhu tubuh
bayi dipantau setiap jam.
BAB V
A. Kesimpulan
Asfeksia neonatorum merupakan suatu keadaan pada bayi baru lahir yang mengalami
gagal bernafas secara spontan dan teratur segera setelah lahir, sehingga tidak
mendapatkan pasokan oksigen yang cukup dan tidak dapat mengeluarkan CO2 dari
tubuhnya, manifestasi klinis dari asfeksi adalah tidak bernafas, mengap-mengap yang
dalam, denyut jantung cepat, dan bayi akan terlihat lemas, tangisan lemah atau merintih,
warna kulit pucat atau biru. Penatalaksanaan asfiksia yaitu Mencegah kehilangan panas,
termasuk menyiapkan tempat yang kering dan hangat untuk melakukan pertolongan,
memposisikan bayi dengan baik (kepala bayi setengah tengadah/ sedikit ekstensi atau
mengganjal bahu bayi dengan kain), letkakan kembali bayi pada posisi yang benar,
kemudian nilai usaha bernafas, frekuensi denyut jantung dan warna kuli.
B. Saran
1. Diharapkan laporan Asuhan Keperawatan dengan kasus Asfiksia pada bayi Ny. A
dapat menambah referensi dan menjadi sumber informasi mengenai Asuhan
Keperawatan anak.
2. Diharapkan laporan Asuhan keperawatan dengan kasus asfiksia ini mejadi acuan
dalam pembuatan laporan asuhan keperawatan anak pada mahasiswa yang akan
membuat laporan asuhan keperawatan dan menjadikan laporan asuhan keperawatan
berikutnya menjadi lebih baik.
61
61
DAFTAR PUSTAKA
Guyton dan Hall. 2011. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi Revisi Berwarna Ke-12.
Singapura: Elsevier.
Herdman, T. Heanter. 2016. NANDA Internasional Inc Diagnosis Keperawatan Defenisi dan
Klasifikasi 2015-2017. Jakarta : EGC
Jitowiyono , Sugeng. 2010. Asuhan Keperawatan Neonatus dan Anak. Yogyakarta: Nuha
Medika
Manoe M. Vera dan Amir Idham. (2013). Gangguan Fungsi Multi Organ pada Bayi Asfiksia
Berat. Sari Pediatri Vol 5. file:///C:/Users/Riana/Desktop/931-2142-1-SM%20(3).pdf.
Diakses pada 26 oktober 2018.
Nanny Lia Dewi, Vivian. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta: Salemba
Medika.
Paula Krisanty,dkk, 2009. Asuhan Keperawatn Gawat Darurat, Jakarta: CV Trans Info
Media.
Seomantri Irman, 2008. Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem
pernapasan. Jakarta: Salemba Medika.
Sukarni, Icesmi ; Sudarti. 2014. Patologi : Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Neonatus
Resiko Tinggi. Jakarta : Nuha Medika