Anda di halaman 1dari 31

BAB III

KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA By. Ny. A


DENGAN ASFEKSIA DI RUANG PICU / NICU
RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA

Tanggal Pengkajian : 29/07/2019, Pukul : 10.35 WIB


Oleh : Kelompok 6 (Novarini, Joaninha, Brilian)
Tempat Praktik : NICU / PICU
Pengkajian diperoleh dari status klien dan keluarga

A. IDENTITAS KLIEN
Nama : By. Ny. A
Tanggal lahir/ umur : 29-07-2019 (0 hari) Jam Lahir : 08.45 WIB
Agama : Islam
Nama Bapak/Ibu : Bpk. M/ Ibu. A
Pendidikan Bapak/Ibu : SMP/SMA
Alamat : Yogyakarta
NO. RM : 00812XXXX
Kelas : NICU/JKN/II
Diagnosa Medis : Asfeksia
MRS : Tanggal 29 Juli 2019 Jam 10.00

B. KELUHAN PASIEN
1. Keluhan utama saat dikaji : kedua tangan dan kaki tampak kebiruan
2. Keluhan tambahan saat dikaji :
Pasien merintih Retraksi Dada (+), pasien merintih

35
36

3. Alasan utama saat masuk Rumah Sakit


Bayi lahir tidak langsung menangis, cyanosis, dilakukan langkah awal
resusitasi. SPO2 di OK 80% sampai di VK Ku sedang, menangis merintih,
retraksi dada ringan. Hasil pemeriksaan GDS 60 mg/dl, bayi belum
BAK/BAB. Lapor dr Margaretha : bayi diobservasi di ruang NICU.
4. Riwayat penyakit sekarang :
Bayi A rujukan dari VK tanggal 29 Juli 2019 pukul 10.00 WIB . bayi A
lahir tanggal 29 Juli 2019 pukul 08.48 WIB di RS Bethesda Yogyakarta.
Bayi tidak menangis saat lahir, apgar score 1: 4 menit , V : 6. Pernafasan
menggunakan alat bantu nafas nasal kanul campur 1: 0,1 liter permenit
C. RIWAYAT KELAHIRAN
1. Ante natal
Ibu dari Ny. A mengatakan bahwa umur kehamilan 3 bulan baru
mengetahui Ny. A hamil. Setelah mengetahui Ny. A hamil di periksa
rutin ke Puskesmas dan RS Bethesda Lempunyangwangi karena Ny. A
mempunyai riwayat bipolar sedang mengkonsumsi obat .
Selama hamil Ny. A sudah suntik TT 1x sebelum menikah.
Selama trimester II : Ny A pernah kambuh bipolarnya
Selama trimester III: Ny. A sesak nafas sampai dirawat diruang VK
selama 2 malam pada tanggal 3 Juni 2019.
Ny. A mempunyai riwayat penyakit asma, bipolar dan kelainan tulang
belakang.
2. Intra natal
a. Umur kehamilan 35 minggu
b. Jenis Persalinan : SC
c. Penyakit Persalinan : SC dengan indikasi malposisi dan
Chepalopelvic Disproportion (CPD)
d. Komplikasi persalinan : Tidak ada
37

3. Post natal.
Bayi lahir pada tanggal 29 Juli 2019 jam 08.45 dengan berjenis
kelamin perempuan
a. BBL : 2510 gram
b. PB : 43 cm
c. Lingkar dada : 30 cm
d. Lingkar kepala 32 cm
e. Lingkar lengan atas : 10 cm
4. Trauma Lahir
Tidak ada trauma lahir
5. APGAR score :
Menit I : 4 , Menit V : 6.
6. Pernafasan
Pernafasan RR : 44 x/menit dibantu Nasal kanul campur dengan
tekanan 1:0.1 liter/menit oksigen.

D. KONDISI SAAT INI


1. Nutrisi : saat dilakukan pengkajian By. A belum diberikan ASI
2. Aktifitas
Bayi beraktivitas gerak aktif

7. PEMERIKSAAN FISIK
1. Antropometri
 Berat Badan (BB) : 2510 gram
 Panjang Badan (PB) : 43 cm
 Lingkar Kepala (LK) : 32 cm
 Lingkar Dada (LD) : 30 cm
 Lingkar Perut (LP) : 28 cm
 Lingkar Lengan Atas (LLA): 10 cm
2. Tanda-tanda vital
 Heart Rate (HR) : 139 x/menit
38

 RR : 44 x/menit
 Suhu : 36,2oC
3. Kepala
a. Bentuk simetris, sutura tepat
b. Fontanela anterior belum menutup dan tidak cekung, fontanela
posterior belum menutup dan tidak cekung
- Mata
Konjungtiva tidak anemis, bentuk simetris, sklera berwarna putih,
pupil isokor, reflek cahaya positif.
- Telinga
Bentuk telinga simetris antara kanan dan kiri.
- Hidung
Bentuk hidung simetris dan tidak ada sekret, terpasang nasal kanul O2
campur dengan tekanan 1 : 0.1 liter permenit oksigen.
- Mulut
Bentuk mulut tidak ada kelainan labiopallatoskizis, mukosa mulut
lembab
- Leher
Tidak ada trauma dan tidak ada pembengkakan kelenjar tyroid.
4. Dada
Bentuk dada simetris sama antara dada kanan dan kiri, tidak ada kelainan
bentuk dada
5. Perut
Bentuk perut simetris, tidak distensi, tali pusat belum putus dan basah,
tidak berbau, warna coklat kehitaman.
6. Anus
Tidak terdapat benjolan, tidak ada kelainan seperti atresia ani.
7. Ekstremitas
- Atas : ekstermitas atas sama panjang
- Bawah : ekstermitas bawah sama panjang.
39

8. Sistem Pernafasan
Pasien bernafas spontan menggunakan bantuan nasal kanul oksigen
campur dengan tekanan 1 : 0,1 liter permenit oksigen. Frekuensi nafas 44
x/menit ireguler, suara pernafasan vesikuler di semua lapang paru, tipe
nafas menggunakan perut, tidak ada retraksi dada, palpasi simetris,
saturasi oksigen: 99%.

Tabel Down Score


0 1 2
RR <60 60 – 80 >80
Vesikuler Baik
Tidak ada
Reaksi Dada (-) Ringan Berat
Merintih (-) Dengan Tanpa Stetoskop
Stetoskop
Sianosis (-) Dengan O2 Dengan O2 tetap
membaik sianosis
Nilai Down Score kurang lebih 3 (Distress Nafas Ringan)
9. Sistem Kardiovaskuler
Bunyi jantung terdengan BJ I pada daerah apikal dan tidak ada bunyi
jantung tambahan, frekuensi nadi 160x/menit, suhu menggunakan
inkubator dengan suhu inkubator 33,1oC, akral teraba hangat dan capilary
refill 2 detik, suhu tubuh bayi 36,2oC.
10. Sistem Neurologis
Tingkat kesadaran S5 (mata terbuka, menangis, bergerak), reflek cahaya
(+), reflek menggengam (+), reflek rooting (+), reflek palmar graps (+),
reflek babinski (+), Reflek sucking (+).
11. Sistem Gastrointestinal
Saat pengkajian dan dilakukan inspeksi by Ny. A belum BAB.
12. Sistem Perkemihan
Belum BAK
13. Sistem Integumen
Warna kulit tidak pucat, turgor sedang.
40

14. Nutrisi
Status gizi, BBL 2510 gram
15. Psikososial
Tidak terkaji
16. Orientasi
a. Keluarga sudah di jelaskan keadaan penyakit oleh dokter, dan kondisi
bayi sudah dijelaskan oleh perawat tentang pemberian ASI Donor
karena ibu mempunyai riwayat Bipolar.
b. Nenek bertanya tentang apakah cucunya jadi diperiksa laboratorium.

17. Dischard Planning


1. Pemberian ASI eksklusif samapai usia bayi 6 bulan, memahami
tanda–tanda sianosis.
2. Perawatan bayi saat di rumah, cara memandikan, menjaga bayi agar
tetap hangat, meposisikan bayi untuk memaksimalkan ventilasi.
3. Cara menyusui yang benar agar tidak terjadi aspirasi.
4. Pemberian ASI per dua jam.
5. Apabila ada tanda kejang dan panas tinggi rekomendasikan untuk
segera membawa ke pelayanan kesehatan terdekat.
6. Ajarkan five moment, enam langkah cuci tangan sebelum
bersentuhan dengan bayi.
41

8. PROGRAM TERAPI
Tanggal 29 Juli 2019 (10.00)
- Pasang 02 campur dengan tekanan 1 : 0,1 liter/menit oksigen.
- Cek PDL dan HB
- Bila perlu pasang infus D10%
Tanggal 29 Juli 2019 (15.00)
- Pemasangan OGT No 5
Tanggal 30 Juli 209
- Oksigen campur dengan tekanan 1 : 0,1 liter/menit oksigen aff
- OGT : 8x 2 cc

9. DATA PENUNJANG
1. Hasil Laboraturium tanggal 29 – 07-2019
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai
Rujukan
Jam 11.00 GDS 53 Mg/dl 70-140
Jam 16.00 GDS 84

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai


Rujukan
HEMATOLOGI
Hematologi Lengkap
Haemoglobin 16.1 g/dL 16.5 – 21.5
Lekosit 20.06 ribu/mmk 9.0 – 37.0
Hitung Jenis
Eosinofil 0.2 % 1–5
Basofil 0.9 % 0–1
Segment Neutrofil 48.3 % 40 – 80
Limfosit 36.5 % 18- 38
Monosit 14.1 % 1 – 11
Hematokrit 46.5 % 48.0 – 68.0
Eritrosit 17.6 juta/mmk 4.80-6.90
Golongan Darah 0
RDW 17.6 % 11.5-14.5
MCV 98.5 fL 95.0-125.0
MCH 34.1 pg 30.0-42.0
MCHC 34.6 g/dL 30.0-34.0
Trombosit 304 ribu/mmk 150-450
MPV 9.9 fL 7,2-11.1
42

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai


Rujukan
PDW 11.7 fL 9.0-13.0

Tanggal 30 juli 2019


Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai
Rujukan
GDS 80 Mg/dl 70-140
43

10. Analisa Data


No. Data Masalah Penyebab
1. S : - Ketidakefektifan Berkurangnya
Pola nafas suplai 02 keotak
O : Pasien lemah, pasien bernafas
spontan, menggunakan nasal
kanul dengan O2 campur 1: 0,1
lpm, Frekuensi nafas 44 x/menit
ireguler, tipe nafas menggunakan
perut, palpasi simetris, saturasi
oksigen: 99%.
DONW SKOR
 RR <60 nilai 0
 Vesikuler baik nilai 0
 Retraksi dada (-) nilai 0
 Merintih (+) nilai 2
 Sianosis (+) nilai 1
Penilaian DONW SKOR 3
(distress nafas ringan 3)
2. S :- Resiko Fluktuasi suhu
ketidakefektifan
O: lingkungan
termoregulasi
- Akral teraba hangat dan
diujung tangan dingin
- Kedua tangan dan kaki
tampak kebiruan
- Crt > 3 detik
- Kulit berwarna kemerahan
- Usia kehamilan 35 minggu
- Bb lahir 2510 gram
- Suhu 36.20C
- Suhu Inkubator 35.10C
44

- Hasil studi dokumentasi


riwayat lahir bayi tidak
langsung menangis dan
cyanosis.
3. S :- Ketidakefektifan Bayi prematur
pemberian ASI
O : bayi rawat terpisah dengan
ibunya, ibu tidak bisa
memberikan ASI karena
konsumsi obat bipolar.
Bayi sementara Asi Donor
Hasil studi dokumentasi tanggal
29-07-19 jam 11.00 GDS 53
mg/dl, jam 16.00 GDS 84 mg/dl
4 S: - Resiko jatuh Usia < 2 tahun
O:
- Bayi dirawat dalam incubator
- Penilaian resiko jatuh
HUMPTY DUMPTY total skor
14 yaitu resiko tinggi.

11. Diagnosa Keperawatan


a. Ketidakefektifan Pola nafas b/d keletihan otot pernafasan
b. Resiko ketidakefektifaan termoregulasi dengan factor fluktuasi suhu
lingkungan.
c. Ketidakefektifan pemberian ASI berhubungan dengan bayi prematur
d. Resiko jatuh dengan factor resiko usia < 2 tahun, Humpty Dumpty total
skor 14
12. Perencanaan Keperawatan
Nama Pasien : By. Ny. A
Ruangan : PICU-NICU
Tanggal : 29-07-19
Nama Mahasiswa : Kelompok 6
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN & TINDAKAN KEPERAWATAN
DX DATA PENUNJANG RASIONAL
TUJUAN & KRITERIA HASIL INTERVENSI
1 Tgl 29 Juli 2019 pukul 11.50 WIB Tgl 29 Juli 2019 pukul 12.00 WIB Tgl 29 Juli 2019 pukul 12.10 WIB Tgl 29 Juli 2019 pukul 12.20 WIB
Ketidakefektifan Pola napas
berhubungan dengan keletihan otot Setelah dilakukan tindakan 1. Observasi vital sign (nadi, suhu, 1. Perubahan tanda vital sign dan
pernafasan ditandai dengan : keperawatan selama 3 x 24 jam pola respirasi) tiap 1 jam, SpO2. penurunan kadar SpO2
nafas menjadi efektif dengan kriteria mengindikasikan bayi mengalami
S:- hasil : kekurangan oksigen.
O : Pasien lemah Pasien bernafas - Frekuensi nafas normal (30- 2. Observasi adanya retraksi dada, 2. Sianosis dan CRT > 2 dtk
spontan, ireguler, 40x/menit) reguler perubahan warna kulit sianosis, mengindikasikan oksigen tidak sampai
menggunakan nasal kanul - Tidak ada perubahan warna obs. CRT setiap 6 jam ke prifer dan untuk menentukan
dengan O2 campur 0,1 lpm. kulit sianosis. intervensi selanjutnya. Retraksi dada
Frekuensi nafas 44 x/menit, - Tidak ada retraksi dada. menunjukan bayi berusaha untuk
tipe nafas menggunakan perut, - Respirasi spontan, bunyi bernafas lebih karena kekurangan
sama antara kanan dan kiri, pernafasan vesikuler oksigen.
simetris antara kanan dan kiri disemua lapang paru. 3. Berikan terapi oksigen campur 1: 3. Memenuhi kebutuhan oksigen di
dan tidak ada lendir, saturasi - CRT < 2 detik 0,1 lmp. seluruh jaringan sehingga tidak terjadi
oksigen: 99%. - SpO2 95-100% hipoksia.
 DONW SKOR 4. Kolaborasi dengan dokter dalam 4. Dengan hasil analisa gas darah maka
 RR <60 nilai 0 pemeriksaa analisa gas darah bila dapat diberikan intervensi oksigen
 Vesikuler baik nilai 0 diperlukan. sesuai dengan kebutuhan.
 Merintih (+) nilai 2
 Sianosis (+) nilai 1
Penilaian DONW SKOR 3

Nova Nova Nova Nova

45
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN & TINDAKAN KEPERAWATAN
DX DATA PENUNJANG RASIONAL
TUJUAN & KRITERIA HASIL INTERVENSI
2 Tgl 29 Juli 2019 pukul 11.50 WIB Tgl 29 Juli 2019 pukul 12.00 WIB Tgl 29 Juli pukul 12.10 WIB Tgl 29 Juli 2019 pukul 12.20 WIB
Risiko ketidakefektifan
Termoregulasi dengan factor Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor suhu setiap jam 1. Memantau perubahan suhu bayi
fluktuasi suhu lingkungan keperawatan selama 3x24 jam 2. Monitor warna kulit 2. Perubahan warna kulit indikasi
ketidakefektifan termoregulasi bayi 3. Berikan cairan ASI debanyak 10 perubahan termoregulasi
tidak terjadi dengan kriteria hasil: cc sesuai program dokter 3. Mencegah terjadinya dehidrasi
1. Seimbangan antara produksi 4. Laksanakan program dokter 4. Cek GDS berguna menentukan
panas, panas yang diterima, dan untuk cek GDS guna apakah bayi mengalami hipoglikemi
kehilangan panas menentukan apakah bayi atau tidak.
2. Temperature suhu stabil: 36,50- mengalami hipoglikemi atau 5. Menjaga kehangatan pada bayi
370C tidak.
3. Tidak ada perubahan warna 5. Laksanakan program dokter
kulit untuk penggunaan Inkubator
4. Glukosa Darah stabil
5. Pengendalian resiko hipotermi

Nova
Nova Nova
Nova
3 Tgl 29 Juli 2019 pukul 15.50 WIB Tgl 29 Juli 2019 pukul 16.00 WIB Tgl 29 Juli 2019 pukul 16.10 WIB Tgl 29 Juli 2019 pukul 16.20 WIB
Ketidakefektifan pemberian ASI
berhubungan dengan bayi prematur Setelah dilakukan tindakan 1. Observasi turgor kulit,kelembapan 1. Turgor yang tidak elastis dapat
keperawatan selama 3 x 24 jam tidak kulit setiap 6 jam menandakan bayi kurang gizi
terjadi defisit nutrisi dengan kriteria 2. Observasi adanya muntah setiap 6 2. Muntah yang berlebihan dapat
hasil : jam menyebabkan dehidrasi
- Mengalami penambahan 3. Pemasukan nutrisi adekuat bila refleks
berat badan tiap hari 20-30 3. Melatih reflek menghisap dan hisap baik
gram pada 3-4 bulan menelan setiap 6 jam 4. Adanya peristaltik usus yang baik (5-35
pertama. 4. Dengarkan peristaltik usus setiap x/menit) menandakan proses
- Pasien tidak muntah. 6 jam pencernaan baik.
- Turgor elastis

46
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN & TINDAKAN KEPERAWATAN
DX DATA PENUNJANG RASIONAL
TUJUAN & KRITERIA HASIL INTERVENSI
- Terdengar peristaltik usus 5- 5. Timbang BB setiap pagi. 5. Untuk mengetahui pertumbuhan bayi
35x/ menit
- Reflek hisap kuat.
- Reflek menelan kuat. 6. Hitung kebutuhan cairan (100 6. Pemberian cairan sesuai dengan
- Kulit teraba lembab. cc/kg BB/24jam) setiap 7 jam kebutuhan akan meningkatatkan
kebutuhan dan perkembangan bayi
7. Berikan nutrisi/ASI sesuai dengan 7. Memenuhi kebutuhan nutrisi
kebutuhan tubuh.
8. Kolaborasi dengan dokter dalam 8. Memberikan tambahan nutrisi melalui
pemberian terapi parenteral infus parenteral
D10%

Nova
Nova Nova
Nova

4 Tgl 29 Juli 2019 pukul 15.50 WIB Tgl 29 Juli 2019 pukul 16.00 WIB Tgl 29 Juli 2019 pukul 16.00 WIB Tgl 29 Juli 2019 pukul 16.20

Resiko Jatuh dengan faktor resiko setelah dilakukan tindakan 1. Monitor lingkunag bayi 1. Mengurangi resiko jatuh
usia <2 tahun, humpty dumpty 14 keperawatan selam 3x24 jam resiko (incubator)
jatuh bayi terkontrol, bayi tidak 2. Pantau resiko jatuh bayi 2. Untuk mengetahui skor resiko jatuh
mengalami injuri dengan kriteria menggunakan humpty dumpty pada bayi
hasil: 3. Pastikan incubator tertutup 3. Mencegah terjadinya jatuh
bayi terbebas dari cedera dengan rapat
4. Berikan penanda dengan gelang 4. Gelang fall risk mendandakan pasien
fall risk. beresiko tinggi untu jatuh.

Nova Nova Nova Nova

47
48

CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Pasien : Bayi Ny. A
Ruangan : PICU-NICU
Diagnosa Medis : Asfiksia
No. No. Hari/Tgl PERKEMBANGAN (SOAPIE) TANDA
DK/MK TANGAN
1. Ketidakefe 29-07-2019 I:
ktifan pola
napas 12.30 1. Mengobservasi respirasi, SPO2 dan retraksi dada
Nova
- Respirasi: 40 kali/menit, SpO2 : 90%, tidak ada retraksi
dada

12.35 2. Mengobservasi adanya perubahan warna kulit sianosis dan


mengobservasi CRT Nina
- Kulit pucat, CRT <2 detik

3. Memberikan terapi oksigen campur 1:0,1 liter/menit


12.38 Billy
- Oksigen nasal canul campur 1:0,1 liter/menit

4. Mengobservasi respirasi, SPO2 dan retraksi dada


13.45 - Respirasi: 44 kali/menit, SpO2: 90%, ireguler Nina

E: S : -
14.00 O :Respirasi: 44 kali/menit, ireguler, SpO2:90-93%. Pasien
menggunakan nasal kanul dengan O2 campur 0,1 lpm, CRT Nova
< 2detik

I
1. Mengobservasi respirasi, SPO2 dan retraksi dada
14.10 - Respirasi: 54 kali/menit, SpO2: 95%, retraksi dada Tyas
tidak ada

2. Mengobservasi adanya retraksi dada, perubahan warna kulit


14.30 dan CRT Tyas
- Tidak ada retraksi dada, warna kulit merah, CRT<2
detik

3. Mengobservasi aliran O2 yang diberikan


14.45 - Oksigen nasal canul campur 1:0,1 liter/menit
Tyas
4. Mengobservasi respirasi, SPO2 dan retraksi dada
- Respirasi: 46 kali/menit, SpO2: 98%, tidak ada retraksi
15.00 Tyas
dada

5. Mengobservasi respirasi, SPO2 dan retraksi dada


- Respirasi: 46 kali/menit, SpO2: 98%, tidak ada retraksi
16.00 dada Tyas

6. Mengobservasi respirasi, SPO2 dan retraksi dada


- Respirasi: 40 kali/menit, SpO2: 99%, tidak ada retraksi
17.00 dada
Tyas
7. Mengobservasi respirasi, SPO2 dan retraksi dada
- Respirasi: 38 kali/menit, SpO2: 100 %, tidak ada
18.00 retraksi dada Tyas
8. Mengobservasi respirasi, SPO2 dan retraksi dada, tangisan
49

No. No. Hari/Tgl PERKEMBANGAN (SOAPIE) TANDA


DK/MK TANGAN
bayi
19.00 - Respirasi: 54 kali/menit, SpO2: 100%, tidak ada Varida
retraksi dada, menangis kuat

9. Mengobservasi respirasi, SPO2 dan retraksi dada, tangisan


bayi
20.00 - Respirasi: 36 kali/menit, SpO2: 100%, tidak ada Varida
retraksi dada, menangis kuat

10. Mengobservasi perubahan warna kulit dan CRT


- Warna kulit merah, CRT< 2 detik
20.30 Varida
11. Mengobservasi respirasi, SPO2 dan retraksi dada
- Respirasi: 43 kali/menit, SpO2: 100%, tidak ada
retraksi dada
21.00 Varida
E: S : Tidak dapat dikaji
O :Respirasi: 43 kali/menit, ireguler, SpO2: 100 %. Pasien
bernafas spontan, menggunakan nasal kanul dengan O2
21. 05 campur 0,1 lpm, menangis kuat Varida

S : Tidak dapat dikaji


O: Respirasi: 45 kali/menit, SpO2: 100%, nasal kanul tidak
terpasang, warna kulit merah, CRT < 2 detik, tidak ada retraksi
30-07-2019
dada
07.00
A: Masalah ketidakefektifan pola napas teratasi
P : Hentikan Intervensi
Tyas

S:
0: Respirasi 48 x/menit, SpO2 70%,
Tidak terpasang 02,
15.50
A: Ketidakefektifan Pola nafas
P: Intervensi dilanjutkan
I
1. Pemasangan oksigen nasal kanul.
- Oksigen terpasang 1: 0,1 liter kanul
2. Mengubah posisi bayi
15.54 Nova
- Bayi di Nesting
3. Mengobservasi vital sign
15. 59 - Suhu 370C, Nadi 123 x/mnt, RR: 44x/mnt, SPO2 100% Billy
4. Mengobservasi KU / VS
- Kesadaran baik, anak gerak aktif, terpasang oksigen
16.00 nasal kanul 1: 0.1 liter/mnt Nina
- RR : 40 x/mnt, SPO2 98% , tidak ada retraksi dinding
18.00 dada Nina
E:
S: Tidak terkaji
0: bayi tidur
- Terpasang 02 Nasal kanul campur 1: 0,1 liter x/mnt
20.00 - Tidak ada retraksi dinding dada Nova
- RR : 40 x/mnt, Sp02 100%, warns kulit merah, CRT > 2
detik, tidak cyanosis.
A: masalah sebagian teratasi
P: pertahankan Intervesi 1,2,3
50

CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Pasien : Bayi Ny. A
Ruangan : PICU-NICU
Diagnosa Medis : Asfiksia

No. No. Hari/Tgl PERKEMBANGAN (SOAPIE) TANDA


DK/MK TANGAN
1 Gangguan 31-07-2019
Pola Nafas
08.00 S:- Billy
O : - Respirasi: 40 kali/menit, ireguler, SpO2 : 99 %. Pasien
menggunakan nasal kanul dengan O2 campur 0,1 lpm,
CRT < 2detik Billy

A : Masalah gangguan pola nafas Billy


P : lanjutkan intervensi nomor 1 – 4
I :
08.00 1. Mengobservasi respirasi, SPO2 dan retraksi dada
- Respirasi: 40 kali/menit, SpO2: 95%, retraksi dada Billy
tidak ada, tidak ada sianosis.

2. Mengobservasi adanya retraksi dada, perubahan warna kulit


dan CRT
- Tidak ada retraksi dada, warna kulit merah, CRT<2
Tyas
detik

3. Mengobservasi aliran O2 yang diberikan


- Oksigen nasal canul campur 1:0,1 liter/menit

4. Mengobservasi respirasi, SPO2 dan retraksi dada


09.00
- Respirasi: 40 kali/menit, SpO2: 99%, tidak ada retraksi
dada Tyas

4. Mengobservasi respirasi, SPO2 dan retraksi dada


10.00 - Respirasi: 38 kali/menit, SpO2: 95%, tidak ada retraksi Tyas
dada

1. Mengobservasi respirasi, SPO2 dan retraksi dada Tyas


11.00 - Respirasi: 36 kali/menit, SpO2: 96%, tidak ada retraksi
dada.

2. Mengobservasi respirasi, SPO2 dan retraksi dada


12.00 - Respirasi: 42 kali/menit, SpO2: 95%, tidak ada retraksi
dada.
Tyas
3. Mengobservasi respirasi, SPO2 dan retraksi dada
- Respirasi: 36 kali/menit, SpO2: 96%, tidak ada retraksi
13.00 Tyas
dada.

E : S : Tidak bisa dikaji


14.00 O : Respirasi: 42 kali/menit, SpO2: 98%, retraksi dada tidak ada, Billy
tidak ada sianosis, bayi menangis kuat
A : masalah teratasi
P : Hentikan intervensi
51

CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Pasien : Bayi Ny. A
Ruangan : PICU-NICU
Diagnosa Medis : Asfiksia

No No. Hari/Tgl PERKEMBANGAN (SOAPIE) TANDA


DK/MK TANGAN
2. Risiko 29-07-2019 I:
ketidakefe -
ktifan 13.00 1. Memonitor suhu dan akral
Nova
Termoregu- - Suhu: 37,20 C, akral hangat
lasi
2. Memonitor suhu dan akral Nina
14. 00
- Suhu: 37,10C, akral hangat

14.05 E: S : Tidak dapat dikaji


O : Suhu: 37o- 37,2, akral hangat Nina

I
15.00 1. Memonitor suhu dan akral
- Suhu: 36,90C, akral hangat Tyas

2. Memonitor suhu dan warna kulit


16.00
- Suhu: 37, akral hangat, warna kuit merah Tyas

3. Melaksanakan pemeriksaan Gula Darah Sewaktu Tyas


16. 05 - Gula darah sewaktu 84 mg/dL

4. Memberikan ASI 2 cc
16. 10 - ASI masuk, tidak muntah Tyas

5. Memonitor suhu dan akral


17.00 - Suhu: 37,20c, Nadi: 123 x/mnt, Respirasi: 40 kali/menit, Tyas
SpO2 : 90%, tidak ada retraksi dada

6. Memonitor suhu dan akral


18.00 - Suhu: 37,20c, Nadi: 123 x/mnt, Respirasi: 40 kali/menit,
SpO2 : 90%, tidak ada retraksi dada Tyas

7. Mengobservasi suhu inkubator


18.30 - Suhu inkubatir 31,10 C
Varida
8. Memonitor suhu dan akral
19.00 - Suhu: 37,20c, Nadi: 123 x/mnt, Respirasi: 40 kali/menit,
SpO2 : 90%, tidak ada retraksi dada
Varida
9. Memonitor suhu dan warna kulit
- Suhu: 37,20c, Nadi: 123 x/mnt, Respirasi: 40 kali/menit,
20.00
SpO2 : 90%, tidak ada retraksi dada
Varida
10. Memonitor suhu, akral dan warna kulit
- Suhu: 37,20c, Nadi: 123 x/mnt, Respirasi: 40 kali/menit,
21.00
SpO2 : 90%, tidak ada retraksi dada Varida

S : Tidak dapat dikaji


52

No No. Hari/Tgl PERKEMBANGAN (SOAPIE) TANDA


DK/MK TANGAN
O: Suhu: 37,40c, Nadi: 131 kali/menit, Respirasi: 44 kali/menit, Tyas
30-7-2019 SpO2: 90%.
07.00 A: Masalah Risiko ketidakefektifan Termoregulasi belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi nomor 1, 2, 3, 4, 5

I:
1. Memonitor suhu dan warna kulit Tyas
- Suhu: 370C, warna kult kemerahan
07.05
2. Memonitor suhu dan akral Tyas
- Suhu: 37,40C, akral hangat
08.00
3. Memonitor suhu Tyas
- Suhu: 37,40C, akral hangat
09.00
4. Memonitor suhu dan warna kulit Tyas
- Suhu: 37,30 C, warna kulit kemerahan
10.00
5. Memonitor suhu Inkubator
Tyas
- Suhu: 330C
10.30
6. Memonitor suhu dan warna kulit
- Suhu: 37,20C, kulit kemerahan Tyas

11.00
7. Memonitor suhu dan akral
- Suhu: 37,50 C, akral hangat Tyas
12.00 8. Memonitor suhu Inkubator
- Suhu: 32, 60C
Tyas
12.30 9. Memonitor suhu
- Suhu: 37,50 C
Varida
13.00 10. Memonitor suhu dan akral
- Suhu: 37,40C, akral hangat

13.45 Varida
11. Memonitor suhu dan warna kulit
- Suhu: 37,20C

14.00 E: Varida
S : Tidak dapat dikaji
O: Suhu: 37,40C, akral hangat, warna kulit, warna kemerahan
14.05 A: Masalah Risiko ketidakefektifan Termoregulasi belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi nomor 1, 2, 3, 4, 5
Varida
S : Tidak dapat dikaji
O: Suhu: 37,40C, akral hangat, warna kulit kemerahan, suhu
inkubator 32, 60C
A: Masalah Risiko ketidakefektifan Termoregulasi belum teratasi
14. 10 P : Lanjutkan Intervensi nomor 1, 2, 3, 4, 5 Billy

I:

1. Memonitor suhu dan warna kulit


- Suhu: 37, 30C, warna kult kemerahan
53

No No. Hari/Tgl PERKEMBANGAN (SOAPIE) TANDA


DK/MK TANGAN

Billy
14.15 2. Memonitor suhu dan akral
- Suhu: 37,30C, akral hangat

3. Memonitor suhu Billy


15.00 - Suhu: 370C, akral hangat

4. Memonitor suhu dan warna kulit Billy


16.00 - Suhu: 37,30 C, warna kulit kemerahan

5. Memonitor suhu Inkubator Billy


17.00 - Suhu: 32,50C

6. Memonitor suhu dan warna kulit


Billy
- Suhu: 370C, kulit kemerahan
17.30
7. Memonitor suhu dan akral Nova
- Suhu: 37,30 C, akral hangat
18.00
8. Memonitor suhu Inkubator
- Suhu: 32, 60C Nova
19.00
9. Memonitor suhu
- Suhu: 37,20 C
19.30 Nova
10. Memonitor suhu dan akral
- Suhu: 37,30C, akral hangat
20.00 Nina
E:
Nina
21.00 S : Tidak dapat dikaji
O: Suhu: 37,30 C, suhu inkubator : Suhu: 32,50C, akral hangat,
kulit kemerahan
21.05 A: Masalah Risiko ketidakefektifan Termoregulasi
P : Lanjutkan Intervensi nomor 1, 2, 3, 4, 5

Nina

31-7-2019
54

CATATAN PERKEMBANGAN

Nama Pasien : Bayi Ny. A


Ruangan : PICU-NICU
Diagnosa Medis : Asfiksia

No. No. Hari/Tgl PERKEMBANGAN (SOAPIE) TANDA


DK/MK TANGAN
2 Resiko 31 – 7 - 2019
Ketidaksei 07.00 S : tidak dapat dikaji
mbangan
thermoreg O:- Suhu 36,9 c , kulit kemerahan
ulasi ASI diberikan 2 cc per jam

A : Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan Intervensi

I : 1. memantau keadaan umum dan suhu pasien, memberikan


08.00 ASI 2 cc peroral
- Suhu 36,9, kulit kemerahan, bayi berada dalam incubator.
- ASI sudah diberikan, bayi tidak muntah

2. memantau keadaan umum dan suhu pasien


09.00 - Suhu 36,2 , kulit kemerahan

10.00 3. memantau keadaan umum dan suhu pasien, memberikan


ASI 2 cc peroral
- Suhu 37, 1 , kulit kemarahan , akral hangat
- ASi 2 cc diberikan peroral, bayi tidak muntah

4. memantau keadaan umum dan suhu pasien


11.00 - Suhu 37,1 , kulit kemerahan

12.00 5. memantau keadaan umum dan suhu pasien, memberikan


ASI 2 cc peroral
- Suhu 37, 1 , kulit kemarahan , akral hangat
- ASi 2 cc diberikan peroral, bayi tidak muntah

6. memantau keadaan umum dan suhu pasien


13.00 - Suhu 37,1 , kulit kemerahan

14.00 E:S:
O : memantau keadaan umum dan suhu pasien, memberikan
ASI 2 cc peroral
- Suhu 36,2, kulit kemarahan , akral hangat
- ASi 2 cc diberikan peroral, bayi tidak muntah
A : Masalah teratasi
P : hentikan intervensi
55

CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Pasien : Bayi Ny. A
Ruangan : PICU-NICU
Diagnosa Medis : Asfiksia
No. No. Hari/Tgl PERKEMBANGAN (SOAPIE) TANDA
DK/MK TANGAN
3. Risiko 29-07-2019 I:
defisit
nutrisi 16.50 1. Memberikan ASI 2 cc via OGT Tyas
- ASI masuk, tidak muntah

17.00 2. Mengobservasi peristaltik Tyas


- Peristaltik belum terdengar dalam 1 menit

21.00 E
S : Tidak dapat dkaji Tyas
O: ASI masuk 2 cc via OGT nomor 5
30-0-2019
07.00 S : Tidak dapat dikaji
O: ASI masuk 2 cc per oral, tidak terpasang OGT
BB: 2370 gram
A: Masalah Risiko defisit nutrisi belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi nomor 2, 4, 7, 8

08.00 I: Varida
1. Mengobservasi muntah bayi
- Bayi tidak muntah
09.00
2. Memberikan ASI 2 cc menggunakan feeder cup Varida
- ASI masuk, tidak muntah
10.00 3. Memonitor peristaltik Varida
- 1x dalam 1 menit

11.00 4. Memonitor muntah bayi Varida


- Bayi tidak muntah

12.00 5. Memberikan ASI 2 cc menggunakan feeder cup Tyas


- ASI masuk, tidak muntah

13.00 6. Memonitor muntah bayi


- Bayi tidak muntah Tyas

14.00 E:
S : Tidak dapat dikaji
O: ASI masuk peroral, bayi tidak muntah, bising usus 1x Tyas
permenit,
A: Masalah Risiko defisit nutrisi belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi nomor 2, 4, 7, 8

14.05 S : Tidak dapat dikaji Billy


O: ASI masuk peroral, bayi tidak muntah, bising usus 1x permenit,
A: Masalah Risiko defisit nutrisi belum teratasi
56

No. No. Hari/Tgl PERKEMBANGAN (SOAPIE) TANDA


DK/MK TANGAN
P : Lanjutkan Intervensi nomor 2, 4, 7, 8

I:
15.00 1. Mengobservasi muntah bayi
- Bayi tidak muntah Billy

16.00 2. Memberikan ASI 2 cc menggunakan feeder cup


- ASI masuk, tidak muntah Billy

16.15 3. Memonitor peristaltik Nova


- 1x dalam 1 menit

17.00 4. Memonitor muntah bayi


- Bayi tidak muntah Nova

5. Memberikan ASI 2 cc menggunakan feeder cup Nina


20.00
- ASI masuk, tidak muntah
Nina
6. Memonitor muntah bayi
20.15 - Bayi tidak muntah

E:
21.00
S : Tidak dapat dikaji
O: ASI masuk peroral, bayi tidak muntah, bising usus 1x
permenit, Nina
A: Masalah Risiko defisit nutrisi belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi nomor 2, 4, 7, 8

S : tidak terkaji
31-07-2029
O : - kulit tampak kemerahan
07.00 - Turgor kulit baik
- BB: 2270 Gram
- Kulit kemerahan
- Bayi bisa menghisap dengan baik
A: Masalah keperawatan belum teratasi
P: lanjutkan intervensi no 2,4,5

I:

1. mengobservasi turgor kulit,kelembapan


08.00 - Turgor kulit baik, kulit bayi lembab
- ASI masuk 5 cc peroral

08.10 2. mengbservasi adanya muntah setiap


- anak tidak mengalami muntah
08.15
3. Melatih reflek menghisap dan menelan
- Bayi bisa menelan dengan baik ketika diberikan ASI
- ASI masuk 5 cc
10.00
4. Memberikan ASI 5 cc peroral
- Bayi bisa menelan dengan baik, bayi tidak muntah
57

No. No. Hari/Tgl PERKEMBANGAN (SOAPIE) TANDA


DK/MK TANGAN
12.00
5. Memberikan ASI 2cc peroral
- Bayi tidak muntah, bayi bisa menelan dengan baik
13.50

E:
S: Tidak dapat dikaji
O:
14.00 - Turgor kulit baik
- Kulit kemerahan
- Balaance cairan: 15-33,14= -18,4
- Reflek menelan kuat
- Pasien tidak muntah
- Kulit terba lembab
- BB: 2270 gram
- Peristaltic usus:5x/menit
A : Masalah keperawatan belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi keperawatan
R:
1. Kaji ulang status nutrisi dan kebutuhan cairan
58

CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Pasien : Bayi Ny. A
Ruangan : PICU-NICU
Diagnosa Medis : Asfiksia

No. No. Hari/Tgl PERKEMBANGAN (SOAPIE) TANDA


DK/MK TANGAN
4 Risiko 29-07-2019 I
jatuh
16. 30 1. Menilai skor humpty dumpty Tyas
- Skor 14

17.00 2. Memberikan pencahayaan yang cukup Tyas


- Cahaya cukup

3. Memastikan inkubator tertutup rapat dan terkunci Tyas


19.00
- Inkubatir terutup dan terkunci

21.00 E: Tyas
S : Tidak dapat dikaji
O: Pencahayaan di lingkungan bayi terang, inkubator tertutup
rapat dan terkunci, skor risiko jatuh 14

Varida
30-7-2019 S : Tidak dapat dikaji
07.00 O: Pencahayaan di lingkungan bayi terang, inkubator tertutup rapat
dan terkunci, skor risiko jatuh 14
A: Masalah Risiko jatuh belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi nomor 1, 3, 4

I:
Varida
08.00 1. Memberikan pencahayaan yang cukup disekitar inkubator
- Cahaya cukup

2. Memastikan inkubator tertutup rapat dan terkunci Varida


10.00
- Inkubator terutup dan terkunci

4. Menutup kembali inkubator setelah digunakan Tyas


11.00
- Inkubator tertutup

14.00 E:
S : Tidak dapat dikaji
O: Pencahayaan di lingkungan bayi terang, inkubator tertutup Tyas
rapat dan terkunci
A: Masalah Risiko jatuh belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi nomor 1, 3, 4 Tyas

14.05 S : Tidak dapat dikaji


O: Pencahayaan di lingkungan bayi terang, inkubator tertutup rapat Billy
59

No. No. Hari/Tgl PERKEMBANGAN (SOAPIE) TANDA


DK/MK TANGAN
dan terkunci
A: Masalah Risiko jatuh belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi nomor 1, 3, 4

I:
14. 10 1. Memberikan pencahayaan yang cukup disekitar inkubator
- Cahaya cukup Billy

17.00 2. Memastikan inkubator tertutup rapat dan terkunci


- Inkubator terutup dan terkunci Nova

20.00 3. Menutup kembali inkubator setelah digunakan


- Inkubator tertutup
Nova
21.00 E:

S : Tidak dapat dikaji Nina


O: Pencahayaan di lingkungan bayi terang, inkubator tertutup
rapat dan terkunci
A: Masalah Risiko jatuh belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi nomor 1, 3, 4

S: tidak dapat dikaji


31-7-2019 O: pencahayaan terang, bayi tenang, inkubator tertutup rapat. Dan
terkunci
A: masalah resiko jatuh belum teratasi
P: lanjutkan intervensi keperawatan no 1,3,4
I

1. Memberikan pencahayaan yang cukup disekitar inkubator


dan memantau risiko jatuh
08.00 - Cahaya cukup, skor humpty dumpty 14

2. Memastikan inkubator tertutup rapat dan terkunci


10.00 - Inkubator terutup dan terkunci

3. Menutup kembali inkubator setelah digunakan


12.00 - Inkubator tertutup
E
14.00 S : Tidak dapat dikaji
O: pencahayaan terang, bayi tenang, inkubator tertutup rapat. Dan
terkunci, skor humpty dumpty 14, risiko jatuh terkontrol, bayi
tidak terjadi cedera
A: masalah resiko jatuh teratasi
P: Hentikan intevensi keperawtan
60

CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Pasien : Bayi Ny. A
Ruangan : PICU-NICU
Diagnosa Medis : Asfiksia

No. No. Hari/Tgl PERKEMBANGAN (SOAPIE) TANDA


DK/MK TANGAN
2 31-07-2019

08.00 S:- Billy


O : - Respirasi: 40 kali/menit, ireguler, SpO2 : 99 %. Pasien
menggunakan nasal kanul dengan O2 campur 0,1 lpm,
CRT < 2detik Billy

A : Masalah gangguan pola nafas Billy


P : lanjutkan intervensi nomor 1 – 4
I :
08.00 5. Mengobservasi respirasi, SPO2 dan retraksi dada
- Respirasi: 40 kali/menit, SpO2: 95%, retraksi dada Billy
tidak ada, tidak ada sianosis.

6. Mengobservasi adanya retraksi dada, perubahan warna kulit


dan CRT
- Tidak ada retraksi dada, warna kulit merah, CRT<2
Tyas
detik

7. Mengobservasi aliran O2 yang diberikan


- Oksigen nasal canul campur 1:0,1 liter/menit

4. Mengobservasi respirasi, SPO2 dan retraksi dada


09.00
- Respirasi: 40 kali/menit, SpO2: 99%, tidak ada retraksi
dada Tyas

8. Mengobservasi respirasi, SPO2 dan retraksi dada


10.00 - Respirasi: 38 kali/menit, SpO2: 95%, tidak ada retraksi Tyas
dada

5. Mengobservasi respirasi, SPO2 dan retraksi dada Tyas


11.00 - Respirasi: 36 kali/menit, SpO2: 96%, tidak ada retraksi
dada.

6. Mengobservasi respirasi, SPO2 dan retraksi dada


12.00 - Respirasi: 42 kali/menit, SpO2: 95%, tidak ada retraksi
dada.
Tyas
7. Mengobservasi respirasi, SPO2 dan retraksi dada
- Respirasi: 36 kali/menit, SpO2: 96%, tidak ada retraksi
13.00 Tyas
dada.

E : S : Tidak bisa dikaji


14.00 O : Respirasi: 42 kali/menit, SpO2: 98%, retraksi dada tidak ada, Billy
tidak ada sianosis, bayi menangis kuat
A : masalah teratasi
61

No. No. Hari/Tgl PERKEMBANGAN (SOAPIE) TANDA


DK/MK TANGAN
P : Hentikan intervensi
BAB IV

PEMBAHASAN

1. Asfiksia neonatorum merupakan suatu keadaan pada bayi baru lahir yang mengalami
gagal bernafas secara spontan dan teratur segera setelah lahir, sehingga tidak
mendapatkan pasokan oksigen yang cukup dan tidak dapat mengeluarkan CO2 dari
tubuhnya (Dewi, 2011). Teori tersebut sesuai dengan kasus yang dijumpai, yaitu bayi
Ny. A mengalami cyanosis segera setelah lahir, SaO2 : 80%
2. klasifikasi asfiksia berdasarkan penilaian apgar:
a. Asfeksia ringan (Vigorous baby)
Pada asfiksia ringan, skor apgar 7-10, bayi sehat kadang tidak memerlukan
tindakan istimewa.
b. Asfeksia sedang /Moderat asfiksia
Pada asfiksi sedang skor penilain apgar 4-6.
c. Asfeksia berat /Severe asfiksia
Nilai apgar 0-3. Pada asfiksi berat, bayi mengalami aasidosis sehingga
memerlukan perbaikan dan resusitasi aktif dengan segera. (Sukarni& Sudarti,
2014; dewi, 2011)
Berdasarkan teori di atas, bayi Ny. A termasuk dalam Klasifikasi Asfiksia sedang, yaitu
pada menit pertama, nilai apgar: 4
3. Menurut sukarni dan Sudarti, 2014 manifestasi klinis dari asfeksia adalah tangisan lemah
atau merintih, warna kulit pucat atau biru. Kondisi tersebut juga dijumpai pada bayi Ny.
A yaitu bayi lahir tidak langsung menangis, cyanosis, sampai di VK, bayi menangis
merintih, retraksi dada ringan.
4. Penatalaksanaan menurut Sukarni dan sudarti, 2014 diantaranya yaitu:
61
a. Mencegah kehilangan panas, termasuk menyiapkan tempat yang kering dan hangat
untuk melakukan pertolongan.
b. Memposisikan bayi dengan baik (kepala bayi setengah tengadah/ sedikit ekstensi
atau mengganjal bahu bayi dengan kain).

59
60

c. Letkakan kembali bayi pada posisi yang benar, kemudian nilai usaha bernafas,
frekuensi denyut jantung dan warna kuli.
Penatalaksaan tersebut juga diterapkan pada bayi Ny. A yaitu bayi ditempatkan pada
inkubantor, kepala diekstensikan, dengan mengganjal bahu bayi dengan kain,
pernafasan, kadar oksigen dalam perifer, denyut jantung warna kulit, suhu tubuh
bayi dipantau setiap jam.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Asfeksia neonatorum merupakan suatu keadaan pada bayi baru lahir yang mengalami
gagal bernafas secara spontan dan teratur segera setelah lahir, sehingga tidak
mendapatkan pasokan oksigen yang cukup dan tidak dapat mengeluarkan CO2 dari
tubuhnya, manifestasi klinis dari asfeksi adalah tidak bernafas, mengap-mengap yang
dalam, denyut jantung cepat, dan bayi akan terlihat lemas, tangisan lemah atau merintih,
warna kulit pucat atau biru. Penatalaksanaan asfiksia yaitu Mencegah kehilangan panas,
termasuk menyiapkan tempat yang kering dan hangat untuk melakukan pertolongan,
memposisikan bayi dengan baik (kepala bayi setengah tengadah/ sedikit ekstensi atau
mengganjal bahu bayi dengan kain), letkakan kembali bayi pada posisi yang benar,
kemudian nilai usaha bernafas, frekuensi denyut jantung dan warna kuli.

B. Saran
1. Diharapkan laporan Asuhan Keperawatan dengan kasus Asfiksia pada bayi Ny. A
dapat menambah referensi dan menjadi sumber informasi mengenai Asuhan
Keperawatan anak.
2. Diharapkan laporan Asuhan keperawatan dengan kasus asfiksia ini mejadi acuan
dalam pembuatan laporan asuhan keperawatan anak pada mahasiswa yang akan
membuat laporan asuhan keperawatan dan menjadikan laporan asuhan keperawatan
berikutnya menjadi lebih baik.

61
61

DAFTAR PUSTAKA

Farisa C Fitria. 2017. https://www.era.id/read/0KU8bO-tingginya-angka-kematian-bayi-di-


indonesia. Diakses pada 24.10.2018.

Guyton dan Hall. 2011. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi Revisi Berwarna Ke-12.
Singapura: Elsevier.

Herdman, T. Heanter. 2016. NANDA Internasional Inc Diagnosis Keperawatan Defenisi dan
Klasifikasi 2015-2017. Jakarta : EGC

Jitowiyono , Sugeng. 2010. Asuhan Keperawatan Neonatus dan Anak. Yogyakarta: Nuha
Medika

Manoe M. Vera dan Amir Idham. (2013). Gangguan Fungsi Multi Organ pada Bayi Asfiksia
Berat. Sari Pediatri Vol 5. file:///C:/Users/Riana/Desktop/931-2142-1-SM%20(3).pdf.
Diakses pada 26 oktober 2018.

Nanny Lia Dewi, Vivian. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta: Salemba
Medika.

Nurarif, A. H. & Kusuma, Hardhi. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan


Diagnosa Medis NANDA NIC-NOC Jilid 1. Yogyakarta: Mediaction Publishing.

Paula Krisanty,dkk, 2009. Asuhan Keperawatn Gawat Darurat, Jakarta: CV Trans Info
Media.

Seomantri Irman, 2008. Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem
pernapasan. Jakarta: Salemba Medika.

Sukarni, Icesmi ; Sudarti. 2014. Patologi : Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Neonatus
Resiko Tinggi. Jakarta : Nuha Medika

Anda mungkin juga menyukai