DISUSUN OLEH :
Novarini Daniel
Nim : 1904023
jantung di ruang VI Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta telah diperiksa dan setujui
Penguji Pembimbing
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
umur setelah stroke, yakni sebesar 12,5%. Kemenkes imbau masyarakat agar
beraktifitas fisik, diet yang sehat dan seimbang, istarahat yang cukup dan
sebesar 1,5%. Dari prevalensi tersebut angka tertinggi ada di provinsi Nusa
Menurut data WHO pada tahun 2015 menunjukan bahwa 17,5 juta orang di
dunia meninggal akibat penyakit cardiovaskuler atau 31% dari 56,5 juta
sampe sendah.
B. Rumusan Masalah
C. Pokok Materi
1. Pengertian mobilisasi pada pasien jantung
2. Manfaat latihan fisik pada penderita gangguan jantung
3. Kontraindikasi latihan fisik pada penderita gangguan jantung
4. Struktur program rehabilitasi pada penderita gangguan jantung
5. Tahapan latihan fisik fase II : out-patient
D. Metode Penyuluhan
1. Tanya jawab
2. Diskusi
3. Praktik gerakan tahapan latihan fisik fase II out-patient
E. Kegiatan Penyuluhan
F. Media
1. Leaflet
G. Evaluasi
1. Jelaskan pengertian mobilisasi pada pasien jantung
2. Sebutkan 2 manfaat latihan fisik pada penderita gangguan jantung
3. Jelaskan 3 kontraindikasi latihan fisik pada penderita gangguan jantung
4. Jelaskan struktur program rehabilitasi pada penderita gangguan jantung
5. Sebutkan dan jelaskan tahapan latihan fisik fase II : out-patient
H. Kunci Jawaban
1. Mobilisasi atau pergerakan pasien jantung merupakan kemampuan
seseorang untuk bergerak secara bebas, mudah, teratur dan mempunyai
tujuan memenuhi kebutuhan hidup sehat dan penting untuk kemandirian
pada pasien penyakit jantung
2. Mengurangi efek samping fisiologis dan psikologis tirah baring di rumah
sakit, dapat dimanfaatkan untuk memonitor kondisi fisiologis penderita,
mempercepat proses pemulihan dan kemampuan untuk kembali pada level
aktivitas sebelum serangan jantung
3. Dapat menyebutkan diantara list jawaban ini
a. Angina tidak stabil
b. Tekanan darah sistolik istirahat > 200 mm Hg atau diastolik istirahat
>100 mmHg
k. Embolisme
l. Tromboplebitis
Penguji Pembimbing
I Wayan Sudarta, S.Kep.,Ns, M. Kep Isnanto, S. Kep., Ns., MAN
Lampiran Materi
bergerak secara bebas, mudah, teratur dan mempunyai tujuan memenuhi kebutuhan
hidup sehat dan penting untuk kemandirian pada pasien penyakit jantung. Salah satu
bentuk mobilisasi atau pergerakan pada pasien jantung adalah program latihan fisik
pasien dan keluarga dalam mencegah perburukan dan membantu pasien untuk
(Arovah, 2010).
1. Mengurangi efek samping fisiologis dan psikologis tirah baring di rumah sakit.
Selain memiliki manfaat yang vital, latihan fisik pada penderita gangguan jantung
sebagai berikut :
2. Tekanan darah sistolik istirahat > 200 mm Hg atau diastolik istirahat >100 mmHg
11. Embolisme
12. Tromboplebitis
Ades (2001) dalam Arovah (2010) menyatakan bahwa secara kontemporer, program
rendah program latihan tanpa supervisi dapat dilakukan sccepatnya, sedangkan pada
penderita dengan resiko tinggi, program latihan termonitor dapat dilakukan dalam
selang waktu yang lebih lama. Secara umum, program latihan dibagi menjadi
1. Program Inpatient
Program latihan inpatient dapat dilakukan sejak 48 jam setelah gangguan jantung
sepanjang tidak terdapat ada kontraindikasi. Latihan fisik yang dilakukan terbatas
pada aktivitas sehari-hari, misalnya gerakan tangan dan kaki dan pengubahan
postur. Pada fase ini perlu dilakukan monitoring ECG untuk menilai respon
terhadap latihan. Latihan pada fase ini menuntut kesiapan tim yang dapat
mengatasi keadaan gawat darurat apabila pada saat latihan terjadi serangan
jantung aktivitas rendah mungkin hanya memerlukan latihan fisik. Pasien dengan
kapasitas fisik yang lebih baik dapat menjalankan program letihan untuk
Latihan ortostatik meliputi berdiri dengan gerakan otot selamal sampai 2 menit
dengan monitor denyut nadi dan tekanan darah. Respon terhadap latihan ini
diperlukan unmk menilai respon tubuh terhadap berbagai jenis vasodilatator dan
beta bloker. Pada hari ke 3 sampai 5 paska infark post cardial atau gangguan
atau ergometri (Oldridge, 1988 dalam Arovah, 2010). Beberapa contoh aktivitas
a. Kelas I
b. Kelas II
c. Kelas III
d. Kelas IV
e. Kelas V
Tujuan utama dari program ini adalah untuk mengembalikan kemampuan fisik
pasien pada keadaan sebelum sakit. Pada latihan dilakukan pengulangan sebanyak
10 kali dan dilakukan dua kali sehari. Pada tiap latihan dilakukan pengaturan
nafas yang baik karena apabila dilakukan penahanan nafas dapat terjadi
peningkatan tekanan darah dan meningkatkan beban kerja jantung. Pada hari ke 4
dan ke 5 dapat ditambahkan beban sebesar 250 gram pada tangan. Pada hari ke 6
Cara:
Cara:
Cara:
Cara:
1) Berdiri dengan kaki membuka selebar bahu dan lengan di samping badan.
Cara:
1) Berdiri dengan kaki membuka selebar bahu dan lengan di samping badan
3) Gerakakan secara melingkar tangan dan lengan dengan arah depan dengan
Cara:
depan
Cara:
Cara:
Cara:
kepala.
Cara:
Beberapa metode latihan yang dapat dijalankan pada penderita gangguan jantung
periode istirahat. Beberapa manfaat dari jenis latihan ini adalah (1) dapat
dilakukannya latihan fisik dengan intensitas tinggi pada fase aktif dan (2)
fisik tanpa istirahat. Latihan sirkuit biasanya meliputi latihan beban dengan
sasaran otot tangan dan kaki. Manfaat dari latihan jenis ini adalah dapat
menjalankan beberapa aktivitas akan tetapi diseUngi oleh istirahat pada saat
dilakukan peralihan aktivitas. Manfaat dari ladhan jenis ini meliputi manfaat
terus sampai dengan latihan berakhir. Manfaat dari latihan jenis ini adalah
Arovah, Novita Intan. 2010. Program Latihan Fisik Rehabilitatif Pada Penderita
Penyakit Jantung. Medikora. Vol VI, No.1. April.