Anda di halaman 1dari 22

SATUAN ACARA PENYULUHAN PENATALAKSANAAN PADA PASIEN

NY. S. DENGAN GANGGUAN JANTUNG DI RUANG VI


RUMAH SAKIT BERTHESDA YOGYAKARTA

DISUSUN OLEH :
Novarini Daniel
Nim : 1904023

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


STIKES BETHESDA YAKKUM
YOGYAKARTA
2020
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Penyuluhan tentang penatalaksanaan pada pasien Ny. S. dengan gangguan

jantung di ruang VI Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta telah diperiksa dan setujui

oleh preceptor klinik dan precektor akademik

Yogyakarta, 30 Juli 2020

Penguji Pembimbing

I Wayan Sudarta, S.Kep.,Ns, M. Kep Isnanto, S. Kep., Ns., M. Kep


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit gangguan jantung menjadi penyebab kematian tertinggi pada semua

umur setelah stroke, yakni sebesar 12,5%. Kemenkes imbau masyarakat agar

melakukan cek kesehatan secara berkala, enyakan asap rokok, rajin

beraktifitas fisik, diet yang sehat dan seimbang, istarahat yang cukup dan

kelola stres (CERDIK) untuk mengedalikan faktor resiko gangguan jantung

dengan meningkatkan tahapan mobilisasi pada pasien gangguan jantung.

Menurut data riskesdas pada tahun 2017 menunjukkan, prevalensi tertinggi

untuk penyakit cardiovaskuler di indonesia adalah penyakit gangguan jantung

sebesar 1,5%. Dari prevalensi tersebut angka tertinggi ada di provinsi Nusa

tengara timur (4,4%) dan terendah di provinsi Riau (0,3%).

Menurut data WHO pada tahun 2015 menunjukan bahwa 17,5 juta orang di

dunia meninggal akibat penyakit cardiovaskuler atau 31% dari 56,5 juta

kematia di seluruh dunia. Lebih dari ¾ kematian akibat penyakit

kadiovaskuler terjadi di daerah perkembang yang berpenghasilan rendah

sampe sendah.
B. Rumusan Masalah

Dari uraian diatas dapat dirumuskan masalah “Apakah yang menjadi

kontraindikasi dan efek samping pada pasien gangguan jantung?”


SATUAN ACARA PENYULUHAN
(SAP)

Tema : Penatalaksanaan penyakit jantung


Sub Tema : Tahapan mobilisasi pada pasien dengan
gangguan jantung
Tanggal : 24 Juli 2020
Waktu : 30 menit
Sasaran : Keluarga dan pasien
Tempat : Ruang VI
Penyaji : Novarini Daniel

A. Tujuan Instruksional Umum


Setelah menerima penyuluhan selama 30 menit diharapkan keluarga pasien
mampu mengerti tentang tahapan mobilisasi pada pasien dengan gangguan
jantung.

B. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah menerima penyuluhan kesehatan tentang tahapan mobilisasi pada
pasien dengan serangan jantung selama 30 menit diharapkan keluarga klien
mampu:
1. Menjelaskan pengertian mobilisasi pada pasien jantung
2. Menyebutkan manfaat latihan fisik pada penderita gangguan jantung
3. Menjelaskan kontraindikasi latihan fisik pada penderita gangguan jantung
4. Menjelaskan struktur program rehabilitasi pada penderita gangguan
jantung
5. Menjelaskan tahapan latihan fisik fase II : out-patient
6. Mempraktikan kembali gerakan yang telah diajarkan.

C. Pokok Materi
1. Pengertian mobilisasi pada pasien jantung
2. Manfaat latihan fisik pada penderita gangguan jantung
3. Kontraindikasi latihan fisik pada penderita gangguan jantung
4. Struktur program rehabilitasi pada penderita gangguan jantung
5. Tahapan latihan fisik fase II : out-patient

D. Metode Penyuluhan
1. Tanya jawab
2. Diskusi
3. Praktik gerakan tahapan latihan fisik fase II out-patient

E. Kegiatan Penyuluhan

Kegiatan Penyuluh Audiance Waktu


Pendahuluan - Salam Pembuka - Menjawab 5 menit
- Menyampaikan tujuan salam
penyuluhan - Menyimak dan
- Apersepsi mendengarkan
- Menyampaikan
pendapat.

Isi - Pengertian mobilisasi pada - Menyimak dan 20 menit


pasien jantung mendengarkan
- Manfaat latihan fisik pada
penderita gangguan jantung - Menanyakan
- Kontraindikasi latihan fisik hal-hal yang
pada penderita gangguan belum jelas
jantung
- Struktur program rehabilitasi - Memperhatikan
pada penderita gangguan jawaban dari
jantung penceramah
- Tahapan latihan fisik fase II :
out-patient
- Menjawab
- Memberi kesempatan bertanya
pertanyaan
- Menjawab pertanyaan
- Evaluasi

Penutup - Menyimpulkan -Menyimak dan 5 menit


mendengarkan
- Salam penutup -

F. Media
1. Leaflet
G. Evaluasi
1. Jelaskan pengertian mobilisasi pada pasien jantung
2. Sebutkan 2 manfaat latihan fisik pada penderita gangguan jantung
3. Jelaskan 3 kontraindikasi latihan fisik pada penderita gangguan jantung
4. Jelaskan struktur program rehabilitasi pada penderita gangguan jantung
5. Sebutkan dan jelaskan tahapan latihan fisik fase II : out-patient
H. Kunci Jawaban
1. Mobilisasi atau pergerakan pasien jantung merupakan kemampuan
seseorang untuk bergerak secara bebas, mudah, teratur dan mempunyai
tujuan memenuhi kebutuhan hidup sehat dan penting untuk kemandirian
pada pasien penyakit jantung
2. Mengurangi efek samping fisiologis dan psikologis tirah baring di rumah
sakit, dapat dimanfaatkan untuk memonitor kondisi fisiologis penderita,
mempercepat proses pemulihan dan kemampuan untuk kembali pada level
aktivitas sebelum serangan jantung
3. Dapat menyebutkan diantara list jawaban ini
a. Angina tidak stabil
b. Tekanan darah sistolik istirahat > 200 mm Hg atau diastolik istirahat

>100 mmHg

c. Hipotensi orthostatik sebesar ≥ 20 mmHg

d. Stenosis aorta sedang sampai berat

e. Gangguan sistemik akut atau demam

f. Disritmia ventrikel atau atrium tidak terkontrol

g. Sinus takikardia (>120 denyut/menit)

h. Gangguan jantung kongestif tidak terkontrol

i. Blok atrio ventrikular

j. Myocarditis dan pericarditis aktif

k. Embolisme

l. Tromboplebitis

m. Perubahan gelombang ST (>3mm)


n. Diabetes tidak terkontrol

o. Problem ortopedis yang menganggu istirahat.

4. Fase I : Inpatient (di dalam rumah sakit), fase II : Out-Patient (pulang

dari rumah sakit sampai dengan 12 minggu merupakan program dengan

pengawasan), fase III : Pemeliharaan

5. Sebutkan dan praktikkan

a. Latihan I (Latihan Siku)

b. Latihan Elevasi Lengan

c. Latihan Ekstensi lengan

d. Latihan Elevasi Lengan II

e. Latihan Lengan Gerak Melingkar

f. Latihan Jalan di Tempat (Mulai hari ke-5)

g. Latihan Menekuk Pinggang

h. Latihan Memutar Pinggang

i. Latihan Menyentuh Lutut (Mulai hari ke 7)

j. Latihan Menekuk Lutut (Mulai Minggu ke-3)

Yogyakarta, 30 Agustus 2019

Penguji Pembimbing
I Wayan Sudarta, S.Kep.,Ns, M. Kep Isnanto, S. Kep., Ns., MAN
Lampiran Materi

A. Pengertian Mobilisasi Pada Pasien Jantung

Mobilisasi atau pergerakan pasien jantung merupakan kemampuan seseorang untuk

bergerak secara bebas, mudah, teratur dan mempunyai tujuan memenuhi kebutuhan

hidup sehat dan penting untuk kemandirian pada pasien penyakit jantung. Salah satu

bentuk mobilisasi atau pergerakan pada pasien jantung adalah program latihan fisik

rehabilitatif. Program latihan fisik rehabilitatatif bagi penderita gangguan jantung

bertujuan untuk mengoptimalkan kapasitas fisik tubuh, memberi penyuluhan pada

pasien dan keluarga dalam mencegah perburukan dan membantu pasien untuk

kembali dapat beraktivitas fisik seperti sebelum mengalami gangguan jantung

(Arovah, 2010).

B. Manfaat Latihan Fisik pada Penderita Gangguan Jantung

1. Mengurangi efek samping fisiologis dan psikologis tirah baring di rumah sakit.

2. Dapat dimanfaatkan untuk memonitor kondisi fisiologis penderita

3. Mempercepat proses pemulihan dan kemampuan untuk kembali pada level

aktivitas sebelum serangan jantung (Arovah, 2010).


C. Kontraindikasi Latihan Fisik

Selain memiliki manfaat yang vital, latihan fisik pada penderita gangguan jantung

dapat pula mencetuskan serangan ulang. Menurut Arovah (2010) untuk

meminimalisasi resiko tersebut, latihan fisik di kontraindikasikan pada keadaan

sebagai berikut :

1. Angina tidak stabil

2. Tekanan darah sistolik istirahat > 200 mm Hg atau diastolik istirahat >100 mmHg

3. Hipotensi orthostatik sebesar ≥ 20 mmHg

4. Stenosis aorta sedang sampai berat

5. Gangguan sistemik akut atau demam

6. Disritmia ventrikel atau atrium tidak terkontrol

7. Sinus takikardia (>120 denyut/menit)

8. Gangguan jantung kongestif tidak terkontrol

9. Blok atrio ventrikular

10. Myocarditis dan pericarditis aktif

11. Embolisme

12. Tromboplebitis

13. Perubahan gelombang ST (>3mm)

14. Diabetes tidak terkontrol

15. Problem ortopedis yang menganggu istirahat.


D. Struktur Program Rehabilitasi

1. Fase I : Inpatient (di dalam rumah sakit)

2. Fase II : Out-Patient (pulang dari rumah sakit sampai dengan 12 minggu

merupakan program dengan pengawasan)

3. Fase III : Pemeliharaan

Ades (2001) dalam Arovah (2010) menyatakan bahwa secara kontemporer, program

latihan diarahkan berdasarkan kebutuhan individual. Pada individu dengan resiko

rendah program latihan tanpa supervisi dapat dilakukan sccepatnya, sedangkan pada

penderita dengan resiko tinggi, program latihan termonitor dapat dilakukan dalam

selang waktu yang lebih lama. Secara umum, program latihan dibagi menjadi

program inpatient dan outpatient.

1. Program Inpatient

Program latihan inpatient dapat dilakukan sejak 48 jam setelah gangguan jantung

sepanjang tidak terdapat ada kontraindikasi. Latihan fisik yang dilakukan terbatas

pada aktivitas sehari-hari, misalnya gerakan tangan dan kaki dan pengubahan

postur. Pada fase ini perlu dilakukan monitoring ECG untuk menilai respon

terhadap latihan. Latihan pada fase ini menuntut kesiapan tim yang dapat

mengatasi keadaan gawat darurat apabila pada saat latihan terjadi serangan

jantung aktivitas rendah mungkin hanya memerlukan latihan fisik. Pasien dengan

kapasitas fisik yang lebih baik dapat menjalankan program letihan untuk

pencegahan tertier dan mengikuti program jangka panjang untuk meningkatkan

ketahanan. Pasien dapat memulai latihan dari berbaring menuju ke dudukdan


kemudian berdiri. Latihan ortostatik perlu dilakukan dalam program latihan.

Latihan ortostatik meliputi berdiri dengan gerakan otot selamal sampai 2 menit

dengan monitor denyut nadi dan tekanan darah. Respon terhadap latihan ini

diperlukan unmk menilai respon tubuh terhadap berbagai jenis vasodilatator dan

beta bloker. Pada hari ke 3 sampai 5 paska infark post cardial atau gangguan

kardiovaskular lain, mulai dapat dilakukan latihan dengan berjalan, treadmill.,

atau ergometri (Oldridge, 1988 dalam Arovah, 2010). Beberapa contoh aktivitas

ringan yang dapat dilakukan oleh penderita adalah

a. Kelas I

Duduk di tempat tidur dengan bantuan

Duduk di kursi 15-30 menit, 2-3 kali sehari

b. Kelas II

Duduk di tempat tidur tanpa bantuan

Berjalan di dalam ruangan

c. Kelas III

Duduk dan berdiri secara mandiri

Berjalan dengan jarak 15-30 meter dengan bantuan 3 x sehari

d. Kelas IV

Melakukan perawatan diri secara mandiri

Berjalan dengan jarak 50-70 meter dengan bantuan 3-4 x sehari

e. Kelas V

Berjalan dengan jarak 80-150 meter mandiri 3-4 x sehari


2. Program Out-patient

Program out-patient dilakukan segera setelah kepulangan dari rumah sakit.

Tujuan utama dari program ini adalah untuk mengembalikan kemampuan fisik

pasien pada keadaan sebelum sakit. Pada latihan dilakukan pengulangan sebanyak

10 kali dan dilakukan dua kali sehari. Pada tiap latihan dilakukan pengaturan

nafas yang baik karena apabila dilakukan penahanan nafas dapat terjadi

peningkatan tekanan darah dan meningkatkan beban kerja jantung. Pada hari ke 4

dan ke 5 dapat ditambahkan beban sebesar 250 gram pada tangan. Pada hari ke 6

beban dapat ditingkatkan menjadi 500 gram (Arofah, 2010).

a. Latihan I (Latihan Siku)

Cara:

1) Berdiri dengan siku menekuk dan dikatupkan pada dada

2) Luruskan siku ke arah depan

3) Tekuk kembali siku

4) Ulangi sampai dengan 10 kali


b. Latihan Elevasi Lengan

Cara:

1) Berdiri dengan siku menekuk di dada.

2) Luruskan siku dan lengan ke arah atas

3) Tekuk kembali ke posisi semula.

4) Ulangi sampai dengan 10 kali

c. Latihan Ekstensi lengan

Cara:

1) Berdiri dengan siku menekuk ke arah dada.

2) Lengan direntangkan ke arah di samping pinggang.

3) Katupkan kembali lengan pada dada

4) Ulangi sampai dengan 10 kali


d. Latihan Elevasi Lengan II

Cara:

1) Berdiri dengan kaki membuka selebar bahu dan lengan di samping badan.

2) Dengan tetap meluruskan siku angkat lengan ke atas kepala.

3) Turunkan lengan kembali ke samping badan.

4) Ulangi sampai dengan 10 kali.

e. Latihan Lengan Gerak Melingkar

Cara:

1) Berdiri dengan kaki membuka selebar bahu dan lengan di samping badan

2) Rentangkan tangan setinggi bahu

3) Gerakakan secara melingkar tangan dan lengan dengan arah depan dengan

tetap meluruskan siku.

4) Ulangi sampai dengan 10 kali

5) Lakukan gerakan memutar ke belakang sampai dengan 10 kah


f. Latihan Jalan di Tempat (Mulai hari ke-5)

Cara:

1) Berdiri dengan kaki membuka selebar bahu dengan lengan ditekuk ke

depan

2) Angkat satu kaki dengan menekuk lutut seperti saat berbaris.

3) Ayunkan lengan untuk membantu menjaga keseimbangan

4) Ulangi sampai dengan 10 kali

g. Latihan Menekuk Pinggang

Cara:

1) Berdiri dengan kaki membuka selebar bahu

2) Tekuk lengan sehingga tangan menyentuh pinggang kanan


3) Pertahankan kaki dan punggung tetap lurus

4) Ulangi sampai dengan 10 kali

5) Tekuk lengan hingga tangan menyentuh pinggang kiri.

6) Ulangi sampai 10 kali

h. Latihan Memutar Pinggang

Cara:

1) Berdiri dengan kaki membuka selebar bahu, tekuk lengan dan

tempatkan tangan di pinggang

2) Putar tubuh ke kanan dan kemudian kembali.

3) Putar tubuh ke kiri dan kemudian kembali

4) Ulangi sampai dengan 10 kali


i. Latihan Menyentuh Lutut (Mulai hari ke 7)

Cara:

1) Berdiri dengan kaki membuka selebar bahu, lengan diangkat di atas

kepala.

2) Tekuk punggung sampai tangan menyentuh lutut.

3) Angkat kembaU lengan ke atas kepala

4) Putar tubuh ke kiri dan kemudian kembali

5) Ulangi sampai dengan 10 kali.

j. Latihan Menekuk Lutut (Mulai Minggu ke-3)

Cara:

1) Berdiri dengan kaki membuka selebar bahu, tangan menyentuh pinggang.

2) Tekuk punggung ke depan dengan lutut juga menekuk.

3) Kembali luruskan punggung

4) Ulangi sampai dengan 10 kali


3. Fase Pemeliharaan

Beberapa metode latihan yang dapat dijalankan pada penderita gangguan jantung

adalah lauhan interval, strkuit, sirkuit-interval dan kondnyu:

a. Lauhan interval didefinisikan sebagai lauhan yang kemudian diikuti oleh

periode istirahat. Beberapa manfaat dari jenis latihan ini adalah (1) dapat

dilakukannya latihan fisik dengan intensitas tinggi pada fase aktif dan (2)

secara keseluruhan intensitas latihan rata-rata meningkat.

b. Latihan sirkuit mempakan latihan dengan melakukan beberapa jenis aktivitas

fisik tanpa istirahat. Latihan sirkuit biasanya meliputi latihan beban dengan

sasaran otot tangan dan kaki. Manfaat dari latihan jenis ini adalah dapat

melatih otot tangan dan kaki.

c. Latihan sirkuit interval merupakan latihan tipe sirkuit dimana seseorang

menjalankan beberapa aktivitas akan tetapi diseUngi oleh istirahat pada saat

dilakukan peralihan aktivitas. Manfaat dari ladhan jenis ini meliputi manfaat

yang didapat dari latihan sirkuit dan interval.


d. Latihan kontinyu mcnekankan penggunaan energi submaksimal yang dia jaga

terus sampai dengan latihan berakhir. Manfaat dari latihan jenis ini adalah

bahwa latihan ini lebih mudah untuk dijalankan (Arovah, 2010).


DAFTAR PUSTAKA

Arovah, Novita Intan. 2010. Program Latihan Fisik Rehabilitatif Pada Penderita
Penyakit Jantung. Medikora. Vol VI, No.1. April.

Anda mungkin juga menyukai