PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah tekanan darah persisten dimana
tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya di atas 90
mmHg. Hipertensi dapat menimbulkan kerusakan organ tubuh, baik
secara langsung maupun tidak langsung. Kerusakan organ yang umum
ditemui pada pasien hipertensi adalah penyakit ginjal kronis, jantung,
otak, penyakit arteri perifer, dan retinopati. ((Black&Hawks, 2014).
Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan masalah yang ditemukan pada
masyarakat baik di negara maju maupun berkembang termasuk Indonesia.
Hipertensi merupakan suatu keadaan meningkatnya tekanan
darahsistoliklebihdarisamadengan 140 mmHg dan diastolic lebihdarisama
dengan 90 mmHg.Hipertensi dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis
yaitu hipertensi primer atau esensial yang penyebabnya tidak diketahui
dan hipertensi sekunderyang dapat disebabkan oleh penyakit ginjal,
penyakit endokrin, penyakit jantung, dan gangguan anak ginjal.
Hipertensi seringkali tidak menimbulkan gejala, sementara tekanan darah
yang terus-menerus tinggi dalam jangka waktu lama dapat menimbulkan
komplikasi. Oleh karena itu, hipertensi perlu dideteksi dini yaitu dengan
pemeriksaan tekanan darah secara berkala.
World Health Statistic (2012), prevalensi hipertensi dunia mencapai 29,2% pada
laki-laki dan 24,8% pada perempuan. World Health Statistic (2012),
prevalensi hipertensi di Indonesia pada laki-laki sebanyak 32,5% dan
sebanyak 29,3% pada perempuan. Prevalensi hipertensi di Indonesia
mencapai 31,7% dari populasi usia 18 tahun ke atas, dimana jumlah itu
1
2
penyakit jantung, gagal ginjal, pada semua umur di Indonesia (Riskesdas, 2013)
sampai dengan umur 55 tahun laki-laki lebih banyak menderita hipertensi
dibandingkan dengan perempuan, dari umur 55 tahun sampai dengan 74
tahun, sedikit lebih banyak perempuan dibanding laki-laki yang
menderita hipertensi. Pada populasi lansia (umur ≥ 60 tahun), prevalensi
untuk hipertensi sebesar 65,4% (Riskesdas, 2013).
Data survei dari Dinas Kesehatan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta pada
tahun 2010 menunjukkan bahwa Provinsi Yogyakarta masuk dalam lima
besar provinsi dengan kasus hipertensi terbanyak dengan jumlah 35,8%
diatas rata-rata seluruh Indonesia yaitu 31,7% (Dinas Kesehatan Provinsi
DIY, 2012). Data laporan dari Survailans Terpadu Penyakit (STP)
ditingkat puskesmas di Yogyakarta pada tahun 2014, Jumlah yang
dilakukan pengukuran tekanan darah sebanyak 40.363 (15,73%), Dari
Jumlah tersebut diketahui yang memiliki tekanan darah tinggi (hipertensi)
sebanyak 7.464 (18,49 %) (Dinkes Provinsi DIY, 2015)
B. Tujuan
1. TujuanUmum
Mahasiswa mampu melakukan asuhan keperawatan pada keluarga Ny.M
dengan pendekatan proses keperawatan.
2. TujuanKhusus
a. Mahasiswamampu melakukan pengkajian keperawatan pada
keluarga Ny.M.
b. Mahasiswamampu merumuskan diagnosa keperawatan pada
keluarga Ny.M.
c. Mahasiswamampu melakukan perencanaan keperawatan pada
keluarga Ny.M.
d. Mahasiswa mampu melakukan intervensi keperawatan pada keluarga
Ny.M.
e. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi keperawatan pada keluarga
Ny.M.
f. Mahasiswa mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan pada
keluarga Ny.M.
C. Manfaat
1. Bagi Keluarga
Keluargamampumengenalmasalahkesehatan, mengambil keputusan
dalam melaksanakan tindakan yang tepat, merawatkeluarga yang
memilikigangguankesehatan, memodifikasilingkungan (menciptakan
dan mempertahankan suasana rumah yang sehat), dan
menggunakanfasilitaskesehatanyang ada di masyarakat dengantepat.
2. Bagi Institusi
5
Laporan ini dapat digunakan sebagai bahan bacaan dan referensi serta
memberi kansum berinformasi guna menambah ilmu pengetahuan.
3. BagiPenulis Lain
Untuk menambah pengetahuan bagi penulis lain dalam menerapkan
ilmu yang diperoleh.
D. Metode
Sedangkan dalam pengumpulan data, mahasiswa menggunakan beberapa
metode, diantaranya:
1. Wawancara
Dengan cara tanya jawab tentang hal–hal yang perlu diketahui berkaitan
dengan aspek fisik, social budaya, ekonomi, dan keadaan lingkungan.
2. Observasi / Pengamatan
Observasi langsung dilakukan terhadap hal–hal yang tidak perlu
dipertanyakan, karena sudah cukup melalui pengamatan saja dan
penilaian dilakukan sendiri sesuai dengan kriteria teori, pengamatan
ini dilakukan terutama pada pengamatan fisik saja.
3. PemeriksaanFisik
Dilakukan pada anggota keluarga yang mempunyai masalah kesehatan dan
keperawatan, berkaitan dengan keadaan fisik.
4. StudiDokumentasi
Dengan menggunakan studi dokumentasid iharapkan dapat membantu
memperoleh data kesehatan keluarga, misalnya: melalui kartu sehat
keluarga, KMS, dan kartu kesehatan keluarga lain.
6
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. KonsepMedisHipertensi
1. DefinisiHipertensi
Tekanandarahtinggiataudikenaldenganistilahhipertensididefinisikansebagaiele
vasipersistemdaritekanandarahsistolik pada level 140 mmHg ataulebih
dan tekanandarah diastolic pada level 90 mmHg ataulebih (Black &
Hawks, 2014).
Hipertensi merupakan pembunuh tersembunyi (“silent killer“ ) dan perannya
terhadap gangguan jantung dan otak tidak diragukan lagi (Budisetio,
2011). Sesorang dikatakan mengalami hipertensi apabila tekanan darah
sistolik >140 mmHg dan diastolik 90 mmHg (Rachman, 2011).
Hipertensi atau sering disebut dengan darah tinggi adalah suatu
keadaan peningkatan tekanan darah yang memberi gejala berlanjut
pada suatu target organ tubuh sehingga timbul kerusakan lebih berat
seperti stroke (terjadi pada otak dan berdampak pada kematian yang
tinggi), penyakit jantung koroner (terjadi pada kerusakan pembuluh
darah jantung) serta penyempitan ventrikel kiri/ bilik kiri (terjadi pada
otot jantung).
Wahdah (2011) menyatakan bahwa seseorang yang menderita hipertensi dan
dibiarkan dalam waktu yang cukup lama akan mengakibatkan
kerusakan serius pada pembuluh darah, jantung dan ginjal (gagal
ginjal).
Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa hipertensi merupakan
peningkatan tekanan darah sistole > 140 dan tekanan darah diastole >
90 mmhg yang dapat berubah-ubah sesuai dengan umur, aktivitas,
elastisitas arteri tingkat strees pengendalian ginjal serta pengendalian
sistem saraf terhadap tonus pembuluh darah.
7
2. Etiologi
Dalam Le Mone (2015), menurut penyebabnya hipertensi dibagi menjad 2
yaitu:
1) Hipertensi emergensi
Hipertensi emergensi merupakan situasi dimana diperlukan penurunan
tekanan darah yang segera dengan obat antihipertensi parenteral
karena adanya kerusakan organ target akut atau progresif target
akut atau progresif. Kenaikan TD mendadak yg disertai kerusakan
organ target yang progresif dan di perlukan tindakan penurunan
TD yg segera dalam kurun waktu menit/jam.
2) Hipertensi urgensi
Hipertensi urgensi merupakan situasi dimana terdapat peningkatan
tekanan darah yang bermakna tanpa adanya gejala yang berat atau
kerusakan organ target progresif bermakna tanpa adanya gejala
yang berat atau kerusakan organ target progresif dan tekanan
darah perlu diturunkan dalam beberapa jam. Penurunan TD harus
dilaksanakan dalam kurun waktu 24-48 jam (penurunan tekanan
darah dapat dilaksanakan lebih lambat (dalam hitungan jam
sampai hari).
3. Faktor Resiko
Hipertensi disebabkan oleh faktor-faktor yang dapat dimodifikasi atau
dikendalikanserta faktor yang tidak dapat dimodifikasi dalam Black
and Hawks (2014).
a. Faktor yang tidak dapat dimodifikasi atau dikendalikan
1) Genetik
8
5) Obat-obatan
Penggunaan obat-obatan seperti beberapa obat hormon (Pil KB),
Kortikosteroid, Siklosporin, Eritropoietin, Kokain, dan
Kayumanis (dalam jumlah sangat besar), termasuk beberapa
obat antiradang (anti-inflamasi) secara terus menerus (sering)
dapat meningkatkan tekanan darah seseorang. Minuman yang
mengandung alkohol juga termasuk salah satu faktor yang
dapat menimbulkan terjadinya tekanan darah tinggi.
6) Preeklampsi pada kehamilan
Preeklampsia dalam kehamilan adalah apabila dijumpai tekanan darah
140/90 mmHg setelah kehamilan 20 minggu (akhir triwulan
kedua sampai triwulan ketiga) atau bisa lebih awal terjadi.
Preeklamsi terjadi sebagai akibat dari gangguan fungsi organ
akibat penyempitan pembuluh darah secara umum yang
mengakibatkan iskemia plasenta (ari-ari)
sehinggaberakibatkurangnyapasokandarah yang membawa
nutrisi kejanin.
7) Keracunan timbal akut
Timbal bisa menyebabkan lesi tubulusproksimalis, lengkunghenle,
serta menyebabkan aminosiduria, sehingg atimbul kelainan
pada ginjal (Peradangan dan cedera pada salah
satuataukeduaginjal) bisa menyebabkan terjadinya tekanan
darah tinggi.
4. Klasifikasi
Serikat.
Tabel 2.1
Klasifikasi menurut JNC (Joint National Committe on Prevention, Detection,
Evaluatin, and Treatment of High Blood Pressure)
ekananDarahSistol TekananDarahDiatol
Kategori
(mmHg) (mmHg)
ptimal 120 80
ormal 130 85
12
Hipertensi
≥140 <90
Sistolterisolasi
5. Patofisiologi
6. ManifestasiKlinis
Hipertensi diduga dapat berkembang menjadi masalah kesehatan yang lebih
serius dan bahkan dapat menyebabkan kematian. Seringkali hipertensi
disebut sebagai silent killer karena dua hal, yaitu: Hipertensi sulit
disadari oleh seseorang karena hipertensi tidak memiliki gejala khusus.
Gejala ringan seperti pusing, gelisah, mimisan, dan sakit kepala
biasanya jarang berhubungan langsung dengan hipertensi. Hipertensi
dapat diketahui dengan mengukur tekanan darah secara teratur.
(Black&Hawks, 2014)
Jika tidak diobati gejala hipertensi bervariasi pada masing-masing individu dan
hamper sama dengan gejala penyakit lainnya. Gejala-gejalanya adalah:
a. Sakit kepala
b. Nyeri dada
c. Mudah lelah
15
7. Komplikasi
Menurut Corwin (2009) komplikasi dari hipertensi adalah sebagai berikut:
a. Stroke
Stroke dapat terjadi pada hipertensi kronis apabila arteri yang
memperdarahi otak mengalami hipertrofi dan penebalan, sehingga
aliran darah ke otak yang diperdarahi berkurang. Arteri otak yang
mengalami aterosklerosis dapat melemah sehingga meningkatkan
kemungkinan terbentuknya aneurisma.
b. Infark miokard
Dapat terjadi apabila arteri koroner yang aterosklerotik tidak dapat
menyuplai cukup oksigen ke miokardium atau apabila terbentuk
thrombus yang menghambat aliran darah yang melewati pembuluh
darah. Pada hipertensi kronis dan hipertropi ventrikel, kebutuhan
oksigen miokardium mungkin tidak dapat dipenuhi dan dapat
menjadi iskemia jantung yang menyebabkan infark. Demikian
juga, hipertrofi ventrikel dapat menyebabkan perubahan waktu
hantaran listrik melintasi ventrikel sehingga terjadi disritmia,
hipoksia jantung, dan peningkatan risiko pembentukan bekuan.
c. Gagal ginjal
Dapat terjadi karena kerusakan progresif akibat tekanan tinggi pada
kapiler glomerulus ginjal. Dengan rusaknya glomerulus, aliran
darah ke unit fungsional ginjal, yaitu nefron akan terganggu dan
16
8. PemeriksaanPenunjang
1) Hemoglobin/hematokrit
Untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan (viskositas)
dan dapat mengindikasikan faktor-faktor resiko seperti
hiperkoagulabilitas dan anemia.
2) BUN
Memberikan informasi tentang perfusi ginjal. Diabetes mellitus adalah
pencetus hipertensi yang dapat diakibatkan oleh peningkatan.
3) Kalium serum
17
9. Penatalaksanaan
Hipertensi merupakan salah satu faktor resiko timbulnya penyakit
kardiovaskuler atau komplikasi organ lainya, untuk itu diperlukan
upaya pengendalian yang bertujuan mencegah terjadinya komplikasi
dan meningkatkan kualitas hidup serta memperpanjang lama hidup
penderita hipertensi. Dengan mengendalikan tekanan darah, angka
mortalitas dan morbiditas dapat diturunkan. Pengendalian hipertensi
dibedakan dalam dua jenis penatalaksanaan, diantaranya:
1) Farmakologis
Divine (2012) beberapa obat farmakologi yang dianjurkan untuk
penderita hipertensi yaitu:
a) Diuretik
Jenis obat ini adalah obat yang mempengaruhi ginjal. Kadar
garam di dalam tubuh dikeluarkan bersamaan dengan zat
cair yang ditahan oleh garam. Biasanya tidak ada efek
samping yang mengganggu, tetapi efek tambahan dari
18
2) Non Farmakologis
diantaranya:
2006).
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan
keterikatan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran
masing-masing (Suprajitno, 2012). Keluarga merupakan unit terkecil
dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang
yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam
keadaan saling ketergantungan (Effendi, 2011). Departemen
Kesehatan RI (1988) dalam Zaidin Ali (2010) menyatakan bahwa
keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari
kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di
suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
2. Struktur Keluarga
Suprajitno (2012) mengemukakan, keluarga memiliki struktur yang dikepalai
oleh kepala keluarga, yaitu:
a. Patrilineal: keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun
melalui jalur ayah
b. Matrilineal: keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun
melalui jalur garis ibu
c. Matrilokal: sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah ibu
d. Patrilokal: sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah suami
e. Keluarga kawinan: hubungan suami istri sebagai dasar bagi
pembinaan keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi
bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.
3. Ciri-ciri Keluarga
Keluarga memiliki ciri-ciri yang berbeda-beda di setiap negara, menurut Ali
(2010) ciri-ciri keluarga adalah:
a. Unit terkecil dari masyarakat
b. Terdiri dari dua orang atau lebih dalam satu atap yang mempunyai
hubungan yang intim, pertalian darah/ perkawinan.
c. Terorganisasi di bawah asuhan kepala rumah tangga (biasanya
bapak atau ibu atau keluarga lain yang dominan) yang saling
berhubungan dengan satu dengan lainnya, saling bergantung antar
anggota keluarga.
24
7) Commuter family: K
edua orang tua bekerja di kota yang
berbeda, tetapi salah satu kota tersebut sebagai tempat tinggal
dan orang tua yang bekerja diluar kota bisa berkumpul pada
anggota keluarga pada saat akhir pekan (week-end).
8) Multigenerational family: Keluarga dengan beberapa generasi
atau kelompok umur yang tinggal bersama dalam satu rumah.
9) Kin-network family: Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam
satu rumah atau saling berdekatan dan saling menggunakan
barang-barang dan pelayanan yang sama. Misalnya: dapur,
kamar mandi, televisi, telepon, dll).
10) Blended family: Keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda
yang menikah kembali dan membesarkan anak dari
perkawinan sebelumnya.
11) The single adult living alone / single-adult family: Keluarga
yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena
pilihannya atau perpisahan (separasi), seperti : perceraian atau
ditinggal mati.
b. Non-Traisional
1) The unmarried teenage mother: Keluarga yang terdiri dari
orang tua (terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa
nikah.
2) The stepparent family: Keluarga dengan orangtua tiri.
3) Commune family: Beberapa pasangan keluarga (dengan
anaknya) yang tidak ada hubungan saudara, yang hidup
bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang sama,
pengalaman yang sama, sosialisasi anak dengan melalui
aktivitas kelompok / membesarkan anak bersama.
26
5. Peranan Keluarga
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat,
kegiatan, yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi
tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan
pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat.
Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga (Tantut, 2012) adalah
sebagai berikut:
6. Fungsi Keluarga
Adapun fungsi keluarga (Tantut, 2012) antara lain:
a. Fungsi biologis :
1) Meneruskan keturunan
2) Memelihara dan membesarkan anak
3) Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
4) Memelihara dan merawat anggota keluarga
b. Fungsi Psikologis :
28
d. Fungsi ekonomi :
1) Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi
kebutuhan keluarga.
2) Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi
kebutuhan keluarga.
3) Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga di
masa yang akan datang (pendidikan, jaminan hari tua).
e. Fungsi pendidikan :
1) Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan,
ketrampilan dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat
dan minat yang dimilikinya
2) Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan
datang dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa
3) Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat
perkembangannya.
b. Perkembangan psikososial
Individu masa muda, menghadapi sejumlah pengalaman serta
perubahhan gaya hidup yang baru saat beranjak dewasa, mereka
harus membuat pilihan mengenai pendidikan, pekerjaan,
33
7) Struktur keluarga
8) Fungsi keluarga
9) Pola istirahat tidur
10) Pemeriksaan fisik anggota keluarga
11) Koping keluarga
2. Diagnosa
Menurut APD Salvari (2013) diagnosa keperawatan adalah penyataan
yang menggambarkan respon manusia atas perubahan pola interaksi
potensial atau actual individu. Dalam diagnosa keperawatan meliputi
sebagai berikut:
a) Problem atau masalah
b) Etiologi
c) Symptom
Didalam diagnosa, untu memprioritaskan masalah dilakukan proses
scoring. Proses scoring dilakukan untuk setiap diagnosa keperawatan:
a) Tentukan skor untuk setiap kriteria yang dibuat
b) Selanjutnya dibagi dengan angka yang tertinggi dan dikalikan
dengan bobot
3. Perencanaan Keperawatan Keluarga
Menurut APD Salvari (2013), rencana keperawatan keluarga adalah
sekumpulan tindakan yang ditentukan oleh perawat untuk
dilaksanakan dalam memecahkan masalah kesehatan dan keperawatan
yang telah diidentifikasi dari masalah keperawatan yang sering
muncul. Langkah-langkah rencana keperawatan keluarga adalah:
a) Menentukan sasaran goal
b) Menentukan tujuan atau objektif
c) Menentukan pendekatan dan tindakan keperawatan yang akan
dilakukan
d) Menentukan kriteria dan standar kriteria
37