Anda di halaman 1dari 12

BAB VI

KESETIMBANGAN KIMIA

Sasaran pembelajaran dari bab ini adalah mahasiswa mampu:


1. Mengetahui konsep dasar kesetimbangan dan cara menyatakan konstanta
kesetimbangan
2. Menentukan hasil perhitungan konsentrasi dalam sistem kesetimbangan
3. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan
4. Mengetahui manfaat konstanta kesetimbangan dalam reaksi kimia

PENDAHULUAN

Kesetimbangan kimia adalah suatu keadaan di mana tidak ada perubahan yang
teramati selama bertambahnya waktu reaksi. Jika suatu reaksi kimia telah mencapai
keadaan kesetimbangan maka konsentarasi reaktan dan produk menjadi konstan
sehingga tidak ada perubahan yang teramati dalam sistem. Meskipun demikian,
aktivitas molekul tetap berjalan, molekul-molekul reaktan berubah menjadi produk
secara terus-menerus sambil molekul-molekul produk berubah menjadi reaktan
kembali dengan kecepatan yang sama.
Dalam bahasan berikut ini kita akan membicarakan beberapa jenis reaksi
kesetimbangan yang berbeda-beda, pengertian kesetimbangan dan hubunganya
dengan konstanta kecepatan reaksi, serta factor-faktor yang dapat mengganggu suatu
sistem kesetimbangan seperti suhu, tekanan, volume, jumlah, mol dan katasator.

6.1 KONSEP KESETIMBANGAN

Sedikit sekali reaksi kimia yang berjalan ke satu arah saja, kebanyakan adalah
reaksi dapat balik (reversible). Pada awal suatu reaksi dapat balik, reaksi berjalan
kearah pembentukan produk. Sesaat setelah produk terbentuk, pembentukan reaktan
dari produk juga mulai berjalan. Jika kecepatan reaksi maju dan reaksi balik adalah
adalah sama, dan dikatakan bahwa kesetimbangan kimia telah dicapai. Harus diingat
bahwa kesetimbangan kimia melibatkan beberapa zat yang berbeda sebagai reaktan
dan produk. Kesetimbangan antara dua fase zat-zat yang sama disebut kesetimbangan
fisika, perubahan yang terjadi adalah proses fisika. Dalam peristiwa ini, molekul air
yang meninggalkan fase cair adalah sama dengan jumlah molekul yang kembali
kefase cair.
H2O(C) H2O(g)
Perhatian para kimiawi kebanyakan tercurah pada proses kesetimbangan
kimia, misalnya reaksi dapat dibalik yang melibatkan nitrogen dioksidasi (NO2) dan
nitrogen tetraoksida (N2O4) yang dinyatakan seperti berikut:

N2O4(g) 2NO2(g)

Kemajuan reaksi ini mudah dimonitor karena N2O4 adalah suatu gas tak
berwarna, sedangkan NO2 adalah gas berwarna coklat tua. Andaikan sejumlah tertentu
gas N2O4 diinjeksikan kedalam labu tertutup maka segera tampak warna coklat yang
menunjukkan terbentuknya molekul NO2. Intensitas warna terus meningkat dengan
berlangsungnya peruraian N2O4 terus-menerus sampai kesetimbangan tercapai. Pada
kaadaan ini, tidak ada lagi perubahan warna yang teramati.

VI-1
Secara eksperimen kita juga dapat mendapatkan keadaan kesetimbangan
dimana gas NO2 murni sebagai starting material (bahan baku), atau dengan suatu
campuran antara gas NO2 dan gas N2O4. Pada table 6.1, memperlihatkan beberapa
data eksperimen yang diukur pada 250C untuk reaksi antara gas NO2 dan gas N2O4.

Gambar.6.1 Perubahan konsentrasi NO2 dan N2O4 dengan waktu (a) mula-mula hanya
NO2 yang ada (b) mula-mula hanya N2O2 yang ada (c) mula-mula yang
ada adalah campuran NO2 dan N2O2

Table 6.1 Data sistem NO2-N2O4 pada 25oC.


Konsentrasi mula-mula (M) Konsentrasi pada Harga perbandingan
kesetimbangan (M) konsentrasi pada
kesetimbangan

[NO2] [N2O4] [NO2] [N2O4]

0,0000 0,6700 0,0547 0,6430 0,0851 4,65 x 10-3


0,0500 0,4460 0,0457 0,4480 0,1020 4,66 x 10-3
0,0300 0,5000 0,0475 0,4910 0,0967 4,60 x 10-3
0,0400 0,6000 0,0523 0,5940 0,0880 4,60 x 10-3
0,2000 0,0000 0,0204 0,0898 0,2270 4,63 x 10-3

Analisis data pada kesetimbangan memperlihatkan bahwa meskipun harga


perbandingan [NO2]2/[N2O4] memberikan hasi yang hampir konstan dengan harga
rata-rata 4,63 x 10-3. Oleh karena harga konstanta ini berkaitan dengan situasi
kesetimbangan maka konstanta ini disebut konstanta kesetimbangan untuk reaksi
antara gas NO2 dan gas N2O4 pada 25oC. Secara matematis dirumuskan sebagai
berikut dimana pangkat 2 pada NO2 adalah koefesien reaksi.

Kita dapat membuat menjadi lebih umum pembicaraan ini dengan meninjau
reaksi dapat balik berikut :
aA + bB cC + dD
Dimana a, b, c, dan d adalah koefesien-koefesien stoikiometri untuk spesies-spesies
kimia A, B, C dan D. konstanta kesetimbangan reaksi pada temperatur tertentu adalah
:

Persamaan tersebut adalah suatu bentuk matematika hukum aksi massa yang
diusulkan oleh Cato Gulberg dan Peter Waage pada tahun 1864

VI-2
6.2 CARA MENYATAKAN KONSTANTA KESETIMBANGAN

Konsep konstanta kesetimbangan sangat penting dalam ilmu kimia. Konsep


ini digunakan sebagai kunci untuk menyelesaikan berbagai permasalahan stoikiometri
yang melibatkan sistem kesetimbangan. Untuk menggunakan konstanta
kesetimbangan, kita harus mengetahui cara menyatakannya dalam konsentrasi-
konsentrasi reaktan dan produk. Oleh karena konsentrasi reaktan dan produk dapat
dinyatakan dalam beberapa jenis satuan, dan fase spesies pereaksi tidak selalu sama
maka dimungkinkan ada lebih dari satu cara untuk menyatakan konstanta
kesetimbangan dari reaksi yang sama.

1. Kesetimbangan Homogen

Kesetimbangan homogen adalah reaksi dalam dimana semua spesies pereaksi ada
dalam fase yang sama. Salah satu contoh kesetimbangan homogen fase gas adalah
peruraian N2O4. Konstanta kesetimbangan dinyatakan dalam persamaan :

KC adalah konstanta kesetimbangan dimana konsentrasi pereaksi-pereaksi dinyatakan


dalam mol per liter. Konsentrasi reaktan dan produk gas dapat dinyatakan dalam
tekanan persialnya {ingat: P=(n/V)RT}.jadi untuk proses kesetimbangan
N2O4(g) 2NO2(g)
Hukum aksi massanya dapat dituliskan sebagai berikut :

Dimana PNO2 dan masing-masing adalah tekanan parsial (dalam atm) NO2 dan
N2O4. Indeks Kp memberikan informasi bahwa konsentrasi dinyatakan dalam tekanan.

2. Hubungan antara KC dan KP

Umumnya KC tidak sama dengan KP karena tekanan persial reaktan dan produk tidak
sama dengan konsentrasinya yang dinyatakan dalam mol per liter. Hubungan
sederhana antara KC dan kp dapat diturungkan sebagai berikut. Andaikan suatu reaksi
kesetimbangan dalam fase
aA bB
Dimana a dan b adalah koefisien stoikiometri.
Konstan kesetimbangan Kc dinyatakan dengan

Kc =
Dan pernyataan untuk Kp adalah

Kp =
Dimana PA dan PB masing-masing adalah tekanan parsial A dan B. bila gas dianggap
bersifat ideal maka
PAV = nART
PA =
Dimana V adalah volume wadah dalam satuan liter. Demikian pula

VI-3
PBV = nBRT
PB =
Dengan mengganti hubungan ke dalam peernyataan Kp maka diperoleh persamaan

Sekarang nA/V dan nB/V mempunyai satuan mol/L dan dapat dinyatakan dengan [A]

dan [B], sehingga Kp = (


= Kc (
Dimana Δn = b-a
= (mol gas produk) – (mol gas reaktan)
Oleh karena tekanan biasanya dinyatakan dalam atm maka harga R yang digunakan
adalah 0,0821 L.atm.mol-1. K-1, dan kita dapat menulis hubungan antara Kp dan Kc
sebagai
Kp = Kc (0,0821.T)Δn
Umumnya Kp ≠ Kc kecuali dalam hal khusus jika Δn = 0.

3. Kesetimbangan Heterogen

Reaksi dapat balik yang melibatkan reaktan dan produk berbeda fase disebut
kesetimbangan heterogen. Sebagai contoh, jika kalsium karbonat dipanaskan dalam
suatu bejana tertutup maka akan tercapai kesetimbangan seperti berikut :
[CaO][CO2 ]
K c' 
[CaCO3 ]
Oleh karena CaCO3 dan CaO adalah padatan murni, maka konsentrasinya dianggap
tidak berubah selama reaksi berjalan. Melalui penataan ulang persamaan diatas
diperoleh :
[CaCO3] K'c = [CO2]
[CaO]
Oleh karena [CaCO3] dan [CaO] konstanta dan K'c adalah suatu konstanta
kesetimbangan maka semua suku yang ada disebelah kiri persamaan tersebut adalah
konstanta.
K'c =Kc =[
Dimana Kc adalah konstanta kesetimbangan baru yang tidak tergantung pada
banyaknya CaO dan CaCO3 yang ada. Kita dapat juga menyatakan konstanta
kesetimbangan sebagai berikut :
Kp = PCO2
Dalam hal ini konstanta kesetimbangan adalah suatu bilangan yang sama dengan
tekanan CO2.

VI-4
4. Bentuk K dan Persamaan Reaksi

Ada dua hukum yang berkenan dengan kostanta kesetimbangan.


(1). Jika suatu persamaan reaksi dapat-balik dituliskan dalam arah yang berlawanan
maka konstanta kesetimbangan menjadi kebalikan dari konstanta kesetimbangan
semula.
Jadi jika kesetimbangan NO2-N2O4 dituliskan seperti :
N2O4(g) 2NO2(g)
Kc = = 4,63 x
Selanjutnya, jika kesetimbangan dituliskan seperti berikut:
2NO2(g) N2O4(g)
Maka konstanta kesetimbangan dinyatakan dengan
K = = = 216
Terlihat bahwa Kc = 1/K'c atau KcK'c = 1,00.konstanta-konstanta Kc dan K'c keduanya
adalah konstanta kesetimbangan yang valid, tetapi kita belum bisa menentukan bahwa
konstanta kesetimbangan untuk sistem reaksi NO2-N2O4 adalah 4,63 x 10-3 atau 216,
kecuali jika kita telah menetapkan bagaimana penulisan persamaan reaksinya.
2. Harga konstanta kesetimbangan K juga tergantung pada bagaimana persamaan
kesetimbangan diseimbangkan.
1/2N2O4(g) NO2(g)

Sedangkan kalau persamaan dituliskan seperti berikut :


N2O4(g) 2NO2(g)
Kc =
Terlihat bahwa

6.3 MANFAAT KONSTANTA KESETIMBANGAN

Umumnya konstanta kesetimbangan dapat membantu kita dalam memprakirakan


kearah mana campuran reaksi dapat berjalan untuk mencapai kesetimbangan, dan
untuk menghitung konsentrasi reaktan-reaktan dan produk-produk saat keadaan
kesetimbangan telah tercapai.
1. Prakiraan Arah Suatu Reaksi
Konstanta klesetimbangan Kc pada 430oC untuk reaksi di bawah adalah 54,3.
H2(g) + I2(g) 2HI(g)
Di dalam suatu percobaan pada 430oC, ke dalam wadah 1,00 L ditempatkan 0,243
mol H2; 0,146 mol I2 dan 1,98 mol HI. Akankah dalam reaksi tersebut membentuk H2
dan I2, atau HI lagi. Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka kita harus
memasukkan harga konsentrasi-konsentrasi zat awal ke dalam pernyataan konstanta
kesetimbangan seperti berikut :

VI-5
dimana indeks “o” menyatakan konsentrasi awal. Oleh karena hasil bagi
[HI] /[ ]0[ ]0 lebih besar daripada Kc (54,3), berarti sistem ini belum mencapai

kesetimbangan. Akibatnya beberapa molekul HI akan bereaksi membentuk H2 dan I2.


Jadi reaksi berjalan dari kanan ke kiri untuk mencapai kesetimbangan. Kuantitas yang
diperoleh melalui pemasukan harga konsentrasi awal spesies-spesies ke dalam
pernyataan konstanta kesetimbangan disebut hasil bagi reaksi (Qc). Untuk
menentukan arah pergeseran reaksi untuk mencapai kesetimbangan, kita harus
membandingkan harga Qc dengan Kc. Ada tiga kemungkinan yang dapat terjadi :
1. Qc > Kc Harga perbandingan konsentrasi awal produk terhadap reaktan
adalah cukup besar. Untuk mencapai kesetimbangan maka produk harus
berubah menjadi reaktan. Proses berjalan dari kekiri.
2. Qc = Kc konsentrasi mula-mula adalah sama dengan konsentrasi pada
kesetimbangan berarti telah tercapai kesetimbangan.
3. Qc < Kc harga perbandingan konsentrasi awal produk terhadap reaktan
adalah cukup kecil. Untuk mencapai kesetimbangan maka reaktan harus
berubah menjadi produk. Proses berjalan dari kiri ke kanan.

6.4 PERHITUNGAN KONSENTRASI DALAM KESETIMBANGAN

Jika kita mengetahui harga konstanta kesetimbangan untuk suatu reaksi


tertentu maka kita dapat menghitung konsentarsi campuran pada kesetimbangan dan
data konsentrasi awal. Penghitungan dapat langsung atau pun rumit, tergantung pada
data diberikan. Di dalam situasi yang umum, hanya data konsentarsi awal reaktan
yang diberikan. Sebagai contoh, marilah kita tinjau sisitem berikut yang mempunyai
konstanta kesetimbangan (KC) = 24,0 pada suatu temperautr tertentu.
A B
Anggaplah bahwa A yang mula-mula ada adalah 0,850 mol/L. dari stoikiometri reaksi
terlihat bahwa setiap I mol A yang berubah akan dihasilkan I mol B. jika konsentrasi
B pada kesetimbangan adalah x maka konsentasi A pada kesetimbangan adalah
(0,850-x) mol/ L.
A B
Mula-mula (M) : 0,850 0
Perubahan : -x +x
Kesetimbangan : (0,850-x) x
Tanda positif menyatakan peningkatan konsentrasi, dan tanda negative menunjukkan
penurunan konsentrasi pada kesetimbangan. Selanjutnya kita menyatakan konstanta
kesetimbangan sebagai berikut : Kc =
24,0 =
= 0,816 M
Jadi konsentrasi A dan B pada kesetimbangan adalah sebagai berikut :
[A] = (0,850-0,816) M = 0,034M
[B] = 0,816 M

VI-6
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa untuk
menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan konstanta kesetimbangan, dapat
dilakukan pendekatan seperti berikut :
1. Nyatakanlah konsentrasi pada kesetimbangan semua spesies dengan konsentrasi
awal dan suatu konsentrasi tunggal spesies yang tidak diketahui besarnya (x)
yang menyatakan perubahan konsentrasi.
2. Tuliskanlah pernyataan konstanta kesetimbangan dalam konsentrasi
kesetimbangan. Dengan harga konstanta kesetimbangan yang telah diketahui
maka harga x dapat dicari.
3. Setelah harga x diketahui, hitunglah konsentrasi semua spesies.

6.5 KESETIMBANGAN PADATAN IONIK DAN Ksp

Jika padatan ionic berlebih dilarutkan ke dalam air maka diperoleh suatu
kesetimbangan antara ion-ion dalam larutan jenuh dengan fase padat yang berlebih.
Sebagai contoh kesetimbangan perak klorida :
AgCl (p) Ag+ (aq) + Cl- (aq)
Dengan demikian,
= Kc
Konsentrasi perak klorida dalam fase padat adalah suatu konstanta dan tidak berubah.
Tidak peduli berapa banyak padatan itu yang kontak dengan larutan. Oleh karenanya
kita dapat menuliskan
[Ag+][Cl-] = Kc[AgCl (p) ]= Ksp
Konstanta Ksp disebut konstanta hasil kali kelarutan (solubility product), dan
pernyataan [Ag+][Cl-] adalah hasil kali konsentrasi ion-ion hasil. Bila larutan jenuh
berada dalam kesetimbangan dengan padatan yang berlebih, hasil kali konsentrasi ion-
ionnya harus sama dengan harga Ksp-nya. Tidak ada pembatasan bahwa konsentrasi
Ag+ harus sama dengan konsentrasi Cl-, tapi hasil kalinya sama dengan Ksp. Harga
Ksp harus ditentukan melalui percobaan.
Salah satu contoh percobaan yang dilakukan adalah sebagai berikut : barium
sulfat digerus dan diaduk dalam satu liter air pada 25oC sampai terbentuk larutan
jenuh. Larutan disaring, endapan BaSO4 yang berlebih disingkirkan, dan filtratnya
dievaporasi sampai kering. Endapan BaSO4 yang diperoleh dari filtrat kemudian
dikeringkan dan ditimbang. Kelarutan BaSO4 dalam air pada 25oC yang diperoleh
adalah 3,9 x 10-5 mol/L. seperti halnya semua garam, BaSO4 adalah elektrolit kuat dan
terurai sempurna dalam air. Oleh karenanya jika 3,9 x 10-5 mol/L BaSO4 yang terlarut,
ion Ba2+ yang terbentuk adalah 3,9 x 10-5 mol/L dan ion SO42- juga 3,9 x 10-5 mol/L.

BaSO4(p) Ba2+(aq) + SO42- (aq)

Kita dapat menulis


Ksp = [Ba2+] [SO42- ] = (3,9 x 10-5)(3,9 x 10-5) = 1,5 x 10-9
Hal ini berarti bahwa untuk suatu larutan jenuh BaSO4, hasil kali konsentrasi Ba2+
dengan konsentrasi SO42- harus sama dengan 1,5 x 10-9. Jika hasil kali [Ba2+] dengan
[SO42-] lebih kecil daripada 1,5 x 10-9, larutan tersebut belum jenuh dan padatan
BaSO4 masih dapat melarut untuk meningkatkan konsentrasi Ba2+ dan SO42-. Jika
hasil kali [Ba2+] dengan [SO42-] lebih besar daripada 1,5 x 10-9, BaSO4 akan
mengendap untuk menurunkan konsentrasi Ba2+ dan SO42-. Kita dapat membuat
larutan yang dalam kesetimbangan konsentrasi Ba2+ dan SO42- tidak sama. Sebagai
VI-7
contoh : andaikan kita mencampur larutan BaCl2 dengan Na2SO4 dalam jumlah yang
berbeda. Jika hasil kali konsentrasi Ba2+ dan SO42- melampaui harga Ksp BaSO4 maka
terbentuk endapan BaSO4. Dalam hal ini konsentrasi ion Ba2+ pasti tidak sama dengan
konsentrasi ion SO42-, karena mereka berasal dari sumber yang berbeda. Dalam alas
an ini pula, kelarutan BaSO4 dalam larutan NaSO4 atau dalam larutan BaCl2 akan
lebih kecil daripada kelarutannya dalam air murni.

6.7 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESETIMBANGAN

Kesetimbangan kimia mengatakan suatu kesetimbangan antara reaksi maju


dengan reaksi balik. Perubahan dalam kondisi percobaan dapat menggangu dan
menggeser posisi kesetimbangan sehingga mengurangi atau menambah produk yang
terbentuk, tekanan, volume, dan temperatur. Ada satu aturan umum yang dapat
membantu kita memperkirakan arah mana kesetimbangan akan berjalan jika terjadi
perubahan. Perubahan-perubahan tersebut. Hukum ini dikenal sebagai prinsip Le
Chatelier, yang menyatakan bahwa jika kepada suatu sistem kesetimbangan diberikan
ganguan dari luar maka sistem akan berubah. Dengan sendirinya untuk mengurangi
dampak dari ganguan tersebut. Adapun yang dimaksud gangguan dalam hal ini adalah
perubahan dalam konsentrasi, tekanan, volume, dan temperatur.

a. Perubahan Konsentrasi

Besi III tiosionat [Fe(SCN)] larut dengan segera kedalam air menghasilkan suatu
larutan merah. Warna merah ini. Disebabkan oleh adanya ion FESCN2+. Adapun
reaksi kesetimbangan tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut :
FeSCN2+ (aq) Fe3+ (aq) + SCN- (aq)
Merah kuning muda tak berwarna
Jika dalam sistem larutan tersebut ditambahkan natrium tiosianat (NaSCN) maka
konsentrasi ion SCN- meningkat. Untuk mengatasi gangguan tersebut maka ion Fe3+
bereaksi dengan ion SCN- yang ditambahkan, dan kesetimbangan bergeser dari kanan
ke kiri.
FeSCN2+ (aq) Fe3+ (aq) + SCN- (aq)

Akibatnya, warna merah larutan menjadi lebih gelap. Hal yang sama terjadi jika ke
dalam larutan mula-mula ditambahkan besi (III) nitrat Fe(NO3)3 .
Seandainya kita menambahkan asam oksalat (H2C2O4) ke dalam larutan awal. Sam
oksalat terionisasi dalam air menghasilkan ion oksalat (C2O42-) yang dapat berikatan
kuat dengan ion Fe3+. Pembentukan ion stabil Fe(C2O4)33- menghabiskan ion Fe3+
dalam larutan. Akibatnya, FeSCN2+ terurai dan kesetimbangan bergeser dari kiri ke
kanan. Larutan merah berubah menjadi kuning karena pembentukan ion Fe(C2O4)33-.
FeSCN2+ (aq) Fe3+ (aq) + SCN- (aq)

b. Perubahan Volume dan Tekanan

Perubahan tekanan tidak mempengaruhi konsentrasi spesies fase cair dan


padat. Akan tetapi konsentrasi gas sangat dipengaruhi oleh perubahan tekanan. Mari
kita lihat persamaan berikut :
PV = nRT

VI-8
Jika P dan V saling berhubungan secara timbal-balik. Pada jumlah mol dan T tetap,
semakin besar tekanan maka volume semakin kecil, demikian sebaliknya. Suku (n/V)
adalah konsentrasi dalam mol/L, dan dipengaruhi langsung oleh perubahan tekanan.
Andaikan sistem kesetimbangan seperti berikut :
N2O4 (g) 2NO2(g)
Berada dalam silinder yang dilengkapi dengan piston. Persamaan konstanta
kesetimbangannya dinyatakan sebagai berikut :

Kemudian tekanan gas dalam tabung ditingkatkan dengan cara menekan piston. Oleh
karena volume menurun maka konsentrasi N2O4 (stoikhiometri kecil) meningkat
sedangkan NO2 . pada pernyataan konstanta kesetimbangan terlihat bahwa NO2
dikuadratkan, sedangkan N2O4 hanya pangkat satu. Oleh karenanya peningkatan
tekanan akan menyebabkan sistem tidak berada pada posisi kesetimbangan dalam hal
ini terjadi perubahan dari kanan ke kiri.

Umumnya peningkatan tekanan (penurunan volume) lebih disukai oleh reaksi yang
menurun jumlah mol total gasnya, dan penurunan tekanan (peningkatan volume) lebih
disukai oleh reaksi yang meningkat jumlah mol total gasnya. Untuk reaksi yang tidak
ada perubahan jumlah mol gas totalnya, perubahan tekanan dan volume tidak akan
menggeser posisi kesetimbangan.

c. Perubahan Temperatur

Perubahan konsentrasi, tekanan atau volume dapat mengubah posisi


kesetimbangan, demikian juga halnya dengan temperatur. Seandainya temperatur
sistem berubah maka :
a. Untuk reaksi yang endotermis, peningkatan temperatur menyebabkan
pergeseran kesetimbangan kea rah reaksi endotermis; sedangkan penurunan
temperatur menggeser kesetimbangan kea rah reaksi eksotermis. Reaksi
H2(g) + I2(g) 2HI(g) + 13 kJ
Adalah suatu reaksi ke kanan berlangsung eksotermis sebagaimana tertulis,
maka peningkatan temperatur menyebabkan kesetimbangan bergeser ke kiri
sehingga K menurun. Dengan meningkatnya harga T maka konsentrasi HI
menjadi menurun, dan konsentrasi H2 dan I2 meningkat. Dengan kata lain HI
kurang stabil pada temperatur tinggi.
b. Prinsip Le Chatelier memprakirakan bahwa peningkatan temperatur
mendorong perubahan kea rah yang menggunakan panas. Ketika 1 mol H2 dan
1 mol I2 menghilang maka 2 mol HI dan 13 kJ panas dikeluarkan pada reaksi
diatas. Proses sebaliknya menyerap panas. Jika temperatur meningkat maka
sistem mencoba mengurangi gangguan tersebut dengan menyerap panas
tambahan. Oleh karena reaksi balik adalah reaksi yang menggunakan panas

VI-9
maka perubahan kea rah tersebut lebih disukai. Kecenderungan kea rah reaksi
balik menyebabkan konsentrasi I2 dan H2 meningkat.
c. Suatu prinsip yang umum dalam kinetic adalah bahwa kecepatan reaksi
meningkat dengan meningkatnya temperatur. Peningkatan temperatur untuk
suatu reaksi kesetimbangan menyebabkan kecepatan reaksi endotermis relatif
lebih meningkat daripada reaksi eksotermis. Untuk reaksi
H2(g) + I2(g) 2HI(g) + 13kJ
Maka dengan menaikkan temperatur, kecepatan peruraian (endotermis) lebih
meningkat daripada kecepatan pembentukan HI (eksotermis). Hasilnya, jika
terjadi penaikan temperatur reaksi maka konsentrasi HI menurun.

d. Penambahan Katalis

Apakah pengaruh katalis terhadap suatu sistem kesetimbangan? Untuk menjelaskan


permasalahan tersebut dapat dilakukan melalui pendekatan sebagai berikut :
a. Konstanta kesetimbangangan hanya berkaitan dengan zat-zat yang tampak
dalam persamaan reaksi. Katalis tidak tampak dalam persamaan reaksi atau
dalam pernyataan konstanta kesetimbangan. Oleh karenanya penambahan
katalis ke dalam sistem kesetimbangan di harapkan tidak akan mempengaruhi
konsentrasi-konsentrasi pada kesetimbangan, hanya mempercepat teradi
kesetimbangan.
b. Prinsip Le Chatelier tidak menyebutkan tentang adanya katalis.
c. Kinetic memberikan argumentasi yang paling baik bahwa suatu katalis tidak
mempengaruhi komposisi suatu sistem kesetimbangan. Menurut teori
kecepatan reaksi, kecepatan reaksi tergantung pada seberapa cepat partikel-
partikel melampau energy rintangan antara keadaan awal dengan keadaan
akhir. Gambar 6.2 memperlihatkan energi rintangan untuk reaksi berikut :

Gambar 6.2 diagram energi rintangan (garis putus-putus adalah jalan yang
dilalui reaksi bila digunakan katalis)

Pada gambar terlihat perbedaan energi rintangan antara reaksi yang dikatalis
dengan yang tidak dikatalis. Sebagaimana yang yang terlihat pada Gambar 6.2,
katalisator menurunkan energi rintangan reaksi sehingga kecepatan reaksi meningkat.
Jika energi rintangan kearah maju diturunkan maka energi rintangan untuk perubahan
kea rah belakang juga turun. Dengan demikian maka peningkatan kecepatan reaksi
untuk katalisator kea rah maju harus sama dengan peningkatan kecepatan reaksi kea
rah sebaliknya.

VI-10
Contoh soal :

Konstanta kesetimbangan (Kc) pada 25oC untuk reaksi berikut adalah 4,63 x 10-3.
Berapakan harga Kp pada temperatur tersebut?
N2O4(g) 2NO2(g)

Jawab :
Kp = Kc(0,0821T)Δn
Oleh karena T = 298 K dan Δn=2-1, maka kita mempuyai
Kp = (4,63 x 10-3)(0,0821 x 298), maka Kp = 0,113
Contoh soal :
Suatu reaksi pada 200oC, mula-mula terdapat 0,249 mol N2, 3,2 x 10-2 mol H2, dan
6,42 x 10-4 mol NH3 dalam tabung reaksi 3,50 L. jika konstanta kesetimbangan (Kc)
pada temperatur tersebut untuk reaksi adalah 0,65; tentukan apakah reaksi berada
pada keadaan kesetimbangan? Jika tidak, prakirakan kea rah mana reaksi berjalan!

N2(g) + 3H 2(g) 2NH3(g)

Jawab :
Konsentrasi awal spesies-spesies dalam reaksi adalah

Selanjutnya kita bandingkan konsentrasi produk dengan reaktan.

=
Oleh karena Qc lebih kecil daripada Kc (0,65) maka sistem tidak berada dalam
keadaan kesetimbangan. Reaksi akan berjalan dari kiri ke kanan sampai
kesetimbangan tercapai.

Contoh soal :
Suatu campuran 0,500 mol H2 dan 0,500 mol I2 ditempatkan dalam tabung 1,00L
pada 430oC. Hitunglah konsentrasi H2, I2 dan HI pada kesetimbangan. Diketahui
konstanta kesetimbangan (Kc) reaksi, pada teperatur tersebut adalah 54,3.

H2(g) + I2(g) 2HI(g)


Jawab :

Langkah 1 ;
Stoikiometri reaksi adalah 1 mol H2 bereaksi dengan 1 mol I2 menghasilkan 2 mol HI.
Bila x adalah pengurangan (dalam mol/L) masing-masing H2 dan I2 pada
kesetimbangan, maka konsentrasi HI yang terjadi adalah 2x.

VI-11
H2(g) + I2(g) 2HI(g)
Konsentrasi mula-mula (M) : 0,500 0,500 0,00
Perubahan konsentrasi (M) : -x -x +2x
Konsentrasi kesetimbangan : (0,500-x) (0,500-x) 2x
Langkah 2 : konstanta kesetimbangan dinyatakan dengan

Dengan memasukkan harga-harganya maka diperoleh

Dengan mengambil akar kuadrat kedua sisi maka diperoleh

Langkah 3 : konsntrasi kesetimbangan adalah


[H2] = (0,500-0,393) M = 0,107M
[I2] = (0,500-0,393) M = 0,107 M
[HI] = 2 x 0,393 M = 0,786M
Contoh soal :

Konstanta kesetimbangan (Kc) pada 350oC untuk reaksi

N2(g) + 3H2(g) 2NH3(g)

adalah 2,37 x10-3. Dalam suatu percobaan, konsentrasi-konsentrasi pada


kesetimbangan : N2 = 0,683 M, H2 = 1,05 M. kemudian ke dalam campuran
ditambahkan NH3 sehingga konsentrasinya meningkat menjadi 3,65M. (a) gunakanlah
prinsip Le Chatelier untuk memprakirakan arah pergeseran reaksi untuk mencapai
kesetimbangan. (b) cocokkanlah prakiraan saudara dengan perhitungan harga
pembagian (Qc) dan bandingkanlah harga ini dengan harga Kc.
Jawab :
a. Gangguan yang diberikan kepada sistem adalah penambahan NH3. Untuk
mengatasi gangguan ini, beberapa NH3 bereaksi menghasilkan N2 dan H2 sampai
tercapai kesetimbangan baru. Reaksi bergeser dari kanan ke kiri,
N2(g) + 3H2(g) 2NH3(g)
b. Setelah penambahan NH3, sistem segera mencapai kesetimbangan.
Perbandingan reaksi dinyatakan dengan

= 2,86x10-2

Oleh karena harga Qc lebih besar daripada harga Kc (2,37 x 10-3) maka reaksi akan
bergeser dari kanan ke kiri sampai Qc sama dengan Kc.

VI-12

Anda mungkin juga menyukai