KEME NTER
ERIA
IAN
N AG
AGAM
AMA
A
REPUBLIK INDONESIA
TAHUN 2016
Buku Siswa
MILIK NEGARA
TIDAK DIPERDAGANGKAN
Disklaimer: Buku Siswa ini dipersiapkan Pemerintah dalam rangka implementasi Kurikulum
2013. Buku ini disusun dan ditelaah oleh berbagai pihak di bawah koordinasi Kementerian Agama,
dan dipergunakan dalam penerapan Kurikulum 2013. Buku ini merupakan “Dokumen Hidup”
yang senantiasa diperbaiki, diperbaharui, dan dimutakhirkan sesuai dengan dinamika perubahan
zaman. Masukan dari berbagai kalangan diharapkan dapat meningkatkan kualitas buku ini.
Disusun dengan huruf Cambria 12pt, Helvetica LT Std 24 pt, KFGQPC Uthmanic Script 19 pt
Alhamdulillah segala puji bagi Allah Swt Tuhan semesta alam, salawat dan salam
semoga senantiasa dilimpahkan kepada makhluk terbaik akhlaknya dan tauladan
sekalian umat manusia, Muhammad SAW.
Kementerian Agama sebagai salah satu lembaga pemerintah memiliki tanggungjawab
dalam membentuk masyarakat Indonesia yang taat beragama, rukun, cerdas, mandiri
dan sejahtera lahir-batin sebagaimana ditegaskan dalam visinya.
Membentuk generasi cerdas dan sejahtera lahir-batin menjadi core (inti) dari
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam utamanya Direktorat Pendidikan madrasah.
Madrasah sebagai lembaga pendidikan berciri khas Islam konsen terhadap mata
pelajaran PAI (Fikih, SKI, Al-qur’an Hadis, Akidah Akhlak dan bahasa Arab).
ϐϐǡ
pencapaian kepada generasi kaffah (cerdas intelektual, spiritual dan mental) jalan
menuju pencapaian itu tentu tidak sebentar, tidak mudah dan tidak asal-asalan namun
tidak juga mustahil dicapai. Pencapaian ultimate goal (tujuan puncak) membentuk
generasi kaffah tersebut membutuhkan ikhtiar terencana (planned), strategis dan
berkelanjutan (sustainable).
Kurikulum 2013 sebagai kurikulum penyempurna kurikulum 2006 (KTSP) diyakini
shahih sebagai “modal” terencana dan strategis mendekati tujuan pendidikan Islam.
Salah satu upaya membumikan isi K-13 adalah dengan menyediakan sumber belajar
yakni buku, baik buku guru maupun buku siswa.
Buku Kurikulum 2013 mengalami perbaikan terus menerus (baik dalam hal tataletak
(layout) maupun content (isi) substansi). Buku MI (kelas 3 dan 6), MTs (kelas 9) dan MA
(kelas 12) adalah edisi terakhir dari serangkaian proses penyediaan buku kurikulum
2013 untuk mata pelajaran PAI dan Bahasa Arab di madrasah (MI, MTs dan MA).
Dengan selesainya buku K-13 untuk mata pelajaran PAI dan Bahasa Arab di madrasah
ini diharapkan dapat memudahkan peserta didik dan pendidik dalam memahami,
mengerti dan sekaligus menyampaikan ilmu yang dimilikinya.
Wassalamu’alaikum Wr Wb
1. KONSONAN
3. TA’ MARBUTAH
KATA PENGANTAR............................................................................................................................................iii
PEDOMAN TRANSLITERASI .......................................................................................................................... v
DAFTAR ISI ........................................................................................................................................................ vii
KOMPETENSI INTI (KI), KOMPETENSI DASAR (KD)............................................................................1
SEMESTER I
BAB I BERLAKU ADIL DAN JUJUR ................................................................................................................7
Kompetensi Inti ..................................................................................................................................................7
Kompetensi Dasar..............................................................................................................................................8
Tujuan Pembelajaran........................................................................................................................................8
Peta Konsep..........................................................................................................................................................9
Mari Belajar....................................................................................................................................................... 10
Mari Menyimpulkan ....................................................................................................................................... 21
Mari Mengasosiasi .......................................................................................................................................... 21
Mari Berlatih ..................................................................................................................................................... 22
4. Mengolah, menalar, dan 4.1. Menerapkan perilaku adil dan jujur dalam
menyaji dalam ranah konkret perkataan dan perbuatan sesuai kandungan
dan ranah abstrak terkait Al-Qur’an dalam surah al-Mâ’idah: 8-10;
dengan pengembangan dari surah an-Nahl:90-92; surah an-Nisâ’: 105.
yang dipelajarinya di sekolah 4.2. Menerapkan pembinaan pribadi dan
secara mandiri, dan mampu keluarga, serta masyarakat sesuai
menggunakan metoda sesuai kandungan Al-Qur’an dalam surah an-Nisâ’:
kaidah keilmuan. 9, surah al-Baqarah : 44-45, surah an-Nahl:
125, surah al-Baqarah: 177.
INDIKATOR PENCAPAIAN
1. Membaca QS Mâ’idah: 8-10; surah an-Nahl: 90-92; surah an- Nisâ’: 105. Dengan
tartil hingga hafal
2. Mengartikan, memaknai dan menerjemahkan QS. al- Mâ’idah: 8-10; surah an-
Nahl:90-92; surah an- Nisâ’: 105.
3. Memahami kandungan Qs al- Mâ;idah: 8-10; surah an-Nahl:90-92; surah an- Nisâ’:
105. Lengkap dan sempurna
4. Memahami arti adil dan jujur dalam QS al- Mâ’idah: 8-10; surah an-Nahl:90-92;
surah an- Nisâ’: 105.
5. Menerapkan prilaku adil dan jujur sesuai QS al- Mâ’idah: 8-10; surah an-Nahl:90-92;
surah an- Nisâ’: 105 dalam kehidupan sehari-hari
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah materi pembelajaran, maka peserta didik dapat :
1. Memahami kandungan Al-Qur’an tentang berlaku adil dan jujur dalam surah al-
Mâ’idah: 8-10; surah an-Nahl:90-92; surah an- Nisâ’: 105.
2. Menunjukkan perilaku jujur dan adil sesuai surah al- Mâ’idah: 8-10; surah an-
Nahl:90-92; surah an- Nisâ’: 105.
3. Menerapkan perilaku jujur dan adil dalam perkataan dan perbuatan sesuai
kandungan Al-Qur’an dalam surah al- Mâ’idah: 8-10; surah an-Nahl:90-92; surah
an- Nisâ’: 105
Peta Konsep
i h h h û i ğ h û h h h û û h m h h i ğ h ğh l i i l i h h h ğ h Ġh Ģ h
`ĵʭ n őűȲŶŲŋj ƒƅbˌřj ŏŪj ůĭjķ ;AʼnŹőjĬ j ǻjŲʆũAźŵźŬAźŶŲA;ŴŽjȑĵŹȬɂʑ
h ü i h hğ ğ hğ l i ğ h h û ğ i h ûh h i l i û l i û h ğh Ģhh û h
ĵųjķ ǞjĸŇ Ĭ `j? ôĬ AźŪȩb ðcźŪļŰj ɉ Bŋũ= źŸ Aźɉʼnj Š Aźô ɉʼnj šȩ ƅɁ ȇ ˉg źũ
xűžŞj Š h ŋf Łû h=b ğ Źi h ɉĺɳ
h x Cŋh ŧj Ťû Ųű ğ l i h h l ih h h ğ iğ h h h
h Űɻů h ihûh
j j AźŰ ų
j Šb AźŶ ŲA ;ŴŽj
ȑĬʼn Šb̉`ź Űųšȩ
h û i h û h h hlimh h l iğ hh l i h h h ğ h
̋űj žŅ j ƠĶɳŔ=ūjɌʤĢ b=ĵŶjļɔ˲AźķŊȡbAbŋŧȱŴŽjȑb̊
Ǥ ¢
Selanjutnya untuk memperkuat pembahasan tentang adil dan jujur ini, pelajari QS.
An Nahl (16) : 90-92 berikut!
Ananda sekalian, mari kita membaca QS. An Nahl (16) : 90-92 secara berulang-u-
lang dengan tartil dan bersama-sama hingga lancar dan usahakan menghafalnya!
ûhû
permusuhan
nj
ˏ j Ȋ
l iûh
kalian penuhilah
AźŦb=
l i i h
kalian melanggar
AźŘŪŶĻ
û Řh Ūh ȫh Ʋůĭ ğ h
eperti seorang perempuan yang mengurai
ĺ j Ŭ
h h
benangnya
ĵŹh ɉŌû ţ
q h h
menjadi lepas terurai
ĵĿʃŵ=
c. ¢
Ȉ Kata (^ʼnšůA) al-’adl terambil dari kata (^ʼnŠ) ’adala yang terdiri dari huruf-
huruf ’ain, dal dan lam. Rangkaian huruf-huruf ini mengandung dua makna yang
bertolak belakang, yakni lurus dan sama serta bengkok dan berbeda. Seseorang
yang adil adalah berjalan lurus dan sikapnya selalu menggunakan ukuran yang
sama, bukan ukuran ganda. Persamaan itulah yang menjadikan seseorang yang
adil tidak berpihak kepada salah seorang yang berselisih.
Ȉ ϐ
yang semestinya. Ini mengantar kepada persamaan, walau dalam ukuran
kuantitas boleh jadi tidak sama. Ada juga yang menyatakan bahwa adil adalah
memberikan kepada pemilik hak-haknya, melalui jalan yang terdekat. Ini bukan
saja menuntut seseorang memberi hak kepada pihak lain, tetapi juga hak tersebut
harus diserahkan tanpa menunda-nunda. “Penundaan utang dari seseorang
yang mampu membayar hutangnya adalah penganiayaan.” Demikian sabda Nabi
SAW. Ada lagi yang berkata adil adalah moderasi : “tidak mengurangi tidak juga
melebihkan,” dan masih banyak rumusan yang lain.
Ȉ Kata (`ĵŏńƃA) al-ihsân menurut ar-Raghib al-Ashfahani digunakan untuk dua
hal, pertama memberi nikmat kepada pihak lain, dan kedua, perbuatan baik.
Karena itu – lanjutnya – kata ihsan lebih luas dari sekadar “memberi nikmat
91. Dan tepatilah Perjanjian dengan Allah apabila kamu berjanji dan janganlah kamu
membatalkan sumpah-sumpah(mu) itu, sesudah meneguhkannya, sedang kamu telah
menjadikan Allah sebagai saksimu (terhadap sumpah-sumpahmu itu). Sesungguhnya
Allah mengetahui apa yang kamu perbuat.
ǡ
ǤǦ¢ƮǣͷͶͻǦ
dan bersama-sama hingga lancar dan usahakan menghafalnya!
i h h iğ h hh h
lŴȲ ğ h l h h i l h k hl h h l h lh hl hlh ğ
j ȍAǻȨűȲŅ jȋŨj ơĵjķ BĵļjŭůAūȎj? ĵȍŌŵɁĵŵj?
ĻƅbĬA]AK=ĵųjķ Mĵ
e h h h l
ĵųžŕj ŇǻjŶjɋĵňŰj ɉ
Ǥ
hl
j ơ) Al-haqq, terdiri dari huruf-huruf ha’ dan qaf maknanya berkisar
Ȉ Kata (Ũ
pada kemantapan sesuatu dan kebenarannya. Sesuaru yang mantap tidak berubah,
dinamai haq, demikian juga yang mesti dilaksanakan atau yang wajib. Nilai-nilai
agama adalah haq karena nilai-nilai itu selalu mantap tidak, tidak dapat diubah-ubah.
hh ğ h h
Ȉ Kata (]AK=) arakaϐǦǣȋĬA ]AKh=) arakaAllâh/ yang diperlihatkan
Allah kepadamu pada mulanya berarti memperlihatkan dengan mata kepala,
tetapi maksudnya di sini adalah memperlihatkan dengan mata hati dan pikiran.
Hasilnya adalah pengetahuan yang meyakinkan. Apa yang diperlihatkan Allah
itu, bukan terbatas pada memperlihatkan rincian satu hukum kepada Nabi
Muhammad SAW., tetapi juga berarti memperlihatkan rinciannya melalui
kaidah-kaidah yang diangkat dari ayat-ayat Al Qur’an.
Mari Mengasosiasi
Setelah ananda mendalami materi tentang berlaku adil dan jujur, maka hal-hal apa
sajakah yang dapat didiskusikan dari pemaparan materi di atas, cobah diinventarisir
kemudian diskusikan dengan teman-teman ananda. Dari pemaparan di atas beberapa
point yang dapat didiskusikan di antaranya adalah sebagai berikut:
1. ϐǦǨ
2. Apa saja yang dapat dipetik dari pembelajaran adil dan jujur yang dapat kita terapkan
dalam kehidupan sehari-hari.
3. Apa yang bisa diteladani dari materi yang membahas tentang adil dan jujur di atas.
4. Buat kelompok di dalam kelasmu. Kemudian analisislah tentang adil dan jujur
pergaulan di lingkungan sekitarmu. Lalu presentasikan di depan kelas!
e h lh
Pilihlah dan lingkari jawaban yang paling benar!
1. (ĵľĵȲŵA) Arti yang sesuai dengan lafas tersebut adalah....
a. Berlapang dada
b. Menjadi lepas terurai
c. Bersenang-senang
d. Bijaksana
e. Bersungguh-sungguh
2. Allah SWT menyeru setiap mu’min menjadi penyebar keadilan dimana dan kapanpun.
Peryataan diatas termasuk kesimpulan dari...
a. Qs. An-Nahl: 90-92
b. Qs. An-Nisâ’: 105
c. Qs. Ali Imra^n 62
d. Qs. Al-Mâ’idah 8-10
l hl
e. Qs. Al An’am 8-10
3. Arti dari njj ȊA adalah....
a. Perdamaian
b. Pemaaf
c. Permusuhan
d. Penyelamat
e. Penolong
4. Kesimpulan dari surat An-Nahl 90-92 adalah..
a. Allah SWT menyeru kepada setiap mukmin menjadi penyebar keadilan dimana
dan kapanpun
b. Kesadaran atas sikap berlaku adil menyangkut diri dan orang lain
c. Kesadaran akan bersikap adil
d. Islam menyerukan pemeluknya untuk bersikap adil
h l l i h h
e. Tumbuhnya kesadaran untuk tidak bersikap dan berperilaku buruk
e j Ňh ǻj
5. Arti dari lafz ĵųžŕ
h Ŷɋĵň
j Űj ɉ ŴȲĻ ƅb ....
a. Penentang bagi yang tidak bersalah
b. Pembela bagi yang tidak bersalah
c. Penyelamat bagi yang tidak bersalah
Penilaian Sikap
Amatilah perlikau-perilaku masyarakat yang terdapat pada kolom berikut ini dan
berikan tanggapanmu:
Ȉ ȋȌ
Ȉ Cobah ananda amati pola hidup dan akibat dari orang yang tidak mau berlaku
adil dan jujur.
dakwahquranhadist.files.wordpress.com
TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Peserta didik dapat memahamikandungan Al-Qur’an tentang pembinaan pribadi,
keluarga dan masyarakat dalam surah An-Nisâ’: 9, surah Al-Baqarah: 44-45, surah
An-Nahl: 125, surah Al-Baqarah: 177.
2. Peserta didik dapat menerapkan sikap tentang pembinaan pribadi, keluarga dan
masyarakat sesuai surah An-Nisâ’: 9, surah Al-Baqarah: 44-45, surah An-Nahl: 125,
surah Al-Baqarah: 177.
Mari Belajar
Ananda sekalian, mari kita pelajari QS. An-Nisâ’: 9 bersama-sama dan berulang-
ulang hingga lancar serta usahakan dapat menghafalnya!
Ǥ
ǤǦǯǣͿ
ǣ
ğ l i ğhû h û ûh h l i h eh qğ k i û û h û l i hh ûh h ğ h û hû h
hĬ AźŪļžŰŦ űŹj žŰŠ AźŦĵŇ ĵŧɿŗ
j ĹɆjKJ űŹj jŧŰŇ ŴjŲ AźȡŋĻ źɉ ŴŽjȑ ŐňȎb
̊AʼnŽ h ƅq źû hũlAźiɉźŪi Ȏh
e ʼnj Ŏ hû
q i
Anak-anak ĹɆğ jKk J
Benar e ʼnj Ŏh
AʼnŽ
h û hûh
Dan hendaklah takut kepada Allah ŐňȎb
e h
Yang lemah ĵŧɿŗ j
Ǥ ¢ǤǦǯǣͿ
e h
1). Kata (AʼnŽjʼnŎ) terdiri dan huruf Sin dan Dal yang menurut pakar bahasa Ibn Faris
menunjuk kepada makna meruntuhkan sesuatu kemudian memperbaikinya. la
juga berarti istiqa^mah/ konsistensi. Kata ini juga digunakan untuk menunjuk
kepada sasaran. Seorang yang menyampaikan sesuatu/ucapan yang benar dan
mengena tepat pada sasarannya, dilukiskan dengan kata ini. Dengan demikian
dapat difahami bahwa kata ini tidak hanya berarti benar, tetap ia juga berarti
tepat sasaran. Dalam konteks ayat ini keadaan sebagai anak yatim dan anak
kandung memiliki perbedaan secara psikis, yakni mereka sebagai yatim lebih
peka dan oleh karenanya memerlukan perlakuan yang lebih hati-hati, dengan
menggunakan kata-kata atau kalimat yang lebih terpilih, bukan saja yang
kandunganya benar tetapi tepat sasaran, begitu juga dalam hal memeberikan
teguran.
2). Pesan Ilahi di atas didahului oleh ayat sebelumnya yang menekankan perlunya
memilih (ĵŦbŋšŲ ƅźũ) qaulan ma’ru^fan, yakni kalimat-kalimat yang baik sesuai
dengan kebiasaan dalam masing-masing masyarakat, selama kalimat tersebut
tidak bertentangan dengan nilai-nilai Ilahi.
Ananda sekalian, mari kita pelajari QS. Al-Baqarah (2): 44-45 bersama-sama dan
berulang-ulang hingga lancar serta usahakan dapat menghafalnya!
Ǥ
ǤǦȋȌǣͺͺǦͺͻ
ǣ
h i û h h hh h h û h i ûh û i hh û i h i h h û h h h k û h ğ h i i ûhh
`źŰjŪšȩƆŦ=Ķô ɮjŭů`źŰļȩűļŵ=bűȲŏŧŵ=`źŏȿĻbǚ j j ɉĭjķMĵȍ`bŋɊįĻɁø
h šŒ h û hh ğ fh h h hğ h ğ h û ğ l i h û h
̮ǻ j j ɴůȇƅj?CǞ j ĸŭůĵŹȫ˯ˏjCźŰŕɉbǚ j ŕɉĭjķAźŶžjšļŎb̭
Ǥ ¢ǣ
h i h
.DPXPHPEDFD
`źŰļû ȩ
l i h û h
Jadikanlah penolongmu AźŶžjšļŎb
h šŒ h û
Orang-orang yang khusyu’ ǻ j j ɴů
Ǥ ¢ǤǦǣͺͺǦͺͻ
k û
1). Kata (ǚ
j j ɉ ) al-birr berarti kebajikan dalam segala hal, baik dalam hal keduniaan
atau akhirat, maupun interaksi. Sementara ulama menyatakan bahwa al-birr
mencakup tiga hal; kebajikan dalam beribadah kepada Allah swt. kebajikan
dalam melayani keluarga dan kebajikan dalam melakukan interaksi dengan
orang lain. Demikian Thahir Ibn ‘Asyur. Apa yang dikemukakan itu belum
mencakup semua kebajikan, karena agama menganjurkan hubungan yang
serasi dengan Allah, sesama manusia, lingkungan serta diri sendiri. Segala
sesuatu yang menghasilkan keserasian dalam keempat unsur tersebut adalah
û i h i h
kebajikan.
2). Kata (űȲŏŧŵ=) anfusakum adalah bentuk jamak dari kata nafs. la mempunyai
banyak arti, antara lain totalitas diri manusia, sisi dalam manusia, atau
jiwanya. Yang dimaksud di sini adalah diri manusia sendiri.
3). Kata (ǚ
û ğ
j ŕɉ) sabar artinya menahan diri dari sesuatu yang tidak berkenan di hati.
Ǥ
ϐ
hati melaksanakan tuntunan agama menghadapi rayuan nafsu.
Ananda sekalian, mari kita pelajari QS. Al-Baqarah: 177 bersama-sama dan beru-
lang-ulang hingga lancar serta usahakan dapat menghafalnya!
Ǥ
ǤǦȋȌǣͷͽͽ
ǣ
Kebaikan ̤ٴǪ
Ȑ
Hamba sahaya k
BĵũŋɉA
ǡϐ
ŮžȼŎŴķA
Ǥ ¢ǤǦǣͷͽͽ
k
1). Kata (ǚɉA) al-birr pada mulanya berarti keluasan dalam kebajikan. Dari akar kata
yang sama, daratan dinamai al-barr karena luasnya. Kebajikan mencakup segala
bidang termasuk keyakinan yang benar, niat yang tulus, kegiatan berdakwah
serta tentu saja termasuk menginfakkan harta di jalan Allah SWT. Nabi saw
melawankan kata al-birr dosa. Al-birr adalah segala yang menentramkan jiwa
dan menenangkan hati pelakunya dan begitu sebaliknya.
k
2). Kata (BĵũŋɉA) al-riqâb adalah bentuk jamak dari kata ( ĹĸũK) raqabah yang pada
mulanya berarti “leher”. Makna ini berkembang sehingga bermakna hamba
sahaya”, karena tidak jarang hamba sahaya berasal dari tawanan perang yang saat
ditawan, tangan mereka dibelenggu dengan mengikatnya ke leher mereka. Dalam
konteks ayat ini, bermakna memerdekakan atau membebaskan perbudakan.
3). Kata (ŮžȼŎ ŴķAȌÇƸ
ϐǤ
ulama dahulu memahami dalam arti siapapun yang kehabisan bekal, dan dia
sedang dalam perjalanan.
Mari Menyimpulkan
Mari Berlatih
l i h h ğ h û û
Aźȡŋh Ļźû ɉŴŽj h %DJLDQD\DWGLVDPSLQJWHUPDVXNVXUDW
h ȑŐňhȎb)
a. Al-Baqarah: 177
b. An-Nisâ’: 9
c. Al-Mâ’idah: 8
d. Al-Baqarah: 126
e. Ali-Imrân: 4
2. Yang termasuk hikmah dari kandungan surat An-Nisâ’: 9 adalah...
a. Islam menghendaki seluruh umatnya berada dalam keadaan sejahtera
b. Berbuat baik kepada anak yatim
c. Mengelola dan memberdayakan harta anak yatim sampai mereka dapat
mengelolanya sendiri
d. Anak yatim hendaknya diperlakukan sama seperti anak kandung
Penilaian Sikap
Amatilah perliku-perilaku masyarakat yang terdapat pada kolom berikut ini dan
berikan tanggapanmu:
1 ϐ
Ǧǯ
di kamarnya
2 Badri sering mengajak keluarganya
menghadiri kajian keislaman di Masjid
Konsep Diri
Ȉ ȋȌ
1. Carilah ayat yang lain, selain yang diuraikan di materi bahasan, yang terkait
dengan berlaku adil dan jujur
Ȉ ȋȌ
Ȉ Cobah ananda amati pola hidup dan akibat dari orang yang tidak mau berlaku
adil dan jujur.
www.bhirau.com
INDIKATOR PENCAPAIAN:
1. Mampu menjelaskan tentang intisari dan keterangan dari QS. an-Nahl: 125; surah
asy-Syua’râ’: 214-216, surah al-Hijr: 94-96.
2. Mampu menerjemahkan QS an-Nahl: 125; surah asy- Syua’râ’: 214-216, surah al-
Hijr: 94-96.
1. Mampu menjelaskan gambaran kewajiban berdakwah dalam QS an-Nahl: 125;
surah asy- Syua’râ’: 214-216, surah al-Hijr: 94-96.
2. Mampu memahami serta menerapkan dalam kehidupan sehari-hari QS an-Nahl:
125; surah asy- Syua’râ’: 214-216, surah al-Hijr: 94-96.
TUJUAN PEMBELAJARAN:
Setelah materi pembelajaran, maka peserta didik dapat :
1. Menghayati kandungan Al-Qur’an tentang kewajiban berdakwah sesuai Al-Qur’an
dalam surah an-Nahl: 125; surah asy-Syu’arâ: 214-216, surah al-Hijr: 94-96.
2. Menerapkan strategi berdakwah sesuai isi kandungan Al-Qur’an dalam surah an-
Nahl: 125; surah asy- Syu’arâ: 214-216, surah al-Hijr: 94-96.
Peta Konsep
Ananda sekalian, mari kita pelajari QS. An-Nahl: 125 bersama-sama dan berulang-
ulang hingga lancar serta usahakan dapat menghafalnya!
ğ i h û h h ğ i û h h h h hû h û hû h h û û h kh h Ǔ h ?S
i û
`j?ôŴŏń=Ǘj Ʋj ůĭjķűŹɉʼnj ɕbˌjĹŶŏơjĹŞjŠźųɉbjĹųŭj ơĭjķūjɅKŮžj
j h ȼ Ŏ j I
h h û i h
û ihû hih h h ğ h h ihû hi h ğh
;ŴŽʼnj ļŹųɉĭjķűŰŠ=źŸbĀjŷjŰžjȼŎŴŠŮŗŴųjķűŰŠ=źŸūɅK
Ǥ ¢ǣ
h
Pelajaran ĹŞjŠźû Ɋh
û h
bantahlah mereka űŹi ɉʼnj ɕ
ğ h
Tersesat Ůŗ
Orang yang mendapat petunjuk h ʼnj ļh Źû Ɋi
ŴŽ
Ǥ ¢ǤǦͷͻ
1). Kata (ĹŞŠźųůA) al-mau’izhah terambil dari kata (ŜŠb) wa’azha yang berarti
nasihat. Mau’izhah adalah uraian yang menyentuh hati yang mengantar kepada
kebaikan. Demikiran pendapat yang dikemukakan oleh beberapa ulama.
2). Kata (űŹůIĵŁ) jâdilhum terambil dari kata (^AʼnŁ) jidâl yang bermakna
diskusi atau bukti-bukti yang mematahkan alasan atau dalil mitra diskudi dan
menjadikannya tidak dapat bertahan, baik yang dipaparkan itu diterima oleh
semua orang maupun hanya oleh mitra bicara.
3). Mau’izhah hendaknya disampaikan dengan ( ĹŶŏń) hasanah/baik, sedang
perintah berjidâl disifati dengan kata (Ŵŏń=) ahsana/yang terbaik, bukan
Kedua kompetensi tersebut penting untuk dimiliki bagi bagi seorang da’i agar
tujuan dakwah bisa tercapai dengan baik. Apa tujuan dakwah itu?
ǡϐ
manusia dengan agama atau menyadarkan manusia supaya mengakui kebenaran
Islam dan mau mengamalkan ajaran Islam sehingga menjadi orang baik. Menjadikan
orang baik itu berarti menyelamatkan orang itu dari kesesatan, dari kebodohan,
dari kemiskinan dan dari keterbelakangan. Oleh karena itu, sebenarnya dakwah
bukan kegiatan mencari atau menambah pengikut, tetapi kegiatan mempertemukan
ϐ
Ananda sekalian, mari kita pelajari QS. Asy-Syua’râ’: 214-216 bersama-sama dan
berulang-ulang hingga lancar serta usahakan dapat menghafalnya!
Ǥ
ǤǦǯǯǣͷͺǦͷͼ
h û iû h h hhğ h h h h h û û h h h ûh û h h h h û hh
ϘǻjŶŲj İųɉŴjŲūšĸȩŴj ųj ɉūńĵŶŁŖjŧŇbϗǻjɅŋũƁūĻǞŒ j ŠKŊj ŵ=b
h i h k x m h k ûih h û h h û h
ϙ`źŰųh šû ȩĵųjğ Ɋ;dŋj ķƭj j ?ŮŪȯ]źŕŠ`jıŦ
Ǥ ¢ǣ
Ananda sekalian, mari kita membaca QS. Al-Hijr: 94-96 berulang-ulang secara tartil
dan bersama-sama hingga lancar serta usahakan dapat menghafalnya!
Ǥ
ǤǦǣͿͺǦͿͼǤ
ğ
hŴŽjȑ͠hŴŽj;ŌŹû ļh ŏû ųi û ɉū
h h û h h ğ h û iû h û û hh i h ûi h û h û h
j ɰžŧŬĵŵj?͟ǻj ȡǬ j ųɉŴj ŠPŋj Š=bŋɊİĻĵųjķSʼnŔĭŦ
h i h û h h û h h h h h e h ğ h h h i h û h
͡`źųŰšȬ[źŏŦôŋŇA;ĵŹɧj?jĬşŲ`źŰšƒ
Ǥ ¢
û û h
0DNDVDPSDLNDQROHKPXVHFDUDWHUDQJWHUDQJDQ
Sʼnh Ŕĭ Ŧ
ûi
'LSHULQWDKNDQ
ŋi Ɋh İĻ
û û h
%HUSDOLQJODK
Pŋj Š=
h hh
Kami memeliharamu
ūɰh žû ŧŬ
2UDQJRUDQJ\DQJPHPSHURORNRORNDQ hŴŽj;ŌŹû ļh ŏû ųi û ɉ
j
Ǥ ¢ǤǦǣͿͺǦͿͼ
1). Kata (SʼnŔĵŦ) fashda’ terambil dari kata (SʼnŔ) shada’a yang berarti membelah.
Kemudian, karena pembelahan biasanya menampakkan sesuatu yang terdapat
pada belahan, maka kata tersebut berkembang maknanya menjadi menampakkan
atau terang-terangan. Makna inilah yang dimaksud di sini. Di sisi lain pembelahan
û iû
mengesankan kekuatan dan kesungguhan.
h
2). Kata (ǻj ȡǬ
j ųɉȌÇƸǤ
adalah orang yang melakukan mempersekutukan atau membuat tandingan
hukum atau ajaran lain selain dari ajaran/hukum Allah.Kemusyrikan secara
Mari Menyimpulkan
1. Keluarga mendapat prioritas utama dalam seruhan dakwah untuk membina ketahuhidan
mereka. Rasulullah mengajarkan bahwa dalam berdakwah tidak mengenal pilih kasih/
memberi kemudahan kepada keluarga dalam hal pemberian peringatan.
2. ............................................................................................................................................................................
3. ............................................................................................................................................................................
4. ............................................................................................................................................................................
5. ............................................................................................................................................................................
Mari Mengasosiasi
Setelah ananda mendalami materi tentang kewajiban berdakwah, maka hal-hal apa
sajakah yang dapat didiskusikan dari pemaparan materi di atas, cobah didiskusikan
dengan teman-teman ananda. Dari pemaparan di atas beberapa point yang dapat
didiskusikan di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Kemukakan contoh perbuatan/kegiatan yang terkait dengan kewajiban dakwah,
berikan pendapatmu, kemudian persiapkan diri untuk mempresentasikan hasil
diskusi tersebut di depan kelas.
2. Umat Islam memiliki kewajiban untuk berakwah. Mengapa berdakwah itu menjadi
kewajiban?. Cobah diskusikan dan kemukakan hasil diskusimu….
3. Dalam berdakwah diperlukan beberapa strategi atau metode agar berjalan dengan
baik dengan hasil yang baik pula. Diskusikan dan kemukakan hasil diskusimu.
Ǩ
1. Bacalah potongan ayat berikut ini
h.ŴŽʼnj ļh Źû ųi û ɉĭķűi hŰŠû h=źh Ÿi bĀj h Š
h ŷjŰžȼŎŴ h h ihû h hi h ğh ğ
h Ůğ ŗŴųjķűŰŠ=źŸūɅK`j?.............
j j
Arti yang sesuai dengan kalimat yang bergaris bawah pada potongan ayat diatas
adalah....
a. Orang yang mendapat petunjuk.
b. Orang yang memperoleh rahmat Allah.
c. Orang yang bersabar.
d. Orang yang mengerjakan kebajikan.
e. Orang yang menunaikan zakat.
2. “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang
baik”. Penggalan ayat yang sesuai dengan terjemahan diatas adalah...
h ihûh hû h h h h h e h ğ h h h ihûh h ğ
e. Semua benar
4. (`źųŰšȬ[źŏŦôŋŇA;ĵŹɧj? j ĬşŲ`źŰšƒŴŽjȑ)
Penggalan ayat diatas merupakan bagian dari salah satu surah dalam al-Qur’an.
Yaitu surah...
7. Perhatikan ayat yang bergaris bawah pada penggalan surah Asy-Syua’râ’ berikut ini.
h i h k x m h k ûih h û h h û h
...`źŰųh šû ȩĵųjğ Ɋ;dŋj ķƭj j ?ŮŪȯ]źŕŠ`jıŦ
Arti yang sesuai dengan penggalan ayat tersebut diatas adalah....
a. Jika mereka melampaui batas.
b. Jika mereka memperolok-olokmu
c. Jika mereka mendurhakaimu.
d. Jika mreka mengikutimu.
8. Kandungan QS. Al-Hijr: 94-96 berisi perintah Allah untuk .......
a. Melakukan dakwah secara terang-terangan
b. Melakukan dakwah secare sembunyi-sembunyi.
Ǥ ǦϐǤ
d. Memerangi orang-orang yang ingkar membayar zakat
e. Melakukan dakwah secara lemah lembut
Penilaian Sikap
Amatilah perliku-perilaku masyarakat yang terdapat pada kolom berikut ini dan
berikan tanggapanmu:
Konsep Diri
Ȉ ȋȌ
1. Carilah ayat yang lain, selain yang diuraikan di materi bahasan, yang terkait
dengan berlaku adil dan jujur
Ȉ ȋȌ
Ȉ Cobah ananda amati pola hidup dan akibat dari orang yang tidak mau berlaku
adil dan jujur.
fotokita.net
INDIKATOR PENCAPAIAN
ͳǤ ǦÇƸǣǡ ǣ
132; surah al-An’âm:70; surah an-Nisâ’: 36 dan surah Hûd: 117-119 tentang
tanggungjawab manusia terhadap keluarga dan masyarakat
ʹǤ ǦÇƸǣ ǡ ǣ ͳ͵ʹǢ ǦǯǣͲǢ Ǧ
Nisâ’:36 dan surah Hûd: 117-119 tentang tanggungjawab manusia terhadap keluarga
dan masyarakat ke dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar.
͵Ǥ ǦÇƸǣǡ ǣ ͳ͵ʹǢ ǦǯǣͲǢ
an-Nisâ’:36 dan surah Hûd: 117-119 tentang tanggungjawab manusia terhadap
keluarga dan masyarakat.
4. Mendalami dan memahami serta menerapkan dalam kehidupan sehari-hari at-
ÇƸǣǡǣͳ͵ʹǢǦǯǣͲǢǦǯǣ͵ðǣ
117-119 tentang tanggungjawab manusia terhadap keluarga dan masyarakat
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah materi pembelajaran peserta didik dapat :
1. Memahami kandungan Al-Qur’an tentang bertanggungjawab terhadap keluarga
Ǧǯ ǦÇƸǣǡ ǣ ͳ͵ʹǢ
surah al-An’âm:70; surah an-Nisâ’:36 dan surah Hûd: 117-119, melalui membaca,
mengartikan, menterjemahkan, menganalisis
ʹǤ ǦÇƸǣǡǣͳ͵ʹǢ
al-An’âm:70; surah an-Nisâ’:36 dan surah Hûd: 117-119
ǦÇƸǣǡ
Thâhâ: 132; surah al-An’âm: 70 ; surah an-Nisâ’: 36 dan
surah Hûd: 117-119.
TANGGUNG ǦÇƸǣǡǣ
JAWAB
132; surah al-An’âm:70 ; surah an-Nisâ’:36 dan surah
MANUSIA
Hûd: 117-119.
Orang yang cinta ilmu pengetahuan (pengalaman
ǦÇƸǣǡǣͳ͵ʹǢǦ
An’âm:70 ; surah an-Nisâ’:36, dan surah Hûd: 117-119).
Mari Belajar
ǦÁǣͼǡǣͷǢ
ǦǯǣͽͶǢǦǯǣͼðǣͷͷͽǦͷͷͿǦ-
lang-ulang hingga lancar dan usahakan dapat menghafalnya!
iCKĵ û h i ğ h i ih q h û i
h łjh ơ û hh û i h i h lm i l i h h h ğ h ĠhĢ h
b Mĵȍ ĵŸIźũb ˊKĵŵ űȲžjŰŸ=b űȲŏŧŵ= Aźũ AźŶŲA; ŴŽjȑ ĵŹȬɂʑ
h i h ûi h h i h ûh h û i h hh m h hğ h i û h ğ x h x h f h Ģh h h ûh h
̇`bŋɊİŽĵŲ`źŰšŧɆbűŸŋɊ=ĵŲĬ`źŕšȬƅIAʼnőj RƆjţĹŭjɌˁŲĵŹžŰŠ
-DJDODKSHOLKDUDODK Ǫ̸̜Ȏ
bahan baku dzȎ ̸̜Ȏ ȇȍ
NDVDU ǼҠ̎
NHUDV dzǪ˰˺
Ǥ ¢
i i
Iźũbh waqûdEDKDQEDNDU%DKDQEDNDUQHUDND\DLWXPDQXVLDGDQEDWX0DQXVLDELVD
PHQMDGL EDKDQ EDNDU NDODX GLSDQDVNDQ GHQJDQ SDQDV \DQJ WLQJJL %DWX MXJD ELVD
PHQMDGL EDKDQ EDNDU MLND GLSDQDVNDQ VHSHUWL JXQXQJ EHUDSL \DQJ SDQDV .HWLND
PHQGLQJLQPHQMDGLEDWXNHPEDOL,QLDGDODKJDPEDUDQ\DQJVDQJDWPHQDNXWNDQ
0DODLNDW \DQJ GLVLIDWL GHQJDQ RƆţ ghilâNDVDU EXNDQODK GDODP DUWL NDVDU
MDVPDQLQ\D VHEDJDLPDQD GDODP EHEHUDSD NLWDE WDIVLU NDUHQD PDODLNDW DGDODK
PDNKOXNPDNKOXNKDOXV\DQJWHUFLSWDGDULFDKD\D$WDVGDVDULQLNDWDWHUVHEXWKDUXV
GLSDKDPL GDODP DUWL NDVDU SHUODNXDQQ\D DWDX XFDSDQQ\D 0HUHND WHODK GLFLSWDNDQ
$OODKNKXVXVXQWXNPHQDQJDQLQHUDND³+DWL´PHUHNDWLGDNLEDDWDXWHUVHQWXKROHK
ULQWLKDQWDQJLVDWDXSHUPRKRQDQEHODVNDVLKPHUHNDGLFLSWDNDQ$OODKGHQJDQVLIDW
VDGLV GDQ NDUHQD LWXODK PDND PHUHND IAʼnő syidâdNHUDVNHUDV \DNQL PDNKOXN
PDNKOXN\DQJNHUDVKDWLLQ\DGDQNHUDVSXODSHUODNXDQQ\D'LSDGDQNDQGHQJDQD\DW
syadidul-quwaa0DODLNDWLWXVDQJDWNXDWWDNWHUNDODKNDQROHKSHQJKXQLQHUDND
Ǥ ǤǦÁǣͼ
“ Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka
yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang
kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya
kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”
Ǥ ǤǦÁǣͼ
Dalam suasana peristiwa yang terjadi di rumah tangga Nasi Muhammad Saw
seperti diurai oleh ayat-ayat sebelumnya (munâsabah ayat), maka pada ayat ke
6 ini memberi tuntunan kepada kaum beriman bahwa: Hai orang-orang yang
beriman, perihalah diri kamu antara lain dengan meneladani Nabi Saw. dan pelihara
juga keluarga kamu yakni isteri, anak-anak dan seluruh yang berada di bawah
tanggungjawab kamu dengan membimbing dan mendidik mereka agar kamu semua
h lğ ih hl h h ii lh i lh el h ih lh hlh h l h l h ğ h h l h l ilh
cźŪļŰj ɉĹĸj ũĵšůAbūũLŋŵŴƗĵũLjKūɉɂŏȸƅĵŹžŰŠǚj śŔAbj CƆŕɉĵjķūŰŸ=ŋɊ=b
keluargamu ߶̵ǫȓ
bersabarlah ˽̄ٴǪ
kami memberi rizki kepadamu ̞ȍ ̜Ȏ ǶȎ ˲ȑ ȍ̯
c. ¢Ǥǣͷ
Ȉ Kata (ūŰŸ=) ahlaka/keluarga jika ditinjau dari masa turunnya ayat ini, maka ia
hanya terbatas pada istri beliau - Khadijah r.a. dan beberapa putra beliau bersama
Ali bin Abi Thalib ra. yang beliau pelihara sepeninggal Abû Thâlib. Tetapi bila
dilihat dari penggunaan kata ahlaka yang dapat mencakup keluarga besar, lalu
menyadari bahwa perintah tersebut berlanjut sepanjang hayat, maka ia dapat
mencakup keluarga besar Nabi Muhammad saw., termasuk semua istri dan
anak cucu beliau. Bahkan sementara ulama memperluasnya sehingga mencakup
seluruh umat beliau. Namun ketika dikaitkan dengan Putra kandung Nabi Nuh
as tidak dinilai oleh Allah sebagai ahl/ keluarga beliau dengan alasan dia tidak
beramal shaleh (baca QS. Hûd: 46)
Ȉ Kata (ǚśŔA) ishthabir dari kata (ǚŔA) ishbir/bersabarlah dengan penambahan
huruf (Q ) tha’. Penambahan itu mengandung makna penekanan. Nabi Muhammad
Saw diperintahkan untuk lebih bersabar dalam melaksanakan shalat, karena
shalat yang wajib bagi beliau hanya shalat lima waktu, tetapi juga shalat malam
yang diperintahkan kepada beliau untuk melaksanakannya selama sekitar
setengah malam setiap hari (QS. Al-Muzammil:1-5). Ini memerlukan kesabaran
dan ketekunan melebihi apa yang diwajibkan atas keluarga dan umat beliau.
Ȉ Kata (\LK) rizq pada mulanya, menurut pakar bahasa Arab Ibn Fâris, berarti
pemberian untuk waktu tertentu. Namun demikian, arti asal ini berkembang
sehingga rizki antara lain diartikan sebagai pangan, pemenuhan kebutuhan, gaji,
hujan dan lain-lain, bahkan sedemikian luas dan berkembang pengertiannya
sehingga anugerah kenabian pun dinamai rizeki (QS. Hûd: 88).
Ǥ Ǥǣͷ
“Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah
kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezki kepadamu, kamilah
yang memberi rezki kepadamu. dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang
bertakwa”.
permainan eĵĸjšhů
dan senda gurau eAźŹl h ɉbh
mereka telah ditipu iűŹi lȩŋğ ţh
h h li
dijerumuskan
ŮŏȼĻ
Ǥ ¢ǤǦǯǣͽͶ
Ȉ ÇƸȀ ǡ ȋ͓Øͻ̈́dž °ͻ¤Ȑᐦdž ƽȌ
mereka permainan dan kelengahan, dipahami oleh sementara ulama dalam arti
kebiasaan hidup mereka dalam arti perhatian dan keseharian mereka adalah
permainan. Ada juga yang memahaminya dalam arti kepercayaan dan tata cara
mereka berhubungan dengan Tuhan, yakni mereka berpesta pora di hadapan
berhala-berhala mereka pada waktu-waktu tertentu, serta bersiul dan bertepuk
ǯ ϐǦ Dz
Baitullah tidak lain kecuali siulan dan tepukan tangan” (QS. Al-Anfal [8] : 35).
Ȉ ȋdž ̷ȁǩÚ°ǫȌ Ǥ
digunakan untuk keterhalangan yang tidak dapat dielakkan lagi buruk akibatnya.
Dari sini, kata tersebut digunakan dalam arti dijerumuskan dalam siksa, atau
penjara atau neraka. Sementara ulama memilih makna terhalangi, sehingga yang
dimaksud adalah terhalangi dari rahmat dan kebajikan. Ayat di atas secara tegas
Ǥ
Ǥǯǣͼ
ǣ
û û h qû h l i ûi hh hğ l ii û h
ȗh ŋû Ūi ů dŊj j Ʌbh ĵŶq ɹ
h ńû j ? ŴûŽȐh j ʆh ůĭ
j j Ʌb ðĵʮ n ő Ājŷjķ AźȡǬ j ȶ ƅb Ĭ Abʼnĸȭbø
Ķ˪ h û ķ Ķń
Ơĭ j ĵ ğ bh ĶŶi Ơ
ŕɉ i û KĵƠ h û bh ȗ h û iû
ŋ Ū ů dj J Kĵ h û bh ǻjŭɹ
Ơ h hû h h hhû h
ųɉb ǖɮȎb
j j j j j j h j
e i h q hûi h h h Ġ i h hğ ğ û i ih û û h h h h h ğ û h
̥AKźňŦƅĵļƥ`ǽŴŲĶjƘƅĬ`j?ñűȲŶʅŽɁĺŭŰɊĵŲbŮž j j ȼŏɉŴj ķb
Ǥ ¢
ǣ
h l il h l
tetangga yang dekat
ȗŋŪůAdjJjKĵƠA
i i l h l
j ŶƠAjKĵƠA
Ķ
tetangga yang jauh
l hl ğ
teman sejawat
j ŶƠĵ
Ķ j ķĶ j ńj ĵŕɉA
li
sombong
ƅĵļh ƥ
membangga-banggakan diri
e ň i h
AKź Ŧ
Ǥ ¢Ǥǯǣͼ
û h
h ńû j ? ŴûŽȐh j ʆh ůĭ
Ȉ ĵŶq ɹ j j Ʌb/wa bi al-walidaini ihsana. Di sini Al-Qur’an menggunakan kata
penghubung “bi” bukan “ li” yang berarti untuk dan “ila” yang berarti kepada,
h û ğ h
Ȉ Kata (Ķ˪ j ńĵŕɉb ) dapat dipahami dalam arti isteri, bahkan siapa pun
j Ơĭjķ Ķj
yang selalu menyertai seseorang di rumahnya, termasuk para pembantu
rumah tangga. Makna ini perlu ditekankan terutama karena sementara orang
baik sebelum dan sesudah turunnya Al Qur’an, hingga kini, masih banyak yang
memperlakukan isteri dan atau para pembantunya secara tidak wajar.
Ȉ Kata (ŮžȼŎ ŴķAȌÇƸ
ϐǤ
ulama dahulu memahami dalam arti siapapun yang kehabisan bekal, dan dia
sedang dalam perjalanan.
Ǥ Ǥǯǣͼ
36. “ Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun.
dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim,
orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat,
Ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang
yang sombong dan membangga-banggakan diri,”
Ǥ Ǥǯǣͼ
Syekh Muhammad Abduh menjelaskan bahwa ibadah merupakan suatu bentuk
ketundukan dan ketaatan yang mencapai puncaknya karena adanya rasa keagungan
dalam jiwa seseorang terhadap siapa yang kepadanya ia mengabdi, serta sebagai
dampak dari keyakinan bahwa pengabdian itu tertuju kepada yang memiliki
kekuasaan yang arti hakekatnya tidak terjangkau. Dia lah Allah SWT, yang Maha
Kuasa atas segala sesuatu.
Ibadah yang dimaksud tidak hanya dalam bentuk ibadah ritual (mahdhah),
yakni ibadah yang cara, kadar dan waktunya ditetapkan oleh Allah dan Rasul-Nya,
seperti shalat, zakat, puasa dan haji, tetapi mencakup segala macam aktivitas, yang
hendaknya dilakukan demi karena Allah SWT (baca juga ayat QS.al-An’âm:162).
Karena itu, Islam melarang pemeluknya melakukan perbuatan syirik. Sebab syirik
merupakan induk perbuatan dosa (dzulmun adzhîm). Keimanan/ketauhidan tidak
boleh bercampur/dicampur dengan perbuatan syirik.
h h hh h Ġ h h m h û h h h i û i hi û hh û i h iû h ûi h Ġh h h h h
ŮšƠūɅK;ĵőźɉbͶ`źŅjŰŕɊĵŹŰŸ=bˈp ŰŞjķ cŋŪůūjŰŹȎ j ūɅK`ǽĵŲb
h h h h h Ġ h h ğ h ğ
ûñűŹi Ūh hŰŇ h h û i h i h h h h q h h q ği h ğ
ūj ɉɶj ůbôūɅKűń j KŴŲƅj? ͷǻjŧjŰļƥ`źɉAŌŽƅbðCʼnń j ɩĹŲ=Mĵȍ
h
h û j ğȍbj
h šƦ û h h
h `ğ Ƃh Ɋû Ɓh ū
h ĹŶğ ƠŴjh Ųűh Ŷğ Źh Ł h kh ih h û ğhh
ǻ j =Mĵ j j ɅKĹųjǿĺųȩb
b. ¢
Ǥ
h
PHPELQDVDNDQ
ūjŰŹl iȎj
il
QHJHULQHJHUL
cŋh ŪůA
h i
VHQDQWLDVD
`źɉAŌh hŽ
h ŧjŰļh lƥi
ǻ
berselisih pendapat
j
ğ l
akan memenuhi
`ƂɊƁ
h h
Ȉ Kata ( h`ǽĵŲ), mâ kâna/ tidak pernah ada adalah satu istilah yang mengandung
makna penekanan dan kesungguhan. Kata ini biasa juga diterjemahkan dengan
tidak wajar atau tidak sepatutnya. Dengan menyatakan tidak pernah ada, maka
tertutup sudah kemungkinan dapat terjadinya hal tersebut dalam keadaan apa
Ǥ
ǡϐ
kemampuan melakukan sesuatu.
h i û i
Ȉ Kata (`źŅj ŰŕɊ), mushlihûn adalah bentuk jamak dari kata mushlih. Seseorang
dituntut, paling tidak, menjadi shâlih, yakni memelihara nilai-nilai sesuatu
sehingga kondisi sesuatu itu tetap bertahan sebagaimana adanya, dan dengan
demikian sesuatu itu tetap berfungsi dengan baik danbermanfaat.
Mari Menyimpulkan
Mari Mengasosiasi
Mari Berlatih
ȋȌǨ
1. Ayat yang menjelaskan bahwa dakwah dan pendidikan harus bermula dari rumah.....
a. Al-Mâ’idah : 6
b. Al-An’âm : 70
c. At-Tahrim : 6
d. Al-Isrâ’ : 37
e. Al-Baqarah : 220
2. Kasar adalah terjemahan dari ǤǦÇƸǣ....
a. `źŕšŽ
b. RƆţ
c. IAʼnő
d. CŋłơA
e. Iźũb
$UWLIAʼnőGDODPDW7DKUvPDGDODK
a. Buruk
b. Keras
c. Jahat
d. Kejam
e. Kasar
$UWL ĹĸũĵšůAGDODPVXUDW7KkKk
a. Akibat yang baik
b. Akibat yang tidak baik
Penilaian Sikap
Amatilah perliku-perilaku masyarakat yang terdapat pada kolom berikut ini dan
berikan tanggapanmu:
Ȉ ȋȌ
Ȉ Cobah ananda amati pola hidup dan akibat dari orang yang tidak mau berlaku
adil dan jujur.
5 KEPEMIMPINAN
infouhuy.blogspot.com
INDIKATOR PENCAPAIAN
1. Menjelaskan tentang intisari dan keterangan dari QS Ali Imrân:26, surah an-
Nisâ’:58-59; surah an- Nisâ’:144; surah al-Mâ’idah: 56-57; surah at-Taubah:71
tentang kepemimpinan
2. Menerjemahkan QSAli Imrân:26, surah an-Nisâ’:58-59; surah an- Nisâ’:144; surah
al-Mâ’idah: 56-57; surah at-Taubah:71. tentang kepemimpinan ke dalam bahasa
Indonesia dengan baik dan benar.
3. Menjelaskan gambaran QS Ali Imrân:26, surah an-Nisâ’:58-59; surah an- Nisâ’:144;
surah al-Mâ’idah: 56-57; surah at-Taubah:71. Tentang kepemimpinan
4. Mendalami dan memahami serta menerapkan dalam kehidupan sehari-hari QS Ali
Imrân:26, surah an-Nisâ’:58-59; surah an- Nisâ’:144; surah al-Mâ’idah: 56-57; surah
at-Taubah:71. tentang kepemimpinan.
TUJUAN PEMBELAJARAN :
Setelah materi pembelajaran, maka peserta didik dapat :
1. Memahami kandungan Al-Qur’an tentang kepemimpinan dalam surah Ali Imrân:26,
surah an-Nisâ’:58-59; surah an- Nisâ’:144; surah al-Mâ’idah: 56-57; surah at-
Taubah:71
2. Menerapkan nilai-nilai kepemimpin sesuai dengan QS Ali Imrân:26, surah an-
Nisâ’:58-59; surah an- Nisâ’:144; surah al-Mâ’idah: 56-57; surah at-Taubah:71.
Mari Belajar
Ananda sekalian, mari kita pelajari QS. Ali Imrân:26 bersama-sama dan berulang-
ulang hingga lancar serta usahakan dapat menghafalnya!
h ŌĠ šiĻb
h i m h h ğ h û iû i h h i m h h h h û iû û i û iû h h ğ i ğ i
ŴŲ j ; ĵŒȶŴųjɊūŰųɉSǣ j Ļb;ĵŒȶŴŲūŰųɉȘj İĻū j ŰųɉūjŰɨűŹŰɉŮj ũ
k i h h h ğ i û hû h h i m h h h Ġ i h i m h h
û h ȁ
xŋŽʼnj hũp;ƾ
j ȇūŵj?ðǞƢ]ʼnj žjȨð;ĵŒȶŴŲ^Ŋj Ļb;ĵŒȶ
Ǥ¢ǣ
i lh
Engkau cabut
Sǣ j ȩ
i
Engkau muliakan
ŌĠ jšĻ
l il h h
kata ini juga mengacu pada pengertian khusus, yaitu Allah Yang Maha Esa.
3). Kata (ū j ŰųɉA ūj ɉĵŲ), kata majemuk ini, terambil dari akar kata yang rangkaian
huruf-hurufnya mim, lam dan kaf, yang mengadung makna keuatan, dan
keshahihan, yang pada mulanya berarti ikatan dan penguatan. Kata Malik
yang berarti raja, atau «Malik», yang berarti Pemilik, mengandung penguasaan
terhadap sesuatu disebabkan oleh kekuatan pengendalian dan keshahihannya.
Allah adalah Pemilik. Ayat ini menjelaskan bahwa yang dimiliki-Nya adalah al-
Mulk, yakni kepemilikan.
Ġ i
4). Kata (ŌjšĻ) Engkau muliakan, pada hakikatnya mengandung arti kekuatan
Ġ i
yang menjadikan pemiliknya dibutuhkan, sekaligus tidak terkalahkan.
5). Kata (^jŊĻ) Engkau hinakan. Yang hina selalu butuh kepada banyak pihak,
terkalahkan dan tidak berwibawa.
Ananda sekalian, mari kita pelajari QS. An-Nisâ’: 58-59 bersama-sama dan beru-
lang-ulang hingga lancar serta usahakan dapat menghafalnya!
Ǥ
ǤǦǯǣͻ;ǦͻͿ
ǣ
ğ h ûh iû h h h h û h Ģh h hh û l Ġ hi h û i i iûh hğ ğ
j ȍ ǻȨ űļųŭń AJ˯ ĵŹjŰŸ= Ǔj? ĺ
Mĵ j ɰɨƁ AbIİĻ `= űȱŋɊįŽ Ĭ `j?ø
q h ü h h h h hğ ğ m i i h ğ hğ ğ û hû l i i ûh h
̻ˊǞŕj ķˋšžųj Ŏ`ǽĬ`j?ĀjñŷjķűȲŞjšŽĵųjšjŵĬ`j?ˏ^j ʼnšůĭjķAźųŭƕ`=
Ǥ¢ǣ
Ġhi
Menyampaikan
AbIİĻ
Ulil amri ûŋɊhƁ
û li
Ƞj b=
j
h hhû
1). Kata ( ĺj ɰɨƁ), Amanah adalah sesuatu yang diserahkan kepada pihak lain
untuk dipelihara dan dikembalikan bila tiba saatnya atau bila diminta oleh
pemiliknya. Amanah adalah lawan dari khianat. la tidak diberikan kecuali
kepada orang yang dinilai oleh pemberinya dapat memelihara dengan baik apa
yang diberikannya itu. setiap manusia telah menerima amanah secara potensial
sebelum kelahirannya dan secara aktual sejak dia akil baligh.
2). Kata (^ʼnŠ) adala yang terdiri dari huruf-huruf ‹ain, dal dan lam. Rangkaian
huruf-huruf ini mengandung dua makna yang bertolak belakang, yakni lurus
dan sama serta bengkok dan berbeda. Seseorang yang adil adalah berjalan lurus
dan sikapnya selalu menggunakan ukuran yang sama, bukan ukuran ganda.
Persamaan itulah yang menjadikan seseorang yang adil tidak berpihak kepada
salah seorang yang berselisih.
͵ȌǤ ϐ
yang semestinya. Ini mengantar kepada persamaan, walau dalam ukuran
kuantitas boleh jadi tidak sama. Ada juga yang menyatakan bahwa adil adalah
memberikan
û h û kepada
l i pemilik hak-haknya.
4). Kata (ŋ j ɊƁ Ƞj b=). Adalah berarti para pemangku jabatan yang memiliki
wewenang dalam memutuskan perkara, serta para penguasa yang berwenand
dalam mengatur urusan kita.
i ğh
Kamu mengambil
AbŊň j ļȩ
h
Wali h;ĵhȎj bl =
Ǥ ¢ǤǦǯǣͷͺͺ
h hl
1). Kata (ŴɆŋjj ŦǾůAȌǡ Ǧ ϐǡ
(ŋŧȱ) kafara yang pada mulanya berarti menutup. Al Qur›an menggunakan
kata tersebut untuk berbagai makna yang masing-masing dapat dipahami sesuai
dengan kalimat dan konteksnya. Konteks ayat ini adalah larangan menjadikan
ϐ Ȁ
pemimpin, karena boleh jadi ia mendustakan ajaran islam atau bahkan menjadi
musuh islam.
l h
h h
2). Kata (;ĵȎj b=) adalah bentuk jamak dari kata Wali yang berarti teman yang akrab,
h i ih
juga berarti pelindung atau penolong.
3). Penggunaan kata (`bʼnɆŋ j ĻɁȌǡȀϐǦǣ
kamu mengadakan alasan yang nyata bagi Allah. Redaksi demikian yang dipilih
bukan kata apakah kamu menjadikan, untuk menekankan betapa hal tersebut
sangat buruk. Baru pada tingkat mau saja mereka telah dikecam, apalagi jika
benar-benar telah dilaksanakan.
Ananda sekalian, mari kita pelajari QS. Al-Mâ’idah: 56-57 bersama-sama dan
berulang-ulang hingga lancar serta usahakan dapat menghafalnya!
Ǥ
ǤǦǯǣͻͼǦͻͽ
ǣ
h h h hû i ğ ğ h l h h ğ h ih i h h h ğ ğ h h h h h
h Ġ
ĵŹȬɂʑ̹ Ģ `źĸi j Űʀůűi ŸjĬBh Ōû ń j `jıŦAźŶi ŲAh ; ŴŽjȑbÿȔźŎKbĬ^źļȬŴŲb
i
l i h ğ h k q hh qi i û i h l i hğ h ğ l i ğh h l ih h h ğ
AźĻb= ŴŽjȑ ŴjŲ ĵĸjšůb ˊbŌŸ űȲŶŽjI AbŊƛ ŴŽjȑ AbŊň j ļȩ ƅ AźŶŲA; ŴŽjȑ
h j ŶŲj İû Ɋű
Ġ ļŶ i
i Ŭ` h ğ l AźŪi ȩğ b h
h ;h m ĵhȎj bû =Kĵ i û h û i ûh
h ŧğ ŭ h ɮjh ŭůû
̺ǻ ?j Ĭ ô ůb ű Ȳ j Ű ĸ ȰŴj
Ų Ķ
Ǥ ¢ǣ
ğ
Mengambil menjadi penolongnya
^źh ļh Ȭh
Pengikut
Bh Ōl ńj
h i hl
Pemenang
`ź jȊĵŤůA
Janganlah kamu mengambil i ğh
AbŊňj ļȩƅ
hl
sebagai partai.
h
2). Kata (`źi jȊĵŤůA), pemenang dengan pengertian meraih apa yang mereka
harapkan, yakni kehidupan bahagia di dunia, keamanan dan ketentraman dalam
masyarakat serta kebahagiaan di akhirat dengan meraih surga dan ridha-Nya.
3). Kata (ŴŽI) din mempunyai banyak arti, antara lain ketundukan, ketaatan,
perhitungan, balasan. Juga berarti agama, karena dengan agama seseorang
bersikap tunduk dan taat, serta akan diperhitungkan seluruh amalnya, yang atas
dasar itu ia memperoleh balasan dan ganjaran. Agama, atau ketaatan kepada-
Nya, ditandai oleh penyerahan diri secara mutlak kepada Allah SWT. Islam dalam
arti penyerahan diri adalah hakikat yang ditetapkan Allah dan diajarkan oleh
para nabi sejak Nabi Adam as. hingga Nabi Muhammad SAW.
eii
4). Kata (AbŌŸ) huzua, adalah gurauan yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi
e h
dan dengan tujuan melecehkan.
5). Kata (ĵĸjšů), permainan makna dasarnya adalah segala aktivitas yang dilakukan
bukan pada tempatnya, atau untuk tujuan yang tidak benar. Karena itu air liur
yang biasanya keluar tanpa disengaja, apalagi pada anak kecil dinamai lu›ab
karena ia keluar atau mengalir bukan pada tempatnya. Mereka menjadikan
agama sebagai bahan permainan, berarti juga mereka tidak menempatkan
pengagungan kepada Allah yang menggariskan ketentuan agama itu, pada
tempat yang sewajarnya, tidak juga menHPSDWNDQ5DVXOSDGDWHPSDWEHOLDX\DQJ
ZDMDU
ǡǤǦǣͽͷǤǦǦ
ulang hingga lancar serta usahakan dapat menghafalnya!
Ǥ
ǤǦǣͽͷǤ
ǣ
h h û hûhh i û h û h i iûh û h i mh ûh û i i ûh i h û iû h h i û iû h
Ŵj Š`źŹŶɆb[b j ŋšųɉĭjķ `bŋɊįŽŖ ˏ p šȨ;ĵȎj b=űŹŘšȨĺɰjŲİųɉb`źŶjŲİųɉb
h Ģh li m ih i h h hğ h i i h h h ğ h i û i h h h ğ h i i h h iû
ūjɌʤb= ÿô ȔźŎKb Ĭ `źšžśj Ɇb CźŬŌɉ `źĻİɆb CźŰŕɉ `źųžjŪɆb ŋj ŭŶųɉ
x ŭńh ŌɆ h hğ ğ iğ i iih ûh h
f ŌŠ
űžj j Ĭ`j?ñĬűŹƧǞŎ
Ǥ ¢ǣ
h il
Menunaikan
`źĻİiŽ
Mereka itu akan diberi rahmat ihǞ
űi Źi Ƨ l h Ŏh
Ǥ ǤǦǣͽͷǤ
71.“ dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah)
menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. mereka menyuruh (mengerjakan) yang
ma’ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan
mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah;
Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”
Ǥ ǤǦǣͽͷǤ
Ayat ini berisi tentang perintah untuk menegakkan perbuatan makruf dan
mencegah perbuatan yang mungkar. Perwujudan dari keimanan yang kuat yaitu
melakukan amar makruf nahi munkar. Orang yang beriman tidak pernah berhenti
mengajak kebaikan kepada orang lain, dimanapun ia berada. Begitu juga, hatinya
orang beriman tidak akan pernah merasa nyaman kalau ada perbuatan munkar di
sekelilingnya, ia akan berusaha untuk mencegah atau sekurangnya mempengaruhi
supaya tidak terjadi perbuatan munkar. Sebab kemunkaran akan mendatangkan
malapetaka. Sebaliknya perbuatan yang makruf akan mengundang rahmat Allah.
Tolok ukur kebaikan dan kemungkaran adalah syari’at dan kemaslahatan
rakyat. Ini merupakan persoalan yang luas dari tuntutan rakyat pada penguasa,
khususnya dalam mencegah kezaliman, tidak menerimanya atau bersabar atasnya.
Berbuat makruf dan mencegah kemungkaran merupakan karakteristik yang
harus dimiliki oleh seorang disertai juga dengan ketaatan kepada Allah dan Rasul-
Mari Menyimpulkan
Mari Mengasosiasi
Setelah ananda mendalami materi tentang kepemimpinan, maka hal-hal apa sajakah
yang dapat di diskusikan dari pemaparan materi di atas, cobah di inventarisir kemudian
di diskusikan dengan teman-teman ananda. Dari pemaparan di atas beberapa point
yang dapat di diskusikan di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Apa yang bisa diteladani dari materi yang membahas tentang kepemimpinan.
2. Apa sajakah yang harus dilakukan oleh pemimpin menurut penjelasan ayat tersebut
3. ϐ
lingkungan ananda?
Ǩ
h l il i l h h
i Œh h ȶŴl ųjğ Ɋū
1. ;ĵ ŰųɉASǣ
j ȩb. Arti yang sesuai dengan ayat diatas adalah....
a. Engkau cabut kerajaan dari orang yang engkau kehendaki
b. Engkau berikan kerajaan dari orang yang engkau kehendaki
c. Engkau muliakan orang yang engkau kehendaki
d. Engkau kehendaki orang yang berkuasa
e. Engkau Maha kuasa atas segalanya
Penilaian Sikap
Amatilah perliku-perilaku masyarakat yang terdapat pada kolom berikut ini dan
berikan tanggapanmu:
Konsep Diri
Ȉ ȋȌ
1. Carilah ayat yang lain, selain yang diuraikan di materi bahasan, yang terkait
dengan berlaku adil dan jujur
https://pmblab.files.wordpress.com/2011/12/kerja-keras.jpg
INDIKATOR PENCAPAIAN
1. Mampu menjelaskan tentang intisari dan keterangan dari QS al-Jumu’ah 9-11; QS al-
Qashash :77 tentang etos kerja.
2. Mampu menerjemahkan QS al-Jumu’ah 9-11; QS al-Qashash :77 tentang etos kerja
ke dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar.
3. Mampu menjelaskan gambaran QS al-Jumu’ah 9-11; QS al-Qashash :77 tentang etos
kerja.
4. Mendalami dan memahami serta menerapkan dalam kehidupan sehari-hari QS al-
Jumu’ah 9-11; QS al-Qashash :77 tentang etos kerja.
TUJUAN PEMBELAJARAN:
1. Setelah materi pembelajaran, melalui metode/setrategi yang dipilih guru diharapkan
peserta didik dapat :
2. Memahami kandungan Al-Qur’an tentang etos kerja pribadi muslim, melalu
membaca, menghafal, menganalisis QS al-Jumu’ah 9-11; surah al-Qashash :77.
3. Menerapkan etos kerja pribadi muslim sesuai QS al-Jumu’ah 9-11; surah al-
Qashash:77.
Mari Belajar
Untuk mempelajari kandungan al-Qur’an tentang etos kerja, berikut disajikan surah
Al-Jumu’ah: 9-11; surah Al-Qashash: 77.
Ananda sekalian, mari kita pelajari QS. Al-Jumu’ah: 9-11 bersama-sama dan beru-
lang-ulang hingga lancar serta usahakan dapat menghafalnya!
a. Mari membaca QS. Al-Jumu’ah: 9-11
ǣ
l i h h ğ û h l û h û h h i iû û h h ğ h i h lm i h h h ğ h Ġh h
Ģ
AbKJbjĬŋj ŬjJǓj?AźšŎĭŦjĹšųƠ_j źŽŴjŲj CźŰŕŰj ɉdjIźŵAJj?AźŶŲA;ŴŽjȑĵŹȬɂʑ
l i h h ih ğ h i h h h ihûh ûi i û i ğ x û h û i h h û h û
Ǎj AbǬj ȽŵĭŦCźŰŕɉĺ j žŘj ũAJjıŦ̊`źųŰšȩűļŶŬ`j?űȲůǞŇűȲj ůəşô žȊ
h i ûi û i ğhğ q h hğ l ii û h ğ û h l ihû h hû
̋`źŅjŰŧȩűȲŰšůˊǞjĿŬĬAbŋŬJbjĬŮj ŘŦŴjŲAźŤļȨbP˱ j Ɓ
Ǥ ¢ǣ
i
Diseru
djh Iźŵ
h i ûi
dengan berjalan kaki, dan itu menurut mereka adalah anjuran bukan syarat.
3). Kata (jĹšųƠ) terambil dari kata al-Jum’u yang berarti berkumpul. Karena para
pemeluk Islam berkumpul pada hari itu sekali dalam seminggu di tempat-tempat
peribadatan yang besar. Sementara dalam bahasa Arab kuno, hari Jum’at di kenal
dengan nama hari ‘Arubah, dimana ummat-ummat terdahulu diperintahkan
untuk melaksanakan ibadah pada hari tersebut.
10. apabila telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan
carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.
11. dan apabila mereka melihat perniagaan atau permainan, mereka bubar untuk
menuju kepadanya dan mereka tinggalkan kamu sedang berdiri (berkhotbah).
Katakanlah: “Apa yang di sisiAllah lebih baik daripada permainan dan perniagaan”,
dan Allah Sebaik-baik pemberi rezki.
h h
Yang telah dianugrahkan kepadamu
ūƋĻA;h
h h h
Bagianmu
ūĸž ŕj ŵ
hCŋh Ň˖KAh Ȑ
ğ
Kebahagiaan negeri akhirat
j
jŢļh Ȩû bh
Dan carilah
Berbuat kerusakan h h hû ûh
Iĵŏŧů jŢĸȩ
Ǥ ¢ǤǦǣͽͽ
1). Kata (ĵųžŦȌϐ ǡ
sekaligus melukiskan tertancapnya ke dalam lubuk hati upaya mencari
kebahagiaan ukhrawi melalui apa yang dianugerahkan Allah dalam kehidupan
dunia ini. Dalam konteks Qârûn adalah gudang-gudang tumpukan harta benda
yang dimilikinya itu.
k
2). Firman-Nya : (ĵžŵȐA ŴŲ ūĸžŕŵ ōȿĻƅbȌ ÇƸ Ǧ
merupakan larangan melupakan atau mengabaikan bagian seseorang dari
kenikmatan duniawi. Larangan itu dipahami oleh sementara ulama bukan
dalam arti haram mengabaikannya, tetapi dalam arti mubah (boleh untuk
mengambilnya).
3). Kata (ĶžŕŵȌÇƸ ȋĶŕŵ) nashaba yang pada mulanya
berarti menegakkan sesuatu sehingga nyata dan mantap seperti misalnya
Ǥ ÇƸ
sehingga menjadi nyata dan jelas bahwa bagian itu adalah hak dan miliknya dan
atau itu tidak dapat dielakkan.
1. Pribadi muslim harus memiliki etos kerja tinggi, pekerja keras dan berprestasi,
dilandasi spiritualitas yang kuat dan istiqamah untuk meraih keberhasilan dan
kesuksesan.
2. Menyeimbangkan urusan ukhrawi dan duniawi. Bekerja untuk keperluan duniawi
dan untuk bekal ukhrawi.
............................................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................................
Mari Menyimpulkan
Mari Mengasosiasi
Setelah ananda mendalami materi tentang etos kerja, maka hal-hal apa sajakah yang
dapat di diskusikan dari pemaparan materi di atas, cobah diinventarisis kemudian di
diskusikan dengan teman-teman ananda. Dari pemaparan di atas beberapa point yang
dapat didiskusikan di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Apa yang bisa diteladani dari materi yang membahas tentang etos kerja pribadi
muslim
2. Apa yang harus dilakukan bagi seorang muslim terkait etos kerja menurut ayat-ayat
tersebut
3. Kemukakan pendapatmu mengenai tipe pekerja yang memiliki etos kerja.
Ǩ
ûh û h
1. (AźšŎĭŦ) terambil dari kata NjŎ yang berarti....
a. Berjalan cepat
b. Berjalan lambat
c. Berjalan pada malam hari
d. Berjalan pada siang hari
ğ û
e. Berlari
2. (j Ĭŋ
j ŬjJ) arti potongan ayat di samping ....
a. Menyembah Allah
b. Menyekutukan Allah
c. Memuji Allah
d. Mangingat Allah
e. Melupakan Allah
3. Al-Qur’an melarang orang mukmin mukallaf melakukan transaksi jual beli pada saat
muadzin telah mengumandangkan adzan untuk shalat jumat terdapat pada ayat….
a. QS. Al-Jumu’ah ayat 9
b. QS. Al-Jumu’ah ayat 10
c. QS. Ali Imrân: 59
d. QS. Al-Qashash 77
i li l i ğhh
e. QS. Al-Muzammil: 2
4. `źŅj Űŧȩ űȲŰšů potongan ayat ini menginformasikan bahwa orang beriman setelah
melaksanakan shalat jumat, kemudian memiliki etos kerja yang tinggi akan
memperoleh….
a. Keberuntungan
b. Keberkahan
c. Rizki melimpah
d. Pahala yang besar
e. Kemuliaan hidup
5. Perintah bertebaran di bumi untuk mencari karunia Allah setelah selesai menunaikan
shalat Jum’at adalah ....
a. Wajib
Penilaian Sikap
Amatilah perliku-perilaku masyarakat yang terdapat pada kolom berikut ini dan
berikan tanggapanmu:
Konsep Diri
Ȉ ȋȌ
1. Carilah ayat yang lain, selain yang diuraikan di materi bahasan, yang terkait
dengan berlaku adil dan jujur
Sebagai persiapan materi/topik bahasan pada pertemuan yang akan datang terkait
menyelesaikan perselisihan, musyawarah dan ta’aruf:
Ȉ Tulislah redaksi ayat dan terjemahan surah Ali-‘Imrân: 159, surah Al-Hujurât: 9 dan
13, surah An-Nisâ’: 59, dan surah al-A’râf: 199..
Ȉ Untuk materi yang akan dating carilah bukti dan tanda orang yang menunjukkan
sedang menyelesaikan penyelesaian, musyawarah dan ta’aruf, yang berbentuk
gambar/videonya sekaligus bukti dan keterangannya.
Ȉ ȋȌ
Ȉ Cobah ananda amati pola hidup dan akibat dari orang yang tidak memiliki etos
kerja lingkungan ananda
INDIATOR PENCAPAIAN
1. Mampu menjelaskan tentang tata cara menyelesaikan perselisihan dan masalah
dengan baik menurut QS. Ali ‘Imrân: 159, surah al-Hujurât : 9 & 13, surah an-Nisâ’:59,
dan surah al-A’râf:199
2. Mampu menerjemahkan QS Ali ‘Imrân: 159, surah al-Hujurât : 9 & 13, surah an-
Nisâ’:59, dan surah al-A’râf:199 ke dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar.
3. Mampu menjelaskan tentang intisari dan keterangan dari QS Ali ‘Imrân: 159, surah
al-Hujurât : 9 & 13, surah an-Nisâ’:59, dan surah al-A’râf:199
TUJUAN PEMBELAJARAN:
1. Setelah materi pembelajaran, maka peserta didik dapat:
2. Memahami kandungan al-Qur’an tentang tata cara penyelesaian perselisihan,
musyawaran dan ta’aruf dalam surah Ali ‘Imrân: 159, surah al-Hujurât : 9 & 13, surah
an-Nisâ’:59, surah al-A’râf:199, dan surah an-Nahl:126
3. Menerapkan tatacara menyelesaikan perselisihan, musyawarah dan ta’aruf sesuai
dalam surah Ali ‘Imrân: 159, surah al-Hujurât : 9 & 13, surah an-Nisâ’:59, dan surah
al-A’râf:199.
Mari Belajar
Ananda sekalian, mari kita pelajari QS. Ali-‘Imrân: 159 bersama-sama dan beru-
lang-ulang hingga lancar serta usahakan dapat menghafalnya!
Ǥ
ǤǦǮǣͷͻͿ
ǣ
h h û l Ġ h h û hû h h ĝ h h i ûh h û ih h ğ h k hûh h h
ðūj ɉźû ń j ŰŪůŜžjŰţĵh ŞȯĺŶŬźɉbðűŹɉĺ jȍjĬŴjŲĹp ƧKĵųjĸŦ
ŴjŲAźŘŧŵ˔Ķ
ğ ğ hh ûğhhh h ûh h h h û û h űû Źi h ɉŋû jŧŤû ļh Ŏ
û Ÿi Kû bĵőh b û bh űû Źi Ŷû ȭ h i û h
`j? jôĬȇȤźļȯĺŲŌŠAJjıŦˌŋj ɊƁǍ j ű j ťȭĭŦ
ǻjh ȣj k źh ļh ųi û ɉĶ i hğ
Ġ jƘĬ
ĝh
Bersikap keras
ĵŞȯ
Ġ hl
Mereka menjauhkan diri.
AźŘŧȫƅ
i h
Bermusyawarahlah
űû ŸKû jbĵőbh
Telah membulatkan tekad h Ųl Ōh Šh
ĺ
Ayat ini terkait dengan peristiwa Perang Uhud, dimana para sahabat banyak
yang meninggalkan pos-pos yang telah ditentukan dalam peperangan itu,
akibatnya umat Islam mengalami kekalahan. Peristiwa ini sebenarnya sangat
wajar kalau mengundang emosi manusia untuk marah, Namun Muhammad masih
tetap menunjukkan sikap kelemah-lembutan kepada mereka. Meskipun sebelum
peperangan itu Rasulullah bermusyawarah dan menerima usulan-usulan tentang
ǡǤǦǣͿƬͷǦ-
lang-ulang hingga lancar serta usahakan dapat menghafalnya!
Ǥ
ǤǦǣͿƬͷ
ǣ
hh h i h û û h h ü h h i hûh l i û hh l i hh û h û iû h h ŧh ɋmĵŚ`˯
h
ȇĵųŹƊʼnńj? ĺŤȨ`jıŦðĵųŹŶɀķAźŅjŰŔįŦAźŰļļȰǻjŶŲj İųɉŴjŲ `ĵ j jļ
h i h û h l i û hh û hmh h ğ ûh h h h ğ h û h ğ l i hh h û i û
Ģ
ĵųŹŶɀķAźŅjŰŔįŦD;ĵŦ`jıŦjôĬŋj Ɋ=Ǔj? ;Ǐj ĻƲm ńnjj ĸȩƲj ůAźŰjļʂŦcŋŇƁ
h û iû Ġ i hğ ğ lm i ûhh û h û
̊ǻśj ŏ j ŪųɉĶjƘĬ`j?Aźð śŏ j ũ=b^j ʼnšůĭjķ
lm i h h h h mh h h q i i û i hû h h h h ih h h k i h ûh h ğ i ğ h Ġh h
Aźô ŦKĵš jȋŮjɋĵĸȰbĵɅźšőűȲɰŰšŁbƳŵ =bŋŬJŴjŲűȲɰŪŰŇĵŵj?MĵȍĵŹȬɂʑ Ģ
p
x h f h hğ ğ û i hûh ğ h û i hh û h ğ
(̋)ǞjĸŇűžjŰŠĬ`j?űô ȲƋŪȩɁjĬʼnŶjŠűȲŲŋȱ=`j?
Ǥ ¢ǣ
i l
Berperang
AźŰļh ļh ȰA
h
Kembali
;h Ǐj Ļ
l h h
Telah kembali
D;ĵ Ŧ
Bersuku-suku
ĺ l Ťh Ȩh
h
ȋϐǯǯȌ
njj lĸȩ
ͳǤ ϐǤ
di antara teman, atau dengan siapapun, kemudiannya suasananya semakin gaduh
dan memanas. Biasanya seseorang dengan mudah akan ikut tersulut emosinya,
dan berusaha ngotot membenarkan pendapatnya dan menyalahkan orang lain.
Akibatnya suasana menjadi tidak kondusif lagi untuk mencarikan solusi. Maka
berhentilah sejenak dan skor. Lalu carilah teman anda yang dipercaya ajaklah untuk
ϐ ǡ
diterima.
2. ............................................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................................
3. ............................................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................................
4. ............................................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................................
5. ............................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................... dst.
1. Dalam menyelesaikan perselisihan hendaknya dengan cara yang lembut dan santun,
menjauhkan cara-cara yang keras dan kasar, baik dalam ucapan maupun tindakan.
2. Pentingnya menjaga etika dalam bermusyawarah, yaitu penuh kesantunan dan
menjauhkan sikap kasar agar tidak menyinggung perasaan orang lain
3. ......................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................
4. ......................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................
5. ......................................................................................................................................................................
...............................................................................................................................................................dst.
Mari Mengasosiasi
Ǩ
1. űŹůĺȍĬAŴŲĹƧKĵųĸŦPotongan ayat yang menunjuk sifat mulia Rasulullah Saw,
yaitu…
a. Lemah lembut
Ǥ ϐ
c. Ramah
d. Penuh kasih
e. Memberi
2. ĶŰŪůAŜžŰţĵŞŦĺŶŬźɉb Kalimat yang bergaris bawah menunjukkan…
a. Bersikap keras lagi kasar
b. Bersikap keras dan berani
c. Bersikap tegas kepada kawan
d. Bersikap tegas dan keras
e. Bersikap tegas kepada lawan
3. Kandungan dalam surat Ali ‘Imrân ayat 159 menunjukkan bahwa …
Pemimpin hendaknya bersifat lemah lembut
Pemimpin boleh bersifat kasar
Pemimpin tidak perlu lemah lembut
Pemimpin boleh memarahi
Semua jawaban benar
4. űŹŶŠťŠĵŦ adalah memberi maaf dalam arti…
Ǥ ϐ
b. Menghapus semua kesalahan
c. Menganggap tidak pernah bersalah
d. Tidak mengingat lagi kesalahanya
e. Semua jawaban benar
5. Pengertian “Azm” adalah…
a. Bercita-cita
b. Membulatkan tekad
c. Mewujudkan tujuan
d. Berkeinginan kuat
Penilaian Sikap
Amatilah perliku-perilaku masyarakat yang terdapat pada kolom berikut ini dan
berikan tanggapanmu:
Sebagai persiapan materi/topik bahasan pada pertemuan yang akan datang terkait
tanggungjawab manusia terhadap keluarga dan masyarakat.:
Ȉ Tulislah redaksi ayat dan terjemahan surah Ali ‘Imrân: 190-191; QS. Al-A’râf: 179;
QS. Al-Isrâ’: 36; QS. Ar-Rahmân: 1-4
Ȉ Untuk materi yang akan dating carilah bukti dan tanda orang yang menunjukkan
potensi akalnya dan mengenai ilmu pengetahuan dan teknologi, yang berbentuk
gambar/videonya sekaligus bukti dan keterangannya.
Ȉ ȋȌ
Ȉ Cobah ananda amati pola hidup dan akibat dari orang yang tidak memiliki sikap
dalam menyelesaiakan perselisihan, tidak mau bermusyawarah dan tidak mau
berta’ruf.
INDIKATOR PENCAPAIAN:
1. Mampu menjelaskan tentang intisari dan keterangan dari Mari belajar membaca QS
Ali ‘Imrân: 190-191;QS al-A’râf: 179; QS al-Isrâ’:36; QS ar-Rahmân:1-4
2. Mampu menerjemahkan QS Ali ‘Imrân: 190-191;QS al-A’râf: 179; QS al-Isrâ’:36; QS
ar-Rahmân:1-4 ke dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar.
3. Mampu menjelaskan gambaran QS Ali Imrân:190-191;QS. al-A’râf: 179; QS al-Isrâ’:36;
QS ar-Rahmân:1-4
4. Mendalami dan memahami serta menerapkan dalam kehidupan sehari-hari QS Ali
Imrân:190-191;QS. al-A’râf: 179; QS al-Isrâ’:36; QS ar-Rahmân:1-4.
TUJUAN PEMBELAJARAN :
1. Setelah materi pembelajaran, maka peserta didik dapat :
2. Memahami kandungan Al-Qur’an tentang potensi akal dan ilmu dalam QS Ali
Imran:190-191;QS al-A’raf: 179; QS al-Isra’:36; QS ar-Rahman:1-4
3. Menerapkan potensi akal untuk mempelajari ilmu pengetahuan dan teknologi sesuai
kandungan Al-Qur’an dalam surah Ali Imran:190-191;QS al-A’raf: 179; QS al-Isra’:36;
QS ar-Rahman:1-4
Mari Belajar
Untuk mempelajari kandungan al-Qur’an tentang akal dan ilmu, berikut disajikan
Surah Ali ‘Imrân: 190-191; Surah. Al-A’râf: 179; QS. Al-Isrâ’: 36; QS. Ar-Rahmân: 1-4
Ananda sekalian, mari kita pelajari QS. Ali ‘Imrân: 190-191 bersama-sama dan
berulang-ulang hingga lancar serta usahakan dapat menghafalnya!
a. Mari Membaca QS. Ali ‘Imrân: 190-191
ǣ
h ûh û l i k h h ğ h û ğ h û h hû h h h ğ û h ğ
οĶ j ɭ ů Ɓ Ƞ
j b Ɓ
j ĺ
p ɔ˗ j KĵŹ ȍb Ů
j Ȏ ťj ʄj ļŇb j
P˱ Ɓ bDj ʆ ʅ ŏɉŨj Ű Ň Ǎ
j ` j?
ğ ŨŰû Ň
j ʆh ʅh ŏɉ h h i ğ h h h h û i i h h h q i i h q h h ğ h i i û h h ğ
D j Ǎj ŋŭŧļɆbűŹj j ɅźŶŁȇbAIźšȰbĵųɱj ũĬ`bŋŬŊŽŴŽjȑ
`b
h h h h h h h h û i q h h h h û h h h h ğ h hû h
ğ
πjKĵȍBAŊŠĵŶjŪŦūŶɳĸŎƆśj ɐAŊɪĺŪŰŇĵŲĵŶɅKP˱ j Ɓb
Ǥ ¢ǣ
û ğ
0DODPKDUL
Ůj Ȏ
6LDQJKDUL
j KĵŹh ğȍ
h ğ hhh ğ h
Allah SWT.
5). Kata (`bŋi ŭŧļȬ) terambil dari akar kata fakkara ( ŋŭŦ) adalah kata kerja yang
h h h
berakar dari huruf-huruf fâ’ (;ĵŦ), kâf ([ǽ), dan râ’ (;AK). Ibnu Faris di dalam
Ǯ ÇƸ
hh h
makna pokok “bolak-baliknya hati dalam suatu masalah”. Menurut Ibrahim
ǦǮ ǦÇƸǡ ȋ ŋŭŦ),
h ûh h h hğh
permohonan yang diajukan belum diperkenankan-Nya.
ȌǤ ϐǦǣ(ĺŪŰŇĵŲĵŶɅK) Rabbanâ mâ khalaqta hadzâ bâthilan/Tuhan
kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia bahwa ia adalah sebagai
natijah dan kesimpulan upaya dzikir dan pikir. Bisa juga dipahami zikir dan pikir
itu mereka lakukan sambil membayangkan dalam benak mereka bahwa alam
raya tidak diciptakan Allah sia-sia.
Ananda sekalian, mari kita pelajari QS. Al-A’râf: 179 bersama-sama dan berulang-
ulang hingga lancar serta usahakan dapat menghafalnya!
Ǥ
ǤǦǯǣͷͽͿ
ǣ
h i h û h ğ x i i û ih
ûűŹi h ɉbh ĵŹh ķ `ź û h k û h k q h h ğ h h hûh h û hh h
j ŹŪŧȬ ƅ BźŰũ űŹɉ ōȸ
ˌ j ƃ
j j ŴjŲ ˊǞjĿŬ űŶŹƠj ĵŵɁKJ ʼnŪůb
b Ŵj Ơ
Ġ h h û i ûh h ûh û h h Ģh li m h h i h û h ğ x h h û ih h h h i û i ğ x i û h
ôŮŗ=űŸŮķűj ɿŵƁĭŬūjɌʤb=ô ĵŹjķ`źšųŏȹƅ`AJA;űŹɉbĵŹjķ`bDz j ĸȬƅǻȭ=
h i h û i i h Ģh li
δ`źŰŧj ʀůűŸūjɌʤb=
Ǥ ¢ǣ
û
-LQ
Ŵjk Ơ
j
û
0DQXVLD
ōȸ j ƃ j
h i hû
/DODL
`źŰjŧʀů
h i hû
seluruh totalitasnya, jiwa dan raga.
3). Kata (`źŰjŧʀůȌ Ǧ̰ϐ̰ ϐǡ ǡ
mengetahui atau menyadari apa yang seharusnya diketahui dan disadari. Yakni
tidak memanfaatkan keimanan dan petunjuk allah yang sedemikian jelas, maka
mereka bagaikan orang yang tidak mengetahui atau tidak menyadari bahwa
mereka memiliki potensi untuk meraih kebahagiaan, dan inilah kelalaian yang
tiada taranya.
h h h h Ģhli Ġi h h iû h h h hû h h û ğ ğ f û
iŷŶû ȭ h h h ûh h i ûh hh
`ǽūjɌʤb=ȁIAİŧůbDzȊbşųŏɉ`j?űô ŰjŠĀjŷjķūɉōɀůĵŲťŪȩƅb
q i û h
̥ƅźʶn Ų
Ǥ ¢ǣ
i ûh
0HQJLNXWL
ťŪȩ
3HQGHQJDUDQ
şh ųû ŏɉğ
3HQJHOLKDWDQ
Dzh h hȊhû
h h iû
+DWL
IAİŧů
q i û h
'LPLQWDLSHUWDQJJXQJMDZDEDQ
ƅźʶ n Ų
3HQJHWDKXDQ fűŰjû Š
il l
ǤǦϐ
ÇƸǦ
Qur’ân menyebutkan bahwa al-‘ilmu ( űŰjšůA) adalah pengetahuan tentang hakikat
h h iû
sesuatu.
2). Kata (IAİŧů) Al-Fu’ad berasal dari akar kata f a d, yang bermakna gerak, atau
menaruh dalam gerak. Secara leksikal, ia adalah sinonim dari jantung, dengan
sedikit perbedaan bahwa fuad merupakan bagian paling luar. Al Fu’ad merupakan
potensi Qalb/ hati yang berkaitan dengan indrawi, mengolah informasi yang
sering dilambangkan berada dalam otak manusia. Fu’ad mempunyai tanggung
jawab pikiran yang jujur kepada apa yang dilihatnya. Potensi ini cenderung dan
selalu merujuk pada kejujuran dan jauh dari berbohong
3). Ayat ini berbeda dengan QS. An-Nahl, disana kata yang menunjuk penglihatan
berbentuk jamak (KĵŕķƁA) al-abshâr, sedang di sini berbentuk tunggal, yakni
(DzȊA) al-abshar/penglihatan. Hal ini disebebkan karena penekanan pada
surah An-Nahl pada aneka nikmat Allah, antara lain aneka penglihatan yang
dapat diraih manusia akibat posisinya yang berbeda-beda, sedang ayat Al-Isrâ’
ini dikemukakan dalam konteks tanggung jawab dan untuk itu setiap pandangan
yang banyak dan berbeda-beda itu, masing –masing secara berdiri sendiri akan
di tuntut pertanggung jawabannya.
h hhû i h ğ h h h û hh h h hû iû hğ h i ʅh ńû ŋɉ
ğ
̅`ĵžȊŷųŰŠ̄Ŵɹȸƃ j Ũ ŰŇ̃`A ;ŋ Ū ůű Ű Š̂Ŵ
Ǥ ¢ǣ
ğ
Mengajarkan
űh ŰŠh
û
Manusia hŴɹȸ h ƃ j
Maha pemurah
Ŵi ʅh ńû ŋɉğ
Ǥ ¢ǤǦǣͷǦͺ
i h û ğ
1). Kata (Ŵʅńŋɉ) Ar-Rahman/ Maha Pemurah, berakar dari kata rahi^m. Menurut
pakar bahasa Ibnu Faris (w. 395 H) semua kata yang terdiri dari huruf-huruf
Ra’ Ha’ dan Mim, mengandung makna “kelemah lembutan, kasih sayang dan
kehalusan”. Hubungan silaturahim adalah hubungan kasih sayang. Rahim adalah
peranakan/kandungan yang melahirkan kasih sayang. Kerabat juga dinamai
rahi^m, karena kasih sayang yang terjalin diantara anggota-anggotanya. Dengan
kata ar-Rahma^n menggambarkan bahwa Tuhan mencurahkan rahmat-Nya.
Hanya saja ulama menjelaskan makna kata ar-Rahma^n adalah rahmat Allah
yang berlaku di dunia, sedang yang berlaku di akhirat diungkap dengan kata ar-
h hû iû
Rahim.
2). Kata (`A;ŋŪů)/Al-Qur’an, ϐǦϐ
malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad saw. dengan lafal dan maknanya yang
beribadah siapa yang membacanya, dan menjadi bukti kebenaran mukjizat Nabi
Muhammad saw. Kata Al-Qur›an juga dapat dipahami sebagai keseluruhan ayat-
ayatnya yang enam ribu lebih itu, dan dapat juga digunakan untuk menunjuk
h û
walau satu ayat saja atau bagian dan satu ayat.
h
3). Kata (Ŵɹȸƃj )/Al-Insana/ Manusia, menurut Ibn Madzur dalam Lisanul ’Arab
dapat diambil dari tiga akar kata . yaitu; Anas, Annisa, nasia. Al-Insan adalah
makhluk yang mempunyai daya nalar dan daya pikir yang dengannya dapat
maju dan berkembang. Ia berilmu, yang dengan ilmu dapat membedakan antara
yang benar dan yang salah. Ia beradab, tidak suka merampak dan mengambil
h h û
sejak Adam as. hingga akhir zaman.
4). Kata (`ĵžhȊ)/Al-Bayan, pada mulanya berarti jelas. Kata tersebut di sini dipahami
oleh dalam arti «potensi mengungkap» yakni kalam/ ucapan yang dengannya
dapat terungkap apa yang terdapat dalam benak.
Mari Menyimpulkan
1. Al-Qur’an memperkenalkan satu kategori lagi dalam dunia keilmuan yang terkait
ϐ ǡ Ǧ
ϐǤ
merenungkan tentang fenomena alam raya akan dapat sampai kepada bukti yang
sangat nyata tentang keesaan dan kekuasaan Allah.
ʹǤ ϐǤ
ϐ
temuan-temuannya yang merupakan bagian dari mengungkap rahasia keagungan
ilmu Allah, melalui fenomena alam.
3. ............................................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................................
4. ............................................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................................
5. ............................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................... dst.
Setelah ananda mendalami materi tentang potensi akal dan ilmu, maka hal-hal apa
sajakah yang dapat di diskusikan dari pemaparan materi di atas, cobah di inventarisis
kemudian di diskusikan dengan teman-teman ananda. Dari pemaparan di atas beberapa
point yang dapat di diskusikan di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Jelaskan mengapa ada orang yang tidak mau menggunakan potensi akalnya untuk
meraih prestasi, sehinga dia malas dalam belajar.
2. Apa yang bisa diteladani dari materi yang membahas tentang potensi akal dan ilmu.
3. Jelaskan dan beri contoh tipe orang-orang yang memaksimalkan potensi akalnya
untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi?
Mari Berlatih
Ǩ
1. Terjemahan yang tepat dari QS. Ali ‘Imrân: 190 di bawah ini adalah.....
h ûh û l i k h h ğ h û ğ h û h hû h h h ğ û h ğ
οĶ
j ɭ ů Ɓ Ƞ
j b Ɓ
j ĺp ɔ˗j Kĵ Ź ȍb Ů
j Ȏ ťj ʄj ļŇb j
P˱ Ɓ bDj ʆ ʅŏɉŨj ŇǍ
Ű j `j?
a. Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi,dan silih bergantinya malam
dan siang terdapat tanda- tanda bagi orang–orang yang berakal
b. Sesungguhnya dalam penciptaan surga dan neraka , dan silih bergantinya malam
dan siang terdapat tanda- tanda bagi orang–orang yang berakal
c. Sesungguhnya dalam penciptaan bumi dan bulan,dan silih bergantinya malam
dan siang terdapat tanda- tanda bagi orang–orang yang berakal
d. Sesungguhnya dalam penciptaan manusia dan hewan,dan silih bergantinya
malam dan siang terdapat tanda- tanda bagi orang–orang yang berakal
e. Sesungguhnya dalam penciptaan planet-planet,dan silih bergantinya malam dan
siang terdapat tanda- tanda bagi orang–orang yang berakal
h ûh û l i k
j ɭůƁȠj bƁj ) yang dimaksudkan dengan kata “ulul albab” dalam surah. Ali ‘Imrân:
Ķ
190 adalah......
a. Orang-orang yang suka bersabar
b. Orang-orang yang berakal
c. Orang-orang yang taat beribadah
d. Orang-orang yang yang beriman dan bertaqwa
e. Orang-orang yang suka bersedekah
4. Dalam QS. al-Isrâ’: 36 terdapat kata Al-Fu’ad berasal dari kata f a d, yang bermakna .
a. Lihat,atau menaruh dalam gerak
b. Gerak,atau menaruh dalam melihat
c. Melihat,atau menaruh kegelapan
d. Gerak,atau menaruh dalam gerak
e. Merasa sepi di saat suasana ramai
5. Bacalah dengan seksama ayat al-Qur’an berikut ini.
h i h û h ğ x i i û ih
ûűŹi h ɉbh ĵŹh ķ `ź û h k û h k q h h ğ h h hûh h û hh h
j ŹŪŧȬ ƅ BźŰũ űŹɉ ōȸ
ˌ j ƃ
j j ŴjŲ ˊǞjĿŬ űŶŹƠj ĵŵɁKJ ʼnŪůb
b Ŵj Ơ
Ġ h h û i ûh h ûh û h h Ģh li m h h i h û h ğ x h h û ih h h h i û i ğ x i û h
ôŮŗ=űŸŮķűj ɿŵƁĭŬūjɌʤb=ô ĵŹjķ`źšųŏȹƅ`AJA;űŹɉbĵŹjķ`bDz j ĸȬƅǻȭ=
h i h û i i h Ģh li
`źŰŧj ʀůűŸūjɌʤb=
Ayat tersebut di atas merupakan bagian dari ayat-ayat al-Qur’an surah.....
a. QS. Ali ‘Imrân: 193
b. QS. al-A’râf: 179
c. QS. Ali ‘Imrân: 191
d. QS. ar-Rahmân: 1-4
e. QS. al-Isrâ’: 36
Penilaian Sikap
Amatilah perliku-perilaku masyarakat yang terdapat pada kolom berikut ini dan
berikan tanggapanmu:
Konsep Diri
Ȉ ȋȌ
Carilah ayat yang lain, selain yang diuraikan di materi bahasan, yang terkait dengan
potensi akal, ilmu pengetahuan dan teknologi.
Ȉ ȋȌ
Cobah ananda amati pola hidup dan akibat didapat dari orang yang memaksimalkan
potensi akal dan ilmu pengetahuannya serta bandingkan dengan orang yang tidak
mau memaksimalkan potensi akal dan ilmu pengetahuannya dalam kehidupan di
masyarakat.
Abd al-Hayyi Al Farmawiy, Metode Tafsir Maudhu’i Suatu Pengantar, (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 1996).
Abdul Majid Khon, Hadis Tarbawi: Hadis-Hadis Pendidikan (Jakarta: Kencana Prenada
Gorup,2012)
Abdul Fattah Wisisono et al, Islam Rahmatan Lil ’Alamin, (Jakarta: Ditpais Kemenag RI,
2010).
Abuddin Nata, Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, Cet.V, 2012).
A.Qadri Azizy, Pendidikan (Agama) untuk Membangun Etika Sosial, (Semarang: Aneka
Ilmu, 2002).
Ahmad Izzan, Tafsir Pendidikan, (Tangerang Selatan: Pustaka Aufa Media, 2012)
Ahmad Baiquni, Al-Qur`andan Ilmu Pengetahuan Kealaman, ( Jakarta, PT Dana Bhakti
Prima Yasa, Cet 1, 1997).
Ahmad Musthafa al-Maraghi, Tafsir al-Maraghi, (Beirut: Dâr al-Fikr, tt).
A.Yusuf Ali, The Holy Qur’an, (Maryland: Amana Corp, 1983)
Depag R.I., Al-Qur`an dan Terjemahnya, (Jakarta: Intermasa, 1990).
Hamka, Tafsir Al-Azhar, (Jakarta: Gema Insani, Cet 1, 2015).
Imam Abi al-Fida Ismail al-Dimasyqiy ibnu Katsir, Tafsir Ibn Katsir, (Makkah al-
Mukarramah: al-Maktabah al-Tijâriyah, 1407 H/1986 M).
J. Suyuti Pulungan, Prinsip-Prinsip Pemerintahan dalam Piagam Madina Ditinjau dari
Pandangan Al-Qur’an, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996).
Kemenag RI, Tafsir al-Qur’an Tematik: Etika Keluarga, Bermasyarakat dan Berpolitik,
(Jakarta: Ditjend Bimas Islam, 2012).
Manna’ Khalil Al-Qaththan, Studi Ilmu-Ilmu Al-Qur’an, (Jakarta: Litera Antar Nusa, 1996).
Muhammad Hussain Haikal, Sejarah Hidup Muhammad, Terj. Ali Auda, (Jakarta: Litera
Antar Nusa, Cet ke.37, 2008).
M. Quraish Shihab, (ed), Ensiklopedia Al-Qur`an, (Jakarta, Lentera Hati, Edisi Revisi, 2005).
-------, Membumikan Al-Qur’an, (Bandung: Mizan, 1992).