Anda di halaman 1dari 9

I.

Tujuan
Untuk menentukan kekentalan cairan Newton dengan viskometer ostwald

II. Tinjauan Pustaka


Viskositas merupakan ukuran kekentalan zat cair. Nilai viskositas mutlak
dibutuhkan dalam penentuan sifat fisik cairan. Secara konvensional, nilai
viskositas dapat diukur dengan cara mengalirkan zat cair tersebut. Cairan yang
memiliki viskositas tinggi lebih sulit mengalir disbanding dengan cairan yang
mempunyai viskositas rendah. Pengukuran viskositas secara konvensional
memiliki ketelitian yang kurang memadai. Untuk itu diperlukan suatu alternatif
alat ukur yang mudah digunakan dan memiliki ketelitian yang lebih baik. Ada tiga
jenis alat ukur viskositas yang umum digunakan saat ini, yaitu: a). Viskometer
jenis rotasi, b). Viskometer jenis peluru jatuh dan c). Viskometer jenis pipa kapiler
(Samdara, 2008).
Viskositas suatu fluida merupakan daya hambat yang disebabkan oleh gesekan
antara molekul-molekul cairan, yang mampu menahan aliran fluida sehingga
dapat dinyatakan sebagai indikator tingkat kekentalan. Nilai kuantitatif dari
viskositas dapat dihitung dengan membandingkan gaya tekan per satuan luas
terhadap gradien kecepatan aliran dari fluida (Warsito, 2012).
Viskositas berbanding lurus dengan waktu alirnya. Main besar viskositas
cairan, makin sulit cairan tersebut mengalir. Viskosotas dipengaruhi oleh zat-zat
terlarut dalam cairan. Penambahan polimer dapat meningkatkan viskositas cairan.
Adanya zat terlarut makromolekul akan menaikkan viskositas larutan. Bahkan
pada konsentrasi rendahpun, efeknya besar karena molekul besar mempengaruhi
aliran fluida pada jarak yang jauh (Ulya, 2012).
Secara umum viskositas terdapat pada zat alir (fluida) seperti zat cair dan gas.
Alat pengukur viskositas suatu cairan disebut viskometer, pengukuran viskositas
lebih banyak digunakan orang untuk zat cair ketimbang zat gas, tidak sedikit
bidang profesi yang membutuhkan data viskositas diantaranya fisikawan,
kimiawan, analisis kimia industri, dokter, kimia farmasi, kimia lingkungan,
perminyakan, biokimia dan lain sebagainya (Apriyanto, 2013).
Kekentalan merupakan sifat cairan yang berhubungan erat dengan hambatan
untuk mengalir. Beberapa cairan ada yang dapat mengalir cepat, sedangkan
lainnya mengalir secara lambat. Cairan yang mengalir cepat seperti air, alkohol
dan bensin mempunyai viskositas kecil. Sedangkan cairan yang mengalir lambat
seperti gliserin, minyak castor dan madu mempunyai viskositas besar. Jadi
viskositas tidak lain menentukan kecepatan mengalirnya suatu cairan. Untuk dua
cairan yang berbeda dengan pengukuran alat yang sama, bila h dan r cairan
pembanding diketahui, maka dengan mengukur waktu yang diperlukan untuk
mengalir kedua cairan melalui alat yang sama dapat ditentukan h cairan yang
sudah diketahui rapatannya. Pengukuran viskositas yaitu dengan menggunakan
viskosimeter ostwald. Penetapannya dilakukan dengan jalan mengukur waktu
yang diperlukan untuk mengalirnya minyak goreng dalam pipa kapiler dari a ke b
(Sutiah, 2008).
Viskometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur viskositas suatu
fluida. Model viskometer yang umum digunakan berupa viskometer peluru jatuh,
tabung (pipa kapiler) dan sistem rotasi. Viskometer rotasi silinder sesumbu
(concentric cylinder) dibuat berdasarkan 2 standar, yaitu sistem Searle dimana
silinder bagian dalam berputar dengan silinder bagian luar diam dan sistem
Couette dimana silinder bagian luar yang diputar sedangkan bagian dalam silinder
diam. Fluida yang akan diukur ditempatkan pada celah di antara kedua silinder.
Viskositas dapat dinyatakan sebagai tahanan aliran fluida yang merupakan
gesekan antara molekul–molekul cairan satu dengan yang lain. Suatu jenis cairan
yang mudah mengalir, dapat dikatakan memiliki viskositas yang rendah, dan
sebaliknya bahan yang sulit mengalir dikatakan memiliki viskositas yang tinggi.
Menurut Newton hubungan antara gaya-gaya suatu aliran viskos sebagai: Geseran
dalam (viskositas) fluida adalah konstan sehubungan dengan gesekannya.
Hubungan tersebut berlaku untuk fluida Newtonian, dimana perbandingan antara
tegangan geser (σ) dengan kecepatan gesernya (γ) konstan. Parameter inilah yang
disebut dengan viskositas (Febrianto, 2013).

III. Alat dan Bahan


1) Alat :
a. Viskometer ostwald
b. Piknometer
c. Ball pipet
d. Corong
e. Gelas ukur
f. Stopwatch
2) Bahan
a. Madu
b. Aquades
IV. Prosedur
1. Bersihkan dan keringkan viskometer
2. Cairan yang akan ditentukan kekentalannya dimasukkan melalui pipa A
sehingga ruang R terisi penuh
3. Cairan dihisap melalui pipa B agar cairan naik ke kapiler sampai permukaan
melewati garis m
4. Kemudian cairan dibiarkan turun sampai garis n
5. Catat waktu yang dibutuhkan oleh cairan untuk mengalir dari garis m ke n
6. Cuci viskometer dan keringkan kembali
7. Ulangi prosedur diatas dengan memakai cairan pembanding
Catat : sebagai cairan pembanding dapat digunakan air yang mempunyai
kekentalan 1,00
V. Perhitungan
1. Penentuan berat larutan Air :
Bobot piknometer kosong = a
Bobot piknometer + air = b
Bobot air = b-a
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛
Massa jenis air = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒

Dik : a = 26,65 gr
b = 77,91 gr
volume air yang diambil = 50 ml
Penentuan massa jenis air :
Bobot piknometer kosong 26,65 gr
Bobot piknometer + air 77,91 gr
Bobot air 77,91 gr – 26,65 gr = 51,26 gr
Volume air yang diambil 50 ml
Massa jenis air 51,26
= 1,02
50 𝑚𝑙

2. Madu
Bobot piknometer kosong =a
Bobot piknometer + madu =b
Bobot madu = b-a
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛
Massa jenis madu = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒

Dik : a = 26,65 gr
b = 79,66 gr
volume madu = 36 ml
Cairan 1 (Madu)
Bobot piknometer kosong 26,65gr
Bobot piknometer + madu 79,66 gr
Bobot madu 79,66 gr – 26,65 gr = 53,01gr
Volume madu 36 ml
Massa jenis madu 53,01
= 1,47
36 𝑚𝑙
3. Perhitungan kekentalan
𝑛1 𝜌1 𝑡1
= 𝑥 𝑡2
𝑛2 𝜌2

𝑛1 1,47 240,01
= 1,02 𝑥
1 9
𝑛1 352,81
=
1 9,18

𝑛1 𝑥 9,18 = 1 𝑥 352,81
352,81
𝑛1 =
9,18
= 38,43
VI. Hasil dan Pembahasan
A. Data Hasil Pengamatan
1. Penentuan berat jenis larutan

Larutan Berat Berat Berat larutan Volume air Massa


piknometer piknometer + (g) yang diambil jenis
kosong (g) larutan (g) (g) larutan
(g/ml)
Aquadest 26,65 gr 77,91 gr 51,26 gr 50 ml 1,02 g/ml
Madu 26,65 79,66 53,01 36 ml 1,47 g/ml

2. Viskometer ostwald
Sampel dengan perubahan massa jenis fluid

No Zat bahan Waktu Rata-rata


1 2 3
1. Aquadest 00.10 00.09 00.08 9
2. Madu 240,03 240,01 240 240,01

B. Pembahasan
Viskositas merupakan ukuran kekentalan fluida yang menyatakan
besar kecilnya gesekan didalam fluida. Semakin besar viskositas suatu fluida
maka makin sulit fluida mengalir dan makin sulit suatu benda bergerak
didalam fluida tersebut.
Viskositas dalam zat cair, yang berperan adalah gaya kohesi antar
partikel zat cair. Oleh karena itu, semakin besar viskositas zat cair maka
semakin susah benda padat bergerak di dalam zat cair tersebut. Akibatnya
adanya kekentalan zat cair di dalam pipa maka besarnya kecepatan gerak
partikel pada penampang melintang tersebut tidak sama, hal ini disebabkan
adanya gesekan antar molekul pada cairan kental. Besaran viskositas
berbanding terbalik dengan perubahan temperatur karena kenaikan temperatur
akan melemahkan ikatan antar molekul suatu jenis cairan sehingga akan
menurunkan nilai viskositasnya. Penentuan viskositas larutan dilakukan
dengan menggunakan viskometer Ostwald dan juga menggunakan piknometer.
Percobaan ini menggunakan viskometer Ostwald, yang mana pada
metode ini dilakukan dengan mengukur waktu alir yang dibutuhkan oleh suatu
cairan (fluida) pada konsentrasi tertentu untuk mengalir antara dua tanda pada
pipa viskometer. Keunggulan dari metode ini adalah lebih cepat, lebih mudah,
alatnya murah serta perhitungannya lebih sederhana. Prinsip dari penentuan
viskositas dengan metode viskositas Ostwald ini dilakukan dengan
memasukkan cairan (Madu) ke dalam alat viskometer melalui pipa A
kemudian dengan cara menghisap cairan dibawa ke B sampai garis atas.
Selanjutnya cairan dibiarkan mengalir bebas dan waktu yang diperlukan untuk
mengalir dari garis atas ke bawah diukur. Masing-masing perlakuan di ulangi
tiga kali, hal ini dilakukan karena untuk mendapatkan nilai yang mendekati
benar sebab alat yang digunakan tidak dapat menentukan hasilnya secara pasti.
Dari ketiga hasil tersebut kemudian dirata-ratakan.
VII. Kesimpulan dan Saran
1) Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Cara menentukan viskositas larutan Newton dengan menggunakan
viskometer Ostwald yaitu dengan mengukur waktu yang dibutuhkan
sampel untuk mengalir dengan gaya yang disebabkan oleh berat
cairan/konsentrasi cairan itu sendiri.
2. Pengaruh kadar larutan terhadap viskositas berbanding lurus, dimana jika
larutan memiliki konsentrasi yang tinggi maka akan memiliki viskositas
yang tinggi. Dan sebaliknya, jika larutan memiliki konsentrasi yang
rendah maka akan memiliki viskositas yang rendah pula.
2) Saran

1. Pada percobaan viskositas cairan dengan menggunakan metode ostwald

ini, diharapkan praktikan lebih teliti dalam melakukan percobaan. Apabila

terjadi kelengahan dalam praktikum maka hasil yang didapatkan

kebenarannya tidak akurat.

2. Untuk peralatan laboratorium disediakan banyak lagi khususnya viskositas

dan untuk praktikan lebih hati-hati lagi saat menggunakan peralatan

laboratorium.

VIII. Lampiran

Menimbang hasil bobot piknometer


+ air

Menimbang hasil bobot piknometer


kosong
Menimbang hasil bobot piknometer
+ (Madu)

Bahan yang digunakan

Alat viskometer, ini sedang


dikeringkan oleh herdayer

Ketika madu akan diukur


volumenya
Hasil madu yang telah dimasukkan
kedalam viskometer

Daftar Pustaka

Apriyanto, D. K. ,2013, “Pemanfaatan Hukum Snellius Dasar Alat Ukur Indeks Bias dan
Viskositas Larutan Garam Berbasis Mikrokontroler AVR ATMega8535”, Jurnal Teori dan
Aplikasi Fisika, Vol. 1, No. 1.

Aufari, M. Afif, 2013, “Pemurnian Crude Glycerine Melalui Bleaching Dengan


Menggunakan Karbon Aktif”, Jurnal Teknik Kimia, Vol. 02 No. 1.

Febrianto, 2013, “Rancang Bangun Alat Uji Kelayakan Pelumas Kendaraan Bermotor
Berbasis Mikrokontroler”, Unnes Physics Journal, Vol. 2 No. (1).

Prasadja, M. E., 2010, “Pembuatan Gliserol Minyak Kelapa Sawit Dengan Proses Hidrolisis”,
Jurnal Teknik Kimia, Vol.5, No. 2.

Samdara ,2008, “Rancang Bangun Viskometer Dengan Metode Rotasi Berbasis Komputer”,
Jurnal Gradien, Vol.4 No.2.

Sutiah, 2008, “Studi Kualitas Minyak Goreng Dengan Parameter Viskositas dan Indeks
Bias”, Jurnal Fisika, Vol.11, No.2.

Ulya, M., 2012, “Pengaruh Suhu Polimerisasi L-asam Laktat Melalui Metode Ring Opening
Polimerization (ROP) Terhadap Karakteristik Polylactic Acid (pla)”, Jurnal Kimia, Vol. 1
No.1.

Warsito, 2012, “Desain dan Analisis Pengukuran Viskositas Dengan Metode Bola Jatuh
Berbasis Sensor Optocoupler dan Sistem Akuisisinya pada Komputer”, Jurnal Natur
Indonesia, Vol. 14 No. 3.
LAPORAN PENENTUAN KEKENTALAN
CAIRAN NEWTON DENGAN VISKOMETER
OSTWALD
TANGGAL : 28 November 2019

DISUSUN OLEH :

NAMA : SRI AYU PRIHATINI

NIM : 1948201018

PRODI S1 FARMASI

STIKES MUHAMMADIYAH KUNINGAN

Anda mungkin juga menyukai