Anda di halaman 1dari 29

TUGAS MAKALAH BIOLOGI FARMASI

‘’CARA KERJA HATI , HORMON DAN SISTEM KEKEBALAN’’

DISUSUN OLEH :

1. ANDHIKA PRAYOGA
2. ANGGRAENI
3. IIS RISMAWATI
4. RINA RISNAWATI

SEMESTER 1 A
PRODI D-III FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU


KESEHATAN MUHAMMADIYAH KUNINGAN
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah, segala puji atas kehadirat Allah swt, atas limpahan

rahmat dan hidayah-Nya yang dianugerahkan kepada kita semua, terutama

kepada saya sehingga dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya.

Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk memberikan kemudahan bagi

kita dalam proses belajar terutama pada mata kuliah “Biologi Farmasi”

terkhususnya yang berhubungan dengan “Cara kerja hati, hormone dan sistem

kekebalan”

Adapun penulisan dalam makalah ini, disusun secara sistematis dan

berdasarkan metode-metode yang ada, agar mudah dipelajari dan

dipahami sehingga dapat menambah wawasan pemikiran para pembaca.

Dalam penulisan makalah ini, Kelompok kami menyadari sepenuhnya

adanya kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun.Kelompok

saya harapkan dari para pembaca agar dapat dijadikan sebagai bahan

pertimbangan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Kuningan, Desember 2018

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR .................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................... ii

BAB I.PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah.................................................................................... 2

1.3 Tujuan Makalah ....................................................................................... 2

BAB II.PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Hati ........................................................................................ 3

2.2 Fungsi Hati ............................................................................................... 4

2.3 Cara Kerja Hati Pada Sistem Ekskresi .................................................. 7

2.4 Sistem Hormon (Endokrin) Pada Manusia ........................................... 10

2.5 Kelenjar Yang Mempengaruhi Sistem Hormon ................................... 11

2.6 Sistem Kekebalan Pada Tubuh Manusia ............................................... 18

2.7 Fungsi Sistem Kekebalan ........................................................................ 19

2.8 Pembagian Sistem Kekebalan ................................................................ 20

BAB III.PENUTUP

3.1 Kesimpulan ............................................................................................... 25

3.2 Daftar Pustaka ......................................................................................... 25


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hati merupakan organ tubuh yang paling besar dan paling kompleks. Hati

manusia tersusun atas sel-sel hati. Sel-sel tersebut membentuk jaringan-jaringan

yang kemudian dalam satu kesatuan menjadi organ hati. Hati merupakan kelenjar

terbesar di dalam tubuh, terletak dalam rongga perut sebelah kanan, tepatnya di

bawah diafragma.

Hormon adalah sebuah zat yang diproduksi dalam jumlah kecil di salah

satu bagian dari suatu organisme dan diangkut ke bagian lain di mana ia memiliki

efek fisiologis tertentu.

Sistem imun adalah sekelompok sel, protein, jaringan, dan organ khusus

yang bekerja sama melawan segala hal yang berbahaya bagi tubuh. Sistem ini

terdiri dari banyak komponen, mulai dari sel hingga organ. Salah satu jenis sel

yang paling penting dalam jaringan tersebut adalah sel darah putih (leukosit).

Selain itu sebenarnya masih banyak lagi fungsi-fungsi yang sangat

berpengaruh besar dalam Kerja hati, hormone smaupun system kekebalan (imun)

di dalam tubuh. Oleh karena itu Kelompok kami ingin membahas lebih jauh

tentang bagian-bagian pengertian, Fungsi , dan Cara kerja ketiganya.


1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Hati dan apa fungsinya?

2. Bagaimana cara kerja pada hati?

3. Apa yang dimaksud dengan hormone dan apa fungsinya?

4. Bagaimana cara kerja hormone pada manusia ?

5. Apa yang dimaksud dengan system imun atau kekebalan tubuh ?

6. Bagaimana cara kerja pada system imun?

1.3 Tujuan Makalah

1. Untuk mengetahui pengertian dan fungsi hati.

2. Untuk mengetahui cara kerja hati.

3. Untuk mengetahui cara kerja hormone dan system imun.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Hati

Hati adalah kelenjar terbesar di dalam tubuh, terletak dalam rongga

perut sebelah kanan, tepatnya di bawah diafragma berwarna kecoklatan.

Berdasarkan fungsinya, hati juga termasuk sebagai alat ekskresi. Hal ini

dikarenakan hati membantu fungsi ginjal dengan cara memecah beberapa

senyawa yang bersifat racun dan menghasilkan amonia, urea, dan asam urat

dengan memanfaatkan nitrogen dari asam amino. Proses pemecahan senyawa

racun oleh hati disebut proses detoksifikasi.

Hati mendapat suplai darah dari pembuluh nadi (arteri hepatica) dan

pembuluh gerbang (vena porta) dari usus. Hati dibungkus oleh selaput hati

(capsula hepatica). Hati terdapat pembuluh darah dan empedu yang

dipersatukan selaput jaringan ikat (capsula glison). Hati juga terdapat sel-sel

perombak sel darah merah yang telah tua disebut histiosit. Sebagai alat

eksresi hati menghasilkan empedu yang merupakan cairan jernih kehijauan,

di dalamnya mengandung zat warna empedu (bilirubin), garam empedu,

kolesterol dan juga bacteri serta obat-obatan. Zat warna empedu terbentuk
dari rombakan eritrosit yang telah tua atau rusak akan ditangkap histiosit

selanjutnya dirombak dan haeglobinnya dilepas.

2.2 Fungsi Hati

a. Membantu dalam metabolisme karbohidrat

Fungsi hati menjadi penting, karena hati mampu mengontrol kadar

gula dalam darah. Misalnya, pada saat kadar gula dalam darah tinggi,

maka hati dapat mengubah glukosa dalam darah menjadi glikogen yang

kemudian disimpan dalam hati (Glikogenesis), lalu pada saat kadar gula

darah menurun, maka cadangan glikogen di hati atau asam amino dapat

diubah menjadi glukosa dan dilempakan ke dalam darah (glukoneogenesis)

hingga pada akhirnya kadar gula darah dipertahankan untuk tetap normal.

Hati juga dapat membantu pemecahan fruktosa dan galaktosa menjadi

glukosa dan serta glukosa menjadi lemak.

b. Membantu metabolisme lemak

Membantu proses Beta oksidasi, dimana hati mampu menghasilkan

asam lemak dari Asetil Koenzim A. Mengubah kelebihan Asetil Koenzim

A menjadi badan keton (Ketogenesis). Mensintesa lipoprotein-lipoprotein

saat transport asam-asam lemak dan kolesterol dari dan ke dalam sel,

mensintesa kolesterol dan fosfolipid juga menghancurkan kolesterol

menjadi garam empedu, serta menyimpan lemak

c. Membantu metabolisme Protein

Fungsi hati dalam metabolisme protein adalah dalam deaminasi

(mengubah gugus amino, NH2) asam-asam amino agar dapat digunakan

sebagai energi atau diubah menjadi karbohidrat dan lemak. Mengubah


amoniak (NH3) yang merupakan substansi beracun menjadi urea dan

dikeluarkan melalui urin (ammonia dihasilkan saat deaminase dan oleh

bakteri-bakteri dalam usus), sintesis dari hampir seluruh protein plasma,

seperti alfa dan beta globulin, albumin, fibrinogen, dan protombin

(bersama-sama dengan sel tiang, hati juga membentuk heparin) dan

transaminasi transfer kelompok amino dari asam amino ke substansi (alfa-

keto acid) dan senyawa lain.

d. Menetralisir obat-obatan dan hormone

Hati dapat berfungsi sebagai penetralisir racun, yakni pada obat-

obatan seperti penisilin, ampisilin, erythromisin, dan sulfonamide juga

dapat mengubah sifat-sifat kimia atau mengeluarkan hormon steroid,

seperti aldosteron dan estrogen serta tiroksin.

e. Mensekresikan cairan empedu

Bilirubin, yang berasal dari heme pada saat perombakan sel darah

merah, diserap oleh hati dari darah dan dikeluarkan ke empedu. Sebagian

besar dari bilirubin di cairan empedu di metabolisme di usus oleh bakteri-

bakteri dan dikeluarkan di feses.

f. Mensintesis garam-garam empedu

Garam-garam empedu digunakan oleh usus kecil untuk

mengemulsi dan menyerap lemak, fosfolipid, kolesterol, dan lipoprotein.

g. Sebagai tempat penyimpanan

Selain glikogen, hati juga digunakan sebagai tempat menyimpan

vitamin (A, B12, D, E, K) serta mineral (Fe dan Co). Sel-sel hati terdiri

dari sebuah protein yang disebut apoferritin yang bergabung dengan Fe


membentuk Ferritin sehingga Fe dapat disimpan dihati. Fe juga dapat

dilepaskan jika kadarnya didarah turun.

h. Sebagai fagosit

Sel-sel Kupffer’s dari hati mampu memakan sel darah merah dan

sel darah putih yang rusak serta bakteri.

i. Mengaktifkan vitamin D

Hati dan ginjal dapat berpartisipasi dalam mengaktifkan vitamin D.

j. Menghasilkan kolesterol tubuh

Hati menghasilkan sekitar separuh kolesterol tubuh, sisanya berasal

dari makanan. Sekitar 80% kolesterol yang dibuat di hati digunakan untuk

membuat empedu. Kolesterol merupakan bagian penting dari setiap

selaput sel dan diperlukan untuk membuat hormon-hormon tertentu

(termasuk hormon estrogen, testosteron dan hormonadrenal).

k. Cadangan

Hepatosit menyimpan glikogen, vitamin yang larut dalam lemak

(A, D, E, K) , zat besi, dan kuprum, serta beberapa vitamin yang larut air (

missal vitamin B 12 )

l. Tempat pembentukan dan pembokaran sel darah merah

Dalam 6 bulan kehidupan janin, hati menghasilkan sel darah

merah, baru kemudian produksi sel darah merah ini secara berangsur-

angsur diambil alih oleh sumsum tulang. Pada saat darah melewati hati,

sekitar 3 juta sel darah merah dihancurkan setiap hari, dan hasil

penghancurannya masih ada zat yabg akan digunakan untuk membentuk

sel darah merah yang baru. Sel-sel darah merah dirombak di dalam hati.
Hemoglobin yang terkandung di dalamnya dipecah menjadi zat besi (Fe),

globin, dan heme. Zat besi dan globin didaur ulang, Zat besi diambil dan

disimpan di hati, sedangkan globin dimanfaatkan untuk pembentukan

hemoglobin baru. Heme dirombak menjadi bilirubin dan biliverdin yang

berwarna hijau kebiruan. Bilirubin dioksidasi menjadi urobilin yang

mewarnai feses dan urine kekuningan, sedangkan biliverdin sebagai

pembentuk zat warna empedu yang kemudian disalurkan ke kantong

empedu.

2.3 Cara Kerja Hati Pada Sistem Ekskresi

Hati juga memiliki cara kerja sendiri dalam membantu proses

pertumbuhan manusia didalam organ tubuh. Berikut adalah penjelasan

mengenai cara kerja hati pada sistem ekskresi manusia :

a. Pencernaan

Hati menjalankan fungsi yang aktif dalam proses pencernaan

melalui produksi empedu. Empedu adalah campuran dari air, garam

empedu, kolesterol, dan pigmen bilirubin. Hepatocytes dalam hati

memproduksi empedu, yang mana ketika melalui saluran empedu maka

akan disimpan dalam gallbladder. Jika makanan yang mengandung lemak

mencapai duodenum, sel duodenum mengeluarkan hormon yang disebut

cholecystokinin untuk menstimulasi gallbladder unuk mengeluarkan

empedu. Empedu melewati saluran empedu dan dikeluarkan menuju

duodenum dimana lemak dengan massa yang besar diemulsi. Emulsifikasi

oleh empedu membentuk segumpal lemak menjadi ukuran yang lebih kecil

dan dengan begitu akan lebih mudah dicerna oleh tubuh. Peran bilirubin
dalam empedu adalah produk dari pencernaan hati atas sel darah merah

yang terpakai. Sel kupffer dalam hati menangkap dan menghancurkan sel

darah merah yang tidak lagi dibutuhkan ke hepatocytes. Hepatocytes

kemudian melakukan metabolisme hemoglobin, pigmen sel darah merah

yang membawa oksigen ke komponen heme dan globin.

Protein globin terpakai sebagai sumber energi untuk tubuh.

Kelompok heme yang berisi materi yang lebih keras tidak bisa dipakai lagi

oleh tubuh dan diubah menjadi pigmen bilirubin kemudian ditambahkan

ke empedu untuk diekskresi dari tubuh. Bilirubin tersebut memberikan

warna hijau pada empedu. Kemudian, bakteri dalam usus mengubah

bilirubin ke sebuah pigmen coklat yang disebut stercobilin yang

memberikan warna untuk feses.

b. Metabolisme

Hepatocytes dalam hati diberi tugas yang berkaitan dengan

metabolism yang mendukung kerja sel dalam tubuh. Karena semua darah

yang mengalir meninggalkan sistem pencernaan melewati portal urat darah

hepatic, maka hati bertanggung jawab untuk melakukan metabolisme

karbohidrat, lipid, dan protein menjadi material yang berguna secara

biologis. Sistem pencernaan menghancurkan karbohidrat menjadi

monosakarida glukosa, yang mana digunakan oleh sel sebagai sumber

energi utama. Darah yang masuk ke hati melalui portal urat darah hepatic

adalah darah yang kaya akan glukosa dari makanan yang dicerna.

Hepatocytes menyerap banyak glukosa tersebut dan menyimpannya

sebagai makromolekul glikogen dan polisakarida yang membuat


hepatocytes bisa menyimpan glukosa dalam jumlah banyak dan secara

cepat mengeluarkan glukosa diantara waktu makan. Penyerapan dan

pengeluaran glukosa oleh hepatocytes membantu dalam homeostasis dan

menjaga bagian tubuh lainnya dari material berbahaya.

c. Detoksifikasi ( Pengeluaran Racun )

Ketika darah yang berasal dari organ pencernaan melewati portal

sirkulasi hepatic, hepatocytes dalam hati mengamati isi darah tersebut dan

membuang material yang berpotensi memiliki racun sebelum mencapai

seluruh tubuh. Enzim dalam hepatocytes melakukan metabolisme pada

racun seperti alkohol dan narkoba agar tidak lagi menjadi zat dengan racun

aktif. Dan supaya level hormon tetap terjaga dalam batasan homeostatic,

hati juga memetabolisme dan menghilangkan sirkulasi hormone yang

diproduksi oleh kelenjar- kelenjar tubuh.

d. Penyimpanan

Hati menjadi tempat penyimpanan banyak nutrisi, vitamin, dan

mineral yang diperoleh dari darah. Glukosa dikirim ke hepatocytes di

bawah pengaruh hormon insulin dan disimpan sebagai polisakarida

glikogen. Hepatocytes juga menyerap dan menyimpan asam lemak dari

triglycerides yang telah dicerna. Penyimpanan nutrisi-nutrisi tersebut

membuat hati bisa memelihara homeostasis dalam glukosa darah. Hati kita

juga menyimpan vitamin dan mineral seperti vitamin A, D, E, K, dan B12.

Dan mineral besi dan tembaga dengan tujuan untuk memastikan adanya

persediaan secara konstan untuk seluruh jaringan tubuh.


e. Produksi atau Penghasil

Hati bertanggungjawab atas produksi beberapa komponen protein

yang penting dalam plasma darah seperti protombin, fibrinogen, dan

albumin. Protombin dan fibrinogen ada dalam pembekuan darah.

Sedangkan albumin merupakan protein yang memelihara lingkungan

isotonic darah sehingga sel dalam tubuh tidak mengumpulkan ataupun

kehilangan air dalam cairan tubuh.

f. Imunitas

Hati berfungsi sebagai organ dalam sistem imun atau kekebalan

tubuh. Hal itu terjadi melalui fungsi sel kupffer. Sel kupffer merupakan

jenis campuran makropage yang membentuk bagian mononuclear

phagocyte system bersamaan dengan macrophage dalam limpa dan urat

limpa. Sel kupffer melakukan peran penting dengan mendeteksi dan

mencerna bakteri, jamur, parasit, sel darah yang sudah terpakai, serta sisa-

sisa sel. Jumlah darah yang melalui sistem portal hepatic dengan volume

yang besar membuat sel kupffer bisa membersihkan darah dalam ukuran

besar dengan sangat cepat.

2.4 Sistem Hormon ( Endokrin) pada Manusia


Asal kata hormon dari bahasa Yunani yakni hormaen yang berarti

menggerakkan. Hormon merupakan suatu zat yang dihasilkan oleh suatu

bagian dalam tubuh. Organ yang berperan dalam sekresi hormon

dinamakan kelenjar endokrin. Disebut demikian karena hormon yang

disekresikan diedarkan ke seluruh tubuh oleh darah dan tanpa melewati

saluran khusus. Di pihak lain, terdapat pula kelenjar eksokrin yang

mengedarkan hasil sekresinya melalui saluran khusus. Hormon adalah zat

kimia dalam bentuk senyawa organic yang dihasilkan oleh Kelenjar endokrin.

Hormon mengatur aktivitas seperti : metabolisme, reproduksi, pertumbuhan,

dan perkembangan. Hormon mengatur aktivitas seperti metabolisme,

reproduksi, pertumbuhan dan perkembangan. Pengaruh hormon dapat terjadi

dalam beberapa detik, hari, minggu, bulan, dan bahkan beberapa tahun.

Walaupun jumlah yang diperlukan sedikit, namun keberadaan hormon dalam

tubuh sangatlah penting. Ini dapat diketahui dari fungsinya yang berperan

antara lain dalam proses pertumbuhan dan perkembangan tubuh, proses

reproduksi, metabolisme zat, dan lain sebagainya.

2.5 Kelenjar Yang Mempengaruhi Sistem Hormon

a. Kelenjar Hipofisis
Kelenjar hipofisis atau sering disebut sebagai pituitari yang

letaknya berada pada bagian bawah otak besar dengan bentuk tonjolan.

Kelenjar tersebut terdiri dari bagian depan dan juga bagian belakang.

Bagian-bagian ini akan memperoleh suatu hormon yang digunakan dalam

membantu mengatur pertumbuhan, mengatur fungsi dari kelenjar gondok,

mengatur kelenjar anak ginjal, dan yang terakhir mengatur kelenjar

kelamin. Proses kerja pada kelenjar hipofisis sangat berkaitan erat dengan

bagian hipotalamus. Kelenjar hipofisis nantinya akan mengatur aktivitas-

aktivitas dari organ-organ tubuh bagian dalam seperti contohnya organ

pencernaan dan juga organ kelamin. Kelenjar hipofisis akan memproduksi

Hyroid stimulating hormone (TSH) yang nantinya akan membantu

merangsang bagian kelenjar gondok. Kelenjar hipofisis juga memproduksi

luteinizing hormone (LH) yang akan bisa membantu dalam proses

pengeluaran sel telur dan juga hormon androgen yang terdapat pada pria.

TSH dan LH akan disimpan dan juga sekaligus dikeluarkan oleh kelenjar

hipofisis pada bagian depan. Kemudian hipotalamus akan memproduksi

suatu hormon pelepasan dan menjadi salah satu faktor yang bisa

menghambat.

b. Kelenjar Tiroid
Kelenjar tiroid seringkali disebut sebagai kelenjar gondok yang

letaknya di bagian bawah jakun. Kelenjar tersebut akan memproduksi

hormon tiroksin yang mempunyai peran dalam upaya mengatur tingkat

kecepatan pada proses metabolisme. Laju dari pemakaian sari makanan

dan juga pemakaian oksigen oleh sel merupakan contoh yang sangat

dipengaruhi hormon tiroksin. Hormon tiroksin juga sangat berpengaruh

terhadap perkembangan tubuh maupun mental. (baca juga : pembelahan

meiosis) Hormon tiroksin hendaknya dalam kondisi dengan jumlah yang

sesuai. Jika kelebihan hormon tiroksin (hipertiroidisme) yang akan

ditandai dengan naiknya tingkat metabolisme, denyut jantung yang terasa

lebih cepat dari biasanya, sangat mudah gugup, dan juga sering emosional.

Sedangkan apabila kekurangan hormon tiroksin (hipotiroidisme), maka

akan mengakibatkan terhentinya proses pertumbuhan. Hal semacam ini

sangat buruk jika terjadi pada masa kecil karena akan berakibat atal yakni

terjadinya kekerdilan. Penyakit tersebut dinamakan sebagai kretinisme.

Berbeda lagi jika kekurangan tiroksin ketika sudah dewasa, maka akan

mengakibatkan penurunan pada metabolisme dan juga aktivitas dari

peredaran darah di seluruh tubuh. Pada kelenjar tiroid bisa mengalami

proses pembesaran dengan ukuran 15 kali lipat dari ukuran normalnya

yang sering dikenal dengan penyakit gondok. Penyakit yang disebabkan

karena terjadi kekurangan asupan yodium dalam tubuh.


c. Kelenjar Paratiroid

Kelenjar paratiroid seringkali disebut dengan kelenjar anak gondok

yang mempunyai jumlah dua buah pasang dan juga menempel pada bagian

belakang kelenjar tiroid. Kelenjar paratiroid memproduksi hormon

parathormon.Fungsi dari hormon ini ialah untuk mengatur kadar dari

kalsium yang terkandung dalam darah dan bisa juga digunakan untuk

meningkatkan proses pelepasan kalsium itu sendiri dari bagian tulang.

Selain itu, hormon parathormon bisa juga digunakan untuk meningkatkan

proses penyerapan ulang pada kalsium yang terkandung dalam ginjal.Oleh

sebab itu, jika seseorang mempunyai hormon parathormon yang

berlebihan dalam tubuhnya, maka tulangnya akan mudah rapuh, lemah dan

juga berwujud tidak normal karena disebabkan oleh kondisi kalsium yang

rendah. Dengan kondisi semacam ini akan mengakibatkan sebagian dari

kalsium bisa terbawa oleh air seni, kemudian akan terjadi pengendapan

sehingga lama-kelamaan membentuk batu ginjal. Dan jika sebaliknya

rendahnya kandungan kalsium yang berada dalam darah, maka bisa

mengakibatkan kejang
d. Kelenjar Timus

Awal mula dicetuskannya kata timus yakni mengambil dari bahasa

Yunani yang dapat didefinisikan sebagai jiwa, hati, keinginan atau pun

juga kehidupan. Kelenjar timus mempunyai peran yang sangat penting

untuk bertanggung jawab pada proses pertumbuhan terhadap manusia.

Kelenjar timus seringkali mempunyai dua buah lobus yang letaknya pada

bagian atas dari tulang dada. Pada setiap bagian lobus terdiri dari dua

bagian yakni bagian korteks dan bagian medula. Bagian korteks terbentuk

dari sel-sel limfosit dan juga sel-sel epitel. Sedangkan medula terbentuk

dari sel-sel epitel. Kelenjar timus akan menghasilkan hormon yang

memiliki peran dalam proses pematangan pada sel limfosit T. Apabila

terjadi kekurangan kelenjar timus, maka kemungkinan besar akan

mengalami kretinisme atau sering dikenal dengan kekerdilan. Sedangkan

jika terjadi kelebihan kelenjar timus, maka bisa jadi akan mengalami

gigantisme atau sering dikenal dengan raksasa.


e. Kelenjar Adrenal

Kelenjar adrenal seringkali disebut sebagai kelenjar anak ginjal

yang letaknya berada pada bagian ujung katup di setiap ginjal.

Dampaknya, kelenjar ini dinamakan sebagai kelenjar suprarenalis dan

biasanya mempunyai bentuk gepeng serupa dengan piramida. Susunan dari

kelenjar adrenal terdiri dari bagian luar (korteks) yang mempunyai warna

kuning yang memproduksi hormon kortison, dan juga bagian dalam

(medula) yang mempunyai warna coklat yang dapat memproduksi hormon

adrenalin. Hormon adrenalin bisa berpengaruh pada denyut jantung,

tekanan darah, meningkatnya kadar gula dalam darah, dan juga bisa

mempercepat proses pernafasan. Proses percepatan yang terjadi pada

pernafasan tersebut akan dilakukan melalui cara yakni memperlebarnya

jalan dari udara. Apabila bagian tubuh kita mengalami kekurangan

terhadap hormon adrenalin yang ada, maka seseorang akan menderita

penyakit yang dinamakan addison yang bisa ditandai dengan kondisi

bercak-bercak merah yang timbul pada kulit.


f. Kelenjar Pankreas

Kelenjar pankreas akan memproduksi getah pankreas yang

mempunyai kandungan enzim di dalamnya. Kelenjar pankreas juga

memproduksi hormon insulin dan glukagon. Apabila makanan sudah

masuk pada bagian tubuh kita, maka akan diolah dan juga dicerna hingga

menjadi gula yang berwujud glukosa. Kemudian glukosa akan masuk ke

bagian aliran darah sehingga kadar glukosa yang terkandung di dalam dara

akan meningkat. Jika jumlah glukosa yang terkandung dalam tubuh terlalu

tinggi, maka pankreas akan menghasilkan hormon insulin. Hormon

tersebut akan membantu mempercepat dalam membantu proses

pengubahan glukosa sampai menjadi gula, otot atau pun glikogen. Dampak

dari proses pengubahan tersebut, maka kadar gula yang terkandung di

dalam darah akan mengalami penurunan.

g. Kelenjar Kelamin
Kelenjar kelamin yang seringkali disebut kelenjar gonad akan

diproduksi saat sesorang menginjak usia remaja. Hormon yang diproduksi

oleh kelenjar ini dinamakan sebagai hormon gonadotropik. Tentunya

kelenjar yang dimiliki oleh kelamin pria tidak akan sama dengan kelenjar

yang dimiliki oleh kelamin wanita. Jika pada pria dinamakan testis yang

akan memproduksi hormon testosteron yang memiliki fungsi dalam

mengatur suatu proses perkembangan sel kelamin. Hormon tersebut juga

akan mengatur suatu proses perkembangan seks yang bersifat sekunder

yang bisa dilihat dari perubahan suara yang ditimbulkan, pertumbuhan

pada kumis, rambut pada bagian ketiak, dan juga rambut pada bagian kaki.

Sedangkan kelamin yang ada pada wanita dinamakan sebagai ovarium

yang nantinya akan memproduksi hormon estrogen yang memiliki fungsi

dalam mengatur proses perkembangan pada bagian sel-sel kelamin pada

wanita. Hormon ini juga memiliki fungsi lain dalam mengatur suatu proses

perkembangan pada organ seks yang bersifat sekunder. Hal ini bisa dilihat

pada proses pertumbuhan yang terjadi pada payudara, terjadinya

pembesaran pada bagian pinggul, dan perubahan yang ada pada suara.

Selain itu, ternyata ovarium juga memproduksi hormon progesteron yang

memiliki fungsi dalam mengatur proses pertumbuhan pada bagian plasenta

dan juga merangsang proses pe mbentukan air susu pada wanita.

h. Kelenjar Pencernaan
Proses pencernaan terdiri dari semua proses dimana makanan yang

masuk ke dalam tubuh akan disederhanakan sehingga zat-zat gizi yang

terkandung dalam makanan akan terserap secara sempurna oleh anggota

tubuh. Pada sistem pencernaan makanan yang ada pada manusia terdiri

dari saluran pencernaan dan juga kelenjar pencernaan. Saluran percernaan

sendiri diawali dari bagian rongga mulut, hulu kerongkongan,

kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, dan akan berakhir di

bagian anus. Kelenjar pencernaan meliputi kelenjar ludah, kelenjar

lambung, kelenjar usus, kelenjar hati dan juga kelenjar pankreas.

2.6 Sistem Kekebalan Pada Tubuh Manusia

Sistem kekebalan atau sistem imun adalah sistem perlindungan

pengaruh luar biologis yang dilakukan oleh sel dan organ khusus pada suatu

organisme. Jika sistem kekebalan bekerja dengan benar, sistem ini akan

melindungi tubuh terhadap infeksi bakteri dan virus, serta menghancurkan

sel kanker dan zat asing lain dalam tubuh. Jika sistem kekebalan melemah,

kemampuannya melindungi tubuh juga berkurang, sehingga menyebabkan

patogen, termasuk virus yang menyebabkan demam dan flu, dapat

berkembang dalam tubuh. Sistem kekebalan juga memberikan pengawasan

terhadap sel tumor, dan terhambatnya sistem ini juga telah dilaporkan

meningkatkan resiko terkena beberapa jenis kanker. Sistem imun adalah

serangkaian molekul, sel dan organ yang bekerja sama dalam

mempertahankan tubuh dari serangan luar yang dapat mengakibatkan

penyakit, seperti bakteri,jamur dan virus. Kesehatan tubuh bergantung pada

kemampuan sistem imun untuk mengenali dan menghancurkankan serangan


ini. jadi kalo kelainan sistem imun berarti kemampuan untuk

mempertahankan kekebalan tubuh terganggu sehingga mudah diserang

penyakit. Sistem Imun (bahasa Inggris: immune system) adalah sistem

pertahanan manusia sebagai perlindungan terhadap infeksi dari makromolekul

asing atau serangan organisme, termasuk virus, bakteri, protozoa dan parasit.

Sistem kekebalan juga berperan dalam perlawanan terhadap protein tubuh dan

molekul lain seperti yang terjadi pada autoimunitas, dan melawan sel yang

teraberasi menjadi tumor.

2.7 Fungsi Sistem Kekebalan

a. Sistem Pertahanan

Fungsi utama dari sistem ini adalah sebagai sistem pertahanan

tubuh, baik itu penyakit yang dapat menular atau yang disebabkan oleh

virus dan bakteri.

b. Keseimbangan Homeostatis

Homeostatis adalah keseimbangan yang ideal dalam tubuh yang

berfungsi untuk memenuhi kebutuhan tubuh dengan cara berinteraksi

dengan seluruh sistem yang terdapat dalam tubuh. Sehingga imunitas ini

berfungsi untuk menjaga keseimbangan homeostatis agar bekerja dengan

baik.

c. Perbaikan Jaringan

Fungsi ketiga adalah untuk memperbaiki jaringan dengan cara

mengeliminasi jaringan sel yang sudah mati atau rusak dalam tubuh.

Selain itu juga untuk mengeliminasi sel yang tidak normal.


2.8 Pembagian Sistem Kekebalan

Sistem kekebalan tubuh pada manusia terbagi atas 2 macam,

diantaranya adalah didasarkan pada pertahanan non spesifik dan pertahanan

spesifik. Berikut adalah penjabaran dari masing masing pertahanan tersebut.

1. Pertahanan Non Spesifik

Pengertian dari sistem pertahanan non spesifik adalah sistem

pertahanan tubuh dengan tidak membedakan antara mikorbia patogen satu

dengan yang lain. Pertahanan non spesifik ini terdiri atas pertahanan fisik,

mekanis, kimiawi dan biologi. Adapun ciri dari sistem ini adalah:

- Tidak begitu selektif

- Tidak dapat mengingat infeksi sebelumnya

- Eksposurnya menjadikan respon yang maksim

- Terdapat komponen khusus yang dapat menangkal radikal bebas

a. Pertahanan Fisik

Pertahanan fisik merupakan pertahanan yang terdapat diluar tubuh

seperti kulit dan membran moksa yang bertugas sebagai benteng utama

mencegah masuknya patogen ke dalam tubuh. Dimana seperti yang telah

kita ketahui bahwa kulit terdiri atas sel sel yang sangat rapat sehingga

sangat menyulitkan bagi patogen untuk masuk kedalamnya. Di kulit juga

terdapat keratin dan sedikit air untuk menghambat pertumbuhan dan

perkembangbiakkan suatu mikroba. Sedangkan membran mukosa sendiri

dapat ditemukan di saluran utama tubuh seperti system pernafasan,

pencernaan dan kelamin. Membran ini bertugas untuk menjadi benteng

pertahanan kedua agar patogen tidak masuk ke dalam tubuh.


b. Pertahanan Mekanis

Pertahanan mekanis adalah pertahanan yang dapat ditemukan di

bagian hidung dan trakea kita, yaitu rambut dan silia. Rambut rambut

halus yang terdapat pada hidung berfungsi sebagai filter atau penyaring

udara yang masuk dari luar menuju dalam tubuh, sedangkan silia berfungsi

sebagai sapu untuk menangkap partikel yang berbahaya dalam lendir,

sehingga nantinya dapat dikeluarkan lagi

c. Pertahanan Kimiawi

Pertahanan kimiawi adalah pertahanan yang berasal dari membran

moksa dan kulit dengan menghasilkan senyawa sekret. Sekret merupakan

zat yang tersusun atas senyawa kimia yang dapat menghambat

pertumbuhan mikroba. Dalam hal ini, kulit kita yang menghasilkan

minyak dan keringat akan memberikan pH 3-5 yang dapat menghambat

pertumbuhan dan perkembangan mikroorganisme di kulit kita. Kemudian,

air lur, air mata dan sekresi mukosa yang mengandung enzim lisozim ini

memiliki fungsi untuk memberantas bakteri dengan cara hidrolosis dinding

selnya hingga bakteri tersebut mati.

d. Pertahanan Biologis

Pertahanan Biologis merupakan pertahanan yang dilakukan oleh

beberapa bakteri yang hidup di kulit akan tetapi tidak berbahaya. Adanya

bakteri dalam kulit tersebut dapat memberikan benteng pertahanan agar

bakteri patogen tidak masuk dan tidak mendapatkan nutrisi.


2. Sistem Pertahanan Spesifik

Sistem pertahanan spesifik adalah sistem pertahanan tubuh yang

peka terhadap patogen tertentu yang sudah masuk kedalam tubuh manusia

setelah melewati sistem pertahanan non spesifik. Adapun ciri dari sistem

ini adalah:

- Sangat selektif

- Dapat mengingat infeksi sebelumnya

- Reaksi antara semua benda asing berbeda beda

- Melibatkan antibodi dan pembentukan sel

a. Limfosit

Salah satu bagian dari sistem pertahanan spesifik adalah limfosit.

Limfosit pada sistem ini terbagi atas 2 macam, yaitu limfosit B atau sering

disebut sebagai sel B dan limfosit T atau sel T. Berbeda dengan sel B yang

proses pembentukan dan pematangannya semuanya terjadi di sumsum

tulang, sel T ini pembentukannya berada di sumsum tulang, akan tetapi

pematangannya di kelenjar timus. Sel B yang memiliki fungsi sebagai

pembentuk antibodi ini ternyata terbagi atas 3 macam, yaitu:

- Sel B pengingat – Merupakan sel B yang bertugas untuk mengingat

semua antigen yang sudah pernah masuk kedalam tubuh dan

menstimulasi pembentukan sel B plasma apabila terjadi infeksi

selanjutnya.

- Sel B pembelah – Merupakan sel B yang bertugas untuk membentuk

sel B pengingat dan sel B plasma.


- Sel B plasma – Merupakan sel B yang memiliki tugas utama untuk

membentuk antibodi. Jika sel B memiliki tugas sebagai pembentuk

antibodi, maka sel T bertugas sebagai pembentuk kekebalan seluler,

selain itu terdapat tugas lain seperti ikut membantu dalam proses

produksi antibodi bersamaan dengan sel B plasma. Sel T sendiri terbagi

atas 3 macam, yaitu:

- Sel T supersor – Merupakan sel T yang bertugas untuk menghentikan

dan menurunkan respon imun dengan cara mengurangari aktivitas dari

sel T pembunuh serta menurunkan produksi antibodi pada seseorang.

Biasanya sel ini bekerja apabila infeksi sudah tertangani.

- Sel T pembunuh – Merupakan sel T yang bertugas untuk menyerang

patogen yang sudah masuk dalam tubuh, sel kanker serta sel tubuh yang

sudah terinfeksi bakteri

- Sel T pembantu – Merupakan sel T yang bertugas untuk menstimulasi

pembentukan sel B dan sel T.

b. Antibodi

Antibodi atau immuniglobulin adalah sistem pertahanan yang

akan dibentuk ketika ada antigen yang masuk atau dapat disebut sebagai

serumnya antigen. Apa itu antigen ? Antigen merupakan sejenis

patogen, mereka sama sama berbahaya apabila tidak dicegah. Antigen

adalah senyawa kimia berupa protein yang dapat ditemukan di sel

kanker atau sel asing yang masuk. Cara kerja dari antibodi adalah

dengan mengikat langsung antigen tersebut, lalu akan diproses lebih

lanjut oleh makrofag untuk dihancurkan. Karena antibodi tertentu akan


bekerja pada penyakit spesifik, maka perlu banyak antibodi untuk

menangani berbagai jenis penyakit yang masuk pula. Antibodi sendiri

tersusun atas 2 gugus rantai polipeptida, yaitu 2 rantai berat dan 2 rantai

ringan. Masing masing rantai tersebut nantinya akan saling

berhubungan satu sama lain dan membentuk kromosom Y. Dimana

disetiap lengan yang terdapat pada kromosom tersebut digunakan

sebagai tempat pengikat antigen.


BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

hati mampu mengontrol kadar gula dalam darahMisalnya, pada saat

kadar gula dalam darah tinggi, maka hati dapat mengubah glukosa dalam

darah menjadi glikogen yang kemudian disimpan dalam hati (Glikogenesis),

lalu pada saat kadar gula darah menurun, maka cadangan glikogen di hati

atau asam amino dapat diubah menjadi glukosa dan dilepakan ke dalam darah

(glukoneogenesis) hingga pada akhirnya kadar gula darah dipertahankan

untuk tetap normal.

Hormon merupakan suatu zat yang dihasilkan oleh suatu bagian dalam

tubuh. Organ yang berperan dalam sekresi hormon dinamakan kelenjar

endokrin. Disebut demikian karena hormon yang disekresikan diedarkan ke

seluruh tubuh oleh darah dan tanpa melewati saluran khusus.

Sistem kekebalan atau sistem imun adalah sistem perlindungan

pengaruh luar biologis yang dilakukan oleh sel dan organ khusus pada suatu

organisme. Jika sistem kekebalan bekerja dengan benar, sistem ini akan

melindungi tubuh terhadap infeksi bakteri dan virus, serta menghancurkan

sel kanker dan zat asing lain dalam tubuh

3.2 Daftar Pustaka

- https://www.slideshare.net/WarnetRaha/makalah-sistem-imun

- http://dianasrinurse.blogspot.com/2015/03/makalah-sistem-

endokrin.html

- https://dosenbiologi.com/manusia/cara-kerja-hati-pada-sistem-ekskresi-

manusia

Anda mungkin juga menyukai