Anda di halaman 1dari 2

Assalamualaikum Wr. Wb.

Kaum muslimin dan juga muslimat sekalian, marilah kita mengucapkan syukur
kepada Allah SWT atas limpahan rejeki dan rahmat-Nya kita dapat berkumpul tanpa
adanya hambatan sama sekali pada hari ini. Kemudian, shalwat dan salam kita
ucapkan kepada Nabi Muhammad SAW yang membawa umat manusia kepada Islam
dan jalan kebenaran.

Hati-hati dengan salah kesimpulan memaknai tentang rezeki. Uang bukan rezeki,
tapi bisa jadi uang adalah rezeki. Jika ditanya uang apa yang bukan rezeki? Tentunya
uang yang didapat dengan cara yang haram. Mencuri, korupsi, riba, dan lain-lain.

Hati-hati juga dengan lisan dan hati. Menghina Allah bukan hanya lewat
menistakan ayat suci al-qur’an, tapi bisa juga lewat hati yang mengkhawatirkan rezeki.
Tidak yakin apakah besok bisa makan? Tidak yakin apakah besok masih bisa hidup?
Hal itu dilarang karena khawatir tentang bagaimana Allah mengatur rezeki.

Nabi Musa As pernah diajari untuk memaknai suatu rezeki. Suatu ketika Nabi
Musa As diminta untuk memukulkan tongkatnya ke batu di hadapannya. Satu lapisan
terbuka, dua lapisan, tiga lapisan. Sangatlah tebal batu tersebut. Hingga pada lapisan
terakhir, nampaklah ulat yang sedang mengkonsumsi daun. Pertanyaannya, siapakah
yang memasukkan daun ke dalam batu yang tebalnya berlapis-lapis itu? Siapa lagi
kalau bukan Allah? Allah Maha Segala-galanya.

Bahkan setiap napas kita adalah rezeki. Saat kita sedang menarik napas, ada
orang lain yang sedang menarik napas terakhir.

Ketika kita mampu memberi, juga termasuk rezeki. Saat kita bisa berbagi rezeki
kepada orang lain, itu sama saja kita menanamkan rezeki kepada diri sendiri.
Kebaikan akan dibalas kebaikan. Allah akan membalas kebaikan hambanya bukan
hanya dengan satu kebaikan, bahkan bisa dilipatkan gandakan menjadi 10 sampai 700
kebaikan. Allah Maha Pemurah.

Allah sudah mengatur rezeki sedemikian rupa. Allah Maha Melihat lagi Maha
Mengetahui. Allah tahu, kalau kita diberi kekayaan yang berlimpah, kita akan lupa
diri. Cara Allah itu elegan. Allah memberikan rezeki melalui jalan yang tak terduga.

Bersyukur juga merupakan rezeki. Jika miskin tapi bersyukur, kita akan kaya.
Jika kaya tapi tidak bersyukur, kita akan miskin. Rezeki itu datangnya dari rasa
syukur.

Cobaan juga rezeki. Contoh mudahnya, saat kita tidak tidur dua hari dua malam,
saat kita bisa tidur dengan nyenyak merupakan rezeki terbesar.

Tapi, Rezeki juga ujian. Rezeki juga cobaan. Dimewahkan belum tentu
dimuliakan, disempitkan belum tentu dihinakan. Banyak orang yang berhasil lulus
ujian kemiskinan, tapi tidak banyak orang yang lulus ujian kekayaan.
Setelah diberi cobaan, kita mendapatkan rezeki. Setelah diberi rezeki, kita
mendapatkan cobaan lagi. Semua orang pasti akan diuji.

Saat kita tidak diuji, kita mengatakan “Saya beriman”. Tapi entah bagaimana saat
Allah mendatangkan ujian. Mungkin hati dan iman kita tidak akan sekuat itu lagi.
Bersyukurlah Allah memberikan cobaan. Karena itu artinya Allah menyayangi kita
dan itu adalah rezeki.

Dari banyak kata yang telah terucap, semoga apa yang telah saya sampaikan
kiranya menjadi bermanfaat bagi kita sekalian, untuk penutup kata dari pidato saya ini
saya ucapkan terima kasih dan wassalamu'alaikum Warohmatullaahi Wabarokatuh.

Anda mungkin juga menyukai