Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN KEGIATAN LATIHAN KEPEMIMPINAN MANAJEMEN

MAHASISA FARMASI (LKMMF 1)

Di kesempatan kali ini saya mau membahasa mengenai salah sstu kegiatan
yang telah di laksanakan pada tanggal 23 dan 24 november 2019, yakni Latihan
Kepemimpinan Manajemen Mahasiswa Farmasi Tingkat 1 2019 wilayah sumatra
II. LKMMF 1 merupakan kegiatan yang bertujuan untuk memberikan bekal ilmu
baik mengenai akademik maupun organisasi dalam lingkup kefarmasian, sehingga
peserta siap menjadi mahasiswa farmasi generasi masa depan yang meneruskan
tongkat perjuangan generasi sebelumnya. Jadi, yang mengikuti LKMMF 1 ini
adalah mahasiswa farmasi yang baru masuk alias MaBa pada tahun 2019 ini.
LKMMF tahun ini di lakukan pada tanggal 23 dan 24 november 2019 dengan
tema “Pemimpin Kritis Di Era Generasi X“. LKMMF yang di adakan Sekolah
Tinggi Ilmu Farmasi ini merupakan LKMMF tingkat dasar dimana merupakan
jembatan bagi mahasiswa baru yang ingin aktiv di organisasi bisa menuju ke
tahap selanjutnya yaitu LKMMF II

Acara dimulai pada pukul 08.00 WIB dengan di awali dengan pembacaan
ayat suci alquran, selanjutnya menyanyikan lagu indonesia raya, mars Ismafarsi,
Hymne Ismafarsi, Mars stifarm Padang, serta lagu Totalitas Perjuangan.
Selanjutnya kata sambutan dari ketua BEM Stifarm Padang, Yoky Elfadri,
selanjutnya di ikuti dengan kata sambutan dari ketua pelaksana, Pembukaan acar
di akhiri dengan pembukaan secara resmi oleh Ketua Waka III Stifarm Padang
Bapak Aried Eriadi S.Farm.Apt.
Berikut ini materi yang saya dapatkan dari Pemateri Acara LKMMF
1 2019

1. Pemimpin Kritis Di Era Generasi X


adalah suatu kekuatan yang menggerakkan perjuangan atau kegiatan
yang menuju sukses. Kepemimpinan dapat juga diartikan sebagai
proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada
pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi.
Pada LKMMF 1 kali ini kita di ajarkan untuk mempunyai jiwa
leadership yaitu seni untuk mempengaruhi.
Standar kompetensi Apoteker:
 Kemampuan profesional
 Kemampuan personal
 Kemapuan organisasi dan managemen

Berikut penjelasan tentang 9 Star Pharmacist

1. Care-Giver
Seorang Farmasi/apoteker merupakan profesional kesehatan yg peduli,
dalam wujud nyata memberi pelayanan kefarmasian kepada pasien dan
masyarakat luas, berinteraksi secara langsung, meliputi pelayanan klinik, analitik,
tehnik, sesuai dengan peraturan yang berlaku (PP No 51 tahun 2009), misalnya
peracikan obat, memberi PIO (Pelayanan Informasi Obat), konseling, konsultasi,
screening resep, monitoring, visite, dan banyak tugas kefarmasian lainnya.
2. Decision-Maker
Seorang farmasi/apoteker merupakan seorang yang mampu menetapkan/
menentukan keputusan terkait pekerjaan kefarmasian, misalnya memutuskan
dispensing, penggantian jenis sediaan, penyesuaian dosis, pengantian obat jika
ditemukan bahaya yg signifikan, serta keputusan2 lainnya yg bertujuan agar
pengobatan lebih aman, efektif dan rasional.
3. Communicator
Seorang farmasi/apoteker harus mampu menjadi komunikator yang baik,
sehingga pelayanan kefarmasian dan interaksi kepada pasien, masyarakat, dan
tenaga kesehatan berjalan dengan baik, misalnya menjadi komunikator yang baik
dalam PIO (Pelayanan Informasi Obat), Penyuluhan, konseling dan konsultasi
obat kepada pasien, melakukan visite ke bangsal/ruang perawatan pasien,
Pengajar, Narasumber, dan sebagainya.
4. Manager
Seorang farmasi/apoteker merupakan seorang manajer dalam aspek
kefarmasian non klinis, kemampuan ini harus ditunjang kemampuan manajemen
yang baik, contoh sebagai Farmasis manajer (APA) di apotek , Kepala Instalasi
Farmasi Rumah Sakit, harus mampu mengelola perbekalan farmasi dan mengelola
karyawan agar dapat melayani dg optimal dan produktif dalam hal kinerja &
profit. contoh lainnya sebagai Pedagang Besar Farmasi/PBF), manager Quality
Control (QC), Quality Assurance (QA), Manajer Produksi, dan lain lain.
5. Leader
Seorang farmasi/apoteker harus mampu menjadi seorang pemimpin,
mempunyai visi dan misi yang jelas, dan dapat mengambil kebijakan yg tepat
untuk memajukan institusi/perusahaan/lembaga yang dipimpin, misalnya sebagai
Rektor, Dekan, Direktur Rumah Sakit, Direktur Utama di industri farmasi,
Direktur marketing, Direktur bagian produksi dan sebagainya.
6. Life-Long Learner
Seorang farmasi/apoteker harus memiliki semnangat belajar sepanjang
waktu, karna informasi/ilmu kesehatan terutama farmasi (obat, penyakit dan
terapi) terus berkembang pesat dari waktu ke waktu, sehingga kita perlu meng-
update pengetahuan dan kemampuan agar tidak ketinggalan.
7. Teacher
Seorang farmasi/apoteker dituntut dapat menjadi
pendidik/akademisi/edukator bagi pasien, masyarakat, maupun tenaga kesehatan
lainnya terkait ilmu farmasi dan kesehatan, baik menjadi guru, dosen, ataupun
sebagai seorang farmasis/apoteker yg menyampaikan informasi kepada pasien
masyarakat dan tenaga kesehatan lain yang membutuhkan informasi.
8. Research
Seorang farmasi/apoteker merupakan seorang peneliti terutama dalam
penemuan dan pengembangan obat-obatan yang lebih baik. disamping itu farmasi
juga dapat meneliti aspek lainnya misal data konsumsi obat, kerasionalan obat,
pengembangan formula, penemuan sediaan baru (obat, alat kesehatan, dan
kosmetik).
9. Entrepreneur
Seorang farmasi/apoteker diharapkan terjun menjadi wirausaha dalam
mengembangkan kemandirian serta membantu mensejahterakan masyarakat.
misalnya dengan mendirikan perusahaan obat, kosmetik, makanan, minuman, alat
kesehatan, baik skala kecil maupun skala besar, mendirikan apotek, serta bisnis
tanaman obat dan lai lainnya.

Menjadi seorang pemimpin itu butuh proses dan dan tidak ada yang instan.
2. Ismafarsi sumatra wilayah II

Ikatan Senat Mahasiswa Farmasi Seluruh Indonesia (ISMAFARSI) pada


awalnya bernama MAFARSI. MAFARSI didirikan pada tanggal 22 Desember
1955 di Kaliurang, Yogyakarta dengan Sekjend terpilih Purnomo Singgih (UGM)
dan Midian Sirait (ITB). Organisasi ini lahir dilandasi oleh kesadaran bahwa
mahasiswa farmasi Indonesia perlu menjalin komunikasi untuk memecahkan
masalah yang ada. Berdirinya MAFARSI dicetus oleh mahasiswa-mahasiswa
UGM dan ITB yang pada saat itu program studi farmasinya masih tergabung
dalam Fakultas Kedokteran dan Kedokteran Gigi (UGM), sedangkan di ITB
program studi farmasinya tergabung dalam Fakultas Teknik dan terbagi menjadi
jurusan riset dan jurusan apoteker. Pada masa awal berdirinya, MAFARSI
memperjuangkan penyempurnaan kurikulum dan kegiatan-kegiatan mahasiswa
seperti forum dan symposium. Pada tanggal 10-19 Oktober di Bukittinggi
MAFARSI berganti nama menjadi ISMAFARSI sebagai bentuk penyesuaian
terhadap Instruksi Dirjen Dikti Nomor: 002/Int/Di/1978, SK Mendikbud Nomor:
0230/J/1979 dan Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 1980, dengan Sekjend
terpilih melalui MUNAS I Tjejep Syaipul Rahman .

Tujuan dari ISMAFARSI adalah mewujudkan lembaga eksekutif


mahasiswa secara khususnya dan mahasiswa farmasi pada umumnya yang
bertanggung jawab, sadar dan mampu dalam menjunjung tinggi norma dan etika
profesi farmasi

ISMAFARSI beranggotakan Lembaga Mahasiswa Farmasi Strata 1


Perguruan Tinggi di Indonesia, yang ditetapkan dalam MUNAS atau Sidang
Khusus penetapan anggota yang dilaksanakan dalam setiap kegiatan nasional
ISMAFARSI.

Tata cara menjadi anggota

1. Mengajukan permohonan tertulis kepada Sekretaris Jendral


2. Melampirkan surat persetujuan dari pimpinan institusi yang bersangkutan

Kewajiban dan hak calon anggota :

1. Calon anggota berkewajiban mempelajari dan memahami Anggaran Dasar


dan Anggaran Rumah Tangga serta peraturan organisasi.
2. Calon anggota berkewajiban menyelesaikan persyaratan administrasi
dengan Badan Pengurus Harian
3. Calon anggota berkewajiban memelihara dan menjaga nama baik
organisasi
4. Calon anggota berhak mengikuti kegiatan organisasi
5. Calon anggota mempunyai hak bicara tetapi tidak mempunyai hak suara
dan hak dipilih
6. Calon anggota berhak mengundurkan diri

Syarat menjadi anggota :

1. Calon anggota telah mengikuti kegiatan rutin organisasi berskala nasional


sekurang-kurangnya 2 (dua) kali dalam 1 periode kepengurusan atau telah
mengikuti 2 kali kegiatan rutin organisasi nasional secara berturut-turut.
2. Membayar uang pangkal anggota sebesar setengah kali jumlah iuran
anggota setahun.
3. Mendapat dukungan sekurang-kurangnya ½ n + 1 dari anggota yang hadir
di MUNAS atau Sidang Khusus penetapan anggota
4. Keanggotaan ditetapkan dan disahkan dalam MUNAS atau Sidang Khusus
penetapan anggota yang dilaksanakan dalam setiap kegiatan nasional
ISMAFARSI bila diperlukan

Struktur organisasi ISMAFARSI terdiri dari :

1. Musyawarah Nasional, disingkat MUNAS.


2. Badan Pengurus Harian, disingkat BPH.
3. Badan Pengawas, disingkat BP.
4. Anggota

Satu periode kepengurusan berlangsung selama dua tahun, dengan pergantian


Sekretasis Jenderal dilaksanakan pada saat forum tertinggi ISMAFARSI
(MUNAS) dan disetujui oleh para anggota.

ISMAFARSI melaksanakan kegiatan-kegiatan ilmiah yang bertujuan untuk


meningkatkan integritas dan daya saing mahasiswa farmasi, serta kegiatan
pengabdian mayarakat yang berbasis sumberdaya mahasiswa farmasi Indonesia.

Aktivitas yang dilaksanakan ISMAFARSI berupa:

1. Pekan Ilmiah Mahasiswa Farmasi setiap dua tahun sekali


2. Berpartisipasi dalam Patient Counseling Competition yang diadakan di
Nasional maupun internasional
3. Forum-forum diskusi dan simposium yang berkaitan dengan isu-isu
kesehatan

ISMAFARSI bekerja sama dengan IAI mengoptimalkan potensi farmasis,


dimulai dari masa perkuliahan. Organisasi ini juga bekerja sama dengan Badan
Pemerintahan (DIKTI, Binfaralkes, dan Dinkes) atau pun Badan Non-
Pemerintahan (WHO, UNESCO) melaksanakan kegiatan yang bertujuan untuk
meningkatkan kualitas kesehatan maupun pelayanan kesehatan di Indonesia. Ilmu
kefarmasian yang menjadi dasar kerja ISMAFARSI tentunya terkait dengan
kegiatan yang dilaksanakan oleh mahasiswa kedokteran, dari pembahasan isu-isu
kesehatan hingga hal-hal yang terkait pelayanan kesehatan.

Koordinator Wilayah:

– Sumatera 1 : Muhammad Faisal Nasution


(Universitas Muslim Nusantara Al-Wasliyah , Medan)

– Sumatera 2 : Muhammad Arif Rahman (Universitas


Andalas, Padang)
– Jabodelata : Rodja Fathul Mubdy (UHAMKA, Jakarta)

– Priangan : Salma California (Universitas Padjajaran,


Bandung)

– Joglosepur : Melisa Aqilah Aziza (Universitas Islam


Indonesia, Yogjakarta)

– Jatim-Bali : Zwagery Argo Pitoyo (Universitas


Brawijaya, Malang)

– Kalimantan : Diah Ismarani (Universitas Tanjungpura,


Pontianak)

– Indonesia Timur : Irmin (Universitas Indonesia Timur,


Makassar)
3. International Pharmaceutical Students’ Federation
(IPSF)
ISMAFARSI resmi menjadi FULL MEMBER (FM) di IPSF pada tahun
2007 pada saat 53rd IPSF World Congress, Taiwan

Memiliki hak suara penuh di IPSF dan aktif berpartisipasi dalam kegiatan IPSF

“IPSF adalah organisasi advokasi internasional terkemuka untuk mahasiswa/i


farmasi seluruh dunia, mempromosikan kesehatan masyarakat melalui penyediaan
informasi, pendidikan, jaringan, berbagai publikasi dan inisiatif profesional.”

Hak Keanggotaan IPSF


Mahasiswa/i dan sarjana farmasi (sampai batas 4 tahun setelah menyelesaikan
sarjana)

1. Keanggotaan Penuh, Full Member (FM)

2. Anggota Asosiasi, Member in Association (MiA)

3. Anggota Individual, Individual Member (IM)

ISMAFARSI di IPSF
1. Presiden (President)

2. Sekretaris Umum (General Secretary)

3. Bendahara (Treasurer)

4. Ketua dari berbagai bidang :

a. Ketua Media dan Publikasi(Chairperson of Media and Publication)

b. Ketua Hubungan Eksternal(Chairperson of External Relation)

c. Ketua Hubungan Internal(Chairperson of Internal Relation)

d. Ketua Pengembangan Profesional(Chairperson of Professional Development)

e. Ketua Kesehatan Masyarakat(Chairperson of Public Health)

f. Ketua Program Pertukaran Pelajar(Chairperson of Student Exchange)

g. Ketua Pendidikan Farmasi(Chairperson of Pharmacy Education)


4. Patient Counseling Community (PCC)

Patient Counseling Community (PCC) merupakan komunitas mahasiswa


S1 Fakultas Farmasi yang ingin mendalami konseling kepada pasien. Komunitas
ini dikoordinasi oleh Departemen Pendidikan, Profesi, dan Keilmahan (DIPROIL)
BEMF Farmasi Universitas Jember. Dalam komunitas ini, diadakan 1 kali seminar
dan 3 kali pelatihan. Tema yang diangkat pada tahun ini adalah “from Research to
Healthcare: Ask Your Pharmacist”.
Tujuan dibentuk komunitas ini adalah supaya mahasiswa S1 Fakultas Farmasi
lebih mengenal tentang konseling kepada pasien sejak dini, karena pengetahuan
mengenai konseling belum banyak diketahui mahasiswa S1 padahal konseling
merupakan hal yang perlu diketahui sejak dini supaya terbiasa nantinya. Selain
itu, banyak lomba PCE (Patient Counseling Event) yang diadakan untuk
mahasiswa S1. Dengan adanya komunitas ini, diharapkan banyak mahasiswa S1
Fakultas Farmasi Universitas Jember yang turut serta berkontribusi dalam event-
event tersebut.
Kegiatan PCC pertama diadakan tanggal 8 April 2018 di RK 3A. Pada seminar
ini, diisi oleh Bu Ema Racmawati., S.Farm.,M.Sc.,Apt dan Bu Mayasari Kurnia
Nur Dewanti, S.Farm yang mengenalkan secara garis besar mengenai bagaimana
cara konseling terhadap pasien (KIO) secara benar sekaligus untuk membuka
acara pelatihan lanjutan PCC yang dilakukan selama 3 kali pelatihan.
5. Persidangan
Adalah pertemuan formal antara beberapa orang yang melibatkan suatu
masalah untuk melahirkan keputusan
Persidangan di adakan untuk sebagai sarana musyawarah
Jenis jenis sidang :
 Sidang awal pariprna
 Sidang paripuna
 Sidang Komisi

Apa Pengertian Persidangan?

Sidang merupakan forum formal suatu organisasi guna membahas masalah


tertentu dalam upaya menghasilkan keputusan, yang akan menjadi sebuah
ketetapan dan aturan-aturan yang jelas. Keputusan dari persidangan ini akan
mengikat seluruh elemen organisasi selama belum diadakan perubahan.
Keputusan ini sifatnya final, sehingga berlaku bagi pihak yang setuju maupun
tidak setuju, hadir atau tidak hadir dalam persidangan.

Unsur-unsur persidangan:

1. Presidium sidang
1. Presidium sidang dipilih dari dan oleh peserta melalui Sidang Pleno yang dipandu
oleh Panitia Pengarah (Steering Committee).
2. Presidium Sidang bertugas untuk memimpin dan mengatur jalannya sidang seperti
aturan yang disepakati bersama.
3. Presidium Sidang berkuasa untuk memimpin dan menjalankan tata tertib
persidangan.

1. Presidium sidang
1. Presidium sidang dipilih dari dan oleh peserta melalui Sidang Pleno yang dipandu
oleh Panitia Pengarah (Steering Committee).
2. Presidium Sidang bertugas untuk memimpin dan mengatur jalannya sidang seperti
aturan yang disepakati bersama.
3. Presidium Sidang berkuasa untuk memimpin dan menjalankan tata tertib
persidangan.
2. Peserta sidang
1. Peserta sidang ditentukan berdasarkan tata tertib yang telah di sepakati
2. Peserta sidang biasanya tediri dari peserta aktif, pasif dan peninjau
3. Hak dan kewajiban peserta:

i.Hak Peserta Penuh

1.Hak Bicara, yaitu hak untuk bertanya, mengeluarkan pendapat, mengajukan


usulan kepada pimpinan sidang, baik secara lisan maupun secara tulisan.

2.Hak Suara, yaitu hak untuk ikut ambil bagian dalam pengambilan keputusan.

3.Hak Memilih, yaitu hak untuk menentukan pilihan dalam proses pemilihan.

4.Hak Dipilih, yaitu hak untuk dipilih dalam proses pemilihan

ii.Hak Peserta Peninjau.

1.Hak yang dimiliki oleh peserta peninjau hanyalah hak bicara

iii.Kewajiban peserta penuh dan peninjau

1.Menaati tata tertib persidangan/permusyawaratan.

2.Menjaga ketenangan persidangan.

3.Berpartisipasi dalam mencari penyelesaian permasalahan yang di bicarakan dan


ikut serta ikut menyumbang buah fikiran yang positif dan bermanfaat
1. Notulen sidang
1. Notulen sidang bertugas untuk mencatat segala sesuatu yang terjadi pada rapat.

Notulen sidang dipilih dari dan oleh peserta melalui Sidang Pleno yang dipandu
oleh Panitia

Istilah-Istilah Dalam Persidangan :

 Skoorsing adalah penundaan acara sidang untuk sementara waktu atau dalam
waktu tertentu pada waktu sidang berlangsung.
 Lobbying adalah penentuan jalan tengah atas konflik dengan skorsing waktu
untuk menyatukan pandangan melalui obrolan antara dua pihak yang
bersebrangan secara informal.
 Voting, Pengambilan keputusan dengan suara terbanyak.
 Peninjauan Kembali (PK) : mekanisme yang digunakan untuk mengulang
kembali pembahasan/ putusan yang telah ditetapkan
 Interupsi adalah memotong pembicaraan, ditempuh dengan menggunakan kata
“interupsi” yang pada hakekatnya meminta kesepakatan untuk berbicara.

2. Pengarah (Steering Committee).

Anda mungkin juga menyukai