Pendahuluan
1
kelompok dan komunitas. WHO (World Health Organization)
merumuskan promosi kesehatan sebagai proses untuk meningkatkan
kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan
kesehatannya. Selain itu, untuk mencapai derajat kesehatan yang
sempurna, baik fisik, mental, dan sosial masyarakat harus mampu
mengenal, mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya, serta mampu
mengubah atau mengatasi lingkungannya.4
Kegiatan promosi kesehatan dapat dibagi menjadi kegiatan
promosi kesehatan di dalam gedung Puskesmas dan di luar gedung
Puskesmas. Upaya promosi kesehatan di dalam gedung Puskesmas,
khususnya untuk pelayanan-pelayanan yang perlu mendapat tambahan
dalam hal promosi kesehatannya. Biasanya karena pasien terlalu banyak
sedangkan petugas kesehatan yang melayani terbatas (misalnya di BP),
atau karena pasien dan keluarganya memang memerlukan informasi atau
konsultasi khusus (misalnya tentang masalah kepatuhan minum obat TB,
masalah sanitasi, masalah gizi, dsb).3
Berdasarkan penelitian dari Jurnal Mutiara Medika, didapatkan
37% pasien di Puskesmas Yogyakarta merasa kurang puas terhadap
komunikasi petugas kesehatan karena merasa kurang diperhatikan dan
tidak mendapatkan kesempatan dalam mengungkapkan perasaannya.5
2
UPTD Puskesmas Kecamatan Rengasdenklok mengadakan
program komunikasi interpersonal dan konseling sebagai sebagian dari
upaya promosi kesehatan dalam gedung puskesmas. Oleh karena itu,
diperlukan evaluasi program komunikasi interpersonal dan konseling di
UPTD Puskesmas Kecamatan Rengasdengklok periode Januari sampai
September 2018 untuk mengetahui tingkat keberhasilan, masalah, dan
penyelesaian masalah dalam program ini dan melihat perubahan
percapaian program dibandingkan dengan pencapaian tahun sebelumnya.
3
1.3 Tujuan
4
Memiliki pengalaman dan pengetahuan tentang evaluasi
program Komunikasi Interpersonal dan Konseling di
Puskesmas dalam lingkup wilayah kerjanya.
Mengetahui kendala yang dihadapi dalam menjalankan
program Puskesmas khususnya pada Komunikasi Interpersonal
dan Konseling dan merangsang cara berpikir kritis dan ilmiah.
5
Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat di wilayah kerja
UPTD Puskesmas Kecamatan Rengasdengklok periode Januari
sampai September 2018
Dengan tercapainya keberhasilan program, diharapkan komunikasi
antar petugas kesehatan dan penderita di setiap tempat pelayanan
kesehatan dapat berjalan dengan efektif & efisien.
Dengan tercapainya keberhasilan program, diharapkan dapat
memberikan rasa nyaman bagi penderita sehingga mau bertanya
tentang apa yang belum paham tentang penyakit yang dideritanya
dan lebih terbuka tentang masalah yang dihadapinya.
1.5 Sasaran
6
BAB II
Materi dan Metode
2.1. Materi
Materi yang dievaluasi dalam program ini terdiri dari laporan
kegiatan bulanan Puskesmas program Promosi Kesehatan mengenai
Komunikasi Interpersonal dan Konseling di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Kecamatan Rengasdengklok periode Januari sampai
September 2018, yang terdiri dari:
2.2. Metode
Evaluasi program ini dilaksanakan dengan pengumpulan, analisis
dan pengolahan data dengan menggunakan pendekatan sistem sehingga
dapat dicari masalah yang ada pada program Komunikasi Interpersonal
dan Konseling dengan cara membandingkan cakupan program
komunikasi interpersonal dan konseling di UPTD Puskesmas
Kecamatan Rengasdengklok periode Januari sampai September 2018
terhadap tolok ukur yang telah ditetapkan dan menemukan penyebab
masalah kemudian dibuat usulan dan saran sebagai pemecahan masalah
tersebut berdasarkan penyebab masalah yang ditemukan.
7
BAB III
Kerangka Teoritis
3.1 Kerangka Teoritis
Lingkungan
(4)
Umpan Balik
(5)
8
khusus promosi kesehatan tersebut dapat dipilih dari semua
tenaga kesehatan Puskesmas yang melayani pasien/klien.
b.) Dana (Money)
Pendanaan yang dibebankan pada anggaran pemerintah,
pemerintah daerah dan atau sumber lain yang sah sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
c.) Sarana (Material)
Sarana dan prasarana paling sedikit meliputi standar peralatan
yang dibutuhkan untuk promosi kesehatan
d.) Metode (method)
Metode yang digunakan adalah metode komunikasi, dimana
metode promosi kesehatan individual dapat berupa bimbingan,
konseling, penyuluhan, maupun wawancara
2. Proses (process) adalah elemen yang ada di dalam sistem dan
berfungsi mengubah masukan menjadi keluaran yang direncanakan.
Terdiri dari unsur perencanaan (planning), pengorganisasian
(organizing), pelaksanaan (actuating), dan pemantauan (controlling).
a.) Perencanaan (Planning)
Sebuah proses yang dimulai dengan merumuskan tujuan
organisasi sampai kepada penetapan alternative kegiatan untuk
mencapainya.
b.) Pengorganisasian (Organizing)
Rangkaian kegiatan manajemen untuk menghimpun semua
sumber daya (potensi) yang dimiliki oleh organisasi dan
memanfaatkannya secara efisien untuk mencapai tujuan
organisasi.
c.) Pelaksanaan (Actuating)
Proses bimbingan kepada para staf agar mereka mampu bekerja
secara optimal dalam menjalankan tugas-tugas pokoknya sesuai
dengan keterampilan yang dimiliki dan dukungan sumber daya
yang tersedia.
9
d.) Pengawasan (Controlling)
Merupakan suatu proses untuk mengamati secara terus-menerus
pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana kerja yang sudah
ditetapkan dan melakukan koreksi jika terdapat penyimpangan.
3. Keluaran (output) adalah elemen yang dihasilkan dari
berlangsungnya proses dalam sistem. Keluaran yang dipantau adalah
keluaran dari kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan, baik secara
umum maupun secara khusus.
4. Lingkungan (environment) adalah dunia di luar sistem yang tidak
dikelola oleh sistem tetapi mempunyai pengaruh besar terhadap
sistem, terdiri dari lingkungan fisik dan non fisik.
5. Umpan balik (feedback) adalah kumpulan bagian atau elemen yang
merupakan keluaran dari sistem dan sekaligus sebagai masukan bagi
sistem tersebut, berupa pencatatan dan pelaporan yang lengkap,
monitoring, dan rapat bulanan.
6. Dampak (impact) adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran suatu
sistem. Indikator dampak mengacu kepada tujuan dilaksanakannya
program komunikasi interpersonal dan konseling Puskesmas, yaitu
terciptanya komunikasi yang efektif antara petugas kesehatan
dengan pasien.
10
Definisi operasional cakupan komunikasi interpersonal dan konseling
adalah jumlah pengunjung yang mendapat layanan komunikasi interpersonal dan
konseling di klinik khusus atau klinik terpadu komunikasi interpersonal dan
konseling mengenai gizi, P2M, sanitasi, PHBS dan lain-lain sesuai kondisi atau
masalah pengunjung sebanyak 5% dari seluruh pengunjung puskesmas dalam
kurun waktu satu tahun.
11
BAB IV
Penyajian Data
Sumber data dalam evaluasi ini diambil dari data sekunder yang berasal
dari :
a. Data Umum
12
c. Sebelah barat : Dibatasi Sungai Citarum Kabupaten Bekasi
d. Sebelah timur : Wilayah Puskesmas Kutamukti dan Kutawaluya
B. Wilayah Administrasi
Desa Dewisari
Desa Rengasdengklok Selatan
Desa Rengasdengklok Utara
Desa Kertasari
Desa Amansari
Desa Dukuhkarya
13
4.2.3 Data Fasilitas Kesehatan
Jenis fasilitas pelayanan kesehatan yang ada pada wilayah kerja
Puskesmas Rengasdengklok, antara lain:
Puskesmas :1
Rumah Sakit :1
Rumah Bersalin :1
Klinik 24 Jam :1
Praktek Bidan : 26
Dokter Umum :4
Praktek dokter gigi : 1
14
- Pencatatan dan Pelaporan
- Buku register pelayanan KIP/K : 1 buah
- Arsip laporan bulanan : 1 buah
Kendaraan Promosi Kesehatan
- Kendaraan roda 2 : 0 unit
- Kendaraan roda 4 : 1 unit
d. Metode
Metode pendukung dalam pelaksanaan promosi kesehatan,
khususnya komunikasi interpersonal dan konseling adalah metode
komunikasi. Yaitu proses mengemas informasi, menyampaikan
informasi, dan menerima informasi. Berdasarkan sasarannya, metode dan
teknik promosi kesehatan dibagi menjadi 3 yaitu metode promosi
kesehatan individual, metode promosi dan kesehatan kelompok. Dimana
metode promosi kesehatan individual dapat berupa bimbingan,
konseling, penyuluhan, maupun wawancara.
1. Prosedur dari pelaksanaan komunikasi interpersonal dan konseling:
Pembukaan
- Mengucapkan salam
- Membina HAM dengan sasaran penyuluhan
15
Inti kegiatan KIP/K
- Menanyakan kondisi dan masalah sasaran
- Menanyakan penyebab masalah
- Menanyakan penyebab masalah tersebut kenapa bisa muncul ?
- Memberikan penjelasan tentang masalah yang dihadapi (penyebab,
munculnya penyebab, pencegahan, peningkatan pengobatan /
rehabilitasi.)
- Menggunakan media/alat bantu dalam penyampaian pesan
- Memberikan kesempatan bertanya kepada sasaran
Penutup
- Menyimpulkan materi yang telah dibahas
- Merumuskan perilaku yang harus dilakukan sasaran untuk melakukan
demontrasi sesuai materi yg telah ditetapkan
Mengucapkan salam penutup.
2. Prinsip pemberian informasi melalui konseling kepada pasien/individu
yang perlu diperhatikan dan dipraktikkan oleh petugas kesehatan
Puskesmas adalah:2
1. Memberikan suasana gembira dan semangat hidup
Pada saat memulai pemberian informasi, sebaiknya petugas kesehatan
Puskesmas tidak langsung mengungkap masalah, kelemahan, atau
kekeliruan pasien. Perbincangan harus diawali dengan situasi yang
menggembirakan, karena situasi yang demikian membuat pasien
menjadi tertarik untuk terlibat dalam perbincangan, selanjutnya pasien
diajak untuk mengungkapkan sendiri masalah, kelemahan atau
kekeliruannya.
2. Menghargai pasien sepenuh hati
Menghargai pasien/individu adalah syarat utama untuk terjadinya
hubungan yang baik dan terbuka. Cara menghargai ini dilakukan
dengan memberikan ucapan-ucapan dan bahasa tubuh yang
menghargai.
16
3. Melihat pasien sebagai subjek
Petugas kesehatan Puskesmas harus mengendalikan kecenderungan
keinginannya untuk menasihati. Upayakan agar pasien/individu
berbicara sebanyak-banyaknya tentang dirinya. Sementara itu,
pembicaraan diarahkan kepada pemecahan masalah yang dihadapi.
Dengan demikian, pemecahan masalah itu datang dari diri pasien itu
sendiri.
4. Mengembangkan dialog yang menyentuh perasaan pasien
Dalam hubungan yang baik, petugas kesehatan Puskesmas selalu
berusaha untuk mengemukakan kata-kata dan butir-butir dialog yang
menyentuh perasaan pasien/individu.
5. Memberikan keteladanan
Keteladanan sikap dan perilaku petugas kesehatan Puskesmas dapat
menyentuh perasaan pasien. Keteladanan memang merupakan sugesti
yang cukup kuat bagi pasien/individu untuk berubah ke arah positif.
4.3.2. Proses
4.3.2.1. Perencanaan
Kegiatan dilakukan sesuai dengan alur pelayanan Puskesmas.
- Pasien mendaftarkan diri untuk mendapatkan nomor urut
- Pasien menunggu giliran panggilan di ruang tunggu
- Setelah mendapatkan giliran dipanggil oleh petugas, pasien
diarahkan langsung menuju tempat pemeriksaan dokter.
17
- Pasien dengan permasalahan khusus dirujuk ke klinik khusus
(KIP/K)
- Pasien didaftarkan
- Catat dalam buku register sesuai urutan pendaftaran:
a. Nama
b. Umur
c. Alamat
d. Diagnose Medis
e. Masalah yang muncul
f. Konseling/ Pesan yang disampaikan
g. Rencana Tindak Lanjut
h. Paraf / Tanda tangan
- Pasien dipanggil sesuai urutan panggilan
- Sambut kedatangan pasien dengan mengucapkan salam dengan
hangat dan bersahabat penuh perhatian dan dipersilahkan duduk
- Tanyakan, untuk menjajagi pengetahuan, perasaan, kebutuhan
pasien terkait dengan masalah kesehatan yang dihadapi
- Uraikan, informasi yang sesuai dengan masalah klien dengan
memberikan informasi-informasi yang jelas dengan bahasa yang
mudah dipahami, hindari istilah-istilah yang membingungkan
pasien
- Dengarkan dengan seksama tanpa memotong pembicaraan, biaran
pasien menyelesaikan pembicaraannya
- Jangan menggurui, Jangan menghakimi
- Fokus pada pembicaraan
- Gunakan media alat bantu bila diperlukan
- Bantulah pasien memahami keadaan dirinya serta permasalahan
yang dihadapi dan menetapkan alternative pemecahan masalah
- Berikan kesempatan klien untuk bertanya atau meminta
penjelasan
- Jelaskan dengan lebih rinci konsekwensi dan keuntungan setiap
alternative pemecahan masalah
18
- Ulangi beberapa informasi penting
- Ingatkan bila klien harus melakukan kunjungan ulang atau perlu
dirujuk
- Buatlah janji apabila akan ditindaklanjuti dengan kunjungan
rumah
- Bila sudah selesai ucapkan terimakasih ucapkan salam
- Pasien dipersilahkan untuk pulang
Saat kegiatan konseling sedang berjalan, petugas kesehatan
mempraktikkan prinsip pemberian konseling:
Memberikan suasana gembira dan semangat hidup
Pada saat memulai pemberian informasi, sebaiknya petugas
kesehatan Puskesmas tidak langsung mengungkap masalah,
kelemahan, atau kekeliruan pasien. Perbincangan harus diawali
dengan situasi yang menggembiraka, karena situasi yang demikian
membuat pasien menjadi tertarik untuk terlibat dalam perbincangan,
selanjutnya pasien diajak untuk mengungkapkan sendiri masalah,
kelemahan atau kekeliruannya.
Menghargai pasien sepenuh hati
Menghargai pasien/individu adalah syarat utama untuk
terjadinya hubungan yang baik dan terbuka. Cara menghargai ini
dilakukan dengan memberikan ucapan-ucapan dan bahasa tubuh yang
menghargai.
Melihat pasien sebagai subjek
Petugas kesehatan Puskesmas harus mengendalikan
kecenderungan keinginannya untuk menasihati. Upayakan agar
pasien/individu berbicara sebanyak-banyaknya tentang dirinya.
Sementara itu, pembicaraan diarahkan kepada pemecahan masalah
yang dihadapi. Dengan demikian, pemecahan masalah itu datang dari
diri pasien itu sendiri.
19
Mengembangkan dialog yang menyentuh perasaan pasien
Dalam hubungan yang baik, petugas kesehatan Puskesmas
selalu berusaha untuk mengemukakan kata-kata dan butir-butir dialog
yang menyentuh perasaan pasien/individu.
Memberikan keteladanan
Keteladanan sikap dan perilaku petugas kesehatan Puskesmas
dapat menyentuh perasaan pasien. Keteladanan memang merupakan
sugesti yang cukup kuat bagi pasien/individu untuk berubah ke arah
positif.
Melakukan pencatatan dan pelaporan setiap bulannya
4.3.2.2. Pengorganisasian
a. Kepala Puskesmas
Sebagai penanggung jawab program.
Monitoring pelaksanaan Promosi Kesehatan tingkat
kecamatan.
Melakukan evaluasi data hasil pelaksanaan kegiatan Promosi
Kesehatan di wilayah kerja.
b. Koordinator Promosi Kesehatan
Koordinator program
Pelaksana program
20
Melakukan pengolahan dan analisis hasil keberhasilan
program dan melaporkan hasil pencatatan kepada Kepala
Puskesmas tiap bulan.
21
4.3.3. Keluaran
Jumlah
Jumlah Seluruh
Kunjungan
Pengunjung
Periode Bulan pasien yang
Puskesmas per
dilakukan
bulan
KIP/K
Januari 228 4879
Febuari 237 4788
Maret 210 5023
April 225 4913
Mei 230 4938
Juni 210 4924
Tahun 2018 Juli 219 4852
Agustus 212 4910
September 210 4989
Total 1.981 44.216
Cakupan Komunikasi
Kesimpulan : Cakupan belum mencapai target sebesar 5%, jadi besar masalah
adalah
22
Besar masalah = 10,4%
Kesimpulan : Cakupan belum mencapai target sebesar 5%, jadi besar
masalah adalah 10,4%
4.3.4. Lingkungan
a. Lingkungan Fisik
Lokasi : tidak terdapat lokasi yang sulit dicapai
Transportasi : tersedia sarana transportasi
b. Lingkungan Non Fisik
Keadaan sosial ekonomi masih rendah yaitu dengan jumlah
keluarga miskin 22.588 orang, dengan mayoritas mata
pencaharian sebagai pengrajin industri kecil 34,11 %
Tingkat pendidikan masyarakat yaitu mayoritas penduduk
dengan pendidikan SMA 58,83%
Agama mayoritas yaitu Islam sebesar 96%
4.3.5. Umpan Balik
Adanya rapat kerja lintas program bersama Kepala Puskesmas tiga
bulan sekali untuk membahas hasil laporan kegiatan dan
mengevaluasi program yang telah dilaksanakan
Adanya pencatatan dan pelaporan semua kegiatan sesuai dengan
kurun waktu yang ditentukan dapat digunakan sebagai masukan
dalam perencanaan program komunikasi interpersonal dan konseling.
4.3.6. Dampak
Dampak langsung berupa terjalinnya komunikasi yang efektif antara
petugas kesehatan dan pasien; pasien mendapatkan solusi dari masalah
yang dialaminya
Dampak tidak langsung yaitu perubahan perilaku individu ke arah
yang positif terhadap kesehatan
23
Bab V
Pembahasan
24
dibutuhkan untuk untuk melakukan
promosi kesehatan konseling
terhadap pasien
- Sosialisasi
Program KIP/K
belum optimal
- Perabotan/
peralatan tidak
tertata rapi
4 Metode Metode komunikasi, - Kurang (+)
prinsip, prosedur, serta diperhatikannya
teknik penyelenggaraan teknik konseling
komunikasi dan komunikasi
interpersonal dan yang ideal antara
konseling petugas
kesehatan dan
pasien
- Form tindakan
KIP/K seperti
form tilik
perilaku belum
tersedia di setiap
ruangan
pelayanan
kesehatan
- Kurang dilakukan
pencatatan di
buku register
pasien yang telah
mendapatkan
KIP/K
25
Tabel 5.3. Masalah dari Variabel Proses
No Variabel Tolak Ukur Pencapaian Masalah
1 Perencanaan - Pendaftaran dan -Tersedianya (+)
(Planning) alur
pengobatan pasien
pelayanan
di Balai Pengobatan sesuai
puskesmas,
Umum sebelum
namun tidak
diarahkan untuk optimal
- Pengisian
dilakukan KIP/K
buku
- Ketersediaan dan register
KIP/K
Pengisian buku
belum
register KIP/K sepenuhmya
diterapkan
2 Pengorganisasian - Terdapat pengaturan, - Struktur (+)
(Organizing) organisasi
pembagian tugas
sudah jelas
yang teratur namun,
tidak
terdapat
pembagian
tugas secara
tertulis pada
struktur
dalam
melaksanak
an tugasnya
26
berdasarkan KIP/K yang
masalah sudah
kesehatannaya dilakukan
- Melakukan - Pengawasan
pencatatan dibuku program
register dan KIP/K
pelaporan belum
optimal
dilakukan
27
Bab VI
Perumusan Masalah
28
Bab VII
Prioritas Masalah
Dalam mengidentifikasi masalah, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan seperti kemampuan masukan (tenaga, dana, sarana dan metode)
serta proses (pengorganisasian dan pelaksanaan). Untuk itu dilakukan penilaian
prioritas masalah dari yang paling mendesak hingga yang tidak terlalu
mendesak. Dalam menentukan prioritas masalah dilakukan dengan
menggunakan metode USG (Urgency, Seriousness, Growth). Metode USG ini
merupakan salah satu cara menetapkan urutan prioritas masalah dengan teknik
skoring 1-5 dan dengan mempertimbangkan tiga komponen dalam metode USG.
29
5 Kurang diperhatikannya teknik 3 3 2 8 III
komunikasi dan konseling yang ideal
anata petugas kesehatan dan pasien
6 Kurangnya pencatatan buku register 4 3 4 11 II
dan dokumentasi kegiatan KIP/K
yang sudah diberikan
Keterangan: Berdasarkan skala Likert 1-5 (5: sangat besar, 4: besar, 3: sedang, 2:
kecil, 1: sangat kecil). Dari identifikasi prioritas masalah dengan metode USG
tersebut maka didapatkan dua permasalahan yang membutuhkan penanganan
paling utama yaitu:
30
Bab VIII
Penyelesaian Masalah
8.1 Masalah
31
Bab IX
Penutup
9.1. Kesimpulan
Dari hasil evaluasi program Komunikasi Interpersonal dan
Konseling di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kecamatan
Rengasdengklok periode Januari sampai dengan September 2018
dengan cara pendekatan sistem, dapat diambil kesimpulan bahwa
metode komunikasi belum berjalan efektif, serta pencatatan dan
pelaporan hasil kegiatan belum berjalan dengan baik, sehingga cakupan
program Komunikasi Interpersonal dan Konseling ini belum mencapai
hasil sesuai dengan target yang diharapkan, dilihat dari angka cakupan
program.
9.2. Saran
Saran untuk Puskesmas Kecamatan Rengasdengklok :
Meningkatkan sosialisasi program KIP/K pada masyarakat
(pengunjung puskesmas).
Menyusun pembagian tugas dan tanggung jawab secara jelas dan
tertulis mengenai pelaksanaan kegiatan komunikasi
interpersonal dan konseling
Meningkatkan koordinasi antara petugas promkes dan petugas
lainnya dalam hal pencatatan dan pelaporan
Rutin dilakukannya pemantauan program KIP/K setiap minggu
dan evaluasi setiap bulan
32
Daftar Pustaka
33