Anda di halaman 1dari 5

Bab IV Pembahasan

4.1 Trip Generation

Bangkitan pergerakan (Trip Generation) adalah tahapan pemodelan yang memperkirakan jumlah
pergerakan yang berasal dari suatu zona atau tata guna lahan dan jumlah pergerakan yang tertarik
ke suatu tata guna lahan atau zona (Tamin, 2008). Hasil keluaran dari perhitungan berupa jumlah
kendaraan, orang, atau angkutan persatuan waktu. Dalam perhitungan ini, diperoleh data angkutan
barang di beberapa zona Provinsi Kalimantan Timur dari hasil survei ATTN (Asal Tujuan Transportasi
Nasional) 2011. Berikut merupakan bangkitan pergerakan dari angkutan barang dalam trip/tahun.

Tabel 1Besar Bangkitan Pergerakan (Trip/Tahun)

No. Zona Bangkitan Pergerakan


Oi (Trip/Tahun)
1 Paser 106940
2 Kutai Kertanegara 725594
3 Berau 86800
4 Kutai Barat 58825
5 Kutai Timur 158806
Sumber: Jurnal Penyusunan Model Bangkitan Pergerakan Angkutan Barang di Provinsi Kalimantan
Timur, 2019

Berdasarkan data bangkitan pergerakan yang telah ada, kemudian dihitung prediksi bangkitan
pergerakan/ model generation menggunakan model faktor pertumbuhan. Untuk meramalkan
jumlah pergerakan di masa mendatang dibutuhkan faktor terkait seperti populasi, pendapatan dan
pemilikan kendaraan. Berikut merupakan hasil prediksi bangkitan pergerakan menggunakan faktor
pertumbuhan dengan tahun acuan yaitu tahun 2015.

Tabel 2 Besar Prediksi Bangkitan Pergerakan (Trip/Tahun)

No. Zona Bangkitan Pergerakan


Oi' (Trip/Tahun)
1 Paser 109496
2 Kutai Kertanegara 743589
3 Berau 89222
4 Kutai Barat 59207
5 Kutai Timur 165603
Sumber: Pengolahan data, 2019

Dari tabel dapat dilihat bahwa Kutai Kertanegara memiliki pertumbuhan yang lebih cepat dengan
bangkitan pergerakan yang lebih besar dibanding wilayah lainnya.
4.2 Trip Distribution

Tahap ini merupakan tahap lanjutan dari Trip Generation dalam pemodelan dan perencanaan
tranportasi. Sebaran pergerakan (Trip Distribution) memperlihatkan sebaran pergerakan
menunjukkan ke mana dan dari mana lalu lintas tersebut. Perhitungan model sebaran pergerakan
menggunakan matriks untuk melihat keterkaitan antarzona. Data yang diperoleh yaitu matriks asal
tujuan angkutan Provinsi Kalimantan Timur tahun 2011.

Berikut merupakan tabel matriks asal tujuan angkutan di Provinsi Kalimantan Timur dengan
mengambil lima zona yaitu Paser, Kutai Kertanegara, Berau, Kutai Barat, Kutai Timur. Perhitungan
bangkitan dan tarikan pada masa mendatang dihitung dengan menggunakan laju pertumbuhan pada
tahun 2015 sebagai acuan.

Tabel 3 Matriks Asal Tujuan Angkutan Provinsi Kalimantan Timur 2011

Zona Zona 1 Zona 2 Zona 3 Zona 4 Zona 5 oi Oi Ei


Paser
1 0 56163 5764 3759 8859 74545 76327 1,0239
Kutai
2 Kertanegara 68166 0 20983 22505 62830 174484 178811 1,0248

Berau
3 7493 30650 0 2923 18000 59066 60714 1,0279
Kutai Barat
4 6469 31907 3746 0 8248 50370 50697 1,0065
Kutai Timur
5 12202 76687 20975 6601 0 116465 121450 1,0428
dd 94330 195407 51468 35788 97937 474930
Dd 96584 200253 52904 36021 102129 487999
Ed 1,0239 1,0248 1,0279 1,0065 1,0428 1,0275175
Sumber: Jurnal Penyusunan Model Bangkitan Pergerakan Angkutan Barang di Provinsi Kalimantan
Timur, 2019

Dari matriks asal tujuan eksisting kemudian dilakukan analisis sebaran pergerakan menggunakan
metode tanpa-batasan (uniform), metode rata-tara (average), dan metode furness.

Metode Tanpa-Batasan (Uniform)

Dalam metode ini diasumsikan bahwa keseluruhan daerah kajian hanya ada satu nilai tingkat
pertumbuhan yang digunakan untuk mengalikan semua pergerakan pada saat ini dalam upaya
mendapatkan pergerakan pada masa mendatang.

Tabel 4 MAT pada masa mendatang dengan E = 1,0275175

Zona Zona 1 Zona 2 Zona 3 Zona 4 Zona 5 oi Oi Ei


0,996479
Zona 1 0 57708 5923 3862 9103 76596 76327
4
0,997355
Zona 2 70042 0 21560 23124 64559 179285 178811
3
Zona 3 7699 31493 0 3003 18495 60691 60714 1,000372
Zona Zona 1 Zona 2 Zona 3 Zona 4 Zona 5 oi Oi Ei
3
0,979545
Zona 4 6647 32785 3849 0 8475 51756 50697
4
1,014873
Zona 5 12538 78797 21552 6783 0 119670 121450
2
487998,
dd 96926 200784 52884 36773 100632
9
487998,
Dd 96584 200253 52904 36021 102129
9
0,99647 0,99735 1,00037 0,97954 1,01487
Ed 1
9 5 2 5 3
Sumber: Pengolahan data, 2019

Metode Rata-rata (Average)

Metode rata-rata adalah usaha pertama untuk mengatasi adanya tingkat pertumbuhan daerah yang
berbeda-beda, pada metode ini dilakukan pengulangan sampai seluruh oi = Oi atau Ei=1 dan dd = Dd
atau Ed = 1. Dalam perhitungan dilakukan pembulatan dan didapatkan hasil sebagai berikut.

Tabel 5 MAT pada masa mendatang dengan metode rata-rata (hasil pengulangan ke-20)

Zona Zona 1 Zona 2 Zona 3 Zona 4 Zona 5 oi Oi Ei


Zona 1 0 57307 5905 3791 9310 76313 76327 1
Zona 2 69548 0 21309 22496 65455 178807 178811 1
Zona 3 7694 31200 0 2941 18872 60707 60714 1
Zona 4 6525 31907 3761 0 8496 50690 50697 1
Zona 5 12820 79878 21935 6796 0 121429 121450 1
dd 96588 200291 52910 36023 102133 487945
Dd 96584 200253 52904 36021 102129 487998,9
Ed 1 1 1 1 1 1
Sumber: Pengolahan data, 2019

Metode Furness

Sebaran pergerakan pada masa mendatang didapatkan dengan mengalikan sebaran pergerakan
pada saar ini dengan tingkat pertumbuhan zona asal atau zona tujuan yang dilakukan secara
bergantian. Pada metode ini dilakukan pengulangan untuk menghasilkan MAT sehingga total sel
MAT yang dihasilkan sesuai dengan yang diinginkan. Didapatkan hasil sebagai berikut setelah
pengulangan sebanyak sembilan kali (setelah pembulatan).

Tabel 6 MAT pada masa mendatang dengan metode Furness (hasil pengulangan ke-9)

Zona Zona 1 Zona 2 Zona 3 Zona 4 Zona 5 oi Oi Ei


Zona 1 0 57299 5906 3792 9313 76309 76327 1
Zona 2 69538 0 21300 22491 65443 178773 178811 1
Zona 3 7695 31190 0 2941 18875 60700 60714 1
Zona 4 6527 31900 3761 0 8497 50686 50697 1
Zona 5 12824 79864 21937 6797 0 121422 121450 1
Zona Zona 1 Zona 2 Zona 3 Zona 4 Zona 5 oi Oi Ei
96584,4 200253, 52903,9 36020,6 102128, 487890,
dd
9 1 6 2 7 9
487998,
Dd
96584 200253 52904 36021 102129 9
Ed 1 1 1 1 1 1
Pada metode furnees ini menjelaskan mengenai sebaran pergerakan dari satu
zona ke zona lainnya.dari hasil perhitungan yang diperoleh sebaran pergerakan yang paling
tinggi pertama yaitu dari zona 5 ke zona 2 dengan nilai perhitungan sebesar 79864 dalam
pergerakan ini terjadi di Kabupaten Kutai Timur menuju Kabupaten Kutai Kertanegara,
untuk sebaran pergerakan yang tertinggi kedua adalah dari zona 2 menuju ke zona 1
dengan nilai sebesar 69538 pergerakan ini terjadi dari Kabupaten Kutai Kertanegara
menuju Kabupaten Paser, sedangkan sebaran pergerakan yang tertinggi ketiga terjadi
pada zona 2 ke zona 1 dengan nilai 57299, pergerakan ini terjadi dari Kabupaten Paser
menuju Kutai Kertanegara. Dari hasil pola pergerakan yang didapat diketahui bahwa
masyarakat Kabupaten Kutai Kertanegara banyak melakukan pergerakan ke luar wilayah.
Pergerakan yang sering dilakukan masyarakat Kabupaten Kutai Kertanegara adalah menuju
ke Kabupaten Paser dan Kabupatn Kutai Timur. Kabupaten Kutai Kertanegara juga banyak
dikunjungi oleh masyarakat kabupaten lain, hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor dan
dari hasil pola pergerakan yang didapat diketahui bahwa masyarakat Kabupaten Kutai
Kertanegara merupakan pusat urbanisasi hal ini disebabkan oleh banyaknya pembangunan
yang terjadi di kabupaten Kutai Kertanegara karena menjadi pengganti ibukota negara.
Kabupaten Kutai Kertanegara menyediakan banyak lapangan kerja yang beragam, selain
itu upah yang di dapat menjadi meningkat dan lebih tinggi dibandingkan kabupaten lain.
Dengan kemajuan yang ada Kabupaten Kertanegara menyediakan fasilitas pelayanan
masyarakat yang cukup lengkap yang menjadi pengaruh pergerakan untuk masuk ke dalam
kabupaten ini.

Sebaran pergerakan yang paling kecil berasal dari zona 3 menuju zona 4,
pergerakan ini berasal dari Kabupaten Berau menuju ke Kabupaten Kutai Barat, hal ini
dikarenakan Kabupaten Berau menuju Kabupaten Kutai Barat sangat sedikit jumlah
penduduk yang ingin melakukan pergerakan. Kabupaten Kutai Barat berada di tengah
Kalimantan Timur yang tidak memiliki bagian pesisir membuat daerah tersebut kurang
menjadi daya tarik wisata yang menyebabkan masyarakat tidak mengunjungi kabupaten
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai