Anda di halaman 1dari 8

Laporan Praktikum ke: 1 Dosen : Dr. Ir.

Heri Ahmad Sukria


Manajemen Feedmill Asisten Praktikum : Nisa Nurmilati Barkah

POTENSI JAWA TENGAH SEBAGAI


PABRIK INDUSTRI PAKAN UNGGAS

Kelompok 3/G1

Enita Indah (D24170002)


Fanny Rahmasari Daeli (D24170057)
Fathimah (D24170078)
Melia Dwi (D24170094)
Mila Taniasari (D24170107)
Dimas Harya Winata (D24170123)

DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN


FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2020
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Jawa tengah merupakan salah satu wilayah yang mempunyai potensi dalam
pengembangan peternakan rakyat tidak terlepas dari permasalahan-permasalahan
klasik. Salah satu permasalahan tersebut adalah ketersediaan sumberdaya pakan
seperti ketersediaan rumput dan hijauan pakan ternak yang sangat fluktuatif di
sepanjang tahun. Pada musim penghujan rumput dan hijauan pakan sangat
melimpah, sedangkan di musim kemarau akan kekurangan rumput dan hijauan
pakan, selain itu belum dimanfaatkannya limbah pertanian dan limbah industri
pertanian secara optimal sebagai pakan.
Jawa Tengah merupakan salah satu wilayah yang mempunyai potensi dalam
pengembangan industri peternakan rakyat yang tidak terlepas dari permasalahan-
permaslahan klasik. Salah satu permasalahan dalam pengembangan industri
peternakan adalah ketersediaan bahan pakan. Pakan merupakan hal yang paling
penting dalam industri peternakan karena sekitar 70 % dari total biaya produksi
merupakan biaya pakan dan penyediaan pakan yang baik dari segi kualitas,
kuantitas maupun ketersediaannya merupakan faktor utama dalam peningkatan
produktifitas ternak dan pertumbuhan industri peternakan. Kebijakan
pengembangan peternakan yang dikembangkan disuatu daerah harus disesuaikan
dengan potensi pakan local di daerah tersebut. Potensi pakan di Jawa Tengah
berasal dari limbah pertanian yaitu berasal dari jerami padi, daun kacang tanah,
daun tebu, dedak padi, dedak jagung, bungkil kelapa, dan jerami kedelai (Tabrany
2004).
Penentuan lokasi industri pakan merupakan kegiatan yang tidaklah mudah,
banyak faktor yang mempengaruhi keputusan dalam menentukan lokasi karena
menyangkut biaya-biaya operasional suatu industri. Faktor-faktor yang
mempengaruhi pemilihan lokasi industri pakan seperti lokasi pasar, sumber bahan
baku, tenaga kerja, listrik, air, akses transportasi, sikap masyarakat, serta peraturan
pemerintah setempat (Maulana 2018). Feedmill atau industri pakan merupakan
komponen pendukung industri pakan dalam menyediakan pakan ternak untuk
memenuhi kebutuhan. Pabrik pakan (Feedmill) dapat berjalan dengan baik jika
suplay bahan baku tersedia secara kontinyu baik kualitas maupun kuantitas dengan
dukungan pasar yang tinggi dan kompetitif. Sumber bahan pakan dan pasar bagi
pabrik pakan sebagian besar terdapat di pedesaan dan umumnya merupakan limbah
industri pertanian.
Industri pakan perlu memperhatikan permintaan pasar dalam melakukan
pembelian barang supaya tidak tejadi kekurangan atau kelebihan barang
persediaan. Oleh karena itu, diperlukan peramalan untuk mengetahui jumlah
permintaan pada waktu mendatang sehingga industri dapat memenuhi permintaan
pasar. Pembuatan peramalan akan membantu industry pakan dalam pengendalian
barang yang ada di gudang pakan. Hal tersebut penting untuk dilakukan agar
perusahaan mempunyai keputusan yang tepat mengenai persediaan bahan pakan
yang dijual. Metode peramalan dibagi menjadi dua metode yaitu metode peramalan
kuantitatif dan metode peramalan kualitatif. Metode kuantitatif atau time series
membuat prediksi dengan asumsi bahwa masa depan merupakan fungsi masa lalu,
sedangkan metode kualitatif berupaya memasukkan faktor-faktor subyektif dalam
peramalan (Ratnasari 2006).

Tujuan

Pembuatan laporan ini bertujuan mengetahui potensi dalam mendirikan


pabrik industri pakan di wilayah Jawa Tengah. Potensi pendirian dilihat
berdasarkan CSF (Critical Success Factor) dan pendekatan peramalan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi yang ada di Indonesia.

Tabel 1 Data Bobot dan Nilai di Kabupaten Jawa Tengah


Nilai
Faktor Bobot
Wonogiri Cilacap Kendal Demak Semarang
Bahan Baku 0.30 85 45 75 65 55
Kedekatan
0.25 60 70 65 90 75
dengan Pasar
Tenaga Kerja 0.15 70 90 55 80 75
Transportasi 0.15 85 90 75 50 80
Power Supply 0.15 65 85 80 55 75

Tabel 2 Hasil Perhitungan Critical Success Factors (CSF)


Total
Faktor
Wonogiri Cilacap Kendal Demak Semarang
Bahan Baku 25.50 13.50 22.50 19.50 16.50
Kedekatan dengan Pasar 15.00 17.50 16.25 22.50 18.75
Tenaga Kerja 10.50 13.50 8.25 12.00 11.25
Transportasi 12.75 13.50 11.25 7.50 12.00
Power Supply 9.75 12.75 12.00 8.25 11.25
Total 73.5 70.75 70.25 69.75 69.75

Tabel 3 Data Populasi dan Potensial Sel Broiler di Daerah Jawa Tengah
Tahun Populasi Potensial Sel
2014 1081958.94 2434407.615
2015 1261027.00 2837311.538
2016 1804842.58 4060895.805
2017 1806343.29 4064272.403
2018 1809355.55 4071049.988

Tabel 4 Hasil Perhitungan MAD


Data Deviasi Data Deviasi
Tahu Data Data Deviasi Mutlak
Ramal Mutlak Ramalan Mutlak
n Aktual Ramalan TL TL
MA MA ES (ES)
10819 1418041.0 1095545361
2014 - - 2500000 1095542927342
59 6 749
12610 2493440.7 1232413.4 1276862022
2015 - - 1276859185286
27 62 12 597
18048 2527827.8 722985.25 1827504995
2016 - - 1827500934530
43 39 91 426
18063 3110871. 2681134.6 874791.34 1829024547
2017 953400.75 1829020482961
43 65 36 57 233
18093 3654159. 416890.07 2819448.4 1010092.8 1832074626
2018 1832070555898
56 92 25 12 62 948
42143 4065406. 5416778.8 2944608.5 1269695.8 4267218226
2019 4267208744772
04 07 05 7 17 956
50204 5872502. 5423548.2 1422100.7 5083502391
2020 3598366.2 5083491095764
67 42 6 69 815
1370290.8 1884884.2 3661091038858.
Total
23 08 410
MA 685145.41 942442.10 1830545519429.
D 1 4 210

Tabel 5 Formula Ransum Broiler Starter


No Bahan Pakan % BK Abu PK LK SK BetaN ME Ca P
1 Jagung lokal 40.4 33.5 0.7 3.2 1.5 0.9 34.0 1.334 0.008 0.113
2 DedakHalus 10.0 9.0 0.8 1.1 1.3 0.8 6.0 310 0.007 0.150
3 Pollard 6.8 5.9 0.3 0.9 0.3 1.0 4.4 88 0.009 0.078
4 Gaplek 5.4 4.7 0.1 0.1 0.0 0.2 4.8 156 0.008 0.005
Bungkil
5 18.7 16.4 1.2 8.9 0.3 0.6 7.8 489 0.047 0.118
Kedelai
6 CGM Impor 4.1 3.7 0.1 2.6 0.1 0.0 1.2 152 0.002 0.020
7 Tepung Ikan 7.0 6.4 1.8 3.9 0.5 0.0 0.8 198 0.503 0.202
8 MBM 2.9 2.7 0.2 1.2 0.3 0.1 1.1 69 0.284 0.131
9 CPO 4.0 4.0 0.0 0.0 4.0 0.0 0.0 300 0.000 0.000
10 Kapur 0.2 0.2 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0 0.066 0.000
11 Garam 0.5 0.5 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0 0.000 0.000
DL-
12 0.1 0.1 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 4 0.000 0.000
Methionine

Tabel 6 Formula Ransum Broiler Finisher


No Bahan Pakan % BK Abu PK LK SK BetaN ME Ca P
1 Jagung lokal 44.1 37 1 4 2 1 37 1.456 0.009 0.124
2 DedakHalus 10.0 9 1 1 1 1 6 310 0.007 0.150
3 Pollard 4.1 4 0 1 0 1 3 53 0.006 0.047
4 Gaplek 10.0 9 0 0 0 0 9 290 0.015 0.010
Bungkil
5 Kedelai - 10.9 10 1 5 0 0 5 285 0.027 0.069
USA
6 CGM Impor 6.0 5 0 4 0 0 2 223 0.003 0.030
7 Tepung Ikan 7.0 6 2 4 1 0 1 198 0.503 0.202
8 MBM 2.8 3 0 1 0 0 1 67 0.275 0.126
9 CPO 4.0 4 0 0 4 0 0 300 0.001 0.001
10 Kapur 0.2 0 0 0 0 0 0 0 0.090 0.001
11 Garam 0.5 0 0 0 0 0 0 0 0.001 0.001
12 L-Lysin 0.3 0 0 0 0 0 0 11 0.000 0.000
DL-
13 0.1 0 0 0 0 0 0 3 0.000 0.000
Methionine

Pembahasan

Dunia industri di Indonesia berkembang dengan pesat, hal inimenyebabkan


kondisi persaingan dunia bisnis dewasa ini semakin hari bertambahketat. Semakin
banyaknya industri yang bermunculan sebagai akibat dari kebutuhan manusia yang
semakin meningkat dan bervariatif (Soedjito,2012). Setiap pelaku industri tentu
ingin bidang usahanya mengalami grafik yang meningkat setiap waktunya. Untuk
mencapai hal tersebut tentunya tidak mudah, diperlukan pengelolaan yang baik
dalam menjalankan bisnis tersebut. Manajemen sebagai ilmu mengelola suatu
kegiatan yang skalanya bersifat kecil atau bahkan sangat besar, mempunyai ukuran
tersendiri terhadap hasil akhir. Dengan menerapkan prinsip-prinsip dasar
manajemen yang sama oleh individu atau organisasi yang berbeda, hasil akhir
proses manajemen dapat berbeda satu sama lain (Husen, 2009). Perusahaan yang
tidak dapat melakukan manajemen perusahaan dengan baik tentu akan tertinggal
dari kompetitornya.. Untuk dapat bertahan dan tumbuh di tengah persaingan bisnis,
manajemen perusahaan perlu mengubah paradigma manajemen agar keputusan dan
tindakan perusahaan dalam menjalankan bisnis berjalan efektif.
Critical Success Factors (CSF) dikenal sebagai metode yang digunakan
untuk mengukur performansi dalam sebuah organisasi untuk mencapai target
perusahaan (Zawawia., et al , 2011). Dalam sebuah perusahan, CSF dapat 3 menjadi
bagian yang sangat penting karena dapat mengidentifikasi penyebab kegagalan dan
dapat mengantisipasi dengan tindakan yang tepat. Di dalam CSF terdiri dari
beberapa kriteria yang digunakan sebagai pedoman dalam penentuan faktor-faktor
kritis. Terdapat beberapa pendapat dari literatur mengenai kriteria atau dimensi dari
CSF Zawawia et al (2011) menyatakan bahwa terdapat lima kategori primer yaitu
leadership, culture, structure, roles, dan responsibilities. Yang dan Hwang (2011)
dalam penelitiannya menyatakan terdapat empat dimensi yang digunakan yaitu
internet environment; customer; learning and growth; internal business process.
Penelitian yang dilakukan Yang dan Hwang (2011) menerangkan bahwa critical
success factor yang dianalisa kemudian digunakan sebagai pengukur performansi
perusahaan dan mengetahui langkah-langkah yang dapat ditempuh jika ingin
mencapai keberhasilan dalam bisnisnya.
Tabel 1 menunjukkan factor-faktor yang digunakan dalam analisis
penentuan lokasi dari perusahaan feedmill yang akan dibentuk. Penentuan lokasi di
kabupaten Jawa Tengah meliputi factor bahan baku, kedekatan dengan pasar,
tenaga kerja, transportasi dan aspek power supply. Hal ini sesuai dengan pendapat
Herjanto 2007 dalam Maulana 2018 yaitu penentuan lokasi suatu perusahaan/pabrik
yang tepat, perlu untuk memperhatikan factor-faktor yang berkaitan dnegan
kegiatan usaha perusahaan berupa letak pasar, letak sumber bahan baku,
ketersediaan tenaga kerja, ketersediaan tenaga listrik, ketersediaan air, fasilitas
pengangkutan,sikap masyarakat dan saluran pembuangan.
CSF merupakan sebuah metode analisis dengan mempertimbangkan
beberapa hal yang kritis di dalam lingkungan perusahaan untuk mendefinisikan
faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keberhasilan dan kesuksesan perusahaan
atau organisasi dan dapat ditentukan jika objektif organisasi telah diidentifikasi.
Analisis CSF memberikan gambaran pada perusahaan tentang aspek-aspek kritis
apa saja di setiap aktivitas dan proses bisnis perusahaan yang mempengaruhi kinerja
perusahaan dalam mencapai visi dan misi serta keberhasilan bisnisnya. Tujuan dari
CSF adalah menginterpretasikan objektif secara lebih jelas untuk menentukan
aktivitas yang harus dilakukan dan informasi apa yang dibutuhkan. CSF adalah
kumpulan analisa dari banyak proses-proses penentu keberhasilan. CSF diperlukan
untuk mencapai misi sebuah perusahaan. Berdasarkan hasil analisa strategi melalui
SWOT, dapat ditetapkan beberapa faktor penentu kesuksesan sebuah strategi kelak
setelah strategi tersebut dijalankan. Peranan CSF dalam perencanaan strategis
adalah sebagai penghubung antara strategi bisnis organisasi sengan strategi sistem
informasinya, memfokuskan proses perencanaan strategi SI pada area yang
strategis, memprioritaskan usulan aplikasi SI dan mengevaluasi strategi SI (Hayati
2016). Tabel 2 menunjukkan hasil analisi total dari factor-faktor yang ada di dalam
CSF, menunjukkan kota Wonogiri memiliki nilai CSF yang tinggi, yang artinya
cocok menjadi lokasi utama pembangunan perusahaan feedmilll.
Jawa Tengah merupakan salah satu wilayah yang mempunyai potensi dalam
pengembangan peternakan rakyat yang tidak terlepas dari permasalahan-
permasalahan klasik. Salah satu ternak yang sering diternakan di daerah Jawa
Tengah adalah ayam broiler. Ayam broiler merupakan jenis hewan ternak
kelompok unggas yang tersedia sebagai sumber makanan, terutama sebagai
penyedia protein hewani. Usaha ayam broiler merupakan salah satu jenis usaha
yang sangat potensial dikembangkan. Hal ini tidak terlepas dari berbagai
keunggulan yang dimilikinya antara lain masa produksi yang relatif pendek kurang
lebih 32-35 hari, produktivitasnya tinggi, harga yang relatif murah, dan permintaan
yang semakin meningkat. (Ratnasari et al 2015). Ayam broiler dipasarkan pada
bobot hidup antara 1.3-1.6 kg/ekor ayam dan dilakukan pemeliharaan pada usia 5-
6 minggu. Menurut Yemima (2014), keunggulan ayam broiler adalah siklus
produksi yang singkat yaitu dalam waktu 4-6 minggu ayam broiler sudah dapat
dipanen dengan bobot 1.5-1.56 kg/ekor. Berdasarkan hasil pengamatan pada tabel
3 mengenai populasi ayam broiler di daerah Jawa Tengah menunjukkan bahwa
populasi ayam broiler pada tahun 2014 hingga 2018 selalu mengalami peningkatan.
Hal ini terjadi karena ayam broiler memiliki siklus produksi yang singkat dan
produktivitasnya tinggi dan juga daerah Jawa Tengah mempunyai potensi yang
cukup tinggi dalam pengembangan peternakan khususnya ayam broiler. Sehingga
populasi ayam broiler di daerah Jawa Tengah selalu mengalami peningkatan.
Berdasarkan tabel 3, kita juga dapat menemukan potensial sales dari daerah-daerah
yang ada di Jawa Tengah. Daerah-daerah yang memiliki potensial sales tertinggi
adalah Demak, Batang, Boyolali, Semarang, dan Cilacap. Hal ini menunjukkan
bahwa kelima daerah tersebut sangat cocok untuk memasarkan hasil-hasil dari
peternakan khususnya ayam broiler. (yang dimerahin bener gaksih gitu arti dari
potensial sales tu begitu? Kalo salah koreksi aja ya) (sama ini fathimah kalo bisa
yang potensial sales itu daerah daerahnya dimasukin yang memiliki nilai potensial
sales tertinggi)
Peramalam merupakan suatu metode yang digunakan untuk memperkirakan
suatu misi dimasa depan dengan menggunakan data masa lalu. Peramalan juga
dapat diartikan sebagai seni dan ilmu untuk memperkirakan kejadian pada masa
yang akan datang, sedangkan aktivitas peramalan merupakan suatu fungsi bisnis
yang berusaha memperkirakan penjualan dan penggunaan suatu produk sehingga
produk-produk itu dapat dibuat dalam kuantitas yang tepat. Peramalan bertujuan
untuk mendapatkan peramalan (forecast) yang bisa meminimumkan kesalahan
meramal (forecast error) yang biasanya diukur dengan MSE (Mean Squared
Error), MAE (Mean Absolute Error) dan sebagainya. Dalam menentukan
peramalan diperlukan suatu metode, diataranya adalah metode Moving Average,
metode Exponential Smoothing dan metode Trend Linear (Wardah et al 2016).
Berdasarkan hasil pengamatan pada tabel 4 mengenai MAD menunjukkan bahwa
metode yang efektif digunakan untuk peramalan yaitu menggunakan metode
Exponential Smooting (ES). Metode exponential smoothing merupakan suatu
metode yang menunjukkan pembobotan menurun secara eksponensial terhadap
nilai pengamatan yang lebih lama. Terdapat satu atau lebih parameter penulisan
yang ditentukan secara eksplisit, dan hasil pilihan ini menentukan bobot yang
dikenakan pada nilai observasi (Wardah et al 2016). Pemilihan metode exponential
smoothing ini sangat efektif, dikarenakan deviasi mutlak yang dihasilkan dengan
metode exponential smoothing menghasilkan nilai yang paling rendah jika
dibandingkan dengan metode moving average dan trend linear, sehingga metode
exponential smoothing sangat efektif digunakan untuk peramalan.

Potensial Sales

2.25 kg feed/anim
Feed units 1000 UF
Comp. Feed (Ton/UF) 2.25

Pesaing
Pabrik pakan yang ada di daerah Jawa Tengah, yaitu PT. Havindo Pakan
Optima, Charoen Pokphand Indonesia, PT. Japfa Comfeed Indonesia, Yusuf
Sukses-Produsen Bahan Pakan Ternak, INB KUDUS Produsen dan Grosir Pakan
Burung di Kudus, Pakan Ternak Takeimura, Multi Jaya Pakan Ternak, Pakan
Ternak G Wijaya, MRS PT. Cargill Indonesia, Pabrik Pakan Sapi, CV Fermen
Hipro Feed, Fabian Poultry Shop, dan PT. Mulia Harvest Agritech.

SIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai