Kelompok 3/G1
Latar Belakang
Jawa tengah merupakan salah satu wilayah yang mempunyai potensi dalam
pengembangan peternakan rakyat tidak terlepas dari permasalahan-permasalahan
klasik. Salah satu permasalahan tersebut adalah ketersediaan sumberdaya pakan
seperti ketersediaan rumput dan hijauan pakan ternak yang sangat fluktuatif di
sepanjang tahun. Pada musim penghujan rumput dan hijauan pakan sangat
melimpah, sedangkan di musim kemarau akan kekurangan rumput dan hijauan
pakan, selain itu belum dimanfaatkannya limbah pertanian dan limbah industri
pertanian secara optimal sebagai pakan.
Jawa Tengah merupakan salah satu wilayah yang mempunyai potensi dalam
pengembangan industri peternakan rakyat yang tidak terlepas dari permasalahan-
permaslahan klasik. Salah satu permasalahan dalam pengembangan industri
peternakan adalah ketersediaan bahan pakan. Pakan merupakan hal yang paling
penting dalam industri peternakan karena sekitar 70 % dari total biaya produksi
merupakan biaya pakan dan penyediaan pakan yang baik dari segi kualitas,
kuantitas maupun ketersediaannya merupakan faktor utama dalam peningkatan
produktifitas ternak dan pertumbuhan industri peternakan. Kebijakan
pengembangan peternakan yang dikembangkan disuatu daerah harus disesuaikan
dengan potensi pakan local di daerah tersebut. Potensi pakan di Jawa Tengah
berasal dari limbah pertanian yaitu berasal dari jerami padi, daun kacang tanah,
daun tebu, dedak padi, dedak jagung, bungkil kelapa, dan jerami kedelai (Tabrany
2004).
Penentuan lokasi industri pakan merupakan kegiatan yang tidaklah mudah,
banyak faktor yang mempengaruhi keputusan dalam menentukan lokasi karena
menyangkut biaya-biaya operasional suatu industri. Faktor-faktor yang
mempengaruhi pemilihan lokasi industri pakan seperti lokasi pasar, sumber bahan
baku, tenaga kerja, listrik, air, akses transportasi, sikap masyarakat, serta peraturan
pemerintah setempat (Maulana 2018). Feedmill atau industri pakan merupakan
komponen pendukung industri pakan dalam menyediakan pakan ternak untuk
memenuhi kebutuhan. Pabrik pakan (Feedmill) dapat berjalan dengan baik jika
suplay bahan baku tersedia secara kontinyu baik kualitas maupun kuantitas dengan
dukungan pasar yang tinggi dan kompetitif. Sumber bahan pakan dan pasar bagi
pabrik pakan sebagian besar terdapat di pedesaan dan umumnya merupakan limbah
industri pertanian.
Industri pakan perlu memperhatikan permintaan pasar dalam melakukan
pembelian barang supaya tidak tejadi kekurangan atau kelebihan barang
persediaan. Oleh karena itu, diperlukan peramalan untuk mengetahui jumlah
permintaan pada waktu mendatang sehingga industri dapat memenuhi permintaan
pasar. Pembuatan peramalan akan membantu industry pakan dalam pengendalian
barang yang ada di gudang pakan. Hal tersebut penting untuk dilakukan agar
perusahaan mempunyai keputusan yang tepat mengenai persediaan bahan pakan
yang dijual. Metode peramalan dibagi menjadi dua metode yaitu metode peramalan
kuantitatif dan metode peramalan kualitatif. Metode kuantitatif atau time series
membuat prediksi dengan asumsi bahwa masa depan merupakan fungsi masa lalu,
sedangkan metode kualitatif berupaya memasukkan faktor-faktor subyektif dalam
peramalan (Ratnasari 2006).
Tujuan
Hasil
Tabel 3 Data Populasi dan Potensial Sel Broiler di Daerah Jawa Tengah
Tahun Populasi Potensial Sel
2014 1081958.94 2434407.615
2015 1261027.00 2837311.538
2016 1804842.58 4060895.805
2017 1806343.29 4064272.403
2018 1809355.55 4071049.988
Pembahasan
Potensial Sales
2.25 kg feed/anim
Feed units 1000 UF
Comp. Feed (Ton/UF) 2.25
Pesaing
Pabrik pakan yang ada di daerah Jawa Tengah, yaitu PT. Havindo Pakan
Optima, Charoen Pokphand Indonesia, PT. Japfa Comfeed Indonesia, Yusuf
Sukses-Produsen Bahan Pakan Ternak, INB KUDUS Produsen dan Grosir Pakan
Burung di Kudus, Pakan Ternak Takeimura, Multi Jaya Pakan Ternak, Pakan
Ternak G Wijaya, MRS PT. Cargill Indonesia, Pabrik Pakan Sapi, CV Fermen
Hipro Feed, Fabian Poultry Shop, dan PT. Mulia Harvest Agritech.
SIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA