Anda di halaman 1dari 15

Profil Singkat Jonatan Christie

Nama: Jonatan Christie


Lahir: Jakarta, Indonesia, 15 September 1997
Profesi: Atlet
Tinggi badan: 1.79 m (587 ft 3 in)
Berat badan: 75 kg (165 lb)
Agama: Kristen
Keluarga:
Andreas Adi Siswa (Ayah)
Marianti Djaja (Ibu)
Ivan Christie (Saudara laki-laki)
Pegangan: Kanan
Peringkat dunia saat ini : 11 (20 March 2018)

Perjalanan Karier Bulu Tangkis Jonathan Cristie


Jonatan Christie atau sering disapa Jojo lahir di Jakarta, 15 September 1997, ia merupakan putra dari
pasangan Andreas Adi dan Marianti Djaja. Sang ayah berperan besar dalam perjalanan kariernya di dunia
bulu tangkis. Sejak kecil, Jojo sudah dikenalkan dengan bulu tangkis oleh ayahnya. Ia mulai bermain bulu
tangkis saat berusia 6 tahun. Sebelumnya, ia juga diperkenalkan dengan olahraga lain seperti basket dan
sepak bola. Tapi sang ayah menginginkan Jojo untuk fokus ke bulu tangkis.

Pada tahun 2008 saat usianya baru menginjak 11 tahun, Ia mendapatkan 7 trofy kemenangan pada
kejuaara tingkat DKI, nasional, dan internasional. Bahkan ia meraih medali emas pada ajang Olimpiade
Pelajar Sekolah Dasar se-Asia Tenggara, Jakarta, 2008.

Atas prestasi yang telah dicapai Jonatan tersebut, hal tersebut tentunya mengharumkan nama bangsa,
Jonatan Christie mendapatkan penghargaan Satya Lencana dari Presiden RI ke-5 Susilo Bambang
Yudhoyono pada tahun 2009.

Walaupun telah mendapatkan sejumlah penghargaan, Jonatan tidak terlena dan terus berlatih, ia ingin
memiliki prestasi seperti idolanya pebulutangkis dunia Lin Dan. Tahun demi tahun, ia peroleh kemenangan,
salah satunya yaitu meraih Juara Junior Asia U-15 Ichiba, Jepang, 2010.

Pada Juli 2013, ia memenangkan gelar internasional senior pertamanya pada usia 15 tahun di Indonesia
International Challenge, setelah mengalahkan Alamsyah Yunus. Pada tahun 2014, di turnamen Indonesia
International Challenge, ia juga mencapai final namun kalah dari pemain veteran Korea Selatan Lee Hyun-
il dalam pertandingan 5 set. Pada tahun 2013 dan 2014, Jonatan bersama Anthony Sinisuka Ginting dan
Ihsan Maulana Mustofa merupakan andalan Indonesia di ajang Kejuaraan Dunia Junior BWF dan
Kejuaraan Asia Junior BWF. Selama mengikuti kejuaraan tersebut, Jonatan selalu kalah di perempatfinal
dalam kejuaraan perorangan.

Pada tahun 2015 Jonatan semakin sering mengikuti turnamen-turnamen senior di level yang lebih tinggi
seperti Grand Prix, Grand Prix Gold, Super Series dan Super Series Premiere. Dia juga termasuk andalan
Indonesia pada Sudirman Cup 2015, Sea Games 2015, Thomas Cup 2016, Sudirman Cup 2017 dan Sea
Games 2017.

Pada Indonesia Open Superseries Premiere 2015, Jonatan berhasil mengalahkan pemain veteran Korea,
Lee Hyun Il di babak kedua walaupun akhirnya terhenti di perempat final. Setahun kemudian dia berhasil
mengalahkan pemain terbaik sepanjang masa, Lin Dan di turnamen Indonesia Open Super Series
Premiere 2016. Ia berhasil meraih medali emas tunggal putra di Sea Game 2017 setelah mengalahkan
Khosit Phetpradab. Pada turnamen Korea Open Super Series 2017, secara mengejutkan dia dan rekannya
Anthony Sinisuka Ginting berhasil menciptakan All Indonesian Final meskipun pada akhirnya dia menyerah
atas lawannya dengan pertarungan rubber set.
Prestasi Jonathan Cristie
Berikut sederet prestasi yang telah ditorehkan oleh Jonatan Christie di dunia bulu tangkis:

 Juara I kejuaraan daerah (kejurda) DKI Jakarta, 2008


 Juara I kejuaraan usia dini BM-77, 2008
 Juara I kejuaraan Astec, 2008
 Juara I Olimpiade Olahraga dan Siswa Nasional (O2SN), 2008
 Juara I “Tetra Pak Open Milk Cup”, 2008.
 Medali Emas Olimpiade Pelajar Sekolah Dasar se-Asia Tenggara, Jakarta, 2008
 Satya Lencana dari Presiden RI ke-5 Susilo Bambang Yudhoyono, 2009
 Juara Junior Asia U-15 Ichiba, Jepang, 2010
 Juara ASEAN School 2013
 Medali Perak Beregu World Junior Championships 2013, 2014
 Juara Indonesia International Challenge 2013
 Runner Up Indonesia International Challenge 2014
 Juara International challenge Swiss Open 2014
 Perempatfinal Indonesia Super Series Premier 2015
 Medali Emas SEA Games Beregu Putra 2015
 Semifinal Malaysia Super Series Premier 2016
 Peringkat 2 Piala Thomas 2016
 Perempat Final Indonesia Open Super Series Premier 2016
 Semifinal Malaysia Terbuka Superseries Premier 2016
 Medali Emas Tunggal Putra, SEA Games Kuala Lumpur, Malaysia, 2017
 Medali Perak Beregu Putra, Asian Games, Indonesia, 2018
Es selendang mayang adalah salah satu minuman tradisional Indonesia asal Jakarta. Minuman ini
sekarang jarang ditemukan karena dikalangan masyarakat Betawi sendiri minuman ini dianggap
minuman kuno. Di acara-acara tertentu seperti Lebaran Betawi, minuman ini disajikan dan sering
disertai dengan label "minuman Betawi jadul".[1] Selain menyegarkan, minuman ini dapat
mengurangi rasa lapar karena dibuat dengan bahan dasar tepung beras.[2] Beberapa penjual di kota
tua membuat minuman ini dengan bahan dasar tepung hunkwe dengan alasan lebih mudah dan
efisien.

ES selendang mayang namanya memang sudah mulai asing di dengar. Disebut es


selendang mayang karena tiap lapisan terdiri dari beberapa warna. Disajikan dengan
cara memotong memanjang tipis layaknya sebuah selendang. Kemudian diberikan
sedikit santan serta air gula dan es batu. Memotong tiap lapisan yang terbuat dari
tepung kue itu menggunakan bambu.
Es selendang mayang biasanya dijual dengan cara dipikul. Namun saat ini penjual es
selendang mayang sudah jarang sekali dijumpai.

Nama Es Selendang Mayang memang sudah jarang terdengar. Es Selendang Mayang identik dengan
tampilannya yang berwarna-warni, disebut dengan nama Selendang Mayang karena tiap lapisan
terdiri dari beberapa warna. Warna-warna itu lah yang membuat Es Selendang Mayang dapat
menarik minat calon pembeli.

Disajikan dengan cara memotong memanjang tipis layaknya sebuah selendang. Kemudian diberikan
sedikit santan serta air gula dan es batu. Memotong tiap lapisan Selendang Mayang yang terbuat dari
tepung kue biasanya selalu menggunakan bambu tipis yang digunakan seperti pisau pemotongnya.

Es Selendang Mayang biasanya dijual dengan cara dipikul. Namun saat ini penjual Es Selendang
Mayang sudah jarang sekali dijumpai. Meskipun Es Selendang Mayang adalah Es khas Betawi, tetapi
keberadaannya di Jakarta saat ini sudah cukup sulit ditemukan. Rasanya yang enak, teksturnya yang
lembut dan manis, ditambah dengan es batu sehingga Es Selendang Mayang menjadi sangat nikmat
sekali ketika disantap saat masih dingin saat ini sudah cukup sulit untuk merasakan perpaduan rasa
Es Selendang Mayang di lidah.

Es selendang mayang merupakan resep yang didapat turun temurun dari leluhur
mereka. Meskipun resep warisan, ternyata bahan yang digunakan tidaklah sulit yaitu
sagu aren. Adonan kuenya dibuat seperti agar-agar, biasanya berwarna merah atau
hijau yang berpadu dengan warna putih sehingga menarik dilihat. Warna-warna yang
cantik ini mengingatkan akan warna selendang. Karenanya disebut ‘Selendang
Mayang‘.

Bahan es selendang mayang sendiri perpaduan antara kuah santan, gula, dan
potongan selendang mayang yang berwarna-warni dan ditambah batu es. Minuman
khas betawi ini sangat cocok dinikmati saat cuaca sedang panas-panasnya. Untuk
pembuatan selendang mayangnya juga cukup mudah, campur beberapa bahan seperti
tepung sagu aren, tepung hunkwe, garam, pandan, pewarna makanan dan air, aduk
dan masak hingga matang, lalu dinginkan. setelah dingin, selendang mayang dipotong
kotak-kotak dan siap dijadikan bahan utama es selendang mayang ini. Tekstur
selendang mayangnya seperti kue lapis kanji namun lebih lembut dan rasanya tawar,
karena jika diberi tambahan gula atau garam, tidak akan tahan lama. Setelah dipotong-
potong ditaruh di mangkuk, diberi sirup gula merah, es batu dan santan.
"Saya ingin jadi bagian sejarah
baik musik di Indonesia dan di
dunia"
50 Penghargaan baik di bidang musik dan sinematografi, telah TULUS dapatkan di 7 tahun
perjalanan musiknya. Pada tahun 2017 lalu, 5 piala AMI Awards dari album Monokrom
berhasil diraihnya. TULUS juga sempat didaulat untuk memimpin menyanyikan lagu
‘Indonesia Raya’ pada upacara pembukaan Asian Games ke-18 yang digelar di Gelora
Bung Karno, Jakarta.

Lahir di Bukittinggi, Sumatera Barat, TULUS menyandang gelar sarjana di bidang arsitektur
dengan kecintaan yang tidak ada habisnya terhadap musik. Tidak hanya membatasi diri di
bidang musik, TULUS, melakukan kolaborasi dengan berbagai macam profesi di luar
industri musik, diantaranya, illustrator, desainer grafis, art performer, videographer, dan
fotografer. Nama seperti Davy Linggar, Melati Suryodharmo, Papermoon Puppet Theatre,
dan Kendra Paramita adalah 4 diantara banyak nama lain yang penah berkolaborasi
dengan TULUS.

Berkarya mengusung bendera independensi, TULUS berkarya dibawah naungan


TulusCompany, perusahaan yang dia bangun bersama Kakak Kandungnya, Riri Muktamar.
TulusCompany selaku label rekaman dan manajemen artis telah merilis 3 kantung album
musik untuk TULUS. Semua karya musik yang ada dalam ketiga kantung album musik
tersebut adalah hasil karya cipta TULUS.

Sampai saat ini, lagu-lagu TULUS telah didengarkan sebanyak 97,01 juta kali lewat layanan
digital streaming, Spotify. TULUS juga menjadi musisi Indonesia pertama yang berhasil
meraih 1 juta pelanggan di layanan digital streaming, Spotify. Memiliki 425.668 pelanggan
di kanal Youtube MusikTulus, seluruh video TULUS telah disaksikan sebanyak 224.098.506
kali.
Indonesia, menjadi rumah di setiap karya musik TULUS, namun tidak hanya berhenti
mempublikasikan karya musik di “rumah”nya saja, terhitung 2015, TULUS telah
berekspansi ke Jepang. Langkah awal ekspansi TULUS di Jepang, dimulai dengan merilis
lagu berbahasa Jepang ciptaan TULUS untuk pertama kalinya yang berjudul “Kutsu”.
“Kutsu” adalah gubahan lagu “Sepatu” dalam versi Bahasa Jepang. Di tahun ketiga
perjalanan musik di Jepang, TULUS didaulat sebagai Duta Besar 60 tahun Persahabatan
Indonesia – Jepang.

Setelah Jepang, TulusCompany memulai kembali langkah ekspansi pendengar ke negara


tetangga, Malaysia. Langkah awal di negara ini dimulai dengan diluncurkannya secara
resmi Album Monokrom dan juga menggandeng Shiraz Project sebagai representatif dari
TulusCompany.

Tidak hanya negara Jepang, dan Malaysia, tapi negara Singapura, dan juga Brunei
Darrusalam akan menjadi tujuan ekspansi pendengar karya musik TULUS selanjutnya.

“6 video musik untuk kedua


kantung album musik TULUS
sudah diproduksi berdasarkan
konsep & ide dari TULUS.”
TULUS x Album Gajah

Pada akhir tahun 2013, TULUS akhirnya menyelesaikan proses rekaman untuk kantung
album kedua-nya. Setelah hampir dua tahun menjelajahi industri musik Indonesia, TULUS
memilih untuk kembali memperkenalkan karya musiknya yang terbaru pada awal tahun 2014.
30.000 keping kantung album TULUS-Gajah diproduksi kurang dari 15 hari setelah album
tersebut dirilis. Album TULUS-Gajah juga merupakan satu-satunya album musik yang
berbahasa Indonesia yang masuk ke dalam Top 10 album musik yang best-selling di iTunes
Asia.
Judul dari album ini, yaitu Gajah, dipilih berdasarkan sejarah masa kecil dari TULUS sendiri.
Temannya memanggil Ia dengan sebutan ‘Gajah’ sebagai sebuah nama panggilan. Gajah
juga merupakan judul dari salah satu lagu yang ada di dalam album ini. Melalui kantung
album kedua-nya, TULUS berharap Ia dapat membagikan berbagai macam cerita kepada
pendengarnya. Cerita-cerita yang dikemas dengan indah dalam eksplorasi instrumental yang
baru, yang disampaikan secara elegan dengan vokalnya yang mempesona.

Lagu-lagu seperti Tanggal Merah, Satu hari di Bulan Juni, Bumerang, Gajah dan beberapa
lainnya merupakan karya-karyanya yang dapat anda temukan di dalam album kedua ini.

TULUS dan Video-video Musiknya

Tujuh video musik untuk kedua kantung album TULUS telah dirilis melalui kanal YouTube
miliknya. TULUS juga aktif berpartisipasi dalam proses produksi dan pembuatan konsepnya.
“Sewindu”, “Baru”, “Gajah”, “Jangan Cintai Aku Apa Adanya”, “Pamit”, “Ruang Sendiri”, dan
“Monokrom” merupakan video-video musik yang dibuat berdasarkan konsep dan ide-ide dari
TULUS.

Pada musik video “Teman Hidup” dan “Sepatu”, TULUS bertindak sebagai seorang
sutradara, dengan teman-teman dekatnya dalam sebuah tim kecil. Proses pengambilan
gambar musik video untuk Sepatu dilakukan di Hamburg, Jerman dan musik video untuk
“Baru” dilakukan di Tokyo, Jepang. Sedangkan pengambilan gambar untuk musik video
TULUS “Pamit”, dilakukan di Praha, Republik Ceko.

Setelah “Pamit”, TULUS kembali merilis musik video bertajuk “Ruang Sendiri”. Musik video
ini adalah hasil kerjasama antara seniman performance Melati Suryodarmo dan senias muda
Indonesia, Embara Films.

Pada November 2016, TULUS merilis musik video ketiga dari album ketiganya bertajuk
“Monokrom”. Video ini mewakili tema besar dari album MONOKROM, yaitu sebuah
perwujudan selebrasi kehidupan.

Di awal bulan September 2018, TULUS merilis video musik dari lagu terbarunya yang
berjudul “Labirin”. Video ini menceritakan bagaimana sidik jari dan daun telinga manusia,
mempunyai bentuk labirin yang berlika-liku. Serta detail mata dan retinanya yang menyerupai
susunan rasi bintang. Inilah yang menjadi suguhan visual di video musik Labirin.

TULUS dan Penampilan-penampilannya Di Luar Negeri

Pada akhir tahun 2013, TULUS diundang oleh Komunitas Pelajar Indonesia di Hamburg,
Jerman. Ia mempersembahkan musiknya di depan para audiens yang terdiri dari orang-orang
Indonesia dan Jerman di Friedrich-Ebert Halle of Hamburg.

Oktober 2014, TULUS menjadi salah satu penampil yang mengisi acara malam penghargaan
Anugerah Planet Muzik 2014 di Singapura dan disiarkan secara langsung di Malaysia dan
Indonesia. Ia juga membawa pulang salah satu penghargaan yaitu Best New Male Artist APM
2015.

Pada Mei 2015, TULUS mewakili Indonesia untuk menghadiri Festival musik berskala Asia
Pasifik yang bertajuk International Music Conference of Music Matters 2015 yang
diselenggarakan di Singapura. Selama acara berlangsung, TULUS tampil sebanyak dua kali
dalam Music Matters Festival dan juga mempersembahkan musiknya terhadap tamu-tamu
yang menghadiri Konferensi tersebut.

Beberapa bulan kemudian, pada September 2015, TULUS diundang untuk tampil di acara
Soundsekerta 2015, sebuah acara yang diselenggarakan oleh komunitas pelajar Indonesia
di Melbourne, Australia.

TULUS juga diundang untuk menghadiri Hamazo 10th Festival di Hamamatsu, Jepang. Ia
sangat menantikan momen untuk mempersembahkan musiknya untuk pertama kalinya
kepada orang-orang Jepang pada bulan Oktober 2015 itu.

Pada akhir bulan Oktober 2015, TULUS tampil di Macquarie University Auditorium, Sydney.
Acara ini juga diselenggarakan oleh komunitas pelajar Indonesia di Sydney, Australia.

Untuk yang kedua kalinya, TULUS kembali diundang untuk tampil di Hamamatsu, Jepang
pada bulan Mei 2016. Pada saat itu, penampilan TULUS disaksikan oleh 15.000 orang.

Pada awal Oktober 2016, TULUS mendapatkan kesempatan untuk tampil di mini konser
perdananya di San Francisco. TULUS Live in San Franciso menjadi tajuk dalam acara
tersebut. Diadakan di Social Hall – The Regency, TULUS menampilan 14 nomor lagu karya
miliknya.

Setelah San Francisco, TULUS melanjutkan perjalananannya di kota Hamamatsu, Jepang.


Dalam kesempatan ini, TULUS tampil sebagai pembuka di festival musik jazz berskala
internasional bertajuk International Jazz Festival in Hamamatsu.

2018 merupakan tahun dimana TULUS mencoba menyapa pendengarnya di negeri


tetangga, Malaysia. Pada Juni 2018, TULUS resmi merilis Album Monokrom. Bekerjasama
dengan Shiraz Project serta Wardah, Ia pun sempat menggelar konser mini perdananya di
sana pada pertengahan September 2018 yang digelar di Istana Budaya, Kuala Lumpur.

TULUS x Proyek Kolaborasi

Album-album musik TULUS bukanlah satu-satunya karya yang Ia ciptakan selama


perjalanannya di dunia musik. TULUS telah melakukan beberapa proyek kolaborasi dengan
macam-macam brand yang melibatkan kampanye-kampanye komersial.

Pada pertengahan 2014, TULUS mendapatkan kesempatan mencipatakan


lagu soundtrack untuk film Indonesia yang berjudul “3 Nafas Likas”. Lekas, merupakan lagu
yang Ia buat untuk menjadi soundtrack film ini.

Selama kuartal ketiga tahun 2014 hingga kuartal kedua tahun 2015, TULUS berperan
sebagai brand ambassador untuk Bend The Rules International campaign, yang
diselenggarakan oleh Hawlett-Packard (HP). TULUS juga telah merilis lagu baru yang
menjadi tema sebagai bentuk dukungannya terhadap kampanye ini.

Pada pertengahan tahun 2015, TULUS menciptakan lagu lainnya bersama dengan RAN
(grup musik Indonesia), untuk proyek lain yang akan digunakan sebagai lagu tema
oleh brand cairan pembersih mulut Internasional, Listerine.

Di penghujung tahun 2016, TULUS menulis sebuah lagu untuk single terbaru Andien yang
bertajuk ‘Belahan Jantungku’. Karya musik ini dirilis pada masa bulan ke-9 kehamilan Andien
dan juga bertepatan di hari Ibu di tanggal 22 Desember 2016. Tidak hanya sebagai pencipta
lagu, TULUS juga memberikan kontribusinya sebagai ko-produser dalam proses produksi
karya ini.

Album Tulus
Pada bulan September 2011, Tulus merilis kantung album musik perdana yang diberi tajuk
“TULUS”. Kantung album musik ini dirilis bersamaan dengan konser pertamanya, “TULUS:
An Introduction” di Auditorium Centre Culturel Francais de Bandung (CCF) yang saat ini
berganti nama menjadi Institut Francais d’Indonesie (IFI).

Album “TULUS” merupakan kantung album musik pertama Tulus yang diproduseri oleh Ari
Renaldi. Cetakan pertamanya berjumlah 1000 keping dan langsung terjual habis pada saat
konser pertama tersebut dilangsungkan.
Susunan Lagu :
1. Merdu Untukmu (Intro)
2. Teman Pesta
3. Kisah Sebentar
4. Sewindu
5. Diorama (Studio Live)
6. Tuan Nona Kesepian
7. Jatuh Cinta
8. Teman Hidup
9. Sewindu (Rhodes Version)
10. Merdu Untukmu (Outro)

Album Gajah
Di akhir tahun 2013, TULUS menyelesaikan rekaman album keduanya. Setelah hampir 2
tahun menelusuri / menjelajahi industri musik Indonesia, di awal tahun 2014 TULUS memilih
untuk (sekali lagi) memperkenalkan karya musik terbarunya. Dalam kurun waktu 15 hari
setelah album dirilis, telah diproduksi sebanyak 30.000 keping CD album TULUS-Gajah.
Album TULUS-Gajah juga menjadi satu-satunya album musik berbahasa Indonesia yang
menempati 10 penjualan album terbaik di iTunes Asia.

Album ini diberi tajuk Gajah berdasarkan cerita masa kecil TULUS. Di mana teman-temannya
memanggilnya dengan sebutan Gajah. “Gajah” juga menjadi salah satu judul lagu yang
terdapat di kantung album musik ini. Melalui album kedua ini, TULUS berharap untuk dapat
berbagi banyak cerita untuk pendengarnya, cerita yang dikemas dengan begitu indah di
dalam eksplorasi instrumental yang lebih segar, disampaikan secara elegan melalui suara
yang begitu memesona.

Lagu-lagu seperti “Tanggal Merah”, “Satu Hari di Bulan Juni”, “Bumerang”, “Gajah” dan
beberapa lagu lainnya adalah sebagian karya musik TULUS yang dapat anda temukan di
dalam album TULUS-Gajah.
Susunan Lagu :
1. Baru
2. Bumerang
3. Sepatu
4. Bunga Tidur
5. Tanggal Merah
6. Gajah
7. Lagu Untuk Matahari
8. Satu Hari Di Bulan Juni
9. Jangan Cintai Aku Apa Adanya

Kutsu
Setelah menghasilkan 2 kantung album musik “TULUS” dan “Gajah”, pada 10 Oktober 2015
TULUS meluncurkan sebuah lagu berjudul “Kutsu” (セパトゥ〜くつ〜) yang berarti “Sepatu”
dalam Bahasa Indonesia. Lagu tersebut dirilis resmi via iTunes Jepang.

Bingkai cerita yang unik lewat lagu “Sepatu” dirasa tepat sebagai pembuka langkah
perjalanan musik TULUS berikutnya. Lagu Sepatu diterjemahkan oleh penerjemah
profesional, Hiroaki Kato yang juga seniman asal Jepang yang tinggal di Indonesia.

Album Monokrom
Kantung album ketiga dari TULUS ini, bertajuk Monokrom. TulusCompany sebagai
perusahaan label rekaman, telah merilis album ini pada tanggal 3 Agustus 2016 lalu. 10
nomor lagu didalamnya, ditulis oleh TULUS dan dibantu oleh Ari Renaldi selaku produser
untuk membangun aransemen musiknya.
Susunan Lagu :
1.Manusia Kuat
2. Pamit
3. Ruang Sendiri
4. Tukar Jiwa
5. Tergila-Gila
6. Cahaya
7. Langit Abu-Abu
8. Mahakarya
9. Lekas
10. Monokrom

Labirin

Dua tahun setelah dirilisnya Album Monokrom, pada 24 Agustus 2018, TULUS merilis lagu
“Labirin”. Lagu ini Menawarkan warna baru dari runutan karya-karya TULUS sebelumnya.
Lewat karya ini terasa bahwa TULUS terus berevolusi, berani bereksplorasi demi karya-
karya musik yang terus segar untuk pendengarnya.
“Gajah album has got into top
10 best selling music album in
iTunes Asia.”
2013:

 Rookie Of The Year – Majalah Rolling Stone Indonesia


 Lagu-lagu yang paling sering diputar selama 2013 – Ardan Radio Networks Group

2014:

 Male Singer of The Year – Indonesia Choice Awards (ICA) Netmediatama


 Male Artist of The Year – Anugerah Planet Muzik
 Best Album of The Year – Majalah HAI
 Best Song of The Year – Majalah HAI
 Best Male Singer of The Year – Majalah HAI
 Top 9 Best Album of The Year – Majalah TEMPO
 Best Album of The Year – Rolling Stone Indonesia
 The Shinning Star of 2014 – Bintang Indonesia

2015:

 Video Klip ter-Dahsyat – Dahsyat Awards RCTI Indonesia


 Best Musician of The Year – Java Jazz Festival
 Penyanyi Pop Pria Terbaik – AMI Awards Indonesia
 Penulis Lagu Pop Terbaik – AMI Awards Indonesia
 Album Pop Terbaik – AMI Awards Indonesia
 Produksi Musik Best of The Best – AMI Awards Indonesia
 Album Best of The Best – AMI Awards Indonesia
 The Best Collaboration (Song) (Lagu Kolaborasi Terbaik) – Anugerah Planet Muzik
Asia Tenggara
 Male Singer of The Year – HAI Readers Poll Award
 Top 10 Song Path 2015 untuk “1000 Tahun Lamanya”

Nominasi:

 The Most Popular Artist (Artis Terpopuler) – Anugerah Planet Muzik Asia Tenggara
 The Most Popular Song (Lagu Terpopuler) – Anugerah Planet Muzik Asia Tenggara

2016:

 Video Klip ter-Dahsyat untuk “Jangan Cintai Aku Apa Adanya”– Dahsyat Awards
2016
 Male Singer of The Year – Indonesia Choice Awards (ICA) Netmedia
 Penyanyi Pop Pria Terbaik – AMI Awards Indonesia
 Male Singer “Prominent Figure with Positive Sentiment in Social Media”, Social
Media Awards Majalah Marketing
 Top Male Artist 2016 – Spotify Indonesia
 Video Klip Terpilih untuk “Ruang Sendiri” – Piala Maya 2016
 Peringkat 10 Album Musik Terbaik 2016 – Rolling Stone Indonesia

Nominasi :

 Karya Produksi Terbaik – AMI Awards Indonesia


 Pencipta Lagu Pop Terbaik (TULUS & Ari Renaldi) – AMI Awards Indonesia
 Grup/Kolaborasi Soul/R&B/Urban Terbaik (RAN Feat TULUS – Para Pemenang) –
AMI Awards Indonesia

2017:

 OZclusive Ter-Friendly di OZ Radio Bandung Friendly Music Award 2017


 “Pamit” sebagai Lagu Ter-Friendly di OZ Radio Bandung Friendly Music Award 2017
 Favorite Male Singer di JawaPos.com Reader Choice
 Penyanyi Favorit di Indonesia Kids Choice Awards 2017 Global TV
 Male Singer of The Year– Indonesia Choice Awards (ICA) Netmedia
 Album “Monokrom” sebagai Album of The Year– Indonesia Choice Awards (ICA)
Netmedia
 Video Musik “Monokrom” sebagai Music Video of The Year– Indonesia Choice
Awards (ICA) Netmedia
 Video Musik “Manusia Kuat” sebagai Best Pop Music Video – Cornetto Pop Awards
 Favorite Pop Male Singer di Cornetto Pop Awards
 “Monokrom” sebagai Album Terbaik – Terbaik di AMI Awards 2017
 Lagu “Monokrom” sebagai Karya Produksi Terbaik-Terbaik di AMI Awards 2017
 Produser Album Rekaman Terbaik di AMI Awards 2017
 Artis Pria Soul/R&B/Urban Terbaik di AMI Awards 2017
 “Monokrom” sebagai Album Soul/R&B/Urban Terbaik di AMI Awards 2017
 Tim Produksi Suara Terbaik di AMI Awards 2017 untuk “Monokrom”
 Video Klip Terpilih untuk “Manusia Kuat” – Piala Maya 2017

Nominasi :

 Penyanyi Solo Pria Paling Ngetop di SCTV Music Awards 2017


 Lagu “Ruang Sendiri” sebagai Song of The Year– Indonesia Choice Awards (ICA)
Netmedia

2018:

 Solo Pria Terdahsyat untuk TULUS – Dahsyat Awards 2018


 Video Klip Terdahsyat untuk “Tukar Jiwa” – Dahsyat Awards 2018
 Lagu Terdahsyat untuk “Monokrom” – Dahsyat Awards 2018
 Video Musik “Manusia Kuat” sebagai Music Video of The Year– Indonesia Choice
Awards (ICA) Netmedia

Nominasi :

 Video Klip Terdahsyat 2018 – Manusia Kuat

2019:
 Bukalapak Game Changer Award 2019 Bidang Musik

Anda mungkin juga menyukai