BAB 1
PENDAHULUAN
Pola pembangunan daerah di Indonesia saat ini tidak hanya menyasar pada
infrastruktur dan berbagai program pengembangan sumber daya manusia (SDM)
semata. Perencanaan pembangunan daerah dewasa ini menitikberatkan pada
penguatan sistem sosial dan pemanfaatan kearifan lokal (local wisdom)
masyarakat untuk menciptakan peluang pembangunan yang efektif dan efisien
bagi suatu daerah. Guna mencapai tujuan tersebut, langkah awal yang dapat
dijadikan titik awal pembangunan adalah dengan melakukan kajian tentang
potensi kolaborasi antara entitas sosial dan entitas ekonomi yang dapat dimediasi
oleh perguruan tinggi. Artinya potensi-potensi yang dimiliki seluruh elemen yang
ada di daerah, perlu diidentifikasi, diakomodasi, dikelola, dan kemudian
dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kepentingan masyarakat dan pembangunan
di daerah – tak terkecuali di Kabupaten Pamekasan.
1
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan
masyarakat di daerah. SIDa ini merupakan program yang akan mendukung SINas
di tingkat nasional. Untuk mencapai SIDa yang diharapkan, tidak bisa
sembarangan. Namun, ada arah serta kebijkan tertentu yang perlu dilakukan.
SIDa dilakukan berdasarkan kondisi, tantangan dan peluang, sesuai kondisi SIDa
yang menjadi tujuan. Permberdayaan seluruh sumber daya (alam maupun
manusia) juga perlu ditingkatkan untuk menunjangnya. SIDa penting dilakukan,
salah satunya yaitu untuk memajukan suatu daerah. Inovasi-inovasi yang nantinya
dapat dikembangkan akan memberikan dampak, yaitu meningkatkan iklim
ekonomi kompetitif, menciptakan ekonomi yang ramah lingkungan, membuka
lapangan kerja baru, membangun kemitraan daripada sukses pribadi, dan
meningkatkan kualitas hidup bagi masyarakat (Global Innovation Report 2012).
Inovasi perlu dikuatkan dalam suatu wilayah negara dan harus menjadi kesatuan
antara ekonomi dan teknologi. Selanjutnya, inovasi perlu dipublikasikan pada
masyarakat agar secara nyata, efektif dan efisien memberikan kontibusi
memajukan bangsa, terutama ekonomi. Ada pihak-pihak tertentu yang akan
berperan dalam peningkatan SIDa ini, yaitu:
1. Institusi Pemerintah (dalam hal ini mencakup pemerintah daerah dan
semua institusinya).
2. Lembaga Kelitbangan (dalam hal ini mencakup Lembaga Kelitbangan
adalah instirusi yang melakukan kegiatan penelitian, pengembangan,
penerapan, pengkajian, perkayasaan, dan pengoperasian yang bertujuan
mengembangkan penerapan praktis nilai dan konteks ilmu pengetahuan
yang baru atau cara baru untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang telah ada ke dalam produk atau proses peroduksi).
3. Lembaga Pendidikan
4. Lembaga Penunjang Inovasi
5. Dunia Usaha
6. Masyarakat
2
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan
Para pelaku di atas tidak bisa berjalan sendirian. Kesemuanya harus berinteraksi
dan berjejaring untuk menyukseskan program SIDa ini. Secara garis besar
terdapat 3 (tiga) komponen pokok jaringan inovasi meliputi 1)
aktor/lembaga/pelaku 2) keterkaitan, 3) infrastruktur. Dalam interaksi ini, ada hal-
hal yang perlu dilakukan, yaitu:
a. Komunikasi intensif antara lembaga SIDa
Penataan pada komunikasi intensif antar lembaga SIDa, dapat dilakukan
dengan cara-cara berikut ini:
▪ Penyelenggaraan kelompok diskusi terfokus, seminar lokakarya, dan
kegiatan sejenisnya;
▪ Menjalin kerjasama kelitbangan antar lembaga/organisasi SIDa; dan
▪ Forum komunikasi penelitian dan pengembangan daerah.
3
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan
4
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan
1.3 ISTILAH-ISTILAH
a. Inovasi adalah kegiatan penelitian, pengembangan, penerapan, pengkajian,
perekayasaan, dan pengoperasian yang selanjutnya disebut kelitbangan
5
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan
6
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan
7
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan
8
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan
9
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan
BAB 2
LANDASAN TEORI
SIDa secara sederhana dapat difahami sebagai sebuah proses secara menyeluruh
yang dilakukan oleh institusi pemerintah dan lembaga terkait di suatu daerah
untuk mengembangkan inovasi potensial bersama dengan warga masyarakat.
Berdasarkan pemahaman tersebut, komitmen dan konsesus pemerintah daerah
yang dimanifestasikan dalam berbagai regulasi (policies) merupakan hal penting
dalam memperkuat daya saing masyarakat dan kesinambungan pembangunan
ekonomi daerah. Oleh sebab itu, perlu adanya upaya bersama dalam proses
pengembangan pola penyelenggaraan kebijakan publik yang berdasarkan hasil
penelitian maupun hasil kolaborasi antara tiga elemen; individu, kelembagaan,
dan sistem. Kolaborasi yang baik antara ketiga tataran tersebut akan membentuk
keterpaduan menyeluruh (heuristic alignment) dan kesinambungan pembangunan
10
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan
11
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan
selaras dengan visi dan misi Pemerintah Daerah ke dalam tiga level inovasi, yaitu;
level makro (policy), level meso (support), dan level mikro (capacity building).
a. Level Makro
Level makro erat kaitannya dengan tingkat inovasi di ranah kebijakan.
Artinya, kondisi kerangka kerja pemerintahan yang tertuang dalam
peraraturan dan kebijakan akan memperngaruhi iklim inovasi.
b. Level Meso
Level ini merupakan manifestasi dari kontribusi lembaga atau SKPD di
suatu daerah dalam mendukung program inovasi. Dukungan dari lembaga
inovasi terhadap program inovasi yang dicanangkan merupakan kalusul
penting penguatan SIDa dapat direalisasikan dengan baik.
c. Level Mikro
Meskipun memiliki ruang lingkup kecil, level ini menitikberatkan pada
variabel inovasi di tengah-tengah masyarakat, baik pemerintahan maupun
non-pemerintahan (universitas, lembaga penelitian, perusahaan, UMKM,
dan organisasi kemasyarakatan). Dengan demikian, dukungan pada level
ini dapat dikatakan sebagai modal utama terciptanya penguatan SIDa.
12
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan
negara di dunia sedang berjuang untuk memasuki era eknomi pengetahuan global
(globalized knowledge economy). Oleh sebab itu, Karl M. Wiig (2007)
menegaskan bahwa “every nation needs to manage knowledge effectively” untuk
bisa bertahan dan bersaing secara ekonomi, sosial, dan politik. (p. 142).
13
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan
Berdasarkan ketiga elemen terkait penataan jaringan SIDa di atas, dapat ditarik
kesimpulan bahwa unsur ini memiliki dimensi yang lebih luas untuk
diimplementasikan ke dalam sebuah kerangka roadmap penguatan SIDa (Gambar
2.2). Elaborasi kelembagaan SIDa ke dalam jaringan membutuhkan kerangka
kolaboratif yang dapat mengakomodir lanksap sosial kemasyarakatan. Oleh sebab
itu, framework SKM di atas akan digunakan oleh peneliti sebagai dasar
penyusunan model kolaborasi penguatan SIDa di Kabupaten Pamekasan.
14
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan
Pada level nasional, Salleh dan Omar (2013) mengambil contoh kasus di Malaysia
untuk mengembangkan model kolaborasi universitas-industri. Mereka melakukan
review terhadap menejemen kolaborasi, formasi integrasi pengetahuan, dan
15
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan
kegiatan penelitian. Hasil studi Salleh dan Omar (2013) menekankan pada
pentingnya campur tangan pemerintah melalui unit kerja bidang pendidikan
(misalnya; kementerian pendidikan) untuk menjembatani proses
kolaborasi.Berbeda dengan Salleh dan Omar, studi yang dilakukan Bektas dan
Tayaouva (2014) menitikberatkan pada aktifitas kooperatif universitas-industri.
Aktifitas kooperatif antara kedua institusi tersebut sangat berperan sebagai
stimulus kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat dimanfaatkan oleh
industri – dan juga masyarakat. Empat faktor utama kolaborasi dalam model yang
dikembangkan Bektas dan Tayaouva yaitu; universitas, industri, pemerintah, dan
organisasi kemasyarakatan.
16
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan
Beberapa studi tersebut seraca empiris dapat dijadikan sebagai acuan untuk
mengebangkan model kolaborasi dalam penelitian ini. Selain itu, studi tersebut
mengisyarakatkan peningkatan fungsi dan peranan universitas dalam masyarakat
yang mulai digerakkan oleh informasi dan pengetahuan dalam segala aspek
kehidupannya. Oleh sebab itu, beberapa akademisi akhir-akhir ini mulai
menggaungkan ‘revolusi’ peran universitas sebagai sebuah fenomena nyata di
masyarakat. Shankar et al. (2013) merekomendasikan framework kolaborasi yang
dapat diguanakan masyarakat untuk menjaga keutuhan pengetahuan yang mereka
miliki dengan meningkatkan saluran informasi dan komunikasi (Gambar 2.4).
17
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan
18
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan
Secara garis besar, proses penyusunan program penguatan SIDa terkait dengan
beberapa dokumen perencanaan mulai dari level nasional hingga daerah, baik
jangka panjang, menengah, maupun jangka pendek. Adapun dokumen yang
terkait dengan proses ini meliputi; Rencana Pembangunan Nasional Jangka
Panjang (RPJPN), Renacana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN), Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) dan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi, serta RPJPD dan
RPJMD Kabupaten/Kota.
Perlu diketahui bahwa ruang lingkup laporan ini adalah tingkat Kabupaten, yaitu
Kabupaten Pamekasan. Oleh sabab itu, dokumen yang dijadikan acuan atau
rujukan penyusunan Roadmap Penguatan SIDa adalah RPJMD Provinsi Jawa
Timur tahun 2014 – 2019 dan RPJMD Kabupaten Pamekasan tahun 2013-2018.
19
BAB 3
METODE PENELITIAN
Populasi penelitian ini adalah perguruan tinggi dan pelaku dunia usaha, termasuk
Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) di Kabupaten Pamkeasan. Teknik penentuan
sampel pada penelitian ini menggunakan purposive sampling. Teknik ini
merupakan salah satu tipe sampling non-probabilitas (nonprobability sampling) di
mana hasil penelitian ini akan memberikn kemungkinan bagi peneliti untuk
memahami permasalahan dan mecapai tujuan penelitian (Creswell, 2014).
20
3.2 TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Teknik pengumpulan data tahap awal yang akan digunakan pada penelitian ini
adalah indepth interview untuk mengumpulkan data kualitatif tentang berbagai
potensi dan inovasi daerah yang prospektif dikembangkan di Kabupaten
Pamekasan (Tabel 3.1). Sedangkan Focus Group Discussion (FGD) dilakukan
setelah data awal diperoleh. Data dari pengumpulan awal digunakan untuk
menyusun pedoman FGD (Tabel 3.2). Penggunaan metode FGD dalam
penelelitian ini diharapkan mampu memberikan gambaran yang lebih
komprehensif mengenai potensi innovasi dan kolaborasi guna mendukung
program SIDa di kabupaten Pamekasan. Selain itu, hasil FGD akan bermanfaat
sebagai dasar pembuatan roadmap potensi kolaborasi.
a. Indepth Interview
Data yang diperoleh dari hasil indepth interview dan focus group discussion
(FGD) akan diolah dengan teknik coding sederhana sebagai data primer
penelitian. Sedangkan Microsoft Excel akan digunakan untuk tabulasi data hasil
analisis. Metode tersebut digunakan dengan alasan kesesuaian fitur dengan
tujuan/luaran (outcome) penelitian; memetakan dan merumuskan aspek kolaborasi
guna mendukung peningkatan SIDa.
21
Tabel 3.1 Lokasi dan Responden Wawancara
Jumlah
Institusi
Responden
Sekolah Tinggi Ilmu Agama Islam Negeri (STAIN)
1 orang
Pamekasan
Universitas Madura (Unira) 1 orang
Universitas Islam Madura (UIM) 1 orang
Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Khairat 1 orang
BAPPEDA Pamekasan 2 orang
TOTAL 6 orang
Adapun tujuan Focus Group Discussion ini adalah untuk memperoleh informasi
maupun masukan dari suatu permasalahan yang menyangkut SIDa, baik yang
sudah berjalan maupun yang belum berjalan dengan baik. Berbagai permsalahan
yang terungkap akan didiskusikan lebih lanjut oleh peserta FGD lainnya. Dengan
demikian, hal-hal krusial terkait berbagai kendala dan permasalahan dapat
ditangani bersama-sama.
22
Tabel 3.2 Peserta Focus Group Discussion
c. Data Primer
Data primer yang digunakan pada penelitian ini adalah data kualitatif hasil
wawancara mendalam dan FGD. Data primer digunakan sebagai acuan
penyusunan strategi jangka panjang terkait penguatan SIDa di Kabupaten
Pamekasan.
d. Data Sekunder
23
4. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten
Pamekasan 2013-2018.
Variabel dan indikator penelitian ini digunakan sebagai alat untuk memilah fokus
analisis sesuai dengan tujuan penelitian. Berikut adalah variabel dan indicator
pada penelitian ini.
No Variabel Indikator
Regulasi UMKM
Regulasi Penanaman Modal
1 Kebijakan dan Regulasi
Regulasi Penguatan Inovasi
Regulasi Kolaborasi
24
3.4 TAHAPAN PENYUSUNAN ROADMAP SIDa
25
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan
BAB 4
POTENSI PENGUATAN SIDa
26
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan
27
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan
Kabupaten Pamekasan dipimpin oleh pasangan Bupati dan Wakil Bupati yang
dibantu oleh Sekretaris Daerah, tiga orang asisten, sepuluh kepala bagian, dan
lima orang staf ahli. Dalam menjalankan roda pemerintahan, Bupati disokong
oleh 32 kepala dinas/badan/kantor/satker, serta 13 orang camat. Sebagian besar
(51%) aparat pemerintahan memiliki tingkat pendidikan Sarjana atau D4,
sedangkan 24% merupakan lulusan SLTA, dan 17% lulusan D3 atau sederajat.
Sebanyak 6% memiliki pendidikan pascasarjana, dan hanya 2% yang hanya
lulusan SLTP.
28
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan
4.1.4 Perekonomian
Menurut BPS Kabupaten Pamekasan, 2014, Pertumbuhan nilai PDRB Atas Dasar
Harga Berlaku pada tahun 2012 sebesar 6.358.529,02 juta rupiah, pada tahun
2013 mengalami kenaikan sebesar 7.177.900,84, dan pada tahun 2014 naik lagi
sebesar 7.985.414,68. Sama halnya dengan PDRB ADHB, pada PDRB Atas
Dasar Harga Konstan mengalami kenaikan dari tahun 2012 sebesar 2.453.150,29
juta rupiah, pada tahun 2013 naik sebesar 2.607.103,71 juta rupiah, dan pada
tahun 2014 naik sebesar 2.753.883,65 juta rupiah. PDRB merupakan jumlah nilai
tambah barang dan jasa yang diperoleh dari seluruh hasil kegiatan perekonomian
seluruh daerah dalam periode tertentu (LAKIP Pamekasan, 2014).
29
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan
terjadi peningkatan signifikan dan berimbang antara kenaikan PRDB dan jumlah
penduduk. ADHB Kabupaten mengalami peningkatan dari Rp. 6,99 triliun di
tahun 2010 menjadi 12,31 triliun di tahun 2015. Sedangkan ADHK tercatat
menyentuh angka 9,32 triliun di tahun 2015. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten
Pamekasan secara garis besar mengalami penurunan sejak tahun 2013 hingga
tahun 2015. Namun, penurunan tersebut tidak terlepas dari perlambatan
perekonomian tingkat provinsi dan nasional.
30
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan
Sesuai data dari BPS Pamekasan tahun 2016, penduduk Kabupaten Pamekasan
tercatat sebanyak 845.314 jiwa, dimana laki-laki berjumlah 410.800 jiwa dan
perempuan 434.514 jiwa. Sex ratio tercatat sebesar 94.5 dengan pertumbuhan
penduduk sebesar 1.21% dari tahun 2010. Selama lima tahun terakhir, penduduk
Kabupaten Pamekasan mengalami pertumbuhan sekitar 64 jiwa tiap 1 km2.
Sebagian besar penduduk (68,8%) merupakan usia produktif (15-64 tahun).
Sedangkan dependency ratio penduduk Pamekasan mencapai angka 45,3% di
mana 100 penduduk penduduk di usia produktif bertanggungjawab terhadap
sekitar 45 penduduk non-produktif. Angka pengangguran yang tercata pada tahun
2014 sebesar 10.035 penduduk. Jumlah ini mengalami peningkatan signifikan
pada tahun 2015 yang menyentuh angka 18.948.
31
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan
Selama lima tahun terakhir, indeks literasi hanya naik sekitar 1% sejak tahun
2010 (12,34%) hingga 2015 (13,34%).
Meskipun luas wilayah Kab. Pamekasan merupakan yang terkecil diantara tiga
kabupaten lain di Madura, jumlah perguruan tinggi yang terdapat di Pamekasan
merupakan yang tertinggi dibandingkan kabupaten lain. Oleh sebab itu, iklim
akademik di Kabupaten Pamekasan merupakan yang paling menjanjikan. Iklim
akademik yang dimaksud adalah kegiatan pengajaran, penelitian, dan pengabdian
masyarakat. Selain itu, iklim akademik yang baik merupakan keuntungan
tersendiri bagi Kabupaten Pamekasan dalam hal ketersediaan tenaga kerja-tenaga
kerja prospektif yang dihasilkan dari perguruan tinggi yang ada. Dengan kata lain,
reproduksi dan pengembangan pengetahuan lebih terjamin dalam wilayah lokal
pemerintah daerah. Berikut adalah sebaran jumlah perguruan tinggi negeri
maupun swasta di Pulau Madura.
Hingga awal tahun 2017, sebanyak enam belas perguruan tinggi telah berdiri di
Kab. Pamekasan. Perkiraan jumlah mahasiswa yang menempuh pendidikan tinggi
di beberapa perguruan tinggi tersebut adalah sekitar 12.255 mahasiswa yang
didukung oleh sekitar 400 tenaga pengajar/dosen. Data kasar tersebut merupakan
potensi besar untuk pengembangan sistem inovasi daerah (SIDa) dari aspek
sumber daya manusia sebagai kolaborator dan inisiator.
32
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan
Cara untuk meningkatkan daya saing nasional pada suatu negara yang telah
terbukti berhasi pada berbagai negara maju, indikatornya adalah adanya suatu
Sistem Inovasi Nasional yang dapat bersaing dengan produk luar lainnya di
tingkat nasional maupun tingkat internasinal. Ada berbagai macam faktor yang
mendorong satu daerah menyebabkan adanya suatu sistem inovasi pada suatu
daerah, sebagai berikut:
Terdapat tujuan utama lainnya dari adanya inovasi suatu daerah, yaitu untuk
meningkatkat daya ungkit peran IPTEK yang sesuai dan spesifik bagi daerah,
33
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan
selain itu untuk meningkatkan kemampuan Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM) dalam mengakses dan memanfaatkan IPTEK dan dapat
mengembangkan hasil litbang dari daerah tersebut. Kabupaten Pamekasan
memiliki beberapa komoditas unggulan yang dapat dijadikan suatu inovasi daerah
(Tabel 4.4).
Tabel 4.4
Perkembangan Kinerja Bidang Pendidikan
Kabupaten Pamekasan Tahun 2009 s.d 2012
34
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan
Angka Partisipasi Kasar (APK) menunjukkan proporsi anak sekolah pada suatu
jenjang pendidikan dalam kelompok sesuai jenjang pendidikan tersebut.
Sedangkan Angka Partisipasi Murni (APM) menunjukkan proporsi anak sekolah
pada suatu kelompok usia tertentu yang bersekolah pada tingkat yang sesuai
dengan kelompok umurnya. APK dan APM di Kabupaten Pamekasan pada
masing-masing jenjang pendidikan dapat dijelaskan sebagai berikut: Angka
Partisipasi Kasar (APK) pada jenjang SD/MI pada tahun 2009 sebesar 111%,
tahun 2010 mengalami penurunan yang tidak terlalu signifikan sebesar 103,56%,
pada tahun 2011 naik lagi menjadi 113,30% dan pada tahun 2012 turun menjadi
sebesar 106%. Berdasarkan data dari rilis Pamekasan dalam Angka 2016, APM di
semua tingkat pendidikan pada tahun 2015 mengalami penurunan, khususnya di
tiga kecamatan; Pademawu, Pakong, dan Pasean yang angkanya kurang dari
100%.
Pada jenjang SMP/MTs tahun 2009 sebesar 86,63%, pada tahun 2010 mengalami
kenaikan sebesar 94%, pada tahun 2011 naik lagi menjadi sebesar 96,41% dan
pada tahun 2012 naik lagi menjadi sebesar 97%. Pada jenjang SMA/SMK/MA
pada tahun 2009 sebesar 66%, pada tahun 2010 naik menjadi sebesar 80 prosen,
pada tahun 2011 naik lagi menjadi sebesar 86 prosen dan pada tahun 2012 turun
menjadi sebesar 80,6 %.
Selanjutnya dilihat dari hasil Angka Partisipasi Murni (APM) pada jenjang SD/MI
pada tahun 2009 sebesar 97,50%, pada tahun 2010 naiksebesar 98,23 prosen, pada
tahun 2011 naik lagi sebesar 111%, dan pada tahun 2012 turun menjadi sebesar
97%. Pada jenjang SMP/MTs tahun 2009 sebesar 73,63%, tahun 2010
naikmenjadi sebesar 84%, dan pada tahun 2011 naik lagi menjadi sebesar 86%,
dan pada tahun 2012 naik lagi menjadi sebesar 89%. Pada jenjang
SMA/SMK/MA tahun 2009 sebesar 61 prosen, tahun 2010 naik menjadi sebesar
75%, pada tahun 2011 mengalami kenaikan menjadi 80%, dan pada tahun 2012
terjadi penurunan menjadi sebesar 76,5%.
35
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan
Tabel 4.5
Indikator Derajat Kesehatan Kabupaten Pamekasan
Tahun 2008 s.d 2012
Tabel 4.6
Struktur Perekonomian Kabupaten Pamekasan Tahun 2009-2013
36
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan
37
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan
Merujuk pada data statistik tahun 2016, struktur ekonomi Kabupaten Pamekasan
tidak mengalami perubahan siginifikan. Secara garis besar struktur ekonomi
Kabupaten Pamekasan masih didoninasi oleh tiga sektor utama, yaitu; pertanian
kehuatanan, dan perikanan (35,9%); kategori perdagangan dan reparasi kendaraan
bermotor (19,6%); dan, sektor konstruksi (10,1%).
Sebagai daerah yang sedang dalam proses transisi, harus diakui tidaklah mudah
untuk memastikan ketersediaan berbagai layanan publik, dan kebutuhan
masyarakat yang benar-benar merata. Akibat keterbatasan dana pembangunan,
sering terjadi arah dan fokus pembangunan dilakukan secara terbatas, sehingga
belum menyentuh aspek-aspek yang dibutuhkan masyarakat secara adil dan
merata. Kinerja Pemerintah Kabupaten Pamekasan yang masih membutuhkan
perhatian adalah:
38
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan
39
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan
40
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan
41
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan
42
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan
43
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan
44
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan
Luas Rencana
Jenis Potensi
Lahan Pengembangan
Tanaman (Ha)
(Ha) (Ha)
Tembakau 22.917 31.500 25.000
Kelapa 5.876 7.130 50
Jamu Mente 1.419 2.631 25
Lada 24 100 10
Kemiri 699 875 10
Sumber: Kabupaten Pamekasan dalam Angka 2016
Dari sektor pertanian memiliki pembinaan dari dinas terkait dan memperhatikan
SKPD yang ada untuk lebih mendalam tentang sektor pertanian yang ada di
Kabupaten Pamekasan. Tembakau merupakan salah satu sektor pertanian yang
memiliki potensi besar yang ada di Kabupaten Pamekasan, tembakau ini memiliki
kualitas A yang menjadi perhatian pabrikan, perhatian tembakau ini bisa menjadi
peluang besar untuk dapat meningkatkan pendapatan daerah Kabupaten
Pamekasan. Dinas pertanian memiliki peluang untuk kolaborasi dengan dinas-
dinas lain untuk memperkuat sektor yang ada di Kabupaten Pamekasan.
Kolaborasi pada sektor pertanian dapat dilakukan dengan dinas pertanian dan
perikanan yang mana pada program untuk penguatan inovasi daerah ini pada
sektor pertanian telah membuat irigasi pertanian oleh dinas PU yang digunakan
45
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan
untuk perairan dan perikanan, yang sebelumnya akan dilihat terlebih dahulu
tempatnya. Selain itu, kolaborasi yang dapat dilakukan oleh dinas pertanian
adalah dengan dinas koperasi, yang mana kolaborasi ini nantinya akan
menghasilkan suatu produk olahan rumahan dari hasi pertanian yang kemudian
akan dapat dijual dan dipasarkan melalui dinas koperasi setempat. Hal ini juga
yang dapat meningkatkan pendapatan Daerah Kabupaten Pamekasan. Peran
BUMD juga sangat dibutuhkan disini untuk mendukung program badan usaha
daerah yang pemerintah yang ada di Kabupaten Pamekasan.
Berbagai objek wisata tersebut tidak hanya dikunjungi oleh turis lokal, namun
juga dikunjungi oleh turis mancanegara. Jumlah turis mancanegara yang
mengunjungi obyek wisata tersebut mencapai 170 orang dan 274.354 orang turis
lokal. Guna mendukung objek wisata yang ada, para penduduk Kabupaten
Pamekasan membuka hotel-hotel berbintang sebanyak 12 bangunan yang tersebar
di seluruh kabupaten Pamekasan.
46
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan
memiliki kondisi baik dan hanya 1% saya yang kondisinya tidak baik.
Penambahan jalan tidak dilakukan, namun rasio kendaraan terus meningkat.
Selain potensi pariwisata alam yang besar, ragam kebudayaan dan kesenian di
Kabupaten Pamekasan merupakan potensi besar yang mampu diintegrasikan ke
dalam unsur penguatan SIDa. Lebih lanjut, prospek penguatan SIDa dari sktor
olahraga di Kabupaten Pamekasan juga cukup banyak. Menurut Dinas
Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Pamekasan, pada tahun
2015 terdapat banyak perkumpulan olahraga di tiap kecamatan, misalkan bola
voli, sepak bola, bulu tangkis, bola basket, tenis meja, tenis lapangan, yudo,
karate, renang, sepak takraw, angkat besi , atletik, pencak silat, dan catur. Bola
voli merupakan olahraga paling diminati, dibuktikan dengan banyaknya
perkumpulannya di tiap kecamatan.
Tidak hanya itu informan lain juga mengatakan bahwa potensi ilmu pengetahuan
juga dapat dimanfaatkan dalam mengembangkan tempat wisata di kabupaten
pamekasan yaitu melalui mahasiswa dan pelajar. Dengan demikian, mahasiswa
tersebut tidak hanya belajar di dalam ruangan saja dalam mengembangkan
pengetahuannya, namun mereka juga dapat belajar dengan lingkungan yang
nantinya akan memberikan sumbangsih pemikiran untuk potensi lingkungan
47
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan
48
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan
Dari beberapa sentra usaha yang ada di pamekasan yang disebutkan diatas, batik
tulis merupakan sentra usaha potensial untuk penguatan SIDa kabupaten
Pamekasan. Hal ini terlihat karena batik tulis khas daerah ini mempunyai pasar
yang khusus memperdagangkan hasil produksinya, selain itu beberapa toko batik
tulis memiliki cabang di luar kota, sehingga produk yang dihasilkan oleh sentra
usaha lokal dapat dikenal di luar daerah kabupaten pamekasan.
49
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan
50
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan
pemerintah melalui Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebanyak lebih dari 173
ribu pelanggan kebutuhan listriknya terpenuhi dengan daya 140 juta KVA.
Saat ini staf pengajar (dosen) bidang ilmu peternakan di perguruan tinggi
Kabupaten Pamekasan mulai melakukan penelitian-penelitian untuk menemukan
pemanfaatan limbah ternak menjadi biogas. Dari temuan tersebut, dosen-dosen
dapat melakukan sosialisasi pada masyarakat pemilik hewan ternak. Selain itu,
pada petani juga dilakukan sosialisasi pemanfaatan limbah daun menjadi pupuk.
51
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan
52
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan
120 96%
100% 103% 92%
100
80
46%
60 APK
40 44%
APM
20
APM
0
APK
SD
SLTP
SLTA
Gambar 4.3 Angka Partisipasai Kasar dan Murni Kabupaten Pamekasan 2015
Sumber: Kabupaten Pamekasan Dalam Angka 2016
53
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan
54
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan
Salah satu masalah yang dihadapi dalam pembangunan iptek dalam upaya
memperkuat daya dukung iptek untuk meingkatkan daya saing dan kemandirian
bangsa adalah ketergantungan yang tinggi terhadap teknologi luar.
Ketergantungan ini sebagai akibat dari kurang berkembangnya teknologi/inovasi
dalam negeri. Dalam beberapa kasus, sektor usaha masih merasakan hasil
penelitian dan pengembangan dalam negeri belum dapat diterapkan dalam
kegiatan industri. Ketergantungan teknologi dari luar, seringkali dibarengi
kesulitan dalam pemeliharaannya, karena tidak selalu mendapatkan akses secara
lengkap teknologi yang ada.
Alasan yang melatarbelakangi kondisi tersebut sebenarnya adalah suatu hal yang
cukup logis. Para pengusaha kecil dan menengah ini masih meragukan kualitas
produk teknologi hasil penelitian dan pengembangan, termasuk juga
keterlanjutannya (sustainability). Keterlanjutan program yang ada di Daerah
55
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan
Alasan lainnya, adanya gap antara teknologi hasil penelitian dan pengembangan
dengan kebutuhan pasar yang ada, belum lagi ketepatan waktu pemanfaatannya.
Sulitnya penerapan teknologi atau sebuah sistem untuk menunjang program
pemerintah yang ada di Daerah Kabupaten Pamekasan ini menjadi hambatan
unruk pengmbangan peluan komoditas setempat. Andaipun ada keterkaitan antara
dunia usaha dan lembaga penelitian dan pengembangan saat ini baru sebatas
asistensi dari pihak penelitian dan pengembangan yang kebanyakan masih
terbatas pada aspek pengujian produk dan peralatan. Kondisi ini mempelihatkan
bahwa program yang direncanakan dan dilaksanakan masih kurang fokus,
cenderung mengerjakan terlalu banyak kegiatan. Hal ini juga menunjukkan, hasil-
hasil kajian dari perguruan tinggi maupun lembaga penelitian masih belum sesuai
dengan kebutuhan pasar, juga belum memadai untuk mendapatkan pengakuan
secara ekonomis.
Sesuai pasal 16 UU NO.18 Tahun 2002, perguruan tinggi dan lembaga penelitian
dan pengembangan wajib mengusahakan alih teknoligi kekayaan intelektual serta
hasil kegitanan litbangnya, kewajiban ini dimaksudkan agar hasil litbang dapat
dimanfaatkan seluas mungkin oleh masyarakat, menghasilkan nilai tambah
ekonomi dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan lingkungan. Investasi
pemerintah dalam bentuk hasil litbang ini diharapkan dapat menghasilkan public
return sebesar mungkin. Hal ini juga yang diterapkam oleh Pemerintah Daerah
Kabupaten Pamekasan, yang mana melakukan kerjasama antara pihak-pihak
terkait untuk menunjang komoditas yang menjadi peluang pendapatan suatu
56
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan
Selain itu, hambatan yang ada pada pengembangan inovasi ini masih kurangnya
keterkaitan pihak terkait untuk melaksanakan kewajibannya, misalnya saja masih
banyak perguruan tinggi yang ada di Kabupaten Pamekasan yang belum banyak
mempublikasikan hasil penelitian terkait sektor-sektor daerah setempat. Terkait
dengan transfer teknologi yang berkaitan dengan perdagangan juga menjadi
perhatian untuk mengembangkan inovasi daerah, kurangnya publikasi sektor yang
ada di Kabupaten Pamekasan akan berdampak pada peluang terbukanya bisnis
perdagangan yang dapat meningkatkan nilai tambah bagi kabupaten pamekasan.
57
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan
kolaborasi dalam format ini sudah mulai dilaksanakan, tetapi belum optimal
menunjukkan kemanfaatan hasilnya. Dalam beberapa kasus, industri hanya pada
posisi memenuhi kelengkapan administratif agar dana pemerintah bisa dialirkan
ke lembaga riset atau perguruan tinggi. Bentuk riset kolaborasi yang lain tidak
harus dalam bentuk pembiayaan bersama, tetapi dalam bentuk riset yang diawali
oleh personel dari pihak pengembang dan pengguna teknologi serta
memanfaatkan fasilitas dan sarana riset yang dimiliki oleh kedua belah pihak.
Akan tetapi yang selalu perlu diperhatikan adalah apapun bentuk atau format riset
kolaborasi tersebut, ia akan memberikan kemanfaatan pada public jika substansi
masalah yang diteliti memang merupakan masalah actual yang dihadapi
masyarakat.
Tantangan yang tedapat pada pengembangan sebuah sistem terutama pada inovasi
daerah terdapat pada lembaga dan pemerintahnya yang berada di dalamnya.
Dimana suatu lembaga dan pemerintahan akan terlibat dalam kolaborasi dalam
potensi penguatan sistem inovasi daerah. Selain sebagai sebuah system,
pengembangan inovasi daerah tidak dapat dipandang hanya sebagai kumpulan
dari lembaga, tetapi yang lebih penting adalah terjadinya aliran informasi dan
produk iptek yang lancar antar lembaga. Keberadaan aktor atau kelembagaan
pengembang dan pengguna teknologi, serta upaya fasilitasi, intermediasi, dan
regulasi pemerintah belum menjamin bahwa system inovasi sudah terbangun atau
pasti akan berjalan. Pada saat ini sesungguhnya para actor dan lembaga-lembaga
tersebut sudah ada, tetapi interaksi dan komunikasinya belum intensif dan
produktif. Seperti yang terjadi pada Kabupaten Pamekasan bahwa perlu adanya
keterlibatan aktor-aktor lain yang dapa mendukung penguatan sistem inovasi
daerah ini umtuk kepentingan dan kesejahteraan masyarakatnya.
Dari hasil wawancara yang telah dilakukan mengatakan bahwa tantangan yang
didapat dalam pengembangan sistem inovasi daerah adalah terkait dengan
kesejahteraan masyarakat. Dimana masyarakat harus bisa berpikir dalam
mengembangkan potensi-potensi budaya pada tempat wisata yang berada di
Kabupaten Pamekasan. Kesejahteraan tersebut dapat berupa peluang lapangan
58
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan
59
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan
BAB 5
POTENSI KOLABORASI UNTUK
PENGUATAN SIDA
Program yang dimiliki setiap dinas yang berkaitan tentang sektor yang sesuai
mempunyai tujuan untuk mengembangkannya secara maksimal. Maka, perlu
adanya kolaborasi dengan dinas-dinas yang lain untuk memaksimalkan program
yang ada. Selanjutnya program yang sudah berjalan dengan maksimal dapat
dijadikan objek penelitian yang dapat diteliti oleh mahasiswa atau akademisi
perguruan tinggi yang ada di daerah Kabupaten Pamekasan. Karena, masih
kurangnya peran perguruan tinggi untuk terlibat dalam program yang telah dibuat
oleh pemerintah.
Perguruan tinggi memiliki peran yang besar untuk meningkatkan potensi yang ada
di daerah Kabupaten Pamekasan agar dapat di publikasi dan dikenal oleh
masyarakat luas. Hasil penelitian yang dilakukan oleh perguruan tinggi dapat
memunculkan inovasi dari berbagai sektor yang ada di Daerah Kabupaten
Pamekasan untuk meningkatkan komoditas dan pendapatan Daerah. Inovasi yang
menjadi peluang dapat dimanfaatkan dan dikelola oleh masyarakat menjadi
peluang usaha guna mensejahterakan masyarakat setempat dan dapat
meningkatkan pendapatan daerah, pemanfaatan inovasi ini dapat diperoleh dari
hasil-hasil olahan masyarakat yang mengambil bahan baku dari sektor-sektor
yang dimiliki oleh Daerah Kabupaten Pamekasan.
60
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan
Selain instansi pemerintah daerah, perguruan tinggi juga memiliki peran sebagai
inisiator dan kolaborator, yaitu sebagai penggerak civitas akademik di kampus
guna mencapai Tri Dharma Perguruan Tinggi serta sebagai pembawa perubahan
untuk daerahnya melalui aktivitas akademik dan penelitian yang bersifat solutif
untuk kemajuan masyarakat. Pelaku usaha juga termasuk dalam elemen
kolaborasi, dimana pelaku usaha ini mempunyai peran untuk ikut membantu
mengembangkan komoditas yang ada di Daerah Kabupaten Pamekasan. Pelaku
usaha ini mengembangkan komoditas dengan cara menjual dan memperkenalkan
kepada masyarakat luar komoditas apa saja yang dimiliki Daerah Kabupaten
Pamekasan untuk dapat meningkatkan komoditas yang ada serta komoditass
tersebut mempunyai nilai jual yang tinggi dan kemudian hal ini dapat berdampak
pada tingkat kenaikan pendapatan daerah tersebut. Masyarakat yang menjadi
pendukung dari semua kolaboras yang ada dan yang menjadi penikmat hasil-hasil
komoditas yang ada di Daerah Kabupaten Pamekasan.
61
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan
62
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan
a. Inisiator
Kata inisiator secara harfiah memiliki pengertian sebagai seseorang, badan,
institusi atau lembaga ”yang memiliki prakarsa”. Sebagai inisiator, perguruan
tinggi berperan sebagai katalisator bagi persoalan-persoalan masyarakat sekitar.
Selanjutnya, perguruan tinggi secara insitutional mendorong masyarakat melalui
berbagai inisiatif-solutif terkait dengan persoalan-persoalan yang telah
teridentifikasi.
63
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan
Saat ini STAIN Pamekasan sebagai salah satu perguruan tinggi di Kabupaten
Pamekasan mulai menjalankan program Rumah Jurnal. Program ini dapat
dilakukan pula oleh perguruan tinggi lain di Kabupaten Pamekasan. Rumah Jurnal
tersebut sudah terakreditasi dan sudah berisi data-data hasil penelitian dari dosen
dan mahasiswanya. Program ini juga sudah bisa mulai diakses oleh masyarakat.
Perguruan Tinggi sedang gencar-gencarnya berlomba untuk membuat database
hasil penelitiannya, salah satu fungsinya memang untuk meningkatkan akreditasi
perguruan tinggi. Fungsi lain adalah untuk mempublikasikan hasil penelitiannya
kepada masyarakat, karena ini juga dapat disebut sebagai sarana edukasi
sebagaimana salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu Pendidikan.
Tentunya program ini diharapkan juga dapat bekerjasama dengan Dinas Kominfo
untuk pemanfaatan media publikasi perguruan tinggi adar dapat mencapai
pemahaman dan kesetaraan pada masyarakat. Karena pada umumnya hasil
penelitian memiliki bahasa sulit dicerna masyarakat.
Inovasi juga diperlukan pada sektor-sektor lainnya. Pada sektor perdagangan dan
industri, STAIN Pamekasan berhasil menciptakan inovasi baru, yaitu koperasi
yang bekerjasama langsung dengan Dinas KPRI. Selain itu, STAIN Pamekasan
juga bekerjasama langsung dengan Bank, BNT, dan Ekonomi Kerakyatan dalam
lembaga keuangan. Dari kegiatan tersebut dapat dilihat bahwa STAIN Pamekasan
mulai menciptakan inisiatif-inisiatif baru yang dipraktekkan mulai dari
lingkungan perguruan tinggi mereka terlebih dulu. Selanjutnya, inovasi tersebut
diharapkan dapat memberikan inisiatif pada perguruan tinggi lain di Kabupaten
Pamekasan.
64
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan
b. Kolaborator
Setiap perguruan tinggi pasti memiliki program pengabdian masyarakat, baik
yang bersifat jangka pendek maupun jangka panjang, yang bersifat pendampingan
hingga penyuluhan. Kegiatan pengabdian masyarakat yang selama ini dilakukan
oleh perguruan tinggi merupakan contoh nyata bagaimana peran perguruan tinggi
sebagai kolaborator dalam masyarakat. Namun, peran perguruan tinggi sebagai
kolaborator tidak hanya sebatas kegiatan pendidikan dan penelitian, melainkan
sebagai pusat kajian dan penyedia aktor intelektual.
Di Kabupaten Pamekasan, saat ini masih memang belum terlalu memiliki banyak
kegiatan yang berkolaborasi langsung dengan perguruan tinggi yang berada di
wilayahnya. Menurut informan kami, penandatanganan kontrak kerjasama baru
dilaksanakan oleh 2 perguruan tinggi, yaitu Universitas Madura dan STAIN
65
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan
Adanya kerjasama yang diawali oleh Universitas Madura dan STAIN Pamekasan
bersama pemerintah diharapkan dapat memajukan Kapubaten Pamekasan melalui
potensi-potensi pada sektor-sektor yang ada, seperti sektor pertanian, sektor
pariwisata dan transportasi, sektor perdagangan dan industri, sektor pertambangan
dan energi, dan sektor pendidikan. Kolaborasi dan kerjasama juga diharapkan
dapat memunculkan komoditas agar dapat dieksplorasi oleh dinas terkait bersama
dengan perguruan tinggi.
Peran perguruan tinggi dalam peningkatan potensi daerah pendukung SIDa dalam
konteks kolaborator adalah sebagai pihak yang melakukan kajian-kajian dan
penelitian pada sektor-sektor yang sudah disebutkan diatas. Kajian-kajian perlu
dilakukan guna membantu pemerintah dalam pengambilan kebijakan terkait
pembangunan di Kabupaten Pamekasan, agar pembangunan lebih merata dan
dapat memaksimalkan potensi daerah yang ada. Hasil dari kajian-kajian tersebut
juga dapat dipublikasikan kepada masyarakat. Seperti STAIN yang sudah
memiliki Rumah Jurnal, data-data hasil penelitian dari dosen dan mahasiswa
STAIN sudah masuk didalamnya dan dapat diakses oleh masyarakat. Dari
publikasi tersebut, masyarakat yang memiliki pemikiran-pemikiran atau ide-ide
terkait pengelolaan potensi daerah dapat menyalurkan pendapatnya kepada
pemerintah.
66
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan
67
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan
Dunia usaha juga tidak luput dari elemen pendukung SIDa. Dunia usaha dapat
membantu pemerintah dalam sektor pariwisata. Letak Kabupaten Pamekasan
yang dibatasi oleh Laut Jawa di bagian utara dan Selat Madura di bagian selatan
membuat Kabupaten Pamekasan memiliki banyak sekali pantai. Pantai ini
dimanfaatkan sebagai tempat wisata yang dapat menarik turis domestik maupun
mancanegara untuk mengunjungi Kabupaten Pamekasan. Selain itu kesenian asli
juga menjadi daya tarik tersendiri. Terbukti dengan adanya event semalam di
Madura setiap tahunnya, dimana kesenian dan budaya khas Madura ditampilkan
di depan turis lokal dan mancanegara. Event ini juga mengajak para mahasiswa
dari program studi Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia di Kabupaten Pamekasan
untu turut serta melakukan promosi pariwisata. Dari kegiatan ini diharapkan tidak
hanya mahasiswa dari salah satu program studi saja yang dilibatkan, tapi juga
dapat bekerjasama dengan program studi lainnya.
Kerjasama juga perlu ditingkatkan dalam kolaborasi antara program studi dengan
dinas terkait. Misalnya, Dinas Pertanian dengan Fakultas Pertanian, Dinas
Perikanan dengan Fakultas Perikanan, dan seterusnya. Kolaborasi ini dirasa perlu
ditingkatkan karena beberapa informan menyebutkan bahwa faktor kurangnya
kegiatan penelitian yang dilakukan oleh perguruan tinggi. Bahkan ada pula
program studi yang belum tersentuh adanya kolaborasi dengan dinas terkait,
seperti pada Program Studi Informatika di Universitas Islam Madura. Akan
semakin baik apabila kolaborasi antara pemerintah, perguruan tinggi, dunia usaha,
dan masyarakat dilakukan secara merata, sehingga pembangunan di Kabupaten
Pamekasan pun dapat lebih menyejahterakan masyarakatnya di seluruh kecamatan
yang ada.
68
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan
Hingga saat ini, data yang dikumpulkan oleh tim peneliti belum dapat digunakan
untuk mengukur bagaimana keterlibatan pemerintah Kabupaten Pamekasan dalam
mendukung framework SKM guna peningkatan SIDa. Namun, pengaruh
pemerintah daerah melalui dinas-dinas yang ada merupakan hal utama yang
mendukung kesuksesan framework SKM, baik melalui kebijakan maupun rencana
strategis di masing-masing dinas. Dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Pamekasan tahun 2014, program penguatan
SIDa merupakan manifestasi misi pemerintah dalam melakukan percepatan
reformasi birokrasi di segala bidang, dan tata kelola pemerintahan yang baik
(transparan dan akuntabel). Indikator yang digunakan untuk mencapai hal tersebut
adalah penggunaan 100% dari jumlah hasil penelitiansebagai kerangka kebijakan
dan jumlah kajian terapan (action research) yang dilaksanakan. Dengan
demikian, Kabupaten Pamekasan secara pemerintahaan sudah memberikan ruang
untuk program-program penguatan SIDa.
69
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan
pada wujud nyata atau langkah pemerintah yang harus dilakukan untuk
membentuk program-program apa saja yang dapat diterapkan dalam
mengembangkan potensi inovasi daerah.
a. Peran Subtantif
Peran subtantif pemerintahan daerah Kabupaten Pamekasan dalam penguatan
SIDa ini termasuk dalam pengawasan dan penanggungjawaban potensi inovasi
daerah. Selain itu hal utama dalam penguatan inovasi daerah bagi pemerintah
yaitu mangatur (manajerial) dan menentapkan kebijakan agar sistem inovasi
daerah terus meningkat untuk kesejahteraan masyarakat. Kebijakan akan dibuat
oleh pemerintah daerah mengenai bagaimana sistem inovasi bisa berjalan dan
berkembang dalam jangka panjang maupun jangka pendek berdasarkan kerjasama
atau kolaborasi yang telah ditetapkan antar aktor yang ahli dibidangnya. Tidak
hanya itu pemerintah daerah juga harus melakukan pembinaan terhadap
masyarakat yang dianggap memiliki potensi dalam meningkatkan inovasi daerah
seperti pada sektor perdagangan dan industri, pertanian, pariwisata dan
transportasi, pertambangan dan energi serta dibidang pendidikan dan kesehatan.
b. Peran Fasilitatif
Peran ini melibatkan pada penyediaan sumber daya manusia, teknologi informasi
serta kebijakan pendanaan dalam keberlangsungan program-program tersebut.
Tidak hanya itu, pemerintah daerah juga harus berperan sebagai kolaboratif aktif
yang dapat memberikan dukungan untuk peningkatan potensi sistem inovasi
daerah. Potensi inovasi daerah dapat berkembang jika ada dukungan teknologi
informasi sebagai penyebaran dan pencarian inovasi-inovasi baru yang terdapat
pada kabupaten Pamekasan. Tentunya teknologi informasi ini akan bejalan lancar
jika terdapat sumber daya pendukung dari aktor yang ahli dibidangnya. Oleh
karena itu kolaboratif antar pemerintah dengan aktor-aktor lain untuk peningkatan
penguatan SIDa sangat penting guna pengembangan dan keberlanjutan sistem
inovasi daerah dalam jangka panjang.
70
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan
71
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan
72
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan
tahun 2011 terjadi peningkatan menjadi sebesar 97,11%, dan pada tahun 2012
naik lagi menjadi 97,70%. Pada tahun 2013 dan 2014, tingkat kesempatan
kerja sebesar 97,81 dan 97,86. Selama hampir 10 tahun terakhir tingkat
kesempatan kerja Kabupaten Pemekasan berada di kisaran 96-97 %. Namun,
kisaran tersebut mengalami penurunan cukup drastis pada tahun 2015 yang
hanaya mencapai 95,74%.
Hal tersebut merupakan kondisi yang positif namun masih perlu tindak lanjut
mengenai penyediaan lapangan kerja dalam rangka menekan angka
pengangguran di Kabupaten Pamekasan. Pada tahun 2014 diketahui bahwa
sektor pertanian di Kabupaten Pamekasan mengalami penurunan karena
faktor cuaca dan kepemilikan lahan yang sempit. Kondisi bidang
perekonomian masih belum berjalan secara maksimal sehingga dalam
menekan angka kemiskinan masih diperlukan keterlibatan para pelaku
ekonomi atau masyarakat yang peduli kemiskinan maupun upaya penguatan
usaha mandiri melalui program/kegiatan pemberdayaan masyarakat.
73
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan
c. Pengembangan SIDa
Pengembangan SIDa didelegasikan dengan tim koordinasi dengan kegiatan
pembangunan komitmen dan konsensus unsur SIDa di daerah yang dilakukan
melalui sosialisasi, fasilitasi dan alokasi dana. Selain itu pemetaan dalam
menganalisis SIDa melalui identifikasi dan oengumpulan data serta analisis faktor
kebijakan, unsur SIDa dan kegiatan atau program apa saja yang telah dilakukan
untuk pengembangan inovasi.
74
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan
e. Pelaporan
Kegiatan pelaporan ini dilakukan untuk mewujudkan SIDa sesuai dengan tujuan
dan misi dari Kabupaten Pamekasa. Hal yang akan dicapai dalam pelaporan
seperti :
1. Meningkatkan jejaring aktor SIDa
Meningkatkan jejaring aktor SIDa diharapkan dapat memacu peningkatan
inovasi daerah yang ada di Kabupaten Pamekasan. Jejaring yang perlu
ditingkatkan adalah elemen lembaga penelitian dan masyarakat. Maka
perlu diberikan insentif bagi inovator baik dana maupun hibah penelitian
untuk inventor. Mitra dalam jejaring aktor juga sangat perlu untuk
membangun UMKM baik secara pendanaan, pembinaan dan
pendampingan dalam penguatan SIDa.
2. Meningkatkan pemanfaatan Iptek
Pemanfaatan iptek perlu dilakukan secara terus menerus agar
produktivitas dan daya saing komoditas unggulan semakin meningkat
3. Implementasi hasil-hasil penelitian dan pengembangannya harus terus
ditingkatkan
75
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan
Hal ini sangat berpengaruh pada daya saing komoditas dalam sektor yang
mendukung penguatan SIDa.
Visi
Visi RPJMD Kabupaten Pamekasan tahun 2013-2018 adalah “Terwujudnya
Pamekasan yang Bersih, Sehat, Cerdas, dan Sejahtera Berlandaskan Iman dan
Taqwa Didukung Aparat yang Profesional”. Enam fokus yang diutamakan
dalam visi tersebut adalah:
1) Bersih, artinya kondisi lingkungan masyarakat yang indah dan asri serta
bebas polusi.
2) Sehat, artinya mewujudkan budaya hidup bersih dan sehat bagi seluruh
masyarakat Kabupaten Pamekasan.
3) Cerdas, artinya mampu mengambil keputusan, menetapkan tujuan, tidak
tergantung dan tidak menjadi pihak yang tersub-ordinasi pihak lain serta
76
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan
77
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan
78
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan
79
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan
80
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan
81
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan
82
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan
83
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan
84
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan
85
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan
86
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan
87
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan
88
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan
89
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan
90
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan
91
LEMBAGA PENELITIAN & INOVASI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
www,lpi.unair.ac.id