Anda di halaman 1dari 93

LAPORAN AKHIR

PENGUATAN SISTEM INOVASI DAERAH


(SIDa) KABUPATEN PAMEKASAN

LEMBAGA PENELITIAN & INOVASI


UNIVERSITAS AIRLANGGA

Kampus C Mulyorejo, Surabaya 60115


Phone (031) 5995246, 5955248
Fax (031) 5962066, 5923584
BERDASARKAN PERJANJIAN KERJA SAMA
NOMOR 027.27/01/432.401/SPK/2017
www,lpi.unair.ac.id
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Program penguatan sistem inovasi daerah (SIDa) merupakan kepanjangan peran
pemerintah untuk mendukung tercapainya pembangunan ekonomi, sosial,dan
budaya masyarakat Indonesia di seluruh kota/kabupaten. Program ini mempunyai
peranan penting dalam mendukung program nasional SINas (Sistem Inovasi
Nasional). Program penguatan SIDa didasarkan pada pada Peraturan Menristek
dan Mendagri Nomor 3 dan Nomor 36 Tahun 2012. yang bertujuan untuk
mendorong daerah memanfaatkan potensi lembaga dan inovasi yang ada di
masing-masing daerah demi kemajuan masyarakat dan pembangunan.

Pola pembangunan daerah di Indonesia saat ini tidak hanya menyasar pada
infrastruktur dan berbagai program pengembangan sumber daya manusia (SDM)
semata. Perencanaan pembangunan daerah dewasa ini menitikberatkan pada
penguatan sistem sosial dan pemanfaatan kearifan lokal (local wisdom)
masyarakat untuk menciptakan peluang pembangunan yang efektif dan efisien
bagi suatu daerah. Guna mencapai tujuan tersebut, langkah awal yang dapat
dijadikan titik awal pembangunan adalah dengan melakukan kajian tentang
potensi kolaborasi antara entitas sosial dan entitas ekonomi yang dapat dimediasi
oleh perguruan tinggi. Artinya potensi-potensi yang dimiliki seluruh elemen yang
ada di daerah, perlu diidentifikasi, diakomodasi, dikelola, dan kemudian
dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kepentingan masyarakat dan pembangunan
di daerah – tak terkecuali di Kabupaten Pamekasan.

SIDa merupakan Peraturan Bersama Menegristek No.03/2012 Dan Mendagri


No.36/2012, adalah Sistem Inovasi Daerah yang selanjutnya disingkat SIDa
adalah keseluruhan proses dalam suatu system untuk menumbuh-kembangkan
inovasi yang dilakukan antarinstitusi pemerintah, pemerintahan daerah, lembaga
kelitbangan, lembaga pendidikan, lembaga penunjang inovasi, dunia usaha, dan

1
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan

masyarakat di daerah. SIDa ini merupakan program yang akan mendukung SINas
di tingkat nasional. Untuk mencapai SIDa yang diharapkan, tidak bisa
sembarangan. Namun, ada arah serta kebijkan tertentu yang perlu dilakukan.

SIDa dilakukan berdasarkan kondisi, tantangan dan peluang, sesuai kondisi SIDa
yang menjadi tujuan. Permberdayaan seluruh sumber daya (alam maupun
manusia) juga perlu ditingkatkan untuk menunjangnya. SIDa penting dilakukan,
salah satunya yaitu untuk memajukan suatu daerah. Inovasi-inovasi yang nantinya
dapat dikembangkan akan memberikan dampak, yaitu meningkatkan iklim
ekonomi kompetitif, menciptakan ekonomi yang ramah lingkungan, membuka
lapangan kerja baru, membangun kemitraan daripada sukses pribadi, dan
meningkatkan kualitas hidup bagi masyarakat (Global Innovation Report 2012).
Inovasi perlu dikuatkan dalam suatu wilayah negara dan harus menjadi kesatuan
antara ekonomi dan teknologi. Selanjutnya, inovasi perlu dipublikasikan pada
masyarakat agar secara nyata, efektif dan efisien memberikan kontibusi
memajukan bangsa, terutama ekonomi. Ada pihak-pihak tertentu yang akan
berperan dalam peningkatan SIDa ini, yaitu:
1. Institusi Pemerintah (dalam hal ini mencakup pemerintah daerah dan
semua institusinya).
2. Lembaga Kelitbangan (dalam hal ini mencakup Lembaga Kelitbangan
adalah instirusi yang melakukan kegiatan penelitian, pengembangan,
penerapan, pengkajian, perkayasaan, dan pengoperasian yang bertujuan
mengembangkan penerapan praktis nilai dan konteks ilmu pengetahuan
yang baru atau cara baru untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang telah ada ke dalam produk atau proses peroduksi).
3. Lembaga Pendidikan
4. Lembaga Penunjang Inovasi
5. Dunia Usaha
6. Masyarakat

2
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan

Para pelaku di atas tidak bisa berjalan sendirian. Kesemuanya harus berinteraksi
dan berjejaring untuk menyukseskan program SIDa ini. Secara garis besar
terdapat 3 (tiga) komponen pokok jaringan inovasi meliputi 1)
aktor/lembaga/pelaku 2) keterkaitan, 3) infrastruktur. Dalam interaksi ini, ada hal-
hal yang perlu dilakukan, yaitu:
a. Komunikasi intensif antara lembaga SIDa
Penataan pada komunikasi intensif antar lembaga SIDa, dapat dilakukan
dengan cara-cara berikut ini:
▪ Penyelenggaraan kelompok diskusi terfokus, seminar lokakarya, dan
kegiatan sejenisnya;
▪ Menjalin kerjasama kelitbangan antar lembaga/organisasi SIDa; dan
▪ Forum komunikasi penelitian dan pengembangan daerah.

b. Mobilisasi sumber daya manusia


Mobilisasi sumber daya manusia dapat dilakukan melalui sarana-sarana
berikut ini;
▪ Kerjasama kepakaran, keahlian, kompetensi, keterampilan sumber
daya manusia untuk penguatan SIDa antara pemerintah pusat dan
pemerintah daerah;
▪ Kerjasama kepakaran, keahlian, kompetensi, keterampilan sumber
daya manusia untuk penguatan SIDa antar daerah; dan
▪ Kerjasama kepakaran, keahlian, kompetensi, keterampilan sumber
daya manusia untuk penguatan SIDa antar kabupaten/kota dalam satu
provinsi; dan
▪ Kerjasama kepakaran, keahlian, kompetensi, keterampilan sumber
daya manusia untuk penguatan SIDa

c. Optimalisasi pendayagunaan HKI, informasi, sarana dan prasarana


ilmu pengetahuan dan teknologi.
▪ Pemanfaatan HKI;
▪ Pemanfaatan informasi SIDa; dan

3
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan

▪ Pemanfaatan sarana dan prasarana SIDa

1.2 LANDASAN HUKUM


Ketentuan hukum yang menjadi dasar pelaksanaan penelitian dan penyusunan
roadmap penguatan SIDa Kabupaten Pamekasan adalah sebagai berikut:
a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2002 tentang
Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (Lembaran Negara Tahun 2002 Nomor 84,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4219);
b. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437) sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2005 tentang
Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3
Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2004 tentang Pemerintahan Daerah Menjadi Undang-Undang (Lembaran
Negara Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Nomor
4548) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor
4844);
c. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2008 tentang
Kementerian Negara (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 166,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4916);
d. Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2010 tentang Komite Inovasi
Nasional;
e. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2005 tentang
Alih Teknologi Kekayaan Intelektual Serta Hasil Penelitian dan
Pengembangan oleh Perguruan Tinggi dan Lembaga Penelitian dan

4
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan

Pengembangan (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 43, Tambahan


Lembaran Negara Nomor 4497);
f. Peraturan Presiden Republik lndonesia Nomor 32 tahun 2010 tentang
Komite Inovasi Nasional;
g. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2011 tentang
Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia
(MP3EI) 2011-2025;
h. Peraturan Menteri Negara Riset dan Teknologi Nomor 03/M/PER/VI/2010
Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Riset dan
Teknologi;
i. Peraturan Bersama Menteri Negara Riset dan Teknologi dan Menteri
Dalam Negeri Nomor 03 Tahun 2012 dan Nomor 36 Tahun 2012 tentang
Penguatan Sistem Inovasi Daerah;
j. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten / Kota (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4737);
k. Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2011 tentang Masterplan Percepatan
dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011-2025;
l. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2011 tentang Pedoman
Penelitian dan Pengembangan di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri
dan Pemerintahan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 290);
m. Peraturan Daerah Kabupaten Pamekasan Nomor 21 Tahun 2013 tentang
Rencana Pembangungan Jangka Menengah Daerah Tahun 2013-2018.

1.3 ISTILAH-ISTILAH
a. Inovasi adalah kegiatan penelitian, pengembangan, penerapan, pengkajian,
perekayasaan, dan pengoperasian yang selanjutnya disebut kelitbangan

5
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan

yang bertujuan mengembangkan penerapan praktis nilai dan konteks ilmu


pengetahuan yang baru atau cara baru untuk menerapkan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang telah ada ke dalam produk atau proses
produksi.
b. Sistem Inovasi Daerah yang selanjutnya disingkat SIDa adalah
keseluruhan proses dalam satu sistem untuk menumbuhkembangkan
inovasi yang dilakukan antarinstitusi pemerintah, pemerintahan daerah,
lembaga kelitbangan, lembaga pendidikan, lembaga penunjang inovasi,
dunia usaha, dan masyarakat di daerah.
c. Lembaga Kelitbangan adalah institusi yang melakukan kegiatan
penelitian, pengembangan, penerapan, pengkajian, perekayasaan, dan
pengoperasian yang bertujuan mengembangkan penerapan praktis nilai
dan konteks ilmu pengetahuan yang baru atau cara baru untuk menerapkan
ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah ada ke dalam produk atau
proses produksi.
d. Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Dalam Negeri yang
selanjutnya disingkat BPP Kemendagri adalah komponen Kementerian
Dalam Negeri yang memiliki tugas pokok dan fungsi menyelenggarakan
penelitian, pengembangan, pengkajian, penerapan, perekayasaan, dan
pengoperasian serta administrasi dan manajemen kelitbangan di bidang
penyelenggaraan pemerintahan dalam negeri.
e. Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah yang selanjutnya disingkat
BPPD adalah Badan Penelitian dan Pengembangan atau lembaga lainnya
di provinsi dan kabupaten/kota yang memiliki tugas pokok dan fungsi
menyelenggarakan kelitbangan serta administrasi dan manajemen
kelitbangan di bidang penyelenggaraan pemerintahan daerah.
f. Pemerintahan daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh
pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas
pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan
prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud
dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

6
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan

g. Pemerintah daerah adalah Gubernur, Bupati, atau Walikota, dan perangkat


daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.
h. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang selanjutnya
disingkat RPJMD adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode 5
(lima) tahun.
i. Rencana Kerja Pemerintah Daerah yang selanjutnya disingkat RKPD,
adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode I (satu) tahun.
j. Hak kekayaan intelektual yang selanjutnya disingkat HKI adalah hak
kekayaan atas segala hasil produksi kecerdasan daya pikir yang berguna
untuk manusia.

1.4 HASIL IDENTIFIKASI AWAL


Di Kabupaten Pamekasan, telah diketahui bahwa di sejumlah desa dan kecamatan
umumnya memiliki potensi dan sumber daya yang prospektif dikembangkan, baik
yang benar-benar sudah dikembangkan maupun potensi latent yang perlu digali
lebih lanjut untuk kemudian dieksplorasi. Potensi yang dimiliki masing-masing
desa dan kecamatan ini, sudah barang tentu akan sangat bermanfaat jika dapat
dikembangkan dan bersaing dengan potensi yang dimiliki daerah lain. Sebagai
bagian dari masyarakat Pulau Madura, di Kabupaten Pamekasan potensi yang ada
bukan hanya di sektor perkebunan dan pertanian, tetapi juga potensi di sektor
perikanan, industri kecil, dan lain-lain yang selama ini mungkin belum dapat
dikembangkan secara maksimal karena berbagai faktor. Dengan dukungan dan
hasil kajian dari stakeholders terkait, diharapkan seluruh potensi yang ada di
Kabupaten Pamekasan akan dapat teridentifikasi dan kemudian dikembangkan
demi kepentingan masyarakat dan pembangunan yang berkelanjutan.

Berdasarkan kondisi di atas, peran perguruan tinggi cukup penting sebagai


rekanan pemerintah daerah dalam proses inisiasi dan pengembangan program
penguatan SIDa. Namun demikian, peran tersebut membutuhkan kajian/penelitian
awal (preliminary research) yang dapat dijadikan rujukan, dan pedoman. Oleh
sebab itu, penelitian ini akan menitikberatkan sistem manajemen ilmu

7
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan

pengetahuan masyarakat (societal knowledge management – SKM) melalui


peningkatan peran perguruan tinggi yang ada di wilayah administratif Kabupaten
Pamekasan sebagai kolaborator utama masyarakat. Selain itu, penerapan SKM
dapat memaksimalkan interaksi dan kolaborasi antara perguruan tinggi, industri,
dan masyarakat. Dengan kata lain, peran aktif perguruan tinggi sebagai
kolaborator perlu disesuaikan dengan kebutuhan warga masyarakat sekitar.

1.5 VISI PEMBANGUNAN KABUPATEN PAMEKASAN


Berdasarkan Rencana Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Pamekasan
Tahun 2013-2018, visi Pemerintah Kabupaten Pamekasan adalah ”Terwujudnya
Pamekasan yang Bersih, Sehat, Cerdas, dan Sejahtera, Berlandaskan Iman dan
Taqwa Didukung Aparat yang Profesional”.

1.6 MISI PEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN


Merujuk pada visi Pemerintah Kabupaten Pamekasan di atas, Misi yang
dicanangkan adalah sebagai berikut:
a. Memperluas Pendidikan Berbasis Potensi Daerah dan Pemerataan Kualitas
Pendidikan
b. Meningkatkan dan Mengoptimalkan Hidup Bersih dan Sehat Melalui
Fasilitas Layanan Kesehatan.
c. Mempercepat Pembangunan Infrastruktur Layanan Publik.
d. Meningkatkan Pembangunan di Bidang Ekonomi dengan Prioritas Sektor
Pertanian dan Optimalisasi Komoditas Unggulan Daerah yang
Berwawasan Lingkungan.
e. Melakukan Percepatan Reformasi Birokrasi di Segala Bidang, dan Tata
Kelola Kepemerintahan yang Baik (Transparan dan Akuntabel)
f. Meningkatkan Kemudahan Pelayanan Publik yang Cepat, Sederhana Serta
Murah.

8
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan

1.6 TUJUAN DAN SASARAN


Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi potensi inovasi daerah di Kabupaten Pamekasan
yang prioritas untuk dikembangkan dalam kurun waktu sepuluh tahun
ke depan.
2. Merumuskan strategi pengembangan potensi inovasi daerah di
Kabupaten Pamekasan.
3. Memetakan potensi kolaborasi jangka pendek, jangka menengah, dan
jangka panjang antara perguruan tinggi dan industri untuk mendukung
pembangunan sosial, budaya, dan ekonomi masyarakat Pamekasan.

Berdasarkan tujuan penelitian di atas, hasil penelitian ini akan menitikberatkan


pada dua sasaran atau luaran, yaitu:
1. Pemetaan (roadma p) potensi kolaborasi antara perguruan tinggi dan
industri di kabupaten Pamekasan.
2. Rumusan pengembangan SIDa berdasarkan kerangka Societal
Knowledge Management.

9
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan

BAB 2
LANDASAN TEORI

2.1 KONSEP SISTEM INOVASI DAERAH (SIDa)


Sistem Inovasi Daerah (SIDa) seringkali dikaitkan dengan perencanaan
pembangunan suatu daerah. Perencanaan pembangunan tersebut erat kaitannya
dengan perbaikan dan penambahan infrastruktur derah guna menunjang aktifitas
perekonomian, pendidikan, dan kebudayaan warga masyarakat. Berdasarkan
peraturan Peraturan Bersama Kemenristek dan Mendagri Nomor 3 Tahun 2012
dan Nomor 36 tahun 2012, SIDa memiliki pengertian sebagai,

“keseluruhan proses dalam satu sistem untuk


menumbuhkembangkan inovasi yang dilakukan antar
institusi pemerintah, pemerintah daerah, lembaga
kelitbangan, lembaga pendidikan, lembanga penunjang
inovasi, dunia usaha, dan masyarakat di daerah” (pasal 1
ayat 2).

SIDa secara sederhana dapat difahami sebagai sebuah proses secara menyeluruh
yang dilakukan oleh institusi pemerintah dan lembaga terkait di suatu daerah
untuk mengembangkan inovasi potensial bersama dengan warga masyarakat.
Berdasarkan pemahaman tersebut, komitmen dan konsesus pemerintah daerah
yang dimanifestasikan dalam berbagai regulasi (policies) merupakan hal penting
dalam memperkuat daya saing masyarakat dan kesinambungan pembangunan
ekonomi daerah. Oleh sebab itu, perlu adanya upaya bersama dalam proses
pengembangan pola penyelenggaraan kebijakan publik yang berdasarkan hasil
penelitian maupun hasil kolaborasi antara tiga elemen; individu, kelembagaan,
dan sistem. Kolaborasi yang baik antara ketiga tataran tersebut akan membentuk
keterpaduan menyeluruh (heuristic alignment) dan kesinambungan pembangunan

10
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan

(sustainability development) daerah. Baik dalam hal ekonomi, pendidikan, sosial,


maupun budaya.

2.2 UNSUR SISTEM INOVASI DAERAH


Merujuk pada Peraturan Bersama Menteri Negara Riset dan Teknologi dan
Menteri Dalam Negeri Nomor 03 dan Nomor 36 Tahun 2012 tentang Penguatan
Sistem Inovasi Daerah, unsur penguatan SIDa teridiri dari tiga elemen utama,
yaitu: Kelembagaan SIDa, Jaringan SIDa, dan Sumber Daya SIDa.

Gambar 2.1 Unsur-Unsur Penguatan SIDa

2.3 ANALISIS SISTEM INOVASI DAERAH


Pendekatan yang lazim digunakan untuk mengakomodir proses analisis SIDa
adalah ANIS (Analysis of National Innovation System). Pendakatan ANIS
merupakan aktualisasi kontekstual terhadap beberapa indikator dan variabel yang

11
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan

selaras dengan visi dan misi Pemerintah Daerah ke dalam tiga level inovasi, yaitu;
level makro (policy), level meso (support), dan level mikro (capacity building).
a. Level Makro
Level makro erat kaitannya dengan tingkat inovasi di ranah kebijakan.
Artinya, kondisi kerangka kerja pemerintahan yang tertuang dalam
peraraturan dan kebijakan akan memperngaruhi iklim inovasi.
b. Level Meso
Level ini merupakan manifestasi dari kontribusi lembaga atau SKPD di
suatu daerah dalam mendukung program inovasi. Dukungan dari lembaga
inovasi terhadap program inovasi yang dicanangkan merupakan kalusul
penting penguatan SIDa dapat direalisasikan dengan baik.
c. Level Mikro
Meskipun memiliki ruang lingkup kecil, level ini menitikberatkan pada
variabel inovasi di tengah-tengah masyarakat, baik pemerintahan maupun
non-pemerintahan (universitas, lembaga penelitian, perusahaan, UMKM,
dan organisasi kemasyarakatan). Dengan demikian, dukungan pada level
ini dapat dikatakan sebagai modal utama terciptanya penguatan SIDa.

2.3 SOCIETAL KNOWLEDGE MANAGEMENT (SKM)


Peran pengetahuan (knowledge) sebagai pedoman kemasyarakatn (societal
guidance) dan kepemimpinan (governance) sudah dicetuskan oleh Hayek sejak
tahun 1945 di jurnal The American Economic Review. Peran tersebut pada
awalnya belum jelas terlihat di masyarakat hingga pertengahan 1980-an ketika
Romer memasukkan aspek ekonomi pengetahuan yang dapat diterima sebagai
salah satu faktor pembangunan ekonomi nasional, regional, maupun global.
Gagasan Hayek dan Romer akan lebih mudah dipahami dari sudut pandang
Drucker (1969) yang memperkenalkan ‘kelas’ pekerja pengetahuan (knowledge
worker) dalam ekonomi pengetahuan modern (the modern knowledge economy).
Berdasarkan penjelasan tersebut, pengetahuan, ekonomi, dan masyarakat adalah
tiga aspek penting yang mendukung pembangunan nasional guna memperkuat
partisipasi suatu negara pada level ekonomi global. Selain itu, hampir seluruh

12
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan

negara di dunia sedang berjuang untuk memasuki era eknomi pengetahuan global
(globalized knowledge economy). Oleh sebab itu, Karl M. Wiig (2007)
menegaskan bahwa “every nation needs to manage knowledge effectively” untuk
bisa bertahan dan bersaing secara ekonomi, sosial, dan politik. (p. 142).

Ulasan di atas memberikan pemahaman bahwa pengelolaan ilmu pengetahun di


level ‘state’ atau negara sangat diperlukan sebagai salah satu kerangka dasar
ketahanan. Wiig (2007) dalam conceptual paper-nya menyatakan bahwa dampak
paling nyata dari SKM yang komprehensif adalah peningkatan daya saing dan
kualitas hidup masyarakat. Lebih lanjut mengenai SKM, Joanna Käpylä (2012)
mengidentifikasi bahwa framework SKM yang baik akan memungkinkan
masyarakat untuk mengelola pengetahuan mereka untuk kepentingan ekonomi,
sosial, dan budaya. Hal yang tidak jauh berbeda juga dikemukakan oleh Yulong
Li et al. (2012). Li menggarisbawahi bahwa engagement dalam SKM dapat
meingkatkan kualitas pengetahuan organsasi melalui kolaborasi. Dengan kata
lain, pengetahuan dapat dijadikan modal untuk kemajuan masyarakat dengan
dukungan kolaboratif lembaga atau institusi terkait; pemerintah, perguruan tinggi,
dan pelaku usaha/industri.

2.4 KOLABORASI: PENATAAN JARINGAN SIDa


Salah satu unsur penguatan SIDa, seperti penjabaran pada poin 2.2 di atas,
penataan jaringan SIDa merupakan hal vital yang harus mendapat perhatian penuh
Pemerintah Daerah. Kajian empiris mengenai penataan jaringan SIDa secara
khusus dapat diaktualisasikan ke dalam skema kolaborasi yang dapat
mensinergikan unsur sumber daya dan unsur kelembagaan SIDa.

A. Penataan Jaringan SIDa


Jaringan SIDa memungkinkan adanya interaksi antar lembaga atau organisasi
yang terlibat di dalam penguatan SIDa. Konsep interaksi tersebut membuka

13
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan

kahzanah kerjasama kolaboratif yang dapat dilakukan sesuai amanat Peraturan


Menteri terkait SIDa, yaitu:
1 Komunikasi intensif antara lembaga SIDa.
Kegiatan komunikasi intensif yang dimaksud adalah terselenggaranya
kelompok diskusi terfokus, seminar, lokakarya, symposium, dan kegiatan
lainnya. Selain itu, komunikasi intensif juga mencakup kegiatan kerjasama
kelitbangan yang didukung oleh forum komunikasi penelitian dan
pengembangan daerah.
2 Mobilisasi sumber daya manusia.
Empat kegiatan utama dalam hal mobilisasi sumber daya manusia terkait
dengan kerjasama kepakaran, keahlian, komptensi, dan keterampilan
antara pemerintah kabupaten, pemerintah provinsi, pemerintah pusat, dan
lembaha non-pemerintahan.
3 Optimalisas pendayagunaan HKI, informasi, sarana, dan prasarana ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Kegiatan optimalisasi yang dimaksud pada poin ke tiga di atas lebih pada
pemanfaatan HKI, informasi terkait SIDa, dan optimalisasi pemanfaatan
sarana dan prasarana SIDa.

Berdasarkan ketiga elemen terkait penataan jaringan SIDa di atas, dapat ditarik
kesimpulan bahwa unsur ini memiliki dimensi yang lebih luas untuk
diimplementasikan ke dalam sebuah kerangka roadmap penguatan SIDa (Gambar
2.2). Elaborasi kelembagaan SIDa ke dalam jaringan membutuhkan kerangka
kolaboratif yang dapat mengakomodir lanksap sosial kemasyarakatan. Oleh sebab
itu, framework SKM di atas akan digunakan oleh peneliti sebagai dasar
penyusunan model kolaborasi penguatan SIDa di Kabupaten Pamekasan.

14
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan

Gambar 2.2 Penataan Jaringan kolaboratif SIDa

B. Kolaborasi Kelembagaan SIDa: Perguruan Tinggi, Institusi Pemerintah,


dan Organisasi Kemasyarakatan.

Studi empiris mengenai kolaborasi antara universitas, industri, dan masyarakat


sudah banyak dilakukan oleh beberapa akademisi, misalnya; Salleh & Omar
(2013), Bektaş & Tayauova (2014), dan Fiaz (2013). Hasil studi-studi tersebut
mengungkap kompleksitas fenomena kolaborasi antara ketiga entitas tersebut.
Kompleksitas tersebut dapat dikaji berdasarkanruang lingkup organisasi mulai
dari level korporasi hingga level nasional.

Pada level nasional, Salleh dan Omar (2013) mengambil contoh kasus di Malaysia
untuk mengembangkan model kolaborasi universitas-industri. Mereka melakukan
review terhadap menejemen kolaborasi, formasi integrasi pengetahuan, dan

15
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan

kegiatan penelitian. Hasil studi Salleh dan Omar (2013) menekankan pada
pentingnya campur tangan pemerintah melalui unit kerja bidang pendidikan
(misalnya; kementerian pendidikan) untuk menjembatani proses
kolaborasi.Berbeda dengan Salleh dan Omar, studi yang dilakukan Bektas dan
Tayaouva (2014) menitikberatkan pada aktifitas kooperatif universitas-industri.
Aktifitas kooperatif antara kedua institusi tersebut sangat berperan sebagai
stimulus kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat dimanfaatkan oleh
industri – dan juga masyarakat. Empat faktor utama kolaborasi dalam model yang
dikembangkan Bektas dan Tayaouva yaitu; universitas, industri, pemerintah, dan
organisasi kemasyarakatan.

Selain implikasi signifikan pada level nasional, kolaborasi Universitas dan


industri membuka ruang inovasi dan intensifikasi ilmu pengetahuan untuk
kepentingan kemasyarakatan. Fiaz (2013) mendemonstrasikan bagaimana
penelitian yang dihasilkan universitas secara komulatif mempengaruhi kemajuan
teknologi dan perbaikan ekonomi di Cina. Fiaz menggunakan metode kuantitatif
untuk mengkaji determinasi pusat penelitian dan pengembangan terhadap kinerja
industri. Sebagai determinant, pusat penelitian dan pengembangan – yang
disupport oleh universitas – memunculkan korelasi apik di tengah-tengah
masyarakat melalui kolaborasi ilmu pengetahuan tangible. Bolling & Eriksson
(2016) memaparkan beberapa hambatan kolaborasi universitas-masyarakat dalam
konteks akademik di Swedia. Hambatan dan tantangan tersebut diartikulasikan
dalam sebuah sistem VINNOVA (Swedish Governmental Agency for Innovation
System). Sistem yang diampu pemerintah Swedia tersebut berfungsi sebagai alat
evaluasi kolaborasi universitas-masyarakat. Melalu sistem ini, Bolling &
Erriksson mengidentifikasi tantangan kolaborasi yang terkait dengan kebijakan
pemerintah. Mereka menyimpulkan bahwa kompleksitas tantangan kolaborasi
terletak pada bias indikator-indikator capaian untuk keperluan evaluasi. Kesulitan
dalam menentukan penilaian dan keluasan aspek kolaborasi antara universitas-
masyarakat merupakan dua hal utama yang perlu ditekankan dalam konstruksi
kolaborasi.

16
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan

Gambar 2.3 Kolaborasi Universitas-Industri (Salleh & Omar, 2013, p.662)

Beberapa studi tersebut seraca empiris dapat dijadikan sebagai acuan untuk
mengebangkan model kolaborasi dalam penelitian ini. Selain itu, studi tersebut
mengisyarakatkan peningkatan fungsi dan peranan universitas dalam masyarakat
yang mulai digerakkan oleh informasi dan pengetahuan dalam segala aspek
kehidupannya. Oleh sebab itu, beberapa akademisi akhir-akhir ini mulai
menggaungkan ‘revolusi’ peran universitas sebagai sebuah fenomena nyata di
masyarakat. Shankar et al. (2013) merekomendasikan framework kolaborasi yang
dapat diguanakan masyarakat untuk menjaga keutuhan pengetahuan yang mereka
miliki dengan meningkatkan saluran informasi dan komunikasi (Gambar 2.4).

17
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan

Gambar 2.4 Collaborative Framework sebagai upaya menjaga


Pengetahuan di Organisasi (Shanker et a., 2013, p. 2058

Fenomena tersebut secara eksplisit telah menggiring pemerintah untuk bertaruh


dengan mengeluarkan kebijakan maupun anggaran guna menciptakan iklim
kolaboratif yang berorientasi pada pembangunan dan kemajuan. John Brennan
(2012) menangkap fenomena tersebut dengan mempertanyakan eksistensi
universitas ketika masyarakat sudah berdampingan dengan informasi dan
pengetahuan. Hal menarik yang diungkapkan Brennan berkaitan dengan posisi
universitas dalam masyarakat saat ini; apakah universitas terpisah atau menjadi
suatu bagian integral dari agenda masyarakat di berbagai bidang? Pertanyaan ini
merupakan tantangan riil bagi universitas di masa depan. Di akhir tulisannya,
Brennan menyatakan bahwa peran universitas masih akan diakui dalam validasi
dan akreditasi meskipun transfer pengetahuan dan inovasi (mungkin) sudah
diambil alih oleh masyarakat dan korporasi.

18
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan

Berdasarkan ulasan teoritis tersebut, penelitian ini mengambil porsi model


kolaborasi antara universitas, perusahaan, dan masyarakat. Lebih lanjut penelitian
ini diharapkan dapat mengungkapan stimuli proposional terhadap peranan
pergruan tinggi terhadap kemajuan daerah.

2.5 HUBUNGAN DOKUMEN PENGUATAN SIDa


Sebagai sebuah gerakan terstruktur yang memiliki dasar hukum dan anggaran
jelas, program penguatan SIDa memiliki proses yang cukup panjang yang disertai
dengan dokumen penunjang sebagai dasar penyusunan kebijakan maupun strategi.

Gambar 2.5 Hubungan Dokumen-Dokumen Penguatan SIDa

Secara garis besar, proses penyusunan program penguatan SIDa terkait dengan
beberapa dokumen perencanaan mulai dari level nasional hingga daerah, baik
jangka panjang, menengah, maupun jangka pendek. Adapun dokumen yang
terkait dengan proses ini meliputi; Rencana Pembangunan Nasional Jangka
Panjang (RPJPN), Renacana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN), Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) dan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi, serta RPJPD dan
RPJMD Kabupaten/Kota.

Perlu diketahui bahwa ruang lingkup laporan ini adalah tingkat Kabupaten, yaitu
Kabupaten Pamekasan. Oleh sabab itu, dokumen yang dijadikan acuan atau
rujukan penyusunan Roadmap Penguatan SIDa adalah RPJMD Provinsi Jawa
Timur tahun 2014 – 2019 dan RPJMD Kabupaten Pamekasan tahun 2013-2018.

19
BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1 PENDEKATAN PENELITIAN


Pendekatan penelitian ini adalah eksploratif sekuensial (exploratory sequential
research) dengan metode penelitian gabungan (mixed method). Creswell (2014)
menjelaskan bahwa penelitian eksploratif merupakan jenis penelitian yang
digunakan untuk mendeskripsikan permasalahan dengan mengidentifikasi dan
mengeksplorasi konsep atau fenomena. Jenis penelitian ini memungkinkan
peneliti untuk membentuk kerangka penelitian yang lebih mendalam dengan dua
fase pengumpulan data kuantitatif yang kemudian dilanjutkan dengan
pengumpulan data kualitatif atau sebaliknya. Berdasarkan kerangka pengertian
mengenai penelitian eksploratif tersebut, tujuan pendekatan ini jelas untuk
menemukan dan menidentifikasi keberadaan fenomena-fenomena yang
selanjutnya dapat dijadikan rujukan pada tingkat penelitian lanjutan atau
perumusan terhadap permasalahan yang ada di lapangan (Cresswell, 2014).
Meskipun pendekatan eksploratif tidak selalu efektif jika digunakan sebagai dasar
pengambilan keputusan, hasil penelitian eksploratif dapat dijadikan sebagai
langkah awal untuk menentukan fenomena dan permasalahan meskipun tidak
banyak data yang tersedia di lapangan.

Populasi penelitian ini adalah perguruan tinggi dan pelaku dunia usaha, termasuk
Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) di Kabupaten Pamkeasan. Teknik penentuan
sampel pada penelitian ini menggunakan purposive sampling. Teknik ini
merupakan salah satu tipe sampling non-probabilitas (nonprobability sampling) di
mana hasil penelitian ini akan memberikn kemungkinan bagi peneliti untuk
memahami permasalahan dan mecapai tujuan penelitian (Creswell, 2014).

20
3.2 TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Teknik pengumpulan data tahap awal yang akan digunakan pada penelitian ini
adalah indepth interview untuk mengumpulkan data kualitatif tentang berbagai
potensi dan inovasi daerah yang prospektif dikembangkan di Kabupaten
Pamekasan (Tabel 3.1). Sedangkan Focus Group Discussion (FGD) dilakukan
setelah data awal diperoleh. Data dari pengumpulan awal digunakan untuk
menyusun pedoman FGD (Tabel 3.2). Penggunaan metode FGD dalam
penelelitian ini diharapkan mampu memberikan gambaran yang lebih
komprehensif mengenai potensi innovasi dan kolaborasi guna mendukung
program SIDa di kabupaten Pamekasan. Selain itu, hasil FGD akan bermanfaat
sebagai dasar pembuatan roadmap potensi kolaborasi.

a. Indepth Interview

Pada pengambilan data, dilakukan metode indepth interview yang mana


merupakan cara mengambil data/keterangan dengan memberikan sejumlah
pertanyaan sesuai pedoman pertanyaan yang telah disusun pada informan yang
telah dipilih mengenai penelitian dengan cara berinteraksi secara langsung.
Pertanyaan yang diajukan berkisar mengenai kerjasama yang dilakukan untuk
SIDa, potensi ector apa saja yang mampu dikembangkan, tantangan dan
kendala, rencana ke depannya, hingga kolaborasi antara pihak terkait SIDa.

Data yang diperoleh dari hasil indepth interview dan focus group discussion
(FGD) akan diolah dengan teknik coding sederhana sebagai data primer
penelitian. Sedangkan Microsoft Excel akan digunakan untuk tabulasi data hasil
analisis. Metode tersebut digunakan dengan alasan kesesuaian fitur dengan
tujuan/luaran (outcome) penelitian; memetakan dan merumuskan aspek kolaborasi
guna mendukung peningkatan SIDa.

21
Tabel 3.1 Lokasi dan Responden Wawancara
Jumlah
Institusi
Responden
Sekolah Tinggi Ilmu Agama Islam Negeri (STAIN)
1 orang
Pamekasan
Universitas Madura (Unira) 1 orang
Universitas Islam Madura (UIM) 1 orang
Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Khairat 1 orang
BAPPEDA Pamekasan 2 orang
TOTAL 6 orang

b. Focus Group Discussion (FGD)

Focus Group Discussion (FGD) dilakukan sebagai proses pengumpulan


informasi terkait dengan SiDa ini. Secara spesifik, FGD berbentuk diskusi
kelompok yang terarah. Diskusi ini dipinpin oleh moderator yang mendorong
peserta diskusi agar berargumentasi mengenai SIDa. Interaksi antara setiap
peserta dikusi merupakan hal penting untuk memperoleh informasi, peserta
diskusi mempunyai kesempatan yang sama untuk mengajukan dan memberi
pertanyan, memberikan sebuah tanggapan atau komentar dalam diskusi ini.

Adapun tujuan Focus Group Discussion ini adalah untuk memperoleh informasi
maupun masukan dari suatu permasalahan yang menyangkut SIDa, baik yang
sudah berjalan maupun yang belum berjalan dengan baik. Berbagai permsalahan
yang terungkap akan didiskusikan lebih lanjut oleh peserta FGD lainnya. Dengan
demikian, hal-hal krusial terkait berbagai kendala dan permasalahan dapat
ditangani bersama-sama.

22
Tabel 3.2 Peserta Focus Group Discussion

No. NAMA INSTANSI

1 Mulyadi DISTAN PHP


2 Agus Kaharoellah STAIN Pamekasan
3 Buna’i STAIN Pamekasan
4 Fathor Rahiem DISKAN
5 Supandi Universitas Islam Madura
6 Rudi Subagio Adi DISKOP & UM
7 Fatharir BAPPEDA Pamekasan
8 Nova Dinas Perpustakaan dan Kearsipan
9 Nurul Hariyanto BAPPEDA Pamekasan
10 Faral Dillah Universitas Madura

c. Data Primer

Data primer yang digunakan pada penelitian ini adalah data kualitatif hasil
wawancara mendalam dan FGD. Data primer digunakan sebagai acuan
penyusunan strategi jangka panjang terkait penguatan SIDa di Kabupaten
Pamekasan.

d. Data Sekunder

Guna meningkatkan hasil analisis dan kesesuaian cakupan penelitian atau


penyusunan roadmap penguatan SIDa di Kabupaten Pamekasan, tim peneliti
melakukan analisis terhadap beberapa laporan resmi yang diterbitkan oleh
Pemerintah Kabupaten Pamekasan, diantaranya adalah:

1. Pamekasan Dalam Angka 2016

2. Statistik Daerah Kabupaten Pamekasan tahun 2016

3. Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Kabupaten


Pamekasan tahun 2014.

23
4. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten
Pamekasan 2013-2018.

Laporan-laporan tersebut digunakan sebagai data awal penyusunan roadmap


penguatan SIDa. Kesesuaian data sekunder akan membantu peneliti melakukan
pengkajian lebih lanjut terhadap analisis data primer sehingga hasil penelitian ini
lebih reliable dan applicable.

e. Variabel dan Indikator

Variabel dan indikator penelitian ini digunakan sebagai alat untuk memilah fokus
analisis sesuai dengan tujuan penelitian. Berikut adalah variabel dan indicator
pada penelitian ini.

Tabel 3.1 Variabel dan Indikator

No Variabel Indikator

Regulasi UMKM
Regulasi Penanaman Modal
1 Kebijakan dan Regulasi
Regulasi Penguatan Inovasi
Regulasi Kolaborasi

Perkembangan Klaster Inovasi


2 Perkembangan Klaster Inovasi Bentuk Klaster Inovasi
Fokus Klaster Inovasi

SDM Lembaga Inovasi


3 Lembaga Pendukung Inovasi Kerjasama Inovasi
Program Inovasi Lembaga

Kondisi Infrastruktur Inovasi


4 Infrastruktur Pendukung Inovasi Penggunaan Infrastruktur Inovasi
Jaringan Infrastruktur Inovasi

Sinergi Program Prioritas


5 Peluang Kolaborasi
Perencanaan Program Prioritas

24
3.4 TAHAPAN PENYUSUNAN ROADMAP SIDa

Pedoman penyusunan sebuah roadmap penguatan SIDa yang lazim digunakan


oleh beberapa pemerintah daerah adalah pedoman yang dikeluarkan oleh BPPT
tahun 2013. Luaran yang dicapai dengan adanya pedoman ini adalah rancangan
awal roadmap penguatan SIDa yang dapat digunakan Pemerintah Daerah untuk
menyusun atau mengubah arah kebijakan, serta strategi evaluasi terhadap SIDa
yang sedang berjalan. Berikut adalah pedoman tahapan penyusunan roadmap
penguatan SIDa yang dikemukakan oleh BPPT tahun 2013.

Gambar 3.1 Panduan Penyusunan Roadmap Penguatan Sistem


Inovasi Daerah, BPPT, 2013

25
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan

BAB 4
POTENSI PENGUATAN SIDa

4.1 PROFIL KABUPATEN PAMEKASAN


4.1.1 Gambaran Umum Wilayah

Secara astronomis, Kabupaten Pamekasan berada pada 6051’ – 7031’ Lintang


Selatan dan 113019’ - 113058’ Bujur Timur. Secara administrasi, kabupaten
Pamekasan mempunyai batas wilayah yaitu sebelah utara bebatasan dengan Laut
Jawa, sebelah timur dengan kabupaten Sumenep, sebelah selatan dengan Selat
Madura, dan sebelah barat dengan kabupaten Sampang. Meskipun termasuk
wilayah kecil, kabupaten Pamekasan adalah salah satu kabupaten yang paling
berkembang di Madura.

Tabel 4.1 Jumlah Kecamatan Kelurahan/Desa, Dusun, RW dan RT


di Kabupaten Pamekasan Tahun 2015

Kecamatan Kelurahan Desa Dusun RW RT


1. Tlanakan 17 91 4 8
2. Pademawu 2 20 101 86 233
3. Galis 10 53 63 133
4. Larangan 14 105 98 222
5. Pamekasan 9 9 35 105 316
6. Proppo 27 135 14 20
7. Palengaan 12 88
8. Pegantenan 13 85 30 93
9. Kadur 10 101 51 144
10. Pakong 12 56 16 48
11. Waru 12 72
12. Batumarmar 13 94
13. Pasean 9 96
Jumlah 11 178 1.112 467 1.217
Sumber: Kabupaten Pamekasan Dalam Angka 2016

Kabupaten Pamekasan tercatat sebagai salah satu kabupaten yang berprestasi di


pulau Madura. Luas wilayah administratif Kabupaten Pamekasan mencakup
79.230 hektar atau sekitar 1,71 % luas Provinsi Jawa Timur. Wilayah

26
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan

administratif Kabupaten Pamekasan terbagi menjadi 13 kecamatan dengan total


178 desa dan 11 kelurahan (Tabel 3.1). Jumlah penduduk pada tahun 2015 tercatat
mencapai 854.194 jiwa dengan komposisi 415.217 laki-laki dan 438.977
perempuan. Jumlah tersebut didominasi oleh penduduk usia produktif (antara 15
hingga 65 tahun.

4.1.2 Karakteristik Wilayah

Di Kabupaten Pamekasan, terdapat sumber daya yang tersebar menjadi 8


kawasan, yaitu:

1. Kawasan pemukiman/perkampungan seluas 11.524,10 hektar yang


tersebar di 13 kecamatan, dan yang paling luas berada di kecamatan
Larangan seluas 584,6 hektar dan yang terkcil berada di kecamatan Galis
281,16 hektar (berdasarkan data tahun 2007).
2. Kawasan Sawah terbagi menjadi 3 jenis, yaitu sawah irigasi, drainese, dan
tadah hujan. Sawah irigasi 1.386,00 hektar, sawah semi irigasi seluas
5.213,03 hektar, dan yang paling luas adalah sawah tadah hujan yang
seluas 8.569,00 hektar. Hal ini dikarenakan keadaan tanah yang tidak
kedap air. Sawah irigasi hanya terdapat di kecamatan Tlanakan, Proppo,
Peganten, Pakong, Batumarmar dan Pasean.
3. Kawasan Tegalan menjadi kawasan yang paling luas diantara yang lain,
yaitu seluas 32.966,34 hektar dan tersebar merata di 13 kecamatan. Paling
luas terdapat di Batumarmar (4.882,10 hektar) dan paling kecil di Pakong
(215,25 hektar).
4. Kawasan hutan. Kabupaten Pamekasan memiliki wilayah hutan seluas
1.218,8 hektar yang terdapat di 5 kecamatan, yaitu Tlanakan, Pademawu,
Galis, Waru, dan Batumarmar.
5. Kawasan tambak garam, udang dan bandeng. Kawasan ini seluas 2.229,1
hektar yang tersebar di 3 kecamatan yaitu Tlanakan, Pademawu, dan
Galis.

27
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan

6. Kawasan jasa perdagangan. Di Pamekasan, kawasan ini seluas 238,2 yang


tersebar di 13 kecamatan. Terbesar di kecamatan Pamekasan (360 hektar)
dan paling kecil di kecamatan Pakong (11,0 hektar).
7. Kawasan industri pertanian mempunyai luas 92,40 hektar yang tersebar di
10 kecamatan, yaitu Tlanakan, Pademawu, Galis, Pamekasan, Larangan,
Pegantenan, Kadur, Pakong, Waru dan Batumarmar. Terluas di kecamatan
Pademawu (32,4).
8. Kawasan tambang mempunyai luas 9.0 hektar yang berada di kecamatan
Kadur.

4.1.3 Aparat Pemerintahan

Kabupaten Pamekasan dipimpin oleh pasangan Bupati dan Wakil Bupati yang
dibantu oleh Sekretaris Daerah, tiga orang asisten, sepuluh kepala bagian, dan
lima orang staf ahli. Dalam menjalankan roda pemerintahan, Bupati disokong
oleh 32 kepala dinas/badan/kantor/satker, serta 13 orang camat. Sebagian besar
(51%) aparat pemerintahan memiliki tingkat pendidikan Sarjana atau D4,
sedangkan 24% merupakan lulusan SLTA, dan 17% lulusan D3 atau sederajat.
Sebanyak 6% memiliki pendidikan pascasarjana, dan hanya 2% yang hanya
lulusan SLTP.

Tabel 4.2 Dinas, Badan, dan Kantor di Kabupaten Pamekasan

Dinas Badan Kantor


Dinas Kesehatan Badan Perencanaan Kantor Perpustakaan dan
Pembangunan Daerah Arsip Daerah
(BAPPEDA)
Dinas Pendidikan Badan Pengelolaan Kantor Ketahanan Pangan
Keuangan dan Aset
Dinas Perindustrian dan Badan Lingkungan Hidup Satuan Polisi Pamong Praja
Perdagangan
Dinas Pertanian Badan Kepegawaian Komisi Pemilihan Umum
Daerah (KPU)
Dinas Peternakan Bapemas dan Pemerintahan Kantor Pelayanan Perizinan
Desa Terpadu
DInas Kehutanan dan Badan Pemberdayaan RSUD Kabupaten
Perkebunan Perempuan Pamekasan

28
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan

Dinas Badan Kantor


Dinas Perikanan dan Badan Penanggulangan Kantor Urusan Agama
Kelautan Bencana
Dinas PU Bina Marga Balitbangda
Dinas UP Cipta Karya dan Badan Pusat Statistik
Tata Ruang Daerah
Dinas PU Pengairan
Dinas Komunikasi dan
Informasi
Dinas Koperasi dan
UMKM
Dinas Sosial, Tenaga Kerja
dan Transmigrasi
Dinas Kependudukan dan
Capil
Dinas Pemuda, Olahraga,
dan Kebudayaan
Dinas Pendapatan

Di sisi legislatif, sebanyak 45 anggota DPRD yang terbagi ke dalam 4 komisi


menjadi support system dan menjalankan fungsi control pemerintah Kabupaten
Pamekasan dalam menjalankan good governance.

4.1.4 Perekonomian

Menurut BPS Kabupaten Pamekasan, 2014, Pertumbuhan nilai PDRB Atas Dasar
Harga Berlaku pada tahun 2012 sebesar 6.358.529,02 juta rupiah, pada tahun
2013 mengalami kenaikan sebesar 7.177.900,84, dan pada tahun 2014 naik lagi
sebesar 7.985.414,68. Sama halnya dengan PDRB ADHB, pada PDRB Atas
Dasar Harga Konstan mengalami kenaikan dari tahun 2012 sebesar 2.453.150,29
juta rupiah, pada tahun 2013 naik sebesar 2.607.103,71 juta rupiah, dan pada
tahun 2014 naik sebesar 2.753.883,65 juta rupiah. PDRB merupakan jumlah nilai
tambah barang dan jasa yang diperoleh dari seluruh hasil kegiatan perekonomian
seluruh daerah dalam periode tertentu (LAKIP Pamekasan, 2014).

Data terbaru menunjukkan bahwa pertumbuhan PRDB perkapita Kabupaten


Pamekasan selalu lebih tinggi daripada pertumbuhan jumlah penduduk. Artinya,

29
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan

terjadi peningkatan signifikan dan berimbang antara kenaikan PRDB dan jumlah
penduduk. ADHB Kabupaten mengalami peningkatan dari Rp. 6,99 triliun di
tahun 2010 menjadi 12,31 triliun di tahun 2015. Sedangkan ADHK tercatat
menyentuh angka 9,32 triliun di tahun 2015. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten
Pamekasan secara garis besar mengalami penurunan sejak tahun 2013 hingga
tahun 2015. Namun, penurunan tersebut tidak terlepas dari perlambatan
perekonomian tingkat provinsi dan nasional.

Gambar 4.1 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Pamekasan 2013 -2015


Sumber: BPS Kabupaten Pamekasan

Terdapat 3 kelompok sektor terbesar di kabupaten Pamekasan, yaitu premier yang


mengedepankan pertanian, sekunder dengan sektor bangunan, dan tersier dengan
hotel, perdagangan, dan restoran. Sektor-sektor tersebut merupakan pemicu
perekonomian Kabupaten Pamekasan (LAKIP Kabupaten Pamekasan, 2014).
Pertumbuhan perekonomian Kabupaten Pamekasan ini mengalami naik turun.
Pada tahun 2012 ke 2013 mengalami penurunan, lalu pada 2014 mengalami
kenaikan. Pembangunan Jembatan Suramadu yang menghubungkan Madura-
Surabaya, adanya event-event seperti lomba kerapan sapi, pagelaran sapi seronok,
car free day di Alun-Alun Arek Lancor, menjadi faktor-faktor yang

30
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan

mempengaruhi pertumbuhan perekonomian Kabupaten Pamekasan. Dalam hal


pengelolaan keuangan daerah, diprediksi realisasi anggaran pendapatan daerah
sebesar Rp1.419.852.623.667,57. Hal ini dilakukan sesuai dengan azas
pengelolaan keuangaan daerah, yaitu aspek keterbukaan (LAKIP Kabupaten
Pamekasan, 2014).

4.1.4 Sosial dan Kependudukan

Sesuai data dari BPS Pamekasan tahun 2016, penduduk Kabupaten Pamekasan
tercatat sebanyak 845.314 jiwa, dimana laki-laki berjumlah 410.800 jiwa dan
perempuan 434.514 jiwa. Sex ratio tercatat sebesar 94.5 dengan pertumbuhan
penduduk sebesar 1.21% dari tahun 2010. Selama lima tahun terakhir, penduduk
Kabupaten Pamekasan mengalami pertumbuhan sekitar 64 jiwa tiap 1 km2.
Sebagian besar penduduk (68,8%) merupakan usia produktif (15-64 tahun).
Sedangkan dependency ratio penduduk Pamekasan mencapai angka 45,3% di
mana 100 penduduk penduduk di usia produktif bertanggungjawab terhadap
sekitar 45 penduduk non-produktif. Angka pengangguran yang tercata pada tahun
2014 sebesar 10.035 penduduk. Jumlah ini mengalami peningkatan signifikan
pada tahun 2015 yang menyentuh angka 18.948.

Sejalan dengan pertumbuhan eknomomi, indeks pembangunan manusia (IPM)


atau human development index Kabupaten Pamekasan menunjukkan peningkatan
selama lima tahun terakhir. IPM Kabupaten Pamekasan merupakan yang tertinggi
dibandingkan dengan Kabupaten Lain di Pulau Madura selama lima tahun
terakhir. Pada tahun 2010 tercatat sebesar 59.37%, sedangkan pada tahun 2015
angka tersebut mencapai 63,10%. Peningkatan IPM tersebut disebabkan oleh
melambungnya perbaikan di beberapa sektor. Kontribusi tertinggi adalah indeks
kesehatan yang mencapai 72,09%. Disusul oleh indeks pendapatan (62,07%), dan
indeks pendidikan sebesar 56,16%. Namun demikian, indeks literasi masyarakat
Kabupaten Pamekasan belum menunjukkan perkembangan yang signifikan.

31
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan

Selama lima tahun terakhir, indeks literasi hanya naik sekitar 1% sejak tahun
2010 (12,34%) hingga 2015 (13,34%).

Meskipun luas wilayah Kab. Pamekasan merupakan yang terkecil diantara tiga
kabupaten lain di Madura, jumlah perguruan tinggi yang terdapat di Pamekasan
merupakan yang tertinggi dibandingkan kabupaten lain. Oleh sebab itu, iklim
akademik di Kabupaten Pamekasan merupakan yang paling menjanjikan. Iklim
akademik yang dimaksud adalah kegiatan pengajaran, penelitian, dan pengabdian
masyarakat. Selain itu, iklim akademik yang baik merupakan keuntungan
tersendiri bagi Kabupaten Pamekasan dalam hal ketersediaan tenaga kerja-tenaga
kerja prospektif yang dihasilkan dari perguruan tinggi yang ada. Dengan kata lain,
reproduksi dan pengembangan pengetahuan lebih terjamin dalam wilayah lokal
pemerintah daerah. Berikut adalah sebaran jumlah perguruan tinggi negeri
maupun swasta di Pulau Madura.

Tabel 4.3 Sebaran Jumlah Perguruan Tinggi (PT) di Madura


Kabupaten Jumlah PT
Pamekasan 16
Sumenep 7
Sampang 4
Bangkalan 9

Sumber: Kabupaten Pamekasan dalam Angka 2016

Hingga awal tahun 2017, sebanyak enam belas perguruan tinggi telah berdiri di
Kab. Pamekasan. Perkiraan jumlah mahasiswa yang menempuh pendidikan tinggi
di beberapa perguruan tinggi tersebut adalah sekitar 12.255 mahasiswa yang
didukung oleh sekitar 400 tenaga pengajar/dosen. Data kasar tersebut merupakan
potensi besar untuk pengembangan sistem inovasi daerah (SIDa) dari aspek
sumber daya manusia sebagai kolaborator dan inisiator.

32
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan

4.2 KONDISI SIDA SAAT INI


4.2.1 Program SIDa Berjalan
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) merupakan suatu
fasilitas yang tersedia guna mensejahterakan masyarakat dan meningkatkan daya
saing bangsa. Kondisi yang ada saat ini, dunia global memiliki paradigma yang
besar terkait dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, hal tersebut dapat
meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat di suatu bangsa. Paradigma yang
ada ini merupakan proses transisi perekonomian suatu bangsa dari semula
berbasiskan pada sumber daya alam menjadi perekonomian berbasis pengetahuan
(Knowledge Based Economics). Perekonomian berbasis pengetahuan ini memiliki
keutamaan pada pengguanaa IPTEK sebagai faktor primer yang dapat
menggantikan modal, lahan, dan energi yang dapat meningkatkan daya saing
nasional maupun internasional.

Cara untuk meningkatkan daya saing nasional pada suatu negara yang telah
terbukti berhasi pada berbagai negara maju, indikatornya adalah adanya suatu
Sistem Inovasi Nasional yang dapat bersaing dengan produk luar lainnya di
tingkat nasional maupun tingkat internasinal. Ada berbagai macam faktor yang
mendorong satu daerah menyebabkan adanya suatu sistem inovasi pada suatu
daerah, sebagai berikut:

• Tekanan arus global yang semakin hari semakin meningkat;

• Produk di luar daerah semakin kompleks dan mempunyai siklus yang


singkat karena adanya perubahan teknologi dan tuntutan konsumen yang
semakin cepat;

• Terdapat perubahan persaingan pasar yang semakin cepat dan kompleks


yang dapat memunculkan berbagai dampak positif maupun negatif.

Terdapat tujuan utama lainnya dari adanya inovasi suatu daerah, yaitu untuk
meningkatkat daya ungkit peran IPTEK yang sesuai dan spesifik bagi daerah,

33
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan

selain itu untuk meningkatkan kemampuan Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM) dalam mengakses dan memanfaatkan IPTEK dan dapat
mengembangkan hasil litbang dari daerah tersebut. Kabupaten Pamekasan
memiliki beberapa komoditas unggulan yang dapat dijadikan suatu inovasi daerah
(Tabel 4.4).

Tabel 4.4
Perkembangan Kinerja Bidang Pendidikan
Kabupaten Pamekasan Tahun 2009 s.d 2012

Sumber: RPJMD Kabupaten Pamekasan 2013-2018

34
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan

Angka Partisipasi Kasar (APK) menunjukkan proporsi anak sekolah pada suatu
jenjang pendidikan dalam kelompok sesuai jenjang pendidikan tersebut.
Sedangkan Angka Partisipasi Murni (APM) menunjukkan proporsi anak sekolah
pada suatu kelompok usia tertentu yang bersekolah pada tingkat yang sesuai
dengan kelompok umurnya. APK dan APM di Kabupaten Pamekasan pada
masing-masing jenjang pendidikan dapat dijelaskan sebagai berikut: Angka
Partisipasi Kasar (APK) pada jenjang SD/MI pada tahun 2009 sebesar 111%,
tahun 2010 mengalami penurunan yang tidak terlalu signifikan sebesar 103,56%,
pada tahun 2011 naik lagi menjadi 113,30% dan pada tahun 2012 turun menjadi
sebesar 106%. Berdasarkan data dari rilis Pamekasan dalam Angka 2016, APM di
semua tingkat pendidikan pada tahun 2015 mengalami penurunan, khususnya di
tiga kecamatan; Pademawu, Pakong, dan Pasean yang angkanya kurang dari
100%.

Pada jenjang SMP/MTs tahun 2009 sebesar 86,63%, pada tahun 2010 mengalami
kenaikan sebesar 94%, pada tahun 2011 naik lagi menjadi sebesar 96,41% dan
pada tahun 2012 naik lagi menjadi sebesar 97%. Pada jenjang SMA/SMK/MA
pada tahun 2009 sebesar 66%, pada tahun 2010 naik menjadi sebesar 80 prosen,
pada tahun 2011 naik lagi menjadi sebesar 86 prosen dan pada tahun 2012 turun
menjadi sebesar 80,6 %.

Selanjutnya dilihat dari hasil Angka Partisipasi Murni (APM) pada jenjang SD/MI
pada tahun 2009 sebesar 97,50%, pada tahun 2010 naiksebesar 98,23 prosen, pada
tahun 2011 naik lagi sebesar 111%, dan pada tahun 2012 turun menjadi sebesar
97%. Pada jenjang SMP/MTs tahun 2009 sebesar 73,63%, tahun 2010
naikmenjadi sebesar 84%, dan pada tahun 2011 naik lagi menjadi sebesar 86%,
dan pada tahun 2012 naik lagi menjadi sebesar 89%. Pada jenjang
SMA/SMK/MA tahun 2009 sebesar 61 prosen, tahun 2010 naik menjadi sebesar
75%, pada tahun 2011 mengalami kenaikan menjadi 80%, dan pada tahun 2012
terjadi penurunan menjadi sebesar 76,5%.

35
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan

Tabel 4.5
Indikator Derajat Kesehatan Kabupaten Pamekasan
Tahun 2008 s.d 2012

Sumber: RPJMD Kabupaten Pamekasan 2013-2018

Tabel 4.6
Struktur Perekonomian Kabupaten Pamekasan Tahun 2009-2013

36
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan

Kualitas sumber daya manusia dapat ditingkatkan melalui peningkatan kesehatan


di masyarakat. Faktor kesehatan merupakan kebutuhan pokok dalam kehidupan
masyarakat. Untuk itulah Kabupaten Pamekasan menetapkan peningkatan
aksessibilitas dan kualitas serta pelayanan bidang kesehatan masyarakat pada
urutan ketiga prioritas pembangunan daerah. Pembangunan kesehatan lebih
diarahkan dalam upaya meningkatkan kualitas kehidupan dan kesehatan
masyarakat agar mampu secara mandiri memelihara kesehatan individu dan
keluarganya serta meningkatkan pelayanan kesehatan secara optimal kepada
masyarakat, khususnya masyarakat yang berpenghasilan rendah

Struktur ekonomi Kabupaten Pamekasan dapat dilihat dari kontribusi masing-


masing sektor dalam sumbangannya terhadap PDRB total ADHB. Pada tahun
2013 mengalami peningkatan 6,28 persen, melambat 0,004 persen dibanding
sebelumnya. Peranan terbesarnya di dukung oleh kegiatan ekonomi yang
tergabung dalam kelompok primer mengalami kelambatan 0,86 persen dibanding
dengan tahun 2012. Kondisi yang berbeda terjadi pada sektor sekunder dan sektor
tersier yang mengalami percepatan pertumbuhan masing-masing sebesar 1.30
persen dan 0,51 persen. Di setiap kelompok sektor ini memiliki andalan, yaitu
sektor pertanian (untuk kelompok sektor primer), sektor bangunan (untuk
kelompok sektor sekunder), dan sektor perdagangan, hotel, restoran (untuk
kelompok sektor tersier). Sektor-sektor tersebut merupakan pemicu roda
perekonomian Kabupaten Pamekasan karena sekitar 71,63 persen lebih kegiatan
ekonomi berasal dari sektor-sektor tersebut sehingga perlu mendapat perhatian
dalam rangka pengembangan perekonomian regional.

Di Kabupaten Pamekasan kelompok sektor primer pertanian selama periode


2009-2013 mengalami trend yang cenderung turun walaupun landai. Sedangkan
kelompok sektor tersier cenderung naik meskipun tidak signifikan. Fenomena ini
disatu pihak dapat diinterpretasikan sebagai sinyal positif, yaitu kelompok sektor
primer menstimulus kelompok sektor sekunder/industri dan kelompok sektor
tersier/jasa-jasa untuk berkembang lebih maju. Meskipun hal ini belum cukup

37
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan

menunjukkan terjadinya transformasi ekonomi sektoral dari agraris ke industri


atau jasa-jasa. Untuk menuju ke arah tersebut bisa saja terjadi membutuhkan
waktu yang relatif lama. Hal ini bisa dipahami karena sektor pertanian masih
menjadi pilihan utama bagi sebagian besar masyarakat Pamekasan.

Merujuk pada data statistik tahun 2016, struktur ekonomi Kabupaten Pamekasan
tidak mengalami perubahan siginifikan. Secara garis besar struktur ekonomi
Kabupaten Pamekasan masih didoninasi oleh tiga sektor utama, yaitu; pertanian
kehuatanan, dan perikanan (35,9%); kategori perdagangan dan reparasi kendaraan
bermotor (19,6%); dan, sektor konstruksi (10,1%).

Sebagai daerah yang sedang dalam proses transisi, harus diakui tidaklah mudah
untuk memastikan ketersediaan berbagai layanan publik, dan kebutuhan
masyarakat yang benar-benar merata. Akibat keterbatasan dana pembangunan,
sering terjadi arah dan fokus pembangunan dilakukan secara terbatas, sehingga
belum menyentuh aspek-aspek yang dibutuhkan masyarakat secara adil dan
merata. Kinerja Pemerintah Kabupaten Pamekasan yang masih membutuhkan
perhatian adalah:

1. Di bidang pembangunan dan penyediaan infrastruktur publik, beberapa


permasalahan yang timbul di lapangan adalah berkaitan dengan penyediaan
fasilitas penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik yang masih
belum maksimal, terutama berkaitan dengan upaya pengadaan tanah,
penyediaan fasilitas air bersih, serta pembangunan desa tertinggal yang
belum sepenuhnya dapat dipenuhi. Di sisi lain, ketersediaan infrastruktur di
bidang ekonomi umumnya juga belum tergarap dengan baik, karena
keterbatasan dana pembangunan yang ada. Dalam beberapa tahun terakhir,
ancaman bencana banjir yang terus terjadi di musim penghujan, seringkali
bukan hanya menimbulkan kerusakan fisik sejumlah sarana dan prasarana
layanan publik, tetapi juga menganggu kelangsungan hidup masyarakat.

38
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan

2. Di bidang pendidikan, angka partisipasi sekolah di jenjang SMA sederajat


umumnya belum berkembang dengan optimal, karena masih adanya krisis
kepercayaan di benak sebagian masyarakat terhadap arti penting sekolah.
Selain itu, harus diakui di Kabupaten Pamekasan juga belum terealisasi
secara maksimal profesionalisme guru dan tenaga pendidikan. Di
Kabupaten Pamekasan, untuk pembangunan bidang pendidikan harus diakui
masih ada sebagian guru dan tenaga pendidikan yang belum
memperlihatkan kinerja yang benar-benar profesional dalam
penyelenggaraan proses belajar-mengajar, terutama karena latar belakang
pendidikan yang sebagian belum sesuai dan juga karena ketidakmampuan
untuk membangun suasana belajar yang benar-benar joyfull learning dan
partisipatif.

3. Di bidang kesehatan, beberapa indikator kinerja yang belum tercapai secara


optimal, bukan hanya berkaitan dengan cakupan imunisasi anak yang belum
merata, dan promosi kesehatan yang belum mendapatkan dukungan yang
optimal dari stakeholder, tetapi juga berkaitan dengan belum tercipta
pemerataan dalam standarisasi sarana dan prasarana layanan kesehatan.

4. Di bidang ekonomi, berbagai permasalahan pembangunan yang dihadapi


dan membutuhkan perhatian adalah berkaitan dengan upaya untuk
mendorong perkembangan sektor riil yang fungsional bagi masyarakat
miskin, menciptakan lapangan kerja untuk para pengangguran yang masih
belum dapat direalisasi secara maksimal, dan di lapangan masih sering
terjadi missmatch antara profil tenaga kerja yang ada dengan kesempatan
kerja yang tercipta. Di sisi lain, kendati telah dilakukan pembinaan, tetapi
kualitas SDM pengelola koperasi dan UMKM umumnya masih
membutuhkan berbagai pembenahan. Di Kabupaten Pamekasan, sepanjang
tahun 2014 diketahui bahwa produktivitas sektor pertanian juga cenderung
menurun, terutama karena faktor anomali cuaca dan kepemilikan lahan yang
rata-rata sempit. Kondisi bidang perekonomian, seringkali masih belum

39
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan

berjalan mantap, karena faktor-faktor eksternal, seperti inflasi dan kenaikan


harga BBM yang menimbulkan efek domino yang membebani masyarakat.

5. Kendati kualitas layanan publik di berbagai bidang, khususnya kesehatan


dan pendidikan telah meningkat, namun demikian pemerataan ketersediaan
sarana dan prasana pelayanan publik, dan jumlah sumber daya manusia
yang ada umumnya masih belum sepadan dengan jumlah dan persebaran
masyarakat yang membutuhkannya.

Untuk mencapai sasaran penguatan sistem inovasi daerah, dibutuhkan strategi


yang tepat. Mengacu pada visi, misi dan sasaran penguatan sistem inovasi daerah
serta mempertimbangkan perkembangan terkini kebijakan pemerintah daerah
dalam membangun ekonomi regional, maka arahan strategi utama penguatan
Sistem Inovasi Daerah adalah sebagai berikut:

1. Penguatan pilar-pilar kebijakan tematik sistem dengan fokus utama pada


penguatan kerangka dasar penguatan Sistem Inovasi Daerah.

2. Penguatan sistem inovasi pada tataran sektoral, dengan fokus pada


penguatan klaster industri regional seperti yang tertuang dalam agenda dan
prioritas pembangunan jangka menengah daerah daerah serta posisi Provinsi
Jawa Timur dalam koridor ekonomi yang telah ditetapkan dalam MP3EI,
meliputi 2 (dua) hal yakni:

a. Pengembangan bisnis proses penguatan sistem inovasi pada upaya


mendukung pengembangan rantai nilai komoditas utama wilayah
kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur serta wilayah Provinsi Jawa
Timur sebagai koridor ekonomi yang telah ditetapkan dalam MP3EI.

b. Pengembangan bisnis proses penguatan sistem inovasi pada upaya


mendukung pengembangan konektivitas intra regional dan antar
regional sesuai MP3EI.

3. Penguatan Sistem Inovasi Daerah dengan fokus pada daerah-daerah yang


menjadi bagian dari pengembangan koridor ekonomi regional dan nasional.

40
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan

4. Penguatan jaringan inovasi dengan fokus pada keterkaitan antar aktor-aktor


pada sub sistem sumber daya inovasi dengan aktor-aktor pada sub sistem
industri serta keterkaitan dengan sub sistem pendukung.

5. Penguatan teknoprener dengan fokus pada pengembangan iklim dan


kerangka dasar yang kondusif bagi pengembangan usaha baru inovatif.

4.2.2 Evaluasi Program.

Rumusan strategi menunjukkan keinginan yang kuat bagaimana pemerintah


daerah menciptakan nilai tambah (value added) bagi stakeholder pembangunan
daerah. Di sini penting untuk mendapatkan parameter utama yang menunjukkan
bagaimana strategi tersebut menciptakan nilai (strategy objective). Melalui
parameter tersebut, dapat dikenali indikasi keberhasilan atau kegagalan suatu
strategi sekaligus untuk menciptakan budaya “berpikir strategis” dalam menjamin
bahwa transformasi menuju pengelolaan pembangunan daerah yang baik,
partisipatif, transparan, akuntabel dan berkomitmen terhadap kinerja; strategi
harus dikendalikan dan dievaluasi (learning process).

Dalam rangka menyikapi berbagai permasalahan pembangunan sepanjang tahun


2014, berbagai upaya perbaikan yang perlu ditempuh Pemerintah Kabupaten
Pamekasan ke depan adalah:

1. Mendorong peningkatan pemanfaatan sumber daya air dan irigrasi yang


mendukung upaya pengembangan sektor pertanian, meningkatkan
pembangunan dan pemeliharaan jaringan jalan, serta pembangunan
infrastruktur publik yang merata, khususnya di desa tertinggal. Di tahun
mendatang, khususnya 2015, salah satu fokus program pembangunan di
Kabupaten Pamekasan yang perlu diperhatikan adalah perbaikan dan
penyediaan infrastruktur sosial-ekonomi yang memadai bagi masyarakat,
termasuk pembangunan infrastruktur untuk mengantisipasi ancaman
bencana banjir. Seperti diketahui, bahwa di musim penghujan di tahun

41
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan

2014, sebagian masyarakat di beberapa wilayah di Kabupaten Pamekasan


terpaksa mengungsi karena tempat tinggal dan usahanya kebanjiran. Dengan
memprioritaskan pembangunan dan perbaikan infrastruktur untuk
mengantisipasi ancaman banjir diharapkan di tahun 2015 dampak dan
ancaman banjir akan dapat direduksi, atau bahkan dieliminasi.

2. Meningkatkan kualitas dan pemerataan layanan pendidikan. Dalam hal ini,


di tahun mendatang fokus pembangunan akan diarahkan pada upaya
meningkatkan intensitas dan jumlah guru serta tenaga kependidikan yang
akan dilibatkan dalam kegiatan pembinaan dan pelatihan yang berorientasi
pada peningkatan kemampuan (skills) dalam penyelenggaraan belajar
mengajar. Sebagai daerah yang sedang dalam proses transisi, di sadari
bahwa modal sosial yang dibutuhkan sebagai fondasi pembangunan di
Kabupaten Pamekasan adalah kualitas sumber daya manusia yang
berkualitas. Untuk itu, ke depan upaya perbaikan yang dibutuhkan tidak
hanya pada penyediaan layanan pendidikan di berbagai wilayah, tetapi juga
peningkatan kualitas tenaga pendidik dan penyediaan sarana pembelajaran
yang dibutuhkan untuk menyediakan layanan pendidikan yang berkualitas.

3. Di bidang pembangunan kesehatan, program pembangunan di tahun


mendatang akan difokuskan pada peningkatan ketersediaan sarana dan
prasarana kesehatan yang memadai, layanan kesehatan dasar, memantapkan
program KB, meningkatkan kemampuan kualitas dan kuantitas tenaga
kesehatan, dan meningkatkan kapasitas kelembagaan kesehatan. Disadari
bahwa selama tahun 2014 telah diupayakan penyediaan fasilitas layanan
kesehatan, namun demikian untuk tahun 2015 perlu terus ditingkatkan
penyediaan dan kualitas layanan kesehatan, terutama bagi masyarakat
berpenghasilan menengah ke bawah.

4. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia di bidang koperasi, UMKM


dan kualitas tenaga kerja yang ada agar sesuai dengan kebutuhan pasar kerja
dan iklim persaingan usaha yang makin kompetitif. Di tengah iklim

42
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan

persaingan yang makin ketat, terlebih di era kehadiran MEA (Masyarakat


Ekonomi Asean), peningkatan kualitas tenaga trampil dan kualitas sumber
daya manusia yang mumpuni adalah prasyarat yang mau tidak mau harus
terus dipersiapkan sepanjang tahun 2015. Sebagai bagian dari kegiatan
ekonomi kerakyatan, UMKM di Kabupaten Pamekasan ke depan perlu terus
didorong agar makin mampu memenuhi standar yang dibutuhkan konsumen
di pasar regional, nasional maupun pasar internasional.

5. Meningkatkan intensitas penyuluhan ke petani tentang kesuaian waktu


tanam dan pemilihan varietas yang sesuai dengan iklim basah atau kering,
dan melakukan pembinaan budidaya tanaman sesuai anjuran terutama dalam
penerapan sistim tanam jajar legowo, pemupukan berimbang, penggunaan
pupuk organik, pengendalian hama terpadu dan penggunaan benih unggul
bermutu, serta berusaha melakukan perbaikan jaringan irigasi dan jalan
usaha tani yang ada agar proses produksi pertanian dapat meningkat.

6. Mendorong kepastian SPM (Standar Pelayanan Minimum) dan pemerataan


pembangunan fasilitas publik yang terjangkau masyarakat, khususnya di
desa tertinggal. Di tahun 2015, perlu terus dikembangkan kualitas layanan
di berbagai bidang pelayanan publik yang terstandarisasi, sehingga
masyarakat akan dapat memperoleh jaminan pelayanan yang benar-benar
berkualitas dan terjangkau. Akhirnya secara umum dapat disimpulkan
bahwa pencapaian target terhadap beberapa indikator kinerja yang
tercantum dalam RPJMD Kabupaten Pamekasan Tahun 2013-2018, dan
khususnya untuk tahun 2014 yang telah ditetapkan dalam Peraturan Bupati
Pamekasan Nomor 45A Tahun 2013 telah dapat dipenuhi sesuai dengan
harapan dan target yang telah ditetapkan. Sudah barang tentu di luar
berbagai keberhasilan yang telah dicapai, masih ada sasaran dan target yang
belum dapat dicapai dengan maksimal karena adanya berbagai hambatan,
baik dari faktor internal maupun faktor eksternal.

43
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan

4.3 POTENSI PENGUATAN SISTEM INOVASI DAERAH


Seacara umum, potensi yang dimiliki oleh Kabupaten Pamekasan yang dapat
dikembangkan melalui sistem inovasi daerah (SIDa) mencakup lima sektor
utama; pertanian, pariwisata dan transportasi, perdagangan dan industri,
pertambangan dan energi, dan sektor pendidikan.

4.3.1 Sektor Pertanian dan Perikanan


Secara keseluruhan, total lahan pertanian di Kabupaten Pamekasan mencapai
64.919 Ha atau sekitar 82% dari total luas wilayah adiministratif Kabupaten
Pamekasan. Sebanyak 28% dari wilayah pertanian tersebut merupakan lahan
sawah yang terdiri dari 11.284 Ha sawah tadah hujan dan sejumlah 7.500 Ha
sawah teknis. Sedangkan lahan pertanian untuk tanaman jagung adalah 6.038.

Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Pamekasan menunjukkan


bahwa sektor pertanian masih menjadi primadona masyarakat, khususnya
tanaman padi. Pada tahun 2015, dari total 18.784 hektar lahan sawah yang ada di
Pamekasan, sebanyak 17.876 hektar berhasil panen. Sementara untuk jenis
tanaman pertanian lain, Kabupaten Pamekasan menghasilkan 93.794 ton jagung,
1.967 ton kedelai, dan 9.698 ton kacang hijau. Pada jenis tanaman umbi-umbian,
Ubi kayu merupakan komoditas terbanyak dengan jumlah hasil panen 25.358 ton,
dan hanya 621 ton untuk jenis ubi jalar.

Berdasarkan data pada tahun 2015, Pemerintah Kabupaten Pamekasan


menuangkan rencana pengembangan komoditas potensial untuk jenis tanaman
semusim dan tanaman tahunan. Rencana pengembangan sektor pertanian tersebut
dapat dijadikan proyeksi penguatan SIDa jangka mengengah maupun jangka
panjang. Berikut adalah tabel rencana pengembangan komoditas sektor pertanian
yang potensial di Kabupaten Pamekasan.

44
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan

Tabel 4.7 Rencana Pengembangan Komoditas Sektor


Pertanian yang Potensial di Kabupaten Pamekasan.

Luas Rencana
Jenis Potensi
Lahan Pengembangan
Tanaman (Ha)
(Ha) (Ha)
Tembakau 22.917 31.500 25.000
Kelapa 5.876 7.130 50
Jamu Mente 1.419 2.631 25
Lada 24 100 10
Kemiri 699 875 10
Sumber: Kabupaten Pamekasan dalam Angka 2016

Kabupaten Pamekasan juga mengembangkan sub-sektor pertanian yang meliputi


budidaya perinakan tambak udang dan bandeng, perikanan tangkap, dan budidaya
rumput laut. Laporan statistik tahun 2016 menunjukkan bahwa produksi ikan
tambak Kabupaten Pamekasan menyentuh angka 522,74 ton dengan kisaran nilai
30,5 milyar rupiah. Sedangkan produksi ikan tangkap mencapai 18.623 ton
dengan nilai 188,8 milyar rupiah. Selain itu juga terdapat sub-sektor ternak yang
terdiri dari 3,9 ton produksi daging dan 5,1 ton produksi telur. Hasil ini meningkat
setiap tahunnya dilihat dari perkembangan produksi sub-sektor perikanan dan
sub-sektor ternak.

Dari sektor pertanian memiliki pembinaan dari dinas terkait dan memperhatikan
SKPD yang ada untuk lebih mendalam tentang sektor pertanian yang ada di
Kabupaten Pamekasan. Tembakau merupakan salah satu sektor pertanian yang
memiliki potensi besar yang ada di Kabupaten Pamekasan, tembakau ini memiliki
kualitas A yang menjadi perhatian pabrikan, perhatian tembakau ini bisa menjadi
peluang besar untuk dapat meningkatkan pendapatan daerah Kabupaten
Pamekasan. Dinas pertanian memiliki peluang untuk kolaborasi dengan dinas-
dinas lain untuk memperkuat sektor yang ada di Kabupaten Pamekasan.

Kolaborasi pada sektor pertanian dapat dilakukan dengan dinas pertanian dan
perikanan yang mana pada program untuk penguatan inovasi daerah ini pada
sektor pertanian telah membuat irigasi pertanian oleh dinas PU yang digunakan

45
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan

untuk perairan dan perikanan, yang sebelumnya akan dilihat terlebih dahulu
tempatnya. Selain itu, kolaborasi yang dapat dilakukan oleh dinas pertanian
adalah dengan dinas koperasi, yang mana kolaborasi ini nantinya akan
menghasilkan suatu produk olahan rumahan dari hasi pertanian yang kemudian
akan dapat dijual dan dipasarkan melalui dinas koperasi setempat. Hal ini juga
yang dapat meningkatkan pendapatan Daerah Kabupaten Pamekasan. Peran
BUMD juga sangat dibutuhkan disini untuk mendukung program badan usaha
daerah yang pemerintah yang ada di Kabupaten Pamekasan.

4.3.2 Sektor Pariwisata dan Transportasi


Kabupaten Pamekasan memiliki kondisi geografis yang berbatasan langsung
dengan Laut Jawa pada wilayah Utara, Selat Madura di wilayah Selatan,
Kabupaten sampang di barat, dan kabupaten Sumenep di Timur. Ketinggian
wilayah di kabupaten pamekasan cukup bervariasi. Kondisi ini menyebabkan
masing-masing kecamatan memiliki karakteristik geografis yang berbeda, baik
dari sisi potensi maupun mata pencaharian penduduknya. Karena dibatasi oleh
laut dan selat, maka Kabupaten Pamekasan memiliki banyak potensi wisata. Ada
beberapa objek wisata yang menarik di Kabupaten Pamekasan, yaitu wisata alam
seperti Api Tak Kunjung Padam, dan wisata pantai serta wisata religi, yaitu
Pesarean batu Ampar dan Makam Ronggosukowati.

Berbagai objek wisata tersebut tidak hanya dikunjungi oleh turis lokal, namun
juga dikunjungi oleh turis mancanegara. Jumlah turis mancanegara yang
mengunjungi obyek wisata tersebut mencapai 170 orang dan 274.354 orang turis
lokal. Guna mendukung objek wisata yang ada, para penduduk Kabupaten
Pamekasan membuka hotel-hotel berbintang sebanyak 12 bangunan yang tersebar
di seluruh kabupaten Pamekasan.

Kondisi jalan yang baik di Kabupaten Pamekasan sepanjang 411.441 km dan


14.175 km memiliki kondisi yang rusak berat. Dilihat dari angka diatas, 99%

46
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan

memiliki kondisi baik dan hanya 1% saya yang kondisinya tidak baik.
Penambahan jalan tidak dilakukan, namun rasio kendaraan terus meningkat.

Selain potensi pariwisata alam yang besar, ragam kebudayaan dan kesenian di
Kabupaten Pamekasan merupakan potensi besar yang mampu diintegrasikan ke
dalam unsur penguatan SIDa. Lebih lanjut, prospek penguatan SIDa dari sktor
olahraga di Kabupaten Pamekasan juga cukup banyak. Menurut Dinas
Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Pamekasan, pada tahun
2015 terdapat banyak perkumpulan olahraga di tiap kecamatan, misalkan bola
voli, sepak bola, bulu tangkis, bola basket, tenis meja, tenis lapangan, yudo,
karate, renang, sepak takraw, angkat besi , atletik, pencak silat, dan catur. Bola
voli merupakan olahraga paling diminati, dibuktikan dengan banyaknya
perkumpulannya di tiap kecamatan.

Berdasarkan hasil wawancara sebagian informan mengatakan bahwa kabupaten


pamekasan ini memiliki potensi yang baik di bidang pariwisata khususnya pada
pantainya. Pantai yang berada di kabupaten pamekasan ini memiliki nilai yang
bisa dikembangkan menjadi cottage khas daerah tersebut. Untuk meningkatkan
kualitas pariwisata di kabupaten pamekasan ini perlu adanya kolaborasi dengan
perguruan tinggi misalnya dengan cara melakukan promosi ketika ada event-event
tertentu, dimana perguruan tinggi berperan sebagai promotor. Promosi dapat
dilakukan dengan kerjasama dengan biro-biro travel dan dinas pariwisata untuk
mempermudah meningkatkan potensi dari tempat wisata di Kabupaten
Pamekasan.

Tidak hanya itu informan lain juga mengatakan bahwa potensi ilmu pengetahuan
juga dapat dimanfaatkan dalam mengembangkan tempat wisata di kabupaten
pamekasan yaitu melalui mahasiswa dan pelajar. Dengan demikian, mahasiswa
tersebut tidak hanya belajar di dalam ruangan saja dalam mengembangkan
pengetahuannya, namun mereka juga dapat belajar dengan lingkungan yang
nantinya akan memberikan sumbangsih pemikiran untuk potensi lingkungan

47
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan

sebagai tempat wisata. Perguruan tinggi akan sangat berperan dalam


mengembangkan potensi-potensi inovasi daerah tersebut karena terkait dengan
penelitian dan kajian yang akan dilakukan dapat berhubungan dengan lingkungan
disekitarnya.

4.3.3 Sektor Perdagangan dan Industri

Pemerintah Kab. Pamekasan telah mengembangkan model pembinaan sektor


industri dengan mencanangkan sentra industri. Pada tahun 2015, jumlah
perusahaan industri yang terverifikasi di Disperindag Kab. Pamekasan sebesar
14.404 perusahaan yang setidaknya dapat menampung 47.707 tenaga kerja.
Kegiatan industri ini mencakup kegiatan pengolahan hasil pertanian, perkebunan
serta perikanan. Jumlah unit industri mengalami peningkatan dalam tiga tahun
terakhir. Demikian juga jumlah tenaga kerja dan nilai investasinya terus
mengalami peningkatan. Pada tahun 2013-2014 jumlah industri meningkat sekitar
31 usaha sedangkan jumlah tenaga kerja meningkat 1,08% dan nilai investasi
meningkat 0,0001%.

Sedangkan pada sektor perdagangn di Kab. Pamekasan tidak semuanya memiliki


ijin dari instansi terkait. Dari tahun 2014 surat ijin usaha perdaganga (SIUP) yang
diterbitkan untuk pengusaha kecil, menengah dan besar sebanyak 410 SIUP. Dari
skala usaha yang tercatat, sekitar 96% SIUP yang diterbitkan ialah untuk usaha
kecil. Sebanyak 75,9% merupakan sumbangan perdagangan kecil berupa barang
dan sisanya berupa jasa. Wilayah kecamatan Pamekasan menempati urutan
pertama dalam sektor perdagangan yaitu sebanyak 129 usaha sektor barang dan
43 usaha sektor jasa. Data Badan Pusat Statstik (BPS) Kabupaten Pamekasan
mengatakan 410 dari jumlah seluruh surat ijin perdagangan diantaranya 396
perdagangan kecil dan 14 perdagangan menengah, serta tidak memiliki surat ijin
perdagangan besar. Hingga tahun 2015, jumlah usaha batik di Kabupaten
Pamekasan mencapai 764 usaha.

48
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan

Gambar 4.2 Perusahaan Industri dan Tenaga Kerja


Sektor Industri Kabupaten Pamekasan
Sumber: Kabupaten Pamekasan dalam Angka 2016

Setra industri menengah yang ada di Kabupaten Pamekasan memiliki


keanekaragaman dan ciri khas kearifan lokal daerah. Kondisi ini merupakan
modal penting yang dapat disinergikan dengan penguatan SIDa ke depan (Tabel
4.9). Berikut adalah sentra usaha potensial yang dapat berkolaborasi dengan
masyarakat dan perguruan tinggi dalam mendukung penguatan SIDa Kabupaten
Pamekasan.

Dari beberapa sentra usaha yang ada di pamekasan yang disebutkan diatas, batik
tulis merupakan sentra usaha potensial untuk penguatan SIDa kabupaten
Pamekasan. Hal ini terlihat karena batik tulis khas daerah ini mempunyai pasar
yang khusus memperdagangkan hasil produksinya, selain itu beberapa toko batik
tulis memiliki cabang di luar kota, sehingga produk yang dihasilkan oleh sentra
usaha lokal dapat dikenal di luar daerah kabupaten pamekasan.

49
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan

Tabel 4.9 Sentra Usaha Potensial untuk Pengembangan SIDa


Jumlah Jumlah Jumlah
No Jenis Usaha
Sentra Usaha Pekerja
1 Ayam Tikar 12 532 1.264
2 Batik Tulis 30 764 3.804
3 Garam Curah 13 257 2.048
4 Jamu 13 105 525
5 Keripik Singkong 22 416 2.912
6 Kerupuk Puli 17 195 780
7 Gula Siwalan 11 356 539
8 Mebel 10 81 286
9 Pande Besi 11 136 255
10 Petis Ikan 9 154 145
11 Terasi 6 59 113
12 Kapal Rakyat 4 23 83
Sumber: Kabupaten Pamekasan dalam Angka 2016

4.3.4 Sektor Pertambangan dan Energi


Sektor pertambangan dan energi memang bukan sektor utama penopang ekonomi
masyarakat Kabupaten Pamekasan. Namun demikian, sektor ini memiliki peran
penting dalam menopang mata pencaharian masyarakat, penambangan atau
penggalian, pengolahandan pemanfaatan serta penjualan bahan galian (mineral,
batu bara, panas bumi, minyak gas). Kegiatan pertambangan meliputi penggalian
barang-barang mineral golongan C dan ekstraksi garam.

Sedangkan pada sektor energi penyediaan air minum di Kabupaten Pamekasan


mampu memenuhi kebutuhan 11.229 pelanggan dengan jumlah air sebesar 4,08
juta M3. Pemakaian air pelangaan rata-rata 20 M3 dengan harga rata-rata 4.132
rupiah. Seiring kebutuhan air minum yang telah dipenuhi oleh pemerintah yang di
atur oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), listrik juga telah dipenuhi oleh

50
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan

pemerintah melalui Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebanyak lebih dari 173
ribu pelanggan kebutuhan listriknya terpenuhi dengan daya 140 juta KVA.

Dari data badan pusat statistik, pelanggan PDAM di Kabupaten Pamekasan


terdapat beberapa jenis yaitu 295 niaga, 4 industri, 201 sosial, 216 instansi
pemerintah dan 10.513 di langgan oleh rumah tangga. Sedangkan pada sektor
pertambangan terdapat tiga kecamatan di kabupaten Pamekasan yang
menghasilkan garam yaitu kecamatan Tlanakan yang rata-rata produksinya
107,29 ton, kecamatan Pademawu rata-rata produksinya 163,07 ton, dan
kecamatan Galis rata-rata produksinya 108,70 ton. Luas lahan pertambangan
garam di Kecamatan Tlanakan mencapai 9,6000 Ha dengan jumlah penambang
21 orang hingga bisa menghasilkan 1.030 ton. Sedangkan di Kecamatan
Pademawu, luas lahan pertambangan mencapai 446,0000 Ha dengan jumlah
penambang yang lebih banyak, yaitu 647 orang dengan hasil produksi 72.729 ton.
Tidak jauh berbeda dengan Kecamatan Pademawu, luas lahan di Kecamatan Galis
mencapai 457,9000 Ha dengan hasil produksi 49.776 ton oleh 795 penambang.

Jenis pelanggan listrik di Kabupaten Pamekasan terdiri dari pelanggan sarana


sosial, rumah tangga, bisnis & hotel, industri, gedung/kantor, dan jalan. Jenis
pelanggan tersebut kemudian dibedakan menjadi 3 golongan tarif, yaitu 1, 2, dan
3. Pemakaian tertinggi ada pada pelanggan rumah tangga golongan R1, ini
disebabkan karena jumlah pelanggan yang mencapai 158.761 unit dengan
menghabiskan daya 103.322.950 VA dan pemakaian 15.079.487 KWH.

Saat ini staf pengajar (dosen) bidang ilmu peternakan di perguruan tinggi
Kabupaten Pamekasan mulai melakukan penelitian-penelitian untuk menemukan
pemanfaatan limbah ternak menjadi biogas. Dari temuan tersebut, dosen-dosen
dapat melakukan sosialisasi pada masyarakat pemilik hewan ternak. Selain itu,
pada petani juga dilakukan sosialisasi pemanfaatan limbah daun menjadi pupuk.

51
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan

4.3.5 Sektor Pendidikan dan Kesehatan


Pendidikan merupakan sistem yang meliputi pembelajaran, pengetahuan,
keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang ditransfer dari satu generasi
ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Semakin
banyaknya penduduk yang mengenyam pendidikan, maka semakin tengangkat
pula status sosial wilayah tersebut. Tingkatan sekolah di Kabupaten Pamekasan
meliputi, pra-sekolah, sekolah dasar, sekolah menengah, dan kemudian perguruan
tinggi, universitas, atau magang. Terdapat TK sebanyak 288 sekolah, 465 SD, 180
SMP, dan 75 SMA. Angka partisipasi kasar untuk SD menunjukkan bahwa ada 99
partisipan dan angka partisipasi sekolah murni 90 partisipan, untuk SMP angka
partisipasi kasar menunjukkan bahwa ada 100 partisipan dan angka partisipasi
sekolah murni ada 85 partisipan, serta angka partisipasi kasar untuk SMA ada 39
partisipan dan angka partisipasi sekolah murni ada 40 partisipan.

Menurut data dari BPS Kabupaten Pamekasan, TK Negeri hanya berada di


Kecamatan Pademawu, yaitu hanya berjumlah 1 sekolah. Hal tersebut tidak
sebanding dengan jumlah TK Swasta yang memiliki jumlah total 287 sekolah di
seluruh kecamatan. Berbanding terbalik dengan jumlah sekolah TK, jumlah SD
Negeri lebih banyak dari SD Swasta. SD Negeri berjumlah 419 sekolah,
sedangkan SD Swasta berjumlah 46 sekolah. SMP Negeri berjumlah 66 sekolah
sedangkan SMP Swasta 144 sekolah, jumlah ini tidak terlalu signifikan dibanding
sekolah TK dan SD. Sedangkan jumlah SMU Negeri hanya berjumlah 9 sekolah,
berbeda jauh karena SMU Swasta berjumlah 66 sekolah. Selaras dengan jumlah
sekolah SMU, sekolah SMK juga berjumlah sangat sedikit, hanya 7 sekolah SMK
Negeri dan 70 sekolah SMK Swasta. Untuk perguruan tinggi, Kabupaten
Pamekasan memiliki Universitas Madura, Universitas Islam Madura, STAIN, dan
sebagainya.

52
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan

120 96%
100% 103% 92%
100
80
46%
60 APK
40 44%
APM
20
APM
0
APK
SD
SLTP
SLTA

Gambar 4.3 Angka Partisipasai Kasar dan Murni Kabupaten Pamekasan 2015
Sumber: Kabupaten Pamekasan Dalam Angka 2016

Fasilitas kesehatan di Kabupaten Pamekasan terdiri dari adanya rumah sakit,


puskesmas pusat, puskesmas pembantu, puskesmas keliling, klinik, polindes,
posyandu, praktik dokter, apotik, dan laboratorium. Hanya terdapat 2 rumah sakit
milik pemerintah yang mana berada di Kecamatan Tlanakan dan Pademawu,
sedangkan rumah sakit milih swasta berjumlah 3 bangunan yang ketiganya
terletak di Kecamatan Pamekasan. Sayangnya tidak ada rumah sakit bersalin di
Kabupaten Pamekasan. Jumlah puskesmas lebih banyak daripada jumlah rumah
sakit. Puskesmas pusat berjumlah total 20 bangunan yang tersebar di seluruh
kecamatan. Untuk membantu kinerja puskesmas pusat, disediakan pula
puskesmas pembantu dan puskesmas keliling dengan jumlah masing-masing 44
dan 29 bangunan. Klinik berjumlah 14 bangunan, polindes sebanyak 254
bangunan, posyandu dengan jumlah terbanyak sejumlah 901 titik, praktek dokter
berjumlah 73 tititk, apotik 45 bangunan, dan laboratorium yan berjumlah 7
bangunan. Jumlah fasilitas kesehatan terbanyak berada di Kecamatan Pamekasan.

53
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan

Banyaknya kunjungan ke puskesmas pada tahun 2015 mencapai angka 381.635


kunjungan. Sedangkan pelayanan rawat inap menyediakan 130 tempat tidur untuk
7.128 pasien. Rawat inap didominasi oleh kasus diare dan gastroenteritis oleh
penyebab infeksi TTT/katarak sebanyak 796 kasus. Rawat jalan didominaasi oleh
kasus diabetes militus/HT sebanyak 1.138 kasus. Kegiatan pelayanan di RSUD
Kabupaten Pamekasan meliputi kegiatan rawat inap, rawat jalan, keluarga
berencana, UGD, laboratorium, dan radiologi. Untuk menunjang fasilitas
kesehatan di Kabupaten Pamekasan, ditugaskan 41 orang dokter umum, 13 orang
dokter gigi, 260 tenaga paramedis, dan 294 bidan (termasuk bidan PPT).
Imunisasi bayi juga dilakukan di puskesmas. Imunisasi tersebut berupa imunisasi
BCG, DPT 1, DPT 3, Polio 4, dan Campak.

54
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan

4.4 HAMBATAN DAN TANTANGAN PENGUATAN SIDA


a. Hambatan Penguatan SIDa

Salah satu masalah yang dihadapi dalam pembangunan iptek dalam upaya
memperkuat daya dukung iptek untuk meingkatkan daya saing dan kemandirian
bangsa adalah ketergantungan yang tinggi terhadap teknologi luar.
Ketergantungan ini sebagai akibat dari kurang berkembangnya teknologi/inovasi
dalam negeri. Dalam beberapa kasus, sektor usaha masih merasakan hasil
penelitian dan pengembangan dalam negeri belum dapat diterapkan dalam
kegiatan industri. Ketergantungan teknologi dari luar, seringkali dibarengi
kesulitan dalam pemeliharaannya, karena tidak selalu mendapatkan akses secara
lengkap teknologi yang ada.

Kerjasama-kerjasama yang dilakukan mengenai transfer teknologi cenderung


mengarah pada kerjasama perdagangan, sehingga transfer teknologi dapat
dikatakan tidak terjadi, yang ada adalah jual beli teknologi. Teknologi menjadi
komoditas yang sangat mahal dan seringkali memberatkan beban keuangan
Negara secara keseluruhan., karena pembelian barang modal yang sarat dengan
teknologi.

Transfer teknologi dari lembaga penelitian dan pengembangan kepada industri


dan masyarakat melalui bentuk kemitraan, seringkali masih menghadapi
persoalan yang cukup serius, seperti HKI, pembagian royalty, pemanfaatan
produk. Kesulitan dalam proses transfer teknologi tersebut tidak hanya terjadi
pada pada industry besar saja tapi terjadi juga pada industry kecil dan menengah.
Hal ini menyebabkan industry kecil dan menengah cenderung menggunakan
tenaga konvensional yang dimiliki atau membeli dari luar negeri untuk perbaikan
(improvement) dalam kegiatan proses produksinya.

Alasan yang melatarbelakangi kondisi tersebut sebenarnya adalah suatu hal yang
cukup logis. Para pengusaha kecil dan menengah ini masih meragukan kualitas
produk teknologi hasil penelitian dan pengembangan, termasuk juga
keterlanjutannya (sustainability). Keterlanjutan program yang ada di Daerah

55
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan

Kabupaten Pamekasan ini selalu ada dan berkesinambungan setiap tahunnya,


yang di soroti adalah peluang sector apa saja yang dapat meningkatkan komoditas
yang ada dan dapat di manfaatkan oleh pemerintah dan masyarakat Kabupaten
Pamekasan. Namun, masih kurangnya publikasi tentang peluang komoditas yang
ada menyababkan komoditas sekitar kurang mendapatkan perhatian dan
masyarakat pun tidak mengetahui apa saja yang dapat dijadikan pendapatan
masyarakat setempat.

Alasan lainnya, adanya gap antara teknologi hasil penelitian dan pengembangan
dengan kebutuhan pasar yang ada, belum lagi ketepatan waktu pemanfaatannya.
Sulitnya penerapan teknologi atau sebuah sistem untuk menunjang program
pemerintah yang ada di Daerah Kabupaten Pamekasan ini menjadi hambatan
unruk pengmbangan peluan komoditas setempat. Andaipun ada keterkaitan antara
dunia usaha dan lembaga penelitian dan pengembangan saat ini baru sebatas
asistensi dari pihak penelitian dan pengembangan yang kebanyakan masih
terbatas pada aspek pengujian produk dan peralatan. Kondisi ini mempelihatkan
bahwa program yang direncanakan dan dilaksanakan masih kurang fokus,
cenderung mengerjakan terlalu banyak kegiatan. Hal ini juga menunjukkan, hasil-
hasil kajian dari perguruan tinggi maupun lembaga penelitian masih belum sesuai
dengan kebutuhan pasar, juga belum memadai untuk mendapatkan pengakuan
secara ekonomis.

Sesuai pasal 16 UU NO.18 Tahun 2002, perguruan tinggi dan lembaga penelitian
dan pengembangan wajib mengusahakan alih teknoligi kekayaan intelektual serta
hasil kegitanan litbangnya, kewajiban ini dimaksudkan agar hasil litbang dapat
dimanfaatkan seluas mungkin oleh masyarakat, menghasilkan nilai tambah
ekonomi dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan lingkungan. Investasi
pemerintah dalam bentuk hasil litbang ini diharapkan dapat menghasilkan public
return sebesar mungkin. Hal ini juga yang diterapkam oleh Pemerintah Daerah
Kabupaten Pamekasan, yang mana melakukan kerjasama antara pihak-pihak
terkait untuk menunjang komoditas yang menjadi peluang pendapatan suatu

56
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan

daerah dan dapat meningkatkan peluang sector-sektor yang ada di daerah


setempat.

Perkembangan inovasi yang ada di Daerah Kabupaten Pamekasan masih dalam


tahap perkembangan, hal ini dikarenakan masih banyaknya dinas-dinas yang
kurang melakukan kolaborasi untuk menguatkan inovasi daerah setempat.
Penguatan inovasi daerah ini perlu adanya kolaborasi dan dukungan yang cukup
untuk menunjang perkembangan inovasi yang ada di daerah Pamekasan.
Hambatan yang dialami dalam perkembangan inovasi daerah Kabupaten
Pamekasan ini juga terkait dengan teknologi, dinas Kominfo yang ada kurang
melakukan kolaborasi dengan dinas-dinas untuk mempublikasikan sektor-sektor
yang menjadi peluang di Kabupaten Pamekasan.

Selain itu, hambatan yang ada pada pengembangan inovasi ini masih kurangnya
keterkaitan pihak terkait untuk melaksanakan kewajibannya, misalnya saja masih
banyak perguruan tinggi yang ada di Kabupaten Pamekasan yang belum banyak
mempublikasikan hasil penelitian terkait sektor-sektor daerah setempat. Terkait
dengan transfer teknologi yang berkaitan dengan perdagangan juga menjadi
perhatian untuk mengembangkan inovasi daerah, kurangnya publikasi sektor yang
ada di Kabupaten Pamekasan akan berdampak pada peluang terbukanya bisnis
perdagangan yang dapat meningkatkan nilai tambah bagi kabupaten pamekasan.

b. Tantangan Penguatan SIDa


Penyusunan arah kebijakan dan strategi penguatan SIDa akan disusun
berdasarkan kondisi dan tantangan maupun peluang saat ini. Maka penyusunan
dalam penguatan SIDa haruslah memperhatikan dokumen-dokumen perencanaan
pembangunan daerah baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Kondisi
SIDa kedepan akan mempengaruhi dan mendesain dalampencapaian target-target
dan pembangunan dalam kabupaten Pamekasan tersebut. Bentuk kebijakan
pemerintah yang lain adalah untuk mendukung kolaborasi riset dengan
pembiayaan bersama oleh pemerintah dan pihak industri. Porsi pemerintah
disalurkan melalui lembaga riset pemerintah dan perguruan tinggi. Kegiatan riset

57
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan

kolaborasi dalam format ini sudah mulai dilaksanakan, tetapi belum optimal
menunjukkan kemanfaatan hasilnya. Dalam beberapa kasus, industri hanya pada
posisi memenuhi kelengkapan administratif agar dana pemerintah bisa dialirkan
ke lembaga riset atau perguruan tinggi. Bentuk riset kolaborasi yang lain tidak
harus dalam bentuk pembiayaan bersama, tetapi dalam bentuk riset yang diawali
oleh personel dari pihak pengembang dan pengguna teknologi serta
memanfaatkan fasilitas dan sarana riset yang dimiliki oleh kedua belah pihak.
Akan tetapi yang selalu perlu diperhatikan adalah apapun bentuk atau format riset
kolaborasi tersebut, ia akan memberikan kemanfaatan pada public jika substansi
masalah yang diteliti memang merupakan masalah actual yang dihadapi
masyarakat.

Tantangan yang tedapat pada pengembangan sebuah sistem terutama pada inovasi
daerah terdapat pada lembaga dan pemerintahnya yang berada di dalamnya.
Dimana suatu lembaga dan pemerintahan akan terlibat dalam kolaborasi dalam
potensi penguatan sistem inovasi daerah. Selain sebagai sebuah system,
pengembangan inovasi daerah tidak dapat dipandang hanya sebagai kumpulan
dari lembaga, tetapi yang lebih penting adalah terjadinya aliran informasi dan
produk iptek yang lancar antar lembaga. Keberadaan aktor atau kelembagaan
pengembang dan pengguna teknologi, serta upaya fasilitasi, intermediasi, dan
regulasi pemerintah belum menjamin bahwa system inovasi sudah terbangun atau
pasti akan berjalan. Pada saat ini sesungguhnya para actor dan lembaga-lembaga
tersebut sudah ada, tetapi interaksi dan komunikasinya belum intensif dan
produktif. Seperti yang terjadi pada Kabupaten Pamekasan bahwa perlu adanya
keterlibatan aktor-aktor lain yang dapa mendukung penguatan sistem inovasi
daerah ini umtuk kepentingan dan kesejahteraan masyarakatnya.

Dari hasil wawancara yang telah dilakukan mengatakan bahwa tantangan yang
didapat dalam pengembangan sistem inovasi daerah adalah terkait dengan
kesejahteraan masyarakat. Dimana masyarakat harus bisa berpikir dalam
mengembangkan potensi-potensi budaya pada tempat wisata yang berada di
Kabupaten Pamekasan. Kesejahteraan tersebut dapat berupa peluang lapangan

58
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan

pekerjaan di bidang pariwisata dan usaha yang dapat meningkatkan potensi


masyarakat sendiri. Namun dalam kolaborasi yang ditunjukkan antar sector masih
banyak tempat dan budaya yang tidak mau dalam mengembangkan potensi-
potensi utamanya, bahkan tidak menghargai dan merasa khawatir terhadap
kerjasama tersebut.

Selain itu pengembang teknologi (termasuk perguruan tinggi) melakukan kegiatan


riset tanpa mempertimbangkan relevansinya dengan kebutuhan pengguna,
sebaliknya pengguna teknologi belum mau mengadopsi teknologi dalam negeri
karena berbagai alasan, antara lain karena tidak relevan dengan kebutuhan, belum
cukup handal secara teknis, tidak sesuai dengan kapasitas adopsi pengguna,
dan/atau belum kompetitif secara ekonomi. Kabupaten Pamekasan merupakan
daerah yang telah memiliki teknologi informasi yang cukup canggih yang dapat
dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar. Salah satu teknologi tersebut terdapat pada
perguruan tinggi dan lembaga-lembaga pemerintah yang digunakan sebagai
sistem pengembangan inovasi daerah bagi masyarakat sekitar. Dimana dalam
pengguanaannya tentu harus ada pengawasan dari lembaga tertentu yang
menguasai dibidangnya seperti dinas Kominfo Kabupaten Pamekasan.

Dalam konteks pengetahuan sistem inovasi, telah dijelaskan mengenai jaringan


inovasi yang memiliki fokus pada penguasaan keterkaitan antar aktor dalam tiap
sub sistem yang menjadi bagian dari sistem inovasi tersebut. Dalam tataran
oprasional sistem inovasi daerah bergerak secara interaktif dan saling sinergi antar
para aktor sehingga mampu menghasilkan produk-produk teknologi yang inovatif
dan memiliki daya saing (kompetitif) di pasar dunia. Hal ini yang harus
diwujudkan dalam menghadapi tantangan yang semakin berat di dunia agar
kabupaten Pamekasan dapat mengahadapi daya saing dalam bidang sektor
tertentu. Sehingga masyarakat dapat mencapai kesejahteraan dalam bidang dan
sektor yang dapat dikembangkan dan dimiliki di Kabupten Pamekasan.

59
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan

BAB 5
POTENSI KOLABORASI UNTUK
PENGUATAN SIDA

Setiap daerah mempunyai potensi dibanyak sektor, meliputi pertanian,


pertambangan, pendidikan, pariwisata, transpotasi, dan energi. Termasuk Daerah
Kabupaten Pamekasan yang memiliki sektor-sektor tersebut yang dapat menjadi
potensi suatu daerah. Adanya sektor-sektor tersebut ditunjang oleh dinas-dinas
yang mengelolanya. Pemerintah sebagai yang memiliki program besar yang
nantinya akan dilaksanakan oleh dinas-dinas yang mengelola sektor yang ada.

Program yang dimiliki setiap dinas yang berkaitan tentang sektor yang sesuai
mempunyai tujuan untuk mengembangkannya secara maksimal. Maka, perlu
adanya kolaborasi dengan dinas-dinas yang lain untuk memaksimalkan program
yang ada. Selanjutnya program yang sudah berjalan dengan maksimal dapat
dijadikan objek penelitian yang dapat diteliti oleh mahasiswa atau akademisi
perguruan tinggi yang ada di daerah Kabupaten Pamekasan. Karena, masih
kurangnya peran perguruan tinggi untuk terlibat dalam program yang telah dibuat
oleh pemerintah.

Perguruan tinggi memiliki peran yang besar untuk meningkatkan potensi yang ada
di daerah Kabupaten Pamekasan agar dapat di publikasi dan dikenal oleh
masyarakat luas. Hasil penelitian yang dilakukan oleh perguruan tinggi dapat
memunculkan inovasi dari berbagai sektor yang ada di Daerah Kabupaten
Pamekasan untuk meningkatkan komoditas dan pendapatan Daerah. Inovasi yang
menjadi peluang dapat dimanfaatkan dan dikelola oleh masyarakat menjadi
peluang usaha guna mensejahterakan masyarakat setempat dan dapat
meningkatkan pendapatan daerah, pemanfaatan inovasi ini dapat diperoleh dari
hasil-hasil olahan masyarakat yang mengambil bahan baku dari sektor-sektor
yang dimiliki oleh Daerah Kabupaten Pamekasan.

60
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan

Dinas KOMINFO sebagai penyedia fasilitas untuk mempublikasikan dengan cara


mengolah informasi yang di dapat terlebih dahulu agar informasi tersebut
bermafaat bagi masyarakat yang menikmatinya. Tujuan dari adanya publikasi ini
adalah agar masyarakat mengetahui sektor apa saja yang dapat dimanfaatkan oleh
masyarakat meningkat ekonomi masyarakat setempat. Apabila, publikasi ini tidak
digencarkan dan hanya diketahui oleh pihak-pihak terkat saja,masyarakat tidak
akan mengetahui sector apa saja yang dapat dijadikan peluang usaha.

Elemen kolaborasi meliputi instansi pemerintah daerah yang mempunyai peran


substantif atau bertindak sebagai pengawas dan penanggung jawab, serta memiliki
peran sebagai fasilitator atau yang menyediakan kebutuhan dari mulai pendanaan
sampai dengan selesainya program tersebut.

Selain instansi pemerintah daerah, perguruan tinggi juga memiliki peran sebagai
inisiator dan kolaborator, yaitu sebagai penggerak civitas akademik di kampus
guna mencapai Tri Dharma Perguruan Tinggi serta sebagai pembawa perubahan
untuk daerahnya melalui aktivitas akademik dan penelitian yang bersifat solutif
untuk kemajuan masyarakat. Pelaku usaha juga termasuk dalam elemen
kolaborasi, dimana pelaku usaha ini mempunyai peran untuk ikut membantu
mengembangkan komoditas yang ada di Daerah Kabupaten Pamekasan. Pelaku
usaha ini mengembangkan komoditas dengan cara menjual dan memperkenalkan
kepada masyarakat luar komoditas apa saja yang dimiliki Daerah Kabupaten
Pamekasan untuk dapat meningkatkan komoditas yang ada serta komoditass
tersebut mempunyai nilai jual yang tinggi dan kemudian hal ini dapat berdampak
pada tingkat kenaikan pendapatan daerah tersebut. Masyarakat yang menjadi
pendukung dari semua kolaboras yang ada dan yang menjadi penikmat hasil-hasil
komoditas yang ada di Daerah Kabupaten Pamekasan.

61
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan

5.1 POTENSI KOLABORASI


Berdasarkan pemamaparan di atas, prospek kolaborasi yang dapat dilakukan guna
menunjang penguatan sistem inovasi daerah (SIDa) di Kabupaten Pamekasan
adalah dengan melibatkan universitas/pergutuan tinggi, masyarakat, dan industri.
Selain itu, keterlibatan pemerintah, investor, lembaga swadaya masyarakat, dan
peneliti/akademisi merupakah hal pendukung yang harus dibangun atau
digerakkan oleh pemerintah daerah.

Gambar 5.1 Kerangka Kolaborasi SKM untuk


Penguatan SIDa Kabupaten Pamekasan

Berdasarkan Gambar 5.1 di atas, kerangka kolaborasi yang ditawarkan guna


mendukung penguatan SIDa di Kabupaten Pamekasan memerlukan peran serta
berbagai elemen masyarakat, institusi, hingga lembaga terkait. Diharapkan
dengan adanya framwork tersebut, penguatan SIDa di Kabupaten pamekasan
dapat meningkatkan daya saing daerah dan kesejahteraan masyarakat. Selain itu,
framework tersebut akan menunjang kinerja pemerintah daerah untuk melakukan
percepatan reformasi birokrasi di segala bidang serta mewujudkan tata kelola
pemerintahan yang transparan dan akuntabel.

62
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan

5.2 PERAN PEGURUAN TINGGI


Perguruan tinggi mempunyai peran sosial yang tertuang dalam Tri Dharma
Perguruan Tinggi, yaitu; pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat.
Peran sosial yang diampu perguruan tinggi biasanya berkaitan dengan pengabdian
kepada masyarakat. Namun, di era informasi dan kemajuan teknologi, kegiatan
pendidikan dan penelitian juga dapat dikategorikan sebagai peran sosial
perguruan tinggi. Beberapa literatur menegaskan peran baru perguruan tinggi
yang membuka peluang kolaborasi dan kooperasi.

Berdasarkan kajian mengenai peran perguruan tinggi dalam menejemen


pengetahuan kemasyarakatan (societal knowledge management), peran yang dapat
diambil oleh perguruan tinggi terkait penguatan SIDa dapat dibedakan ke dalam
dua kategori; inisiator dan kolaborator. Penjelasan mengenai kedua peran tersebut
adalah sebagai berikut:

a. Inisiator
Kata inisiator secara harfiah memiliki pengertian sebagai seseorang, badan,
institusi atau lembaga ”yang memiliki prakarsa”. Sebagai inisiator, perguruan
tinggi berperan sebagai katalisator bagi persoalan-persoalan masyarakat sekitar.
Selanjutnya, perguruan tinggi secara insitutional mendorong masyarakat melalui
berbagai inisiatif-solutif terkait dengan persoalan-persoalan yang telah
teridentifikasi.

Berdasarkan lima sektor potensial yang dimiliki oleh Kabupaten Pamekasan di


atas, perguruan tinggi dapat menjadi change maker melalui aktivitas akademik
dan penelitian yang bersifat solutif untuk kemajuan masyarakat. Hal ini
merupakan tahapan awal pembangunan pondasi SKM untuk mendukung
penguatan SIDa di suatu wilayah. Dengan kata lain, keterlibatan perguruan tinggi
dalam pembangunan daerah merupakan klausul mutlak yang harus
diinternalisasikan melalui menejemen kolaboratif yang tepat. Melalui inisiator-

63
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan

inisiator yang mupuni, perkembangan daerah akan lebih mudah diwujudkan


dalam kerangka kerja kolaboratif.

Saat ini STAIN Pamekasan sebagai salah satu perguruan tinggi di Kabupaten
Pamekasan mulai menjalankan program Rumah Jurnal. Program ini dapat
dilakukan pula oleh perguruan tinggi lain di Kabupaten Pamekasan. Rumah Jurnal
tersebut sudah terakreditasi dan sudah berisi data-data hasil penelitian dari dosen
dan mahasiswanya. Program ini juga sudah bisa mulai diakses oleh masyarakat.
Perguruan Tinggi sedang gencar-gencarnya berlomba untuk membuat database
hasil penelitiannya, salah satu fungsinya memang untuk meningkatkan akreditasi
perguruan tinggi. Fungsi lain adalah untuk mempublikasikan hasil penelitiannya
kepada masyarakat, karena ini juga dapat disebut sebagai sarana edukasi
sebagaimana salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu Pendidikan.
Tentunya program ini diharapkan juga dapat bekerjasama dengan Dinas Kominfo
untuk pemanfaatan media publikasi perguruan tinggi adar dapat mencapai
pemahaman dan kesetaraan pada masyarakat. Karena pada umumnya hasil
penelitian memiliki bahasa sulit dicerna masyarakat.

Inovasi juga diperlukan pada sektor-sektor lainnya. Pada sektor perdagangan dan
industri, STAIN Pamekasan berhasil menciptakan inovasi baru, yaitu koperasi
yang bekerjasama langsung dengan Dinas KPRI. Selain itu, STAIN Pamekasan
juga bekerjasama langsung dengan Bank, BNT, dan Ekonomi Kerakyatan dalam
lembaga keuangan. Dari kegiatan tersebut dapat dilihat bahwa STAIN Pamekasan
mulai menciptakan inisiatif-inisiatif baru yang dipraktekkan mulai dari
lingkungan perguruan tinggi mereka terlebih dulu. Selanjutnya, inovasi tersebut
diharapkan dapat memberikan inisiatif pada perguruan tinggi lain di Kabupaten
Pamekasan.

Kolaborasi antara perguruan tinggi dengan pemerintah, dunia usaha, dan


masyarakat diharapkan mampu menciptakan inovasi-inovasi terbaru sesuai
dengan kebutuhan Kabupaten Pamekasan. Inovasi yang up to date juga mampu

64
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan

mendukung Kabupaten Pamekasan untuk mencapai Smart City. Sehingga


kesejahteraan masyarakatnya meningkat melalui peningkatan sektor-sektor
terutama pendidikan dan pariwisata yang selama ini menjadi andalan Kabupaten
Pamekasan.

b. Kolaborator
Setiap perguruan tinggi pasti memiliki program pengabdian masyarakat, baik
yang bersifat jangka pendek maupun jangka panjang, yang bersifat pendampingan
hingga penyuluhan. Kegiatan pengabdian masyarakat yang selama ini dilakukan
oleh perguruan tinggi merupakan contoh nyata bagaimana peran perguruan tinggi
sebagai kolaborator dalam masyarakat. Namun, peran perguruan tinggi sebagai
kolaborator tidak hanya sebatas kegiatan pendidikan dan penelitian, melainkan
sebagai pusat kajian dan penyedia aktor intelektual.

Sebagai kolaborator, perguruan tinggi diharapkan mampu menggerakkan seluruh


sivitas akademik untuk terlibat aktif dalam segala bentuk program kolaboratif
yang ada di tengah-tengah masayarakat. Misalnya, sebuah desa berkeinginan
untuk mengembangkan program pengelolaan sampah kering. Perguruan tinggi
mampu berperan sebagai pendamping selama program berjalan. Dengan
demikian, masyarakat desa tersebut akan mendapatkan manfaat kehadiran
perguruan tinggi secara langsung. Selain itu, masyarakat akan merasa lebih
percaya diri dan optimis terhadap program yang mereka canangkan. Dari sisi
perguruan tinggi, program tersebut dapat dijadikan sebagai bahan kajian
akademik maupun studi empiris. Kajian atau studi tersebut dengan sendirinya
akan meingkatkan produktifitas kinerja intelektual di kalangan sivitas akademik
tanpa harus mengeluarkan tenaga dan biaya tambahan.

Di Kabupaten Pamekasan, saat ini masih memang belum terlalu memiliki banyak
kegiatan yang berkolaborasi langsung dengan perguruan tinggi yang berada di
wilayahnya. Menurut informan kami, penandatanganan kontrak kerjasama baru
dilaksanakan oleh 2 perguruan tinggi, yaitu Universitas Madura dan STAIN

65
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan

Pamekasan. Kerjasama tersebut dimulai pada tahun 2017. Namun kerjasama


tersebut dirasa belum optimal sehingga masih butuh ditingkatkan kembali.
Menurut salah satu informan, hal ini dapat disebabkan oleh faktor sumber daya
manusia yang masih relatif rendah. Untuk menyiasati kelemahan tersebut, pihak
pemerintah Kabupaten Pamekasan juga bekerja sama dengan perguruan tinggi
lain diluar Kabupaten Pamekasan.

Adanya kerjasama yang diawali oleh Universitas Madura dan STAIN Pamekasan
bersama pemerintah diharapkan dapat memajukan Kapubaten Pamekasan melalui
potensi-potensi pada sektor-sektor yang ada, seperti sektor pertanian, sektor
pariwisata dan transportasi, sektor perdagangan dan industri, sektor pertambangan
dan energi, dan sektor pendidikan. Kolaborasi dan kerjasama juga diharapkan
dapat memunculkan komoditas agar dapat dieksplorasi oleh dinas terkait bersama
dengan perguruan tinggi.

Peran perguruan tinggi dalam peningkatan potensi daerah pendukung SIDa dalam
konteks kolaborator adalah sebagai pihak yang melakukan kajian-kajian dan
penelitian pada sektor-sektor yang sudah disebutkan diatas. Kajian-kajian perlu
dilakukan guna membantu pemerintah dalam pengambilan kebijakan terkait
pembangunan di Kabupaten Pamekasan, agar pembangunan lebih merata dan
dapat memaksimalkan potensi daerah yang ada. Hasil dari kajian-kajian tersebut
juga dapat dipublikasikan kepada masyarakat. Seperti STAIN yang sudah
memiliki Rumah Jurnal, data-data hasil penelitian dari dosen dan mahasiswa
STAIN sudah masuk didalamnya dan dapat diakses oleh masyarakat. Dari
publikasi tersebut, masyarakat yang memiliki pemikiran-pemikiran atau ide-ide
terkait pengelolaan potensi daerah dapat menyalurkan pendapatnya kepada
pemerintah.

Seperti yang kita ketahui, Kabupaten Pamekasan terkenal dengan kesenian


karapan sapi. Awalnya, para peternak sapi kebingungan dengan limbah kotoran
ternaknya, karena selama ini kotoran sapi tersebut hanya dijadikan pupuk. Untuk

66
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan

menanggulangi hal tersebut, saat ini dosen-dosen Fakultas Pertanian di perguruan


tinggi Kabupaten Pamekasan tengah melakukan penelitian terhadap pemanfaatan
limbah kotoran sapi menjadi bentuk biogas. Hasil riset tersebut selanjutnya
disosialisasikan kepada masyarakat, sehingga para peternak bisa memanfaatkan
biogas dari limbah kotoran sapi untuk kebutuhan sehari-hari. Riset lain juga
dilakukan untuk pemanfaatan daun-daun kering untuk dijadikan pupuk. Para
petani pun bisa memanfaatkan limbah daun-daunan menjadi pupuk tanaman dan
tidak perlu mengeluarkan dana lebih banyak.

Kegiatan-kegiatan penelitian dan pengabdian masyarakat oleh mahasiswa


perguruan tinggi di Kabupaten Pamekasan masih perlu ditingkatkan. Mengingat
kegiatan tersebut dapat membantu dalam mengembangkan dan mengelola potensi
daerah. Menurut Bapak Nurul, selaku Kabid Penelitian dan Pengembangan
BAPPEDA Kabupaten Pamekasan, masih belum banyak laporan kegiatan
penelitian yang diterima. Baru-baru ini, Universitas Madura mengajukan
anggaran kegiatan penelitian ke Dirjen Perguruan Tinggi atas rekomendasi
Pemerintah Kabupaten Pamekasan.

Ada banyak sekali sektor-sektor potensial di Kabupaten Pamekasan yang perlu


dikelola dan dikembangkan dengan menggunakan kolaborasi antara pemerintah,
perguruan tinggi, dunia usaha, dan masyarakat. Menurut para informan,
kolaborasi yang baik antar seluruh elemen adalah kolaborasi yang saling
menguntungkan. Layaknya simbiosis mutualisme yang tidak merugikan pihak
manapun. Perguruan tinggi dapat melakukan penelitian terkait suatu sektor atau
komoditas di daerah Pamekasan, selanjutnya hasil dari penelitian tersebut dapat
disosialisasikan atau dipublikasikan kepada masyarakat sebagai langkah kegiatan
pengabdian masyarakat. Pemerintah dapat menggunakan hasil penelitian sebagai
pertimbangan dalam pembuatan kebijakan, pengelolaan sektor, pengembangan
daerah, dan untuk menyejahterakan kehidupan masyarakat. Masyarakat juga dapat
memberikan timbal balik berupa pemikiran atau ide-ide kemudian disampaikan

67
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan

pada pemerintah dan memberikan kritik beserta saran untuk evaluasi


pembangunan daerah.

Dunia usaha juga tidak luput dari elemen pendukung SIDa. Dunia usaha dapat
membantu pemerintah dalam sektor pariwisata. Letak Kabupaten Pamekasan
yang dibatasi oleh Laut Jawa di bagian utara dan Selat Madura di bagian selatan
membuat Kabupaten Pamekasan memiliki banyak sekali pantai. Pantai ini
dimanfaatkan sebagai tempat wisata yang dapat menarik turis domestik maupun
mancanegara untuk mengunjungi Kabupaten Pamekasan. Selain itu kesenian asli
juga menjadi daya tarik tersendiri. Terbukti dengan adanya event semalam di
Madura setiap tahunnya, dimana kesenian dan budaya khas Madura ditampilkan
di depan turis lokal dan mancanegara. Event ini juga mengajak para mahasiswa
dari program studi Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia di Kabupaten Pamekasan
untu turut serta melakukan promosi pariwisata. Dari kegiatan ini diharapkan tidak
hanya mahasiswa dari salah satu program studi saja yang dilibatkan, tapi juga
dapat bekerjasama dengan program studi lainnya.

Kerjasama juga perlu ditingkatkan dalam kolaborasi antara program studi dengan
dinas terkait. Misalnya, Dinas Pertanian dengan Fakultas Pertanian, Dinas
Perikanan dengan Fakultas Perikanan, dan seterusnya. Kolaborasi ini dirasa perlu
ditingkatkan karena beberapa informan menyebutkan bahwa faktor kurangnya
kegiatan penelitian yang dilakukan oleh perguruan tinggi. Bahkan ada pula
program studi yang belum tersentuh adanya kolaborasi dengan dinas terkait,
seperti pada Program Studi Informatika di Universitas Islam Madura. Akan
semakin baik apabila kolaborasi antara pemerintah, perguruan tinggi, dunia usaha,
dan masyarakat dilakukan secara merata, sehingga pembangunan di Kabupaten
Pamekasan pun dapat lebih menyejahterakan masyarakatnya di seluruh kecamatan
yang ada.

68
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan

5.3 KETERLIBATAN PEMERINTAH DAERAH


Secara struktural, institusi yang bertanggung jawab terhadap Perguruan Tinggi
adalah Kementerian Ristek-Dikti atau Kementerian Agama. Keterlibatan
pemerintah daerah terkait segala bentuk kebijakan maupun program yang terkait
dengan perguruan tinggi pada hakekatnya sangat kecil. Namun demikian, kans
pemerintah daerah untuk melibatkan perguruan tinggi untuk peningkatan
ekonomi, sosial, budaya, dan pendidikan sangat terbuka. Jika kita telaah lebih
dalam, keberadaan perguruan tinggi yang berkualitas selalu beriringan dengan
kemajuan sebuah daerah tersebut.

Hingga saat ini, data yang dikumpulkan oleh tim peneliti belum dapat digunakan
untuk mengukur bagaimana keterlibatan pemerintah Kabupaten Pamekasan dalam
mendukung framework SKM guna peningkatan SIDa. Namun, pengaruh
pemerintah daerah melalui dinas-dinas yang ada merupakan hal utama yang
mendukung kesuksesan framework SKM, baik melalui kebijakan maupun rencana
strategis di masing-masing dinas. Dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Pamekasan tahun 2014, program penguatan
SIDa merupakan manifestasi misi pemerintah dalam melakukan percepatan
reformasi birokrasi di segala bidang, dan tata kelola pemerintahan yang baik
(transparan dan akuntabel). Indikator yang digunakan untuk mencapai hal tersebut
adalah penggunaan 100% dari jumlah hasil penelitiansebagai kerangka kebijakan
dan jumlah kajian terapan (action research) yang dilaksanakan. Dengan
demikian, Kabupaten Pamekasan secara pemerintahaan sudah memberikan ruang
untuk program-program penguatan SIDa.

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan, peran pemerintah daerah


kabupaten Pamekasan digolongkan dalam dua jenis yaitu peran subtantif dan
peran fasilitatif. Peran subtantif merupakan peran aktif pemerintah daerah dalam
mendukung penguatan dan pengembangan sistem inovasi daerah seperti pada
kebijakan dan wewenang terhadap isntitusi-institusi potensial. Sedangkan peran
fasilitatif pemerintah daerah dalam penguatan sistem inovasi daerah yaitu terdapat

69
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan

pada wujud nyata atau langkah pemerintah yang harus dilakukan untuk
membentuk program-program apa saja yang dapat diterapkan dalam
mengembangkan potensi inovasi daerah.

a. Peran Subtantif
Peran subtantif pemerintahan daerah Kabupaten Pamekasan dalam penguatan
SIDa ini termasuk dalam pengawasan dan penanggungjawaban potensi inovasi
daerah. Selain itu hal utama dalam penguatan inovasi daerah bagi pemerintah
yaitu mangatur (manajerial) dan menentapkan kebijakan agar sistem inovasi
daerah terus meningkat untuk kesejahteraan masyarakat. Kebijakan akan dibuat
oleh pemerintah daerah mengenai bagaimana sistem inovasi bisa berjalan dan
berkembang dalam jangka panjang maupun jangka pendek berdasarkan kerjasama
atau kolaborasi yang telah ditetapkan antar aktor yang ahli dibidangnya. Tidak
hanya itu pemerintah daerah juga harus melakukan pembinaan terhadap
masyarakat yang dianggap memiliki potensi dalam meningkatkan inovasi daerah
seperti pada sektor perdagangan dan industri, pertanian, pariwisata dan
transportasi, pertambangan dan energi serta dibidang pendidikan dan kesehatan.

b. Peran Fasilitatif
Peran ini melibatkan pada penyediaan sumber daya manusia, teknologi informasi
serta kebijakan pendanaan dalam keberlangsungan program-program tersebut.
Tidak hanya itu, pemerintah daerah juga harus berperan sebagai kolaboratif aktif
yang dapat memberikan dukungan untuk peningkatan potensi sistem inovasi
daerah. Potensi inovasi daerah dapat berkembang jika ada dukungan teknologi
informasi sebagai penyebaran dan pencarian inovasi-inovasi baru yang terdapat
pada kabupaten Pamekasan. Tentunya teknologi informasi ini akan bejalan lancar
jika terdapat sumber daya pendukung dari aktor yang ahli dibidangnya. Oleh
karena itu kolaboratif antar pemerintah dengan aktor-aktor lain untuk peningkatan
penguatan SIDa sangat penting guna pengembangan dan keberlanjutan sistem
inovasi daerah dalam jangka panjang.

70
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan

Dalam kabupaten pamekasan sendiri peran pemerintah daerah seperti dinas-dinas


tertentu seperti kominfo, perikanan, pertanian, serta dinas UKM dapat saling
berkolaboratif dengan masyarakat untuk menerapkan program unggulan
kabupaten Pamekasan sebagai inovasi daerah dalam bentuk nyata. Kolaboratif
dinas pemerintah dengan masyarakt ini akan memberikan dampak positif
sehingga sistem inovasi daerah di masyarakat dapat berjalan lancar sesuai
keinginan dan kebutuhan dalam peningkatan taraf kesejahteraan masyarakat di
kabupaten Pamekasan.

5.4 KONDISI SIDA YANG AKAN DICAPAI


Kondisi pembangunan Kabupaten Pamekasan saat ini masih cenderung
disebabkan oleh beberapa faktor dalam sektor seperti pertanian dan perikanan,
pariwisata dan transportasi, perdagangan dan industri, pertambangan dan energi
serta pendidikan dan kesehatan. Dari sektor-sektor tersebut dapat menyebabkan
besaran faktor ekonomi yang dapat menggerakkan proses pembangunan.
Sehingga dalam meningkatkan daya saing dan kompetensi pengelolaan ekonomi
Kabupaten Pamekasan dibutuhkan upaya transformasi secara sistematik. Melalui
kerangka Sistem Inovasi Daerah (SIDa) ini diharapkan akan merubah pemikiran
masyarakat Kabupaten Pamekasan dalam bergerak dan memulai proses yang
efisian dengan memanfaatkan Iptek dan kolaborasi. Hal tersebut merupakan kata
kunci dalam mewujudkan peningkatan efisiensi dan kualitas proses dan hasil
pembangunan. Sehingga perlu adanya susunan strategis dan suatu rencana
(Roadmap) dalam pembangunan Sistem Inovasi Daerah pada Kabupaten
Pamekasan. Tidak hanya itu, dalam memperkuat dan menyiapkan SIDa perlu
adanya konsep dasar (grand design) yang jelas dan dapat diimplementasikan.

SIDa merupakan seluruh proses dalam suatu sistem untuk mengembangkan


inovasi yang dilakukan antar institusi pemerintah baik pemeritah daerah, lembaga
litbang, lembaga pendidikan, lembaga penunjang inovasi serta dunia usaha bagi
masyarakat daerah setempat. Penguatan SIDa pada umumnya diperlukan sebagai

71
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan

efisiensi dan efektifitas pengelolaan inovasi dalam rangka peningkatan ekonomi


daerah.

a. Kebijakan Penguatan SIDa


Kebijakan dalam penguatan SIDa merupakan tanggung jawab dari menteri Riset
dan Teknologi bersama menteri Dalam Negeri yang terdapat dalam rencana
strategis atau renstra dalam lima tahunan. Dalam pelaksanaan kebijakan tersebut
tentunya ada isu-isu strategis yang dapat mendukung terlaksananya kebijakan
yang telah di tentukan. Isu-isu strategis yang terkemuka menjadi bahan
pertimbangan dalam merumuskan kebijakan utama pembangunan lima tahun ke
depan yang sesuai dengan visi dan misi Kepala Daerah terpilih. Isu-isu tersebut
dapat meliputi sebagai berikut :

1. Perlu adanya peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)


dengan meningkatkan kualitas pendidikan dan layanan kesehatan

Kabupaten Pamekasan mengalamai peningkatan dalam Indeks Pembangunan


Manusia (IPM) dari tahun ke tahun, yaitu sebesar 63,13% pada 2008, sebesar
63,81% untuk tahun 2009, pada tahun 2010 menjadi sebesar 64,60%, sebesar
65,48% pada tahun 2011, dan pada tahun 2012 menjadi sebesar 65,72%.
Peningkatan dari tahun ke tahun ini merupakan hal positif namun demikian
dikaitkan dengan level IPM yang harus ditempuh, masih berada pada level
“menengah bawah” maka perlu dilakukan upaya lanjutan dalam rangka
menuju level “menengah atas”. Selain itu perlu adanya peningkatan
aksesibilitas dan peningkatan kualitas pendidikan serta optimalisasi layanan
kesehatan dengan biaya yang murah dan terjangkau.

2. Perluasan dalam penyediaan lapangan kerja dalam upaya menekan


angka kemiskinan

Tingkat kesempatan kerja Kabupaten Pamekasan tahun 2008 sebesar


96,58%, dan terjadi peningkatan menjadi sebesar 97,82% pada tahun 2009.
Adapun pada tahun 2010 terjadi penurunan menjadi sebesar 96,47%, pada

72
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan

tahun 2011 terjadi peningkatan menjadi sebesar 97,11%, dan pada tahun 2012
naik lagi menjadi 97,70%. Pada tahun 2013 dan 2014, tingkat kesempatan
kerja sebesar 97,81 dan 97,86. Selama hampir 10 tahun terakhir tingkat
kesempatan kerja Kabupaten Pemekasan berada di kisaran 96-97 %. Namun,
kisaran tersebut mengalami penurunan cukup drastis pada tahun 2015 yang
hanaya mencapai 95,74%.

Hal tersebut merupakan kondisi yang positif namun masih perlu tindak lanjut
mengenai penyediaan lapangan kerja dalam rangka menekan angka
pengangguran di Kabupaten Pamekasan. Pada tahun 2014 diketahui bahwa
sektor pertanian di Kabupaten Pamekasan mengalami penurunan karena
faktor cuaca dan kepemilikan lahan yang sempit. Kondisi bidang
perekonomian masih belum berjalan secara maksimal sehingga dalam
menekan angka kemiskinan masih diperlukan keterlibatan para pelaku
ekonomi atau masyarakat yang peduli kemiskinan maupun upaya penguatan
usaha mandiri melalui program/kegiatan pemberdayaan masyarakat.

3. Dorongan lebih cepat berbasis potensial dalam laju pertumbuhan


ekonomi

Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pamekasan tahun 2008 sebesar 5,53%,


yang kemudian mengalami penurunan menjadi sebesar 5,18% pada tahun
2009, dan selanjutnya berturut-turut meningkat sebesar 5,75% pada tahun
2010, sebesar 6,21% pada tahun 2011 dan diproyeksi sebesar 6,32% pada
tahun 2012. Jika dikaitkan pada kelajuan pertumbuhan tiap sektor maka perlu
adanya upaya tindak lanjut agar dapat meningkatkan struktur ekonomi
Kabupaten Pamekasan dan kontribusi sektor lain terutama pada perdagangan
dan jasa untuk tahun ke depan.

Penetapan kebijakan penguatan SIDa di Provinsi adalah gubernur, pun juga


walikota yang menetapkan kebijakan di kota/kabupaten. Kebijakan tersebut
dapat tercantum dalam Roadmap dan RPJMD. Terwujudnya sistem inovasi

73
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan

daerah (SIDa) bagi terciptanya daya saing daerah dan kesejahteraan


masyarakat yang dicapai melalui strategi dan arah kebijakan dengan
pengkajian, pengoperasian, penerapan, dan perekayasaan dalam upayah
menumbuhkembangkan inovasi bagi percepatan dan perluasan pembangunan
ekonomi.

b. Penataan Unsur SIDa


Dalam mendukung penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) di Kabuptaen
Pamekasan ini, dibutuhkan pihak-pihak terkait dalam penataan unsur-unsur SIDa
denga lembaga tertentu yang meliputi :
1. Institusi pemerintah/orgaisasi, baik pemerintah daerah dan lembaga-
lembaga daerah. institusi ini nantinya akan berperan dalam mensinergikan
program dan kegiatan kementerian dan lembaga dalam penguatan SIDa.
Lembaga kelitbangan dan lembaga pendidikan, dimana keduanya saling
berkaitan karena dalam meningkatkan kapasitas dan peran ilmu
pengetahuan dan teknologi yang dilakukan dilngkungan pendidikan
sesuai kebutuhan daerah. Tidak hanya itu dunia usaha dan organisasi
masyarakat juga berperan penting dalam memanfaat hasil kelitbangan
yang nantinya dapat menghasilkan barang atau jasa yang memiliki nilai
ekonomis dan meningkatkan kemitraan dengan lembaga organisasi SIDa.
2. Norma, etika dan budaya yang merupakan suatu nilai profesionalisme
dalam penguatan SIDa karena terciptanya kedaan kondusif dalam yang
dapat menginternalisasikan nilai-nilai sosial bagi penguatan SIDa.

c. Pengembangan SIDa
Pengembangan SIDa didelegasikan dengan tim koordinasi dengan kegiatan
pembangunan komitmen dan konsensus unsur SIDa di daerah yang dilakukan
melalui sosialisasi, fasilitasi dan alokasi dana. Selain itu pemetaan dalam
menganalisis SIDa melalui identifikasi dan oengumpulan data serta analisis faktor
kebijakan, unsur SIDa dan kegiatan atau program apa saja yang telah dilakukan
untuk pengembangan inovasi.

74
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan

d. Pembinaan dan Pengawasan


Pembinaan dan pengawasan SIDa dilakukan untuk koordinasi, pemberian
pedoman dan standar pelaksanaan, pemberian bimbingan dan pelatihan dalam
melakukan kegiatan kelitbangan serta perencanaan, pemanfaatan dan evaluasi
dalam penguatan SIDa. Pengawasan tersebut dapat meliputi pengawasan secara
berkala dan tentatif. Pengawasan berkala dilakukan bertujuan untuk mengawasi
berjalannya SIDa dalam akhir bulan anggaran oleh tiap koordinasi untuk
melakukan pengembangan secara berkala. Sedangkan pengawasan tentatif
dilakukan dengan cara waktu tertentu sesuai kebutuhan saat pelaksanaan
penguatan SIDa tidak kondusif.

e. Pelaporan
Kegiatan pelaporan ini dilakukan untuk mewujudkan SIDa sesuai dengan tujuan
dan misi dari Kabupaten Pamekasa. Hal yang akan dicapai dalam pelaporan
seperti :
1. Meningkatkan jejaring aktor SIDa
Meningkatkan jejaring aktor SIDa diharapkan dapat memacu peningkatan
inovasi daerah yang ada di Kabupaten Pamekasan. Jejaring yang perlu
ditingkatkan adalah elemen lembaga penelitian dan masyarakat. Maka
perlu diberikan insentif bagi inovator baik dana maupun hibah penelitian
untuk inventor. Mitra dalam jejaring aktor juga sangat perlu untuk
membangun UMKM baik secara pendanaan, pembinaan dan
pendampingan dalam penguatan SIDa.
2. Meningkatkan pemanfaatan Iptek
Pemanfaatan iptek perlu dilakukan secara terus menerus agar
produktivitas dan daya saing komoditas unggulan semakin meningkat
3. Implementasi hasil-hasil penelitian dan pengembangannya harus terus
ditingkatkan

75
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan

Hal ini sangat berpengaruh pada daya saing komoditas dalam sektor yang
mendukung penguatan SIDa.

Berdasarkan beberapa indikator dalam pencapain SIDa dapat disimpulakn bahwa


dalam mencapai keberhasilan penguatan SIDa di Kabupaten Pamekasan sangat
berpengaruh pada elemen-elemen baik kebijakan hingga pendanaan. Tidak hanya
itu suatu lembaga institusi terkait pengembangan inovasi dari berbagai sektor juga
akan terlibat untuk pencapaian SIDa yang harus terus dikembangkan dalam
memenuhi ekonomi masyarakat daerah. kolaborasi antar lembaga tersebut sangat
penting sebagai sarana penunjang pelaksanaan program-program dalam SIDa
yang telah ditentukan oleh pemerintah daerah.

5.5 ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGUATAN SIDA

Arah kebijakan dan strategi penguatan SIDa dikembangkan berdasarkan RPJMD


Kabupaten Pamekasan Tahun 2013-2018. Keijakan yang disusun diharapkan
dapat mencapai terwujudnya Visi dan Misi Kabupaten Pamekasan. Seluruh
aparatur pemerintahan dapat saling bergotong royong melaksanakan tugas dengan
semangat menciptakan Kabupaten Pamekasan seperti yang dicita-citakan.

Visi
Visi RPJMD Kabupaten Pamekasan tahun 2013-2018 adalah “Terwujudnya
Pamekasan yang Bersih, Sehat, Cerdas, dan Sejahtera Berlandaskan Iman dan
Taqwa Didukung Aparat yang Profesional”. Enam fokus yang diutamakan
dalam visi tersebut adalah:
1) Bersih, artinya kondisi lingkungan masyarakat yang indah dan asri serta
bebas polusi.
2) Sehat, artinya mewujudkan budaya hidup bersih dan sehat bagi seluruh
masyarakat Kabupaten Pamekasan.
3) Cerdas, artinya mampu mengambil keputusan, menetapkan tujuan, tidak
tergantung dan tidak menjadi pihak yang tersub-ordinasi pihak lain serta

76
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan

meningkatnya tingkat rata-rata pendidikan masyarakat, berkurangnya


angka buta huruf yang pada muaranya dapat meningkatkan indeks
pembangunan manusia di Kabupaten Pamekasan.
4) Sejahtera, artinya mencapai taraf kehidupan yang tentram, nyaman, secara
sosial-ekonomi dan psikologis tidak kekurangan dan mampu memenuhi
paling-tidak kebutuhan dasar seluruh anggota keluarganya.
5) Iman dan Taqwa, artinya berpegang pada ajaran agama dengan senantiasa
menjalankan perintah dan menjauhi larangan dari tuhan Yang Maha
Kuasa.
6) Professional, artinya terciptanya penyelenggaraan pemerintahan yang
aspiratif, partisipatif dan akuntabel serta mampu memberikan pelayanan
yang optimal kepada masyarakat secara adil.
Misi
Berdasarkan visi di atas, ditetapkan misi sebagai berikut:
1. Memperluas pendidikan berbasis potensi daerah dan pemerataan kualitas
pendidikan;
2. Meningkatkan dan mengoptimalkan hidup bersih dan sehat melalui
peningkatan fasilitas layanan kesehatan;
3. Mempercepat pembangunan infrastruktur publik;
4. Meningkatkan pembangunan di bidang ekonomi dengan prioritas sector
pertanian dan optimalisasi komoditas unggulan daerah yang berwawasan
lingkungan;
5. Melakukan percepatan reformasi birokrasi di segala bidang, dan tata
kelola kepemerintahan yang baik (transparan dan akuntabel);
6. Meningkatkan kemudahan pelayanan publik yang cepat, sederhana serta
murah.

Secara substansi, misi Kabupaten Pamekasan berdasarkan RPJMD Tahun 2013-


2018 dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Memperluas pendidikan berbasis potensi daerah dan pemerataan


kualitas pendidikan, dimaksudkan memperluas dan mempermudah

77
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan

aksesibilitas pendidikan, pemerataan pendidikan melalui upaya


peningkatan APM – APK untuk jenjang Pendidikan SD/MI sampai
dengan SMA/MA, utamanya pada penuntasan wajar dikdas 9 tahun, selain
itu upaya peningkatan kualitas hasil pendidikan juga perlu dioptimalkan,
sehingga angka putus sekolah dapat ditekan, angka melanjutkan
meningkat, nilai rata UAN/UNAS meningkat dan rata – rata sekolah bagi
masyarakat Pamekasan juga meningkat, yang didukung sarana prasarana
kependidikan yang cukup memadai dan kualitas tenaga kependidikan yang
mempunyai kompetensi pendidik secara cukup. Pendidikan yang berbasis
potensi lokal pada masyarakat Pamekasan tentunya tidak akan
meninggalkan basis Madura yang islami dan nilai-nilai keagamaan lain
yang baik serta budi pekerti yang luhur.

2. Meningkatkan dan mengoptimalkan hidup bersih dan sehat melalui


peningkatan fasilitas layanan kesehatan, dimaksudkan bahwa layanan
kesehatan bagi semua kalangan masyarakat utamanya masyarakat miskin
di Puskesmas/Pustu akan diupayakan terjangkau/ murah bahkan gratis,
Kualitas dan kuantitas Puskesmas/Pustu secara bertahap dan
berkesinambungan akan ditingkatkan terus, kecukupan tenaga medis dan
para medis diupayakan lebih optimal pada tahun tahun mendatang. Pola
layanan RSUD yang sudah berjalan melalui mekanisme BLUD akan terus
dikembangkan menuju Rumah Sakit yang mandiri, maju/modern dan
profesional, biaya layanan pasien miskin RSUD dan rawat inap kelas 3
diupayakan semurah mungkin bahkan gratis. Kecukupan dokter spesialis
dari tahun ke tahun akan diupayakan bertambah disesuaikan dengan
keperluan dan kebutuhan.

3. Mempercepat pembangunan infrastruktur publik, dimaksudkan


Pembangunan/Rehabilitasi dan Pemeliharaan Jalan/Jembatan dan Jaringan
Irigasi serta infrastruktur industri dan perdagangan akan diupayakan lebih
optimal, sehingga dukungan infrastrukur pengembangan perekonomian,
peningkatan alur/arus distribusi barang dan jasa dapat lebih lancar,

78
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan

peningkatan produksi dan produktivitas pertanian dan perikanan kelautan


dapat ditingkatkan, sekaligus pembenahan kali/sungai dan jaringan irigasi
diharapkan dapat meningkatkan luas areal panen dan merupakan alat
pengendalian banjir di wilayah pertanian maupun permukiman.

4. Meningkatkan pembangunan di bidang ekonomi dengan prioritas


sektor pertanian dan optimalisasi komoditas unggulan daerah yang
berwawasan lingkungan, dimaksudkan bahwa sector pertanian sebagai
penyumbang PDRB terbesar perlu menjadi perhatian yang serius dari
semua pihak, peningkatan produksi dan produktivitas dilakukan melalui
perbaikan pola tanam, pemberantasan hama, pemupukan secara baik dan
irigasi yang cukup. Pengembangan pertanian tanaman pangan, tanaman
perkebunan (tanaman tahunan) maupun tanaman keras dan peternakan di
Kabupaten Pamekasan tentunya disesuaikan dengan potensi masing –
masing wilayah (berbasis komoditas unggulan daerah/wilayah).
Pengembangan perekonomian daerah juga akan didukung melalui
pengembangan Koperasi/Usaha Mikro dan UKM serta pengembangan
industri kecil/kreatif/pengrajin melalui pola pemberdayaan masyarakat dan
desa sebagai basis ekonomi kerakyatan.

5. Melakukan percepatan reformasi birokrasi di segala bidang, dan tata


kelola kepemerintahan yang baik (transparan dan akuntabel),
dimaksudkan bahwa penataan kelembagaan dalam hal ini organisasi
SKPD secara periodik perlu dilakukan kajian/Analisis jabatan dan atau
review disesuaikan dengan perkembangnnya, penempatan pegawai harus
sesuai dengan kompetensinya, kecukupan pegawai perlu dipertimbangkan
sesuai dengan kebutuhan SKPD, demikian pula pelatihan pegawai dalam
bentuk pelatihan/pendidikan secara structural maupun fungsional perlu
dilakukan terus , peningkatan etos kerja, disiplin kerja dan budaya kerja
juga perlu ditingkatkan, melalui penerapan etika dan perilaku pegawai
secara baik.

79
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan

6. Meningkatkan kemudahan pelayanan publik yang cepat, sederhana


serta murah, dimaksudkan bahwa layanan publik yang baik, cepat, murah
merupakan hak masyarakat untuk mendapat pemenuhan dari lembaga
publik dalam hal ini adalah Kabupaten Pamekasan, karena layanan publik
yang baik adalah salah satu ciri berjalannya tugas kepemerintahan secara
baik, oleh karena itu semua SKPD yang mempunyai tugas terkait dengan
layanan publik harus menyusun standart pelayanan publik (SPP) dan
disosialisasikan kepada masyarakat/stakeholder dan pemangku
kepentingan.

5.5.1 Arah Kebijakan dan Strategi


Arah kebijakan dan strategi disusun sesuai dengan RPJMD Kabupaten Pamekasan
Tahun 2013-2018 untuk membantu pemerintah daerah dalam merumuskan
kebijakan terkait adanya SIDa di Kabupaten Pamekasan.

1. Arah kebijakan dan strategi Misi 1


Misi pertama yaitu memperluas pendidikan berbasis potensi daerah dan
pemerataan kualitas pendidikan yang bertujuan untuk mewujudkan
masyarakat Pamekasan yang cerdas, terampil dan terdidik berlandaskan iman
dan taqwa. Terhadap pencapaian tujuan tersebut ditetapkan sasaran sebagai
berikut :
a) Meningkatnya akses dan pemerataan, peningkatan kualitas hasil pelayanan
pendidikan dengan strategi pencapaian yaitu Pemerataan pendidikan
sesuai kebutuhan masyarakat, tidak diskriminatif dengan biaya murah
(gratis), yang didukung dengan sarana dan prasarana pendidikan dan
perpustakaan yang memadai, dengan arah kebijakan antara lain:
• Menyelenggarakan sistem pendidikan murah dalam rangka
mewujudkan pemerataan dan mencerdaskan masyarakat;
• Meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan.

80
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan

b) Meningkatnya kualitas dan relevansi pendidikan yang akan dicapai


melalui strategi peningkatan kualitas hasil pendidikan yang didukung
dengan kompetensi tenaga pendidik yang memadai dengan arah kebijakan
sebagai berikut :
• Meningkatkan kualitas hasil penyelenggaraan pendidikan;
• Meningkatkan kualitas SDM tenaga Pendidikan;
• Meningkatkan layanan perpustakaan.

2. Arah kebijakan dan strategi Misi 2


Misi meningkatkan dan mengoptimalkan hidup bersih dan sehat melalui
peningkatan fasilitas layanan kesehatan memiliki tujuan pencapaian berupa
terwujudnya masyarakat Pamekasan yang sehat dengan fasilitas dan layanan
kesehatan yang memadai. Dalam mencapai tujuan tersebut ditetapkan sasaran,
strategi dan arah kebijakan sebagai berikut :
a) Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat dengan strategi meningkatkan
upaya pelayanan kesehatan masyarakat dan peran serta masyarakat serta
arah kebijakan sebagai berikut :
• Meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan
yang memadai;
• Meningkatkan ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan;
• Meningkatkan upaya pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat
(promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif);
• Meningkatkan kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan.
b) Meningkatnya perilaku hidup bersih dan sehat dengan strategi optimalisasi
sumber daya dalam rangka mewujudkan pola hidup bersih dan sehat yang
diikuti dengan arah kebijakan berupa meningkatkan peran serta aktif
masyarakat bidang kesehatan.
c) Meningkatnya Layanan RSUD yang akan dicapai melalui strategi
pengembangan RSUD, melalui dukungan kecukupan tenaga medis dan
paramedis serta sarana dan prasarana rumah sakit secara memadai yang

81
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan

diarahkan melalui kebijakan berupa Pengembangan RSUD melalui pola


BLUD.
d) Meningkatnya pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak melalui
strategi peningkatan iklim kondusif bagi pengembangan keberdayaan
perempuan dan anak melalui kemandirian berusaha dan ketahanan
keluarga dengan arah kebijakan sebagai berikut :
• Penguatan kelembagaan organisasi wanita; dan
• Meningkatkan perlindungan perempuan dan anak.
e) Pemantapan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera yang dicapai
melalui strategi Pemantapan kapasitas pelayanan KB di klinik KB
Pemerintah dan swasta melalui penyediaan sarana dan prasarana
pelayanan KB dengan arah kebijakan sebagai berikut :
• Pemantapan Program KB; dan
• Meningkatkan Keluarga Sejahtera.

3. Arah kebijakan dan strategi Misi 3


Misi ketiga yaitu Mempercepat pembangunan infrastruktur publik mempunyai
tujuan meningkatnya infrastruktur penunjang kehidupan dan mobilitas
masyarakat. Tujuan tersebut dapat dicapai melalui penetapan sasaran, strategi dan
arah kebijakan sebagai berikut :
a) Meningkatnya Pembangunan dan rehabilitasi jalan dan jembatan, jaringan
irigasi dan konservasi sumber daya air, transportasi yang layak dan
memadai. Pencapaiannya dilakukan dengan strategi :
• Meningkatkan pembangunan dan pemeliharaan jalan dan jembatan
dengan arah kebijakan :
- Penyediaan sistem informasi/database infrastruktur;
- Meningkatkan kualitas dan kuantitas jalan dan jembatan.
• Meningkatkan pembangunan infrastruktur irigasi dan penanggulangan
banjir dengan arah kebijakan meningkatkan kualitas dan kuantitas
infrastruktur irigasi serta pengelolaan dan konservasi sumber daya air.

82
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan

b) Meningkatnya kualitas permukiman dilakukan dengan strategi


meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana pemukiman dan
arah kebijakan Meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana
pemukiman perkotaan dan pedesaan.
c) Meningkatnya sarana dan prasarana transportasi dengan strategi
meningkatkan ketersediaan kelengkapan jalan dan angkutan umum dan
arah kebijakan sebagai berikut :
• Pemenuhan fasilitas kelengkapan jalan;
• Meningkatkan sarana dan prasarana pelayanan angkutan umum.

4. Arah kebijakan dan strategi Misi 4


Misi meningkatkan pembangunan di bidang ekonomi dengan prioritas sektor
pertanian dan optimalisasi komoditas unggulan daerah yang berwawasan
lingkungan mempunyai tujuan, sasaran, strategi dan arah kebijakan sebagai
berikut :
a) Meningkatnya produksi dan produktivitas sektor pertanian, perkebunan
dan perikanan, tujuan ini mempunyai sasaran sebagai berikut :
• Meningkatnya pembangunan pertanian/peternakan yang dicapai
melalui strategi dan arah kebijakan sebagai berikut :
- Optimalisasi ketersediaan sarana dan prasarana produksi pertanian
dengan arah kebijakan meningkatkan produksi, produktivitas dan
luas panen tanaman pertanian;
- Optimalisasi pembinaan kelompok tani dengan arah kebijakan
meningkatkan kesejahteraan dan kualitas sumber daya manusia
pertanian;
- Optimalisasi promosi produk unggulan daerah baik di tingkat
propinsi maupun nasional dengan arah kebijakan mewujudkan dan
mengembangkan agrobisnis yang berdaya saing.
• Meningkatnya ketahanan pangan daerah serta meningkatnya kapasitas
dan peran serta masyarakat dicapai melalui strategi optimalisasi

83
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan

sumber daya ketahanan pangan daerah dan arah kebijakan sebagai


berikut :
- Penyediaan lumbung pangan menuju desa mandiri;
- Memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi peningkatan dan
peran serta masyarakat.
• Meningkatnya pembangunan kehutanan dan perkebunan melalui
strategi penguatan dan perluasan sumber daya kehutanan dan
perkebunan serta arah kebijakan meningkatkan produksi dan
produktivitas tanaman perkebunan dan menjaga kelestarian hutan
rakyat.
• Meningkatnya pembangunan perikanan dicapai dengan strategi
penguatan dan perluasan sumber daya perikanan serta arah kebijakan
sebagai berikut :
- Meningkatkan produksi dan produktivitas perikanan;
- Melaksanakan upaya pemberdayaan masyarakat petani dan
nelayan dan pengusaha kecil dan mikro.
b) Mendorong pertumbuhan sektor pariwisata dengan sasaran meningkatnya
kunjungan wisata yang dapat dicapai melalui strategi promosi dan
eksplorasi sektor pariwisata serta arah kebijakan berupa pengembangan
potensi pariwisata.
c) Menurunnya angka kemiskinan dan kesenjangan sosial dengan sasaran
berkurangnya angka kemiskinan dan kesenjangan sosial dan kesenjangan
antar wilayah yang didukung oleh strategi berupa sinergitas antar wilayah
untuk mendukung pengentasan kemiskinan yang diarahkan melalui
kebijakan meningkatkan akses masyarakat miskin pada kegiatan ekonomi
dan meningkatkan keberpihakan.
d) Meningkatnya kesejahteraan tenaga kerja melalui perluasan lapangan
kerja yang memiliki sasaran berupa meningkatnya kualitas dan
kompetensi tenaga kerja serta penyediaan lapangan kerja yang dapat
dicapai melalui strategi pemberdayaan dan peningkatan kapasitas tenaga

84
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan

kerja dengan arah kebijakan mendorong profesionalitas kerja dan


menciptakan hubungan industrial kerja yang harmonis.
e) Memperkuat iklim usaha UMKM dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan rakyat dan penurunan angka kemiskinan memiliki sasaran
berupa meningkatnya koperasi, UMKM dan etos kewirausahaan dalam
rangka peningkatan ekonomi masyarakat yang dicapai melalui strategi dan
arah kebijakan sebagai berikut :
• Meningkatkan akses dan iklim usaha UMKM dan koperasi sejalan
dengan pengembangan dunia usaha dengan arah kebijakan penguatan
ekonomi kerakyatan melalui peningkatan kompetensi dan daya saing
usaha koperasi dan UMKM.
• Mengoptimalkan kapasitas industri yang ada dan mengembangkan
potensi baru dengan arah kebijakan yaitu :
- Mengembangkan sektor industri kecil, menengah dan kreatif;
- Meningkatkan fasilitasi manajemen dan pemasaran hasil produksi
industri kecil, menengah dan kreatif.
• Meningkatkan sarana dan prasarana perdagangan, sistem dan jaringan
distribusi barang serta pengembangan pasar dalam dan luar daerah
dengan arah kebijakan yaitu:
- Pengembangan dan penataan sarana dan prasarana perdagangan;
- Pengawasan distribusi dan ketersediaan barang;
- Peningkatan perlindungan konsumen.
f) Meningkatnya investasi dan penanaman modal dalam rangka
menumbuhkan perekonomian daerah yang mempunyai sasaran
meningkatnya investasi/ penanaman modal daerah. Pencapaian sasaran ini
dilakukan dengan strategi Mengembangkan iklim yang kondusif bagi
investasi dan pelaku usaha ekonomi baru serta arah kebijakannya yaitu
Menciptakan iklim investasi yang kondusif.
g) Menjaga dan melestarikan lingkungan agar tetap asri, sehat, kondusif
dalam rangka kelangsungan pembangunan. Tujuan ini memiliki sasaran
meningkatnya daya dukung lingkungan terhadap perlaksanaan

85
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan

pembangunan. Untuk mencapai sasaran ini dilakukan dengan strategi


pelestarian lingkungan hidup secara berkelanjutan dengan memperhatikan
kaidah-kaidah berkelanjutan dan arah kebijakan sebagai berikut :
• Peningkatan pengelolaan dan perlindungan lingkungan hidup;
• Pemanfaatan sumber daya alam dengan memperhatikan
kelestariannya;
• Peningkatan pengelolaan dan ketersediaan ruang terbuka hijau;
• Peningkatan kebersihan lingkungan;
• Pengurangan beban pencemaran lingkungan.

5. Arah kebijakan dan strategi Misi 5


Misi kelima yaitu Melakukan percepatan reformasi birokrasi di segala bidang, dan
tata kelola kepemerintahan yang baik (transparan dan akuntabel) yang
mempunyai tujuan, sasaran, strategi dan arah kebijakan sebagai berikut :
a) Meningkatnya transparansi, partisipasi masyarakat dan akuntabilitas
penyelenggaraan pemerintahan daerah, tujuan ini mempunyai sasaran
sebagai berikut :
• Terwujudnya manajemen perencanaan yang efektif, partisipatif,
inovatif dan memperhatikan keinginan masyarakat yang memadai
didukung kajian secara memadai yang dicapai melalui strategi dan
arah kebijakan sebagai berikut :
- Mewujudkan pelaksanaan perencanaan pembangunan secara
sistematis dan terpadu dengan arah kebijakan meningkatkan
koordinasi, integrasi dan Sinkronisasi perencanaan pembangunan
lintas sektor serta;
- Mengakomodasi aspirasi masyarakat khususnya dalam perencanaan
pembangunan daerah.
• Meningkatnya penataan kawasan daerah sesuai RT/RW dan peraturan
perundangan lainnya yang dicapai melalui strategi dan arah kebijakan
sebagai berikut :

86
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan

- Optimalisasi perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian tata ruang


dengan arah kebijakan penyusunan perencanaan tata ruang dan
meningkatkan koordinasi pemanfaatan ruang dan pengendalian
pemanfaatan ruang.
• Terwujudnya Sistem Inovasi Daerah (SIDa) bagi terciptanya daya
saing daerah dan kesejahteraan masyarakat yang dicapai melalui
strategi dan arah kebijakan sebagai berikut :
- Melaksanakan litbang, pengkajian, pengoperasian, penerapan, dan
perekayasaan dalam menumbuhkembangkan inovasi bagi
percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi, dengan arah
kebijakan merumuskan kebijakan inovasi (roadmap, grand design,
dan action plan) berskala Kabupaten dan melaksanakan litbang,
pengkajian, penerapan perekayasaan, dan pengoperasian dalam
rangka penguatan SIDa.
b) Meningkatnya layanan publik melalui tata kelola pemerintahan yang baik,
tujuan ini dengan sasaran sebagai berikut :
• Terwujudnya reformasi birokrasi yang profesional, bebas KKN yang
dicapai melalui strategi memperluas kesempatan aparatur dalam
meningkatkan kualitas dan kapasitasnya dengan arah kebijakan
meningkatkan kapasitas SDM aparatur yang profesional dan
kompeten.
• Meningkatnya peran serta lembaga legislatif dalam menyelenggarakan
tugas kepemerintahan dan peningkatan layanan kepada masyarakat
yang dicapai melalui strategi meningkatkan fungsi lembaga legislatif
sebagai mitra eksekutif dalam menyelenggarakan tugas
kepemerintahan dengan arah kebijakan meningkatkan fungsi lembaga
legislatif.
• Meningkatnya fungsi kesekretariatan dan pengembangan lembaga
pemerintahan yang profesional, efektif dan efisien yang dicapai
melalui strategi pengelolaan layanan administrasi secara efektif dan

87
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan

efisien berbasis budaya pemerintahan yang bersih, akuntabel,


transparan, dan bebas dengan arah kebijakan sebagai berikut :
- Meningkatkan kualitas dan manjemen layanan administrative kepada
Sekda dan SKPD terkait;
- Meningkatkan kerjasama antar daerah dalam merumuskan
penanganan masalah lintas sektor;
- Menegakkan supremasi hukum.
c) Terwujudnya pengelolaan keuangan secara transparan dan akuntabel
dengan sasaran Meningkatnya kualitas pengelolaan keuangan dan asset
daerah yang dapat dicapai melalui strategi :
• Peningkatan pengelolaan keuangan dan aset daerah dengan
mengedepankan kebutuhan masyarakat serta arah kebijakan sebagai
berikut :
- Meningkatkan transparansi pelaksanaan penganggaran;
- Meningkatkan kompetensi pengawasan.
• Optimalisasi Penerimaan Daerah dengan arah kebijakan sebagai
berikut :
- Mengitensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan asli daerah;
d) Terwujudnya masyarakat madani, kondusif dan berbasis religious toleran
dan bertanggung jawab dengan sasaran meningkatnya ketentraman dan
ketertiban masyarakat, serta penegakan supremasi hukum yang
berkeadilan, transparan, dan profesional melalui strategi meningkatkan
peran serta masyarakat dalam mewujudkan suasana kondusif serta arah
kebijakan sebagai berikut :
• Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap politik dan hukum;
• Meningkatkan toleransi dan kerukunan antar umat beragama;
• Meningkatkan kesadaran hukum masyarakat serta membangun
komunikasi politik yang terbuka dan saling menghormati;
• Meningkatkan partisipasi masyarakat terhadap keamanan lingkungan.
e) Meningkatkan kewaspadaan dan upaya penanggulangan bencana dengan
sasaran meningkatnya upaya penanggulangan bencana secara efektif dan

88
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan

efisien melalui strategi peningkatan sarana prasarana dan kapasitas


masyarakat dalam penanggulangan bencana serta arah kebijakannya
sebagai berikut :
• Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang penanggulangan
bencana;
• Meningkatkan sarana prasarana penanggulangan bencana.
f) Mengembangkan potensi dan bakat pemuda di bidang olahraga, seni, dan
budaya dengan sasaran meningkatnya potensi pemuda, olahraga, dan seni
budaya daerah melalui strategi dan arah kebijakan sebagai berikut :
• Peningkatan peran serta generasi muda dengan arah kebijakan
meningkatkan peran generasi muda;
• Peningkatan sarana dan prasarana keolahragaan dengan arah kebijakan
meningkatkan prestasi olahraga dan meningkatkan fasilitas olah raga;
• Peningkatan kepedulian masyarakat terhadap seni, budaya dan nilai-
nilai tradisi dengan arah kebijakan mengembangkan seni dan budaya
nilai tradisi.
g) Memberdayakan masyarakat dan desa untuk mendukung pertumbuhan
daerah memiliki sasaran berupa meningkatnya keberdayaan masyarakat
dan desa untuk mendukung pertumbuhan daerah yang dapat dicapai
melalui strategi Peningkatan akses dan kapasitas masyarakat dan desa
dalam pembangunan daerah yang diarahkan melalui kebijakan
memberikan ruang yang seluas-luasnya bagi partisipasi masyarakat dan
desa dalam pembangunan.
h) Meningkatnya sistem pengelolaan arsip agar dapat termanfaatkan secara
maksimal dengan sasaran meningkatnya utilitas kearsipan bagi masyarakat
luas yang dicapai melalui strategi memperluas akses masyarakat dalam
memanfaatkan arsip daerah serta arah kebijakannya memberikan layanan
prima terhadap pengguna arsip.

89
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan

6. Arah kebijakan dan strategi Misi 6


Misi Meningkatkan kemudahan pelayanan publik yang cepat, sederhana serta
murah yang bertujuan untuk Mewujudkan kepuasan masyarakat terhadap layanan
Publik menuju masyarakat yang bertanggung jawab berbasis iman dan taqwa.
Dalam mencapai tujuan tersebut ditetapkan sasaran, strategi dan arah kebijakan
sebagai berikut :
a) Meningkatnya kualitas pelayanan publik yang benar-benar prima, serta
penerapan SPM (Standar Pelayanan Minimal) pada seluruh lembaga
layanan publik dengan strategi optimalisasi sarana prasarana layanan
publik dengan arah kebijakan peningkatan penyelenggaraan pemerintahan
yg efektif dan efisien.
b) Meningkatnya tertib administrasi kependudukan dan meningkatnya
kualitas layanan kependudukan dengan strategi memberdayakan fasilitas
pendukung administrasi kependudukan sebagai upaya untuk meningkatkan
kualitas layanan yang diarahkan melalui kebijakan peningkatan layanan
prima terkait dengan adminstrasi kependudukan.
c) Meningkatnya kualitas keimanan dan ketaqwaan masyarakat serta
keleluasaan untuk menjalankan dan memenuhi kewajiban syariat agama
sesuai dengan keyakinannya dengan strategi mengkoordinasikan dan
memobilisasi stake holder bidang keimanan dan ketaqwaan dalam rangka
mewujudkan masyarakat madani dengan arah kebijakan meningkatnya
ketaqwaan dan kerukunan hidup umat beragama.
d) Meningkatnya penyelesaian ijin lokasi tepat waktu dengan strategi
meningkatkan kapasitas sumber daya menuju stardart pelayanan ijin lokasi
dengan arah kebijakan peningkatan layanan prima penerbitan ijin lokasi.
e) Meningkatnya sistem komunikasi dan media massa dengan strategi
mengembangkan sistem informasi dan komunikasi secara terpadu untuk
mendukung informasi layanan publik, dengan arah kebijakan
mengembangkan sistem informasi dan komunikasi berbasis pada
pengembangan TI.

90
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Pamekasan

5.6 FOKUS DAN PROGRAM PRIORITAS


Program prioritas daerah dibuat untuk mencapai visi dan misi suatu daerah, begitu
juga program prioritas pada daerah Kabupaten Pamekasan ini untuk mencapai
Visi dan Misi pembangunan Kabupaten Pamekasan tahun 2013-2018. Program
prioritas ini dibuat untuk masa lima tahun bagi tiap SKPD yang masing-masing
dilengkapi dengan target indikator kinerja yang bertujuan untuk mengetahui
sejauh mana rencana pembangunan tersebut akan dicapai. Sepanjang tahun 2014
Kabupaten Pamekasan telah menetapkan beberapa prioritas pembangunan demi
melaksanakan kebijakan pembangunan yang telah ditetapkan dalam rangka
mengantisipasi dan menangani isu-isu strategis yanga ada.

Program prioritas pembangunan yang dikembangkan di Kabupaten Pamekasan


meliputi ;
(1) pengembangan pendidikan berbasis potensi daerah dan pemerataan kualitas
dan layanan bidang pendidikan bagi masyarakat terutama jenjang
pendidikan dasar dan menengah,
(2) peningkatan derajat kesehatan masyarakat dan penyedia fasilitas layanan
kesehatan yang terjangkau dan mjurah,
(3) perbaikan dan pembangunan infrastruktur untuk mendukung mobilitas sosial
dan pembangunan bidang ekonomi,
(4) pengembangan sektor pertanian dan komoditi unggulan lokal, serta
pemberdayaan UKM dan pengembangan sektor perekonomian yang
fungsional dalam mendorong percepatan penanganan kemiskinan dan
pengangguran,
(5) percepatan reformasi birokrasi dan tata kelola pemerintahan daerah yang
baik dan akuntabel,
(6) pengembangan fasilitas layanan publik yang merata dan terjangkau.

91
LEMBAGA PENELITIAN & INOVASI
UNIVERSITAS AIRLANGGA

Kampus C Mulyorejo, Surabaya 60115


Phone (031) 5995246, 5955248
Fax (031) 5962066, 5923584

www,lpi.unair.ac.id

Anda mungkin juga menyukai