Anda di halaman 1dari 50

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang Islam dan Alam
Alam semesta adalah fana. Pengertian dari alam semesta adalah ruang dimana
didalamnya terdapat kehidupan biotik maupun abiotik serta segala macam peristiwa
alam yangdapat diungkapkan maupun yang belum dapat diungkapkan oleh manusia.Ada
penciptaan, proses dari ketia-daan menjadi ada, dan akhirnya hancur. Di antaranya ada
pen-ciptaan manusia dan makhluk hidup lainnya. Di sana berlang-sung pula ribuan,
bahkan jutaan proses fisika, kimia, biologi dan proses-
proses lain yang tak diketahui. Sebenarnya seluruhkejadian di alam semesta ini, sudah
terjadi dan kejadiannya mengikuti segala rencana dan konsep
yang sudah tertera di dalam Al Qur’an. Gambaran jelasnya, bahwa semua proses alam
semesta inimengikuti dan mengekor pada segala yang tertuang dalam Al Qur’an, apakah
diketahui atau tidak tabir rahasianya oleh manusia.
1.2 Latar Belakang Islam dan Ilmu Pengetahuan
Ilmu pengetahuan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan
dariajaran agama Islam, sebab kata islam itu sendiri, dari kata dasar aslamayang artinya
“tunduk patuh”, mempunyai makna “tunduk patuh kepadakehendak atau ketentuan
Allah”.Ilmu bukan sekedar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkumsekumpulan
pengetahuan berdasarkan teori teori yang disepakati dandapat se!ara sistematik diuji
dengan seperangkat metode yang diakuidalam bidang ilmu tertentu. "ipandang dari
sudut #lsa$at, ilmu terbentukkarena manusia berusaha ber#kir lebih jauh mengenai
pengetahuan yangdimilikinya. Ilmu pengetahuan adalah produk dari epistemologi.
1.3 Latar belakang Islam dan Kebudayaan
Islam tentu sangat luas dan memiliki keterkaitan antara lain salah satunya
dengan kebudayaan. Melalui berbagai linteratur yang berbicara tentang islam dapat di
jumpai uraian mengenai pengertian agama Islam, berbagai aspek yang berkenaan
dengan Islam itu perlu di kaji sejara seksama, Sehingga dapat dihasilkan pemahaman
Islam yang komprahensip hal ini perlu dilakukan, karena kualitas pemahaman ke-

1
Islaman seseorang akan mempengarui pola piker, sikap, dan tindakan ke-Islama yang
bersangkutan, Kita barang kali sepakat terhadap kualitas ke-Islaman seseorang benar-
benar komprahenship dan berkualitas. Dan untuk bagian ini kita akan membicarakan
Islam kebudayaan hal ini perlu diketahui agar kita dapat menjawab pertanyaan atau
persoalan Islam dan kebudayaan. Diantara pertanyaan apakah Islam itu kebudayaan ?
pertanyaan ini penting di kaji agar kita dapat memahami Islam secara komprenhenship
disamping itu kitapun akan mencoba untuk mengungkap hubungan antara Islam dan
kebudayaan.
1.4 Latar belakang Islam dan Ekonomi
Islam muncul sebagai sumber kekuatan yang baru pada Abad ke-7 Masehi,
menyusul runtuhnya kekaisaran Romawi. Kemunculan itu ditandai dengan
berkembangnya peradaban baru yang sangat mengagumkan. Kebudayaan, ilmu
pengetahuan, dan teknologi serta kehidupan sosial lainnya termasuk ekonomi
berkembang secara menakjubkan.
Fakta sejarah itu sesungguhnya menunjukkan bahwa Islam merupakan sistem
kehidupan yang bersifat komprehensif, yang mengatur semua aspek, baik dalam sosial,
ekonomi, dan politik maupun kehidupan yang bersifat spritual. Hal itu sebagaimana
yang dijelaskan firman Allah swt. yang artinya: “Dan Kami turunkan kepadamu al-Kitab
(al-Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu.” (Q. S. An-Nahl (16): 89).
Allah swt. juga berfirman dalam surat al-Ma’idah ayat 3 yang artinya: “Pada hari ini
telah Ku-sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu
nikmat-Ku, dan telah Kuridhai Islam itu menjadi agama bagimu.” (Q. S. Al-Ma’idah
[5]: 3).
Firman Allah swt. di atas jelas menyatakan bahwa Islam adalah agama yang
sempurna dan mempunyai sistem tersendiri dalam menghadapi permasalahan
kehidupan, baik yang bersifat materiil maupun nonmateriil. Oleh sebab itu ekonomi
sebagai satu aspek kehidupan, tentu juga sudah diatur oleh Islam. Ini bisa dipahami,
sebagai agama yang sempurna, mustahil Islam tidak dilengkapi dengan sistem dan
konsep ekonomi. Suatu sistem yang dapat digunakan sebagai panduan bagi manusia

2
dalam menjalankan kegiatan ekonomi. Suatu sistem yang garis besarnya sudah diatur
dalam al-Quran dan hadis Nabi.
Ekonomi Islam sesungguhnya secara inheren merupakan konsekwensi logis dari
kesempurnaan Islam itu sendiri. Islam haruslah dipeluk secara kaffah dan komprehensif
oleh umatnya. Islam menuntut kepada umatnya untuk mewujudkan keislamannya dalam
seluruh aspek kehidupannya.
1.5 Latar belakang Islam dan Politik
Dalam urusan politik, Islam telah mensyari’atkan aturan yang paling sempurna
dan adil. Islam mengajari umatnya segala yang seharusnya dilakuan dalam berintraksi
(muamalah) dengan sesama Muslim atau dengan yang lainnya. Dalam peraturannya,
Islam menggabungkan antara rahmah (kasih sayang) dengan kekuatan, menggabungkan
antara sikap lemah lembut dengan kasih sayang terhadap semua makhluk sesuai
kemampuan. Jika dengan lembut dan kasih sayang tidak bisa, maka kekuatan yang
dipergunakan, namun dengan penuh hikmah dan keadilan, bukan dengan kezhaliman
dan kekerasan.
Allah Azza wa Jalla memerintahkan agar berlaku adil, menyayangi dan berbuat
baik kepada setiap orang. Disamping itu, Allâh Azza wa Jalla juga melarang perbuatan
keji serta semua tindak kezhaliman, baik yang berkaitan dengan nyawa, harta,
kehormatan dan hak-hak kemanusiaan.
1.6 Latar belakang Islam dan Keluarga
Apakah keluarga sekarang ini termasuk keluarga yang sakinah,atau bahkan
keluarga yang rusak? Itu yang menjadi pertanyaan kita bersama, tingginya nilai
perceraian dalam rumah tangga,kekerasan-kekerasan dalam keluarga , terjadinya
poligami dimana-mana, mengapa demikian?mungkin salah satu factor penyebabnya
adalah menurunya keimanan dalam diri seseorang, rasa yang selalu kurang dan tidak
menerima,tidak bersyukur terhadap apa yang diberikan oleh allah.
Ini menjadi tugas setiap individu, bagaimanasih membentuk dan menciptakan keluarga
yang sakinah,mawadah, dan warohmah.Dalam artikel ini kami akan membahas tentang

3
bagaimana keluarga dalam ajaran islam yang sesungguhnya, serta pembentukan
keluarga yang sakinah.
1.7 Latar belakang Islam dan Pendidikan
Islam sebagaimana yang kita tahu adalah satu-satunya agama yang
diakuikeabsahannya oleh Allah SWT. Walaupun ada banyak agama lain
dimuka bumi, namun hanya agama kita ini yang sangat sempurna konsep danfleksibilita
snya.Islam adalah agama yang “rahmatan lil‟alamin”. Sangat menjunjung tinggi
keseimbangan kehidupan antara makhluk satu dengan lainnya.Makanya dalam Islam
dikenal ada 2 jenis hubungan ketergantungan. Yaitu “hablun minallah” dan ”hablun
minannas”. Sedangkan dalam hubunganyang disebutkan nomor 2 tadi, kita tidak serta
merta hanya dapatmemperuntukkannya pada manusia semata, tapi cakupannya luas
meliputi binatang, tumbuhan dan alam sekitar.Di sini kami mungkin hanya akan sedikit
menjelaskan sedikit pemahamandari hubungan kedua tersebut. Kaitannya dengan
pengembangan individualmanusia dalam hal pengetahuan sebagai tonggak peradaban
muslim.Disadari atau tidak, pendidikan adalah salah satu kebutuhan primer yangtidak
bisa dilepaskan dari keberlangsungan siklus kehidupan suatu kelompokmasyarakat.
Tanpa adanya sebuah pendidikan yang cukup, sebuah komunitas
akansangat lambat peningkatan taraf hidupnya. Karena kebodohan dalammelakukan
suatu hal umumnya justru akan menimbulkan masalah-masalah baru yang bisa
menghambat laju perkembangannya.Karena itulah pendidikan menjadi sebuah
kebutuhan pokok yangkeberadaannya tidak bisa ditawar lagi.
1.8 Tujuan
1. Mengetahui hubungan Islam dan Alam.
2. Mengetahui hubungan Islam dan Ilmu Pengetahuan.
3. Mengetahui hubungan Islam dan Ilmu Kebudayaan.
4. Mengetahui hubungan Islam dan Ekonomi.
5. Mengetahui hubungan Islam dan Politik
6. Mengetahui hubungan Islam dan Keluarga.
7. Mengetahui hubungan Islam dan Pendidikan,

4
1.9 Rumusan Masalah
1. Bagaimana hubungan Islam dan Alam?
2. Bagaimana hubungan Islam dan Ilmu Pengetahuan?
3. Bagaimana hubungan Islam dan Ilmu Kebudayaan?
4. Bagaimana hubungan Islam dan Ekonomi?
5. Bagaimana hubungan Islam dan Politik?
6. Bagaimana hubungan Islam dan Keluarga?
7. Bagaimana hubungan Islam dan Pendidikan?

5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Islam dan Alam
Kata “islām” berasal dari bahasa Arab aslama - yuslimu dengan arti semantik
sebagai berikut: tunduk dan patuh (khadha‘a wa istaslama), berserah diri, menyerahkan,
memasrahkan (sallama), mengikuti (atba‘a), menunaikan, menyampaikan (addā), masuk
dalam kedamaian, keselamatan, atau kemurnian (dakhala fi al-salm au al-silm au al-
salām). Dari istilah-istilah lain yang akar katanya sama, “islām” berhubungan erat
dengan makna keselamatan, kedamaian, dan kemurnian.
Secara istilah, Islam bermakna penyerahan diri; ketundukan dan kepatuhan terhadap
perintah Allah serta pasrah dan menerima dengan puas terhadap ketentuan dan hukum-
hukum-Nya.
Alam adalah segala sesuatu yang ada atau yang dianggap ada oleh manusia di dunia
ini selain Allah beserta Dzat dan sifat-Nya. Alam dapat dibedakan mrnjadi beberapa
jenis, diantaranya adalah alam ghoib dan alam syahadah. Alam syahadah dalam istilah
Inggris disebut universe yang artinya seluruhnya, yang dalam bahasa sehari-hari disebut
sebagi alam semesta. Alam semesta merupakan ciptaan Allah yang diurus dengan
kehendak dan perhatian Allah. Allah menciptakan alam semesta ini dengan susunan
yang teratur dalam aspek biologi, fisika, kimia, dan geologi beserta semua kaidah sains.
Definisi dari alam semesta itu sendiri adalah segala sesuatu yang ada pada diri manusia
dan di luar dirinya yang merupakan suatu kesatuan system yang unik dan misterius.
Alam syahadah atau alam materi sering juga disebut dengan alam fisik karene alam
syahadah merupakan alam yang dapat dicapai oleh indera manusia baik dengan
menggunakan alat atau tidak, berbeda dengan alam ghoib yang tidak dapat tercapai oleh
indera. Alam syahadah dapat dibedakan menjadi alam raya (makrokosmos) dan alam
zarrah (mikrokosmos). Dan dapat pula dibedakan menjadi alam nabati, hewani, dan
insani Al Quran menggambarkan alam semesta laksana sebuah kitab yang disusun oleh
satu wujud yang arif, yang setiap baris dan katanya merupakan tanda kearifan
penulisnya.

6
 Menurut Teori Big Bang
Alam semesta telah diciptakan sekitar 15 miliar tahun yang lalu. Tidak seorangpun
tahu kenapa, mengapa, dan bagaimana alam semesta ini terbentuk. Akan tetapi, dari
beberapa penelitian yang memakan waktu yang lama, bermunculanlah berbagai teori
penciptaan alam semesta. Pada abad ke 19, banyak orang mempercayai teori alam
semesta yang tetap. Teori ini mengatakan bahwa alam semesta tidak memiliki
permulaan, dengan kata lain alam semesta ini telah ada sejak dahulu kala dan tidak
berubah (statis). Teori ini muncul dari kalangan materialis yang tidak percaya tentang
penciptaan.
Kemudian, pada abad 20 muncul suatu teori baru tentang penciptaan alam semesta,
yaitu teori Big Bang. Teori ini mengatakan bahwa alam semesta memiliki permulaan.
Pada teori ini, dikatakan bahwa alam semesta terbentuk karena sebuah ledakan besar
yang disebut Big Bang. Teori Big Bang merupakan kebalikan dari teori alam semesta
yang tetap. Teori Big bang menyatakan bahwa alam semesta terbentuk oleh suatu
ledakan besar. Pernyataan ini mengindikasikan bahwa terdapat permulaan pada alam
semesta. Banyak orang yang menganut paham materialis yang tidak percaya dan
menyanggah teori ini.
Akan tetapi, tidak lama setelah teori ini muncul, banyak bukti -bukti yang ditemukan
membenarkan teori ini seperti ditemukannya sisa-sisa gema radiasi dentuman dari
ledakan tersebut. Sungguh menakjubkan karena sisa-sisa gema dentuman tersebut masih
ada meskipun proses-proses pendinginan dari dentuman besar tersebut telah berlangsung
selama 15 miliar tahun. Sisa-sisa radiasi gema tersebut dapat ditemukan pada suhu 5
kelvin. Kemudian teori Big Bang pun diterima oleh berbagai kalangan di seluruh dunia.
 Menurut Al Quran
Menurut pandangan Al Quran, penciptaan alam semesta dapat dilihat pada surat Al
Anbiya ayat 30.
“Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan
bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, Kemudian kami pisahkan antara

7
keduanya. dan dari air kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah
mereka tiada juga beriman?”
Menurut ayat di atas dikatakan bahwa langit dan bumi dahulunya merupakan satu
kesatuan yang padu.
“Kemudian Dia menuju langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata
kepadanya dan kepada bumi, “ Datanglah kamu keduanya menuruti perintah-Ku
dengan suka hati atau terpaksa”. Keduanya menjawab, “Kami datang dengan suka
hati”
“ Maka Dia menjadikannya 7 langit dalam 2 masa dan Dia mewahyukan pada tiap-tiap
langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang
cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya`” ( Fushshilat 11-12)
Surat ini menerangkan bahwa yang pertama kali Allah ciptakan sebelum ada
bintang-bintang dan galaksi, adalah bumi, kemudian Allah swt siapkan makanan di
bumi bagi subject utama penciptaan alam semesta , yaitu manusia. Baru setelah itu
Allah ciptakan langit dan bintang-bintang dalam enam masa. Seperti diterangkan dalam
Surat Al A’raf ayat 54, alam semesta ini diciptakan selama 6 masa.
Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi
dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy. Dia menutupkan malam kepada
siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan
bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan
dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam.
Bumi sebelumnya adalah planet yang mati dan Allah menghidupkannya dengan
menu-runkan air dari langit.
“ Dan Allah menurunkan dari langit air dan dengan air itu dihidupkannya bumi
sesudah matinya.”. (QS`An Nahl ; 65). Pertanyaannya adalah darimana air ini berasal ?
Padahal waktu itu belum ada awan yang bisa menghasilkan hujan, belum ada langit
yang bisa menahan uap air. Maka satu-satunya kemungkinan asal air adalah dari
Arasynya Allah.

8
“ Dan Kami turunkan air dari langit menurut suatu ukuran; lalu Kami jadikan air itu
menetap di bumi, dan sesungguhnya Kami benar-benar kuasa menghilangkannya.”(
QS Al- Mu’minun ; 18 )
Perhatikan kalimat “lalu Kami jadikan air itu menetap di bumi” , ini menerangkan
bahwa air bukanlah pemukim asli bumi tetapi pendatang (alien).
“ ……….Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup, Maka mengapakah
mereka tiada juga beriman “ ( QS. Al-Anbiya ;30 ).
“ …. Maka Kami tumbuhkan dengan air itu berjenis-jenis tumbuhan yang bermacam-
macam “ ( QS Tha Ha ; 53)
“ Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air … (QS An Nur ; 45).
Ketiga ayat tersebut makin menjelaskan kepada kita bahwa setelah air diturunkan ke
bumi, maka sebelum Allah ciptakan hewan , tentunya yang terlebih dahulu Allah
cipakan adalah tumbuh-tumbuhan sebagai cadangan makanan hewan. Kemudian hewan-
hewan ada juga yang menjadi cadangan makanan untuk hewan-hewan predator. Semua
jenis hewan, baik burung maupun hewan darat, ternyata menurut ilmu pengetahuan
memang asal-usulnya dari hewan air.
Misteri berikutnya adalah dikatakan dalam Al Qur’an bahwa langit dan bumi
dulunya adalah suatu yang padu. Jadi bukan bumi dan bintang-bintang yang dulunya
sesuatu yang padu.
“ ………bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu,
kemudian kami pisahkan antara keduanya……. “ ( QS. Al-Anbiya ;30 ).
Selanjutnya Allah swt katakan menciptakan langit dari asap (lihat kembali surat Al
Fushilat ayat 11). Bumi, sebelum Allah swt hidupkan dengan menurunkan air dari
langit, pada mulanya adalah sebuah bola api yang sangat panas. Ilmu pengetahuanpun
mengakui hal tersebut. Tetapi tanpa perlu pembuktian, kita tahu bahwa perut bumi
masih mengandung lumpur dan lahar yang sangat panas sampai saat ini. Sebuah benda
yang panas, seperti sebatang besi yang membara misalnya, apabila disiram air akan
menyebabkan munculnya asap dan uap air. Demikian juga dengan bola panas bumi pada
waktu air diturunkan maka dia mengeluarkan asap dan uap air. Apa bedanya asap

9
dengan uap air ? Asap bersifat adhesive (mengikat) sedangkan uap bersifat kohesip
(tidak mengikat). Asap dari bumi inilah yang kemudian Allah swt ciptakan menjadi
langit yang tujuh lapis. Kemudian dalam tempurung langit yang pertama Allah ciptakan
bintang-bintang. Darimana Allah swt ciptakan bintang-bintang. Wallahu a’lam, tidak
ada penjelasan dalam Al Qur’an. Allah swt Kuasa menciptakan segala sesuatunya dari
yang tiada menjadi ada.

 Masa pertama di dalam ayat 27 membahas mengenai penciptaan bumi. Pada


masa pertama ini dijelaskan mengenai penciptaaan langit yang dikenal hingga
sekarang dengan istilah "Teori Big Bang". Awan debu (dukhan) yang terbentuk dari
ledakan tersebut, terdiri dari hidrogen. Hidrogen adalah unsur pertama yang terbentuk
ketika dukhan berkondensasi sambil berputar dan memadat. Ketika temperatur dukhan
mencapai 20 juta derajat celcius, terbentuklah helium dari reaksi inti sebagian atom
hidrogen. Sebagian hidrogen yang lain berubah menjadi energi berupa pancaran sinar
infra-red. Perubahan wujud hidrogen ini mengikuti persamaan E=mc2, besarnya energi
yang dipancarkan sebanding dengan massa atom hidrogen yang berubah. Selanjutnya,
angin bintang menyembur dari kedua kutub dukhan, menyebar dan menghilangkan debu
yang mengelilinginya. Sehingga, dukhan yang tersisa berupa piringan, yang kemudian
membentuk galaksi. Bintang-bintang dan gas terbentuk dan mengisi bagian dalam
galaksi, menghasilkan struktur filamen (lembaran) dan void (rongga). Jadi, alam
semesta yang kita kenal sekarang bagaikan kapas, terdapat bagian yang kosong dan
bagian yang terisi
 Masa kedua didalam ayat 28 membahas mengenai penciptaan bumi, karena
didalam ayat ini berisi bahwa "Dia meninggikan bangunannya lalu
menyempurnakannya"Kata "meninggikan bangunan" dianalogikan dengan alam semesta
yang mengembang, sehingga galaksi-galaksi saling menjauh dan langit terlihat makin
tinggi. Ibaratnya sebuah roti kismis yang semakin mengembang, dimana kismis tersebut
dianggap sebagai galaksi. Jika roti tersebut mengembang maka kismis tersebut pun akan
semakin menjauh. Mengembangnya alam semesta sebenarnya adalah kelanjutan big

10
bang. Jadi, pada dasarnya big bang bukanlah ledakan dalam ruang, melainkan proses
pengembangan alam semesta. Dengan menggunakan perhitungan efek doppler
sederhana, dapat diperkirakan berapa lama alam ini telah mengembang, yaitu sekitar
13.7 miliar tahun. Sedangkan kata "menyempurnakan", menunjukkan bahwa alam ini
tidak serta merta terbentuk, melainkan dalam proses yang terus berlangsung. Misalnya
kelahiran dan kematian bintang yang terus terjadi. Alam semesta ini dapat terus
mengembang, atau kemungkinan lainnya akan mengerut.
 Masa ketiga didalam ayat 29 membahas mengenai kejadian yang dapat kita
saksikan dengan seksama, karena diayat ini berisi bahwa "Dan Dia menjadikan
malamnya gelap gulita, dan menjadikan siangnya terang benderang". Ayat tersebut
dapat ditafsirkan sebagai penciptaan matahari sebagai sumber cahaya dan Bumi yang
berotasi, sehingga terjadi siang dan malam. Pembentukan tata surya diperkirakan seperti
pembentukan bintang yang relatif kecil, kira-kira sebesar orbit Neptunus. Prosesnya
sama seperti pembentukan galaksi seperti di atas, hanya ukurannya lebih kecil. Seperti
halnya matahari, sumber panas dan semua unsur yang ada di Bumi berasal dari reaksi
nuklir dalam inti besinya. Lain halnya dengan Bulan. Bulan tidak mempunyai inti besi.
Unsur kimianya pun mirip dengan kerak bumi. Berdasarkan fakta-fakta tersebut,
disimpulkan bahwa Bulan adalah bagian Bumi yang terlontar ketika Bumi masih lunak.
Lontaran ini terjadi karena Bumi bertumbukan dengan suatu benda angkasa yang
berukuran sangat besar (sekitar 1/3 ukuran Bumi). Jadi, unsur-unsur di Bulan berasal
dari Bumi, bukan akibat reaksi nuklir pada Bulan itu sendiri.
 Masa keempat didalam ayat 30 membahas mengenai bumi yang kita tinggali ini
sudah mulai terbentuk, karena di ayat ini berisi bahwa "Dan bumi sesudah itu
dihamparkanNya". Pada masa ini Bumi yang terbentuk dari debu-debu antar bintang
yang dingin mulai menghangat dengan pemanasan sinar matahari dan pemanasan dari
dalam (endogenik) dari peluruhan unsure-unsur radioaktif di bawah kulit bumi. Akibat
pemanasan endogenik itu materi di bawahkulit bumi menjadi lebu,antara lain muncul
sebagai lava dari gunung api. Batuan basalt yang menjadi dasar lautan dan granit yang
menjadi batuan utama di daratan merupakan hasil pembekuan materi leburan tersebut.

11
Pemadatan kulit bumiyang menjadi dasar lautan dan daratan itulah yang tampaknya
dimaksudkan "penghamparan bumi"
 Masa kelima didalam ayat 31 membahas mengenai penciptaan air yang
melimpah di bumi, karena pada masa 1 hingga 4 bumi dibentuk belum disertai dengan
adanya air sehingga muncul beberapa tumbuhan yang baru pada masa ini. Jadi,
darimana datangnya air? Air diperkirakan berasal dari komet yang menumbuk Bumi
ketika atmosfer Bumi masih sangat tipis. Unsur hidrogen yang dibawa komet kemudian
bereaksi dengan unsur-unsur di Bumi dan membentuk uap air. Uap air ini kemudian
turun sebagai hujan yang pertama. Bukti bahwa air berasal dari komet, adalah rasio
Deuterium dan Hidrogen pada air laut, yang sama dengan rasio pada komet. Deuterium
adalah unsur Hidrogen yang massanya lebih berat daripada Hidrogen pada umumnya.
 Masa keenam didalam ayat 32 membahas mengenai penciptaan gunung yang
setelah sebelumnya diciptakan oleh Allah SWT yaitu berupa daratan, air, tumbuhan.
 Dan di ayat 33 membahas mengenai penciptaan hewan, manusia yang setelah
sebelumnya Allah SWT menciptakan daratan, air, tumbuhan, pegunungan, dan lain
sebagainya

2.2 Islam dan Ilmu Pengetahuan

Kata “islām” berasal dari bahasa Arab aslama - yuslimu dengan arti semantik
sebagai berikut: tunduk dan patuh (khadha‘a wa istaslama), berserah diri, menyerahkan,
memasrahkan (sallama), mengikuti (atba‘a), menunaikan, menyampaikan (addā), masuk
dalam kedamaian, keselamatan, atau kemurnian (dakhala fi al-salm au al-silm au al-
salām). Dari istilah-istilah lain yang akar katanya sama, “islām” berhubungan erat
dengan makna keselamatan, kedamaian, dan kemurnian.
Secara istilah, Islam bermakna penyerahan diri; ketundukan dan kepatuhan
terhadap perintah Allah serta pasrah dan menerima dengan puas terhadap ketentuan dan
hukum-hukum-Nya.

12
 Pengertian Ilmu dan Ilmu Pengertian

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Ilmu adalah pengetahuan tentang
sesuatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode-metode tertentu yang
dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu dibidang pengetahuan.

Menurut Kamus Populer Istilah Islam, Ilmu merupakan salah satu sifat wajib bagi
Allah yang artinya Allah Maha memiliki Ilmu; Pengetahuan yang jelas dan benar
tentang sesuatu. Ilmu yang menjadikan Manusia Istimewa lebih daripada mahluk
lainnya. Sedangkan menurut And English Reader's Dictionary, Science is knowledge
arranged in a system, especially obtained by observation and testing of fact yang artinya
ilmu adalah pengetahuan yang disusun dalam sebuah sistem khususnya didapat dari
observasi dan pemeriksaan fakta, dan menurut Webster's Super New School and Office
Dictionary, dikatakan bahwa Science is a systematized knowledge obtained by study,
observation, experiment yang memiliki arti kurang lebih sama dengan pengertian ilmu
yang dijabarkan di buku And English Reader's Dictionary.

 Pengertian Ilmu Pengetahuan dalam Al-Qur'an, ada pada surat :

a. Surat Ali Imran Ayat 7.

Artinya : Dialah yang menurunkan Al Kitab (Al Quran) kepada kamu. Di


antara (isi)nya ada ayat-ayat yang muhkamaat, itulah pokok-pokok isi Al qur'an
dan yang lain (ayat-ayat) mutasyaabihaat. Adapun orang-orang yang dalam
hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebahagian ayat-ayat
yang mutasyaabihaat daripadanya untuk menimbulkan fitnah untuk mencari-cari
ta'wilnya, padahal tidak ada yang mengetahui ta'wilnya melainkan Allah. Dan
orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: "Kami beriman kepada ayat-ayat
yang mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami". Dan tidak dapat
mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal.

13
b. Surat Al-Mujadalah Ayat 11.

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan


keoadamu:"berlapang-lapanglah kamu dalam majelis", maka lapangkanlah.
Niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila
dikatakan:"berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan
orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu
pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan.

c. Surat Al-Fathir Ayat 27-28.

Artinya: Tidaklah kamu melihat bahwasannya Allah menurunkan hujan dari


langit lalu kami hasilkan dengan hujan itu buah-buahan yang beraneka ragam
jenisnya. Dan diantara gunung-gunung itu ada garis-garis putih dan merah yang
beraneka macam warnanya dan ada (pula) yang hitam pekat. Dan demikian (pula)
diantara manusia, binatang-binatang melata dan binatang-binatang ternak ada
yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada
Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.

 Ilmu Pengetahuan Dalam Islam

Islam adalah agama yang menghargai dan meninggikan derajat orang yang berilmu.
Dalam islam sendiri terkandung ilmu pengetahuan yang tidak terbatas dan terpisah-pisah
seperti halnya masyarakat barat membagi dan memisahkan ilmu menjadi beberapa
cabang. Ilmu pengetahuan dalam islam tersusun dalam kesatuan dan bahkan dalam
Alqur’an sendiri terkandung ilmu pengetahuan di dalamnya. Sebagaimana Allah
menyebutkan dalam Alqur’an tentang orang-orang yang berilmu, berpikir dan berakal

14
“Dan Dia menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu. Dan bintang-
bintang itu ditundukkan (untukmu) dengan perintah-Nya. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang
memahami(nya).” (An-Nahl: 12)

“Dan di bumi ini terdapat bagian-bagian yang berdampingan, dan kebun-kebun


anggur, tanaman-tanaman dan pohon korma yang bercabang dan yang tidak
bercabang, disirami dengan air yang sama. Kami melebihkan sebagian tanaman-
tanaman itu atas sebagian yang lain tentang rasanya. Sesungguhnya pada yang
demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berfikir.” (Ar-
Ra’d: 4)

 Perkembangan Ilmu Pengetahuan Dalam Islam


Sejarah ilmu pada dasarnya merupakan sejarah pikiran umat manusia terlepas dari
asal usul kebangsaan maupun asal mula negara, dan pembagian lintasan sejarah ilmu
yang paling tepat adalah menurut urutan waktu dan bukan berdasarkan pembagian
negara, lintasan sejarah ilmu terbaik mengikuti pembagian kurun waktu dari satu zaman
yang terdahulu ke zaman berikutnya, zaman tertua dari pertumbuhan ilmu adalah zaman
kuno yang merentang antara tahun kurang lebih 4000 SM-400M.

Zaman kuno ini dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu:


1. ± 4000- 6000 SM : Masa Mesir dan Babilon
2. 600-30 SM : Masa Yunani Kuno
3. 30 SM-400 M : Masa Romawi
Di mesir mulai tumbuh berbagai gagasan ilmiah dari pengetahuan arsitektur, ilmu
gaya, ilmu hitung, ilmu ukur. Semua ilmu ini penting untuk keperluan membangun
berbagai kuil, istana, dan piramid. Ilmu bedah dan ilmu kedokteran juga mulai
dikembangkan di Mesir, di Babilonia dikembangkan berbagai gagasan ilmiah dari ilmu
bintang dan ilmu pasti. Suatu hal lain yang perlu diketahui bahwa masih melekat pada

15
pertumbuan ilmu pada masa yang pertama ini adalah adanya penjelasan penjelasan yang
persifat gaib. Pada masa berikutnya di Yunani Kuno antara tahun 600-30 S.M mengenal
siapa para pengembang ilmu serta tempat dan tahun kelahirannya.
Ada dua jenis ilmu yang dipelajari yang pada waktu itu mendekati kematangannya,
pertama, ilmu kedokteran, praktek yang setidaknya mencoba menerapkan metode yang
berdisiplin dalam pengamatan dan penarikan kesimpulan, dan kedua, geometri, yang
sedang mengumpulkan setumpukan hasil di seputar hubungan-hubungan antara ilmu
hitung yang disusun secara khusus dan sedang mendekati masalah-masalah struktur
logis serta masalah-masalah definisi. Imuwan-ilmuwan yang terkemuka pada waktu itu
di antaranya adalahThales (±525-654 s.M.) merupakan ilmuwan yang pertama di dunia
karena ia memplopori tumbuhnya Ilmu Bintang, Ilmu Cuaca, Ilmu Pelayaran, dan Ilmu
Ukur dengan berbagai ciptaaan dan penemuan penting. Ilmuwan Yunani Kuno kedua
adalah Pythagoras (578?-510 s.M.) merupakan ahli Ilmu Pasti. Ilmuwan Yunani Kuno
yang ketiga adalah Democritus (±470-±400 s.M.), gagasan ilmiahnya yang terkenal
ialah tentang atom.
Perkembangan ilmu pada Masa berikutnya adalah Masa Romawi yang merupakan
masa terakhir dari pertumbahan ilmu pada Zaman Kuno dan merupakan masa yang
paling sedikit memberikan sumbangsih pada seajarah ilmu dalam Zaman Kuno. Namun
bangsa Romawi memiliki kemahiran dalam kemampuan keinsinyuran dan keterampilan
ketatalaksanaan serta mengatuur hukum dan pemerintahan. Bangsa ini tidak
menekankan soal-soal praktis dan mengabaikan teori ilmiah, sehingga pada masa ini
tidak muncul ilmuwan yang terkemuka. Perkembangan berikutnya pada zaman
pertengahan, ribuan naskah pengetahuan dari Zaman Yunani Kuno yang terselamatkan
dan diterjemahkan dalam bahasa Arab oleh cendekiawan Muslim dan sebagian
ditambahi catatan ulasan, abad VII dan VIII Kaum Muslim meguasai wilayah-wilayah
Asia Kecil sampai Mesir dan Spanyol. Kota-kota yang merupakan pusat-pusat
kebudayaannya ialah Bagdad, Damaskus, Kairo, Kordoba, dan Toledo. Ilmuwan-
ilmuwan Muslim yang terkenal seperti Al-Razi (865-925) dan Ibnu Sina (980-1037)

16
adalah ahli ilmu Kedokteran, Jabir ibn Hayyan (±721-±815) dalam Pengetahuan Kimia
dan obat-obatan, serta dalam Ilmu Penglihatan oleh Ibn al-Haytham (965-1038).
Pada abad XI bangsa-bangsa Eropa Utara berangsur-angsur mengetahui
perkembangan pengetahuan ilmiah yang berlagsung di daerah Muslim. Dan dengan
sebab itu Abad XIV-XVI dikenal Zaman Pencerahan (renaissance) di Eropa, ditandai
dengan kelahiran kembali semua ilmiah maupun pengetahuan kemanusiaan dari Masa
Yunani Kuno. Ilmuwan yang terkemuka saat itu ialah Nicolaus Copernicus (1473-1543)
seorang peletak dasar Ilmu Bintang Modern. Lainnya adalah Andreas Vesailus (1514-
1564) ahli Ilmu Urai Tubuh Modern. Dengan berakhirnya Zaman Pencerahan dunia
memasuki Zaman Modern mulai Abad XVII, pengertian ilmu yang modern dan
berlainan dengan ilmu lama atau klasik mulai berkembang dalm abad ini. Perkembangan
ini terjadi karena perkembangan 3 hal, yaitu perubahan alam pikiran orang, kemajuan
teknologi, dan lahirnya tata cara ilmiah. Pada Zaman ini banyak melahirkan ilmuwan
dengan teori baru di bidang ilmu pengetahuan yang beragam. Misal, Isaac Newton
(1642-1727) penemu Kaidah Gaya Berat dan Teori Butir Cahaya, Thomas Robert
Malthus (1766-1834) Teori Kependudukan. Setelah memasuki Abad XX pertumbuhan
ilmu di dunia mengalami ledakan, karena boleh dikatakan setiap tahun puluhan
penemuan hasil penelitian para ilmuwan muncul.

 Islam dan Cabang Ilmu Pengetahuan

Masyarakat barat membagi ilmu pengetahuan dalam tiga cabang utama yakni ilmu
pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial dan ilmu pengetahuan humaniora. Islam
memiliki kaitan dengan ketiga ilmu tersebut diantaranya adalah

1. Islam dan Ilmu Pengetahuan Alam


Dalam islam kita mengenal adanya ayat kauliyah dan kauniyah. Ayat kauniyah
adalah tanda-tanda kebesaran Allah yang tersirat dalam alam semesta sementara
ayat kauliyah adalah ayat yang tertulis dalam Alqur’an. Islam tidak terlepas dari

17
keberadaan ilmu pengetahuan alam dan dalam Alqur’an banyak ayat yang
menyebutkan tentang ilmu dan kejadian yang menyangkut ilmu fisika maupun
Biologi seperti yang tertera dalam ayat berikut
“Dan Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum
kedatangan rahmat-Nya (hujan); hingga apabila angin itu telah membawa awan
mendung, Kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu Kami turunkan hujan di
daerah itu, Maka Kami keluarkan dengan sebab hujan itu pelbagai macam buah-
buahan. seperti Itulah Kami membangkitkan orang-orang yang telah mati, Mudah-
mudahan kamu mengambil pelajaran.” (QS. Al-A’raaf: 57)

Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di


segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa
Al Quran itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa Sesungguhnya Tuhanmu menjadi
saksi atas segala sesuatu? (QS. Fushilat: 53)

2. Islam dan Ilmu Pengetahuan Sosial

Banyak cabang ilmu sosial yang dipelajari saat ini dan ilmu-ilmu tersebut juga
tercantum dalam Alqur’an. Islam mengenal adanya ilmu ekonomi, politik, sosiologi
dan cabang ilmu sosial lainnya. Dalam islam diatur juga hal-hal mengenai
perdagangan, demokrasi dan hal lainnya yang menyangkut ilmu hukum dan sosial.
Seperti halnya Allah mengatur ilmu mawaris atau hukum waris dalam
islam serta pembagian harta warisan menurut islam, larangan riba, hukum
pernikahan, perdagangan yang baik dan lain sebagainya. Adapun berdasarkan ilmu
pengetahuan sosial dan alqur’an, Allah menciptakan manusia sebagai makhluk
sosial dan hakikat penciptaan manusia adalah untuk beribadah dan bergaul dengan
sesamanya. Sebagaiamana yang disebutkan dalam firman Allah SWT berikut ini :

“Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu


secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?

18
3. Islam dan Ilmu Humaniora
Ilmu humaniora adalah ilmu yang menitikberatkan fokusnya pada manusia dan
yang menyangkut kehidupan manusia seperti ilmu filsafat, seni, kesusateraan,
kemiliteran, teknologi dan lain sebagainya. Islam tidak hanya mencakup ilmu
pengetahuan sosial dan ilmu pengetahuan alam saja akan tetapi dalam islam
terutama Alqur’an mencakup seluruh aspek ilmu yang berkaitan dengan manusia
dan tercantum di dalamnya jawaban atas permasalahan-permasalah yang dihadapi
manusia pada umumnya.

 Sumber Ilmu Pengetahuan

Melihat dari pyramid di atas, ilmu pegetahuan diperoleh dari berbagai sumber.
Perkara ini menjelaskan tiada kekangan atau sempada untuk mendapatkan ilmu
pengetahuan. Sebuah hadist telah diriwayatkan oleh Ibnu Abdil Bar: "Tuntutlah ilmu
walaupun di negeri Cina, karena sesungguhnya menuntut ilmu itu wajib bagi setiap
muslim. Sesungguhnya para malaikat meletakkan sayap-sayap mereka kepada para
penuntut ilmu karena senang (rela) dengan yang ia tuntut."

Oleh demikian, sumber ilmu telah di klasifikasikan kepada beberapa jenis agar
manusia faham akan sumber dan konsep ilmu pengetahuan. Wahyu diturunkan oleh
Allah melalui malaikat Jibril kepada pesuruhNya. Ia merupakan teras kepada segala
ilmu, dimana ia telah diturunkan dan dikumpulkan di dalam Al-Qur'an. Wahyu yang
diturunkan mengandungi segala ilmu pengetahuan yang diperlukan oleh manusia untuk
kemaslahatan hidup serta perkara ghaib yang tidak terjangkau oleh akal manusia.

Dengan akal manusia dapat menimbang dan membedakan antara yang baik dan
buruk walaupun mungkin ianya tidak bersifat kebenaran mutlak namun memadai untuk
mengatasi masalah kehidupan seharian. Semua makhluk ciptaan Allah dikaruniakan
otak, namun hanya manusia yang dikaruniakan akal supaya dapat berpikir dan
menerpakan sifat perikemanusiaan di dalam diri.

19
Allah telah menciptakan manusia dengan lima pancaindra yang digunakan dalam
kehidupan sehari-hari untuk beribadah kepada Allah SWT. Pancaindra juga merupakan
sumber untuk mendapatkan ilmu pengetahuan. Ia digunakan melalui beberapa
percobaan dalam proses mendapatkan ilmu pengetahuan.

 Kedudukan Ilmu Pengetahuan

Ilmu menempati kedudukan yang sangat penting dalam ajaran islam, hal ini terlihat
dari banyaknya ayat Al-Quran yang memandang orang berilmu dalam posisi yang
tinggi dan mulia disamping hadits-hadits nabi yang banyak memberi dorongan bagi
umat manusia untuk terus menuntut ilmu.
Hadist riwayat Ar-Rabbi':
"Tuntutlah ilmu, sesungguhnya menuntut ilmu adalah pendekatan diri kepada Allah
Azza Wajalla, dan mengajarkannya kepada orang yang tidak mengetahuinya adalah
sodaqoh. Sesungguhnya ilmu pengetahuan menempatkan orangnya dalam kedudukan
terhormat dan mulia (tinggi). Ilmu pengetahuan adalah keindahan bagi ahlinya di dunia
dan di akhirat".
Hadits di atas telah menyebut sesungguhnya dengan ilmu pengetahuan seseorang itu
akan diangkat derajatnya dalam golongan orang terhormat. Manusia juga memerlukan
ilmu untuk membedakan antara hak dan batil. Dengan menuntut ilmu, seorang manusia
itu dapat mengetahui sebab dan akibat atas perlakuannya. Hukum mencari ilmu itu
wajib, menjadi fardhu 'ain untuk setiap manusia mempelajari ilmu sama ada ilmu agama
ataupun ilmu duniawi. Ilmu-ilmu ini bersifat praktis, artinya setiap hambaNya wajib
memahami dan mempraktiskan dengan niat karena Allah SWT. Di dalam hadist yang
diriwayatkan oleh Ibnu Abdil Bari nabi juga telah disebut bahwa menuntut ilmu adalah
wajib. Hadist menjelaskan bahwa tuntutan ilmu bukan hanya pada kaum lelaki, tetapi
kaum perempuan juga. Namun begitu ilmu yang dituntut perlulah sesuai dan mengikut
ketentuan Islam. Hadir ke majelis ilmu boleh menghidupkan hati yang telah mati.
Pengertiannya, dengan adanya ilmu di dada seseorang hamba itu dapat melakukan amal

20
ibadah kepada Allah SWT yang mana mampu menjadi cahata kepada hambaNya itu.
Tambahan lagi, Allah telah menjanjikan ganjaran yang besar kepada orang yang
menuntut ilmu dan mengamalkannua dengan niat karena Allah.

 Kepentingan Ilmu Pengetahuan

Ilmu pengetahuan amat penting bagi setiap individu bahkan dapat meingkatkan
martabat manusia. Di dalam Islam, menuntut ilmu juga merupakan suatu ibadah kepada
Allah dan terdapat beberapa matlamat tertentu dalam proses menuntut ilmu.
Pentingnya mempunyai imu adalah untuk membuktikan kekuasaan Allah SWT.
Matlamat ini adalah untuk menguatkan kepercayaan dan keimanan manusia terhadap
Allah SWT. Dengan adanya ilmu, manusia dapart membaca Al-Qur'an yang mana
terkandung segala persoalan yang eujud di muka bumi ini. Ilmu juga membolehkan
manusia mengkaji alam semesta ciptaan Allah ini.
Menuntut ilmu tidak hanya terbatas pada hal-hal ke akhiratan saja, tetapi juga
tentang keduniaan. Jelaslah kunci utama keberhasilan dan kebahagiaan, baik di dunia
maupun di akhirat adalah ilmu. Rasulullah SAW pernah bersabda: "Barangsiapa
menghendaki kehidupan dunia maka dengan ilmu, dan barangsiapa yang menghendaki
kehidupan akhirat maka dengan ilmu, dan barangsiapa yang menghendaki keduanya
(kehidupan dunia dan akhirat) maka dengan ilmu." Untuk kehidupan dunia kita
memerlukan ilmu yang dapat menopang kehidupan dunia, untuk persiapan di akhirat.
Kita juga memerlukan ilmu yang sekiranya dapat membekali kehidupan akhirat. Dengan
demikian, kebahagiaan di dunia dan di akhirat sebagai tujuan hidup insya Allah akan
tercapai.

Dengan Ilmu, Manusia juga dapat menjalankan tugas sebagai hamba dan khalifah di
muka bumi ini. Sebagai hamba Allah, manusia perlu melaksanakan ibadah-ibadah
umum dan khusus. Dalam pada masa yang sama, manusia juga merupakan khalifah

21
Allah di muka bumi ini. Ilmu yang diperoleh dengan keizinan Allah SWT perlulah di
kongsi dan disampaikan kepada individu dan masyarakat.

 Kepentingan Ilmu Pengetahuan

Ilmu pengetahuan amat penting bagi setiap individu bahkan dapat meingkatkan
martabat manusia. Di dalam Islam, menuntut ilmu juga merupakan suatu ibadah kepada
Allah dan terdapat beberapa matlamat tertentu dalam proses menuntut ilmu.
Pentingnya mempunyai imu adalah untuk membuktikan kekuasaan Allah SWT.
Matlamat ini adalah untuk menguatkan kepercayaan dan keimanan manusia terhadap
Allah SWT. Dengan adanya ilmu, manusia dapart membaca Al-Qur'an yang mana
terkandung segala persoalan yang eujud di muka bumi ini. Ilmu juga membolehkan
manusia mengkaji alam semesta ciptaan Allah ini.
Menuntut ilmu tidak hanya terbatas pada hal-hal ke akhiratan saja, tetapi
juga tentang keduniaan. Jelaslah kunci utama keberhasilan dan kebahagiaan, baik di
dunia maupun di akhirat adalah ilmu. Rasulullah SAW pernah bersabda: "Barangsiapa
menghendaki kehidupan dunia maka dengan ilmu, dan barangsiapa yang menghendaki
kehidupan akhirat maka dengan ilmu, dan barangsiapa yang menghendaki keduanya
(kehidupan dunia dan akhirat) maka dengan ilmu."

Untuk kehidupan dunia kita memerlukan ilmu yang dapat menopang kehidupan
dunia, untuk persiapan di akhirat. Kita juga memerlukan ilmu yang sekiranya dapat
membekali kehidupan akhirat. Dengan demikian, kebahagiaan di dunia dan di akhirat
sebagai tujuan hidup insya Allah akan tercapai.
Dengan Ilmu, Manusia juga dapat menjalankan tugas sebagai hamba dan
khalifah di muka bumi ini. Sebagai hamba Allah, manusia perlu melaksanakan ibadah-
ibadah umum dan khusus. Dalam pada masa yang sama, manusia juga merupakan
khalifah Allah di muka bumi ini. Ilmu yang diperoleh dengan keizinan Allah SWT
perlulah di kongsi dan disampaikan kepada individu dan masyarakat.

22
2.3 Islam dan Kebudayaan

Kata “islām” berasal dari bahasa Arab aslama - yuslimu dengan arti semantik
sebagai berikut: tunduk dan patuh (khadha‘a wa istaslama), berserah diri, menyerahkan,
memasrahkan (sallama), mengikuti (atba‘a), menunaikan, menyampaikan (addā), masuk
dalam kedamaian, keselamatan, atau kemurnian (dakhala fi al-salm au al-silm au al-
salām). Dari istilah-istilah lain yang akar katanya sama, “islām” berhubungan erat
dengan makna keselamatan, kedamaian, dan kemurnian.
Secara istilah, Islam bermakna penyerahan diri; ketundukan dan kepatuhan
terhadap perintah Allah serta pasrah dan menerima dengan puas terhadap ketentuan dan
hukum-hukum-Nya. Hal ini disebutkan dalam firman-Nya.
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang
merupakan bentuk jamak dari buddhi (budia atau akal); diartikan sebagai hal-hal yang
berkaitan dengan budi, dan akal manusia. Bentuk lain dari kata budaya
adalah kultur yang berasal dari bahasa Inggris yaitu culture dan bahasa Latin cultura.
 ISLAM DAN KEBUDAYAAN
Islam adalah agama yang diturunkan kepada manusia sebagai rohmat bagi alam
semesta. Ajaran-ajarannya selalu membawa kemaslahatan bagi kehidupan manusia di
dunia ini. Allah swt sendiri telah menyatakan hal ini, sebagaimana yang tersebut dalam (
QS Toha : 2 ) : “ Kami tidak menurunkan Al Qur’an ini kapadamu agar kam menjadi
susah “. Artinya bahwa umat manusia yang mau mengikuti petunjuk Al Qur’an ini, akan
dijamin oleh Allah bahwa kehidupan mereka akan bahagia dan sejahtera dunia dan
akherat. Sebaliknya siapa saja yang membangkang dan mengingkari ajaran Islam ini,
niscaya dia akan mengalami kehidupan yang sempit dan penuh penderitaan.
Ajaran-ajaran Islam yan penuh dengan kemaslahatan bagi manusia ini, tentunya
mencakup segala aspek kehidupan manusia. Tidak ada satupun bentuk kegiatan yang
dilakukan manusia, kecuali Allah telah meletakkan aturan-aturannya dalam ajaran Islam
ini. Kebudayaan adalah salah satu dari sisi pentig dari kehidupan manusia, dan Islampun
telah mengatur dan memberikan batasan-batasannya.Tulisan di bawah ini berusaha

23
menjelaskan relasi antara Islam dan budaya. Walau singkat mudah-mudahan
memberkan sumbangan dalam khazana pemikian Islam.

Arti dan Hakekat Kebudayaan


Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia hal. 149, disebutkan bahwa: “ budaya “ adalah
pikiran, akal budi, adat istiadat. Sedang “ kebudayaan” adalah hasil kegiatan dan
penciptaan batin ( akal budi ) manusia, seperti kepercayaan, kesenian dan adat istiadat.
Ahli sosiologi mengartikan kebudayaan dengan keseluruhan kecakapan ( adat, akhlak,
kesenian , ilmu dll). Sedang ahli sejarah mengartikan kebudaaan sebagai warisan atau
tradisi. Bahkan ahli Antropogi melihat kebudayaan sebagai tata hidup, way of life, dan
kelakuan. Definisi-definisi tersebut menunjukkan bahwa jangkauan kebudayaan
sangatlah luas. Untuk memudahkan pembahasan, Ernst Cassirer membaginya menjadi
lima aspek :
1. Kehidupan Spritual
Aspek kehidupan Spritual, mencakup kebudayaan fisik, seperti sarana ( candi,
patung nenek moyang, arsitektur) , peralatan ( pakaian, makanan, alat-alat
upacara). Juga mencakup sistem sosial, seperti upacara-upacara ( kelahiran,
pernikahan, kematian ).
2. Bahasa dan Kesustraan
Adapun aspek bahasa dan kesusteraan mencakup bahasa daerah, pantun, syair,
novel-novel.

3. Kesenian
Aspek seni dapat dibagi menjadi dua bagian besar yaitu ; visual arts dan
performing arts, yang mencakup ; seni rupa ( melukis), seni pertunjukan ( tari,
musik, ) Seni Teater ( wayang ) Seni Arsitektur ( rumah,bangunan , perahu ).
4. Sejarah

5. Ilmu Pengetahuan.

24
Aspek ilmu pengetahuan meliputi scince ( ilmu-ilmu eksakta) dan humanities (
sastra, filsafat kebudayaan dan sejarah ).
 Hubungan Islam dan Budaya
Sebagian ahli kebudayaan memandang bahwa kecenderungan untuk berbudaya
merupakan dinamik ilahi. Bahkan menurut Hegel, keseluruhan karya sadar insani yang
berupa ilmu, tata hukum, tatanegara, kesenian, dan filsafat tak lain daripada proses
realisasidiri dari roh ilahi. Sebaliknya sebagian ahli, seperti Pater Jan Bakker, dalam
bukunya “Filsafat Kebudayaan” menyatakan bahwa tidak ada hubungannya antara
agama dan budaya, karena menurutnya, bahwa agama merupakan keyakinan hidup
rohaninya pemeluknya, sebagai jawaban atas panggilan ilahi. Keyakinan ini disebut
Iman, dan Iman merupakan pemberian dari Tuhan, sedang kebudayaan merupakan karya
manusia. Sehingga keduanya tidak bisa ditemukan. Adapun menurut para ahli
Antropologi, sebagaimana yang diungkapkan oleh Drs. Heddy S. A. Putra, MA bahwa
agama merupakan salah satu unsur kebudayaan. Hal itu, karena para ahli Antropologi
mengatakan bahwa manusia mempunyai akal-pikiran dan mempunyai sistem
pengetahuan yang digunakan untuk menafsirkan berbagai gejala serta simbol-simbol
agama. Pemahaman manusia sangat terbatas dan tidak mampu mencapai hakekat dari
ayat-ayat dalam kitab suci masing- masing agama. Mereka hanya dapat menafsirkan
ayat-ayat suci tersebut sesuai dengan kemampuan yang ada.
Di sinilah, bahwa agama telah menjadi hasil kebudayaan manusia. Berbagai tingkah
laku keagamaan, masih menurut ahli antropogi,bukanlah diatur oleh ayat- ayat dari kitab
suci, melainkan oleh interpretasi mereka terhadap ayat-ayat suci tersebut.
Dari keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa para ahli kebudayaan
mempunyai pendapat yang berbeda di dalam memandang hubungan antara agama dan
kebudayaan. Kelompok pertama menganggap bahwa Agama merupakan sumber
kebudayaaan atau dengan kata lain bahwa kebudayaan merupakan bentuk nyata dari
agama itu sendiri. Pendapat ini diwakili oleh Hegel. Kelompok kedua, yang di wakili
oleh Pater Jan Bakker, menganggap bahwa kebudayaan tidak ada hubungannya sama

25
sekali dengan agama. Dan kelompok ketiga, yeng menganggap bahwa agama
merupakan dari kebudayaan itu sendiri.
Untuk melihat manusia dan kebudayaannya, Islam tidaklah memandangnya dari
satu sisi saja. Islam memandang bahwa manusia mempunyai dua unsur penting, yaitu
unsur tanah dan unsur ruh yang ditiupkan Allah kedalam tubuhnya. Ini sangat terlihat
jelas di dalam firman Allah Qs As Sajdah 7-9 : “ ( Allah)-lah Yang memulai penciptaan
manusia dari tanah, kemudian Dia menciptakan keturunannya dari saripati air yan hina (
air mani ). Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalam ( tubuh )-nya roh
( ciptaan)-Nya “.
Selain menciptakan manusia, Allah swt juga menciptakan makhluk yang
bernama Malaikat, yang hanya mampu mengerjakan perbuatan baik saja, karena
diciptakan dari unsur cahaya. Dan juga menciptakan Syetan atau Iblis yang hanya bisa
berbuat jahat , karena diciptkan dari api. Sedangkan manusia, sebagaimana tersebut di
atas,merupakan gabungan dari unsur dua makhluk tersebut.
Dalam suatu hadits disebutkan bahwa manusia ini mempunyai dua pembisik ;
pembisik dari malaikat , sebagi aplikasi dari unsur ruh yang ditiupkan Allah, dan
pembisik dari syetan, sebagai aplikasi dari unsur tanah. Kedua unsur yang terdapat
dalam tubuh manusia tersebut, saling bertentangan dan tarik menarik. Ketika manusia
melakukan kebajikan dan perbuatan baik, maka unsur malaikatlah yang menang,
sebaliknya ketika manusia berbuat asusila, bermaksiat dan membuat kerusakan di muka
bumi ini, maka unsur syetanlah yang menang. Oleh karena itu, selain memberikan bekal,
kemauan dan kemampuan yang berupa pendengaran, penglihatan dan hati, Allah juga
memberikan petunjuk dan pedoman, agar manusia mampu menggunakan kenikmatan
tersebut untuk beribadat dan berbuat baik di muka bumi ini.
Allah telah memberikan kepada manusia sebuah kemampuan dan kebebasan
untuk berkarya, berpikir dan menciptakan suatu kebudayaan. Di sini, Islam mengakui
bahwa budaya merupakan hasil karya manusia. Sedang agama adalah pemberian Allah
untuk kemaslahatan manusia itu sendiri. Yaitu suatu pemberian Allah kepada manusia
untuk mengarahkan dan membimbing karya-karya manusia agar bermanfaat,

26
berkemajuan, mempunyai nilai positif dan mengangkat harkat manusia. Islam
mengajarkan kepada umatnya untuk selalu beramal dan berkarya, untuk selalu
menggunakan pikiran yang diberikan Allah untuk mengolah alam dunia ini menjadi
sesuatu yang bermanfaat bagi kepentingan manusia. Dengan demikian, Islam telah
berperan sebagai pendorong manusia untuk “ berbudaya “. Dan dalam satu waktu
Islamlah yang meletakkan kaidah, norma dan pedoman. Sampai disini, mungkin bisa
dikatakan bahwa kebudayaan itu sendiri, berasal dari agama. Teori seperti ini,
nampaknya lebih dekat dengan apa yang dinyatakan Hegel di atas.
 SIKAP ISLAM TERHADAP KEBUDAYAAN
Islam, sebagaimana telah diterangkan di atas, datang untuk mengatur dan
membimbing masyarakat menuju kepada kehidupan yang baik dan seimbang. Dengan
demikian Islam tidaklah datang untuk menghancurkan budaya yang telah dianut suatu
masyarakat, akan tetapi dalam waktu yang bersamaan Islam menginginkan agar umat
manusia ini jauh dan terhindar dari hal-hal yang yang tidak bermanfaat dan membawa
madlarat di dalam kehidupannya, sehingga Islam perlu meluruskan dan membimbing
kebudayaan yang berkembang di masyarakat menuju kebudayaan yang beradab dan
berkemajuan serta mempertinggi derajat kemanusiaan.

Prinsip semacam ini, sebenarnya telah menjiwai isi Undang-undang Dasar Negara
Indonesia, pasal 32, walaupun secara praktik dan perinciannya terdapat perbedaan-
perbedaan yang sangat menyolok. Dalam penjelasan UUD pasal 32, disebutkan : “
Usaha kebudayaan harus menuju ke arah kemajuan adab, budaya dan persatuan, dengan
tidak menolak bahan-bahan baru dari kebudayaan asing yang dapat memperkembangkan
atau memperkaya kebudayaan bangsa sendiri, serta mempertinggi derajat kemanusiaan
bangsa Idonesia “.
Dari situ, Islam telah membagi budaya menjadi tiga macam :

27
Pertama : Kebudayaan yang tidak bertentangan dengan Islam.
Dalam kaidah fiqh disebutkan : “ al adatu muhakkamatun “ artinya bahwa adat istiadat
dan kebiasaan suatu masyarakat, yang merupakan bagian dari budaya manusia,
mempunyai pengaruh di dalam penentuan hukum. Tetapi yang perlu dicatat, bahwa
kaidah tersebut hanya berlaku pada hal-hal yang belum ada ketentuannya dalam syareat,
seperti ; kadar besar kecilnya mahar dalam pernikahan, di dalam masyarakat Aceh,
umpamanya, keluarga wanita biasanya, menentukan jumlah mas kawin sekitar 50-100
gram emas. Dalam Islam budaya itu syah-syah saja, karena Islam tidak menentukan
besar kecilnya mahar yang harus diberikan kepada wanita. Menentukan bentuk
bangunan Masjid, dibolehkan memakai arsitektur Persia, ataupun arsitektur Jawa yang
berbentuk Joglo.
Untuk hal-hal yang sudah ditetapkan ketentuan dan kreterianya di dalam Islam, maka
adat istiadat dan kebiasaan suatu masyarakat tidak boleh dijadikan standar hukum.
Sebagai contoh adalah apa yang di tulis oleh Ahmad Baaso dalam sebuah harian yang
menyatakan bahwa menikah antar agama adalah dibolehkan dalam Islam dengan dalil “
al adatu muhakkamatun “ karena nikah antar agama sudah menjadi budaya suatu
masyarakat, maka dibolehkan dengan dasar kaidah di atas. Pernyataan seperti itu tidak
benar, karena Islam telah menetapkan bahwa seorang wanita muslimah tidak
diperkenankan menikah dengan seorang kafir.
Kedua : Kebudayaan yang sebagian unsurnya bertentangan dengan Islam.
kemudian di “ rekonstruksi” sehingga menjadi Islami.Contoh yang paling jelas, adalah
tradisi Jahiliyah yang melakukan ibadah haji dengan cara-cara yang bertentangan
dengan ajaran Islam , seperti lafadh “ talbiyah “ yang sarat dengan kesyirikan, thowaf di
Ka’bah dengan telanjang. Islam datang untuk meronstruksi budaya tersebut, menjadi
bentuk “ Ibadah” yang telah ditetapkan aturan-aturannya. Contoh lain adalah
kebudayaan Arab untuk melantukan syair-syair Jahiliyah. Oleh Islam kebudayaan
tersebut tetap dipertahankan, tetapi direkonstruksi isinya agar sesuai dengan nilai-nilai
Islam.

28
Ketiga: Kebudayaan yang bertentangan dengan Islam.
Seperti, budaya “ ngaben “ yang dilakukan oleh masyarakat Bali. Yaitu upacara
pembakaran mayat yang diselenggarakan dalam suasana yang meriah dan gegap
gempita, dan secara besar-besaran. Ini dilakukan sebagai bentuk penyempurnaan bagi
orang yang meninggal supaya kembali kepada penciptanya. Upacara semacam ini
membutuhkan biaya yang sangat besar. Hal yang sama juga dilakukan oleh masyarakat
Kalimantan Tengah dengan budaya “tiwah“ , sebuah upacara pembakaran mayat.
Bedanya, dalam “ tiwah” ini dilakukan pemakaman jenazah yang berbentuk perahu
lesung lebih dahulu. Kemudian kalau sudah tiba masanya, jenazah tersebut akan digali
lagi untuk dibakar. Upacara ini berlangsung sampai seminggu atau lebih. Pihak
penyelenggara harus menyediakan makanan dan minuman dalam jumlah yang besar ,
karena disaksikan oleh para penduduk dari desa-desa dalam daerah yang luas. Di daerah
Toraja, untuk memakamkan orang yan meninggal, juga memerlukan biaya yang besar.
Biaya tersebut digunakan untuk untuk mengadakan hewan kurban yang berupa kerbau.
Lain lagi yang dilakukan oleh masyarakat Cilacap, Jawa tengah. Mereka mempunyai
budaya “ Tumpeng Rosulan “, yaitu berupa makanan yang dipersembahkan kepada
Rosul Allah dan tumpeng lain yang dipersembahkan kepada Nyai Roro Kidul yang
menurut masyarakat setempat merupakan penguasa Lautan selatan ( Samudra Hindia ).
Hal-hal di atas merupakan sebagian contoh kebudayaan yang bertentangan dengan
ajaran Islam, sehingga umat Islam tidak dibolehkan mengikutinya. Islam melarangnya,
karena kebudayaan seperti itu merupakan kebudayaan yang tidak mengarah kepada
kemajuan adab, dan persatuan, serta tidak mempertinggi derajat kemanusiaan bangsa
Indonesia, sebaliknya justru merupakan kebudayaan yang menurunkan derajat
kemanusiaan. Karena mengandung ajaran yang menghambur-hamburkan harta untuk
hal-hal yang tidak bermanfaat dan menghinakan manusia yang sudah meninggal dunia.
Dalam hal ini al Kamal Ibnu al Himam, salah satu ulama besar madzhab hanafi
mengatakan : “ Sesungguhnya nash-nash syare’at jauh lebih kuat daripada tradisi
masyarakat, karena tradisi masyarakat bisa saja berupa kebatilan yang telah disepakati,
seperti apa yang dilakukan sebagian masyarakat kita hari ini, yang mempunyai tradisi

29
meletakkan lilin dan lampu-lampu di kuburan khusus pada malam- malam lebaran.
Sedang nash syareat, setelah terbukti ke-autentikannya, maka tidak mungkin
mengandung sebuah kebatilan. Dan karena tradisi, hanyalah mengikat masyarakat yang
menyakininya, sedang nash syare’at mengikat manusia secara keseluruhan., maka nash
jauh lebih kuat. Dan juga, karena tradisi dibolehkan melalui perantara nash,
sebagaimana yang tersebut dalam hadits : “ apa yang dinyatakan oleh kaum muslimin
baik, maka sesuatu itu baik “.
Dari situ, jelas bahwa apa yang dinyatakan oleh Dr. Abdul Hadi WM,
dosen di Fakultas Falsafah dan Peradaban Universitas Paramadina, Jakarta, bahwa Islam
tidak boleh memusuhi atau merombak kultur lokal, tapi harus memposisikannya sebagai
ayat-ayat Tuhan di dunia ini atau fikih tidak memadai untuk memahami seni, adalah
tidak benar. Wallahu a’lam.
2.4 Islam dan Ekonomi
Kata “islām” berasal dari bahasa Arab aslama - yuslimu dengan arti semantik
sebagai berikut: tunduk dan patuh (khadha‘a wa istaslama), berserah diri, menyerahkan,
memasrahkan (sallama), mengikuti (atba‘a), menunaikan, menyampaikan (addā), masuk
dalam kedamaian, keselamatan, atau kemurnian (dakhala fi al-salm au al-silm au al-
salām). Dari istilah-istilah lain yang akar katanya sama, “islām” berhubungan erat
dengan makna keselamatan, kedamaian, dan kemurnian.
Secara istilah, Islam bermakna penyerahan diri; ketundukan dan kepatuhan
terhadap perintah Allah serta pasrah dan menerima dengan puas terhadap ketentuan dan
hukum-hukum-Nya. Hal ini disebutkan dalam firman-Nya.
Istilah ekonomi islam berasal dari dua kata, ekonomi (terjemahan, economics,
economic, dan economy) dan islam (terjemahan: Islamic). Islam adalah kata bahasa
Arab yang terambil dari kata salima yang berarti selamat, damai, tunduk, pasrah, dan
berserah diri. Objek penyerahan diri ini, adalah pencipta seluruh alam semesta yakni
Allah SWT.

30
 Pengertian Ekonomi Islam
Kata ekonomi berasal dari bahasa Yunani: Oikos dan Nomos. Oikos berarti rumah
tangga (house-hold), sedang Nomos berarti aturan, kaidah, atau pengelolaan. Dengan
demikian secara sederhana ekonomi dapat diartikan sebagai kaidah-kaidah, aturan-
aturan, atau cara pengelolaan suatu rumah tangga. Dalam bahasa Arab, ekonomi sering
diterjemahkan dengan al- iqtishad, yang berarti hemat, dengan perhitungan, juga
mengandung makna rasionalitas dan nilai secara implisit. Jadi, ekonomi adalah
mengatur urusan rumah tangga, dimana anggota keluarga yang mampu, ikut terlibat
dalam menghasilkan barang-barang berharga dan membantu memberikan jasa, lalu
seluruh anggota keluarga yang ada, ikut menikmati apa yang mereka peroleh. Kemudian
populasinya semakin banyak dan dalam rumah-rumah, lalu menjadi suatu kelompok
(community) yang diperintah oleh suatu Negara.
Adapun istilah ekonomi islam berasal dari dua kata, ekonomi (terjemahan,
economics, economic, dan economy) dan islam (terjemahan: Islamic). Islam adalah kata
bahasa Arab yang terambil dari kata salima yang berarti selamat, damai, tunduk, pasrah,
dan berserah diri. Objek penyerahan diri ini, adalah pencipta seluruh alam semesta yakni
Allah SWT. Dengan demikian, islam berarti penyerahan diri kepada Allah SWT,
sebagaimana tercantum dalam Al Qur’an surat Ali Imran, yang artinya kurang lebih
sebagai berikut: “Sesungguhnya agama atau yang diridhoi disisi Allah adalah islam…”
1. Ekonomi Islam adalah pengetahuan bagaimana menggali dan
mengimplementasi sumber daya material untuk memenuhi kebutuhan dan
kesejahteraan manusia, dimana penggalian dan penggunaan itu harus sesuai
dengan syari’at Islam.
2. Ekonomi Islam merupakan bagian dari bentuk usaha duniawi yang bernilai
ibadah, juga merupakan suatu amanah, yaitu amanah dalam melaksanakan
kewajiban kepada Allah (Hablum minallah) dan kewajiban kepada sesama
manusia (Hablum minannas).

31
3. Ekonomi islam adalah tata aturan yang berkaitan dengan cara berproduksi,
distribusi, dan konsumsi, serta kegiatan lain dalam rangka mencari ma’isyah
(penghidupan individu maupun kelompok) sesuai dengan ajaran islam (Al
Qur’an dan Al Hadits).
Ekonomi Islam merupakan ilmu yang mempelajari perilaku ekonomi manusia
yang perilakunya diatur berdasarkan aturan agama Islam dan didasari dengan tauhid
sebagaimana dirangkum dalam rukun iman dan rukun Islam.
Kata Islam setelah “Ekonomi” dalam ungkapan Ekonomi Islam berfungsi sebagai
identitas tanpa mempengaruhi makna atau definisi ekonomi itu sendiri. Karena
definisinya lebih ditentukan oleh perspektif atau lebih tepat lagi worldview yang
digunakan sebagai landasan nilai. Sedang ekonomi adalah masalah menjamin
berputarnya harta diantara manusia, sehingga manusia dapat memaksimalkan fungsi
hidupnya sebagai hamba Allah untuk mencapai falah di dunia dan akherat (hereafter).
Ekonomi adalah aktifitas yang kolektif.
 Sumber Hukum Ekonomi Islam
Hukum ekonomi merupakan pernyataan mengenai kecenderungan pernyataan
hubungan sebab akibat antara dua kelompok fenomena. Semua hukum ilmiah
merupakan hukum dalam arti yang sama. Selain itu, hukum ekonomi dapat berarti
hubungan sebab akibat atau peristiwa ekonomi yang saling berhubungan satu dengan
yang lain dalam kehidupan ekonomi sehari-hari dalam masyarakat. Akan
tetapi,hukum ilmu ekonomi tidak bisa setepat dan seakurat seperti hukum ilmu pen
getahuan alam. Hal ini karena :
1) ilmu ekonomi merupakan ilmu pengetahuan sosial sehingga harus
mengendalikan banyak orang yang dikendalikan oleh banyak motif.
2) data ekonomi tidak hanya banyak jumlahnya,tetapi dapat dirubah.
 Prinsip – Prinsip Ekonomi Islam:
1. Kebebasan individu.
2. Hak terhadap harta.

32
3. Kesamaan sosial.
4. Keselamatan sosial.
5. Larangan menumpuk kekayaan.
6. Larangan terhadap institusi anti-sosial.
 Ciri-Ciri Sistem Ekonomi Islam
 Adanya pengakuan terhadap hak individu, namun dibatasi agar tidak
terjadi monopoli yang merugikan masyarakat umum.
 Adanya pengakuan akan hak umat atau umum dimana hak umat lebih
diutamakan dibanding hak lainnya.
 Adanya keyakinan bahwa manusia hanya memegang amanah dari yang
Maha Kuasa. Segala kelimpahan harta yang dimiliki manusia adalah
berasal dari Allah sang maha segalanya.
 Adanya pengakuan terhadap hak individu, namun dibatasi agar tidak
terjadi monopoli yang merugikan masyarakat umum.
 Adanya pengakuan akan hak umat atau umum dimana hak umat lebih
diutamakan dibanding hak lainnya.
 Adanya konsep halal dan haram dimana semua produk (barang dan jasa)
harus bebas dari unsur haram yang dilarang dalam Islam.
 Adanya sistem sedekah, yaitu distribusi kekayaan secara merata dari
yang kaya kepada yang kurang mampu.
 Tidak memperbolehkan adanya bunga atau tambahan dari suatu pinjaman
sehingga hutang-piutang hanya memperbolehkan konsep bagi hasil.
 Adanya larangan menimbun harta kepada umat Islam. Hal ini dianggap
menghambat aliran harta dari yang kaya kepada yang miskin dan
dianggap sebagai kejahatan besar.
 Ekonomi Islam dan Pemerataan Kesejahteraan
Menurut An Nabhani dalam bukunya An-Nizam Al-Iqtishadi Fi Al-Islami,
sistem ekonomi Islam ditegakkan di atas tiga asas utama, pertama, konsep

33
kepemilikan (al-milkiyah) ; Kedua, pemanfaatan kepemilikan (al tasharuf fil al-
milkiyah) ; Ketiga, distribusi kekayaan di antara masyarakat (tauzi’u altsarwah
bayna al-naas).
 Konsep Kepemilikan (al-Milkiyah)

Islam memiliki pandangan yang khas tentang harta. Bahwa harta pada hakikatnya
adalah milik Allah (Qs. 24: 33). Harta yang dimiliki manusia, sesungguhnya merupakan
pemberian dari Allah (Qs. 57: 7). Kata rizq artinya pemberian (a’tha). Atas dasar ini,
kepemilikan atas suatu barang yang artinya ada proses perpindahan kepemilikan- harus
selalu didasarkan pada aturan-aturan Allah SWT. Seseorang tatkala hendak memiliki
sepeda motor, maka cara untuk mendapatkan kepemilikan sepeda motor, maka cara
untuk mendapatkan kepemilikan sepeda motor tersebut harus didasarkan pada aturan-
aturan Allah SWT, misalnya, dengan membeli, atau diberi hadiah, atau dengan cara-cara
lain yang dibenarkan oleh hukum Islam.
Menurut Dr. Husain Abdullah, kepemilikan (milkiyah) dibagi menjadi tiga macam,
yakni:
A. kepemilikan individu (milkiyah fardiyah),
B. kepemilikan umum (milkiyah amah)
C. kepemilikan negara (milkiyah daulah).
a. Kepemilikan Individu (al-Milkiyah Fardiyah)

Kepemilikan individu adalah izin Syaari (Allah SWT) kepada individu untuk
memanfaatkan barang dan jasa. Adapun sebab-sebab pemilikan (asbabu al-tammaluk)
individu, secara umum ada lima macam:
1) Bekerja (al ‘amal),
2) Warisan (al-irts),
3) Kebutuhan harta untuk mempertahankan hidup,
4) Pemberian Negara (i’thau al-daulah) dari hartanya untuk kesejahteraan rakyat
berupa tanah pertanian, barang dan uang modal, dan
5) Harta yang diperoleh individu tanpa harus bekerja.

34
b. Kepemilikan Umum (al-Milkiyah Amah)

Pemilikan umum adalah izin dari Syaari’ (Allah SWT) kepada masyarakat secara
bersama untuk memanfaatkan benda. Benda-benda ini tampak pada tiga macam, yaitu:
 Fasilitas umum, yaitu barang-barang yang mutlak diperlukan manusia dalam
kehidupan sehari-haru seperti air, api (bahan bakar, listrik, gas), padang
rumput (hutan).
 Barang-barang yang tabiat kepemilikannya menghalangi adanya penguasaan
individu seperti; sungai, danau, jalan, lautan, udara, masjid dan sebagainya.
 Barang tambang dalam jumlah besar yang sangat dibutuhkan oleh
masyarakat, seperti emas, perak, minyak dan sebagainya.
c. Kepemilikan Negara (al-Milkiyah Daulah)

Kepemilikan negara adalah izin dari Syaari’ atas setiap harta yang
hakpemanfaatannya berada di tangan negara. Misalnya harta ghanimah, fa’i,
khumus,kharaj, jizyah 1/5 harta rikaz, ushr, harta orang murtad, harta orang yang tidak
memiliki ahli waris, dan tanah milik negara. Milik negara digunakan untuk berbagai
keperluan yang menjadi kewajiban negara seperti menggaji pegawai,keperluan jihad dan
sebagainya.
 Pemanfaatan Kepemilikan (al-Tasharuf al-Milkiyah)

Kejelasan konsep kepemilikan sangat berpengaruh terhadap konsep pemanfaatan


harta milik (tasharuf al-mal), yakni siapa sesungguhnya yang berhak mengelola dan
memanfaatkan harta tersebut Pemanfaatan pemilikan adalah cara -sesuai hokum syara.
seorang muslim memperlakukan harta miliknya. Pemanfaatan harta dibagimenjadi dua
topik yang sangat penting, yakni:

1) Pengembangan harta (tanmiyatual-mal), dan


2) infaq harta (infaqu al-mal).

35
1) Pengembangan Harta (Tanmiyatu al-Mal)

Pengembangan harta adalah upaya-upaya yang berhubungan dengan cara dan


sarana yang dapat menumbuhkan pertambahan harta. Islam hanya mendorong
pengembangan harta sebatas pada sektor riil saja; yakni sector pertanian, industri dan
perdagangan. Islam tidak mengatur secara teknis tentang budidaya tanaman; atau
tentang teknik rekayasa industri; namun Islam hanya mengatur pada aspek hukum
tentang pengembangan harta. Demikian pula dalam hal perindustrian, Islam juga
mengatur hokum produksi barang, manajemen dan jasa, semisal hukum perjanjian dan
pengupahan. Islam melarang beberapa aktivitas-aktivitas pengembangan harta,
misalnya, riba nashi’ah pada perbankan, dan riba fadhal pada pasar modal. Menimbun,
monopoli, judi, penipuan dalam jual beli, jual beli barang haram dan sebagainya.

2) Infaq Harta (Infaqu al-Mal)

Infaq harta adalah pemanfaatan harta dengan atau tanpa ada kompensasi atau
perolehan balik. Islam mendorong ummatnya untuk menginfaqkan hartanya untuk
kepentingan umat yang lain terutama pihak yang sangat membutuhkan. Islam tidak
hanya mendorong kaum muslim untuk memanfaatkan hartanya dengan kompensasi atau
perolehan balik yang bersifat materi saja, akan tetapi juga mendorong ummatnya untuk
memperhatikan dan menolong pihak-pihak yang memperhatikan dan menolong pihak-
pihak yang membutuhkan, serta untuk kepentingan ibadah, misalnya zakat, nafkah anak
dan istri, dorongan untuk memberi hadiah, hibah, sedekah pada fakir miskin dan orang
yang memerlukan (terlibat hutang, keperluan pengobatan dan musibah), infaq untuk
jihad fii sabilillah.
 Konsep Distribusi Kekayaan (Tauzi al-Tsarwah)

Islam telah menetapkan sistem distribusi kekayaan diantara manusia dengan cara
sebagai berikut:

36
a) Mekanisme Pasar

Mekanisme pasar adalah bagian terpenting dari konsep distribusi. Akan tetapi
mekanisme ini akan berjalan dengan alami dan otomatis, jika konsep kepemilikan dan
konsep pemanfaatan harta berjalan sesuai dengan hukum Islam. Sebab, dalam kehidupan
ekonomi modern seperti saat ini, di mana produksi tidak menjadi jaminan konsumsi,
melainkan hanya menjadi jaminan pertukaran saja, maka pengeluaran seseorang
merupakan penghasilan bagi orang lain.
b) Bentuk Transfer Dan Subsidi

Untuk menjamin keseimbangan ekonomi bagi pihak yang tidak mampu bergabung
dalam mekanisme pasar -karena alasan-alasan tertentu, seperti; cacat, idiot dan
sebagainya-maka Islam menjamin kebutuhan mereka dengan berbagai cara sebagai
berikut:
 Wajibnya muzakki membayar zakat yang diberikan kepada mustahik, khususnya
kalangan fakir miskin.
 Setiap warga negara berhak memanfaatkan pemilikan umum. Negara boleh
mengolah dan mendistribusikannya secara cuma-cuma atau dengan harga murah.
 Pembagian harta negara seperti tanah, barang dan uang sebagai modal kepada
yang memerlukan.
 Pemberian harta waris kepada ahli waris.
 Larangan menimbun emas dan perak walaupun dikeluarkan zakatnya.

Islam mendorong setiap manusia untuk bekerja dan meraih sebanyak-banyaknya


materi. Islam membolehkan tiap manusia mengusahakan harta sebanyak ia
mampu,mengembangkan dan memanfaatkannya sepanjang tidak melanggar ketentuan
agama..Islam tidak melarang umatnya untuk memiliki sebanyak-banyaknya harta.
Bahkan ada beberapa kewajiban Islam yang menuntut dan membutuhkan kemampuan
keuangan yang cukup. Seperti haji, jihad fi sabilillah, serta kewajiban-kewajiban Islam
lainnya.

37
 Makna Riba
1. Pengertian Riba
Riba secara bahasa bermakna ziyadah (tambahan). Dalam istilah linguistik,
riba berarti tumbuh dan membesar. Akan tetapi tidak semua tambahan adalah
riba. Dalam istilah fiqih, riba adalah pengambilan tambahan dari harta pokok
secara batil baik dalam transaksi maupun pinjam meminjam. Riba berarti
menetapkan bunga atau melebihkan jumlah pinjaman saat pengembalian
berdasarkan persentase tertentu dari jumlah pinjaman pokok, yang dibebankan
kepada peminjam. Ada beberapa pendapat dalam menjelaskan riba, namun
secara umum terdapat benang merah yang menegaskan bahwa riba adalah
pengambilan tambahan, baik dalam transaksi jual-beli maupun pinjam-
meminjam secara bathil atau bertentangan denganprinsip muamalat dalam
Islam.Dalam Islam, memungut riba atau mendapatkan keuntungan berupa riba
pinjaman adalah haram. Ini dipertegas dalam Al-Qur'an Surah Al-Baqarah ayat
275: “...padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba...”
2. Macam-Macam Riba
Secara garis besar riba dikelompokkan menjadi dua, yaitu riba piutang dan
riba jual beli. Kelompok pertama terbagi menjadi riba Qardh dan Jahiliyah,
sedangkan kelompok kedua ada dua macam, yaitu riba Fadl dan Nasi’ah.
a. Riba Qardh, yaitu suatu manfaat yang disyaratkan terhadap yang
berhutang (Muqtaridh).2 Maksudnya meminjamkan sesuatu dengan
syarat ada keuntungan atau tambahan bagi orang yang meminjami/
mempiutangi.
Contoh : Ahmad meminjam uang sebesar Rp. 25.000 kepada Adi.
Adi mengharuskan dan mensyaratkan agar Ahmad mengembalikan
hutangnya kepada Adi sebesar Rp. 30.000 maka tambahan Rp. 5.000
adalah riba Qardh.

38
b. Riba Jahiliyah, yaitu hutang dibayar lebih dari pokoknya karena si
peminjam tidak dapat membayar pada waktu yang ditentukan.
Contoh: Susanto meminjam uang sebesar Rp.5.000.000,00 kepada
Adi dan harus dikembalikan pada waktu 2 minggu, karena Susanto
tidak memiliki uang dalam 2 minggu tersebut akhirnya ia tidak bisa
mengembalikannya kepada Adi. Nah, akhirnya hutang Susanto naik 2
kali lipat dari sebelumnya, dimana Susanto seharusnya
mengembalikan uang kepada Adi sebesar Rp.5.000.000,00 akan
tetapi Susanto harus mengembalikan uang sebesar Rp.10.000.000,00.

c. Riba Fadl, yaitu pertukaran antara barang sejenis dengan kadar atau
takaran yang berbeda.
Contoh: tukar menukar emas dengan emas, perak dengan perak, beras
dengan beras dan sebagainya.

a. Riba Nasi’ah, yaitu penangguhan atau penerimaan jenis barang


ribawi yang dipertukarkan dengan jenis barang ribawi lainnya. Riba
ini muncul karena adanya perbedaan, perubahan atau tambahan
antara yang diserahkan saat ini dan yang diserahkan kemudian.
Contoh : Aminah meminjam cincin 10 Gram pada Ramlan. Oleh
Ramlan disyaratkan membayarnya tahun depan dengan cincin emas
sebesar 12 gram, dan apa bila terlambat 1 tahun, maka tambah 2 gram
lagi, menjadi 14 gram dan seterusnya. Ketentuan melambatkan
pembayaran satu tahun.
3. Hukum Riba
Secara garis besar, pandangan tentang hukum riba ada dua kelompok,
yaitu:
a. Kelompok pertama: mengharamkan riba yang berlipat ganda,
karena yang diharamkan al-qur’an adalah riba yang berlipat ganda

39
saja, yakni riba nasi’ah, terbukti juga dengan hadis tidak ada riba
kecuali nasi’ah. Karenannya, selain riba nasi’ah maka
diperbolehkan.
b. Kelompok kedua: mengharamkan riba, baik yang besar maupun
kecil. Riba dilarang dalam islam, baik besar maupun kecil,
berlipat ganda atau tidak. Riba yang berlipat ganda haram
hukumnya karena zatnya, sedang riba kecil tetap haram karena
untuk menutupi pintu ke riba yang lebih besar.
 Larangan Riba dalam Al Qur’an

Adapun dalil yang terkait dengan perbuatan riba, berdasarkan Al-Qur’an dan Al-Hadits.
Di antara ayat tentang riba adalah sebagai berikut:
‫ٱلربَ َٰٓوا تَأ ْ ُكلُوا َل َءا َمنُوا ٱ َّل ِذينَ َٰٓيَأَيُّهَا‬ ْ َ ‫ض َعفَة أ‬
ِّ ِ ‫ض َع ًۭفا‬ َّ ‫ت ُ ْف ِل ُحونَ لَ َع َّل ُك ْم‬
َ ‫ٱَللَ َوٱتَّقُوا ۖ ًۭۭ ُّم‬
Artinya: ”Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan
berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat
keberuntungan”. (QS. Ali Imran : 130)
‫ٱَللَ ٱت َّقُوا َءا َمنُوا ٱ َّل ِذينَ َٰٓيَأَيُّهَا‬
َّ ‫ٱلربَ َٰٓوا ِمنَ بَ ِق َى َما َوذَ ُروا‬
ِّ ِ ‫ُّمؤْ ِمنِينَ كُنت ُم إِن‬
Artinya: ”Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa
riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman”.
(QS Al-Baqarah : 278)
Dan di antara hadits yang terkait dengan riba adalah :
َ ‫ قَا َل‬: َ‫سو ُل لَ َعن‬
َّ ُ‫ع ْنه‬
‫َللاُ َر ِض َي جَابِر ع َْن‬ َّ ‫ص َّلى‬
ُ ‫َللاِ َر‬ َّ ‫ع َليْه‬
َ ُ‫َللا‬ َ ِۭ ‫سلَّ َم‬ ِّ ِ ، ُ‫ َو ُمو ِكلَه‬، ُ‫ َوكَا ِتبَه‬، ‫َوشَا ِه َد ْي ِه‬
َ ‫ َو‬: ‫الر َبا آ ِك َل‬
‫ َوقَا َل‬: ‫س َواء ُه ْم‬
َ
Dari Jabir r.a Rasulullah SAW telah melaknat (mengutuk) orang yang makan riba,
wakilnya, penulisnya dan dua saksinya. HR. Muslim.
2.5 Islam dan Politik
Kata “islām” berasal dari bahasa Arab aslama - yuslimu dengan arti semantik
sebagai berikut: tunduk dan patuh (khadha‘a wa istaslama), berserah diri, menyerahkan,
memasrahkan (sallama), mengikuti (atba‘a), menunaikan, menyampaikan (addā), masuk

40
dalam kedamaian, keselamatan, atau kemurnian (dakhala fi al-salm au al-silm au al-
salām). Dari istilah-istilah lain yang akar katanya sama, “islām” berhubungan erat
dengan makna keselamatan, kedamaian, dan kemurnian.
Secara istilah, Islam bermakna penyerahan diri; ketundukan dan kepatuhan
terhadap perintah Allah serta pasrah dan menerima dengan puas terhadap ketentuan dan
hukum-hukum-Nya. Hal ini disebutkan dalam firman-Nya.
Prinsip- prinsip politik yang tertuang dalam Al- Qur’an dan Al- Hadits
merupakan dasar politik islam yang harus diaplikasikan kedalam system yang ada.
Diantaranya prinsip-prinsip politik islam tersebut :
1. Keharusan mewujudkan persatuan dan kesatuan umat ( Al- Mu’min : 52 )
2. Ketetapan menunaikan amanat dan melaksanakan hukum secara Adil
( An- Nisa’ : 58 )
3. Kewajiban menaati Allah dan Rosulullah serta Ulil Amr ( Al- Nisa’ : 59 )
4. Kewajiban mendamaikan konflik dalam masyarakat Islam ( Al- Hujarat :9 )
5. Kewajiban menahankan kedaulatan Negara dan Larangan Agresi
( Al- Baqarah : 190 )
6. Kewajiban mementingkan perdamaian dari pada permusuhan ( Al- Anfal : 61 )
7. Keharusan meningkatkan kewasdaan dalam pertahanan dan keamanan
( Al- Anfal : 60 )
8. Keharusan menepati janji ( Al- Nahl : 91 )
 Politik Luar Negeri Islam
Tidak bisa disangkal, meski secara teoritis politik luar negeri Indonesia
dilakukan dengan prinsip bebas dan aktif serta turut serta menciptakan perdamaian
dunia, tapi selama beberapa dekade terakhir politik luar negeri Indonesia senantiasa
tunduk kepada kepentingan Amerika Serikat. Semua itu dilakukan dengan
mengorbankan kepentingan rakyat, khususnya umat Islam. Padahal, yang dipakai oleh
pemerintah untuk melayani kepentingan AS adalah sumberdaya milik rakyat.

41
Daulah Khilafah akan mengakhiri politik luar negeri yang penuh nuansa
kelemahan dan ketertundukan ini, diganti dengan pola baru dengan dasar Islam.
Berdasarkan syariah Islam, Khilafah akan membangun hubungan dengan negara-negara
lain baik di bidang ekonomi, politik, budaya atau pendidikan. Dalam seluruh urusan luar
negeri, Khilafah akan memastikan bahwa dakwah Islam bisa disampaikan kepada
seluruh umat manusia dengan cara yang terbaik.
Tujuan dari politik luar negeri islam diantaranya adalah :
1. Penyebaran da’wah kepada manusia dipenjuru dunia
2. mengamankan batas teritorial umat isalam dari fitnah agama
3. Sistem jihad fisabilillah untuk menegakan kalimat Allah SWT
 Pandangan Islam Mengenai Politik Menghalalkan Segala Cara
Politik berasal dari bahasa latin politicos atau politicus yang berarti relating to
citizen ( hubungan warga negara ). Sedangkan dalam bahasa arab diterjemahkan dalam
kata syiyasah, kata ini diambil dari kata saasa- yasuusu yang diartikan mengemudi,
mengendalikan dan mengatur ( M Quraish Shihab, 2000) dalam politik terdapat negara
yang berperan sebagai institusi yang mengatur secara praktis, sedangkan rakyat
mengoreksi pemerintahan dalam melakukan tugasnya. Maka dapat disimpulkan politik
politik merupakan pemikiran yang mengurus kepentingan. Pemikiran tersebut berupa
pedoman, keyakinan hukum atau aktivitas dan informasi.
Korelasi pengertian politik Islam dengan pengertian politik menghalalkan segala
cara merupakan dua hal yang sangat bertentangan. Islam mengajarkan dalam berpolitik
untuk mengautamakan bermusyawarah demi terwujudnya kedaulatan untuk bersama,
bukan kemenangan untuk individu atau lebih mudah lebih mementingkan diri sendiri,
selaras dengan dasar Negara kita yaitu Pancasila sila ke- empat dan ke-lima. Yang
disebutkan kerakyatan yang dipimnpin oleh Hikmat dalam permusyawaratan perwkilan
dan keadilan sosial bagi seluruh Rakyat indonesia. Sudah jelas bahwa dengan landasan
yang ada diatas Islam Menolak adanya Politik yang Menghalalkan segala cara demi
kepentingan individu bukan demi kepentingan bersama atau masyarakat.

42
 Pandangan Islam Mengenai Pemerintahan Otoriter
Dari prinsip- prinsip islam dapat disimpulkan bahwa tujuan dari Pemerintahan
adalah memberi kesejahteraan kepada rakyatnya sehingga seluruh rakyatnya dapat
menerima hak- haknya sebagai warga negara seperti konsep Pemerintahan demokrasi
yang ber orientasi dari pemerintahan yang berasal dari rakyat oleh rakyat dan untuk
rakyat. Maka logika yang dapat diperoleh dalam islam meruopakan kegiatan demi
kesejahteraan masyarqakat. Apabila pemerintahan telah beralaih fuangsi menjadikan
kekuasaan sebagai penyalahgunaan maka pemerintyahan tersebut dikatakan tidak sehat.
 Pandangan Islam Tentang Perang Negara Islam dengan Negara Barat
Politik Islam tidak dapat lepas dari Politik Luar Negeri. Hal ini karenakan seperti
yang dikatakan oleh Ali Abdul Halim Mahmud (1998) terdiri atas dasar- dasar kuat
yang mempunyai tujuan yang sudah jelas. Anatara lain :
1. Menyebarkan da’wah keseluruh dunia
2. Mengamankana batas- batas teritoorial negara dan umat Islam dari fitnah dan
gangguan- gangguan musuh.
3. Mengaplikasikan system jihad fisabilillah untuk menegakan kalimat Allah SWT.
Prinsip yang digunakan politik islam diluarnegeri :
1. Pokok dalam hubungan adalah perdamaian
2. Tiadk memutuskan hubungan damai antar negara kecuali karena alesan yang
mendesak atau darurat
3. Membuat kaidah- kaidah hubungan luar negeri perang dengan tujuan mengurangi
penderitaan
4. Membuat kaidah- kaidah hubungan luar negeri tetap dalam keadaan damai dan
menjamin kedamaian itu.
5. Membuat syarat – syarat bila negara mau diakui negara lain
6. Mengumumkan ketentuan-ketentuan perang bila sampai itu terjadi agar tetap pada
tujuan yang benar.

43
Politik islam di luar negeri berlangsung dalam keadaan damai dan perang. Dalam
hubungan politik damai antara negara harus mampu menjaga keamanan, kepercayaan
dan perdamaian. Sedangkan dalam politik islam di luar negeri dalam kedaan perang
adalah hanya boleh terjadi apabila dalam hubungan politik tersebut ada upaya
memerangi Islam, menghalangi da’wah dan merekan yang meyerukan untuk tidak
mendengarkan da’wah. Berikut merupakan politik islam di luar negeri yang
berlangsung damai : menjaga kedmaian, menegakkan keadilan, memenuhi janji,
menjaga hak- hak dan kebebasan non muslim, serta melakukan tolong men\olong
kemanusiaan dan saling toleransi.
Sementara Islam membenci peperangan. Perang hanya akan menimbulkan
kesedihan, keruskan, penghancuran dan pembunuhan. Prinsip- prinsip islam diluar
negeri dalam keadaan perang :
1. Menentukan tujuan peran.
2. Melakukan persiapan.
3. Tidak meminta bantuan musuh untuk mengakahkan musuh.
4. Menepati perjanjian dan persetujuan.
5. Menjalankan hukum dan adab islam dalam perang.
2.6 Islam dan Keluarga
Kata “islām” berasal dari bahasa Arab aslama - yuslimu dengan arti semantik
sebagai berikut: tunduk dan patuh (khadha‘a wa istaslama), berserah diri, menyerahkan,
memasrahkan (sallama), mengikuti (atba‘a), menunaikan, menyampaikan (addā), masuk
dalam kedamaian, keselamatan, atau kemurnian (dakhala fi al-salm au al-silm au al-
salām). Dari istilah-istilah lain yang akar katanya sama, “islām” berhubungan erat
dengan makna keselamatan, kedamaian, dan kemurnian.
Secara istilah, Islam bermakna penyerahan diri; ketundukan dan kepatuhan
terhadap perintah Allah serta pasrah dan menerima dengan puas terhadap ketentuan dan
hukum-hukum-Nya. Hal ini disebutkan dalam firman-Nya.

44
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga
dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap
dalam keadaan saling ketergantungan.
 Peran Keluarga dalam Islam
A. Menanamkan Ajaran Islam
B. Memberikan Rasa Tenang
C. Menjaga dari Siksa Api Neraka
D. Menjaga Kemuliaan dan Wibawa manusia
E. Melanjutkan Keturunan dan Memperoleh Keberkahan
 Sakinah Mawaddah Warahmah
 Sakinah : Sakinah berasal dari bahasa arab yang artinya adalah ketenangan,
ketentraman, aman atau damai.
 Mawaddah : Mawaddah berasal pula dari bahasa Arab yang artinya adalah
perasaan kasih sayang, cinta yang membara, dan menggebu.
 Warahmah : Kata Rahmah berasal dari bahasa arab yang artinya adalah
ampunan, rahmat, rezeki, dan karunia.
 Karakteristik keluarga sakinah mawaddah warahmah
A. Terdapat cinta, kasih sayang, dan rasa saling memiliki yang terjaga satu sama
lain
B. Terdapat ketenangan dan ketentraman yang terjaga, bukan konflik atau
mengarah pada perceraian
C. Keikhlasan dan ketulusan peran yang diberikan masing-masing anggota
keluarga
D. Kecintaan yang mengarahkan kepada cinta Illahiah dan Nilai Agama, bukan
hanya kecintaan terhadap makhluk atau hawa nafsu semata
E. Jauh dari ketidakpercayaan, kecurigaan, dan perasaan was-was antar
pasangan

45
F. Mampu menjaga satu sama lain dalam aspek keimanan dan ibadah, bukan
saling menjerumuskan atau saling menghancurkan satu sama lain
G. Mampu menjaga pergaulan dalam islam, tidak melakukan penyelewengan
apalagi pengkhianatan sesama pasangan
H. Terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi dalam keluarga
mulai dari rezeki, kebutuhan dorongan sexual, dan rasa memiliki satu sama
lain.
 Tujuan keuarga sakinah mawaddah warahmah ‘
a. Menunjang Misi Kekhalifahan Manusia di Muka Bumi
b. Menjadi Ladang Ibadah dan Beramal Shalih
c. Tempat menuai cinta kasih sayang , dan memenuhi kebutuhan
2.7 Islam dan Pendidikan
Kata “islām” berasal dari bahasa Arab aslama - yuslimu dengan arti semantik
sebagai berikut: tunduk dan patuh (khadha‘a wa istaslama), berserah diri, menyerahkan,
memasrahkan (sallama), mengikuti (atba‘a), menunaikan, menyampaikan (addā), masuk
dalam kedamaian, keselamatan, atau kemurnian (dakhala fi al-salm au al-silm au al-
salām). Dari istilah-istilah lain yang akar katanya sama, “islām” berhubungan erat
dengan makna keselamatan, kedamaian, dan kemurnian.
Secara istilah, Islam bermakna penyerahan diri; ketundukan dan kepatuhan
terhadap perintah Allah serta pasrah dan menerima dengan puas terhadap ketentuan dan
hukum-hukum-Nya. Hal ini disebutkan dalam firman-Nya.
 Model pendidikan islam di Indonesia

Berikut merupakan salah satu wujud model pendidikan islam beserta orientasinya
yang ada di Indonesia
1. Model Pendidikan Islamic Boarding System

Model Pendidikan Islamic Boarding System melakukan solusi strategis dengan


menggagas suatu pola pendidikan alternatif yang bersendikan pada dua cara yang lebih
bersifat fungsional.

46
2. Pesantren

Secara terminologi dapat dikemukakan di sini beberapa pandangan yang mengarah


kepada definisi pesantren. Abdurrahman Wahid, mendefinisikan pesantren secara teknis,
pesantren adalah tempat di mana santri tinggal. Secara definitif Imam Zarkasyi,
mengartikan pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam dengan sistem asrama atau
pondok, di mana kiyai sebagai figur sentralnya, masjid sebagai pusat kegiatan yang
menjiwainya, dan pengajaran agama Islam dibawah bimbingan kyai yang diikuti santri
sebagai kegiatan utamanya.
Ada beberapa model pengajaran yang diberlakukan di pesantren-pesantren,
diantaranya: Sorogan, weton/bandongan, halaqah, hafalan, Hiwar, Bahtsul Masa’il,
fathul kutub, dan muqoronah. Model pembelajaran tersebut tentunya belum mewakili
keseluruhan dari metode-metode pembelajaran yang ada di pondok pesantren, tetapi
setidaknya paling banyak diterapkan di lembaga pendidikan tersebut.
3. TPA/TPQ

Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA/TPQ) adalah unit pendidikan non-formal jenis


keagamaan berbasis komunitas muslim yang menjadikan al-Qur’an sebagai materi
utamanya, dan diselenggararakan dalam suasana yang Indah, Bersih, Rapi, Nyaman, dan
Menyenangkan sebagai cerminan nilai simbolis dan filosofis dari kata TAMAN yang
dipergunakan. TPA/TPQ bertujuan menyiapkan terbentuknya generasi Qur’ani, yaitu
generasi yang memiliki komitmen terhadap al-Qur’an sebagai sumber perilaku, pijakan
hidup dan rujukan segala urusannya. Hal ini ditandai dengan kecintaan yang mendalam
terhadap al-Qur’an, mampu dan rajin membacanya, terus menerus mempelajari isi
kandungannya, dan memiliki kemauan yang kuat untuk mengamalkannya secara kaffah
dalam kehidupan sehari-hari.
4. Madrasah

Kata madrasah berasal dari “darasa” yang berarti belajar. Makna lain dari
“darasa” adalah terhapus, hilang bekasnya, menjadikan usang, melatih dan

47
mempelajari. Berdasarkan arti madrasah tersebut, maka diketahui bahwa istilah
madrasah merupakan tempat untuk mencerdaskan para peserta didik, menghilangkan
ketidaktahuan, atau memberantas kebodohan mereka serta melatih keterampilan mereka
sesuai bakat, minat dan kemampuannya. Madrasah juga tidak hanya diartikan sebagai
sekolah dalam arti sempit, tetapi juga bisa dimaknai dengan rumah,
istana, kuttab, masjid, perpustakaan, surau dan tempat-tempat lainnya. Bahkan seorang
ibu dapat dikategorikan sebagai al-madrasah al”ula (madrasah pemula).
Dalam prakteknya memang ada madrasah yang di samping mengajarkan ilmu-ilmu
keagamaan (al-'ulum al-diniyyah), juga mengajarkan ilmu-ilmu yang diajarkan di
sekolah-sekolah umum. Selain itu ada madrasah yang hanya mengkhususkan diri pada
pelajaran ilmu-ilmu agama, yang biasa disebut madrasah diniyyah. Kenyataan bahwa
kata "madrasah" berasal dari bahasa Arab, dan tidak diterjemahkan ke dalam bahasa
Indonesia, menyebabkan masyarakat lebih memahami "madrasah" sebagai lembaga
pendidikan Islam, yakni "tempat untuk belajar agama" atau "tempat untuk memberikan
pelajaran agama dan keagamaan".

 Islam dan pendidikan wanita

1. Wanita dituntut untuk belajar

Nabi SAW. mengirim istri-istri supaya belajar menulis kepada Syifa al-
Adawiyah, seorang yang sangat pandai membaca dan menulis di zaman Jahiliyah.
Sabda beliau: Mengapa engkau tidak mengajar Hafsah, Ruqayah, Namlah
membaca seperti engkau mengajar mereka menulis? (Dikutip dari al-Abrasyi,
1975: 127).

48
2. Wanita menjadi guru

Seorang wanita yang berilmu dijadikan sebagai guru. Hal ini tergambar dari
perintah Nabi SAW. untuk belajar kepada Aisyah ummul mu‟minin yang
menguasai al-Quran, fiqih, kedokteran dan syair. Sabda Nabi:

Ambilah separuh agamamu dari wanita berwajah kemerah-merahan ini (Aisyah).


(Dikutip dari alAbrasyi, 1975: 123).

3. Wanita-wanita berpendidikan dalam sejarah Islam

Pada masa jahiliyah wanita punya hak belajar, ada yang menjadi penulis,
atau penyair. Pada permulaan Islam, hak wanita makin berkembang sehingga
banyak wanita terpelajar yang menguasai berbagai macam disiplin ilmu.

49
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan makalah-makalah yang didapatkan, terdapat 7 materi antara
hubungan islam dengan kehidupan, yaitu :
1. Hubungan Islam dan Alam
2. Hubungan Islam dan Ilmu Pengetahuan
3. Hubungan Islam dan Kebudayaan
4. Hubungan Islam dan Ekonomi
5. Hubungan Islam dan Politik
6. Hubungan Islam dan Keluarga
7. Hubungan Islam dan Pendidikan

50

Anda mungkin juga menyukai